Anda di halaman 1dari 38

SI-2131 Mekanika Fluida dan

Hidraulika
Statika Fluida
(5 September 2013)
Minggu 2

1. Pengantar

Istilah tekanan berkaitan dengan pengaruh gaya aksi terhadap dan


terdistribusi sepanjang suatu permukaan. Gaya dapat berupa padat,
cairan, atau gas. Seringkali, gaya menyebabkan suatu tekanan secara
sederhana berupa berat suatu material.

Tekanan adalah faktor yang sangat penting dalam kebanyakan


permasalahan mekanika fluida dan hidrolika. Dalam pembahasan nanti
tekanan yang diberikan suatu fluida bervariasi dengan kedalaman. Jadi
tekanan, di dasar suatu dam ditinjau lebih besar dari yang dekat atas
dam, dan sejumlah tekanan dapat beraksi pada laut dalam pada dasar
laut. Dalam arti bahwa pengaruh tekanan tersebut harus diperhitungkan
dalam mendesain/merencanakan struktur2 seperti dam dan laut dalam.

2. Tekanan Fluida

Tekanan fluida dipindahkan dengan intensitas yang sama dalam semua


arah dan beraksi normal terhadap bidang. Dalam bidang horizontal yang
sama intensitas tekanan dalam suatu cairan adalah sama. Pengukuran
satuan tekanan dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk alat
ukur.

Satuan tekanan dinyatakan sebagai gaya dibagi dengan luas. Secara


umum

dF
dA

(1)

Tekanan biasanya diberikan dalam satuan lb/ft 2 (psf) , lb/m2 (psi), atau Pa
(N/m2), bergantung pada satuan gaya dan luas.

Untuk kondisi dimana gaya F adalah terdistribusi seragam sepanjang


bidang, dinyatakan sebagai

F
A

(2)

Tinjau sebuah prisma segitiga kecil dari cairan pada kondisi diam yang
diberi gaya dengan fluida disekitarnya. Nilai rata-rata satuan tekanan pada
ketiga permukaan adalah p1, p2, dan p3. Dalam arah z gaya-gaya adalah
sama dan berlawanan dan saling meniadakan satu sama lain.

y
F3

x
F2
dz dy

ds
dx

dW

F1

Gambar 1 Prisma segitiga kecil

Jumlah gaya-gaya dalam arah x dan y, dapat ditentukan

X 0

atau

F2 F3 sin 0
p2 dydz p3 dsdz sin 0

Y 0

F1 F3 cos dw 0

atau

dxdydz 0
2

p1 dxdz p3 dsdz cos


karena

dy ds sin

dan

dx ds cos

, persamaan menjadi

p2 dydz p3 dydz 0

atau

p2 p3

dan

dxdydz 0
2

p1dxdz p3 dxdz

atau

1
dy 0
2

p1 p3

Karena prisma segitiga mendekati sebuah titik, dy mendekati nol sebagai


sebuah batas, dan rata-rata tekanan menjadi seragam atau bahkan
tekanan titik. Selanjutnya dy = 0 dalam persamaan diatas, dapat
ditentukan p1 = p3 dan menjadi p1 = p2 = p3 .

Perbedaan dalam Tekanan

Perbedaan tekanan antara dua titik pada elevasi yang berbeda dalam
sebuah cairan diberikan dengan

p2 p1 h2 h1
dimana

(3)

= satuan berat cairan dan h2 h1 = perbedaan dalam elevasi.

Tinjau bagian AB dari cairan seperti pada Gambar 2 sebagai benda bebas
dengan potongan melintang dA, yang ditahan dalam keseimbangan oleh
berat sendiri dan pengaruh partikel2 lain dari cairan pada benda AB.

h1
h2

A
B

P1dA

W
L

P2dA

Gambar 2 Bidang cairan AB

Pada titik A gaya aksi adalah p1dA dan pada titik B gaya aksi adalah p2dA.
Berat benda bebas AB adalah W = V = L dA. Gaya aksi lainnya pada
benda bebas AB adalah normal terhadap sisi2nya, dan hanya sedikit yang
ditunjukkan pada Gambar 2. Dengan menggunakan X = 0, gaya normal
seperti itu tidak perlu dimasukkan kedalam persamaan, sehingga

p2 dA p1dA L dA sin 0
Karena L sin = h2 h1 , persamaan diatas berkurang menjadi

p2 p1 h2 h1

Jika titik 1 adalah di permukaan bebas cairan dan h adalah positif arah ke
bawah, sehingga p1 = 0 dan h1 = 0 persamaan diatas menjadi

p2 h2

(4)

Persamaan (4) dapat diterapkan sepanjang perbedaan


adalah konstan
(atau berubah sedikit terhadap h dimana tidak menyebabkan kesalahan
signifikan dalam hasil).

Contoh 1
Tentukan tekanan pada kedalaman 9 meter dibawah permukaan bebas
dari cairan minyak dengan spesifik gravitasi (sgminyak)0,750.

p min yak h air sg min yak h

9,79 0,750 9 66,1 kPa

Contoh 2
Tentukan tekanan pada dasar tangki berisi glyserin dibwah tekanan seperti
pada gambar di bawah
Solusi:

PA Pudara Pglycerin 50 glycerin hglycerin


50 9,79 1,26 2
74,68 kPa

50 kPa

Glyserin
sgglyserin=1,26

2m

Contoh 3
Untuk tangki terbuka, dengan piezometer disertakan pada sisi, berisi dua cairan yang
berbeda ditunjukkan pada gambar dibawah. Tentukan (a) elevasi permukaan cairan dalam
piezometer A, (b) elevasi permukaan cairan dalam piezometer B, dan (c) Tekanan total
pada dasar tangki.

El.

2m

Cairan A
(sg = 0,72)

El.

0,3 m
Cairan B

Solusi
(sg = 2,36)
El. 0 m
(a) Cairan A akan naik pada piezometer A mencapai elevasi yang sama seperti cairan A
dalam tangki. ( pada elevasi 2 m)

(b) Cairan B akan naik dalam piezometer B mencapai elevasi 0,3 m sebagai
hasil tekanan yang dihasilkan oleh cairan B) ditambah jumlah tambahan, hA ,
sebagai hasil tekanan lapis atas dari cairan A, pA .

p A A h 9,79 0,72 1,7 11,98 kPa


hA p A / B

11,98
0,519 m
2,36 9,79

Cairan B akan menaik dalam piezometer B mencapai elevasi, hpB

h pB hA hB 0,3 0,519 0,819 m

(c) Tekanan pada dasar, PAB

PAB A hA B hB 9,79 0,72 1,7 9,79 2,36 0,3 18,9 kPa

3. Gaya yang Disebabkan oleh Cairan pada


Bidang Datar

Engineer harus menghitung gaya-gaya yang disebabkan oleh fluida untuk


mendesain struktur-struktur secara memuaskan.

Gaya F yang disebabkan oleh fluida pada suat luas bidang A adalah sama
dengan perkalian berat spesifik (specific weight) fluida, kedalamn pusat
gravitasi bidang hcg , dan luas. Persamaannya adalah

F hcg A
dengan satuan lb = (lb/ft3) x ft x ft2

(5)
atau N = (N/m3) x m x m2 .

Garis aksi (line of action) dari gaya melewati pusat tekanan, yang mana
dapat ditempati dengan menerapkan

ycp

I cg
ycg A

ycg

(6)

dimana Icg adalah momen inersia dari bidang sekitar pusat sumbu gravitasi.
Jarak y diukur sepanjang bidang dari suatu sumbu yang terletak pada
perpotongan bidang dan permukaan cairan.

Centroid

h/2
h

h/2

h/3
b
A=bh

Icg=bh3/12

A=bh/2
Icg=bh3/36

d/2
Centroid
A=bh/2
Icg=d2/4
Gambar 3 - Luas dan momen inersia (a)
segiempat, (b) segitiga, (c) lingkaran

Misalkan AB mewakili luas bidang tertentu diberi aksi diatasnya oleh fluida
dan membentuk sudut dengan bidang horizontal seperti pada Gambar 4.
Tinjau sebuah elemen bidang dimana setiap partikel jaraknya sama h
dibawah permukaan cairan. Garis arsiran menunjukkan bidang dA, dan
tekanan seragam ke seluruh bidang. Selanjutnya gaya aksi pada bidang dA
addalah sama intensitas seragam dari tekanan p kali luas bidang dA, atau
(7)
dF p dA h dA
Jumlahkan semua gaya aksi pada bidang dan tinjau h = y sin ,

F hdA y sin dA

(8)

sin y dA
sin ycg A

dimana
Karena

dan adalah konstan dan dari statika,


,

hcg ycg sin


F hcg A

(9)

y dA y

cg

0
h
hcp

dF

A
y

ycp

CP

Y1

dy

x
dx

Y1

Gambar 4 - Bidang AB dengan Fluida diatasnya

Untuk menempatkan gaya F,dijalankan seperti dalam mekanika statika. Axis 0 dipilih
sebagai perpotongan bidang dan muka air. Semua jarak diukur dari sumbu ini dan jarak
terhadap resultan gaya disebut ycp , dimana adalah jarak terhadap pusat tekanan.
Karena jumlah momen semua gaya sekitar sumbu 0 = momen resultan gaya, didapat

dF y F y

cp

2
area sekitar sumbu 0,
sin yadalah
sin inersia
ycgdari
dA momen
A ybidang
cp

Karena
maka

2
y
dA

I0

cp
Dalam bentuk yang lebih
mudah, dari teorema sumbu sejajar (paralel),
cg
dimana
, maka

y A

I 0 I cg Ay cg2
ycp

I cg Ay cg2
ycg A

I cg
ycg A

ycg

Catatan bahwa posisi pusat tekanan selalu dibawah pusat gravitasi dari
area, atau ycp ycg selalu positif sebab Icg selalu positif.

Dengan cara yang sama untuk posisi lateral pusat tekanan didapat

xcp

I xy
ycg A

I cg
ycg A

ycg

Contoh 4
Tentukan resultan gaya F yang disebabkan oleh air beraksi pada bidang
persegi AB dg ukuran 3 m x 6 m seperti ditunjukkan pada Gambar 5
dibawah.
01

02
4m

3m

450
C

6m
6m

Gambar 5 - Bidang AB dan CD dengan Fluida

Solusi

FAB hcg A 9,79 4 3 6 3 1234 kN

Resultam gaya aksi pada pusat tekanan yang mana adalah pada jarak ycp
dari sumbu 01 dan

ycp

3 63 / 12
ycg
7 7,43 m
7 3 6
ycg A
I cg

dari 01

Contoh 5
Tentukan resultan gaya yang disebabkan oleh air beraksi pada bidang
segitiga CD yang ditunjukkan pada Gambar 6. Sudut atas segitiga pada C.
Solusi:

FCD

hcg A 9,79 3 sin 450 6


3

685 kN

Resultam gaya aksi pada pusat tekanan yang mana adalah pada jarak ycp
dari sumbu 02 dan

ycp

4 63 / 36
5,83
ycg

0
ycg A
5,83 / sin 45 1 / 2 4 6 sin 450
I cg

8,49 m dari 0 2

4. Gaya yang Disebabkan oleh Cairan pada


Pemukaan Melengkung

Komponen horizontal dari gaya hidrostatis pada permukaan melengkung


sama dengan gaya normal pada projeksi vertikal dari permukaan.
Komponen aksi melewati pusat tekanan untuk proyeksi vertikal.

Komponen vertikal dari gaya hidrostatis pada permukaan melengkung


sama dengan berat volume cairan diatas bidang, real atau imaginary. Gaya
melewati pusat gravitasi volume.

Contoh 6
Tentukan dan tempatkan komponen-komponen gaya yang disebabkan oleh
air yang memebri aksi pada bidang melengkung AB Seperti pada Gambar
6 dibawah.

A
y

Engsel

6m
x

FH

FV

Gambar 6 - Bidang melengkung AB

Solusi

FH gaya pada proyeksi vertikal hcg ACB


9,79 3 6 1 176 kN

memberi aksi 2 / 3 6 4 m dari C

FV berat air diatas bidang AB V

9,79 6 2 / 4 1 277 kN

memberi aksi lewat pusat gravitasi (center of gravity) volume cairan.


Pusat gravitasi dari seperempat lingkaran ditempatkan pada jarak (4/3) x
(r/) . Jadi

xcp 4 / 3 6 / 2,55 m ke kiri dari grs BC

Catatan: Masing-masing gaya dP memberi aksi normal pada kurva AB dan


akan melewati engsel C kalau diteruskan. Gaya total semestinya melewati
C. Untuk mendukung pernyataan ini, ambil momen dari komponen2
sekitar C, sebagai berikut

176 4 277 2,55 0 (dipenuhi )

5. Gaya Hidrostatis pada DAM

Gaya hidrostatis yang besar pada dam yang


menyebabkan dam mengalami
(1) Geser secara horizontal sepanjang dasarnya
(2) Guling terhadap sisi hilirnya

mana

cenderung

Faktor2 lain yang mempengaruhi stabilitas dam adalah gaya angkat


hidrostatis sepanjang dasar dam, yang disebabkan oleh air merembes
dibawah dam.

Pemeriksaan stabilitas dam dilakukan untuk mendapatkan


(1) Faktor keamanan terhadap geser.
(2) faktor keamanan terhadap guling
(3) Intensitas tekanan pada dasar dam

Contoh 7
Suatu dam beton menahan 6 m air yang ditunjukkan pada Gambar 7.
Satuan berat beton adalah 23,5 kN/m3 . Tanah pondasi adalah kedap.
Tentukan
(a) Faktor keamanan terhadap geser
(b) Faktor keamanan terhadap guling
(c) Intensitas tekanan pada dasar dam.
2m

2m

7m

air

7m

air

6m
1

FH

W1
A

B
4m

2m

B
2m

Gambar 7 - Dam beton

6m

W2

2m

Solusi
Gaya-gaya yang bekerja pada dam:

FH hcg A 9,79 3 6 1 176,2 kN

FV 0
W1 V1 23,5 1 / 2 2 7 1 164,5 kN
W2 V2 23,5 2 7 1 329,0 kN
Berat total dam, W :

FRy W W1 W2 164,5 329,0 493,5 kN


(a)

(b)

FS geser
FS guling

tahanan geser 0,48 493,5

1,34
176,2
gaya geser

momen ke kanan total 164,51,333 329,0 3,0

3,42
176,2 2
momen guling total

(c) Gaya resultan di dasar dam , FR

164,5 329,0 2 176,22

FR
Misalkan

524 kN

jarak dari A ke titik dimana FR berpotongan dasar dam.

x
M

164,51,333 329,0 3,0 176,2 2

1,730

Eksentrisitas = (4/2) 1,730 = 0,270 m < (4/6) = 0,667 m

FRy

493,5

Selanjutnya, Gaya resultan terletaksepertiga dari tengah di dasar dam

FRy
A

M yx
Iy

Mxy
Ix

493,5 493,5 0,270 2

0
3
41
1 4 / 12

p A 123,4 50,0 173,4 kPa

p B 123,4 50,0 73,4 kPa

6. Gaya Apung
6.1 Prinsip Archimedes

Prinsip dasar gaya apung dan pengapungan pertama kali ditemukan dan
dinyatakan oleh Archimedes. Prinsip Archimedes menyatakan sebagai
berikut:
Suatu benda mengapung atau tenggelam dalam suatu fluida diangkat
keatas oleh suatu gaya sama dengan berat fluida sebesar volume yang
dipindahkan oleh fluida.

Pernyataan diatas dikenal sebagai gaya apung. Suatu benda apung


menggantikan sejumlah volume dari fluida hanya untuk menyeimbangkan
berat benda apung sendiri. Titik dimana gaya apung memberi aksi disebut
pusat apung (centre of buoyancy), yang terletak pada pusat gravitasi dari
fluida yang digantikan.

Dengan menerapkan prinsip Archimedes, volume benda sembarang dapat


ditentukan dengan menetapkan kehilangan berat ketika suatu benda
benar-benar tenggelam dalam suatu cairan dengan garvitasi spesifik
tertentu..

6.2 Stabilitas Benda Tenggelam dan Terapung

Untuk stabilitas benda tenggelam, pusat gravitasi (centre of gravity, CG)


benda harus terletak dibawah pusat apung (centre of buoyancy, CB) dari
cairan yang dipindahkan. Jika dua titik berimpit, benda tenggelam dalam
keseimbangan netral untuk semua posisi.

Untuk stabilitas silinder atau bola terapung, pusat gravitasi benda harus
terletak dibawah pusat apung (centre of buoyancy, CB).

Stabilitas benda terapung lain akan bergantung pada momen searah jarum
jam atau guling dibangun ketika pusat gravitasi dan pusat apung bergerak
keluar dari garis vertikal yang disebabkan oleh pengangkatan posisi pusat
apung. Pusat apung akan mengangkat jika ujung objek terapung, sebab
bentuk cairan yang dipindahkan berubah dan berakibat pusat gravitasinya
terangkat.

Gambar 8a menunjukkan benda terapung dalam keseimbangan, dengan


pusat gravitasinya (CG) terletak diatas pusat apung (CB). Jika CG ke arah
kanan garis aksi dari gaya apung ketika benda diputar agak berlawan
jarum jam seperti Gambar 8b, benda terapung adalah stabil. Jika CG ke
arah kiri dari garis aksi gaya apung seperti Gambar 8c, benda terapung
adalah tidak stabil.

Gambar 8 - Benda terapung

Perbedaan stabil dan tidak stabil juga dapat ditentukan dengan berdasarkan
pada titik perpotongan sumbu vertikal (A-A) dan garis aksi gaya apung (BB). Titik perpotongan ini disebut metacenter (mc). Hal ini jelas dari
pengamatan Gambar 8b dan 8c bahwa benda terapung adalah stabil jika CG
terletak dibawah atau diatas mc dan tidak stabil jika CG berada diatas mc.

Penentuan seperti pada apakah CG dibawah atau diatas mc (dan selanjutnya


stabil atau tidak stabil) dapat dibuat lebih kuantitatif dengan menggunakan
persamaan untuk menentukan jarak dari CB terhadap mc:

I
MB
Vd

dimana

(10)

= jarak dari CB terhadap mc (Gambar 8d)


MBI = momen inersia dari bagian horizontal benda
yang diambil pada permukaan fluida ketika benda
terapung
Vd = volume fluida yang dipindahkan (displaced)

Sekali jarak
ditetapkan, benda dapat dinyatakan stabil jika mc diatas
CG benda atau tidak stabil jika berada dibawah CG.

MB

Contoh 8
Sebuah batu dengan berat 90 N dalam udara, dan jika dicelupkan dalam
air beratnya 50 N. Hitung volume batu dan gravitasi spesifik dari batu.

Solusi:

T=50 N

W=90 N

FB

Gambar 9 - Batu

Dari Gambar 9 menunjukkan bahwa berat batu total 90 N beraksi ke


bawah, tegangan (tension) pada besaran 50 N keatas.

Y 0
90 50 FB 0

FB 40 N

Karena
Gaya apung = berat fluida yang dipindahkanberat

FB airVbatu
40 N 9790 N / m 3 Vbatu

Vbatu 0,00409 m 3
Gravitasi spesifik = (berat batu/berat volume air yang dipindahkan)
= 90 N/ 40 N
= 2,25

Contoh 9
Berapa bagaian volume dari bagian logam padat dengan gravitasi spesifik 7,25 diatas
permukaan wadah merkuri dengan gravitasi spesifik 13, 57?

Solusi:

FB
Gambar 10 - Logam padat dalam cairan merkuri

Jadi bagian volume diatas merkuri = 1- 0,534 = 0,466

Y 0 ,

W FB 0

V ' / V 7,25 / 13,57 0,534

7,25 9,79V 13,57 9,79V '

Contoh 10
Apakah silinder kayu akan stabil jika ditempatkan secara vertikal dalam minyak seperti
pada Gambar 11 ? Gravitasi spesifik kayu adalah 0,61.

(a)

(b)

Gambar 11 - Silinder kayu padat terapung

Solusi:
Pertama kali, tentukan kedalaman celup dari silinder (D pada Gambar 11 (a) ) jika ditempatkan dalam minyak.
Berat silinder di udara = gaya apung

9,79 0,611,3 0,6662 / 4 9,79 0,85 D 0,666 2 / 4

Pusat apung adalah terletak pada jarak 0,933/2 atau 0,466 m dari dasar silinder (Gambar 11(b)).

D 0,933 m

Metacenter terletak 0,030 m diatas pusat apung, seperti pada Gambar 11(b). Ini menempatkan metacenter
0,154 m dibawah pusat gravitasi. Jadi silinder kayu tidak stabil.

I
0,666 4 / 64
MB

0,030 m
2
Vd 0,933 0,666 / 4

Tugas 1

Soal 1
Suatu campuran dua fluida tidak mampu mampat mempunyai kerapatan 920
kg/m3 , dimana adalah 80 % dari kerapatan dari salah satu fluida. Tentukan
kerapatan masing-masing fluida jika rasio volume masing-masing fluida adalah
0,75.

Soal 2
Tentukan jumlah fluida dengan kerapatan 1000 kg/m3 yang diperlukan untuk
bercampur dengan 0,15 kg fluida dengan kerapatan 1160 kg/m 3 untuk
membentuk suatu campuran dengan kerapatan 1080 kg/m 3 .

Soal 3
Tinjau aliran air antara dua plat datar masing-masing panjang 2,3 m dan
sebagian 2H = 0,5 m . Jika kecepatan cairan adalah u = 1,5 (1 y 2/H2)
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1, tentukan besar gaya dan arah aksinya
pada permukaan plat.

Soal 4
Profil kecepatan untuk kondisi steady, pada bidang miring diberikan dengan
kecepatan u = (g/) sin a (Hy y2/2) , adalah kerapatan, g percepatan
gravitasi dan H kedalaman aliran (Gambar 1.2). Tentukan gaya total pada
permukaan miring panjang 10 m dan lebar 14 m. Asumsikan air dengan H =
0,8 m dan a = 280 .

Soal 5
Kecepatan dekat permukaan solid dapat diperkirakan dengan u = U sin
((/2).(

Anda mungkin juga menyukai