Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

HIPERTENSI

Oleh :
Fifil Rizki Suitri

1010070100197

Pembimbing:
dr. Mindasari

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT II


PUSKESMAS TANAH GARAM SOLOK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2016
1

LAPORAN KASUS HIPERTENSI


I.

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat
No. MR

II.

Anamnesis
a. Keluhan utama

: Ny. Y
: 47 tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: Tanah Garam
: 100597
: Sakit Kepala

b. Riwayat Penyakit Sekarang


:
Sakit kepala sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini diakui berlangsung terus menerus
dan semakin memberat setelah bekerja dan kelelahan. Selain itu pasien juga mengeluhkan
kuduk terasa berat dan rasa pegal-pegal pada punggung serta kaki. Pasien juga merasa
kesemutan ditangan dan kaki serta penglihatan kabur, namun pasien mengaku tidak
merasa mual atau sampai muntah. Jantung berdebar-debar (-), BAB dan BAK normal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
:
Sering merasakan keluhan yang sama karena mempunyai riwayat hipertensi.
Kemudian Pasien berobat dan kambuh lagi. Riwayat penyakit jantung (-), DM (-),
riwayat operasi (-), asma (-), bronkitis (-).
d. Riwayat Pengobatan
:
Pasaien mengatakan bahwa ia terkadang mengkonsumsi obat sakit kepala yang
dijual di warung untuk mengatasi nyeri kapala yang dialaminya dan biasanya pasien juga
rutin minum obat hipertensi yaitu Amlodipin 5 mg 1 x 1.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
:
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama.
f. Riwayat Psikososial
:
Pasien mengaku seringkali mengkonsumsi makanan yang asin seperti ikan asin
hampir setiap hari. Pasien juga sering mengkonsumsi makanan yang digoreng, jarang
mengkonsumsi buah dan sayur serta jarang berolahraga. Makan teratur sehari 3 kali,
ventilasi rumah yang kurang dan udara dalam ruangan yang panas.
2

III.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
Suhu

: Baik
: Composmentis
: 170/90 mmHg
: 89 x/menit
: 22 x/menit
: 36,3 oC

Status generalis
Kepala-Leher
Kulit

: Berwarna sawo matang, ikterus (-), sianosis (-)

Kepala

: Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut berwarna hitam


terdistribusi merata, tidak mudah dicabut

Mata

OD : Bentuk normal, Konjungtiva anemis ( - ), sklera tidak ikterik,


palpebral superior et inferior tidak edema, pupil bulat dengan
diameter kurang lebih 3 mm, reflek cahaya (+),
OS : Bentuk normal, Konjungtiva anemis ( - ), skelra tidak ikterik,
palpebral superior et inferior tidak edema, pupil bulat dengan
diameter kurang lebih 3 mm, reflek cahaya (+),

Telinga

: Bentuk normal, liang telinga lapang, tidak ada sekret, tidak ada

Hidung
Mulut

serumen
: Bentuk normal, tidak ada deviasi septum nasi, tidak ada sekret
: Bentuk normal, perioral tidak sianosis, bibir lembab, lidah tidak
kotor, arkus faring simetris, letak uvula di tengah, faring tidak

Leher
Thorax
PARU
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

hiperemis, tonsil T1-T1, mukosa mulut tidak ada kelainan


: Pembesaran KGB -/-

: simetris pada keadaan statis dan dinamis


: fremitus kanan = kiri
: sonor dikedua lapangan paru
: ronki ( - ), wheezing ( - ), ekspirasi memanjang ( - )

JANTUNG
Inspeksi
: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: ictus cordis teraba di 2 jari medial linea midklavikularis sinistra RIC V
Perkusi
: Batas kanan jantung linea sternalis dextra ICS V
3

Batas atas jantung di ICS II


Batas kiri jantung pada 2 jari medial linea midklavikularis sinitra RIC V

Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, gallop

ABDOMEN

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: tidak terlihat adanya kelainan


: nyeri tekan , hepar tidak teraba, lien tidak teraba
: tympani
: bising usus normal

Ekstremitas
Edema (-), sianosis (-)
kekuatan motorik

IV.
V.
VI.

555

555

555

555

Pemeriksaan Penunjang
Tidak dievaluasi
Diagnosis Kerja
Hipertensi derajat II
Anjuran Penatalaksanaan Penyakit
a. Promotif : Menjelaskan tentang penyakit hipertensi
b. Preventif : Diet rendah garam, olahraga teratur, menghindari faktor risiko seperti
merokok, alkohol dan stress
c. Kuratif
:
Terapi Medikamentosa :
- Amlodipin 5 mg 1x1
- Paracetamol 500 mg 3x1 tab

Terapi nonmedikamentosa :
Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan

makan penderita hipertensi


Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan bagi pasien penderita
hipertensi

Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Menganjurkan kepada pasien


penderita hipertensi untuk melakukan olahraga senam atau jalan cepat selama 3045 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.

d. Rehabilitatif
VII.
VIII.

:-

Prognosis
: Dubia at bonam
Konseling
:
a. Penyakit yang diderita adalah penyakit hipertensi yang tidak menular dan tidak
bisa sembuh dan hanya bisa di kontrol
b. Menjelaskan kepada pasien tentang gejala-gejala pada penyakit hipertensi dan
resiko penyulit yang mungkin terjadi
c. Menganjurkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan yang asin, serta
mengurangi konsumsi makanan yang digoreng dan makanan yang berlemak
d. Menjelaskan kepada pasien agar tekun meminum obat dan rutin memeriksakan
dirinya di puskesmas, meskipun pasien sudah merasa sehat.
e. Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
f. Disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium. Sumber natrium/sodium
yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan
monosodium glutamate (MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur
(mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara
dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya
masak memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam dan
MSG.
Tabel 3.1 Kandungan Natrium pada Beberapa Makanan. 12

g. Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat berhubungan
dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
Tabel . Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan mengatasi hipertensi.

Jadi, modifikasi gaya hidup merupakan upaya untuk mengurangi tekanan


darah, mencegah atau memperlambat insiden dari hipertensi, meningkatkan efikasi obat
antihipertensi, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Anda mungkin juga menyukai