Anda di halaman 1dari 6

TO:_01_PG KELAS B

NAMA: NABILA CAHYA BULAN


NIM/NO. DAFTAR HADIR: 140210204111/42
PROGRAM STUDI : PGSD
KELAS
:B

JAWABAN TUGAS

1. Calon guru SD perlu mempelajari perspektif global, sebab sebagai calon guru
diharuskan mempunyai bekal dan wawasan yang luas untuk diajarkan kepada
siswa agar mereka dapat bersikap, bertindak dan berbuat untuk kepentingan
global. Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif global adalah selain untuk
menambah wawasan juga untuk menghindarkan diri dari cara berpikir sempit,
terkotak kotak oleh batas-batas subyektif, primordial (lokalitas) seperti perbedaan
warna kulit, ras, nasionalisme yang sempit, dsb (agar pemikiran dapat
berkembang). Tugas guru adalah mengglobalkan pengetahuan dan sikap serta
kesadaran siswa terhadap dunia. Guru seperti ini adalah guru global atau Global
Teacher (Steiner, 1996). Calon pendidik sebaiknya dapat menghubungkan pelajaran
yang akan diajarkan kepada siswa dengan perkembangan IPTEK dan
perkembangan global lainnya sehingga wawasan menjadi semakin luas
(memanfaatkan IPTEK dengan baik, mengetahui isu-isu global dan mencari
solusinya, serta dapat mengambil hikmah dari peristiwa global yang terjadi).
Seorang guru harus memiliki pemikiran yang mengglobal namun bertindak lokal
Think globally, act locally. Diharapkan calon guru dapat menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, berketrampilan dan berkepribadian baik, agar
nantinya dapat menjalankan profesi guru dalam era global dengan maksimal demi
terwujudnya tujuan pendidikan nasional.

2. Pandangan saya tentang akselerasi pendidikan adalah sebuah program yang


memberikan fasilitas khusus kepada anak-anak yang memiliki bakat intelektual
tinggi berupa masa belajar yang lebih singkat dari masa belajar pada umumnya.
Program percepatan memang mampu menyingkat waktu siswa, namun dengan
program akselerasi ini ada beberapa hal yang dilewatkan oleh anak yaitu menjadi
siswa yang tertinggal di belakang kelompok teman barunya, sehingga berprestasi
sedang-sedang saja. Selain itu, pengalaman yang sesuai dengan anak seusianya
tidak dialami, kekurangan waktu untuk beraktivitas dengan teman sebayanya.
Masih banyak kekurangan program ini yang dianggap kurang memberi pengaruh
baik bagi karakter peserta didik. Maka dari itu, program akselerasi bukanlah
solusi terbaik dalam jaman yang serba instan ini.

a. Saya tidak setuju dengan pendidikan akselerasi, sebab sebagai bangsa, kita
perlu membantu anak-anak yang belum dapat menikmati pendidikan. Mereka
akan menjadi bagian penting pengembangan bangsa ini di kemudian hari,
maka kita bertanggung jawab untuk membantu mereka. Jangan sampai ada
segelintir siswa dibantu dipercepat, sedangkan kebanyakan anak masih tidak
dapat menikmati pendidikan minimal dibiarkan atau tidak diurus karena
kurang menarik dan memakan biaya besar. Tidak ada jaminan dengan adanya
siswa yang berhasil menjalankan program akselerasi juga dapat meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia. Jika ini yang terjadi, berarti yang dilahirkan
oleh institusi pendidikan kita hanyalah generasi-generasi berotak brilian dan
cerdas intelektualnya, tetapi miskin kecerdasan hati nurani dan spiritual, serta
tidak memiliki kepekaan sosial yang baik. Oleh karena itu, diharapkan para
penerus bangsa tidak hanya cerdas dan berketrampilan saja, tetapi juga
memiliki karakter/kepribadian yang baik (kecerdasan spiritual dan apresiasi
tinggi terhadap nilai-nilai sosial seperti nilai kejujuran, dapat menciptakan
kedamaian dan kerukunan, menegakkan kebenaran, dsb) sehingga nantinya
pemuda-pemudi Indonesia dapat bersaing secara kompetitif di era global dalam
menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan profesional serta dapat menjadi
generasi emas bangsa yang berkualitas dan berbudi luhur dalam rangka
meningkatkan Human Development Index (HDI) menjadi lebih baik
dibandingkan negara lainnya.
b. Kelebihan pendidikan akselerasi:
Siswa dengan bakat intelektual yang tinggi dapat lulus lebih cepat
(akselerasi pengajaran).
Siswa memiliki motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi
dan keunggulan (menuntut kesabaran dan usaha yang keras sehingga
mencapai hasil yang maksimal). Melatih siswa-siswanya untuk menjadi yang
terbaik di berbagai macam bidang dan berguna di masa depannya.
Kelas reguler menjadi stabil karena siswa yang memiliki kemampuan ratarata dan di bawah rata-rata tidak merasa tersaingi dan terganggu lagi
dengan adanya siswa yang jauh lebih cerdas darinya. Keadaan ini dapat
melancarkan kegiatan belajar-mengajar serta dapat juga meningkatkan
kemampuan siswa karena sudah tidak ada persaingan lagi sehingga setiap
anak memiliki kepercayaan dirinya masing-masing.
Kekurangan pendidikan akselerasi:
Stigmatisasi pada diri siswa kelas regular (kelas reguler dianggap kelas yang
relatif jelek bila dibandingkan dengan kelas akselerasi).
Timbulnya budaya inferior pada kelas reguler, kelas eksklusif, arogansi, dan
elitisme pada kelas akselerasi.
Terjadi dehumanisasi pada proses belajar di sekolah (alokasi waktu yang
jauh lebih pendek ini, mau tidak mau siswa harus belajar keras).
Siswa kelas akselerasi tidak memiliki kesempatan luas untuk belajar
mengembangkan aspek afektif.

Anak dapat menjadi tertekan (tidak dapat beradaptasi dengan


lingkungannya). Usia anak belum siap menerima perubahan yang terjadi.
Kelas akselerasi dapat mempertajam kesenjangan sosial dengan anak yang
berada di kelas reguler.

3. Pandangan saya tentang penggantian peran guru dalam mendidik anak dengan
komputer adalah teknologi tidak dapat menggantikan peran guru dalam mendidik
anak. Media dapat berfungsi sebagai penyaji dan penyalur pesan yang mana bisa
mewakili guru dalam menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program
media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat
diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Namun, tugas seorang
guru itu sangatlah kompleks. Masih banyak tugas guru lainnya yang tidak dapat
digantikan perannya oleh teknologi yaitu seperti memberikan perhatian dan
bimbingan kepada siswa. Peran guru sebagai pengajar memang bisa digantikan
oleh media seperti internet, namun sebagai seorang pendidik yang membantu
mengenali diri dan mengenal dunia di luar dirinya, teknologi tidak dapat
menggantikan peran tersebut. Maka dari itu, teknologi bisa mewakili peran guru
namun tidak dapat menggantikan seluruh peran guru.
4. Profil guru yang ideal yang dapat menjawab tantangan kebutuhan dalam era
global adalah sosok guru yang profesional, seseorang yang mampu menjadi orang
yang bisa digugu dan ditiru oleh peserta didik maupun masyarakat luas. Kita
sadari bahwa guru ideal harus peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan,
pembaharuan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan
tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Guru diwajibkan untuk
mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan kualitas
pendidikan. Ciri guru ideal di era globalisasi ini, guru tampil sebagai pendidik,
pengajar, pelatih, inovator, motivator dan dinamisator serta sebagai integral dalam
mencerdaskan peserta didik. Guru ideal diharapkan mampu membekali peserta
didik sebagai penerus bangsa, memiliki kemampuan intelektual dan menghargai
kebenaran, keadilan, kesejahteraan, perdamaian, memiliki sikap bijak dan penuh
tanggung jawab. Terus belajar, kreatif mengembangkan diri dan potensinya, pintar
dan berwawasan luas, disiplin, mampu menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi, berkepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Menjaga hubungan baik
dan harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/ wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Berpenampilan sederhana,
menarik, rapi, dan sopan. Memandang bahwa pekerjaan mendidik, mengajar
merupakan sesuatu yang menarik dan menantang, bersedia melayani peserta didik
yang lamban dengan penuh kesabaran, bersikap realitis terhadap peserta didik.
5. Keterkaitan antara kondisi riil/kondisi obyektif berbagai faktor pada suatu negara
dengan mutu pendidikan dapat dijelaskan sbb:

a. Ideologi: Finlandia menganut ideologi Liberalisme. Secara umum,


liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan atas
dasar kebebasan berpikir bagi para individu agar dapat mengembangkan
bakat dan kemampuannya itu sebebas mungkin. Hal ini terlihat dari para
siswa yang telah dilatih (didorong) untuk bekerja secara independen dengan
berusaha untuk mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Untuk
menjadikan suasana sekolah sangat santai dan fleksibel, para Guru
berusaha menekan dan meminimalisir semua hal yang berbau perintah
(komando) agar para siswa tidak merasa tertekan hingga terciptalah
suasana belajar yang menyenangkan. Guru diberi kebebasan melaksanakan
kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks.
b. Sosial-budaya: Siswa akan meneriman laporan hasil belajar berdasarkan
evaluasi yang bersifat personal dengan tidak membandingkan atau melabel
para siswa dengan peringkat juara seperti yang telah menjadi tradisi
pendidikan kita. Negara ini meyakini bahwa setiap siswa memiliki keunikan
tersendiri dan mempunyai kelebihan masing-masing. Sistem pendidikan
Finlandia dianggap memanusiakan siswa-siswanya dengan tidak
membebani lewat penambahan jam belajar, memberi PR, menerapkan
disiplin tentara, atau memborbardir dengan berbagai tes. Siswa di
Finlandia, mulai bersekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan
dengan negara-negara lain, yaitu 7 tahun, dan jam sekolah yang lebih
sedikit, hanya 30 jam per minggu. Di Finlandia siswa-siswa yang memiliki
kemampuan rendah diarahkan untuk memasuki sekolah-sekolah vokasi
untuk mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja, sehingga kemampuankemampuan siswa benar-benar dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya. Less is more, mencerminkan hal-hal yang seringkali
bertentangan dengan norma umum, yaitu "teach less, learn more" dan "test
less, learn more". Nilai-nilai dalam sistem pendidikan di Finlandia yang
seringkali terlihat "unorthodox" dan tidak lazim dalam prakteknya bisa
mengkontribusikan hasil yang sangat optimal, berkualitas tinggi dan diakui
di mata dunia internasional. Teachers, dimana salah satu persyaratan untuk
menjadi guru di pendidikan dasar adalah dengan memiliki gelar master/
pasca-sarjana.
c. Ekonomi: Ekonomi Finlandia modern, berteknologi maju, dan sangat
tergantung pada konsumsi dan perdagangan untuk mempertahankan
kemakmuran. Paling penting bagi Finlandia adalah pertumbuhan sektor
elektronik, terutama industri telepon seluler atau telekomunikasi nirkabel.
Nokia Corporation, pemasok ponsel terkemuka di dunia, adalah perusahaan
asal Finlandia yang paling terkenal di dunia. Sebesar 25% kenaikan
pendapatan nasional Finlandia disumbangkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Good school for all, Pendidikan yang terfasilitasi, tersubsidi
penuh, dan merata di seluruh penjuru Finlandia. Biaya pendidikan di
Finlandia seluruhnya gratis, mulai pendidikan dasar hingga universitas.
Pemerintah bahkan menyediakan bus jemputan untuk murid sekolah dasar.

Jika tidak ada bus jemputan, pemerintah memberikan subsidi uang


transportasi untuk siswa. Di luar itu, pemerintah menyediakan buku-buku
dan perpustakaan lengkap. Jadi, murid di Finlandia tinggal datang ke
sekolah untuk belajar tanpa memikirkan biaya untuk makan siang, ongkos,
dan buku.
d. Politik: di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya
tidak akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan,
karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah
dukungan finansial dan legalitas. The Finnish way: Professionalism. Nilainilai profesionalisme yang diintegrasikan pada pendidikan di Finlandia,
yaitu keleluasaan dan kreativitas, kolaborasi, individualisasi, tanggung
jawab berdasarkan kepercayaan, serta otonomi.
e. Pertahanan dan keamanan: Angkatan Pertahanan Finlandia terdiri dari
kader tentara profesional ( terutama petugas dan tenaga teknis ). Standar
kekuatan kesiapan adalah 34.700 orang berseragam, dimana 25 % adalah
tentara profesional. Sebuah wajib militer laki-laki universal di tempat, di
mana semua warga negara Finlandia laki-laki di atas 18 tahun melayani
selama 6 sampai 12 bulan layanan bersenjata atau 12 bulan layanan sipil
( non - bersenjata ). Semua warga negara yang berusia 18 tahun atau lebih
memiliki hak pilih. Hak asasi manusia dijamin oleh konstitusi. Pria harus
ikut wajib militer atau dinas alternatif. Finlandia adalah satu-satunya non NATO negara Uni Eropa yang berbatasan dengan Rusia. Pertahanan dan
keamanan Finlandia dinilai stabil dan kondusif karena pendidikan yang
baik mempengaruhi kualitas para petugas dan tenaga teknis yang bekerja
untuk negara.
f. Kesehatan: Di awal tahun 1970-an, angka kematian yang disebabkan
penyakit jantung sangat tinggi di Finlandia. Untuk mengatasinya, akhirnya
orang Finlandia menerapkan cara hidup sehat dan melakukan olahraga di
luar ruangan atau outdoor. Kebiasaan ini dijaga hingga sekarang dan
sekitar 70 persen penduduk Finlandia senang melakukan banyak olahraga
outdoor. Setengah jumlah perempuan di Finlandia memilih pergi
beraktivitas seperti belanja atau bekerja dengan jalan kaki atau naik sepeda
dibandingkan dengan naik mobil. Kesadaran penduduk Finlandia akan
pentingnya hidup sehat ini merupakan hasil dari sistem pendidikan yang
sangat baik.
6. Menurut pendapat saya muatan kurikulum SD yang dapat menyiapkan para
lulusannya dapat mengantisipasi perkembangan global haruslah mencakup
pendidikan Ilmu pengetahuan (IPA dan IPS), pendidikan agama, pendidikan nilai
dan norma dalam masyarakat, pendidikan karakter/kepribadian, pengembangan
ciri khas dan potensi daerah (kearifan lokal), pengembangan ketrampilan dan
kesenian (budaya), pendidikan bahasa (daerah, nasional, internasional), pendidikan
Teknologi (informasi, komunikasi dsb), pendidikan jasmani. Muatan kurikulum

tersebut akan mampu mengantisipasi perkembangan global dengan baik agar siswa
dapat menghadapi, mengikuti, dan menfilter/ menyaring dampak dari era global.

Anda mungkin juga menyukai