Anda di halaman 1dari 96

Pre Menstrual Syndrome dan

Penyakit Menular Seksual

Mufida Dian Hardika, S.ST., M.Kes


Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

PENILAIAN
25 % Kehadiran
25 % Tugas
50 % Ujian

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

PREMENSTRUAL
SYNDROM

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

a. Disminorea
Disminorea = nyeri haid
a. Disminorea Primer
normal, tidak terdapat hubungan
dgn kelainan ginekologik
b. Dismenorea sekunder
krn kelainan ginekologik
(salpingitis kronik,
endometriosis,dll)
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

Disminorea primer
1. Nyeri haid yang dijumpai tanpa
kelainan pada alat genital yang
nyata
2. Timbul sebelum haid atau saat
haid
3. Dirasakan beberpa jam atau
berlangsung beberapa hari
4. Sifat nyeri pada perut bagian
bawah dpt menyebar pinggang
dan paha

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

Etiologi disminorea primer


Banyak teori telah dikemukakan,
tapi
patofisiologinya
belum
.
Beberapa faktor penyebab:
1. Faktor kejiwaan
2. Faktor konstitusi
3. Faktor Obstruksi kanalis servikalis
4. Faktor Endokrin
5. Faktor alergi
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

Penanganan
1.
2.
3.
4.

KIE
Analgesik
Terapi hormonal
Terapi obat nonsteroid anti
prostaglandin (ibuprofen dll)
5. Dilatasi kanalis servikalis

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

Disminore Sekunder
Penyebab : Nyeri karena adanya
kelainan ginekologi misal : radang
panggul
(salpingitis,
endometriosis,)
Mioma
uteri,
karena kista, polip uteri sehingga
gejala yang dirasakan sesuai
dengan penyakit yang diderita
Nyeri
Hebat
dirasakan
terus
menerus saat haid
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

b. Premenstrual Tension
(tegangan prahaid)
1. Keluhan biasanya timbul 1 minggu sampai
beberpa hari sebelum haid
2. Hilang sesudah haid atau berlangsung
terus
3. Keluhan ringan : gangguan
emosional,iritabilitas, gelisah, insomia,
nyeri kepala, kembung, mual,
pembesaran & nyeri mamae dsb
Keluhan berat : depresi, ketakutan,
gangguan konsentrasi
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

etiologi
1. Gangguan keseimbangan estrogen
dan progesteron
2. Faktor kejiwaan
3. Wanita yang lebih peka terhadap
perubahan hormonal dan faktor
psikologis lainnya

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

10

Penanganan
1. KIE
2. Progesteron dosis kecil untuk
penyeimbang hormon

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

11

c. MASTALGIA
1. Rasa nyeri dan pembesaran pada
mamae sebelum/ saat haid
2. Sebab : peningkatan kadar estrogen
3. Penanganan : KIE, bila perlu
analgesik/antinyeri

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

12

c. MITTELSCHMERZ DAN
PERDARAHAN OVULASI
1. Mittelschmerz atau nyeri antara
haid terjadi sekitar pertengahan
siklus haid, pada saat ovulasi
2. Lamanya beberapa jam hingga 2-3
hari
3. Rasa nyeri bisa disertai atau tidak
disertai darah (flek-flek darah)
4. Nyeri tidak kejang, tidak menjalar
5. Penanganan ; KIE
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

13

PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL (PMS)
INFEKSI MENULAR
SEKSUAL (IMS)
SEXUALL TRANSMITTED
DISEASES (STDs)

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

14

Penyakit menular seksual


adalah penyakit yang ditularkan
terutama melalui hubungan seksual,
atau perilaku seks yang tidak aman
seperti berganti - ganti pasangan
(seks bebas).

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

15

Gejala / Tanda
Gejala dan tanda yang timbul berbeda-beda,
tergantung pada jenisnya. Adapun gejala dan tanda
yang mungkin muncul :
1. Luka atau benjolan di sekitar alat kelamin
2. Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
3. Kehilangan berat badan
4. Diare
5. Nyeri atau terbakar saat buang air kecil
6. Keluarnya nanah kental kuning kehijauan
7. Ujung penis tampak merah dan agak bengkak
8. Keputihan (pada wanita) berwarna kuning
kecoklatan
9. Rasa nyeri di rongga pinggul
10. Pendarahan pada vagina setelah hubungan seksual
4/28/16
MUFIDA
DIAN terjadi
HARDIKA, SST.,M.KES
11.Vagina
Bengkak,
bisa
infeksi di kelenjar 16

Kelenjar Bartholin
yang mengalami
infeksi disebut
bartholinitis
Gejala Infeksi :
1. rubor
(kemerahan)
2. kalor (panas)
3. dolor (rasa sakit)
4. Rubor
5. Fungsio Laesa
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

17

Dolor

Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami
infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi
mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri
Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa
panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak
ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody
dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.

Tumor
Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum
dibicarakan tidak boleh tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami
infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas
sel dan peningkatan aliran darah.

Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi
karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan
warna kemerahan.

Fungsio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami
4/28/16
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
infeksi.
Contohnya jika luka
di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak18

Etiologi IMS
a. Bakteri (gonore, sifilis, klamidia)
b. Parasit (trikomoniasis)
c. Virus (human papillomavirus (HPV), herpes
genital, HIV)
Infeksi di atas juga dapat ditularkan tanpa
hubungan seksual, seperti dari ibu ke bayi
selama kehamilan atau persalinan, atau
melalui transfusi darah atau pemakaian
jarum suntik secara bergantian.
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

19

Diagnosis IMS
Pemeriksaan
yang
biasanya
dianjurkan untuk diagnosis penyakit
menular seksual meliputi :
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan
laboratorium,
sitologi : darah, urin, dan cairan
tubuh lainnya
sitologi
:
pengambilan
cairan
kemaluan dioleskan di objeck glass

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

20

Pengobatan IMS
Penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri, umumnya lebih mudah untuk
diobati. Infeksi virus dapat dirawat, namun
tidak selalu dapat disembuhkan.
Pada wanita hamil dan memiliki penyakit
menular seksual, pengobatan yang tepat
dapat mencegah atau mengurangi risiko
penularan infeksi pada bayi. Pengobatan
biasanya
diberikan
tergantung
pada
infeksinya, yang diantaranya meliputi
antibiotik dan antivirus.
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

21

Pencegahan IMS
Beberapa upaya untuk menghindari
atau mengurangi risiko penyakit
menular seksual, antara lain :
a. Setia dengan pasangan atau hindari
seks bebas
b. Pastikan jarum suntik yang akan
dipakai steril
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan
organ intim
d. Vaksinasi
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

22

Komplikasi

Kemandulan
Kecacatan
Gangguan kehamilan
Kanker

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

23

Kondiloma akuminata/ kutil kelamin


4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

24

1. Etiologi: virus papiloma tipe 16 dan 18


2. Terdapat pada bentuk kecil dan besar,
sendirian atau berkelompok
3. Lokasinya: pada bagian vulva,perineum.
Perianal, vagina, dan serviks uteri
4. Penanganan: kondiloma kecil dibersihkan
dengan larutan pedofilin 10% dalam
gliserin atau alkohol . Kutil besar diangkat
melalui laser, krioterapi (pembekuan)
atau pembedahan dengan bius lokal.
5. Komplikasi: kanker serviks. Utk itu
Pemeriksaan pap smear rutin
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

25

HERPES

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

26

1. etiologi: Virus Herpes tipe 2


2. Tampak sejumlah vesikel di labia
mayora dan minora dan klitoris.
3. Gatal dan panas
4. Sering timbul ulkus kecil
5. Diagnosis dengan tes serologi
6. Terapi; acyclovir

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

27

GONORE/ KENCING NANAH

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

28

Penyebab : bakteri Nisseria Gonococcus


Rasa gatal panas
Sakit saat kencing
Keluar nanah kadang bercampur darah
Ujung kemaluan merah bengkak
Wanita: keputuhan seperti nanah
Nyeri punggung
tertular pertama kali karena kontak dengan
orang yang terinfeksi saat melakukan
hubungan seksual melalui vagina, oral, anus
9. Gonore dapat ditularkan dari ibu kepada
bayinya selama proses kelahiran
10.Tx Antibiotika, pada bayi konjungtivitis:
4/28/16
MUFIDAmata
DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
29
garamicin tetes
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

2. FLUOR ALBUS / LEUKOREA/ KEPUTIHAN

1. Leukorea Fisiologik dan patologik


2. Leukorea Fisiologik:
a. Tidak gatal, tidak berbau
b. Ditemukan pada BBL sampai umur
10 hari , sbg pengaruh estrogen
c. Waktu disekitar menarche
d. Adanya rangsangan pada wanita
e. Saat ovulasi
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

30

Fluor Albus Patologi


1. karena bakteri : Kasus yang
paling umum termasuk pada wanita
yang belum pernah melakukan sex .
Ciri-cirinya :
Cairan yang keluar dari vagina lebih
banyak dari biasanya, lebih encer dan
berbau anyir seperti ikan.
Cairan vagina putih keabu-abuan
yang melekat pada dinding vagina
Tidak terasa sakit ketika buang air,
kencing maupun berhubungan sex
Terapi: Metronidazole 2x 500mg per oral
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
31
selama 7 hari , klindamisin 2x300mg

4/28/16

2. Fluor Albus karena


jamur
Misal : Kandidiasis
penyebab jamur candida

albican
Ciri-cirinya :
Muncul rasa gatal atau nyeri pada vagina atau vulva
(alat kelamin bagian luar)
Cairan vagina lebih kental , menggumpal, keruh
seperti keju
Dysuria (Nyeri berkemih), Sulit buang air kecil
Kemerahan dan bengkak di alat kelamin bagian luar

Pengobatan :
- nystatin 100.000 IU tablet per vaginal
setiap hari selama 14 hari atau
- Mycostatin
, mikonazol atau klotrimazol
4/28/16
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
32

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

33

b. Keputihan karena
parasit

1.Infeksi
disebabkan
Trikomonas
(trikomoniasis)
2. Ciri-cirinya :

parasit
Vaginalis

Cairan vagina encer, berbusa dalam jumlah


banyak, warna kuning kehijauan, dan
berbau sekali, terkadang vagina bengkak
Rasa sakit pada vagina, gatal seperti
terbakar
Sakit saat kencing, urethritis ringan, disuria
dan sering kencing, sakit ketika melakukan
sex

Pengobatan tidak hanya dilakukan


terhadap si wanita, tapi juga terhadap
4/28/16
pasangannya. MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

34

4. Terapi keputihan karena parasis


trikomoniasis:
Metronodazole 2x 500mg per oral
selama 7 hari,
Flagyl per vagina/ suppositoria,
Pengobatan dengan suami
Selama pengobatan tidak berhubungan
seksual

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

35

SIFILIS
disebabkan bakteri Treponema Pallidum
Ditularkan lewat berhubungan seksual atau
kontak langsung dengan luka yang
mengandung bakteri treponema
akan muncul luka primer ( ulkus durum) dlm
waktu 1-5 minggu
Menyebar seluruh tubuh lewat aliran darah
Pada ibu hamil Dapat menyebabkan
abortus,persalinan prematur,gangguan
janin, gangguan plasenta, gangguan hati
dan kematian janin.
Gejala berbeda-beda sesuai stadium sifilis
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

36

Gejala Sifilis
Stadium
Primer

Sekunder

Laten
4/28/16

Gejala
Terdapat Ulkus Durum (yaitu
biasanya soliter, dasar bersih,
batas tegas, tidak nyeri) yang
dapat sembuh sendiri dalam 2-8
minggu
Ruam seluruh tubuh, tidak nyeri,
tidak gatal, yang timbul 4-10
minggu setelah ulkus durum
muncul, kondiloma lata, lesi
mukokutan, dan limfadenopati
menyeluruh
Tidak memiliki tanda gejala klinis,
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

37

Pemeriksaan: VDRL (Veneral Disease


Research Laboratory ) , RPR (Rapid
Plasma Reagin)
Faktor resiko terkena : Berganti
pasangan, hubungan seksual tidak
terlindungi, HIV/ AIDS
Pengobatan: Benzatin penisilin G 2,4
juta IU

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

38

PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT


MENULAR SEKSUAL (PMS)

1 Pengobatan IMS
a. Advokasi
b. Meningkatkan KIE Pencegahan IMS,
Pemeriksaan IMS dan pengobatan secara dini
c. Pendidikan dan latihan bagi petugas
kesehatan dalam tatalaksana penderita IMS.
d. Mengembangkan Klinik IMS di lokasi/
lokalisasI penjaja seks.
e. Pemeriksaan IMS berkala kepada para PSK
dan pramuria di lokasi,lokalisasi, BAR,
Karaoke, PantiMUFIDA
Pijat.
4/28/16
DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
39

Pemeriksaan HIV

a) Pemeriksaan Darah
b) Program PMTCT; Prevention Mother to
Child Transmission )
adalah Program layanan Pencegahan
Penularan dari Ibu ke Janin
c) Pengobatan : Obat profilaksis :
antiretroviral (ARV) diminum setiap hari
tapi
hanya
untuk
mengurangi
perkembangan virus bukan mengobati
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

40

2 Peningkatan Gaya Hidup Sehat

a. Meningkatkan derajat pendidikan


dasar dari anak, pemuda dan
remaja khususnya anak perempuan.
b. KIE di sekolah dan tempat kerja
termasuk
life
Skill
Education.
Perlindungan
dan
KIE
kepada
keluarga dan kelompok penduduk
yang menghadapi masalah sosial.

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

41

3)

Promosi dan distribusi Kondom, melakukan


social marketing, dan meningkatkan akses
kondom kepada PSK dan pelanggannya.

a.Melakukan
socialmarketing
dan
meningkatkan akses kondom kepada
PSK dan pelanggannya
b.Meningkatkan ketersediaan kondom,
memperluas
jaring
distribusinya
melalui swasta, LSM dan Pemerintah.
c.Meningkatkan KIE tentang manfaat
penggunaan kondom
d. Meningkatkan kwalitas kondom.
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

42

4) Promosi Perilaku Seksual Aman


a. Advokasi pada decision maker
b. Mengembangkan proyek proyek
panduan penggunaan kondom 100%.
c. Melaksanakan KIE secara sistematis dan
bijaksana tentang penggunaan kondom
dan hubungan seksual non penetratif.
d. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan
dan pengobatan IMS pada kelompok
berisiko.
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

43

ABORTION

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

44

Aborsi

Aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah


berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20

minggu yang mengakibatkan kematian janin.


Dalam ilmu kebidanan, istilah-istilah ini digunakan
untuk membedakan aborsi:
A. Spontaneous abortion: gugur kandungan yang
disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebabsebab alami.
B. Induced abortion/ Provokatus
: pengguguran
kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya
adalah: .
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran/ Abortus"
biasanya
digunakan
untuk spontaneous abortion,
4/28/16
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
45
sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.

ABORTUS

Spontan
(Spontanius
abortion)
Abortion/
Abortus/
Keguguran
ABORSI
Buatan
(Provokatus
abortion )
4/28/16

Abortus Iminnens ,
A. Incipiens ,
A. Incomplete,
A. Completus,
A. Habituali

- Abortus
Provokatus
Medisinalis/Artif
cialis/
Therapeuticus,

- Abortus

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

Provokatus

46

Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/
Therapeuticus
abortus yang dilakukan dengan
disertai Indikasi medik. Di Indonesia
yang dimaksud dengan indikasi medik
adalah demi menyelamatkan nyawa
ibu. Syarat-syaratnya

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

47

Syarat dilakukan abortus


medicinalis:

1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki


keahlian dan kewenangan untuk melakukannya
(yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan
penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung
jawab profesi
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli
medis lain, agama, hukum, psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita
atau suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki
tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk
oleh pemerintah.
5. 4/28/16
Prosedur tidak MUFIDA
dirahasiakan.
DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
48

Penyebab dari segi Maternal

1. Infeksi Akut
. virus, misalnya cacar, rubella,
hepatitis.
. Infeksi,bakteri misalnya streptokokus
. Parasit misalnya malaria.
2. Penyakit kronis:
Hipertensi ,diabetes, anemia berat,
penyakit jantung, toxemia gravidarum

3. inkompetensia serviks, Radang pelvis


kronis, endometrtis, Retroversi kronis
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

49

Abortus Provokatus
Kriminalis
aborsi yang sengaja dilakukan
tanpa adanya indikasi medik
(ilegal). Biasanya pengguguran
dilakukan
dengan
menggunakan alat-alat atau
obat-obat tertentu
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

50

Akibat Abortus Provokatus KriminaliS


Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu
1. Robekan rahim (Perforasi uterus)
2. Luka / robekan pada serviks
3. Pelekatan pada rongga rahim (kavum uteri
)
4. Perdarahan
5. Infeksi
Komplikasi yang dapat timbul pada Janin:
6. Bayi cacat
7. Meninggal
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

51

Robekan
Rahim

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

52

Ada 2 macam resiko kesehatan


terhadap wanita yang melakuka
aborsi:
1. Resiko kesehatan dan
keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

53

Resiko kesehatan dan keselamatan


fisik

1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat


2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen
pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10.
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat
pada saat kehamilan berikutnya
11.
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)
4/28/16 rongga panggul
MUFIDA
DIAN HARDIKA,
SST.,M.KES
54
12.
Infeksi
(Pelvic
Inflammatory
Disease)

Resiko Psikologis, Post-Abortion


Syndrome
Kehilangan harga diri
Berteriak-teriak histeris
Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
Ingin melakukan bunuh diri
Mulai mencoba menggunakan obat-obat
terlarang
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita
yangmelakukan
aborsi
akan
dipenuhi
perasaan bersalah yang tidak hilang selama
4/28/16
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
55
bertahun-tahun
dalam hidupnya.
1.
2.
3.
4.
5.

Beberapa Prosedur ABORSI yang digunakan

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

56

1. Manual vakum

Bedah aborsi ini dilakukan di awal


kehamilan hingga usia 7 minggu setelah
periode menstruasi terakhir. Prosedur
ini menggunakan tabung tipis dan
panjang yang dimasukkan ke dalam
rahim. Jarum suntik yang melekat
pada tabung akan menyedot embrio
keluar.

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

57

2. Metode kuret (Curettase)


Prosedur ini adalah yang paling umum, biasanya
untuk usia 6-14 minggu.
Karena bayi sudah lebih besar, maka dokter harus
melakukan peregangan pada leher rahim dengan
menggunakan batang besi.
Setelah serviks terbuka, dokter akan memasukan
tabung plastik keras ke dalam rahim yang
dihubungan dengan mesin penghisap.

Maka janin akan terisap keluar dari rahim,


setelahnya dokter akan menggunakan pisau
berbentuk lingkaran yang disebut dengan kuret
untuk membersihkan sisa janin yang masih
tertinggal di rahim.
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

58

3. Pelebaran dan evakuasi

Prosedur aborsi ini dilakukan saat


memasuki usia trimester kedua
kehamilan.
Dalam proses ini serviks akan dibuka
lebih lebar, setelah terbuka maka
dokter akan mengeluarkan janin
dengan menggunakan forsep (tang).
Tengkorak dari janin akan dilumatkan
terlebih dahulu untuk mempermudah
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

59

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

60

4.

Aborsi dengan menggunakan obat

Prosedur
ini
biasanya
dilakukan saat usia kehamilan
4-7
minggu.
Obat
yang
diberikan akan menyebabkan
kematian
embrio
dan
mengeluarkannya dari dalam
rahim. Mis: Misoprostol
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

61

Pengaturan oleh pemerintah Indonesia


Status
internasional
hukum
pengguguran
kandungan
Tindakan aborsi menurut Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia dikategorikan
sebagai tindakan kriminal Pasal-pasal KUHP yang
mengatur hal ini adalah pasal 299, 341, 342, 343,
346, 347, 348, dan 349. Menurut KUHP, aborsi
merupakan:
Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang
lengkap tercapai (38-40 minggu).
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan (berat kurang dari 500
gram atau kurang dari 20 minggu).Dari segi
4/28/16
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
medikolegalmaka
istilah abortus, keguguran, dan62

isi Pasal 75 dan Pasal 76 UU Kesehatan.


Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibudan/atau janin, yang menderita penyakit genetic
berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis
bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri
dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
4/28/16
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
63
(4) Ketentuan
lebih lanjut mengenai
indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,

Dari Pasal 75 di atas, maka jelas bahwa pada hakekatnya aborsi


dilarang dilakukan oleh siapapun. Namun demikian, untuk
keadaan-keadaan tertentu aborsi diperbolehkan
sebagaimana dijelaskan dalam ayat (2),
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat
dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung
darihari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan
medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh
menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Menteri.
Ketentuan pada Pasal 76 tersebut harus dipatuhi, sebab pengabaian
terhadap Pasal tersebut akan memiliki konsekuensi hukum bagi
siapa
yang melakukannya.
4/28/16
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
64

INFERTILITAS

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

65

Etiologi/ Penyebab:
1. Masalah pada Suami
2. Masalah pada Istri/ Wanita

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

66

Pemeriksaan Masalah
infertil

1. Analisis Sperma: kekentalan, volume,ph,dll


2. Masalah serviks : sumbatan serviks, lendir
abnormal) mempengaruhi PH vagina,cacat
bawaan (atresia), polip dll
3. Masalah vagina;(Trikomonas dan candidiasis
4. Masalah Uterus (rahim)/; mioma, polip,
endometriosis (mengganggu implantasi)
5. Masalah Tuba falopii
6. Masalah Ovarium: gangguan Ovulasi
Hipotalamus---Amenorea
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

67

Pengobatan
1. Untuk Mengembalikan
Kesuburan: Suplemen kesuburan
(berisi Vitamin B complect,Vitamin
A&E
Antioksidan, Asam Folat ,
Herbal (Ginseng,Ginggo Biloba
dll)
2. Untuk Menyeimbangkan Hormon

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

68

infertilitas

Penyebab paling umum dari ketidaksuburan laki-laki meliputi:

a.
b.
c.

d.
e.
4/28/16

jumlah sperma, kemampuan sperma bergerak (motilitas) atau


kemampuan untuk membuahi sel telur.
produksi sperma yang abnormal karena berbagai hal, seperti
testis tidak turun, cacat genetik atau infeksiberulang
ada masalah dengan pengiriman sperma karena masalah
seksual, seperti ejakulasi dini atau hubungan seksual yang
menyakitkan (dispareunia), atau masalah struktural, seperti
penyumbatan bagian dari testis yang berisi sperma
(epididimis).
faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti gizi buruk,
obesitas, penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan.
faktor lingkungan tertentu, seperti pestisida dan bahan kimia
lainnya.
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

69

a. kerusakan yang terkait dengan kanker dan


pengobatannya.
b. radiasi dan kemoterapi untuk kanker
c. usia. Semakin tua usia seseorang maka
kesuburan juga menjadi berkurang.
Sedangkan penyebab paling umum dari
ketidaksuburan wanita meliputi:
d. kerusakan tuba falopii atau penyumbatan, yang
biasanya dihasilkan dari radang tuba fallopi
(salpingitis).
e. Chlamydia, infeksi menular seksual, adalah
penyebab yang paling sering dijumpai.
f. Endometriosis, yaitu ketika jaringan implan rahim
tumbuh di luar rahim akan mempengaruhi
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

70

PENYAKIT RADANG PANGGUL


PELVIC INFLAMATORI DISEASE (PID)

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

71

Infeksi
Rendah

Dari: vulva,
Vagina Cerviks

Infeksi
Alat
kandung
an

4/28/16

Dari: Uterus, Tuba,


Ovarium, Parametrium,
peritoneum
Infeksi
Tinggi
(perut),golongan ini biasa
disebut Penyakit Radang
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
72
Panggul PID

PELVIC INFLAMATORY DISEASE


(PID)
Termasuk:
a. Endometriosis
b. Metritis
c. Parametritis
d. Salpingitis dan Ooophoritis biasa
disebut
adnexitis
e. Pelveoperitonitis
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

73

Disebabkan karena naiknya infeksi


yang berada di genital bawah
Sering terkena pada tuba falopii dan
merambat ke ovarium, ke peritoneum
Radang akut disebabkan : GO
Gonorrhoe 60%, bakteri lain seperti
streptococcus, stapilococcus
Naiknya infeksi dipermudah oleh:
- Menstruasi
- Persalinan (Partus) dan Abortus
- Operasi ginekologi (Curretase)
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

74

Tuba falopii
(Salpingitis)
Adnexiti
s

Ovarium
(Ooophoritis)

Rahim
(Endometritis,
Myometritis,)

Penyebaran Infeksi Radang Panggul


4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

75

Berturut-turut terjadi:
Endometrisis

Salpingitis, adnexitis yang dapat


menimbulkan infertilitas & kehamilan
ektopik
(diluar kandungan)

Pelveoperitonitis ;
menyebabkan perlekatan dan abses
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

76

1. ENDOMETRITIS
a. Endometritis Akut
Radang pada lapisan rahim endometrium
Sebab :
- paling sering infeksi gonorrhea yg
menjalar
- infeksi abortus : curret(kerokan)
- partus dan postpartus (persalinan) akibat
luka
Gejala: Demam tinggi, keputihan bau,
bernanah, uterus nyeri tekan
Penaganan: Uterotonika, Istirahat antibiotika
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

77

b. Endometritis Kronik
Gejala: fluor albus bau, Kelaianan
haid metrorrhagia dan menorrhagi
ditemukan pada: TBC, sisa-sisa
abortus & partus , polip uteri, tumor
ganas
Penanganan: antibiotika ,
pembedahan bila terdapat polip
&mioma
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

78

2. Myometritis
Infeksi pada lapisan myiometrium
uterus
Lanjutan dari infeksi endometrisis
Gejala dan terapi seperti
endometritis

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

79

3. Adnexitis
(Salpingitis Oopporitis)

Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga


terjadi pada oophoritis.
Salpingitis & oopohoritis diberi nama adnexitis.
Radang tuba falopii dan ovarium yg terjadi
bersamaan
Penyebab: Gonorrhea menjalar, infeksi
postpartum &postabortus, bakteriTubercolosis,
ada luka Curret, pemasangan IUD dsb
Pada GO (gonococcus) menyebabkan nanah
& perlekatan fimbrie & ovarium
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

80

Gejala

Demam tinggi, menggigil


Nyeri perut bagian bawah kiri & kanan
Mual muntah :bila penyebaran peritoneum
Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang portio,
pembengkakan tuba
Menorrhagia dan dysminorhea sekunder
Bila nanah masuk peritonieum mjd
peritonitis
Perdarahan pada cavum douglas

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

81

Penanganan:

Antibiotik spectrum luas


Analgesik
Istirahat
Bila terjadi perlekatan : Pembedahan

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

82

4. Pelvioperitonitis
Pelvio=pelvic=panggul
Peritoneum=rongga perut
Infeksi ini sering bersamaan dengan
adnexitis (ovarium & tuba), uterus, usus,
halus,
Diikuti perlekatan
Gejala: demam, rasa nyeri hebat,mual,
gerakan menimbulkan nyeri,, teraba tumor
di belakang uterus,tumor menonjol ke
vagina
Terapi: seperti Adexitis, bila abses pada
cavum douglas dilakukan penyedotan cairan
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

83

Peritoneum
(Rongga Perut)

Pelveoperitoniti
s
Pelvic &
peritoneum
Cavum Douglas
berisi nanah &
bekuan darah

Penyebaran Infeksi Radang Panggul


4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

84

TERAPI SULIH HORMON


HORMONE REPLACEMENT THERAPY
(HRT)

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

85

HRT Adalah perawatan medis yang


menghilangkan gejala-gejala pada
wanita selama dan sesudah menopause
Klimakterium : masa yang bermula dari
akhir tahap reproduksi, terjadi pada
wanita berumur 45-65 tahun
Menopause; Berhentinya haid pada
seorang wanita
Premenopause: kurun waktu 4- 5 tahun
sebelum menopause
Pascamenopause : kurun waktu 3-5
tahun setelah menopause
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

86

Etiologi Menopause
Berhentinya Haid dikarenakan
menurunnya fungsi ovarium
Sehingga terjadi penurunan
estrogen
Meningkatnya hormon
gonadotropin
Penurunan estrogen
menyebabkan:Gangguan
neurovegetatif,gang. Psikis,
Gang.Somatik, Gang. Siklus haid
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

87

Gangguan Neurovegetatif
diantaranya:
Gejolak panas (Hot Flushes)
Keringat banyak
Kedinginan
Sakit kepala
Bising telinga
Gangguan tensi
Berdebar-debar
Susah nafas
Gang. Usus,dll
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

88

Gang. Psikis

Mudah tersinggung
Depresi
Kelelahan
Semangat Kurang
Susah tidur

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

89

Gangguan Somatik, meliputi

Gang. Haid : Amenorea (tidak haid)


Inkontinensia urin
Dysuria
Osteoporosis
Artritis
Atrofi kulit
Sklerosis coroner, dll

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

90

Penanganan:
Psikoterapi
Peningkatan kualitas hidup
Pengaturan diet (Gizi, kalsium,
Vitamin d dll)
Terapi Hormonal

4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

91

Terapi Hormonal
Pemberian terapi hormonal estrogen
Cara pemberian:
- Premenopause: sudah ada keluhan,
masih haid
Tablet Estrogen dari hari ke5 hingga
ke 25 siklus haid, kemudian progesteron
hari 26 hingga ke 30 siklus haid
- Bila keluhan hilang tablet dihentikan
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

92

Pada ibu menopause dan


pascamenopause
- sudah tidak haid, ada keluhan
- Estrogen dosis rendah selama
21 hari
- Pemberian progesteron dosis
kecil untuk menyeimbangkan
hormon
- Bila estrogen dalam tubuh
terlalu tinggi menyebabkan resiko
kanker
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

93

Kontraindikasi estrogen
Estrogen tidak boleh diberikan pada:
- Riwayat Kanker
- penyakit ginjal
- penyakit hati
- tromboplebitis,
-vasises berat
- anemia berat
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

94

Syarat pemberian estrogen :

Tensi normal tidak tinggi


Pemeriksaan sitologi , papamear normal
Tidak ada varises di ekstremitas bawah
Uterus normal
Tidak terlalu gemuk
Kelenjar tiroid normal
kadar HB, kolesterol, Kalsium, Trigliserida,
fungsi hati (SGOT&SGPT) normal
Bila ada Nyeri dada, Hipertensi, Diabetes
perlu dikonsultasikan ke Dr spesialis
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

95

Terapi hormon untuk Gangguan


Haid
Hipermenorea , Menorragia
Bila ibu mengalami haid darah
banayk, dengan waktu lama lebih
dari 7 hari maka diberikan terapi
hormon
Pil KB (Oral Pil) yaitu pil yang berisi
hormon estrogen dan progesteron
diminum selama 7 hari
4/28/16

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

96

Anda mungkin juga menyukai