Anda di halaman 1dari 58

TUMOR INTRAOKULER

Ultrasound menjadi sangat penting dalam menevaluasi mata dengan tumor


intraokuler. Selain itu jelas menguntungkan untuk mata dengan media pengelihatan
yang buram, saat ini menjadi sangat berguna, tidak melukai dalam pemeriksaan klinik
untuk membandingkan dari tumor intraokuler dalam media pengelihatan yang jernih.
Lagi pula, ultrasound dapat menjaga pengukuran secara akurat, dari ukuran tumor dan
oleh karena itu sangat penting dalam menilai adanya pertumbuhan atau regresi.
Kedua segmen anterior dan segmen posterior pada tumor dapat dievaluasi.
Standarisasi ekografi,34,60,61 foto B-scan tiga dimensi81 (lihat bab 9), analisis
spektrum,20,21,47 ultrasound biomikroskopi (UBM)72 (lihat bab 8), dan foto Doppler
warna (CDI) (lihat bab 14) semua itu berguna dalam mengevaluasi adanya tumor
intraokuler.
MENDETEKSI ADANYA LESI
Sebuah tumor intraokuler harus mencapai ketebalan minimum (peninggian)
sebelum dapat ditemukan dengan menggunakan ultrasound. Pada banyak kasus,
sebuah lesi muncul dalam koroid yang harus lebih tinggi dari sekeliling lapisan
retinokoroid untuk dapat dideteksi. Pengalaman munculnya lesi biasanya harus lebih
tinggi kira-kira 0,75 mm sebelum dapat tampak dari sekeliling jaringan. Lesi
melibatkan badan siliar normal yang membutuhkan dataran tinggi yang lebih besar
untuk dapat terdeteksi karena sifat dasar yang tidak beraturan dari badan siliar normal
dan lokasi anterior nya. Sebaiknya dapat dipaparkan, bagaimanapun lesi badan siliar
yang sangat kecil dapat terdeteksi dengan peralatan B-scan baru dengan resolusi
tinggi (lihat halaman 37 dan 173 dan juga bab 8).
Walaupun lesi pada koroidal mungkin cukup luas untuk dapat terdeteksi dengan
ultrasound, kuantitas baik mungkin memerlukan dataran yang lebih tinggi. Biasanya
tinggi 2 mm atau lebih, tetapi ukuran dibutuhkan untuk membandingkan pada banyak
kasus yang tergantung dari lokasi dan munculnya lesi dari dalam. Pada umumnya,
1

lesi segmen anterior membutuhkan lesi koroid yang lebih tebal untuk dapat
dibedakan. Lagi pula, pada lesi dengan pantulan rendah diperluksn peninggian yang
lebih sedikit dari lesi dengan pantulan tinggi untuk dapat didiagnosis dengan
ekografi.
Dalam menetapkan apakah suatu peninggian fundus pada lesi adalah tumor,
penting untuk menilai apakah itu padat atau tidak padat (serous atau hemoragik
sobekan dari koroid, retina atau epitel pigmen). Cepat dalam mengobservasi
permukaan lesi untuk mendeteksi adanya pergerakan (lihat halaman 36). Indikasi lain
bahwa lesi mungkin tidak padat adalah kekurangan dari bagian dalam yang mana
memperoleh suatu keuntungan yang luar biasa pada letak yang dapat digunakan.
Meskipun kriteria nya mungkin sulit untuk dinilai yang mana sebuah lesi hanya
sedikit mengalami peninggian. Oleh karena itu, penentuan apakah lesi sedikit tinggi
merupakan padat atau tidak padat tidak dapat selalu terbentuk.
MELANOMA OKULER
Penilaian dan pengukuran dari pengelihatan melanoma merupakan salah satu
yang paling penting dari fungsi ultrasound mata. 16,17,52 Ultrasound ternyata berguna
sebagai modalitas foto diagnostik untuk menentukan adanya melanoma pada media
pengelihatan buram,51 tetapi juga memberikan kepercayaan, diagnosis tersendiri pada
media pengelihatan jernih. Pada beberapa hasil pembelajaran, hal tersebut dapat
muncul jika standarisasi ekografi, khususnya keakuratan yang tinggi untuk
mendiagnosis pengelihatan melanoma.28,56,59,98 Ekografi ternyata berguna juga untuk
mendeteksi pertumbuhan tumor ekstraokuler, dan metode terpercaya dalam mengukur
secara akurat pada dimensi tumor.56
Gejala Klinis Khas pada Pengelihatan Melanoma
Criteria spesifik untuk mendiagnosis pengelihatan melanoma dengan
standarisasi ekografi.60-62 Tanda utama termasuk (1) konsistensinya padat, (2)
berbentuk seperti jamur, (3) rendah sampai sedang pantulan dari dalam, (4) struktur
internal yang beraturan, (5) aliran darah dalam (vaskularisasi) (gambar 5-1). Faktor

tambahan, termasuk adanya pengurusan suara, tingkatan yang menghubungkan


lepasnya eksudatif retina dan status dari berdekatannya sklera/orbita permukaan yang
juga penting untuk dipertimbangkan.
Dengan ekografi, banyak melanoma dengan bentuk seperti kubah, tetapi
beberapa mungkin bulat atau kontur permukaan yang tidak beraturan (gambar 5-2).
Konfigurasi klasik dari melanoma yang mana berbentuk kancing. Selain itu,
melanoma mempunyai konfigurasi menyebar dengan relatif datar tetapi permukaan
tidak beraturan. Bentuk kancing, indikasi bahwa tumor rusak melalui membrane
Brich, memberikan gambaran tumor berbeda, hampir menampilkan patognomonik
pada B-scan. Pada keadaan istirahat biasanya terjadi didekat pusat dari tumor, tetapi
kadang-kadang terjadi di area eksentrik dari lesi. Bentuk kancing paling sering pada
tumor yang berukuran lebih besar, tetapi dapat juga muncul pada lesi yang kecil
(gambar 5-3). Temuan ini biasanya mudah untuk dideteksi, walaupun pada kasus
yang sama, hal ini dapat ditemukan jika mengevaluasi topografi dengan hati-hati.
Sebaiknya dapat disimpulkan bahwa bentuk kancing dapat ditemukan pada tumor lain
selain melanoma (lihat halaman 144).

Gambar 5-1 melanoma koroid. A. Gambaran lintang dari ekografik B-scan variasi
kancing (jamur). I, garis awal yang dapat disamakan untuk memeriksa permukaan. B,
3

ekografik A-scan ditampilkan daya pantul internal dari rendah ke sedang sebagai ciri
khas pada melanoma koroid. I, paku awal yang dapat disamakan dengan memeriksa
bagian ujung; T, permukaan tumor, panah, paku tumor internal; S, sklera.

Gambar 5-2 melanoma koroid. B-scan melintang yang ditunjukkan dengan bentuk
kubah (A) dan lobules (B). panah,Tumor.
Daya pantulan internal dari melanoma okuler merupakan criteria penting
untuk diagnosis. Karena selulernya, arsitektur histology yang homogeny, tipe tumor
mempertunjukkan daya pantul yang rendah sampai sedang. Pada alasan yang sama,
struktur internalnya, pada banyak kasus, sangat beraturan 42,44,62 (lihat gambar 2-24 dan
5-1).
Aliran darah internal (vaskularisasi) merupakan ciri khas lain yang juga
penting yang dapat diobservasi pada sekeliling melanoma okuler. Vaskularisasi, pada
A-scan merupakan indikasi yang ditunjukkan dengan cepat, spontan, gerakan dengan
amplitude rendah yang terjadi dalam paku tumor internal (lihat gambar 2-29). Aliran
darah internal dapat juga terdeteksi dengan B-scan, 34 dan juga dengan CDI (lihat
halaman 373).

Temuan Lain pada Melanoma Okuler


Beberapa temuan lain yang mungkin ditemui pada pemeriksaan ultrasound pada
melanoma okuler. Termasuk pengurusan suara, eskavasio koroid, sclera posterior
melekuk, dan robekan retina dan juga perdarahan badan kaca dan subretina. Selain
itu, pada melanoma tertentu memperlihatkan sebuah cirri khas yang tidak beraturan
pada struktur internal, ruangan kistik, tanda inflamasi, dan atau kalsifikasi.
Suara yang Melemah
Melanoma okuler yang luas sering menghasilkan suara internal yang melemah secara
signifikan.32,53 Sebelumnya juga telah dijelaskan (lihat halaman 34), pengurusan
suara, ditandai dengan penurunan kekuatan echo, terjadi dari kiri ke kanan pada
ekogram, hasil yang tertera dari daya pantulan lebih rendah pada dasar dari tumor.
Pada B-scan, penurunan daya pantulan ini pada dasar tumor dapat dijelaskan oleh
beberapa penulis sebagai lekukan akustik.18,43 Daya pantulan yang lebih rendah pada
A-scan dan lekukan akustik pada B-scan pada dasar dari melanoma yang luas
mungkin juga karena bagian homogen alami pada bagian tumor ini (gambar 5-4).
Terkadang, produksi melanoma sangat kuat pengurusan suara nya karena penurunan
daya pantulan dari echo orbita di belakang tumor (pembayangan).

Gambar 5-3 Empat perbedaan bentuk kancing baju pada melanoma koroid
(ekografik B-scan melintang). A, kancing yang luas, di pusat dari dasar tumor. B,
kancing yang luas, yang terletak secara tidak wajar, C, kancing yang sangat kecil
(panah), di pusat dari dasar tumor. D, kancing yang kecil (panah), yang terletak
secara tidak wajar.

Gambar 5-4 melanoma bentuk kancing yang menunjukkan suara melemah internal
yang kuat dan eskavatio koroid. A, ekografik B-scan melintang menampilkan bagian
ekolusen pada dasar dari tumor yang dihasilkan oleh suara yang melemah. Ekolusen
ini (akustik menggema) dapat juga menjadi hak, pada bagian, yang arsitektur
selulernya lebih homogenpada dasar dari tumor. Panah, eskavasio koroid yang jelas
terlihat yang membelok dari batas dasar tumor. B, ekografik A-scan yang
menampilkan sudut kappa yang cukup curam, yang menunjukkan suara melemah
internal dan/atau sebuah perubahan di dalam susunan seluler pada dasar tumor. T,
permukaan tumor, panah, paku tumor internal, S,sklera.

Pengangkatan Koroid
Temuan B-scan yang dapat dijelaskan pada melanoma merupakan pengangkatan
koroid.16,18 Karakteristik B-scan terlihat pada dasar tumor, merupakan pemikiran
dikarenakan infiltrasi tumor homogen dari koroid normal (lihat gambar 5-4). Pada
koroid normal, yang mana merupakan ketebalan mikroskopik dan oleh karena itu
infiltrasi tumor tidak cukup untuk menjelaskan tentang fenomena ini. Penjelasan lain
bahwa keputusan untuk pengangkatan koroid hanya sebuah ilusi yang dibuat dengan
garis yang muncul dari dasar tumor merupakan batasannya. Sebaiknya juga
diperlihatkan bahwa pengangkatan koroid diperlihatkan dalam sebuah variasi dari lesi
koroid lainnya dan yang tidak spesifik dari melanoma.28
Sklera Posterior yang Melekuk
Temuan lain bahwa baru-baru ini digambarkan pada melanoma terjadi pada individu
yang lebih muda merupakan tumor pada sklera posterior yang melekuk (lihat halaman
131). Sklera posterior yang melekuk dapat dikacaukan dengan pengangkatan koroid
tetapi dapat dibedakan dengan tidak adanya peningkatan konkavitas pada sklera.
Sebaiknya dijelaskan bahwa sclera posterior yang melekuk tidak spesifik untuk
melanoma koroid dan dilaporkan pada tumor lain yang terjadi pada individu yang
lebih muda (lihat halaman 154).

Gambar 5-5 Sklera melekuk. B-scan secara aksial menampilkan melanoma bentuk
kubah berbatasan dengan saraf optik (ON) dengan melekuknya sklera posterior pada
tumor (panah).

Robekan Retina
Robekan lapisan serous retina biasanya berhubungan dengan melanoma koroid.
Robekan eksudat ini sering meluas dari batasan tumor dan juga seringkali
menunjukkan sekelilingnya lebih rendah dari bola dunia, jauh dari masa tumor. Pada
kasus yang jarang, retina mungkin robek berlebihan pada bagian apeks dari tumor
(lihat halaman 123).
Perdarahan
Perdarahan badan kaca dan atau perdarahan subretina dapat terjadi berulang pada
melanoma okuler (gambar 5-6). Jika perdarahan terjadi sangat hebat, maka hal itu
yang mendasari tumor tersembunyi. Walaupun demikian, jika perdarahan hebat yang
tampak

maka

sebaiknya

mata

dengan

hati-hati

dalam

menyaring

untuk

menyingkirkan masa padat. Jika sebuah lesi diragukan kepadatannya maka dilakukan
pemeriksaan secara berkala mungkin dibutuhkan untuk menyingkirkan melanoma.
Struktur Internal yang tidak Beraturan

Beberapa melanoma menunjukkan tipe tersendiri seperti struktur yang tidak beraturan
dan daya pantul internal yang lebih tinggi. 32 Ciri khas ini biasanya banyak
ditunjukkan pada melanoma yang sangat luas yang berisi perdarahan dan nekrosis,
seperti pembuluh darah yang dilatasi, khususnya pada bagian anterior dari lesi. Hal
ini dapat disimpulkan dengan jelas, banyak pantulan internal yang tidak beraturan
pada bagian dari tumor. Selain itu, lesi ini dapat menghasilkan suara yang melemah
sedang (gambar 5-7).53,62 Ekogram A-scan mungkin juga tidak beraturan ketika tumor
hancur melalui membrane Bruch dan terlihat sebuah kancing yang muncul pada Bscan. Pada kasus ini, paku mungkin dihasilkan oleh kedua permukaan tumor dan tepi
dari membrane Bruch, menghasilkan struktur internal yang tidak beraturan pada Ascan. Meskipun, dengan sedikit gerakan saat pemeriksaan, secara langsung suara
mengarahkan secara utuh meskipun berhenti, pola A-scan sering menjadi pantulan
yang lebih rendah dan sangat beraturan (gambar 5-8). Lesi dengan sangat
bergelombang pada garis permukaan mungkin juga menghasilkan pola yang sedikit
tidak beraturan pada pemeriksaan A-scan.

Gambar 5-6 melanoma bentuk kancing yang luas dengan perdarahan badan kaca dan
sub-retina. A, ekografik B-scan melintang menunjukkan robekan badan kaca
posterior (P), tumor (T), dan perdarahan sub-retina (panah hitam). B, gambar dari
specimen patologi tampak melanoma koroid yang luas (tipe campuran) dan
perdarahan subretina.

Gambar 5-7 melanoma siliokoroid yang luas dengan struktur internal yang tidak
beraturan. B-scan melintang menunjukkan melanoma bentuk kubah yang luas dengan
secara relative dasar ekolusen suara melemah. B, A-scan menampilkan struktur
internal yang sedikit tidak beraturan, walaupun terdapat sudut kappa yang cukup
curam. T, Permukaan tumor, panah, paku tumor internal, S, sklera. Daya pantul
internal yang lebih tinggi dalam bagian anterior dari tumor.

Gambar 5-8 melanoma berbentuk kancing dengan struktur internal yang tidak
beraturan yang hancur pada membrane Bruch. A, ekografik B-scan melintang
menunjukkan batas luar dari tumor pada membrane Bruch masih utuh (panah
tertutup). B, gambaran B-scan melintang pada bagian tengah dari tumor tampak
hancur pada membrane Bruch (panah terbuka). C, A-scan dapat disamakan dengan Bscan pada A tampilan struktur internal yang tidak beraturan yang didapatkan daya
10

pantul tinggi yang dihasilkan oleh membrane Bruch (panah). T, Permukaan tumor; S,
sklera. D, A-scan yang dapat disamakan denngan B-scan pada B menampilkan
struktur internal yang lebih tidak beraturan seperti suara yang mengarah walaupun
hancur pada membrane Bruch.
Ruangan Kistik
B-scan memperlihatkan ruangan seperti kista yang sangat kecildi dalam melanoma
okuler. Temuan ini tidak spesifik pada melanoma, meskipun mungkin akan terjadi
pada tipe lain pada tumor intraokuler. Dengan kata lain, kavitas kista yang dangat luas
banyak memiliki karakteristik dari melanoma ciliokoroid50 (lihat halaman 173).
Peradangan
Skeritis, udem sub-tenon atau infiltrasi peradangan, dan peradangan orbita terkadang
dapat terdeteksi dengan ekogram untuk membedakan dengan melanoma okuler.3,89
Seperti dua kasus tersebut, dipastikan peradangan dan ukuran dari melanoma koroid
yang berkurang setelah diobati dengan kortikosteroid (gambar 5-9). Etiologi dari
reaksi peradangan tidak sepenuhnya hilang. Tidak ada kasus yang menunjukkan
histopatologi dari sklera atau perlukaan ekstrasklera, walaupun satu tumor
memperlihatkan adanya nekrosis sebagian. Pada laporan dari tiga kasus serupa,
menunjukkan histopatologi secara mikroskopik perluasan ekstarokuler pada satu
kasus.107 Pada laporan yang lain menggambarkan tiga kasus dari melanoma koroid
dengan tanda klinis peradangan yang terjadi regresi sebagian secara spontan. 89 Satu
dari tumor didapatkan nekrosis lebih luas pada pemeriksaan histopatologi. Banyak
studi pembelajaran histopatologi terbaru dari Institut ilmu penyakit angkatan senjata
(AFIP)55 dilaporkan pada perbedaan dari skleritis dan episkleritis dengan koroid dan
badan siliar melanoma. Penelitian ini menunjukkan bahwa skleritis dan episkleritis
sangat berhubungan dengan nekrosis tumor. Penting untuk dicatat bahwa temuan
dengan ekografik dari skleritis dan episkleritis dapat menyerupai perluasan
ekstraokuler. Pada perkembangan pemeriksaan meskipun perlu adanya pertanyaan
antara peradangan dan perluasan ekstraokuler (lihat halaman 131).
11

Kalsifikasi
Pada temuan lain yang jarang pada melanoma okuler berupa adanya kalsifikasi.
Kalsium biasanya muncul sebagai focus tersendiri pada permukaan tumor, pada
banyak kasus, yang mendasari bagian dari lokasi robekan retina (gambar 5-10).
Sebuah kasus dilaporkan menggambarkan tanda yang luas dari kalsifikasi tulang
dalam melanoma koroid.10

Gambar 5-9 melanoma koroid berhubungan dengan skleritis dan peradangan orbita.
Ekogram menampilkan penilaian awal (A dan B) dan penggunaan terapi
kortikosteroid (C dan B). A, B-scan melintang ditunjukkan dengan masa intraokuler
berbentuk kubah dengan robekan retina serous yang sangat dangkal (panah lurus) dan
lesi sub-Tenon yang berdekatan pada tumor intraokuler (panah melengkung), S
sklera. B, A-scan menunjukkan daya pantul yang rendah dari masa koroid seperti
robekan retina yang dangkal dan daya panting yang sedang dari lesi posterior dari
sklera. T, Permukaan tumor; S, sklera. C dan D tampak peningkatan yang signifikan
pada peninggian dari tumor intraokuler dan hampir lengkap resolusi dari masa orbita.
Robekan retina tidak menunjukkan lebih panjang. E, histopatologi menunjukkan
melanoma yang nekrosis sebagian (tipe sel campuran) tanpa adanya tanda perluasan
ke ekstrasklera.

12

Gambar 5-10 melanoma berbentuk kubah menunjukkan benjolan kalsifikasi (panah)


pada permukaan perifer dari tumor. B-scan melintang capaian sedang (A) dan capaian
rendah (B).
Analisa Spektrum dari Melanoma Okuler
Sebuah perkumpulan mempunyai perkembangan tehnik untuk menggunakan analisi
spektrum dari karakteristik jaringan pada tumor intraokuler.19,47,48 Tehnik ini
menggunakan analisis komputer dari perhitungan khusus ultrasound untuk
melengkapi tanda akustik pada tumor intraokuler. Analisis spectrum berhasil
membedakan melanoma okuler dengan tumor intraokuler yang lain dan
memperlihatkan perbedaan identifikasi tipe sel pada melanoma (kumparan B dan
epiteloid campuran).20 baru-baru ini, tehnik ini digunakan untuk mempertunjukkan
pola mikrosirkuler pada melanoma uvea. Menunjukkan histologi dari hubungan
mikrovaskuler pada melanoma okuler yang berhubungan dengan peningkatan
mortalitas.91 Jaringan mikrosirkulasi muncul untuk melengkapi tanda akustik yang

13

spesifik dengan analisis spektrum. Metode ini mungkin menguntungkan untuk


prognosis dan penatalaksanaan pada pasien dengan melanoma okuler.

Gambar 5-11 pengukuran peninggian tumor menggunakan dorongan A-scan vektor.


A, B-scan melintang dengan A-scan vektor pada bagian tengah dari tumor berbentuk
kubah. B, A-scan vektor ditunjukkan tanpa B-scan menunjukkan letak kursor pada
permukaan tumor dan bagian dalam sklera. Tinggi dari tumor = 2.2 mm.
Biometri Tumor
Salah satu dari banyak fungsi ekografi pada penilaian melanoma adalah mengukur
dimensi tumor.56 Pengukuran secara akurat sangat penting untuk perencanaan
tatalaksaan pada tumor (observasi, pengobatan dan radiasi dosimetri) dan untuk
memonitoring pertumbuhan tumor atau regresi.

14

Ukuran Puncak Tumor


Ukuran dari puncak apical tumor (elevasi maksimum) harus tampak terlebih dahulu
dengan menggunakan B-scan. Pada beberapa peralatan B-scan, ukuran dapat tepat
dari layar dengan menggunakan kursor elektronik, dengan yang lainnya mungkin
membutuhkan untuk mengukur gambar dari ekogram (lihat apendik F). Ukuran
puncak tumor dapat juga diperlihatkan pada beberapa peralatan dengan menggunakan
garis vector A-scan yang berada pada ekogram B-scan (gambar 5-11).
Ukuran dengan B-scan, tampilan garis melintang atau membujur menjadi
berguna, ukuran harus menggunakan kedua tampilan tersebut. Keadaan ini yang
mana mungkin lebih dipercaya daripada yang lain, tergantung pada lokasi dan bentuk
dari lesi. Lesi perifer lebih baik dinilai dengan menggunakan tampilan membujur.
Dengan scan melintang pada tumor perifer, arah suara mungkin tidak diketahui secara
langsung, dihasilkan elevasi puncak tumor yang salah. Lagi pula, hai ini menjadi
menegangkan bahwa itu tidak mungkin untuk menentukan ukuran puncak secara
akurat dari lokasi tumor di perifer dengan menggunakan tehnik garis vektor A-scan.
Sebaguan besar tumor, langkah awal untuk menilai ukuran puncak apical
dengan B-scan untuk memeriksa tumor dengan posisi melintang. Dengan
menggunakan

penetapan sedang, tumor bagian tengah pada ekogram dan

pengangkatan pada sudut belakang dan seterusnya, demikian menyapu akustik pada
bagian sebrang dari lesi. Gerakan ini untuk mengeluarkan, ekogram memonitoring
sebuah percobaan pantulan suara yang tegak lurus pada kedua apek dari tumor dan
bagian dalam sclera pada dasar tumor. Bagian dalam sklera dapat diidentifikasi
sebagai lini pertama dari dasar tumor terus-menerus dengan sekeliling fundus
(gambar 5-12). Pertama kali tampilan yang bagus dari kedua apeks dan bagian dalam
sklera dapat tercapai, puncak apical tumor dapat diukur dari B-scan ekogram. Pada
gerakan serupa, menggunakan scan membujur, lalu tampak dengan jelas kedua
ukuran puncak apical.

15

Axial dan para-axial B-scan memeriksa kedekatan (scan vertical macula, lihat
halaman 28) yang biasanya cocok untuk mengukur lesi pada region peripapila (lihat
gambar 2-20). Permulaan ini tidak cocok yang mana untuk mengukur tumor perifer
lainnya.
Sebuah permulaan ukuran elevasi tumor dengan B-scan, nilai ini diterima
denga standarisasi A-scan. A-scan peralatan pertama pada sensitivitas jaringan dan
pengangkatan pada area yang berhadapan dengan tumor. Pengangkatan ini berpindah
jika diperlukan untuk secara langsung pantulan suara ke arah apeks tumor. Lokalisasi
dari apeks tumor dapat dilakukan oleh perubahan pantulan suara belakang dan
lintasan seterusnya pada tumor. Pantulan suara harus dirubah sampai secara serempak
meluruskan tegak lurus pada kedua permukaan tumor pada apeks dan bagian dalam
sklera. Ketegaklurusan ini mencapai puncak tertinggi dari ketinggian maksimum
yang diperlihatkan dari kedua permukaan (gambar 5-13).
Ketika kedua permukaan tumor dan ujung sklera adekuat ditampilkan pada
sensitivitas jaringan, sebuah ukuran elevasi yang nyata. Perbaikan lebih lanjut
memperoleh keuntungan yang sedikit dikurangi (sebagai layar untuk memonitor
terus-menerus) untuk tampilan yang berbeda puncak dari kedua permukaan tumor
dan bagian dalam dari sklera. Pengukuran cukup dari layar oleh jumlah posisi panah
elektronik pada fase yang sama atau region dari permukaan tumor dan bagian dalam
sklera (gambar 5-14). Beberapa peralatan yang tidak ada kursor elektronik dan
kemudian membutuhkan pengukuran yang dibuat dari gambar dengan menggunakan
gunting dan perubahan meja59 (lihat apendiks A).
Pemeriksa harus berusaha untuk pengukuran yang konsisten dari kualitas
terbaik ekogram yang berlaku. Sebaiknya dapat mengetahui hubungan antara
pengukuran dengan B-scan dan standarisasi tehnik A-scan. Pengukuran dengan dua
metode harus secara umum mendekati 0,2 sampai 0,3 mm untuk tumor yang kecil dan
0,5 mm untuk tumor yang luas. Ketika perbedaan dihadapi, kualitas ekogram harus
dievaluasi ulang dan mempertimbangkan secara optimal. Ekogram harus dinilai untuk
memastikan penilaian permukaan benar.
16

Kebenaran identifikasi dari A-scan berasal dari permukaan tumor dan bagian
dalam sklera dengan pengukuran yang tepat. Misalnya retina melekat pada
permukaan tumor, puncak tumor yang masuk ke dalam retina dan permukaan tumor.
Kesimpulan ini pada permukaan tumor tampak relatif tebal pada sensitivitas jaringan
dan terkadang puncak rangkap berkurang. Pada kasus ini, pengukuran harus selalu
tepat dari bagian retina pada permukaan puncak. Sebaliknya, jika pemeriksaan B-scan
terlihat bahwa retina robek dari apeks tumor, pengukuran harus dari permukaan tumor
sebenarnya lebih baik dari puncak retina (gambar 5-15). Pada beberapa tumor,
mungkin mustahil untuk meperlihatkan permukaan puncak 100%. Hal ini dapat
terjadi pada tumor dengan bentuk permukaan yang sangat konvek, elevasi yang
curam, atau tidak beraturan, permukaan bergelombang. Pada kasus lain, amplitude
permukaan tumor paling tinggi dapat ditampilkan jika digunakan untuk pengukuran.
Puncak dihasilkan oleh bagian dalam sklera mungkin terkadang sulit untuk
kebenaran identifikasi. Kebanyakan kesalahan pada umumnya pada anggapan
mengukur pada bagian luar sclera/kapsul tenon antar permukaan dan pengukuran luas
yang salah. Hal ini dapat terjadi karena bagian luar sklera/kapsul tenon antar
permukaan sering pantulannya lebih tinggi daripada bagian dalam permukaan sclera,
meskipun hal ini lebih mudah untuk dilakukan dalam pengukuran. Kesalahan ini
dapat dihindari, apabila mengenal bahwa bagian dalam sklera dihasilkan pertama
berbeda dari dasar tumor ketika menggunakan sensitivitas jaringan dan pencapaian
berkurang (gambar 5-16). Menggunakan sedang atau sedikit lebih tinggidapat
memudahkan identifikasi dari bagian dalam puncak sklera. Selain itu pengukuran Ascan harus selalu berhubungan dengan B-scan untuk cukup meyakinkan pembaca
(gambar 5-17).
Poin penting bahwa kecuraman dan ketinggian dari bagian dalam puncak
sclera seharusnya boleh berkurang untuk infiltrasi tumor sklera atau berhubungan
dengan skleritis (gambar 5-18), atau sebagai hasil dari radioterapi (lihat halaman
137). Pada kasus sulit, identifikasi puncak sklera dapat dibantu dengan hubungan A
dan B-scan ekogram.
17

Gambar 5-12 tehnik dinamis B-scan untuk melokalisasi apeks tumor (elevasi
maksimal). Gambaran skematis menunjukkan penempatan penggalian dari potongan
melintang. Penggalian pertama terletak di dekat limbus pada garis bujur berlawanan
dengan tumor dan berpindah arah ke fornik. Penggalian ini pembelahan ganda dari
tumor dari posteriornya (1) sampai garis anteriornya (4). Tinggi tumor maksimal
digambarkan dengan posisi penggalian 2. Eksudat robekan retina dan sangat
berdekatan dengan tumor. Panah, bagian dalam sklera.

18

Gambar 5-13 tehnik dinamis A-scan untuk melokalisasi apeks tumor (elevasi
maksimal). Gambaran skematis menunjukkan penempatan penggalian dari potongan
melintang. Penggalian pertama terletak di dekat limbus pada garis bujur berlawanan
dengan tumor dan berpindah arah ke fornik. Penggalian ini pembelahan ganda dari
tumor dari posteriornya (1) sampai garis anteriornya (4). Tinggi tumor maksimal
digambarkan dengan posisi penggalian 2. Dapat disamakan dengan ekografik (2),
naik dengan curam, paku tinggi dari retina dan sklera menunjukkan suara yang
mengarah tegak lurus secara langsung pada permukaan. T, permukaan tumor; S,
sklera.

19

Gambar 5-14 pengukuran A-scan pada melanoma koroid. A, ekografik A-scan pada
sensitivitas jaringan untuk memeriksa dan mengukur tumor dengan relative jauh pada
bagian dari suara yang melemah. T, permukaan tumor; I, bagian dalam sklera. Elevasi
= 5.7 mm. B, A-scan tereduksi. Pada keuntungan lebih rendah, suara yang melemah
secara efektif menyempit (hanya bagian tengah yang digunakan),demikian
memperbaiki resolusi aksial dan melengkapi pengukuran yang lebih tepat. Elevasi
maksimal = 5.7 mm

Gambar 5-15 melanoma koroid dengan akibat dari robekan retina. Pengukuran
ketinggian tumor harus tepat dari permukaan tumor yang sebenernya daripada dari

20

robekan retina. Melintang (A) dan membujur (B) B-scan menunjukkan robekan retina
(panah) apeks dari tumor. Gambaran A-scan pada sensitivitas jaringan (C) dan letak
capaian (D)

menunjukkan ujung yang terpisah dari robekan retina (panah) dan

permukaan tumor (T).

Gambar 5-16 gambaran skematik menunjukkan tehnik A-scan untuk mengukur


ketinggian tumor. Penggalian terletak di bola mata berlawanan dengan tumor dengan
suara yang melemah secara langsung di perifer dari apeks tumor dan sklera.
Pengukuran pada sensitivitas jaringan (A) dan reduksi capaian sedang (B).
pengukuran yang tepat, suara yang melemah harus langsung pada perifer pada
permukaan tumor (T) dan bagian dalam sklera (I). pengukuran luas yang keliru dapat
berlaku jika tumor diukujr pada luar sklera (O). Hal ini dapat dicegah dengan
mempertahankan tampilan dari bagian dalam sklera sebagai reduksi dari pengukuran.

21

Gambar 5-17 pengukuran yang keliru dari ketinggian tumor intraokuler. Tinggi
apical merupakan yang ukuran utama dari penampang melintang (A) dan membujur
(B) B-scan dengan kursor elektronik (garis hitam) terletak pada permukaan tumor dan
bagian dalam sklera. Ukuran tinggi apical 3.20 mm. ON, saraf optik. Tumor diukur
dengan A-scan, pertama pada sensitivitas jaringan (C) dan selanjutnya reduksi (D). C,
dengan kursor terletak pada permukaan tumor (T) dan bagian dalam sclera (I), ukuran
ketinggian apical 3.19 mm. O, bagian ujung luar sklera. D, pada capaian reduksi,
kelemahan pada bagian dalam sklera tidak ditampilkan lebih panjang dan pengukuran
yang keliru (3.78 mm) pada ujung bagian luar sklera (O). kesalahan ini dapat dicegah
dengan identifikasi dengan benar pada bagian dalam sklera pada level ketinggia
(sensitivitas jaringan) dan juga mempertahankan tampilan yang direduksi. Contoh ini
ditunjukkan dengan pentingnya pengukuran yang berhubungan antara A- dan B-scan.

22

Gambar 5-18 melanoma koroid dengan skleritis menghasilkan penurunan daya


pantul dari sklera. A, penampang membujur B-scan tampak tidak beraturan,
permukaan sklera tidak jelas (panah kecil) dan bengkak pada ruang sub-Tenon
(panah besar) dengan skleritis. ON, saraf optik. B, ekografik A-scan menampilkan
tinggi dari ujung sklera (S) yang meradang. Garis lengkung, permukaan tumor,
panah vertical bengkak pada ruang sub-Tenon; T, kapsul Tenon. C, kecocokan A-scan
capaian yang ditampilkan pada kapsul Tenon (T) daya pantul lebih tinggi daripada
peradangan sklera (S). panah vertika, peradangan pada ruang sub-Tenon.

23

Gambar 5-19 B-scan memonitor pertumbuhan dari melanoma koroid yang kecil
yang diperiksa dengan laser. Ekografik B-scan penampang melintang menunjukkan
tumor utama untuk terapi laser (A), selama pengobatan (B dan C) dan saat
pengobatan (D). tumor hampir datar pada C setelah pengobatan laser terakhir, tetapi
tampak peningkatan sedang pada tinggi dalam 3 bulan setelah selesai pengobatan (D).

24

Pengukuran A-scan pada tumor yang kecil (<1.5mm) dapat menjadi sangat
menarik. Hai ini disebabkan oleh kesulitan secara serempak menunjukkan pantulan
suara yang tegtak lurus pada kedua apeks tumor dan bagian dalam sklera. Meskipun
dianjurkan bahwa pengukuran B-scan digunakan untuk memonitor puncak apical dari
tumor yang kecil (gambar 5-19).
Pengukuran Dasar Tumor
Ultrasound dapat digunakan untuk mengukur diameter basal dari tumor yang
memeriksanya dengan melintang dan membujur. Pada pengukuran dengan melintang
mengukur diameter lateral, sedangkan dengan membujur mengukur diameter
anteroposterior. Pengukuran ini dapat ditampilkan dari layar dengan kursor elektronik
atau gambar menggunakan jangka lengkung (gambar 5-20, lihat juga apendiks F).

25

Gambar 5-20 pengukuran dasar diameter dari tumor koroid menggunakan


pendekatan B-scan penampang melintang dan membujur. Gambaran skematik tiga
dimensi menunjukkan tumor koroid (A) dengan penampang melintang (B) dan
membujur (C) dengan pendekatan suara melemah. Gambaran skematik (D)
menunjukkan bagian dari tumor untuk scan melintang (T) dan membujur (L).
Ekografik melintang (E) dan membujur (F) menunjukkan tumor berbentuk kubah
dengan penempatan yang benar dari kursor pada batas tepi tumor. Pendekatan secara
melintang menunjukkan perluasan ke lateral (sirkuferensial) sedangkan membujur
menunjukkan perluasan ke anteroposterior (radial) dari tumor. Pada contoh ini,
ukuran dasar tumor 8.65 mm secara sirkumferensial dan 7.40 mm secara radial. ON,
saraf optik.

Gambar 5- 21 melanoma koroid dengan perluasan ekstrasklera. A, B-scan membujur


menunjukkan tumor berbentuk kubah dengan benjolan ekstrasklera (panah besar)
terletak dekat dengan saraf optik (ON). Hubungan dari benjolan dengan tumor
intraokuler berupa pembuluh darah kecil pada sklera (panah kecil). B, B-scan
melintang pada sisi posterior daru tumor juga menunjukkan benjolan tumor
ekstrasklera (panah). C, specimen patologi menunjukkan melanoma koroid (tumor
sel campuran) dengan perluasan ekstrasklera (panah).

26

Pada beberapa kasus, tampilan membujur dan melintang tidak ditampilkan


diameter dasar dari tumor secara luas. Kadang dapat dinilai, meskipun dengan
putaran secara sederhana pada tampilan scan melintang atau membujur.
Pengukuran dari B-scan paling tepat dan bermanfaat ketika tumor sangat
berbeda dapat dengan mudah diidentifikasi dengan ekografik. Pengukuran B-scan
kurang dapat dipercaya pada bagian tumor yang meruncing, batas tidak jelas. Pada
kasus yang mana batas tumor secara klinis terlihat, pengukuran B-scan harus
dibandingkan dengan penilaian secara klinis. Jika tumor menjadi sebuah tanda,
peraturan umum lebih baik dari klinis dan pengukuran ekografi harus digunakan. Hal
itu juga dapat tercapau ketika tumor koroid meluas ke dalam badan siliar, garis
anterior mungkin tidak tampak pada gambar (lihat halaman 174). Kesimpulannya,
pengukuran diameter dasar untuk tumor lain mungkin tidak tepat.
Pengukuran Volume Tumor / Gambar Tiga Dimensi
Pada gambaran sebelumnya (lihat halaman 122), metode tradisional dari pengukuran
tumor intraokuler menggunakan kombinasi dari satu dimensi (A-scan) dan dua
dimensi (B-scan) bentuk dari ultrasound. Kombinasi ini digunakan untuk menilai
ukuran tumor dan menentukan pertumbuhan dan regresi yang terjadi. Satu
pengukuran mengeliminasi metode ini meskipun merupakan penilaian yang tepat
dalam volume tumor. Para peneliti mempercayai bahwa penilaian volume tumor
paling efektif dan dipercaya berdasarkan pengukuran dan mengikuti melanoma
koroid. Perkembangan teknologi baru ultrasound tiga dimensi (3-D)81 sekarang
tersedia sangat efektif dan dipercaya dalam mengukur volume tumor (lihat Bab 9).
Perluasan ke Ekstrasklera
B-scan dapat sangat bermanfaat dalam mendeteksi perluasan ekstrasklera dari
melanoma intraokuler.23,52,78,79 Perluasan tumor ekstrasklera secara khas tampak
sebagai satu atau banyak benjolan yang berada dekat dengan sklera, berbatasan
dengan dasar dari tumor (gambar 5-21). Ketebalan benjolan kira-kira 1.5 mm
sebelum dapat terdeteksi secara terpercaya. Ketika lesi cukup tebal, A-scan

27

terstandarisasi dapat juga digunakan untuk menilai daya pantulan internal (gambar 522) dan aliran darah di dekat benjolan.
Bagian kecil dari suspek perluasan tumor mungkin teridentifikasi, tetapi pada
banyak kasus, ukuran kecil menghalangi untuk mendiagnosis pasti pada pemeriksaan
awal. Ketita bagian yang dicurigai terdeteksi pemeriksaan bertahap dapat bermanfaat
untuk melihat peningkatan ukuran atau perubahan bentuk Yang menunjukkan
pertumbuhan ekstraokuler (gambar 5-23). Hal ini juga dapat menekankan bahwa
melanoma koroid yang kecil dapat berhubungan dengan pertumbuhan tumor
ektraokuler yang signifikan (gambar 5-24). Kesimpulannya, tumor kecil harus
dimonitor dengan ultrasound, jika tidak didapatkan perubahan klinis yang jelas pada
ukuran dari lesi intraokuler.

Gambar 5-22 melanoma koroid dengan perluasan ekstrasklera. A, ekografik B-scan


melintang menunjukkan tumor intraokuler berbentuk kubah dengan robekan retina
pada garis tengah (panah putih). Benjolan tumor ekstrasklera yang luas ditunjukkan
pada tepi yang lebih rendah pada masa koroid (panah hitam). B, A-scan menunjukkan
daya pantul yang lebih rendah pada intraokuler (panah terbuka) dan ekstraokuler
(panah lurus) bagian dari tumor. T, permukaan tumor; S, sklera; panah lengkung,

28

kapsul Tenon. C, specimen patologi menunjukkan melanoma koroid (tumor sel


campuran) dan benjolan tumor ekstrasklera (panah).

Gambar 5-23 melanoma koroid dengan perluasan ekstrasklera. Ekografik B-scan


melintang menunjukkan pertumbuhan dari bagian yang dicurigai perluasan
ekstraokuler. A, pada pemeriksaan awal, bagian kecil dari ekolusen pada bagian
episklera yang berdekatan dengan tumor (panah). B, pada pemeriksaan lanjutan 1
tahun belakangan, terdapat pertumbuhan tumor intraokuler dan lesi ekstraokuler
(panah). Lesi ekstraokuler tampak seperti suatu benjolan.
Pada beberapa kasus, infiltrasi sklera dengan atau tanpa perluasan
ekstraokuler dapat ditampilkan secara ekografik (gambar 5-25). Selain itu, paerluasan
ke sklera pada pembuluh darah kecil terkadang dapat terdeteksi dan adakalanya dapat
tampak yang berhubungan dengan benjolan ekstraokuler (lihat gambar 5-21). Pada
satu kejadian perluasan dari melanoma kedalam orbita yang mana pada pembuluh
darah pusat dapat diamati (gambar 5-26; lihat juga gambar 9-3).

29

Gambar 5-24 melanoma intraokuler yang kecil dengan perluasan tumor ekstraokuler
yang besar. A, ekografik B-scan melintang menunjukkan relative kecil, lobules
melanoma intraokuler (panah melengkung) dan melanoma yang luas pada orbita (M).
V, kavitas badan kaca; panah lurus, sklera; B. tulang orbita. B, A-scan menunjukkan
kecil, daya pantul yang sedang pada melanoma intraokuler (panah), dan luas, daya
pantul yang lebih rendah pada orbita. T, permukaan tumor; S, sklera.

Gambar 5-25 melanoma koroid yang kecil menunjukkan adanya infiltrasi dan
melekuknya bagian posterior sklera. A, B-scan melintang menampilkan tumor
berbentuk kubah dengan infiltrasi menyebar dan pelekukan sklera (panah). B,
specimen histopatologi dari melanoma (sel tipe spindle) menunjukkan infiltrasi sklera
(panah) dan pelekukan sklera.

30

Gambar 5-26 luas, melanoma berbentuk tidak beraturan dengan perluasan ke dalam
orbita melalui pembuluh darah pusat (panah)

Gambar 5-27 melanoma koroid yang terletak di bagian temporal berinsersi pada otot
oblik lateral dan inferior. A, gambaran fundus menunjukkan tumor koroid yang luas
terletak di temporal pada bagian kiri mata. B, B-scan melintang vertical pada bagian
anterior dari lesi pada arah jam 3 ekolusen berdekatan dengan sklera (panah)
dihasilkan oleh insersi dari otot rectus lateral. C, B-scan melintang oblik pada sisi
posterior dari tumor menunjukkan insersi dari otot oblik inferior (panah melengkung)
dan bagian posterior dari otot rectus lateral (panah lurus).

31

Perluasan Pseudoekstrasklera
Temuan pasti dapat menstimulasi pertumbuhan ekstraokuler dari melanoma.
Termasuk pada pembuluh darah yang padat, otot-otot ekstraokuler dan peradangan
ruang sub-Tenon.24,80 Dilatasi pembuluh darah episklera yang berbatasan dengan
tumor intraokuler mungkin sulit untuk dibedakan dari perluasan ekstraokuler tetapi
tudak ada perubahan ukuran pada pemeriksaan lanjutan.
Insersi dari otot ekstraokuler, khususnya pada oblik inferior, dapat keliru
perluasan ekstrasklera (gambar 5-27). Kesalahtafsiran ini biasanya dapat dicegah jika
pemeriksa mengetahui lokasi dan gambaran normal dari otot ekstraokuler(lihat Bab
15 dan gambar 15-2). Hal ini harus diperhatikan, bahwa tampilan dari otot
ekstraokuler secara pasti sampai tumor intraokuler dapat sebagai bagian kecil yang
tersembunyi dari perluasan ekstrasklera. Jika pada kasus lain pola pada bagian dari
otot ekstraokuler tampak benjolan atau bentuk tidak beraturan lalu adanya perluasan
tumor ekstraokuler harus dicurigai kuat sekali (gambar 5-28).

32

Gambar 5-28 melanoma koroid dengan perluasan ekstrasklera. Pasien dengan nyeri
pada matanya dengan ekografik dengan curiga skleritis. Walaupun gambaran dari
fundus berkabut, lesi melanosit muncul pada lebih rendah temporal perifer dibawah
dari robekan retina. Ekogram mengetahui tipe dari melanoma. Selain itu, lesi
ekstraokuler pada bagian dari otot oblik posterior berdekatan dengan tumor. Pada
pemeriksaan awal, apakah penebalan pada otot atau pertumbuhan tumor ekstraokuler
sebenarnya. A, ekografik B-scan melintang darp pemeriksaan awal tampak luas,
tumor intraokuler berbentuk tidak beraturan dengan lesi ekolusen berdekatan pada
orbita (panah melengkung). Panah lurus, RD. B, B-scan melintang 4 minggu terakhir
tampak peningkatan ketebalan dan perubahan bentuk dari lesi ekstraokuler (panah
melengkung). Perluasan ekstraokuler secara pasti didiagnosis dengan ekografik pada
kunjungan. MRI potongan sagital (C dan D) pada pemeriksaan ekografik yang kedua
gagal mengakhiri bagian ekstraokuler pada tumor. Tumor intraokuler, panah. C, T1weighted scan. D, scan dengan supresi lemak. E, specimen patologi menunjukkan
melanoma (sel tumor campuran) dan benjolan tumor ekstraokuler (panah).
Peradangan episklera sampai adanya melanoma koroid dapat juga sebagai
tanda perluasan ekstraokuler. Seperti yang sudah disebutkan diawal (lihat halaman
120), beberapa melanoma koroid mempunyai hubungan dengan skleritis dan
episkleritis. Pada semua kasus, peradangan terjadi pada penggunaan terapi
kortikosteroid,

dengan

demikian

mengeliminasi

ekografik

pada

perluasan

ekstraokuler yang dicurigai. Meskipun pada pemeriksaan histopatologi berikutnya


yang ditunjukkan pada mata secara mikroskopik perluasan ekstrasklera dan atau
sklera.107 Perubahan meliputi sklera, episklera dan otot ekstraokuler pada insersi
termasuk radioterapi dapat menjadi tanda perluasan ekstraokuler (lihat halaman 137)

33

Melanoma yang Menyebar


Melanoma yang menyebar sulit untuk didiagnisis, baik secara klinis maupun dengan
ekografik. Walaupun tumor ini berbentuk datar dan menyebar, namun sedikit tidak
beraturan permukaan bergelombang dengan batas yang tidak jelas. jika tumor cukup
terangkat, daya pantulan internal biasanya sedang (gambar 5-29). Vaskularisasi
internal sulit untuk dinilai karena bersifat dangkal dari tumor. Selain itu, melanoma
yang

menyebar

berhubungan

dengan

insiden

tinggi

terjadinya

perluasan

ekstrasklera.25 Diagnosis banding secara ekografik dari melanoma yang menyebar


termasuk metastase karsinoma hingga koroid (lihat halaman 143), nevus koroid yang
menyebar (lihat halaman 151), Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada26 (lihat halaman
200), hyperplasia limfonodi uvea (lihat halaman 153), hemangioma koroid yang
menyebar (lihat halaman 147), dan lesi disciform (lihat halaman 160).

34

Gambar 5-29 melanoma koroid yang menyebar. A, gambaran fundus yang


menunjukkan luas, melanoma koroid berpigmen (panah). B, ekografik B-scan
melintang menunjukkan lesi elevasi sedang dengan kontur permukaan datar (panah).
C, B-scan membujur menunjukkan dasar lebih luas dari tumor pada penampang
(panah). D, A-scan pada sensitivitas jaringan menunjukkan daya pantul sangat rendah
disbanding lesi. T, permukaan tumor; S, sklera. E, A-scan reduksi capaian.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dengan tanda atau sinar eksternal, menjadi modalitas alternative pada
umumnya untuk mengobati mata dengan melanoma koroid.68,94 Ekografi digunakan
untuk mengetahui tumor agar dapat dinilai keefektifan dalam mengobati dan
memastikan penempatan radioaktif.22,70,71
Temuan Setelah Radiasi
Temuan khas pada ekografi dapat diamati perjalanan terapi radiasi pada melanoma
okuler. Lesi ini cenderung sangat tidak beraturan pada strukturnya dan daya
pantulnya lebih tinggi serta berkurangnya ukuran (gambar 5-30). Perubahan lain pada
karakteristik internal yang tampak sebagai nekrosis yang sangat luas di dekat lesi. 79,80
Hilangnya vaskularisasi internal biasanya sebagai tanda pengobatannya efektif.
Walaupun melanoma diobati tanda khas menjadi lebih kecil setiap saat, beberapa
tumor mungkin segera meluas setelah radioterapi. Pada sebagian besar kasus, pada
dasarnya tumor berkurang ukurannya. Pada pembesaran awal tampak bengkak pada
tumor

setelah

penyinaran.

Pembesaran

selanjutanya

dari

tumor

mungkin

menunjukkan pertumbuhan tumor yang sebenarnya.


Hubungan lain yang mungkin ditemukan penebalan otot ekstraokuler yang
berinsersi (gambar 5-31), berkurangnya daya pantul dari sklera. Selain itu, perubahan
peradangan tampak pada ruang sub-Tenon dibelakang tumor pada bagian yang mana
adanya sebuah tanda. Hal ini penting untuk mengetahui perubahan setelah
pengobatan karena mungkin merupakan efek yang muncul dari posterior ujung sklera
ketika pengukuran tumor setelah pengobatan (gambar 5-32). Seperti pada penjelasan

35

sebelumnya, perubahan pada sklera, episklera dan penebalan pada otot ekstraokuler
dapat dicurigai pertumbuhan tumor ekstraokuler. Maka dari itu, temuan lain harus
diamati dengan teliti untuk memastikan tidak ada bertambahnya ukuran tiap saat.
Suatu pembesaran pada pemeriksaan lanjutan memberikan kesan kemungkinan
perluasan ekstraokuler.
Walaupun melanoma diobati biasanya menjadi bertahap lebih kecil, pengoban
lanjutan jangka panjang sudah dapat terlihat. Hal ini karena tumor dapat tampak
tumbuh setelah regesi secara signifikan (gambar 5-33).

Gambar 5-30 melanoma koroid yang berbentuk kubah sebelum radioterapi (A dan
D), pada 4 bulan (B dan E), dan pada 8 bulan (C dan F) setelah pengobatan. B-scan
melintang (A) menunjukkan robekan retina dan A-scan (D) menunjukkan daya pantul
internal yang rendah. Pada 4 bulan, B-scan melintang (B) tampak penurunan pada
elevasi tumor dan permukaan datar, A-scan (E) tampak peningkatan daya pantul dan
elevasi lebih rendah. Pada 8 bulan, B-scan melintang (C), menunjukkan penurunan
lebih lanjut pada elevasi dan resolusi lengkap dari robekan retina serous; A-scan (F)
juga menunjukkan penurunan pada elevasi tumor.
36

Gambar 5-31 melanoma koroid yang berbentuk kubah berinsersi pada otot rectus
lateral sebelum pengobatan (A to C) dan 8 bulan setelah terapi radiasi (D to F). Bscan melintang (A) dan membujur (B) dan A-scan (C) menunjukkan bentukan kubah,
daya pantul sedang melanoma berdekatan berinsersi pada otot rectus lateral (panah
tertutup). T, permukaan tumor; S, sklera. Ekografik pada pemeriksaan lanjutan
setelah pengobatan (D to F) menunjukkan penurunan tinggi tumor, peningkatan daya
pantul internal dan penebalan insersi dari otot. Ketebalan otot dapat mendorong
perluasan tumor ekstraokuler.

37

Gambar 5-32 melanoma koroid kecil sebelum pengobatan (A dan C) dan 6 bulan
selama terapi radioaktif (D dan F) menunjukkan peradangan episklera yang menyebar
setelah pengobatan. A, ekografik B-scan melintang menunjukkan tumor berbentuk
kubah. B, A-scan pada sensitivitas jaringan menunjukkan daya pantul internal yang
rendah. T, permukaan tumor; S, sklera. C, A-scan pada capaian menunjukkan
ketinggian dari tumor. D, lesi ekolusen pada sensitivitas jaringan menunjukkan
peningkatan yang sedang pada daya pantul dari tumor dan lesi pada ruang episklera
(panah). F, gambaran A-scan pada capaian menunjukkan tinggi maksimal dari tumor
dan lesi pada ruang episklera. Capaian tinggi dari ujung sklera meradang selama
terapi.

Gambar 5-33 melanoma koroid pada pemeriksaan awal (A), pada 1 tahun (B) dan 3
tahun (C) setelah terapi radiasi. A, tumor berbentuk kancing yang luas menunjukkan
daya pantul yang rendah sampai sedang. T, permukaan tumor; S, sklera. B, tumor
menunjukkan penurunan pada tinggi serta peningkatan pada daya pantul internal.
Vaskularisasi internal yang juga berkurang dibandingkan dengan pemeriksaan awal.
C, tumor yang sangat luas, dan daya pantul yang menurun. Juga, vaskularisasi
internal meningkat dibandingkan dengan pertama kali pemeriksaan lanjutan.

38

Gambar 5-34 pelindung emas (kiri) dan I-125 yang berisi biji radioaktif (kanan).

Gambar 5-35 B-scan menggali pada tempat steril.

39

Gambar 5-36 tehnik B-scan untuk melokalisasi radioaktif di belakang melanoma


koroid. A, gambaran skematis menunjukkan tumor temporal pada optik disk dan
bagian melintang (T) dan membujur (L), scan pada tumor. S, garis tumor superior; P,
garis tumor posterior; I, garis tumor inferior; A, garis tumor anterior. B, ekogram Bscan melintang pada melanoma koroid dan plak (panah terbuka) menunjukkan garis
superior (S) dan inferior (I) dari plak. C, B-scan membujur pada tumor dan plak
menunjukkan garis anterior (A) dan posterior (P) dari plak. Garis plak yang melewati
batas tumor mengindikasikan tempat sebenarnya.

Gambar 5-37 ekogram B-scan membujur menunjukkan reposisi dari plak I-125. A,
pemeriksaan awal setelah penempatan plak menunjukkan bahwa plak tidak dapat
menempati dengan benar pada garis tumor posterior (panah). ON, saraf optik. B,
pemeriksaan setelah reposisi plak yang menunjukkan bahwa plak dalam posisi yang
sesuai.

Gambar 5-38 ekogram B-scan dari melanoma koroid selama penyinaran. A,


penampang melintang menunjukkan otot rectus media membesar (M). B, scan
melintang pada tumor menunjukkan dua kecil, tingginya refleksi eko dari cincin

40

tantalum (panah) terletak pada tumor utama pada pengobatan. S, bayangan cincin
tantalum.
Tehnik Pembatasan Tanda dan Sinar Eksternal
Pemeriksaan ultrasound dapat bermanfaat untuk menguji letak dari tanda radioaktif
sebuah melanoma okuler.22,41,68,70,71,96,103 Utrasound secara khusus berguna sebagai
pembatasan dari tanda dibelakang sebuah tumor posterior yang berada tepat pada
saraf optic, yang mana transluminasi mungkin tidak tepat untuk menunjukkan batas
tumor. Ekografik dapat juga menilai kasus tersebut pada seluruh dasar tumor yang
tidak dapat dibayangkan dengan optalmoskopi (tumor kancing baju dengan
menggantung) (lihat gambar 5-34, A dan B).
Tehnik pembatasan tanda gabungan dari penggunaan B-scan, pada ruang
operasi dengan kondisi kurang steril atau setelah operasi, dimana kondisi steril tidak
diperlukan. Iodine-125 (I-125) dengan tanda khas yang terdiri dari sebuah perisai
emas dengan sebuah sisipan plastic yang berisi biji radioaktif46 (gambar 5-34). Pada
B-scan, plak menghasilkan sebuah kejelasan, pola pada orbita yang berdekatan
dengan sklera, yang ditandai oleh bayangan dari jaringan orbita.
Ketika pembatasan plak pada kondisi yang kurang steril, B-scan menggali
pada sebuah karet lengan steril (gambar 5-35). Metilselulosa steril merupakan tempat
dalam karet sebelum menyisipi galian dan juga terapan pada permukaan bola mata
yang lebih dulu untuk diperiksa. Dasar dari tumor merupakan gambar melintang dan
membujur untuk ditampilkan hubungan dari plak dengan batas tumor (gambar 5-36).
Jika plak tampak pada posisi tak tepat atau muncul miring, dapat menjadi bergerak
dan pengulangan ekografik untuk memastikan ketepatan saat ditemukan (gambar 537). Pada penjelasan sebelumnya, tehnik ini sangat bermanfaat untuk tumor posterior
dekat dengan saraf optic. Juga metode ini lebih cocok untuk tumor yang sangat nyata,
tepi curam yang bertambah tinggi, yang mana tepi dari tumor dapat diidentifikasi
dengan ultrasound. Ekografik sangat dipercaya untuk pembatasan tanda dibelakang
tumor yang menjorok, dengan perbatasan yang tidak jelas (lihat gambar 5-29).

41

Pada penyinaran daya pantul eksternal, cincin tantalum merupakan jahitan


pada bola mata untuk memberikan batas pada tumor untuk diobati. Ekografik sering
menampilkan cincin yang berdekatan pada tumor (gambar 5-38).
BOX 5-1
Pseudomelanoma
Tumor
Non tumor
Karsinoma Metastasis

Lesi disciform

Hemangioma koroid

Perdarahan pada robekan epitel pigmen retina


(HRPED)

Tumor kalsifikasi (osteoma)

Perdarahan koroid (fokal)

Nevus

Perdarahan dalam kista retina retinosisis

Melanositoma (nevus magnoseluler)

Skleritis noduler posterior (lihat halaman 196)

Limfoma B-sel intraokuler

Peradangan pada lesi koroid (VKH, optalmia


simpatis, lihat Bab 6))

Hyperplasia limfoid uvea

Proliferasi melanositik yang menyebar bilateral


(BDUMP)

Leukemia

Ampula dari pembuluh pusat

Leiomioma

Coloboma posterior

Schwanoma uvea (meurilemoma)

Dislokasi lensa dan nucleus lensa

Neurofibroma

Lensa intumesensi

Hemartoma retina (kapiler dan kombinasi)

Kista

Tumor sklera

Epitel gagal tumbuh

Adenoma
Medulloepitelioma (diktioma)

Melanoma Badan Siliar dan Iris


Lihat halaman 169 untuk ringkasan dari melanoma badan siliar dan iris.

42

Gambar 5-39 gambaran fundus menampilkan adanya karsinoma metastasis pada


koroid.
Diagnosis Banding dari Melanoma Okuler
Beberapa lesi pigmentasi dan non pigmentasi yang dapat secara klinis menyokong
sebuah melanoma28,58 (kotak 5-1). Pada umumnya lesi meliputi nervus koroid,
neoplasma metastasis, hemangioma koroid, lesi disciform, dan perdarahan koroid
(table 5-1). Meskipun variasi sangat banyak pada suatu kondisi yang juga mengarah
pada melanoma, meliputi skleritis noduler posterior, melanositoma, dan kadang
dislokasi lensa. Ekografik bermanfaat untuk membandingkan dan mendiagnosis
banyak kerusakan. Ketika lesi yang dicurigai terdeteksi, system ekografik memeriksa
tampilan dengan menggunakan topografi, kuantitas, dan tehnik kinetic (lihat Bab 2).
TUMOR LAIN DARI UVEA, RETINA, EPITEL PIGMEN RETINA DAN
SKLERA
Karsinoma Metastasis
Karsinoma metastasis pada tampilan koroid secara klinis sebagai kekuning-kuningan,
sedikit terangkat, lesi menyebar dengan tepi yang tidak beraturan (gambar 5-39)
dapat terjadi pada satu atau kedua mata.87,88 Tumor ini sering terletak pada sisi
posterior dari fundus dan dapat fokal maupun multifocal. Berhubungan dengan
robekan retina seroue.

43

Secara ekografik, karsinoma metastasis biasanya elevasi ringan hingga


sedang, walaupun adakalanya tidak terdapat peninggian. Tipikal dari tumor ini adalah
tidak beraturan, garis permukaan yang bergelombang, sering dengan ekskavasio.6,34
sering kali menyebar dan terkadang
TABEL 5-1
Diagnosis Banding dari Melanoma Okuler
Lesi
Melanoma

Lokasi
Koroid/ba

Bentuk

Daya pantul

Struktur

Vaskularisasi

Kubah/kancing

Rendah-sedang beraturan

dan siliar
Karsinoma

Koroid

Menyebar/tidak

Sedang sampai

Tidak

metastasis

posterior

beraturan

tinggi

beraturan

Hemangioma

Koroid

Kubah

Tinggi

Beraturan

koroid

posterior

Nevus koroid

Koroid

Kubah

Tinggi

Beraturan

Lesi disciform

Macula

Kubah/tidak

Tinggi

Bervariasi

bervariasi

Bervariasi

beraturan
Perdarahan

Koroid

Kubah

koroid

44

Gambar 5-40 dua kasus dari karsinoma metastasis pada koroid. A dan B, tumor
elevasi sedang; C dan D, tumor elevasi tinggi. B-scan (A dan C) menunjukkan
adanya lesi yang tidak beraturan, bergelombang atau permukaan berlobus (panah). Ascan (B dan D) pasien menunjukkan daya pantul yang relative tinggi tetapi juga
tumor internal (panah), menunjukkan struktur yang tidak beraturan. T, permukaan
tumor; S, sklera.
Didapatkan dengan ekografi dengan lebih luas daripada secara klinis cukup
besar. Daya pantul internal pada karsinoma metastasis pada umumnya rendah hingga
tinggi, tetapi struktur internal dapat terjadi tidak beraturan (gambar 5-40). Hasil
penemuan dari variasi arsitektur histology dihasilkan dengan pola pertumbuhan dari
karsinoma metastasis pada koroid (lihat gambar 2-24). Selain itu, vaskularisasi
internal dengan cirri khas yang minimal atau tidak didapatkan lesi. Robekan retina
serous berhubungan dengan kecenderungan karsinoma metastasis yang lebih
meninggi dan luas daripada terjadinya melanoma pada ukuran yang serupa 87 (gambar
5-41). Perdarahan badan kaca dan sub-retina jarang berhubungan dengan karsinoma
metastasis.
Secara ekografik, karsinoma metastasis pada koroid dapat membingungkan
dengan melanoma koroid yang menyebar (lihat Halaman 136), hyperplasia limfoid
45

uvea (lihat halaman 153), lesi disciform (lihat halaman 159), hemangioma koroid
(lihat halaman 147), skleritis noduler posterior (lihat halaman 196), nevi koroid (lihat
halaman 151) dan sindrom Vogt-Koyanagi-Harada (lihat halaman 200).

Gambar 5-41 melanoma koroid (A dan B) dan karsinoma metastasis pada koroid (C
dan D) dari ukuran yang sama. B-scan (A dan C) menunjukkan tumor berbentu kubah
yang berhubungan dengan robekan retina (panah). Robekan ini harus lebih luas pada
C, sebagai tipe untuk tumor metastasis. A-scan dari melanoma (B) harus berrefleksi
rendah daripada tumor metastasis (D). T, permukaan tumor; panah, tumor internal; S,
sklera.

46

Gambar 5-42 karsinoma metastasis pada koroid danorbita. B-scan membujur


menunjukkan masa intraokuler yang berbentuk kubah dan mada ekstraokuler yang
lebih kecil (panah besar) berdekatan dengan saraf optik (ON). Hubungan yang
mungkin antara lesi intraokuler dan ekstraokuler adalah saluran sklera (panah kecil).
Pada kasus yang sama, tumor koroid metastasis ditampilkan dengan temuan
atipikal. Beberapa tumor menunjukkan daya pentul internal yang rendah seperti pada
vaskularisasi internal dan mungkin mengacaukan secara ekografik dengan melanoma
koroid. Tipe pada umumnya tumor metastasis yang dihasilkan pada ekografik adalah
sel kecil (sel oat) karsinoma pada paru.101 Temuan lain yang diamati biasanya
didapatkan adanya robekan koroid93 (gambar 5-43). Selain itu jarang ditemukan
karsinoma metastasis pada koroid berbentuk kancing.102 satu kasus dari karsinoma
metastasis yang didapatkan pada paru dengan bentuk kancing yang bervariasi dan
perdarahan hebat pada sub retina. Struktur internal dari tumor sedikit tidak beraturan
dan daya pantul yang sedang sampai rendah (gambar 5-44). Pada pasien ini dapat
berkembang menjadi glaucoma berat sekunder.

47

Gambar 5-43 karsinoma metastasis pada koroid yang berhubungan dengan retina
dan robekan koroid. A, gambaran fundus yang menunjukkan bulos robekan koroid. B,
ekogram B-scan membujur pada arah jam 3 menunjukkan robekan koroid beebentuk
kubah (C) dan robekan retina berbentuk corong (panah) berinsersi di dalam saraf
optik (ON). C, ekogram A-scan menunjukkan tebal, daya pantul tinggi, ujung runcing
dobrl pada robekan koroid (C) dan ujung rendah dari robekan retina (panah) sebagai
hasil dari suara melemah. D, B-scan melintang pada perifer lebih rendah dari bola
mata yang menunjukkan masa tumor yang menyebar (panah) dengan kontur
permukaan yang tidak beraturan. Robekan koroid perifer (C) dan terjadi atas dasar
robekan retina (R). E, A-scan menunjukkan struktur internal yang tidak beraturan dan
daya pantul yang tinggi pada karsinoma metastasis (panah). C, robekan koroid; R,
robekan retina karena tumor; T, permukaan tumor; panah, tumor internal S, sklera.

Gambar 5-44 karsinoma metastasis dengan variasi bentuk kancing. A, B-scan


membujur menunjukkan masa koroid dengan kancing yang eksentris (panah) letaknya
berdekatan dengan saraf optik (ON). Robekan retina berbentuk corong tertutup (R)
dan perdarahan subretina (H) juga terlihat. B, A-scan menunjukkan daya pantul
internal sedang sampai rendah pada tumor. T, permukaan tumor; S, sklera, H,
perdarahan pada ruang subretina; R, retina. Rendah tingginya dan dobel pada retina
yang berbentuk corong tertutup dan suara melemah oblik. Mata tidak terkontrol
terhadap tekanan intraokuler. Pemeriksaan histopatologi tampak karsinoma metastasis
dari paru dan diterima bahwa tumor rusak pada membrane Bruch.

48

Gambar 5-45 hemangioma koroid terletak berdekatan dengan saraf optik. Ekogram
B-scan aksial (A) dan melintang (B) menunjukkan lesi yang berbentuk seperti kubah
(panah). ON, saraf optik. C, A-scan pada sensitivitas jaringan menunjukkan struktur
internal yang beraturan dan daya pantul internal yang tinggi dari hemangioma koroid.
T, permukaan tumor; S, sklera. D, A-scan dari reduksi tumor.

Gambar 5-46 hemanioma koroid yang menyebar pada anak dengan sindrom SturgeWeber. A, gambaran eksternal menunjukkan tempat dengan tanda khas sindrom
49

Sturge-Weber. B, ekogram B-scan aksial menunjukkan menyebar, lesi elevasi sedang


(panah) disekeliling saraf optik (ON). C, B-scan membujur menunjukkan lesi
menyebar yang meluas dari ON ke perifer. D, A-scan menunjukkan lesi elevasi
sedang dengan daya pantul internal sedang-tinggi. T, permukaan tumor; panah; tumor
internal; S, sklera.
Hemangioma Koroid
Tumor ini sering tampak orange kemerahan, lesi peninggian sedang pada posterior
dari fundus, temporal sampai saraf optik.29 Lesi berbentuk kubah khas tampak daya
pantul internal yang tinggi dan struktur internal yang beraturan (gambar 5-45).
Walaupun hemangioma merupakan klasifikasi dari lesi pembuluh darah, aliran darah
yang signifikan biasanya tidak dapat diamati secara ekografik. Robekan retina serous
dapat terlihat pada garis tepi tumor dan degenerasi kista retina dapat terjadi.
Kalsifikasi adakalanya dapat terlihat pada permukaan dari hemangioma koroid. 105
Secara ekografik, hemangioma dapat membingungkan dengan adanya lesi dengan
daya pantul yang tinggi lainnya seperti pada karsinoma metastasis, lesi disciform,
nevi koroid dan adakalanya skleritis noduler posterior.
Sindrom Sturge-Weber berhubungan dengan tipe menyebar dari hemangioma
koroid.75 Tumor ini sering lebih meninggi dari fokal, lesi berbentuk kubah tampak
lebih dulu (gambar 5-46). Pada beberapa kasus, hemangioma ini menyebar dan dapat
terjadi kesalahan dari retinokoroid non spesifik lapisan tebal (lihat halaman 74). Oleh
karena itu pada kasus sindrom Sturge-Weber lapisan tebal retinokoroid harus dengan
teliti membandingkan antara kedua mata. Adakalanya, tumor yang menyebar dapat
menjadi peninggian sedang dan bentuk kubah sebagian. Robekan retina serous yang
berkembang dan berhubungan dengan penebalan dari otot ekstraokuler yang
ditampilkan (gambar 5-47).
Osteoma Koroid dan Lesi Kalsifikasi lain dari Mata

50

Secara pasti tumor intraokuler yang berhubungan dengan kalsifikasi. Selain itu,
banyak lesi lain

yang menampilkan tanda dari kalsifikasi pada pemeriksaan

ultrasound (kotak 5-2).


Sebuah osteoma koroid biasanya tampak lesi kuning keputihan sampai orange
kemerahan pada bagian tepi, kebanyakan pada wanita muda.4

Gambar 5-47 hemangioma koroid yang menyebar pada sindrom Sturge-Weber


dengan sebuah bagian dari elevasi berbentuk seperti kubah. A, B-scan Horozontal
aksial menunjukkan menyebar elevasi sedang dari nasal hemangioma (panah) dan
elevasi lainnya, area berbentuk kubah pada temporal (panah melengkung). ON, saraf
optik. B, B-scan membujur menunjukkan perluasan ke perifer dari bagian yang
berbentuk kubah dari tumor yang berhubungan dengan robekan retina (R). Otot oblik
inferior (panah lurus hitam) dan ketebalan dari otot rectus lateral (M). C, tumor denga
daya pantul internal yang tinggi pada A-scan. T, permukaan tumor; S, sklera.
KOTAK 5-2
Kondisi yang Berhubungan dengan Kalsifikasi

51

Osteoma koroid (lihat halaman 147)

Granuloma (toxocariasis) (lihat halaman


203)

Kalsifikasi sklerokoroid

Kistisercosis (lihat halaman 203)

Retinoblastoma (lihat halaman 180)

Katarak matur (lihat halaman 265)

Angloma Retina (lihat halaman 155)

Trauma

Hamartoma

Astrosit

Retina

(lihat Kalsifikasi

yang

mendasari

robekan

halaman 155)

retina jangka panjang

Melanoma Koroid (lihat halaman 120)

Phitisis bulbi a9lihat halaman 114)

Optic nerve head drusen (lihat halaman Plak Cogan (lihat halaman 149)
434)
Lesi Disciform (lihat halaman 68)
Osteoma dengan cirri khas unilateral, fokal, dan hanya terjadi peninggian sedang. 29
Karena lesi terdiri dari tulang, yang memproduksi sangat tinggi daya pantul internal
dan bayangan dari tanda sklera dan orbita posterior pada lesi (lihat gambar 2-25).
Walaupun banyak osteoma yang mempunyai kelembutan secara relative, tampak
datar, kadangkala terlihat permukaan yang tidak beraturan29 (gambar 5-48).
Kalsifikasi sklerokoroid idiopatik merupakan gangguan yang dapat mengarah
ke osteoma koroid.40,49,73,88 Pada kondisi ini, yang mana biasanya bilateral, dengan
karakteristik multipel, diskret, lesi kekuningan. Cirri khas yang ditemukan pada tepi
fundus sering secara supratemporal. Secara ekografik, lesi ini biasanya datar atau
hanya sedikit peninggian. Menghasilkan sangat tinggi daya pantul dan bayangan dari
jaringan orbita posterior pada lesi76,92 (gambar 5-49). Tampilan pada ekografik dapat
terdeteksi lesi bilateral, walaupun secara klinis hanya dapat terlihat pada satu mata. 40
Pada tipe lesi serupa digambarkan pada pasien dengan hiperparatiroidisme dan
gangguan metabolic lain.40

52

Tumor intraokuler lain dapat juga tampak tanda dari kalsifikasi. Tumor paling
sering berhubungan dengan kalsifikasi adalah retinoblastoma (lihat halaman 180).
Angioma retina dan hamartoma astrosit retina (lihat halaman 155) juga terlihat
tumpukan kalsifikasi. Benjolan kalsifikasi dapat juga diamati pada melanoma koroid
(lihat halaman 120 dan gambar 5-10) dan hemangioma koroid, biasanya pada
permukaan tumor.

Gambar 5-48 osteoma koroid. A,

gambaran fundus menunjukkan lesi superior

hipopigmentasi (panah). B, ekogram B-scan melintang menunjukkan lesi sangat


ekodens dengan kontur permukaan tidak beraturan (panah). Luasnya bagian dari
bayangan (S) dibelakang lesi. C, A-scan menunjukkan daya pantul yang sangat tinggi
pada osteoma (panah). Ujung orbita kosong karena bayangan yang sangat kuat (S).

53

Gambar 5-49 Sklerokalsifikasi idiopatik. B-scan melintang tampak tidak beraturan,


plak ekodens pada level dari lapisan retinokoroid dan sklera (panah). S, bayangan
dihasilkan oleh lesi kalsifikasi.
Tumor yang dikarenakan kalsifikasi didekat mata meliputi optik nerve head
drusen (lihat halaman 434), perubahan degeneratif pada mata , dan plak Cogan. 15
Contoh dari lesi degeneratif yang berhubungan dengan kalsifikasi meliputi lesi
disciform berkepanjangan, granuloma dari toxocariasis, kistisercosis dan lesi karena
trauma. Selain itu, katarak matur dapat juga tampak kalsifikasi yang luas. Plak seperti
kalsifikasi dari koroid dan atau sklera mungkin tampak pada mata dengan robekan
retina yang berkepanjangan. Akhirnya, kalsifikasi yang melapisi okuler posterior dan
struktur lain meliputi robekan retina dan lensa, terjadi berulang sampai phthisis bulbi
(lihat halaman 114).
Plak Cogan merupakan bagian fokal dari kalsifikasi sklera yang terletak di
anterior yang berinsersi pada otot rectus horizontal. Sering kali bilateral dan sering
terdeteksi dengan pemeriksaan ultrasound secara rutin. Lesi kecil ini merupakan
benjolan dan padat (gambar 5-50).

54

Gambar 5-50 plak Cogan. A, CT scan aksial (tulang) tampak plak seperti kalsifikasi
dari nasal dan sklera perifer temporal. B, B-scan membujur anterior tampak kecil, lesi
ekodens pada sklera perifer (panah). M, otot rectus lateral.

Gambar 5-51 nevus koroid. A, gambaran fundus tampak lesi berpigmen. B, ekogram
B-scan melintang tampak lesi elevasi sedang (panah). C, A-scan tampak elevasi
sedang dan daya pantul internal tinggi dari lesi. T, permukaan tumor; S, sklera.
Nevus Koroid
Nevi koroid biasanya secara minimal meninggi dan pada banyak kasus sangat datar
ketika terdeteksi oleh ekografik. Walaupun hal ini kurang patologis hubungan dengan
temuan denga ekografi, peninggian nevi koroid tampak lebih tinggi daya pantulnya
55

dan non vaskuler66 (gambar 5-51 dan 5-52). Ukurannya kecil, meskipun sering
mencegah adanya perbedaan dan ekografik sering kali tidak dapat dibedakan nevi
dari melanoma yang kecil. Kesimpulannya, nevi yang dicurigai harus diamati secara
teliti untuk mendeteksi perubahan ukuran atau daya pantul internalnya. Nevi biasanya
tampak kecil atau tidak ada pertumbuhan, yang mana cenderung melanoma dengan
peningkatan ukurannya. Selain itu, melanoma yang kecil tumbuh, daya pantul internal
cenderung berkurang. Hal ini harus diingat bahwa nevi koroid dapat berkembang
menjadi membrane subneovaskuler dengan cairan subretina, demikian tanda
pertumbuhannya.8
Nevi koroid secara ekografik membingungkan dengan lesi pantulan tinggi
lainnya, seperti hemangioma koroid, karsinoma metastasis, dan lesi disciform.
Melanositoma (Nevus Magnoseluler)
Pigmen gelap ini, tumor jinak, sering terletak pada saraf optik, secara klinis
membingungkan dengan melanoma. Melanositoma biasanya daya pantulnya sedang
dan lembut, berbentuk kubah. Cirri khas daya pantul tinggi dengan struktur internal
beraturan dan tidak ada vaskularisasi internal (gambar 5-53). Tumor ini kadang kala
melibatkan koroid atau badan siliar (lihat halaman 177). Melanositoma jarang
berubah menjadi ganas88; oleh karena itu harus dimonitor pertumbuhannya.

56

Gambar 5-52 nevus koroid dapat dicurigai secara klinis dari melanoma koroid. A,
gambaran fundus tampak lesi berpigmen inferotemporal sampai saraf optik. B, Bscan aksial oblik tampak struktur internal tidak beraturan, masa berbentuk kubah
berdekatan dengan saraf optik (ON). C, lesi denga daya pantul internal yang tinggi
dengan struktur internal yang tidak beraturan pada A-scan. T, permukaan tumor; S,
sklera. Biopsy dengan jarum dapat digunakan pada tumor jinak.

57

B-sel Limfoid Intraokuler (Sel Sarkoma Retikulum)


Lesi tampak kuning keputihan, sering terjadi bilateral, dan mungkin berhubungan
dengan infiltrasi seluler yang menyebar dari badan kaca, tampilan secara klinis
seperti uveitis.12 Lesi fundus biasanya tampak infiltrasi neoplastik pada ruangepitel
pigmen sub retina. Pada banyak kasus, peninggian hanya sedang, dengan sebuah
gelombang, permukaan tidak beraturan. Beberapa lesi diperiksa tampak struktur
internal yang tidak beraturan tanpa menunjukkan vaskularisasi internal (gambar 554). Ekografik

58

Anda mungkin juga menyukai