Anda di halaman 1dari 10

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi

Perkembangan Teknologi komunikasi


Komunikasi saat ini telah mencapai generasi baru dimana manusia dapat saling
berkomunikasi dengan satu sama lain dimana saja dan kapan saja. Hal ini tentu saja tidak
muncul begitu saja. Pemicu dari semua ini adalah perkembangan teknologi komunikasi yang
semakin harinya berkembang dengan semakin cepat.
Teknologi komunikasi saat ini telah berubah drastis dibandingkan dengan teknologi
komunikasi yang kita gunakan pada masa lampau. Bila dahulu kita hanya memiliki surat dan
telepon sebagai pilihan lain dalam komunikasi (selain bicara tatap muka), saat ini kita memiliki
banyak pilihan dalam berkomunikasi. Sebut saja, email, sms, IM, video conference, dan banyak
lagi.
Salah satu batu loncatan teknologi yang kita alami adalah dengan adanya teknologi wireless
yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kabel lagi. Namun seiring
perkembangan teknologi wireless, terdapat banyak mitos yang mulai muncul. Mitos-mitos seperti,
kecepatan wireless yang tidak akan pernah menyusul dengan kecepatan wired maupun tingkat
keamanan teknologi wireless yang tidak terjamin. Namun mitos-mitos tersebut terbukti tersisihkan
dengan semakin majunya teknologi. Sebagai contoh, kepercayaan bahwa wired selalu lebih
cepat dari wireless mulai berubah dengan semakin banyaknya pembangunan infrastruktur
wireless yang memungkinkan teknologi ini menyusul teknologi wired.
Teknologi wireless hanyalah salah satu aspek dari dampak perkembangan teknologi
komunikasi yang cukup signifikan. Seperti yang diketahui, dampak dari perkembangan teknologi
komunikasi telah mengubah paradigma berpikir kita bahwa setiap orang dapat dihubungi kapan
saja dan dimana saja. Perkembangan teknologi hingga mencapai pemikiran seperti ini memiliki
keuntungan dan kerugiannya. Salah satu keuntungannya adalah terbukanya kesempatan bagi
Negara berkembang untuk mengakses lebih banyak informasi. Contoh kerugiannya adalah
munculnya anggapan oleh manajer bahwa karyawannya dapat bekerja kapan saja (siang dan
malam) karena mereka dapat dihubungi kapan saja, dimana saja. Anggapan ini dapat berakibat
tidak sehat pada karyawan yang bersangkutan.
Perkembangan teknologi komunikasi lainnya terdapat pada media komunikasi yang dapat
disimpan seperti email. Terdapat isu baru yang muncul pada teknologi komunikasi macam ini. Isu
seperti kapasitas penyimpanan dan produktivitas kerja (contoh: terhambat karena waktu

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


membalas email) mulai diperhitungkan oleh perusahaan-perusahaan. Strategi baru dibuat untuk
mengatasi masalah-masalah ini seperti pembatasan kuota email perusahaan, dan otomatisasi
pembalasan email-email tertentu.
Terakhir, perkembangan teknologi komunikasi berarti terintegrasinya semua jenis media
komunikasi yang ada di dunia di masa depan. Yang dimaksud dari terintegrasi disini adalah
komunikasi antara media yang berbeda-beda tersebut dapat terjadi. Para pelaku bisnis harus
dapat menganalisa nilai apa yang dapat mereka dapatkan dari konvergensi jaringan ini untuk
dapat bertahan dalam industri telekomunikasi.
Sejarah singkat Perkembangan Teknologi dari tahun ke tahun :
837 Samuel Morse, mempatenkan sistem telegraph
1860 Pony Express, lebih murah biaya yang dikeluarkan dibanding telegraph dan
yangdihantarkan hanya huruf dan angka
Elexander Graham Bell, meneliti untuk dapat menghantar signal analog melalui kawat
sehingga dapat menghantar suara manusia melalui kawat.
1876 mempatenkan sistem telefon
1919 persetujuan pemakaian telefon secara automatik
Tahun 1800-an signal yang dihantar menggunakan media kawat tembaga, menimbulkan
masalah dalam pemasangan kawat, sehingga dipikirkan cara untuk mengurangi
penggunaan kawat.
Penelitian awal dalam masalah ini dilakukan, seperti Joseph Henry dengan penelitian
oscillations berfrekuensi tinggi dan Heinrich Hertz dengan gelombang eletromagnetik.
1962 US telah melancarkan Telstar (satelit komunikasi)
1970 percobaan wireless oleh IBM
1983 Telkom perkenalkan Datel (Data Over Telephone Line), pengguna dapat

menggunakan PSTN (Public Switched Telephone Network) untuk komunikasi data.


1990 penyebaran internet ke seluruh dunia
1990 pemasaran produk wireless
1993 Permakaian ISDN (Integrated Services Digital Network) diperkenalkan.
1994 Telkom mulai memasang ATM dan menyatukan dengan teknologi SDH (Synchronous

Digital Hierarchy) untuk video conference seperti multimedia interaktif.


1994 Pemasyarakatan Internet dan beberapa tahun kemudian (sekitar tahun 1997)
dibangunnya Backbone Indosatnet untuk melayani pengguna internet di Indonesia.
Pandangan dan Tantangan Islam dalam menghadapi Perkembangan Teknologi Komunikasi

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


Sebagai agama yang menyempurnakan agama agama sebelumnya islam tentu telah
mengajarkan manusia agar mampu mengembangakan alam ini sehingga menghasilkan
kemudahan bagi mahulknya khusunya manusia sebagai satu-satunya mahluk yang dianugrahi
akal dan pikiran untuk memberdayakan alam semesta ini.
Berikut pandangan islam terhadap perkembangan teknologi yang tertuang dalam beberapa
ayat al-Quran diantaranya :
A. Surat Yunus ayat 101

Artinya : Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman. (QS Yunus : 101)
Isi kandungan
Dalam ayat ini Allah menjelaskan perintah Nya kepada rasul Nya agar dia menyuruh kaumnya
untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi mereka segala yang
ada di langit dan di bumi. Mereka diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit yang penuh
dengan bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air hujan
yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohonpohonan dengan buah-buahan yang beraneka warna dan rasa. Hewan-hewan dengan bentuk
dan warna yang bermacam-macam hidup diatas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit
kepada manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah
yang terjal, dataran yang luas, samudera yang penuh dengan berbagai ikan yang semuanya itu
terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT bagi orang-orang yang berfikir dan
yakin kepada penciptanya.
Akan tetapi mereka yang tidak percaya adanya pencipta alam ini, membuat semua tanda-tanda
keesaan dan kekuasaan Allah di alam ini tidak akan bermanfaat baginya.
B. Surat Al Baqarah Ayat 164

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS Al Baqarah : 164)
Isi Kandungan

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk keperluan manusia. Sudah
seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat Allah yang maha suci itu.
Karena dengan begitu, akan bertambah yakinlah ia pada kekuasaan dan keesaan Nya, akan
bertmabha luas pulalah ilmu pengetahuannya mengenai alam ciptaan Nya dan dapat pula
dimanfaatkannya ilmu pengetahuan itu sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah yang maha
mengetahui. Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa yang tersebut dalam ayat ini, yaitu
1. Bumi yang dihuni manusia dan apa yang tersimpan didalamnya tidak akan pernah habis
baik didarat maupun dilaut
2. Langit dengan planet dan bintang-bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut tata
tertib dan aturan Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu
3. Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjanng dan pendeknya pada beberapa
negeri karena perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan manfaat yang
amat besar bagi manusia
4. Bahtera berlayar dilautan untuk membawa manusia dari satu negeri ke negeri yang lain dan
untuk membawa barang-barang perniagaan untuk memajukan perekonomian
5. Allah SWT menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air hujan itu bumi yang telah
mati atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala macam hewan dapat pula
melangsungkan hidupnya
6. Pengendalian dan pengisaran angin dari suatu tempat ke tempat yang lain adalah tanda
dan bukti bagi kekuasaan Allah dan kebesaran rahmatnya bagi manusia
7. Demikian pula, harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nikmat Allah kepada manusia
dengan bertumpuk-tumpuknya awan antara langit dan bumi. Ringkasnya, semua rahmat
yang diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164 ini patut dipikirkan dan
direnungkan bahkan dibahas dan diteliti untuk meresapkan keimanan yang mendalam
dalam kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan yang juga membawa kepada
pengakuan akan keesaan dan kebesaran Allah.
Revolusi informasi kini sedang dijajakan sebagai suatu rahmat bagi umat manusia.
Penjajaannya di televisi, suratkabar, dan majalah yang mewah begitu agresif dan menarik.1
Namun Sardar mempertanyakan apakah semua perkembangan informasi ini sungguh-sungguh
bisa melahirkan sebuah masyarakat yang lebih baik? Apakah melimpah ruahnya teknologi
informasi mengandung makna bahwa kita lebih mampu mengendalikan masa depan?

Secara paradoks, abad informasi adalah upaya untuk meningkatkan pengendalian manusia atas
kehidupan, tapi kenyataannya justru menghasilkan efek terbalik. Bagi dunia Muslim, revolusi
informasi menghadirkan tantangan-tantangan khusus yang harus diatasi demi kelangsungan
hidup fisik maupun budaya umat. Menghadapi teknologi-teknologi informasi yang baru itu ibarat
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


melintasi sebuah padang ranjau. Kemajuan teknologi di bidang komunikasi telah mengantarkan
alat komunikasi massa dapat menjalankan fungsinya secara baik. Tetapi di balik itu dalam
menjalankan fungsi tersebut sering terjadi pelanggaran terhadap nilai-nilai yang ada. Beberapa
tantangan yang dapat diidentifikasi pada era globalisasi dan informasi bagi perkembangan dan
pembangunan Komunikasi Islam di masa depan adalah sebagai berikut:
Pertama,
Keberadaan publikasi informasi merupakan sarana efektif dalam penyebaran isu. Kekuatiran
terhadap terjadinya Streotype dan subordinasi komunitas tertentu menjadi masalah utama dalam
era globalisasi informasi ini. Hal ini disebabkan pada era ini terjadi intercultural dan international
communication (komunikasi internasional dan antarbudaya). Komunikasi antar budaya diartikan
sebagai komunikasi antara manusia yang berbeda budayanya, sedang komunikasi internasional
merupakan proses komunikasi antar bangsa yang secara fisik dipisahkan oleh batas-batas
teritorial negara. 2 Masalah yang dihadapi dalam proses komunikasi seperti ini adalah timbulnya
sikap curiga terhadap ras, budaya dan negara lain. Setiap etnis atau suku bangsa memiliki latar
belakang, perspektif, pandangan hidup, cita-cita dan bahasa yang berbeda, namun proses
komunikasi informasi pada era ini berpretensi menyeragamkan berbagai latar belakang di atas,
sehingga berpotensi menimbulkan ekses chaos dalam dinamika masyarakat. Komunikasi Islam
dihadapkan pada pertarungan ideologi dan pemikiran untuk seterusnya mempengaruhi sekaligus
membentuk public opinion tentang Islam dan Umat Islam, dalam rangka mengcounter isu-isu
negatif informasi Barat tentang dunia Islam.
Kedua,
Dalam banyak aspek keperkasaan Barat dalam dominasi dan imperialisme informasi pada era
ini menimbulkan sekularisme, kapitalisme, pragmatisme dan sebagainya. Ini menjadi tantangan
tersendiri bagi konsep bangunan komunikasi Islam di masa depan untuk mengeleminir seluruh
nilai-nilai komunikasi informasi yang bertentangan dengan nilai luhur Islam.
Ketiga
Dari sisi pelaksanaan komunikasi informasi, ekspose persoalan-persoalan seksualitas,
peperangan dan tindakan kriminal lainnya mendatangkan efek yang berbanding terbalik dengan
tujuan komunikasi dan informasi itu sendiri. Masyarakat dihadapkan pada berbagai informasi
yang bertendensi patologis sehingga perilaku masyarakat juga cenderung sebagaimana dilihat,
didengar dan disaksikannya. Amat disayangkan gencarnya terpaan media massa dalam proses
komunikasi memberi banyak masalah dalam kehidupan Muslim. Di tambah lagi, tayangantayangan tertentu media massa oleh sebagian ulama masih diperdebatkan soal halal dan
haramnya. Tantangan komunikasi Islam dalam konteks ini bagaimana menghadirkan isi pesan
komunikasi yang sekuen dengan fungsi komunikasi itu sendiri, yakni to inform, to educate, dan to

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


entertain. Kesemuan fungsi ini adalah untuk mewujudkan kesamaan makna sehingga mendorong
terciptanya perubahan sikap atau tingkah laku masyarakat Muslim untuk kepentingan mencapai
keselamatan dunia dan akhirat.
Keempat
Lemah sumber daya modal maupun kualitas negara-negara Muslim memaksa masyarakat
Muslim mengimport teknologi komunikasi informasi dari dunia Barat. Bersamaan dengan itu
adopsi nilai tidak bisa dihindarkan. Hampir semua negara-negara Muslim menggantungkan diri
dari software maupun hardware dari negara-negara Barat. Dalam sistem Barat menurut Hamid
Mowlana dalam Jurnal Media, Culture & Society, komunikasi informasi dipandang sebagai
komoditi, bukan moral atau etika. Ini mengakibatkan Barat mengekspor ideologi sekuler yang
menjadi inti terwujudnya the information society dalam era the new global order.3 Tantangan
komunikasi Islam pada era ini adalah mewujudkan komunikasi yang berbasis moral dan etika
untuk kesejahteraan umat manusia, bukan hanya sebagai komoditi kekuasaan an.
Peluang Islam dalam Pengambangan Teknologi Komunikasi
Ziauddin Sardar mengatakan, informasi bukanlah sesuatu yang baik atau buruk. Adalah
pemakainya yang membuat benar atau salahnya penggunaan informasi tersebut. Sains tidaklah
membawa mudarat, mudaratnya berasal dari orang yang menggunakannya.1 Lebih lanjut Sardar
menjelaskan bahwa semua tipe informasi saling berkaitan dan saling bergantung, terutama dari
matriks ilmu pengetahuan tentang masyarakat, yang bertindak sebagai pemandu dan yang
memberikan peta kehidupan dan lingkungan manusia.
Ilmu pengetahuan tentang masyarakat dipengaruhi oleh empat jenis sistem penginformasian
yang membentuk sifat dan karakternya. Pertama, weltanschauung (pandangan dunia),
merupakan sistem penginformasian yang terluas, mengaitkan kosmologi dengan etika, dan bisa
berorientasi teistik maupun non-teistik. Kedua, pengetahuan tentang masyarakat (nasionalisme).
Ketiga, lembaga-lembaga sosial. Keempat, filsafat pribadi. Keempat sistem penginformasian ini
membentuk ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Dengan demikian, informasi tidak akan pernah menjadi netral, ia diciptakan dalam batasbatas tertentu untuk melayani kebutuhan-kebutuhan nasional, internasional, ataupun pribadi
tertentu. Ketika berurusan dengan informasi, kita harus menyadari hakikatnya yang sejati. Kita
harus menyadari sistem-sistem penginformasian yang terlibat dalam kemunculannya. Informasi
itu sendiri adalah suatu proposisi atau proposisi-proposisi yang multidimensional dengan
komponen-komponen yang absolut, dan objektif, sebagai juga subjektif dan kultural, yang
disaring, baik secara deduktif maupun induktif, dari data mentah yang dihimpun, diseleksi, dan
diorganisasikan, berdasarkan suatu pandangan dunia, kebutuhan nasional, tuntutan-tuntutan
kelembagaan, dan filsafat pribadi, untuk memperbesar kemanfaatannya dalam pengambilan
keputusan, perencanaan, dan pencapaian tujuan.2 Jadi peluang pengembangan komunikasi
Islam pada masa depan adalah sebagai berikut:

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


Pertama,
Dalam perspektif Islam, perlulah disadari bahwa informasi akan mempunyai arti hanya bila ia
berada dalam kerangka pengetahuan tentang masyarakat, hanya bila komponen sasarannya
selaras dengan aspek-aspek mutlak, substitusional, kultural dan subjektif suatu masyarakat,
barulah informasi akan dapat memberikan sumbangan positif kepada masyarakat itu sendiri.
Keselarasan semacam ini akan dapat terjadi bilamana negera-negara Muslim menghasilkan
informasi mereka sendiri dengan perlengkapan relevan yang dapat memenuhi kebutuhankebutuhan para pembuat keputusan dan komunitas-komunitas mereka. Strategi informasi bagi
dunia Muslim harus didasarkan pada kesadaran ini.
Kedua,
Adanya perubahan dari era industri menuju era informasi menyangkut orientasi masyarakat yang
menjurus kepada masalah ekonomi, dalam bidang informasi dan komunikasi ini akan
mendatangkan kesempatan kerja (job opportunity) bagi masyarakat Muslim. Banyaknya profesi
yang harus diisi dalam bidang informasi baik di sektor jasa (misalnya programmer, reporter radio
dan televisi, juru kamera, illustrator, penyunting gambar dan berita, tenaga di bidang periklanan,
kehumasan, pengolahan dan pemprosesan data dan sebagainya), maupun dalam sektor industri
dan menangani pekerjaan di bidang informasi, menghabiskan waktu untuk merencanakan,
memproses dan mendistribuskan informasi.
Ketiga,
Pada masa depan komunikasi Islam itu dapat dikembangkan dengan memperhatikan tujuh
konsep pokok Islam yang mempunyai kaitan langsung dengan penciptaan dan penyebaran
informasi, yakni tauhid (keesaan), ilm (ilmu pengetahuan), hikmah (kebijakan), adl (keadilan),
ijma (konsensus), syura (musyawarah), istislah (kepentingan umum), dan ummah (komunitas
Muslim sejagad). Seluruh konsep informasi ini dimaksudkan sebagai katalisator bagi
pembangunan dan perantara perubahan sosial. Ia diharapkan akan dapat
memajukan kemandirian dan partisipasi masyarakat, serta membawa suatu masyarakat ke arah
keadilan sosial dan keotentikan kultural. Sebagai katalis sosial, agen-agen dan jasa-jasa
informasi tidak memainkan peranan yang tidak memihak pada tujuan, pekerjaan mereka adalah
untuk menggerakkan perubahan yang diinginkan dan membantu masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan.
Keempat
Peluang eksistensi komunikasi Islam pada masa depan tentu saja berangkat dari historis
empirikal. Selama abad pertama Islam, tradisi lisan merupakan sarana utama dalam
menyebarkan informasi. Namun segera diketahui bahwa ingatan tidak dapat diandalkan
sepenuhnya, sehingga catatan tertulispun mulai berlaku di antara para penuntut ilmu
pengetahuan. Pada masa-masa selanjutnya, buku sebagai suatu catatan terpadu atas pikiran,
mulai muncul dan berkembang. Dalam periode ini buku sudah menjadi sarana yang umum dan
banyak digunakan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan informasi. Tepat seratus tahun
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


setelah datangnya Islam, industri buku maju pesat sedemikian rupa. Buku diperlukan dalam
semua upaya menuntut ilmu pengetahuan. Analisis singkat terhadap sejarah perbukuan periode
klasik Islam menunjukkan bahwa buku merupakan inftrastruktur penyebaran informasi dalam
rangka menegakkan peradaban Muslim. Peluang ke depan, tentu saja karena umat Islam telah
memiliki pengalaman dan akar budaya masa lalu, menjadi sarana potensial untuk
menguptodatekannya dan mengupgradenya dalam konteks kekinian.

Daftar Pustaka dan Bibliografi


Kutipan dari :
http://edwiniskan.blogspot.co.id/2012/06/pandangan-islam-terhadap-perkembangan_08.html

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


1 Ziauddin Sardar, op.cit., 13.
2 Gerhard Maletzke, International and Intercultural Communication, dalam Heinz Dietrich ischer
and John C. Merill, International and Intercultural Communication, (New York: Communication
Arts Books, Hastings House Publishers, 1978), hal. 409.
3 Hamid Mowlana, The New Global Order and Cultural Ecology, dalam Media Culture &
Society, Volume 15 No. 1 (January 1993), hal. 10-11.
Amir, Mafri. Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam. Jakarta: Logos, 1999.
Fisher, B. Aubrey. Teori-teori Komunikasi. Bandung: Remadja Karya, 1986.
Maletzke, Gerhard. International and Intercultural Communication, dalam Heinz Dietrich Fischer
and John C. Merill, International and Intercultural Communication. New York: Communication Arts
Books, Hastings House Publishers, 1978.
Mowlana, Hamid. The New Global Order and Cultural Ecology, dalam Media Culture & Society,
Volume 15 No. 1 January 1993.
Sardar, Ziauddin. Tantangan Dunia Islam Abad 21, diterjemahkan dari judul aslinya Information
and the Muslim Wold: A Strategy for the Twenty-first Century, oleh A.E. Priyono dan Ilyas Hasan.
Bandung: Mizan, 1989.
Sophiaan, Ainur Rofiq. Tantangan Media Informasi Islam, Antara Profesionalisme dan Dominasi
Zionis. Surabaya: Risalah Gusti, 1993
1 Ziauddin Sardar, op.cit., hal. 22.
2 Ibid., hal. 26.
3 Ibid., hal. 32.
4 F. Rachmadi, op.cit., hal. 22.
5 Ziauddin Sardar, op.cit., hal. 36.
Fisher, B. Aubrey. Teori-teori Komunikasi. Bandung: Remadja Karya, 1986.
Ghani, Zulkiple Abd. Islam, Komunikasi dan Teknologi Maklumat. Kuala Lumpur: Utusan
Publications & Dist
Rachmadi, F. Informasi dan Komunikasi dalam Percaturan Internasional. Bandung: Alumni,
1988.
Sardar, Ziauddin. Tantangan Dunia Islam Abad 21, diterjemahkan dari judul aslinya Information
and the Muslim Wold: A Strategy for the Twenty-first Century, oleh A.E. Priyono dan Ilyas Hasan.
Bandung: Mizan, 1989.

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


Tehranian, Majid. Communication Theory and Islamic Perspective, dalam Wimal Dissanayake
(ed.), Communication Theory: The Asian Perspective. Singapore: Mass Communication
Research and Information Centre, 1988

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

10

Anda mungkin juga menyukai