INTISARI
Keberadaan Daerah Irigasi Lomaya-Alale
diharapkan mampu memicu dan mendukung roda
pertumbuhan ekonomi serta menunjang swasembada pangan di Provinsi Gorontalo. Untuk mendukung
harapan keberadaan Daerah Irigasi tersebut, harusnya didukung oleh sistem irigasi yang baik dan
terorganisir. Oleh karena itu, untuk memenuhi persyaratan tersebut Daerah Irigasi Lomaya-Alale harus
memiliki sistem pengelolaan Jaringan Irigasi meliputi kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (O&P) serta
rehabilitasi Jaringan Irigasi. Operasi dan Pemeliharan serta rehabilitasi jaringan irigasi ini
dapatdirealisasikan dengan baik, jika didasarkan pada analisa Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP).
Penelitian ini dilakukan mengikuti tahapanberikut; (1) identifikasi kondisi eksisting Jaringan Irigasi
berupa kondisi fisik saluran dengan melakukan penelusuran langsung dilapangan, (2) tahap identifikasi
rencana Operasi dan tahap Pemeliharaan (O&P) Jaringan Irigasi Lomaya serta tahap (3) penyusunan
Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Jaringan Irigasi Lomaya.
Hasil penelitian menunjukkan Kondisi eksisting Jaringan Irigasi Lomaya berdasarkan hasil prosentasi
Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharan (AKNOP) berada dalam kondisi tidak baik. Hal ini
terlihat dari hasil prosentasi biaya pemeliharaan berkala yang masih besar yaitu sebesar 88%
dibandingkan dengan biaya prosentasi Operasi Rutin dan Pemeliharaan Rutin, dengan demikian kegiatan
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Lomaya masih belum sesuai harapan.AKNOP Jaringan Irigasi
Lomaya belum cukup optimal, terarah, dan tepat guna yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan biaya
pemeliharaan berkala yang besar dibandingkan dengan biaya operasi rutin dan pemeliharaan rutin yaitu
sebesar. Rp.4.217.799.709,00 dari total biaya Rp. 4.793.980.973,00.
Kata Kunci: Jaringan Irigasi, Angka Kebutuhan Nyata, Operasi dan Pemeliharaan
Abstract
Lomaya-Alale irrigation system is expected to trigger and to support economic growth for the Gorontalo
food self-sustaining. Such condition requires w well organized and well maintained irrigation systems. In
doing so, the Lomaya-Alale irrigation system need to have irrigation management system consisting of
the operational and maintenance as well as rehabilitation of the irrigation network. Such mechanism
could only be materialized only if based on the real operation and maintenance demand value.
This study has been performed by implementing the following procedure (1) Existing irrigation network
identification by observing the irrigation physical condition, (2) Identification of the Lomaya operational
and maintenance plan, and (3) investigating the Lomaya real operation and maintenance demand value.
It was found that the real operation and maintenance demand value was not in good condition. The
regular maintenance cost was relative high (88%) compared to the routine operational cost. Therefore
the performance real operation and maintenance demand value is below the expected performance,
which is less-optimum, disoriented, and not well implemented. Maintenance cost was higher than that of
routine maintenance and operational costs (IDR 4,217,799,709.00)from total cost of IDR
4,793,980,973.00.
Keywords: Irrigation network, real demand value, operational and maintenance
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Gorontalo secara geografis
memiliki letak 0 19 00 - 1 57 00 LU
(Lintang Utara) dan 121 23 00 - 125 14
00 BT (Bujur Timur). Dari posisi ini wilayah
Provinsi Gorontalo berbatasan dengan
Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat
dan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah Timur.
Sedangkan di sebelah Utara berhadapan
langsung dengan Laut Sulawesi dan di sebelah
Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini.
Luas wilayah Provinsi Gorontalo
12.215,44 km2, jika dilihat dari potensi
pertanian dan topografi wilayah ini memiliki
sektor pertanian yang baik khususnya
persawahan. Persawahan yang ada di Provinsi
Gorontalo sebagian besar pengairannya masuk
dalam kategori sistim irigasi teknik. Oleh
karena itu, sesuai dengan wilayah yang
menjadi fokus penelitian yaitu Daerah Irigasi
Lomaya-Alale. Luas wilayah potensial
persawahan Daerah Irigasi ini sebesar 3.008
Ha (SUBDINAS SDA, 2014).
Keberadaan Daerah Irigasi LomayaAlale
diharapkan mampu memicu dan
mendukung roda pertumbuhan ekonomi serta
menunjang swasembada pangan di Provinsi
Gorontalo. Untuk mendukung harapan
keberadaan Daerah Irigasi tersebut, harusnya
didukung oleh sistem irigasi yang baik dan
terorganisir. Oleh karena itu, untuk memenuhi
persyaratan tersebut Daerah Irigasi LomayaAlale harus memiliki sistem pengelolaan
jaringan irigasi meliputi kegiatan Operasional
dan Pemeliharaan (O&P) serta rehabilitasi
jaringan irigasi. Operasional dan Pemeliharan
serta rehabilitasi jaringa irigasi ini dapat
direalisasikan dengan baik, jika didasarkan
pada analisa Angka Kebutuhan Nyata Operasi
dan Pemeliharaan (AKNOP).
Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP), merupakan cara
menganalisis untuk mengetahui angka
kebutuhan nyata dalam pelaksanaan kegiatan
operasi dan pemeliharaan untuk pengelolaan
irigasi dari hasil inventarisasi penelusuran
kerusakan jaringan irigas.
Kenyataan yang ada kondisi Daerah
Irigasi Lomaya-Alale, jika dilihat dari hasil
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Irigasi
Irigasi berasal dari istilah irrigatie dalam
bahasa Belanda atau irrigation dalam bahasa
Inggris. Irigasi dapat diartikan sebagai suatu
usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air
dari sumbernya guna keperluan pertanian,
mengalirkan dan membagikan air secara
teratur dan setelah digunakan dapat pula
dibuang kembali. Tujuan irigasi yaitu untuk
mencukupi kebutuhan air di musim hujan bagi
keperluan pertanian seperti membasahi tanah,
mengatur suhu tanah, menghindarkan
gangguan hama dalam tanah. Tanaman yang
diberi air irigasi umumnya dibagi menjadi tiga
golongan yaitu padi, tebu, dan palawija
(Mawardi, E dan Memed, M., 2006).
Pemeliharaan Rutin
Merupakan kegiatan perawatan dalam
rangka mempertahankan kondisi Jaringan
Irigasi yang dilaksanakan secara terus
menerus tanpa ada bagian konstruksi yang
diubah atau diganti.
3)
Pemeliharaan Berkala
Pelaksanaan pemeliharaan berkala
dilaksanakan secara periodik sesuai kondisi
Jaringan Irigasinya. Setiap jenis kegiatan
pemeliharaan berkala dapat berbeda-beda
periodenya, misalnya setiap 1 tahun, 2 tahun,
3 tahun dan pelaksanaannya disesuaikan
dengan jadwal musim tanam serta waktu
pengeringan.
Pemeliharaan berkala dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu pemeliharaan yang bersifat
perawatan, pemeliharaan yang bersifat
perbaikan, dan pemeliharaan yang bersifat
penggantian.
2.5.2
4)
1.
Data
Pendukung
Kegiatan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi dalam
penyelenggaraan
diperlukan
data-data
pendukung yaitu (1) Peta Daerah Irigasi
(Skala 1 : 5.000 atau Skala 1 : 10.000), (2)
Skema Jaringan Irigasi, (3) Inventarisasi
Jaringan Irigasi, (4) Gambar Pasca konstruksi
(as built drawing), (5) Perencanaan 5 (lima)
Tahunan Pengelolaan Aset Irigasi, (6)
Dokumen dan Data Pendukung lainnya
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
32/PRT/M., 2007).
3.
2.
b.
c.
d.
e.
f.
pembiayaan
kegiatan
operasi
dan
pemeliharaan jaringan irigasi dan besarnya
tergantung dari jumlah bangunan dan panjang
saluran irigasi yang dikelola dalam satu
daerah irigasi. Menurut Sarwan (2004),
pembiayaan operasi dan pemeliharaan
prasarana jaringan irigasi yang mantap
besarnya 1-2% dari nilai investasi biaya
pembangunan jaringan irigasi setiap tahunnya.
2.6.1 Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi
Penyediaan biaya didasarkan pada
angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP) untuk melakukan
kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Bendung
dan Jaringan Irigasi. Skala prioritas
pembiyaan Angka Kebutuhan Nyata Operasi
dan Pemelihaan yaitu meliputi pembiyaan
Operasi rutin, Pemeliharaan Rutin, dan
Pemeliharaan Berkala.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Dalam menganalisa suatu permasalahan
diperlukan adanya berbagai data. Data yang
diperlukan dapat digolongkan menjadi data
primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh dari hasil
pengukuran atau pengamatan langsung.
Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari mengutip berbagai sumber
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
4.
1)
Sumber: :Bidang
Hasil Penelusuran
Irigasi,
2014.
Sumber
SDA, DinasJaringan
PU Provinsi
Gorontalo
Gambar
Irigasi
Lomaya
Gambar4.1
4.1Kondisi
KondisiEksisting
EksistingJaringan
Jaringan
Irigasi
Lomaya
1.3 Identifikasi
Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi Lomaya
1.3.1 Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi
Lomaya
Identifikasi
kegiatan
Operasi
didasarkan pada pendataan kebutuhan di
lapangan dan kantor. Hasil pendataan volume
kebutuhan Operasi Rutin sesuai yang
dibutuhkan di Jaringan Irigasi Lomaya.
Volume kebuhan Operasi Rutin secara
lengkap disajikan dalam Tabel 4.2 dibawah
ini.
2)
3)
B.
C.
Uraian Kegiatan
Satuan
Volume
1. Pengamat
OB
12
2. Juru
OB
60
5 orang/thn
3. Staf Pengamat
OB
72
6 orang/thn
4. PPA/POB
OB
84
7 orang/thn
OB
Analisa
OB
Analisa
Perjalanan Dinas
1. Pengamat Ke Kantor Dinas
Org kali
12
1 orang/thn 12
Org kali
60
5 orang/thn 5 X
Org kali
58
29 orang/thn 2 X
Org kali
12
6 orang/thn 2 X
rim
25
2. ATM/ATK
ls
3. Tinta Printer
bh
lbr
1,000
1.
Bendung
2.
Saluran Utama
75 %
Uraian
D.
Bulan
12
Bulan
12
3. Perawatan Kantor
Kali
a. Sekunder
4. Perawatan Printer
Kali
b.Induk/Primer
5. Perawatan PC
Kali
c. Muka
6. BBM Operasional
ltr
1,000
1. Sepeda Motor
Unit
2. Viar
Unit
25 %
Sesuai Kebutuhan
inventory, dll
Saluran
Bendung
Keterangan
Baik Rusak Baik Rusak
(%)
(%)
(%)
(%)
80 % 20 % Pemeliharaan Berkala
No.
Keterangan
Pemeliharaan Berkala
Sumber
Irigasi,
2014.
Sumber : Hasil
BidangPenelusuran
SDA, DinasJaringan
PU Provinsi
Gorontalo
E.
Peralatan
Sumber : HasilSumber
perhitungan,
2015
: Bidang
Keadaan 3 Roda
1.3.2
Kegiatan
Pemeliharaan Jaringan
Irigasi Lomaya
Identifikasi kegiatan pemeliharaan
didasarkan pada hasil
pengamatan dan
pengukuran sesuai kondisi Daerah Irigasi
Lomaya. Dengan demikian identifikasi
Pemeliharaan di Jaringan Irigasi Lomaya
terdiri dari masing-masing item kegiatan
prioritas. Hasil dari survai identifikasi
menunjukan kegiatan yang menjadi skala
prioritas seperti kegiatan pemotongan rumput,
pengecetan pintu dan bangunan, pelumasan,
pengangkatan sedimen dari dalam saluran,
dan
kegiatan
pasangan
batu/Lenning.
Kegiatan Pemeliharaan di atas dapat
dibedakan berdasarkan kondisi fisik Jaringan
Irigasi. Berikut ini dapat disajikan dalam
Tabel 4.3 Kriteria Pemeliharaan berdasarkan
klasifikasi kondisi Jaringan Irigasi Lomaya.
B.
No
Uraian Kegiatan
- Pemeliharaan
bangunan
Pemeliharaan
dan
saluran (Pengecetan)
1.
Pemeliharaan
Rutin
Pemeliharaan
Berkala
Satuan
Volume
1. Cat Kayu
Kg/Thn
25
2. Cat Tembok
Kg/Thn
25
3. Kuas
Bh
10
Pemeliharaan Pintu
C.
1. Cat Besi
Kg/Thn
75
Ltr
133
3. Solar
Ltr
25
4. Oli Sae 90
Ltr
20
5. Sikat Baja
Bh
15
6. Kuas
Bh
30
7. Bronz
Kg/Thn
Peralatan
Tabel 4.3 Kriteria Pemeliharaan berdasarkan klasifikasi kondisi Jaringan Irigasi Lomaya.
Kriteria
Jenis Pekerjaan
Pemeliharaan Bangunan / Saluran
1. Mesin Pemangkas
bh/Thn
2. Tempat Sampah
bh/Thn
10
3. Karung
bh/Thn
100
4. Tali Tambang
50
5. Takal 5 Ton
Bh
6. Dll
Ls
Keterangan
Kondisi baik jika
tingkat kerusakan <
10 % dari kondisi
awal
bangunan/saluran
dan
diperlukan
Pemeliharaan Rutin.
Sumber
perhitungan,
2015
Sumber: :Hasil
Bidang
SDA, Dinas
PU Provinsi Gorontalo
2. Pemotongan Rumput
Volume pekerjaan pemotongan rumput
ini sesuai hasil pengukuran dibeberapa ruas
saluran yang ada, diperoleh hasil seperti pada
Tabel 4.5. rekapitulasi volume pekerjaan
pemotongan rumput pada masing-masing
saluran.
Kondisi
rusak
ringan jika tingkat
kerusakan 10 20
% dari kondisi awal
bangunan/bangunan
dan
diperlukan
Pemeliharaan
Berkala.
Nama Saluran
Panjang (M)
Volume (M2)
1.
Induk/Primer
2.964,80
19.378,15
2.
Sekunder Lodelomobongo
6.338,90
37.597,90
3.
Sekunder Molawahu
8.025,04
27.228,31
4.
Sekunder Padengo
Jumlah
9.014,20
56.374,38
26.342,94
140.578,74
Volume (M3)
841,00
1.233,98
2. Sekunder Molawahu
1.380,50
1.890,54
3. Sekunder Padengo
3.580,00
4.565,61
5.801,50
7690.13
No.
Nama Saluran
1. Sekunder Lodelomobongo
Jumlah
Nama Saluran
Siaran
Plesteran
Batu
M
Lenning
M3
M3
1. K. Sedimen
848,70
1.025,11
331,00
304,33
1.705,20
2.009,46
1.025,11 1798.77
646.68
179,00
5,97
Sek. Lodelomobongo
2. Sekunder Padengo
3.
Sekunder Molawahu
Jumlah Total
No.
2.884,9
3.338,9
304,33
575,85
2.009,46 3.789,45
3.338,9 6.164,07
1.196,40
2.022,08
Rp. 53.367.500,00
Rp 53.138.764,00
2.
Jumlah Biaya
Kebutuhan Biaya(Rp.)
1.
5,97
Uraian
Rp. 106.506.264,00
Uraian
Biaya (Rp.)
1.
Operasi Rutin
Rp. 469.675.000,00
2.
Pemeliharaan Rutin
Rp. 106.506.264,00
3.
Pemeliharaan Berkala
Rp. 4.217.799.709,00
Total Biaya
Rp. 4.793.980.973,00
Pemeliharaan
Rutin
2%
Pemeliharaan
Berkala
88%
2.
1.
5.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis dan pembahasan pada bab
sebelumnya disimpulkan :
1. Kondisi eksisting
jaringan irigasi
Lomaya berdasarkan hasil prosentase
Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharan (AKNOP) berada dalam
kondisi tidak baik. Hal ini dapat dilihat
pada hasil prosentase biaya pemeliharaan
berkala yaitu sebesar 88 % dibanding
dengan biaya Operasi Rutin dan
Pemeliharaan Rutin.
2. Kegiatan Oprasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi Lomaya masih belum
sesuai
harapan,
yaitu
bagaimana
menekan biaya Pemeliharaan Berkala
dengan miningkatkan intensitas serta
biaya Operasi Rutin dan Pemeliharaan
Rutin. Hal ini dilihat dari perbandingan
prosentase
biaya
operasi
rutin,
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala
yang tidak proporsional.
3. Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP) jaringan irigasi
Lomaya belum cukup optimal, terarah,
dan tepat guna. Hal ini terlihat dari hasil
perhitungan biaya pemeliharaan berkala
yang besar dibandingkan dengan biaya
operasi rutin dan pemeliharaan rutin yaitu
sebesar Rp. Rp.4.217.799.709,00 dari
total biaya Rp. 4.793.980.973,00.
3.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dilakukan antara
lain:
1. Kegiatan
Operasi
Rutin
dan
Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi
Lomaya
ditingkatkan
lagi,
Agar
keberadaan eksisting jaringan iringasi
Lomaya sesuai dengan yang diharapkan.
2. Kinerja dan koordinasi antar lembaga
pengelola
irigasi
(LPI)
perlu
ditingkatkan. Hal ini meliputi pihak
instansi pemerintah yang membidangi
irigasi (PSDA 01 Dinas PU Propinsi
Gorontalo), perkumpulan petani pemakai
air (P3A) dan komisi irigasi.
3. Penilaian jaringan irigasi Lomaya
hendaknya dapat dilakukan setiap tahun
10
REFERENSI
11