Stadium II
Stadium III
: puncak melewati setengah jarak antara limbus dan pupil tetapi belum
melewati pupil.
Stadium IV
LAPORAN KASUS
Seorang penderita perempuan, umur 40 tahun, suku Minahasa, pekerjaan ibu
rumah tangga, agama Kristen Protestan, alamat Dendengan, datang ke Poliklinik Mata
pada tanggal 17 Mei 2005 dengan keluhan utama: mata kiri perih dan terasa seperti
terganjal sesuatu.
Anamnesa
Keluhan mata kiri perih dialami penderita sejak kira-kira 3 bulan yang lalu dan
sifatnya hilang timbul. Rasa perih ini timbul terutama bila mata kena cahaya matahari,
debu, atau angin. Penderita juga merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal ketika
menutup mata kirinya. Awalnya penderita merasa gatal pada mata kirinya, lama-kelamaan
rasa gatal makin hebat yang membuat penderita sering mengucek-ngucek matanya. Rasa
gatal kemudian diikuti dengan rasa perih yang disertai dengan pengeluaran air mata yang
berlebihan dan mata menjadi merah. Keluhan-keluhan ini terutama timbul saat penderita
beraktifitas di luar rumah yaitu saat mata penderita kena debu, angin atau sinar matahari.
Penderita juga merasakan penglihatan mata kirinya mulai terganggu sejak 1 minggu
terakhir.
Penderita sehari-hari banyak beraktifitas diluar rumah dan jarang sekali memakai
kacamata pelindung dalam beraktifitas sehingga sering terpapar sinar matahari dan debu.
Riwayat trauma pada mata disangkal penderita. Riwayat penyakit mata lainnya
disangkal penderita. Riwayat penyakit dahulu seperti darah tinggi dan kencing manis
disangkal penderita. Riwayat alergi obat tidak ada. Penderita baru kali ini menderita sakit
seperti ini dan dalam keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum cukup, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg,
nadi 80 x/mnt, respirasi 20 x/mnt, suhu badan (aksiler) 36,9 oC. Paru dan jantung
dalam batas normal, abdomen dalam batas normal, ekstremitas akral hangat.
Status Psikiatrik
Sikap, ekspresi dan respon penderita baik (wajar).
3
Status Neurologik
Motorik dan sensibilitas baik.
Pemeriksaan Subjektif
Dengan Snellen card didapatkan visus okulus dekstra : 6/6 dan visus okulus sinistra
6/7,5.
Pemeriksaan Objektif
Secara inspeksi didapatkan pada OD palpebra normal, hiperemis konjungtiva (-).
Pada OS : palpebra normal, lakrimasi (+), hiperemis konjungtiva bulbi (+), bagian
nasal konjungtiva bulbi terdapat membran berbentuk segitiga dengan puncak
melewati setengah jarak antara limbus dan pupil tetapi belum melewati pupil
Pada OD kornea jernih, pupil bulat, lensa jernih dan refleks cahaya (+). Pada OS
ditemukan sklera hiperemis (+), kornea jernih, permukaan bagian nasal tidak rata
ditutupi oleh membran berbentuk segitiga yang puncaknya melewati setengah jarak
antara limbus dan pupil tetapi belum melewati pupil, pupil bulat, lensa jernih dan
refleks cahaya (+).
Dengan pemeriksaan oftalmoskop ditemukan refleks fundus mata kanan dan kiri (+).
Pemeriksaan slit lamp pada OD didapatkan : kornea jernih, COA cukup dalam, lensa
jernih. Pada OS didapatkan : kornea jernih, ditutupi oleh membran berbentuk
segitiga yang puncaknya melewati setengah jarak antara limbus dan pupil tetapi
belum melewati pupil, COA cukup dalam, lensa jernih.
Pada pemeriksaan tekanan intraokuler dengan Tonometri Schiotz pada OD = 14,9
mmHg, OS = 17,3 mmHg.
RESUME
Seorang penderita perempuan, 40 tahun datang ke Poliklinik Mata RSU Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado dengan keluhan utama : mata kiri perih dan terasa seperti terganjal
sesuatu, gatal (+), hiperemi (+), lakrimasi (+).
Pemeriksaan Fisik
Status Oftalmikus :
4
Prognosa
Dubia ad bonam.
Preventif
Pasien dianjurkan memakai kacamata atau topi pelindung bila sedang beraktifitas di luar
rumah.
DISKUSI
Stadium I
Stadium II
Stadium III
: puncak melewati setengah jarak antara limbus dan pupil tetapi belum
melewati pupil.
Stadium IV
Pada penderita ini didiagnosa pterigium stadium III okulus sinistra bagian nasal, karena
pterigium berada di bagian nasal dengan puncaknya melewati setengah jarak antara limbus
dan pupil tetapi belum melewati pupil.
Pada pasien ini tidak didiagnosa banding dengan penyakit mata lainnya karena
dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan oftalmologis sudah mendukung
penegakan diagnosis pterigium.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat pterigium meliputi: menurunnya ketajaman
penglihatan, iritasi mata yang berat, terbentuk jaringan ikat yang bersifat kronik pada
konjungtiva dan kornea dan pada keadaan lanjut motilitas mata menjadi terbatas karena
terbentuk jaringan ikat yang membungkus muskulus ekstraokuler.6 Pada pasien ini
ditemukan komplikasi berupa menurunnya ketajaman penglihatan OS (VOS=6/7,5) dan
iritasi yang sangat mengganggu pasien.
7
PENUTUP
Pterigium dapat menyebabkan gangguan penglihatan serta iritasi yang sering
mengganggu.Penanganan Pterigium dilakukan secara konservatif dan operatif dengan hasil
perbaikan visus, kosmetik yang memuaskan dan radang dapat dicegah.
Demikian telah dilaporkan sebuah kasus tentang PTERIGIUM STADIUM III
OKULUS SINISTRA pada seorang penderita perempuan, umur 40 tahun yang datang
berobat ke Poliklinik Mata RSU Propf. Dr. R. D. Kandou Manado pada tanggal 17 Mei
2005.
KEPUSTAKAAN
1. Ilyas S. Pterigium. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kedua. Balai Penerbit
FKUI, Jakarta, 2003 : 119-20.
2. Mary P, Coday. Pterygium. Dalam: Digital Journal of Ophtalmology. Last update:
Pebruary 2004. Available on: http://www.djo.harvard.edu.
3. Wijaya N. Kelainan Konjungtiva. Dalam: Wijaya N. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan
keenam. Jakarta. 1989
4. Pterygium.
Last
update:
Pebruary
18th
2004.
Available
on:
http://www.StLukesEye.com.
5. Hastuti E. Efek desferioxamine topikal pada Pterigium. Dalam Gondhowiardjo Tj.
Ophthalmologica Indonesiana Journal of
9. Williams W. Corneal and Refractive Surgery. Dalam: Wright K, Head MD, editor.
Textbook Of Ophthalomology. Waverly company. London, 1997: 767-8.
10. Fsoter CS. Corneal and External Diseases. Last update: 2004. pp1-4. Available on:
http://www.medscape.com.
11. Liesegang TJ, Deutsch AT, Grand GM. Pterygium. Dalam: External Diseases and
Cornea. Basic and Clinical Science Course. Section 8. The Foundation of American
Academy of Ophthalmology. USA.2001: 339-41, 394.
10