yang
menggunakan
sabun
pembersih
kewanitaan,
2. Kejadian Keputihan
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3,dapat diketahui bahwa dari
98 responden, 38 orang (38,8%) mengalami keputihan patologis dan 60
39
40
Keputihan
sendiri
bukanlah
penyakit,
melainkan
41
Dukupuntang
yang
mengalami
keputihan
patologis.
42
B. Analisis Bivariat
Hubungan Penggunaan Sabun Pembersih Kewanitaan Dengan Kejadian
Keputihan Pada Siswi Kelas XI Di SMA Negeri 1 Dukupuntang Tahun
2016
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji
Chi-Square diperoleh P value sebesar 0,026 sedangkan = 0,05. Karena P
value < sehingga keputusannya hipotesis penelitian diterima, artinya
terdapat hubungan antara penggunaan sabun pembersih kewanitaan denga
kejadian keputihan pada siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Dukupntang tahun
2016.
Secara ilmiah di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, yaitu
95% laktobasillus dan 5% bakteri pathogen. Pemakaian sabun pembersih
kewanitaan memang dapat membunuh bakteri namun, bukan hanya bakteri
yang bersifat pathogen tetapi juga bakteri baik dapat mati karena pemakaian
sabun pembersih kewanitaan. Jika keseimbangan bakteri baik dan bakteri
yang bersifat pathogen ini terganggu, akan terdapat efek negatif yang dapat
dirasakan.
Selain itu, jika dipakai terlalu sering zat-zat kimianya lama-lama akan
menggerus mukosa vagina. Apabila mukosa vagina menipis akan
43
tersebut
akan
mengakibatkan
bakteri
alami
yang
berguna
44