HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kajian
Nama
N I P
Tugas/kegiatan
Tanggal pengesahan :
November 2012
BIODATA
Nama /NIP
Tempat/Tgl. Lahir
Pendidikan
Pangkat/Golongan
Pekerjaan
Unit Kerja
Keluarga
Alamat Rumah
Kantor
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan
Taufik-Nya, sehingga laporan kegiatan pelaksanaan Kajian Uji efektifitas bakteri
antagonis
campestris pv. orizae) pada tanaman padi MT. 2012 yang merupakan hasil dari kegiatan
yang dilaksanakan di Wilayah Instalasi Pengamatan Peramalan dan Pengendalian OPT
(IP3OPT) Wilayah V Tiroang - Pinrang dapat diselesaikan dengan baik.
Pada Laporan ini berisi tentang Hasil pengamatan efektifitas beberapa perlakuan
cara aplikasi bakteri antagonis Corynebacterium. Dari hasil yang diperoleh dengan
konsentrasi
koloni
bakteri
antagonis
Corynebacterium
106
Cpu/cc
mampu
vv
Abstrak
Serangan Penyakit Kresek tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri
(Xanthomonas campestris pv. orizae) merupakan salah satu opt utama tanaman padi di
Provinsi Sulawesi Selatan yang menyerang tanaman padi dari pesemaian sampai
berbuah. Akibat serangan OPT ini dapat menurunkan produksi 10 -20 persen,
pengendalian opt ini masih mengandalkan Bakterisida karena dianggap lebih praktis dan
cepat. Cara pengendalian tersebut banyak membarikan dampak negative terhadap
lingkungan agroekosistem dan kesehatan petaninya. Untuk itu dilakukan Uji Efektivitas
bakteri antagonis Corynebacterium terhadap serangan penyakit Kresek (Xanthomonas
campestris pv. orizae) pada tanaman padi. Tujuan untuk mengetahui efektifitas cara
aplikasi bakteri antagonis Corinebacterium dalam mengendalikan penyakit Kresek yang
disebabkan oleh Xanthomonas campestris pv. Orizae . Kajian ini dilaksanakan di
Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap Musim tanam 2012 dengan menggunakan
Rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Hasil kajian
menunjukkan bahwa perlakuan perendaman benih dengan konsentrasi 5 cc/Ltr air
bakteri antagonis Corynebacterium 15 menit (kepadatan koloni bakteri 106 Cpu/cc)
sebelum tanam dan penyemprotan pada umur 14 Hst, 28 Hst dan 42 Hst memberikan
hasil lebih baik dibanding perlakuan lain.
DAFTAR ISI
Teks
halaman
Abstrak .............................................................................................................
vv
ii
iii
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
.....................................
2. Tujuan, .................................................................
3. Keluaran ......
a. Di laboratorium ..............................................
b. Di Lapangan ...........................................
DAFTAR TABEL
Nomor
teks
halaman
10
Nomor
DAFTAR GAMBAR
Teks
11
Halaman
15
16
16
Nomor
DAFTAR LAMPIRAN
Teks
Halaman
16
17
Lampiran 3a. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang
Ditemukan pada rumpun contoh umur 21 Hst disetiap
Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 18.
Lampiran 3b. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang
Ditemukan pada rumpun contoh umur 28 Hst disetiap
Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 19.
Lampiran 3c. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang
Ditemukan pada rumpun contoh umur 35 Hst disetiap
Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 20.
Lampiran 3d. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang
Ditemukan pada rumpun contoh umur 42 Hst disetiap
Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 21.
Lampiran 3e. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang
Ditemukan pada rumpun contoh umur 49 Hst disetiap
Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 22.
Lampiran 3f. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang
Ditemukan pada rumpun contoh umur 56 Hst disetiap
Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 23.
Lampiran 3g. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang
Ditemukan pada rumpun contoh umur 63 Hst disetiap
Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 24.
Lampiran 3h. Data rerata populasi dan serangan OPT Utama padi yang
Ditemukan pada rumpun contoh umur 70 Hst disetiap
Perlakuan aplikasi Corynebacterium MT.2012................................... 25.
Lampiran 4.
26
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Padi ( Oryza sativa L.) merupakan komoditi utama sebagai bahan makanan
pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Sampai saat ini beras masih merupakan
bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh sekitar 90 persen penduduk Indonesia.
Produksi padi di Sulawesi Selatan sangat bervariasi antara 3 sampai 7 ton per hektar
gabah kering panen dalam keadaan musim normal. Produksi tersebut masih dapat
ditingkatkan jika didukung oleh sarana produksi yang memadai dalam pengendalian
hama dan penyakit yang intensif (Suparyono dan Agus, 2004). Adanya
perkembangan terus menerus dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu
pesat, memungkinkan peningkatan produksi baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Adanya perkembangan terus menerus dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi
yang begitu pesat, memungkinkan peningkatan produksi baik dalam kuantitas
maupun kualitas. Walaupun demikian peningkatan hasil atau produksi ini masih
dibayangi laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
Berbagai upaya misalnya, intensifikasi yang berjalan dengan langkah pasti
membawa
Indonesia
untuk
mencapai
swasembada
beras
(Anonim,2001).
2
Faktor-faktor penyebab penurunan hasil peroduksi beras tersebut antara
lain sangat dipengaruhi oleh faktor abiotik dan faktor biotik. Factor biotik yang
banyak mempengaruhi adanya gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
(Mahmud M. dan Farida,1995).
Penyakit Kresek pada tanaman padi sangat penting bagi para petani karena
dalam setiap musim tanam dijumpai menyerang tanaman padi, kresek disebabkan
oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Orizae menyerang tanaman padi pada
fase semai dan fase Generatif yang dapat menurunkan hasil produksi petani 10-20%.
Untuk mengendalikan penyakit kresek petani memilih menggunakan pestisida
(Bakterisida) karena dianggap lebih praktis dan cepat, penggunaan pestisida secara
terus menerus tentu saja akan menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan
berupa residu bahkan dapat menyebabkan Patogen penyakit menjadi resisten hal
ini justru memperburuk keadaan ekosistem.
dengan nilai-nilai PHT dengan mengedepankan Agroekosistem, untuk itu kita harus
menggunakan metode lain yang ramah lingkungan dalam mengendalikan penyakit
kresek, salah satunya adalah dengan menggunakan agensi hayati bakteri antagonis
Corynebacterium, Corynebacterium ini efektif untuk pengendalian penyakit kresek
dan blas. Agens hayati ini eksplorasi dan diisolasi dari daun padi yang sehat diantara
daun daun padi yang terinfeksi penyakit kresek
2. Tujuan
Untuk mengetahui cara aplikasi dan Waktu Pembemberian bakteri antagonis
Corynebacterium yang tepat dan efektif untuk menekan serangan Kresek yang
disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Orizae. pada tanaman
padi.
3. Keluaran
Hasil dari kajian ini dapat dijadikan informasi dan rekomendasi dalam
pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi.
3. Metode Pelaksanaaan
a. Di laboratorium
Eksplorasi Agens ini dengan cara diisolasi dari daun padi yang sehat
diantara daun padi yang terinfeksi penyakit kresek kemudian di
kembangkan di media PDA (Dilakukan di Jatisari dan Lab.Agens hayati
Maros).
b. Di Lapangan
Kajian ini dilaksanakan dalam bentuk pengujian yang disusun
berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan
dan 6 ulangan yaitu :
A = Perendaman bibit dengan bakteri antagonis Konsentrasi 5 cc/Ltr air
15 menit sebelum dan penyemprotan 14, 28 dan 42 Hst.
B = Tanpa perendaman bibit, penyemprotan 14, 28, dan 42 Hst.
C = Penyemprotan bila ada gejala serangan Kresek.
D = Kontrol
Kajian ini 4 perlakuan diulang 6 kali sehingga terdapat 24 petak,
dengan luas petakan masing-masing 5 m x 5 m. Menggunakan uji statistik
Rancangan Acak Kelompok (RAK) sesuai dengan perlakuan. Pengolahan
dengan menggunakan handtraktor, kemudian tanah diratakan. Setiap
petakan yang telah diratakan dibiarkan dalam keadaaan macak-macak.
Penanaman dilakukan setelah bibit padi Ciliwung siap dipindahkan yakni
pada umur 20 hari setelah hambur dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm.
Larutan Bakteri antagonis Corynebacterium yang digunakan adalah
kepadatan
koloni
bakteri
106
Cpu/cc. Aplikasi
Bakteri
antagonis
5
padi yang sudah cabut dan ditiriskan (Perlakuan A).
Perlakuan
6
Parameter yang diukur
Jumlah Anakan, dihitung jumlah anakan yang tumbuh pada saat
pembentukan anakan maksimum(50 Hst) dengan metoda sampel 10
rumpun .plot-1 secara sistematis.
Penentuan Intensitas Serangan dengan melakukan pengamatan pada 10
rumpun contoh tetap yang dipilih secara sistimatis. Pengamatan dimulai
pada umur 14 Hst sampai 70 Hst dengan interval 7 hari.
Penilaian intensitas serangan dilakukan atas dasar adanya gejala
serangan yang ditimbulkan pada permukaan daun dari setiap rumpun
contoh dan dihitung dengan rumus:
i
Intensitas Serangan
IP
(n v )
i 0
NV
x100%
Keterangan:
IP
ni
vi
N
Z
= Intensitas serangan(%)
= Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh dengan skala kerusakan
= Nilai skala kerusakan dari tiap kategori serangan
= Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati
= Nilai skala kerusakan tertinggi
Sangat Tahan
Tahan
Agak Tahan
Agak Rentan
Rentan
Sangat Rentan
7
Tabel 2. Dena Letak keadaan petak perlakuan percobaan dilapang
____ 5 m ___
A1
C2
D3
B4
A5
C6
D1
A2
C3
C4
D5
B6
B1
D2
B3
A4
C5
A6
C1
B2
A3
D4
B5
C6
42 Hst
49 Hst
56 Hst
63 Hst
70 Hst
5.27 a
3.40 a
2.0 a
7.57 a
7.37 a
8.33 c
10.33 c
5.17 b
7.77 a
8.27 a
6.33 b
8.33 b
9.17 c
7.87 a
9.53 b
11.33 d
11.33 c
10.83 d
11.03 b
10.57 c
BNJ 0.05
0.906
1.119
0.459
0.668
0.925
KV.
9.491
10.966
5.512
6.366
8.468
Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti berbeda
tidak nyata pada taraf 0.05.
9
Interaksi antara pathogen, tanaman dan factor lingkungan sangat mempengaruhi
tingkat serangan penyakit Kresek.
tanaman, mengurangi ketegaran tanaman dan pembentukan butir Gabah yang tidak
sempurna dan serangan berlanjut terjadinya kematian jaringan pada bagian tanaman.
Hasil uji BNT 0.05 pada table 2 dan 3 menujukkan bahwa intensitas serangan
keresek terendah diperlihatkan pada perlakuan benih dengan perendaman dan
penyemprotan bakteri antagonis yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya kecuali
pada umur 63 hst. Sedang pada umur 7 sampai 35 Hst tidak berpengaruh nyata karena
belum kelihatan gejala serangan. Hal ini diduga bahwa perkembangan Xanthomonas
campestris pv. Orizae dipengaruhi oleh umur tanaman dan jenis varietas.
Hal ini disebabkan pada umur tersebut tanaman masih dalam tahap
perkembangan serta perkembangan selluler dan morpologi kresek masih sangat
adaptif pada tanaman padi yang diinfeksinya, disamping itu bakteri Kresek ini
mempunyai juga keragaman genetik tinggi.
Hasil
pengamatan
intensitas
serangan
Kresek
secara
keseluruhan
10
Hal ini pula kondisi iklim pada saat penelitian yang kurang mendukung
perkembangan Kresek dilapangan juga kurang berkembang (lampiran 1). Dengan
cuaca yang terkadang tidak menentu, menyebabkan perkembangan serangan
penyakit juga sulit diperhitungkan.
Pengendalian dengan memanfaatkan bakteri antagonis Corynebacterium sp.
terhadap patogen sehingga menghasilkan suatu keseimbangan umum yang lebih
rendah dari pada keadaan yang ditunjukkan apabila faktor tersebut tidak ada atau
tidak bekerja.
Trini SK (2006) menyatakan penggunaan agens hayati Corynebacterium
dengan dosis kepadatan koloni bakteri 106 Cpu/cc + zat aditif dapat menekan massa
bakteri Xanthomonas campestris pv. Orizae dan selanjutnya gejala Kresek pada
tanaman padi.
penyakit kresek, secara umum dapat menghambat timbulnya gejala awal, serta
menekan penyebaran maupun intensitas serangan dengan dosis 5 cc / liter, Larutan
Semprot 500 liter/ha.
Ints.Serangan (%)
10
8
6
4
2
0
14
21
28
A
35
42
B
49
C
56
63
D
70
11
Produk
(Kg/6.25m2)
Produk (Kg/Ha)
6.35 bc
10.160
0.477
6.02 b
9.630
5.86 b
9.376
4.95 a
7.920
BNJ. 0.05
0.477
Dilapang sering muncul serangan secara seporadis pada kondisi agroekosistem yang
mendukung terkesang pengendalian sering terlambat karena ;
- Belum tersediannya produk bakteri antagonis yang mudah ditemukan di lapang atau
di pasaran. Hal ini merujuk untuk bakterisida yang ditujukan pada penyakit padi pun
sampai saat ini belum banyak tersedia yang secara resmi terdaftar.
- Terbatasnya pengetahuan akan potensi bakteri antagonis, khususnya ditingkat
petugas lapang. Penanganan bakteri antagonis memerlukan pengetahuan
mikrobiologi yang cukup memadai. Hal ini susah mengidentifikasi antara bakteri
yang satu dengan yang lain, secara morfologis serupa akan tetapi secara fisiologis
berbeda.
- Sosialisasi pemanfaatan bakteri antagonis ditingkat petani harus dilakukan secara
bertahap, demo dan demplot harus selalu dilakukan untuk dapat meyakinkannya.
12
3. Informasi cara Pengendalian
Penggunaan varietas tahan dan waktu tanam yang baik adalah cara yang paling
efektif, Sanitasi seperti membersihan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang
terinfeksi/sakit. Jika menggunakan kompos jerami, pastikan jerami dari tanaman sakit
sudah terdekomposisi sempurna sebelum tanam pindah. Gunakan benih atau bibit
yang bebas dari penyakit hawar daun bakteri, Gunakan pupuk Nitrogen sesuai takaran
anjuran dan Jarak tanam jangan sesuai.
Cara-cara pengendalian penyakit yang termasuk dalam kelompok eradikasi
(Mengurangi, membersihkan dan pemusnahan sumber inokulum)
Pengendalian Hayati
Aplikasi organisme antagonis, tanaman
perangkap, dan bahan organik
Rotasi Tanaman
Efektif untuk patogen tanah yang tidak
bertahan lama dalam tanah
Pencabutan dan Pemusnahan
Roguing, pencabutan tanaman sakit,
Tanaman Sakit
pemusnahan inang antara/perantara dan
sanitanasi
Perlakuan Panas/Kimia pada
Membunuh patogen dalam organ dengan
Tanaman Sakit
perlakuan panas atau kimia
Perlakuan Tanah
Tanah diperlakukan dengan bahan kimia,
panas, digenangi atau diberakan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1994. Pengenalan dan Pengendalian OPT padi. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Jakarta 1994.
Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
(terjemahan Munsir Busman) Hal 713.
Anonim, 2001. Padi Buku 3. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Edi Soenarjo, Djoko Damardjati dan Mahyuddin Syam, 2001. Padi. Pusat Penelitian dan
Pengemabangan Tanaman Pangan. Bogor.
Mahmud, M dan Farida, 1995. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Antagonis Terhadap Bakteri Hawar
Daun Padsi ( Xanthomonas campestris p.v.oryzae) Dalam Peningkatan Peranan
Pitopatologi Dalam Pengamanan Produiksi dan Pelestarian Lingkungan. Risalah
Kongres Nasional XII dan Seminar lmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (1995).
M.Sudjak Saenong dan Yasin 2000. Dampak Aplikasi Pestisida dalam Perspectif Lingkungan
Kesehatan.
Suparyono dan Agus, 2004. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sila M., 1993. Microbiologi Ostrinia furnacalis Drywood Termites, Cryptotermes cyanocephalus
Light (Kalotermitidae ; Isoptera) The Philippines Los Banos (Thesis).
Steinhaus, E.A, 1967. Insect Microbiologycal. Haffier Publishing Company. New York and
London. Pp: 396 491.
Tanada Y, 1987. Microbial Pesticide Pest Control. Academic Press. New York, San Fransisco,
London.
Triny S. K. 2006. Pengelolaan penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas campestris pv.
Orizae) dalam pengamanan produksi, Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi
Makala yang disampaikan pada acara Temu Teknologi Pengendalian OPT Spesifik Lokasi
Dalam Pemasyarakatan PHT Berbasis Lingkungan,di Cipayung 25 27 April 2006
Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gaja Mada University Press 273 hal
28
2.
3.
Persiapan
-Perencanan
-Belanja Bahan ATK
-Belanja
Bahan
Lapangan
Pelaksanaan
-Koordinasi
-Penentuan Lokasi
-Ploting/sampel
-Pengamatan lapang
-Pengamatan Lab
-Pengolahan data
-Analisis data
Pelaporan
&
Dokumentasi
-Dokumentasi
-Penyusunan laporan
X
X XX
X XX
X
XX
X
X
X X
X X
X X
X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
2. Sekretaris
: Nuralam, SP
3. PUMK
: H. Jamaluddin
4. Anggota
X X
X X
X X
X X
X X
X
X X
18
Lampiran 3a. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur
21 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium
MT.2012
Perlakuan
Jml
Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn
Aplikasi
Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung
1
5
0
0
0
0
0.2
0.5
0.1
2
6.8
0
0
0
0
0.3
0.4
0.2
3
7.2
0
0
0
0
0
0.5
0
A
4
6.7
0
0
0
0
0.2
0.4
0.2
5
6.4
0
0
0
0
0.3
0.3
0.1
6
7.5
0
0
0
0
0.3
0.3
0
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
6.6
5.9
6.7
6.4
7.5
7.5
7.8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.22
0.2
0.2
0.3
0.3
0.2
0.2
0.4
0.4
0.4
0.3
0.3
0.6
0.6
0.1
0.1
0.2
0.1
0
0
0
1
2
3
4
5
6
6.97
7.3
7.3
7.2
8.6
7.8
8.5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.23
0.2
0
0.2
0.2
0.1
0.2
0.43
0.4
0.3
0.4
0.6
0.3
0.9
0.07
0.2
0.2
0.1
0.1
0
0
1
2
3
4
5
6
7.27
6.8
7.6
6.8
7.6
7.6
7.4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.13
0.1
0.1
0.1
0.2
0.1
0.2
0.37
0.8
0.7
0.8
0.6
0.5
0.4
0.17
0
0
0
0
0
0
7.07
0.1
0.77
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
19
Lampiran 3b. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur
28 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium
MT.2012
Perlakuan
Jml
Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn
Aplikasi Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung
1
13.2
0
0
0
0
0.2
0.3
0.1
2
14.1
0
0
0
0
0.3
0.5
0.2
3
14.5
0
0
0
0
0
0.5
0
4
14
0
0
0
0
0.2
0.5
0
A
5
15
0
0
0
0
0.1
0.5
0
6
15
0
0
0
0
0.2
0.7
0
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
14.3
13.7
13.8
14.3
14.3
13.9
14.6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.1667
0.2
0.2
0.3
0.2
0.1
0.2
0.5
0.5
0.7
0.7
0.7
0.6
0.3
0.05
0.1
0.2
0.1
0.1
0
0
1
2
3
4
5
6
14.1
13.4
14.7
14.7
13.8
13.8
13.6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.2
0.2
0
0.2
0.3
0.2
0.2
0.5833
0.5
0.4
0
0.4
0.4
0.4
0.083
0.2
0.2
0.1
0
0
0
1
2
3
4
5
6
14
14.3
14.4
14
14.7
14.7
13.8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.18333
0.1
0.1
0.1
0
0.2
0.3
0.35
0.2
0.6
0.7
0.4
0
0.4
0.083
0
0
0
0.2
0.1
0
14.317
0.13333
0.3833
0.05
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
20
Lampiran 3c. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur
35 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium
MT.2012
Perlakuan
Jml
Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn
Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung
1
16.5
0
0
0.1
0.3
0
0.4
0.1
2
15.8
0
0
0.2
0.2
0
0.4
0.2
3
17.1
0
0
0.5
0.1
0
0.4
0
A
4
16.8
0
0
0.3
0
0
0.5
0
5
15.7
0
0
0.6
0.2
0
0.7
0
6
17
0
0
1
0
0
0.6
0
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
16.483
16
17
17.2
17
17.2
18.8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.45
0.5
0.3
0.3
0.5
0-.6
0.4
0.13333
0.3
0.3
0.2
0.1
0.2
0.2
0
0
0
0
0
0
0
0.5
0.6
0.6
0.5
0.3
0.5
0.5
0.05
0.1
0.2
0.1
0.1
0
0
1
2
3
4
5
6
17.2
16.1
17.1
17
17.12
18.21
15.4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.4
0.4
0.4
0
0.2
0.4
0
0.21667
0.2
0.3
0.2
0.1
0.3
0.3
0
0
0
0
0
0
0
0.5
0.5
0.6
0.8
0.6
0.8
1
0.08333
0.2
0.2
0.1
0
0
0
1
2
3
4
5
6
16.822
16.7
15.71
16.9
16.8
15.7
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.23333 0.23333
0.4
0.2
0.3
0.2
0.4
0.3
0.3
0
0.6
0.2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
16.468
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
0.5
0.15
0.7167 0.08333
0.6
0
0.4
0
0.5
0
0.5
0
0.7
0
0.6
0
0.55
21
Lampiran 3d. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur
42 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium
MT.2012
Perlakuan
Jml
Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn
Aplikasi Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung
1
24.2
0.4
0.1
0.3
0.4
0
0.4
0.1
2
17.5
0
0.2
0.1
0.3
0
0.4
0.2
3
26
0.6
0.1
0.3
0.5
0
0.4
0
A
4
25
0
0
0.4
0.4
0
0.5
0
5
17
0
0
0.3
0.5
0
0.7
0
6
24
0.2
0
0.2
0.3
0
0.6
0
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
22.283
17.5
26.4
27.1
24
19
27
0.2
0.1
0.6
0.5
0.5
0
0
0.067
0
0
0
0.1
0.2
0
0.2667
0.3
0.1
0
0
0
0
0.4
0.2
0.3
0
0.4
0.2
0.6
0
0
0
0
0
0
0
0.5
0.6
0.6
0.5
0.3
0.5
0.5
0.05
0.1
0.2
0.1
0.1
0
0
1
2
3
4
5
6
23.5
16.8
25.4
27.3
29
30
18
0.283
0
0.5
0.5
0.1
0.3
0.3
0.05
0.1
0
0
0.1
0
0
0.0667
0.3
0.3
0.4
0
0
0
0.2833
0.4
0.2
0.4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.5
0.5
0.6
0.8
0.6
0.8
1
0.083
0.2
0.2
0.1
0
0
0
1
2
3
4
5
6
24.417
25
17
21
26
25
17
0.28
0.4
0.1
0.2
0.6
0
0
0.03
0.2
0
0
0.1
0
0
0.167
0.1
0.3
0
0.3
0.4
0.3
0.167
0.4
0.4
0.3
0.5
0.4
0.5
0
0
0
0
0
0
0
0.717
0.6
0.4
0.5
0.4
0.5
0.7
0.083
0
0
0
0
0
0
21.833
0.217
0.05
0.233
0.417
0.517
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
22
Lampiran 3e. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur
49 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium
MT.2012
Perlakuan Ulang
Jml
Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn
Aplikasi
P.Btg
W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung
Ulang anakan Tikus
1
28
0.2
0
0.3
0.2
0
0.5
0
2
17
0
0.1
0.5
0.4
0
0.9
0
3
27
0
0.1
0.3
0.5
0
0.5
0
A
4
29
0
0.1
0.2
0.2
0
0.7
0
5
17
0
0.1
0.3
0.5
0
0.8
0
6
30
0
0.1
0.3
0.5
0
0.5
0
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
24.667
18
30
29
30
17
33
0.033
0
0.4
0.2
0
0
0
0.083
0.1
0
0.2
0.1
0
0
0.317
0.3
0.1
0
0.1
0.1
0
0.383
0.5
0.1
0.2
0.3
0.2
0.2
0
0
0
0
0
0
0
0.65
0.7
0.4
0.5
0.2
0.5
0.4
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
4
5
6
26.167
18
29
29
29
29
30
0.1
0
0
0.2
0
0
0
0.0667
0
0
0
0
0
0.1
0.1
0.1
0.1
0.3
0.1
0.1
0
0.25
0.4
0.2
0.2
0.2
0.2
0.3
0
0
0
0
0
0
0
0.45
0.4
0.8
0.4
0.8
0.5
0.5
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
4
5
6
0.117
0.4
0.2
0.2
0.5
0.3
0.2
0.25
0.2
0.4
0.4
0.4
0.5
0.2
0
0
0
0
0
0
0
0.567
0.6
0.4
0.5
0.9
0.5
0.7
0
0
0
0
0
0
0
0.3
0.35
0.6
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
25
0.0833
0.05
23
Lampiran 3f. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur
56 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium
MT.2012
Perlakuan
Jml
Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn
Aplikasi
Ulang anakan
1
29
Rata-rata
W.hijau
Grayak
Laba2
Capung
0.3
0.1
0.2
0.3
0.5
0.3
0.1
0.2
0.1
0.5
30
0.1
0.1
0.5
0.4
29
0.1
0.3
0.4
18
0.2
0.2
0.2
28
0.2
0.3
0.3
25.33
17
0.2
0.2
0.1
0
0.17
0.3
0.3
0.2
0
0
0.47
0.4
0
0
29
0.1
0.1
0.3
0.5
30
0.1
0.2
0.3
29
0.1
0.4
18
0.1
0.1
0.1
0.3
29
0.1
0.5
0.4
0.4
25.33
18
0.1
0
0.03
0
0.2
0.2
0.17
0.2
0
0
0.4
0.3
0
0
30
0.1
0.1
0.1
0.2
0.3
30
0.5
0.2
0.4
28
0.1
0.3
0.2
0.4
18
0.2
0.3
0.3
0.4
28
0.1
0.3
0.2
26
30
0.03
0
0.03
0.1
0.27
0.4
0.2
0.1
0
0
0.33
0.4
0
0
18
0.1
0.2
0.2
0.4
29
0.1
0.3
0.2
0.5
29
0.1
0.1
0.3
0.5
30
0.1
0.2
0.3
29
0.1
0.4
25.67
0.1
0.3
0.17
0.43
Rata-rata
W.cokl
17
Rata-rata
P.Btg
Rata-rata
Tikus
24
Lampiran 3g. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur
63 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium
MT.2012
Perlakuan Ulang
Jml
Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn
Aplikasi Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung
1
28
0.2
0
0.3
0.2
0
0.5
0
2
17
0
0.1
0.5
0.4
0
0.9
0
3
27
0
0.1
0.3
0.5
0
0.5
0
A
4
29
0
0.1
0.2
0.2
0
0.7
0
5
17
0
0.1
0.3
0.5
0
0.8
0
6
30
0
0.1
0.3
0.5
0
0.5
0
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
24.667
18
30
29
30
17
33
0.033
0
0.4
0.2
0
0
0
0.083
0.1
0
0.2
0.1
0
0
0.3167
0.3
0.1
0
0.1
0.1
0
0.383
0.5
0.1
0.2
0.3
0.2
0.2
0
0
0
0
0
0
0
0.65
0.7
0.4
0.5
0.2
0.5
0.4
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
4
5
6
26.167
18
29
29
29
30
18
0.1
0
0
0.2
0
0
0
0.067
0
0
0
0
0.1
0
0.1
0.1
0.1
0.3
0.1
0
0
0.25
0.4
0.2
0.2
0.2
0.3
0.2
0
0
0
0
0
0
0
0.45
0.4
0.8
0.4
0.5
0.5
0.6
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
4
5
6
25.5
30
17
30
29
30
17
0.033
0.5
0
0
0.2
0
0
0.017
0
0
0
0.2
0.1
0
0.1
0.4
0.2
0.2
0
0.1
0.1
0.25
0.2
0.4
0.4
0.2
0.3
0.2
0
0
0
0
0
0
0
0.533
0.6
0.4
0.5
0.5
0.2
0.5
0
0
0
0
0
0
0
25.5
0.117
0.05
0.1667
0.283
0.45
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
25
Lampiran 3h. Data Rerata populasi dan serangan OPT utama padi yang ditemukan umur
70 Hst pada rumpun contoh pada setiap perlakuan aplikasi Corynebacterium
MT.2012
Perlakuan
Jml
Rata rata Pop/Serangan OPT/Musuh alami/Rpn
Aplikasi Ulang anakan Tikus P.Btg W.cokl W.hijau Grayak Laba2 Capung
1
28
0
0
0
0
0.2
0.5
0.1
2
17
0
0
0
0
0.3
0.4
0.2
3
27
0
0
0
0
0
0.5
0
A
4
29
0
0
0
0
0.2
0.6
0
5
17
0
0
0
0
0.1
0.5
0
6
30
0
0
0
0
0.2
0.4
0
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
24.667
18
30
29
30
17
33
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.1667
0.2
0.2
0.3
0.2
0.1
0.2
0.483
0.4
0.4
0.3
0.6
0.3
0.9
0.05
0.1
0.2
0.1
0.1
0
0
1
2
3
4
5
6
26.167
18
29
29
29
30
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.2
0.2
0
0.2
0.3
0.2
0.2
0.483
0.4
0.3
0.4
0.3
0.6
0.6
0.0833
0.2
0.2
0.1
0
0
0
1
2
3
4
5
6
25.5
30
17
30
18
30
29
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.1833
0.1
0.1
0.1
0.2
0.2
0.3
0.433
0.8
0.7
0.8
0.4
0.4
0.3
0.0833
0
0
0
0.1
0.2
0.1
25.67
0.1
0.77
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
26
Lampiran 1. Hasil pengamatan rata rata intensitas serangan Kresek setiap minggu setelah
diaplikasi bakteri antagonis Corynebacterium sesuai perlakuan, MT.2012
Umur 28 Hst
Perlakuan
A
B
C
D
Umur 35 Hst
Perlakuan
A
B
C
D
Umur 42 Hst.
Perlakuan
A
B
C
D
Umur 49 Hst
Perlakuan
A
B
C
D
Umur 56 Hst
Perlakuan
A
B
C
D
Umur 63 Hst
Perlakuan
A
B
C
D
Umur 70 Hst
Perlakuan
A
B
C
D
I
0
0
0
0
II
0
0
0
0
III
0
0
0
0
IV
0
0
0
0
V
0
0
0
0
VI
0
0
0
0
Rata-rata
0
0
0
0
Jumlah
0
0
0
0
I
0
0
0
0
II
0
0
0
0
III
0
0
0
0
IV
0
0
0
0
V
0
0
0
0
VI
0
0
0
0
Rata-rata
0
0
0
0
Jumlah
0
0
0
0
I
5.6
8.2
6.12
1.55
II
5.4
8.4
4.6
11.85
III
5.32
8.35
7.39
11.65
IV
4.95
7.95
6.25
9.95
V
4.91
8.36
7.35
11.7
VI
5.44
8.72
6.27
10.28
Rata-rata
5.27
8.33
6.33
11.33
Jumlah
31.62
49.98
37.98
67.98
I
3
9.25
8.2
12.55
II
3.1
10.92
8.4
11.85
III
6.2
10.6
8.35
11.65
IV
3.1
10.94
7.95
9.95
V
3
10.57
8.36
11.7
VI
2
9.7
8.72
10.28
Rata-rata
3.4
10.33
8.33
11.33
Jumlah
20.4
61.98
49.98
67.98
I
2.2
5.35
9.12
11.35
II
2
5.32
9.15
11.37
III
2
5.7
9.27
11.28
IV
2
5.9
9.34
10.4
V
2
4.35
9.06
10.2
VI
2
4.4
9.08
10.38
Rata-rata
2
5.17
9.17
10.83
Jumlah
12
31.02
55.02
64.98
I
7.25
8.25
8.22
12.5
II
8.55
8.67
9.46
11.15
III
8.47
8.51
8.15
11.25
IV
6.95
6.95
7.23
9.45
V
7.23
7.32
7.25
11.51
VI
6.91
6.92
6.91
10.32
Rata-rata
7.56
7.77
7.87
11.03
Jumlah
45.36
46.62
47.22
66.18
I
6.36
8.37
9.82
11.5
II
8.56
8.26
8.98
11.1
III
8.41
8.78
10.51
10.87
IV
6.75
8.29
9.65
11.63
V
6.23
8.28
8.86
9.12
VI
7.91
7.64
9.36
9.2
Rata-rata
7.37
8.27
9.53
10.57
Jumlah
44.22
49.62
57.18
63.42
27
Lampiran 2. Sidik Ragam intensitas serangan Kresek setiap minggu setelah
diaplikasi bakteri antagonis Corynebacterium sesuai perlakuan, MT.2012
Umur 42 Hst
S. Keragaman
JK.Ulangan
JK.Perlakuan
JK.acak
JK.ToTal
KV = 9.491
D. Bebas
J. Kuadrat
5
2.6696
3
127.8162
15
8.2552
23
138.741
BNJ 5 % = 0.906
JK.Tengah
0.5339
42.6054
0.55034
F Hitung
0.9702
77.4165**
S.B.Nyata
D. Bebas
Jmh Kuad
5
5.4877
3
223.8220
15
12.5712
23
241.881
BNJ 5 % = 1.119
K. Tengah
1.0975
74.6073
0.83808
F Hitung
1.3095
89.0217**
S.B.Nyata
F. Tabel
0,05
0,01
3.29
5.42
2.9
4.56
Umur 49 Hst
S. Keragaman
JK.Ulangan
JK.Perlakuan
JK.acak
JK.ToTal
KV = 10.966
F. Tabel
0,05
0,01
3.29
5.42
2.9
4.56
Umur 56 Hst
S. Keragaman
JK.Ulangan
JK.Perlakuan
JK.acak
JK.ToTal
KV = 5.512
D. Bebas
Jmh Kuad
5
1.6754
3
283.4148
15
2.1027
23
287.1929
BNJ 5 % = 0.459
K. Tengah
0.3351
94.4716
0.14018
F Hitung
2.3905
673.9307**
S.B.Nyata
D. Bebas
Jmh Kuad
5
11.4401
3
49.2064
15
4.4523
23
65.0988
BNJ 5 % = 0.668
K. Tengah
2.2880
16.4021
0.29682
F Hitung
7.7084
55.2594**
S.B.Nyata
D. Bebas
Jmh Kuad
5
5.7516
3
35.5122
15
8.5874
23
49.8512
BNJ 5 % = 0.925
K. Tengah
1.1503
11.8374
0.57249
F Hitung
2.0093
20.6770**
S.B.Nyata
F. Tabel
0,05
0,01
3.29
5.42
2.9
4.56
Umur 63 Hst
S. Keragaman
JK.Ulangan
JK.Perlakuan
JK.acak
JK.ToTal
KV = 6.366
F. Tabel
0,05
0,01
3.29
5.42
2.9
4.56
Umur 70 Hst
S. Keragaman
JK.Ulangan
JK.Perlakuan
JK.acak
JK.ToTal
KV = 8.468
F. Tabel
0,05
0,01
3.29
5.42
2.9
4.56
28
Lampiran 4. Hasil Produksi Ubinan setiap perlakuan diaplikasi bakteri antagonis
Corynebacterium sesuai perlakuan, MT.2012
Perlakuan
A
B
C
D
I
6.1
5.33
6.11
4.59
II
6.99
6.31
5.32
4.9
III
6.55
6.4
6.1
5.1
IV
6.89
6.91
6.15
5.12
V
5.95
5.59
6.27
5.1
5
3
15
23
2.32
6.478
2.2753
11.0733
0.464
2.159
0.151687
BNJ 5 % = 0.477
V (KT Galat)
KV = -------------------------- x 100 %
Rata rata Umum
Uji BNJ 5 % = Tabel q(P,n2)Sy ------------- q(3,15) = 3.67
( KT Galat )
Sy = V ------------R
3.05893
14.2332**
VI
5.64
5.6
5.23
4.9
Jumlah
38.12
36.14
35.18
29.71
F. Tabel
0,05
0,01
3.29
5.42
2.9
4.56
29
Lampiran 5. Data hasil pengamatan Curah hujan harian SMPK Tiroang Priode MT 2012
Tgl.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Jml
April
12
0
4
16
6
10
2
7
12
5
3
8
2
22
4
113
Mei
13
36
6
1
5
1
3
3
25
4
1
98
Keterangan ;
Semai Tgl. 20 Mei 2012
Tanam Tgl. 10 Juni 2012
Panen Tgl. 27 Agustus 2012
Priode pengamatan mingguan
Agust
6
3
2
1
12
Sept
-
30
Gambar 3. Gejala serangan penyakit Kresek (Xanthomonas campestris pv. Orizae) pada
Perlakuan kontrol umur 49 Hst Varietas Sembada 168 di desa Sipodeceng.
31
LAMPIRAN LAMPIRAN