Anda di halaman 1dari 44

Edisi Maret 2008

Penyerahan Piala

WAHANA TATA NUGRAHA

STRATEGI MENUJU
NOL PERSEN


ii

Dari Redaksi

Wajah Baru
Semangat Baru

lhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
izin dan perkenan Nya lah, INFO HUBDAT dapat kembali hadir menjumpai
para pembaca dimana pun berada. Memasuki tahun 2008 ini INFO
HUBDAT tampil dengan format baru, bentuk yang berbeda serta dengan susunan
kepengurusan baru pula.
Insya Allah dengan wajah baru dan semangat baru ini INFO HUBDAT dapat terus
berbenah memperbaiki diri, meningkatkan kualitas baik terhadap format maupun
isi atau pun materi penulisan yang dihimpun, dalam rangka mengemban misi
sebagai salah satu media untuk saling bertukar informasi seputar pengetahuan,
ilmu dan teknologi transportasi (darat), berbagai kebijakan yang diambil serta
penyampaian informasi bagi pembaca sekalian, khususnya teman-teman didaerah
mengenai berbagai kegiatan yang telah maupun tengah berlangsung di Departamen
Perhubungan khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Pada Edisi Maret 2008 ini, kami mengangkat masalah Penanganan Kelebihan muatan
di jalan, sebagai sajian utama INFO HUBDAT karena masalah ini merupakan masalah
yang tengah menjadi masalah Nasional, dimana ada sementara pendapat yang
menuding bahwa kendaraan-kendaraan besar yang melintas di jalan sebagai penyebab
utama rusaknya permukaan disejumlah ruas jalan, khususnya di jalan Nasional
dikawasan Pantura.
Redaksi juga menyajikan beberapa tulisan menarik lainnya yang insyaAllah akan
dapat menambah wawasan kita terhadap banyak hal sekaligus juga dapat menjadikan
referensi bagi para Kepala Dinas Perhubungan didaerah dalam melakukan penanganan
masalah transportasi darat dimasing-masing daerah.
Redaksi juga senantiasa menunggu feed back atau masukan dari pembaca sekalian
apakah itu berupa artikel teknis, saran maupun pendapat/opini termasuk kritik yang
insya Allah dapat berguna bagi kami dan teman-teman segenap insan perhubungan
dimanapun berada.
Akhirnya Redaksi menyampaikan terima kasih, semoga pertukaran INFO yang kita
bangun melalui INFO HUBDAT ini dapat terus kita tingkatkan, demi penyempurnaan
dan kemajuan transportasi darat yang kita sama dambakan, Amin

Redaksi


Surat Pembaca

Penanggung Jawab :
Ir. Anton Simbolon
Redaktur :
Purwatiningsih, SH
Redaktur Pelaksana :
Suyadi
Penyunting Editor :
Sulistyo Sutanto, Drs, Msi, SH
Sekretariat :
Ni Widianingsih, SE
Anggota :
Wijanto, Drs, MM
Zaenal Arifin, SE
Hendroputroko, Ir, MEng.SC
Djoko Sulaksono, SE
M. Malawat, ST, MT
Amirulloh, S.Sit
Fadli Arief, Ir, DESS
Ahmad Tani, ATD
I Made Suartika, ATD, M.Eng.SC
Rudi Abisena, ST, MT
Drs. Ali Murshal
Puri Artyanti Risprastiwi, A.Md. TK
Iwan Budiono, S.Sos
Doddy Arfianto, A.Md.LLAJ
Desi Waluyanti, A.Md.LLAJ, S.Sit
Dinaryati, SH
Esron Sinaga, SE
Anjar Hermawan, S.Kom
Muh. Samsul Anwar, SH
Nawangwulan Dwi A, ST
Y. Prihantoko, ST
Husein Saimimma, ST, MT
Betta Margunadi, ST, MT
Ni Widianingsih, SE
Dede Sudiatna, Drs
Subowo
Rio Susatyo, SH
Riza Faisal, SH
Arif Pintoko
Achmad Rivai
Rusdinal A.Md.MI
Endy Irawan, SH
Yoyok Harianto, SH
Riena Mur Kusumaningsih, SH
Yustinus Danang Rusdihanto, SH
Diterbitkan oleh :
Humas Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8
Gedung Karsa Lantai 3
E-mail :
info_hubdat@hubdat.web.id

Pemesanan
Majalah INFOHUBDAT
Selamat siang,
Perkenalkan nama saya Tri Wahono, dari PT. Nissan
Motor Indonesia. Apakah kita boleh memesan
majalah Perhub Darat untuk menjadi majalah rutin
kami??
Mohon informasinya??
Terima kasih atas kerjasama yang baik
Thanks & Best Regards
Tri Wahono BrotoSandjojo
Government Relation Section.
Corporate Planning Dept.
PT. Nissan Motor Indonesia
Jl. MT. Haryono Kav. 10.Jak-Tim. 13330.
Telp. 08121049524

Pak Tri Wahono yang terhormat,


Redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaan
atas perhatian dan minat Bapak untuk mendapatkan
dan menjadikan majalah Info Hubdat menjadi majalah
rutin dari PT. Nissan Motor Indonesia.
INFO HUBDAT disusun sebagai media untuk
menyampaikan berbagai kebijakan disektor
transportasi, informasi serta banyak hal lain dengan
sasaran sebaran pembacanya adalah para pegawai
dilingkungan Ditjen Hubdat, para Kepala Dinas
Perhubungan seluruh Indonesia serta seluruh stake
holder, oleh karenanya bila Bapak menginginkan
untuk mendapatkan INFO HUBDAT silahkan
menghubungi dewan Redaksi.

Daftar Isi
DITJEN HUBDAT SELINTAS

25 Wahana Tata Nugraha

Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota

04 Direktorat LLASDP Luncurkan


5 Unit Bus Air

Transportasi Perkotaan
perlu dilakukan pembenahan secara menyeluruh
meliputi aspek prasarana
dan sarana, sdm serta
lalu lintas

05 Wapres Luncurkan Kembali Taksi BBG


Dalam rangka
melaksanakan kembali
kebijakan nasional
mengenai diversifikasi
dan konversi energi serta
program langit biru,

27 Pembatasan Umur Kapal Ferry

Solusi Permasalahan Keselamatan Kapal


Penyebrangan

06 GRSP-MOT

29 Membangun Kompetensi SDM

08 Koneksi Data Base

31 Ensiklopedia

SAJIAN UTAMA

REGULASI

Helmet Action Plan Workshop


Pengujian Kendaraan Bermotor

09 Strategi Menuju Nol Persen


Hujan yang mengguyur
sejak akhir 2007
hingga awal 2008 telah mengakibatkan kerusakan sejumlah ruas
jalan di P. Jawa
bahkan di jalur pantura
sebelah timur Semarang
akhir Februari lalu sempat lumpuh total akibat
banjir dan kerusakan
jalan.

Bidang Perhubungan Darat

33 Hukum Pengangkutan Perairan Darat

RENUNGAN
34 Pemimpin Dambaan Rakyat

PERNAK-PERNIK
37 Gerakan Perempuan Tanam
dan Pelihara Pohon

Hj. Ani Yudhoyono barubaru ini mengundang


tujuh organisasi
perempuan di Indonesia.

ARTIKEL
13 Pengaruh Inflasi Terhadap
Sektor Perhubungan

17 Penghitungan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan


Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

21 Mengapa Perlu Dibentuk Unit Penelitian


Kecelakaan (UPK) ?

38 Futsal Ditjen Hubdat


38 Sandhyakara Murti
39 Diklat Wajib Pegawai Dephub

TIPS

23 Gebyar Pekan Keselamatan Transportasi 40


Jalan Global Road Safety Week

Bagaimana Mengendarai Sepeda Motor Agar


Aman dan Selamat Sampai Tempat Tujuan ?

Ditjen Hubdat Selintas

Peluncuran KMP. LOBSTER type


Penumpang RO-RO 500 GT untuk
lintas Tual Dobo Benjina pada
tanggal 26 Nopember 2007. Kapal
dibangun di galangan PT. Dok &
Kodja Bahari (Persero) Palembang dan
direncanakan selesai pada tanggal
18 Juni 2009. n
Tim Direktorat Jenderal Perhubungan Darat berpartisipasi dalam Kegiatan
National workshop Kalimantan Road Network Development Study di Banjarmasin pada tanggal 28 Pebruari 2008 yang diselegarakan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. n

Persiapan peluncuran kapal


penumpang RO-RO 600 GT untuk
lintas Toli-Toli Tarakan pada tanggal
15 Desember 2007. Kapal dibangun
di galangan PT. Daya Radar Utama
Jakarta dan direncanakan selesai pada
tanggal 18 Juli 2008. n

Direktorat LLASDP
Luncurkan 5 Unit Bus Air
KMP. BAWAL type Penumpang RORO 500 GT diberangkatkan menuju
Ternate untuk melayani pelayanan
angkutan penyeberangan perintis di
Maluku Utara pada akhir Desember
2007. Kapal ini dibangun di galangan
PT. Daya Radar Utama Jakarta. n

Jakarta (Info Hubdat) Direktorat Lalu


Lintas Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat akhir tahun lalu
meluncurkan lima unit Bus Air.
Bus air yang dibangun di galangan PT.
Daya Radar Utama Jakarta itu masingmasing berkapasitas 50 penumpang

dengan bahan baku lambung dari


Fibreglass Reinforced Plastic (FRP).
Rencananya lima bus air tersebut
akan distribusikan untuk menambah
pelayanan angkutan sungai di Propinsi
Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Papua, dan Sumatera Selatan.
(Foto diambil tanggal 29 Desember
2007 di areal galangan) n

Ditjen Hubdat Selintas

Wapres Luncurkan Kembali


Taksi BBG Di Jakarta

Dalam rangka melaksanakan kebijakan nasional mengenai diversifikasi


dan konservasi energi serta program langit biru, Pemerintah dalam hal
ini Departemen Perhubungan telah meluncurkan kembali (Re Launching)
penggunaan bahan bakar gas pada kendaraan taksi.

ntuk tahap awal, telah


diluncurkan
1.755
unit
taksi ber-Bahan Bakar Gas
(CNG) yang tersebar di wilayah DKI
Jakarta.
Acara itu berlangsung hari Kamis, 21
Pebruari 2008 yang lalu di halaman
istana Wakil Presiden RI bersamaan
dengan penyerahan penghargaan
Lomba Tertib Lalu Lintas dan
Angkutan Kota Tahun 2007.
Pada acara yang juga dihadiri para
Duta Besar Negara sahabat, para

Kepala Daerah dan para Kepala


Dinas Perhubungan peserta Lomtib
LLAK, Wakil Presiden Jusuf Kalla
mengatakan, 20% anggaran negara
saat ini dialokasikan kepada subsidi
BBM. Karena itu, penggunaan
energi alternatif seperti Bahan
Bakar Gas (BBG) harus dijadikan
salah satu upaya untuk menghemat
dan menurunkan subsidi energi.
Anggaran kita 20% jatuh ke
subsidi BBM. Karena itu, perlu
pemakaian BBG untuk angkutan
umum yang ramah lingkungan.

Dengan dibayarnya subsidi untuk


BBM, maka dana untuk anggaran
pendidikan dan askes (asuransi kesehatan) berkurang, kata Wapres.
Dengan diluncurkannya kembali
penggunaan BBG pada kendaraan
taksi ini, diharapkan ke depan
semua kendaraan umum yang
beroperasi di wilayah DKI Jakarta
dan kota-kota metropolitan / kota
besar lainnya dapat menggunakan
BBG yang lebih murah dan ramah
lingkungan. n
(M. Samsul Anwar)

Ditjen Hubdat Selintas

GRSP-MOT
Helmet Action Plan Workshop
Departemen Perhubungan RI bersama dengan Global Road Safety
Partnership International memprakarsai kegiatan GRSP-MOT Helmet
Action Plan Workshop yang diselenggarakan selama dua hari,
5-6 Nopember 2007 di hotel Four Seasons Jakarta.

orkshop yang dihadiri


oleh lebih dari 100 peserta dari stakeholder
meliputi instansi pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan LSM
serta negara tetangga yaitu Ditjen
Malaysia Institute of Road Safety
Research, Kepolisian Selandia Baru
dan Ausaid ini dibuka langsung oleh
Menteri Perhubungan, Ir. Jusman
Syaffii Djamal.
Dalam kesempatan itu Menhub menekankan sudah saatnya dilakukan
perubahan paradigma bahwa pengeluaran untuk keselamatan trans-

Ia menyampaikan harapannya agar


melalui workhop ini didapatkan
solusi yang tepat dalam rangka
membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan berlalu lintas jalan juga
agar program sejenis dapat terus
dikembangkan dalam upaya peningkatan keselamatan jalan.

meningkat drastis beberapa tahun


belakangan ini dan diikuti dengan
meningkatnya jumlah kecelakaan,
kematian dan luka berat akibat
kecelakaan sepeda motor. Segala
akibat yang fatal dari kecelakaan
tersebut disebabkan oleh rendahnya
penggunaan helm pengendara sepeda motor. Hal ini dapat mengakibatkan kemiskinan dan secara
jangka panjang dapat menghambat
perkembangan sosial dan ekonomi
suatu negara.

Seperti diketahui bersama bahwa


jumlah sepeda motor di Indonesia

Merespon fenomena yang memprihatinkan tersebut dilakukan ber-

portasi jalan bukanlah suatu biaya,


tetapi sebuah investasi jangka
panjang.

Ditjen Hubdat Selintas

bagai upaya pencegahan salah


satunya dengan Workhop Helmet
Action Plan ini.
Fenomena maraknya kecelakaan
sepeda motor sebenarnya tidak hanya menjadi masalah di Indonesia.
Negara-negara di Asia Pasifik pun
mengalami hal yang sama. Untuk
itu PBB mengeluarkan resolusi
Improving Global Road Safety
yang diselenggarakan serentak di
negara-negara tersebut. Di Indonesia
sendiri telah dilaksanakan Pekan
Nasional Keselamatan Transportasi
Jalan yang dibuka langsung oleh
Presiden RI tanggal 23 April 2007
lalu. Dalam kesempatan tersebut
Presiden menyampaikan 6 prioritas
yaitu pembentukan lembaga sebagai
wadah koordinatif antar instansi
untuk mewujudkan transportasi
jalan, dirumuskannya cetak biru
program keselamatan semua instansi
terkait, dibangun sistem informasi
keselamatan jalan, dirumuskan sumber pendanaan yang membiayai
program keselamatan transportasi
jalan secara berkesinambungan
dan dilakukan sosialisasi terutama
yang berhubungan dengan perilaku
berlalulintas baik secara hukum
maupun etika.
Workshop GRSP-MOT Helmet Action
Plan juga merupakan rangkaian dari
seminar GRSP-ASEAN Road Safety
yang telah berlangsung di Nusa
Dua Bali 6-7 September 2007 lalu
yang dihadiri oleh 116 peserta dari

9 negara ASEAN, China, Amerika,


Inggris, Australia dan New Zealand.
Workhop ini menghasilkan 6 prioritas
pelaksanakan WHO Good Practice
Guidelines yaitu Helmet, Data Management and System, Speeding,
Traffic Management, Occupant
Restraint dan Drink Drive.
Pelaksanaan workshop helm selama
2 hari ini menghasilkan beberapa
temuan yaitu identifikasi masalah,
solusi dan mengembangkan rencana aksi kegiatan untuk meningkatkan penggunaan helm serta
saling berbagi pengetahuan dan
mempererat jaringan kerjasama demi peningkatan keselamatan jalan
di Indonesia. Rencana kegiatan meliputi berbagai perbaikan seperti
melengkapi aturan dan penetapan
standar, penegakan hukum, peningkatan kesadaran masyarakat,
pengembangan standar pelayanan
darurat dan memasukkan pendidikan keselamatan jalan yang terinternalisasi dalam pelajaran di
sekolah. Sempat pula ditampilkan
pada acara ini operet Helm Anak
oleh anak-anak ALIX.
Berkaitan dengan helm standard
di Indonesia, Badan Standardidasi
Nasional (BSN) telah mengeluarkan
SNI no 09-811-1990 dan inipun
telah diperbarui dengan SNI no.
1811-2007 berdasarkan Surat Keputusan Kepala BSN no. 92/KEP/
BSN/10/2007 tertanggal 4 Oktober
2007.
Semula, kewajiban pe-

makaian helm dan aspek teknisnya di


tuangkan dalam Keputusan Menteri
Perhubungan no. 188/AJ.403/
PHB-86 tertanggal 29 Desember
1986 yang telah diperbarui dengan
Keputusan Menteri Perhubungan
no.72 tahun 1993. Dengan diterbitkannya SNI terbaru maka KM ini
harus direvisi.
Untuk kepentingan penegakan hukum, kewajiban pemakaian helm
beserta denda pelanggaran sebesar
Rp. 1.000.000,- atau kurungan 1
bulan, telah diatur dalam Undang
Undang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan no. 14 tahun 1992, pasal
61 ayat (2-3). Kepolisian Republik
Indonesia telah menfokuskan penegakan hukum pada pemakaian
helm dan hasilnya sukup signifikan,
terutama di Jakarta dan sekitarnya
dan sepanjang jalan nasional.
Direktorat Keselamatan Transportasi
Darat, Ditjen Hubdat, Departemen
Perhubungan, memfokuskan peningkatan kepedulian keselamatan jalan
secara umum, dan secara khusus
pada tingkat penggunaan helm
dengan mempersiapkan pedoman
kampanye bagi pemerintah daerah.
Antusiasme seluruh peserta dalam
workshop ini serta dorongan
dan bantuan Global Road Safety
Partnership (GRSP) International
dan GRSP Indonesia dalam hal ini
semakin memperbesar peluang
untuk meningkatkan keselamatan
jalan di Indonesia. n

Ditjen Hubdat Selintas

Koneksi Data Base Pengujian


Kendaraan Bermotor

otret pengujian berkala kendaraan bermotor masa depan dimana menggunakan teknologi informasi dalam rangka efisiensi
sistem administrasinya.
Proses pelaksanaan PKB masa depan:
1. Pembayaran dilakukan secara
on-line di bank oleh pemilik Kendaraan Bermotor
2. Kendaraan dibawa ke Unit Pengujian Kendaraan Bermotor untuk dilaksanakan pengujian
3. Data-data kendaraan bermotor
disimpan dalam bentuk e-data,
jika kendaraan lulus uji, maka
pada kendaraan tersebut diberi
RFiD (Radio Frequency Identifi-

cation) atau barcode, sedangkan


pemilik memegang kartu pintar
(smart card).
4. Jika kendaraan tidak lulus uji,
maka kendaraan tersebut dibawa ke bengkel untuk dilakukan
perbaikan dan kemudian diuji
lagi untuk item pengujian yang
tidak lulus.
5. Pemeriksaan di jalan, di jembatan
timbang, dan terminal dapat dilakukan dengan PDA (Personnal
Data Assistance).

Beberapa perusahaan swasta dengan swadana juga membantu


pemerintah melakukan uji coba
sistem teknologi informasi ini di beberapa kota, antara lain :

Pemerintah telah melakukan uji coba


terhadap aplikasi system teknologi
informasi PKB ini pada kota Batam,
propinsi Kepulauan Riau pada tahun
2007 dengan anggaran APBN.

Pemerintah berencana pada awal


tahun 2010, fungsi buku uji sebagai
tanda bukti lulus uji dapat diganti
dengan smart card dan RFiD atau
Barcode n

1. Badung, Propinsi Bali,


2. Bandung dan Depok, Propinsi
Jawa Barat,
3. Tangerang, Propinsi Banten
4. Kota Batam, Propinsi Kep. Riau
5. Banyumas, Purwokerto dan Cilacap Propinsi Jawa Tengah

Sajian Utama

Strategi Menuju
Nol Persen
Hujan yang mengguyur sejak akhir 2007 hingga awal 2008
telah mengakibatkan kerusakan sejumlah ruas jalan di P. Jawa
bahkan di jalur pantura sebelah timur Semarang akhir Februari lalu
sempat lumpuh total akibat banjir dan kerusakan jalan.

ruk yang melebihi batas angkut dituding turut


andil sebagai penyebab kerusakan jalan tersebut,
sehingga Menteri Pekerjaan Umum Djoko
Kirmanto meminta kepada Departemen Perhubungan
terutama kepada Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat agar dapat menurunkan toleransi kelebihan muat
60 persen dari kapasitas angkut yang berlaku saat ini.
Akan tetapi untuk menegakkan pelanggaran batas
kelebihan menjadi nol persen secara drastis tidak
mungkin karena akan berdampak pada perekonomian.
Dari hasil kajian mengenai pengurangan pelanggaran
kelebihan muatan yang dilakukan oleh proyek percontohan beberapa waktu lalu di Sumatera Barat,
disimpulkan bahwa kalau langsung dilakukan penurunan kelebihan muatan ke tidak ada (nol persen),
ternyata sistim tidak berjalan. Sehingga dikeluarkan
suatu strategi program penurunan toleransi pelanggaran secara bertahap dari muatan lebih 90 persen
menjadi 80 persen dan akhirnya menjadi 60 persen,
kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Ir. Iskandar
Abubakar kepada wartawan di Jakarta baru-baru ini.

Ir. Iskandar Abu Bakar, M.Sc


Direktur Jenderal Perhubungan Darat

Program toleransi pelanggaran kelebihan muat tersebut


dimaksudkan setiap truk yang mengangkut melebihi
batas toleransi yang disepakati, maka barang kelebihan
itu harus diturunkan atau diperintahkan kembali dan
kemudian diproses secara hukum berdasarkan pasal
12 ayat 1 UU 14 1992 dan penegakan hukumnya pasal 54 dengan pidana kurangan paling lama tiga bulan
atau dengan denda setinggi-tingginya Rp3 juta.
Karena tidak mungkin diturunkan secara drastis maka,
kata Dirjen, maka dilakukan program penurunan
pelanggaran secara bertahap dari 90 persen diturunkan

Sajian Utama
80 persen dan turunkan lagi menjadi
60 persen. Ternyata program penurunan itu setelah dievaluasi menunjukan hasil yang bagus, buktinya
biaya perawatan jalan tahun 2004
2005 turun secara signifikan di mana
sebelumnya Rp7 miliar per tahun,
turun menjadi Rp3 miliar per tahun,
berkurang Rp 4 miliar, katanya.
Langkah program itu kemudian dikembangkan untuk daerah Jawa,
Bali dan Lampung. Dan saya pada waktu itu melihat kerusakan
jalan di daerah lain juga menonjol
sehingga saya mengumpulkan para
kepala dinas perhubungan Jawa,
Bali dan Lampung, di daerah Jawa
Tengah dan saya menyampaikan
apa yang terjadi di Sumatera Barat
tersebut bahwa ada langkah positif
dan berdampak positif dari langkah
tersebut. Pada waktu itu rapat
berkesimpulan dan bersepakat untuk mencoba mengikuti langkah
di Sumatera Barat tersebut, kata
Dirjen.
Setelah diadakan rapat koordinasi
maka diperoleh kesepakatan untuk
wilayah Jawa, Bali dan Lampung
mengikuti toleransi batas angka
60 persen yang saat ini masih
berlangsung dan pada April 2008

akan masuk pada penuruan batas


pelanggaran 50 persen.
Dirjen Perhubungan Darat mengatakan kembali kepada wartawan
bahwa penurunan batas maksimal
muatan (tonase) angkutan jalan
hingga 0% berdasarkan kajian dalam percontohan tidak mungkin dilakukan secara drastis dalam waktu
dekat karena akan berdampak luar
biasa bagi perekonomian nasional.
Jika hal ini dilakukan secara drastis dikhawatirkan terjadi gejolak
ekonomi di mana akan terjadi kenaikan harga barang akibat tidakefisiennya distribusi barang dan
selain itu akan terjadi banyak truk
barang yang berlalu lalang sehingga
menambah berat beban jalan dan
akan menambah kemacetan di jalan
nasional, katanya.
Sebagaimana diketahui bahwa jalan nasional kini maksimal mempunyai daya dukung 10 ton (jalan
kelas II) sementara industri sangat
membutuhkan penggunaan angkutan barang dengan kapasitas
angkut yang besar untuk efisien
biaya pengangkutan. Oleh karena
itu, toleransi tersebut diberlakukan
untuk menjembatani kepentingan
bersama, terutama dalam distribusi
produksi industri.

Dari sekitar 34.000 Km jalan nasional ternyata baru ruas jalan


Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura)
dan sebagian kecil ruas jalan di
Lampung yang mempunyai daya
dukung 10 ton sementara sisanya
masih berdaya dukung 8 ton (jalan
kelas IIIA).
Dengan mempertimbangkan kondisi
tersebut, katanya Ditjen Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat berupaya mencari solusi yang dapat
memperbaiki tingkat pelanggaran
kelebihan muatan dengan melakukan berbagai kesepakatan dengan
pemerintah daerah.
Toleransi pelanggaran kelebihan
muatan 60 persen untuk wilayah
Jawa, Bali dan Lampung yang saat
ini berlaku merupakan hasil kesepakatan antara pemerintah provinsi
yang ada di wilayah tersebut dengan
Ditjen Perhubungan Darat beberapa
waktu lalu. Kesepakatan sebelumnya
toleransi melebihi muat mencapai
sekitar 90 persen toleransi batas
pelanggaran yang diberlakukan. Hal
ini akan dikurangi secara bertahap
hingga mencapai 0 persen.
Dengan mempertimbangkan pertumbuhan industri yang diharapkan
semakin pesat di tahun-tahun mendatang dengan penyediaan infrastruktur yang masih minimal tersebut, maka pemerintah dalam hal
ini perlu kebijaksanaan yang menguntungkan semua pihak terutama
dalam perkembangan ekonomi masyarakat banyak dewasa ini.
Kesepakatan Yogyakarta
Menindaklanjuti imbauan Dirjen
Perhubungan Darat maka dibuatlah
kesepakatan di Yogyakarta pada
tanggal 5-7 November 2007, yang
melibatkan Kepala Dinas Perhubungan/LLAJ Provinsi se Pulau Jawa,
Bali dan Lampung.
Dalam kesepakatan tersebut disebutkan bahwa pertama, para Ke-

10

Sajian Utama
pala Dinas Provinsi melalui Unit
Penimbangan Kendaraan Bermotor
yang berada di wilayahnya, wajib
melarang melanjutkan perjalanan
bagi mobil angkutan barang yang
melanggar >50 persen dari Jumlah
Barang yang Diizinkan (JBI), berupa
pengembalian kendaraan ke tempat
asal perjalanan/atau penurunan
yang berlebih.
Kedua, Pelaksanaan kesepakatan
tersebut dilakukan serentak mulai 1
Februari 2008 pukul 00.00 waktu
setempat, sedangkan penindakan
terhadap pelanggaran muatan tetap
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Dalam pelaksanaan kesepakatan
tersebut yang penting adalah pengawasan. Pengawasan adalah kunci yang penting. Kalau tidak ada
pengawasan dalam kelebihan muatan maka jalan akan lebih cepat
rusak sehingga kunci yang paling
penting adalah bagaimana
kita
mengawasi itu dengan benar.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas
Angkutan Jalan, Soeroyo Alimoeso
dalam kesempatan terpisah mengatakan untuk menegakkan pelaksanaan pengawasan ini, pemerintah
pusat dengan pemerintah tingkat
provinsi akan terus mengoptimalkan
jembatan timbang tanpa memberikan
peluang terjadinya pungutan liar
(Pungli).
Dari sekitar 142 jembatan timbang
yang ada, lima diantaranya sudah

melakukan ujicoba melibatkan swasta sebagai pemantau pelanggaran


tonase. Jembatan timbang itu terletak di Losarang, Jawa Barat,
Nanggroe Aceh Darussalam, dan
menyusul di perbatasan Provinsi
Banten dengan DKI Jakarta.
Seperti jembatan timbang di Losarang, kata Dir. LLAJ, sebenarnya
ada fungsi kontrol tambahan karena dioperasikan oleh pihak ketiga
(swasta) dengan sistim komputerisasi on line yang dapat diakses
siapa saja yang berwenang. Kalau
terjadi pelanggaran maka diteruskan
kepada pihak Dinas Perhubungan
untuk ditilang dan di lokasi itu
sudah ada gudangnya, katanya.
Di Losarang sudah dilakukan ujicobanya dan sekarang sudah pada
tahap penindakan dari semula sosisialisasi dan selanjutanya penilangan.

26 ton, dan angkutan bahan kimia


12 ton lebih, katanya.
Menurut dia, selain itu pengawasan
kini juga di lakukan di hulunya yaitu
di industri karoseri, karena banyak
temuan pelanggaran datangnya
dari pembangunan karoseri. Setiap Dinas Perhubungan Provinsi
sudah mempunyai prototipe sesuai
standar truk angkutan bagi industri
karoseri. Ini yang menjadi patokan
oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) LLAJ untuk mengadakan
pengawasan, katanya.
Kalau ini berjalan maka dari hulunya sudah dapat ditertibkan sehingga untuk menuju nol persen
pelanggaran akan tercapai, katanya
dan menambahkan pungli-pun tidak
ada. Pungli itu ada karena masih
adanya pelanggaran.

Menurut Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan, Soeroyo Alimoeso,


dari hasil temuan banyak pelanggaran angkutan terjadi pada truk
pengangkut semen, besi, pasir, dan
barang kimia.

Sebenarnya, setelah adanya kesepakatan Yogyakarta yang akan


menindak semua angkutan barang
yang mengangkut lebih dari angka
kesepakatan tersebut dipulangkan
ke daerah asal barang maka kini
secara drastis terjadi angka penurunan pelanggaran.

Hasil fact finding bersama yang


dilakukan di Jalur Pantura Jawa
oleh Ditjen Perhubungan Darat,
Ditjen Bina Marga (Proyek Pantura)
dan Pantap layak jalan, tahun 2005
menunjukkan angkutan semen beroperasi dengan beban gandar lebih
dari 20 ton, angkutan baja/besi 1820 ton, angkutan pasir lebih dari

Berdasarkan data menunjukkan bahwa langkah kesepakatan tersebut


terlihat cukup positif. Tingkat pelanggaran di Jawa pada periode 17 mei
17 juli 2006 > 70 persen cuma
1,14 persen. Jadi sebenarnya tidak
besar-besar amat dan kemudian
turun terus menjadi 0,29 persen
yang lebih 50-70
kurang 1,98

Tabel Prosentage Pelanggaran di Jawa Barat


Prosentage Pelanggaran
Periode
>90%
(17 Mei-17 Juli06)
>80%
(18 Juli-17 Sep06)
>70 %
( 18 Sep 06Mar 07)
>60%
( 1 Juli 07 Nop 07)

5-30%
JBI

30-50%
JBI

50-70%
JBI

>70 %
JBI

17,45 %

3,70 %

2,43%

1,14%

17,37 %

3,41%

2,39 %

0,89 %

17,04 %

3,08 %

2,31 %

0,44%

17,08 %

2,96 %

1,98%

0,29%

11

Sajian Utama
kelebihan muatan dan bencana alam
saja, tapi kerusakan itu justru lebih
banyak disebabkan oleh konstruksi
yang tidak memenuhi standar, kata
Iskandar.
Hal tersebut didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh
DR. Agus Taufik, seorang dosen
Universitas Gajah Mada (UGM)
dalam tesis untuk mengambil doktoral yang menyebutkan, penyebab
dari kerusakan jalan itu justru lebih
banyak akibat konstruksi yang tidak
memenuhi standar, yakni sebesar
44 persen.
Standar teknis tersebut menyangkut
kepadatan tanah, beton, dan aspal.
Kerusakan lain adalah akibat sistem pengendalian air (drainase), sedangkan akibat kelebihan muatan
hanya 12 persen saja.

persen atau hampir dua persen.


Untuk > 30-50 yang melanggar
2,29 persen atau kurang lebih tiga
persen, katanya.
Menurut dia, menuju strategi nol
persen diperkirakan akan dicapai
pada akhir tahun ini dan kita akan
mengadakan evaluasi bulan depan.
Di lihat dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa masyarakat
pengguna jalan dalam hal ini truk
angkutan sangat positif dalam arti
dapat mematuhinya dengan aturan
tersebut.
Dengan adanya kesepakatan tersebut
kini tata cara pengangkutan lebih
tertib, tinggi muatan angkutan barang
curah (pasir, batu dll) dan semen
sudah tidak tampak menjulang serta
ditutup terpal, katanya.
Ada Apa Dengan Jalan Rusak
Bencana banjir yang terjadi diakhir
2007 dan awal 2008, telah membuat
sebagian besar jalan rusak di
negara kita bahkan jalan berlubang

12

juga terjadi di DKI Jakarta. Jalan


nasional yang diprediksi berumur
ekonomi 10 tahun, tiba-tiba rusak
pada usia yang relatif singkat antara
dua tiga tahun saja.
Jalan Pantura sebelah timur Semarang antara Demak Jepara dan
Pati sempat lumpuh total. Sejumlah
truk angkutan barang tidak bisa
melewati jalan karena banjir dan
beratnya kerusakan di jalan tersebut
karena banyak kubangan yang
membahayakan truk. Akibat lubang
ternganga yang tertutup banjir,
banyak truk yang terguling.
Dirjen Perhubungan Darat Isakandar
Abubakar kepada wartawan baru-baru
ini membantah bahwa kerusakan
jalan tersebut sebenarnya tidak
sepenuhnya diakibatkan oleh kelebihan muat. Tetapi juga bisa saja
terjadi karena kesalahan konstruksi
termasuk kurang baiknya drainase
dan bencana alam.
Departemen Perhubungan sendiri
menilai kerusakan jalan yang terjadi
belakangan ini bukan hanya akibat

Penelitian itu sendiri dilakukan di


28 provinsi dengan 204 responden
yang dicek kembali dengan data
yang ada. Sehingga hasilnya akurat
dan bisa dipertanggungjawabkan.
Salah satu bukti temuan Taufik
adalah kerusakan jalan di luar
Jawa seperti wilayah Indonesia
Timur. Di mana jalan-jalan itu tidak
dilalui kendaraan bermuatan berat.
Kita bisa lihat sendiri, jalan untuk
busway saja sudah rusak parah,
padahal usianya belum lama. Demikian juga dengan jalan lain di
Jakarta. Ini suatu bukti bahwa
penyebab kerusakan jalan bukan
hanya akibat kelebihan muatan, tapi
juga air dan konstruksi, tuturnya.
Yang penting di masa mendatang
adalah bagaimana meningkatkan
pengawasan dan peningkatan kerjasama. Ditjen Perhubungan Darat
akan meningkatkan pengawasan
dan melakukan penindakan pelanggaran bagi angkutan yang melebihi
muatan dan begitu juga PU terus
meningkatan pengawasan di bidang
kualitas jalan sehingga jalan nasional
memenuhi standar konstruksi yang
berlaku. Dengan demikian umur
ekonomi jalan bisa mencapai yang
diharapkan yaitu 10 tahun. n

LLAJ

Artikel

Pengaruh Inflasi Terhadap


Sektor Perhubungan
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara
umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Inflasi adalah proses dari suatu
peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

rtinya, tingkat harga


Penyebab dan Penghitungan
Ir. Sugihardjo, M.Si
yang dianggap tinggi
inflasi
belum tentu menunjukan
Kasubdit Angkutan Jalan, Direktorat LLAJ,
inflasi. Inflasi dianggap terjadi
1. Inflasi karena tekanan
Anggota Tim Teknis Pengendali Inflasi
jika proses kenaikan harga bersisi permintaan (demandBank Indonesia Departemen Keuangan
langsung secara terus-menerus
pull inflation)
dan saling pengaruh-mempengaruhi.
Inflasi karena tekanan sisi permintaan terjadi ketika
pendapatan masyarakat meningkat, tapi jumlah
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif
barang dan jasa yang tersedia untuk dibeli tetap
tergantung tinggi rendahnya nilai inflasi. Inflasi yang
sama. Demand-pull inflation karena itu sering
rendah mempunyai pengaruh yang positif dalam
digambarkan sebagai keadaan dimana lebih banyak
arti dapat mendorong perekonomian yang lebih
uang memburu jumlah barang yang sama.
baik. Sebaliknya inflasi yang tinggi dan tidak stabil 2. Inflasi karena tekanan sisi supply (cost-push
memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial
inflation)
ekonomi masyarakat. Pertama, inflasi yang tinggi akan
Sedangkan cost-push inflation terjadi ketika harga
menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus
untuk memproduksi barang dan jasa meningkat.
turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun
Ini artinya, barang dan jasa yang tersedia untuk
dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang
dibeli orang menurun jumlahnya karena produksi
miskin, bertambah miskin. Kedua, inflasi yang tidak
menurun dan turunnya suplai barang dan jasa ini
stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty)
juga menyebabkan naiknya harga.
bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.
3. Inflasi karena tekanan faktor ekspektasi
Faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku
Didalam Pasal 59 ayat 1 UU No. 14 Tahun 1992
masyarakat dan pelaku ekonomi apakah lebih
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan
cenderung bersifat adaptif atau forward looking
Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor
yang biasanya terjadi pada saat menjelang hari-hari
dan tidak dapat menunjukkan surat izin mengemudi
besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru).
sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan instansi yang
bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000,00 melakukan penghitungan terhadap nilai inflasi serta
(dua juta rupiah). Dua juta Rupiah pada tahun 1992 mengumumkannya setiap bulannya. Pengukuran inflasi
adalah jumlah yang sangat besar. Sedangkan dua juta dilakukan dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen
Rupiah pada tahun 2007 memiliki nilai yang setara (IHK) yaitu mengukur rata-rata perubahan harga secara
dengan kurang lebih Rp 393 ribu pada tahun 1992. umum dari satu paket komoditas dalam kurun waktu
Jadi pengemudi yang tidak dapat menunjukkan SIM tertentu melalui survai lapangan. Komoditas-komoditas
pada tahun 1992 secara efektif didenda kurang lebih yang menjadi sumber penghitungan nilai inflasi dibagi
5 kali lebih besar daripada pelanggaran serupa jika menjadi 7 kelompok komoditas yang memiliki beberapa
dilakukan pada tahun 2007.
sub-kelompok, yang terdiri dari :

13

Artikel

NO.

KELOMPOK

JUMLAH

1.

Bahan Makanan

11 Sub Kelompok

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

3 Sub Kelompok

3.

Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar

4 Kelompok

4.

Sandang

4 Sub Kelompok

5.

Kesehatan

4 Sub Kelompok

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

5 Sub Kelompok

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

4 Sub Kelompok

Kelompok nomor 7 yaitu Transpor, Komunikasi dan


Jasa Keuangan terdiri dari 4 sub kelompok yaitu sub
kelompok transpor, sub kelompok komunikasi dan
pengiriman, sub kelompok sarana dan penunjang
transpor serta sub kelompok jasa keuangan. Jika dirinci
NO.

SUB KELOMPOK

1.

Transpor

2.

Sarana dan
Penunjang
Transpor

RINCIAN KOMODITAS
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Angkutan Antar Kota, Angkutan
Dalam Kota, Angkutan Laut, Angkutan Udara, Bahan Pelumas/Oli, Bensin, Mobil,
Tarif Sewa Motor, Sepeda, Sepeda Motor, Solar, Tarif Taksi, Tarif Kereta Api, Tarif
Sewa Becak, Tarif Travel, Tarif Sewa Bajaj serta Tarif Sewa Becak Mesin.
Accu, Ban Dalam Mobil, Ban Dalam Motor, Ban Luar Mobil, Ban Luar Motor, Helm,
Busi, Pemeliharaan/Service, Perbaikan Ringan Kendaraan,

Untuk mendapatkan nilai inflasi, Badan Pusat Statistik


(BPS) melakukan survai pada komoditas-komoditas dari
7 kelompok. Proses perubahan harga dari komoditaskomoditas tersebut dihitung untuk mendapatkan
Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan Indeks
Harga Konsumen (IHK) tersebut adalah nilai inflasi
yang diumumkan oleh BPS yang biasanya diumumkan
dalam nilai inflasi bulanan, inflasi tahunan atau inflasi
dari tahun ke tahun (year on year). Nilai inflasi nasional
NO.

secara lebih mendalam komoditas-komoditas yang


berkaitan dengan sub kelompok transpor dan sub
kelompok sarana dan penunjang transpor yang diukur
perubahan harganya untuk selanjutnya dijadikan dasar
dalam penghitungan inflasi adalah :

WILAYAH

diperoleh berdasarkan nilai Indeks Harga Konsumen


dari 45 Kota di seluruh Indonesia yang diambil sebagai
daerah pengamatan/observasi. Masing-masing kota
memiliki proporsi yang berbeda terhadap total inflasi
nasional proporsi terbesar adalah DKI Jakarta yaitu
sebesar 27,66 %. Daerah-daerah yang dijadikan sebagai
daerah pengamatan/obeservasi untuk menghitung
inflasi adalah :

KABUPATEN/KOTA

1.

Sumatera

Lhokseumawe, Banda Aceh, Padang Sidempuan, Sibolga, Pematang Siantar,


Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Jambi, Palembang, Bengkulu, Bandar
Lampung dan Pangkal Pinang

2.

Jawa

Serang/Cilegon, Jakarta, Tasikmalaya, Bandung, Cirebon, Purwokerto,


Surakarta, Semarang, Tegal, Yogyakarta, Jember, Kediri, Malang dan
Surabaya

3.

Bali dan Nusa Tenggara

Denpasar, Mataram dan Kupang

4.

Kalimantan

Pontianak, Sampit, Palangkaraya, Banjarmasin, Balikpapan dan Samarinda

5.

Sulawesi

Manado, Palu, Makassar, Kendari dan Gorontalo

6.

Maluku dan Papua

Ambon, Ternate dan Jaya Pura

14

Artikel

NO.

NEGARA

INFLASI DESEMBER
2006

1.

Amerika Serikat

2.

Indonesia

3.

Singapura

4.

Filipina

5.

Thailand

3,5

6.

Malaysia

3,1

6,6
0,8
4,33

Akumulasi dari perubahan nilai Indeks Harga Konsumen


(IHK) dari 45 Kabupaten/Kota ini yang menjadi nilai
inflasi Nasional.

khususnya tarif angkutan kota yang berlaku saat ini


cenderung merupakan Kebijakan POLITIS bukan sebagai
Kebijakan TEKNIS. Kenaikan tarif angkutan kota terjadi
karena adanya desakan akibat faktor tertentu (ex.
Kenaikan Harga BBM). Bahkan tak jarang penetapan
tarif angkutan kota hanya bersifat melegalkan kenaikan
tarif yang sudah terjadi. Pelaksanaan evaluasi tarif
secara periodik sangat penting untuk mengurangi
dampak negatif yang timbul. Hal ini sangat penting
mengingat Pemerintah merencanakan akan membuat
kebijakan Pembatasan Penggunaan BBM untuk itu perlu
dipersiapkan evaluasi tarif angkutan umum sebagai
dampak kebijakan Pembatasan BBM.

Pengendalian Inflasi
Nilai inflasi mencerminkan perekonomian suatu
negara, semakin rendah nilai inflasi semakin baik
perekonomian sebuah negara. Hal itu dapat dilihat
pada tabel dibawah ini dimana nilai inflasi Indonesia
masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara lainnya
(contoh inflasi bulan Desember 2006). Untuk kawasan
Asia Tenggara, Singapura adalah negara dengan tingkat
inflasi terendah yaitu 0,8 %. Inflasi di Singapura
bahkan lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi yang
terjadi di Amerika Serikat
Melihat pentingnya nilai inflasi bagi perekonomian
negara, maka setiap negara harus berupaya untuk
menekan nilai inflasinya serendah mungkin karena
inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak
negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Mengingat inflasi memiliki peranan yang stretegis
bagi perekonomian negara maka sudah merupakan
suatu keharusan bagi setiap instansi Pemerintah untuk
melakukan upaya-upaya yang dapat menekan tingkat
inflasi. Sektor perhubungan memiliki keterkaitan
langsung terhadap tingkat inflasi nasional. Oleh karena
itu seluruh instansi perhubungan baik di tingkat Pusat
maupun di tingkat daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
harus berperan aktif dalam mengendalikan inflasi
khususnya dalam merumuskan kebijakan-kebijakan di
sektor Perhubungan khususnya sektor Perhubungan
Darat. Upaya-upaya yang perlu dilakukan berkaitan
dengan pengendalian inflasi antara lain :
1. Evaluasi Tarif Angkutan Umum secara Periodik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tarif angkutan umum

Menjaga Kelancaran Distribusi Barang


Peranan transportasi jalan sangat penting untuk
mewujudkan sistem distribusi barang yang efisien,
apapun pilihan moda transportasi yang digunakan
sebelumnya baik udara, laut maupun kereta api tetap
pada akhirnya memerlukan sarana transportasi jalan
untuk mengirimkan barang sampai kepada pemakai
(end user).
Hambatan dalam transportasi jalan baik akibat
kemacetan lalu lintas dan kondisi prasarana jalan yang
tidak memadai/rusak maupun akibat kebijakan lokal
yang mengekang seperti pelarangan operasi angkutan
barang pada jam tertentu, peraturan izin bongkar
muat dan distribusi barang, dapat mengakibatkan
biaya ekonomi tinggi dalam transportasi jalan serta
meningkatnya waktu tempuh dalam distribusi barang
yang juga dapat menyebabkan kenaikan harga barang
apabila jumlah pasokan barang tidak sebanding dengan
permintaan.
Hambatan terbesar saat ini adalah terganggunya
kelancaran lalu lintas di jalan nasional akibat aktivitas
lokal baik di wilayah perkotaan maupun luar kota (rural/
pedesaan). Pembangunan infrastruktur jalan berupa
pembangunan jalan lingkar, jalan sejajar (frontage
road) maupun jembatan layang merupakan suatu
solusi untuk menghindari bercampurnya (mix traffic)
lalu lintas regional dengan lalu lintas lokal.
Namun tanpa diiringi dengan penataan tata guna lahan
(land use) yang ketat maka manfaat pembangunan
jalan tersebut akan direduksi dengan menjamurnya
aktivitas lokal di jalan baru tersebut. Banyak jalan

15

Artikel
lingkar yang beberapa tahun lalu dibangun, kini
mulai tidak efektif lagi untuk mendukung kelancaran
pergerakan regional/nasional akibat kemacetan lokal.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang intensif
dengan Pemerintah Daerah untuk pengendalian
pemanfaatan lahan di sepanjang jalan nasional dan jalan
propinsi, dengan mendorong penerapan kajian dampak
lalu lintas terhadap bangunan/pusat kegiatan baru
maupun dalam melakukan penataan terhadap pusatpusat kegiatan lama seperti relokasi atau penataan lay
out (rencana tapak) pasar yang berada di tepi jalan
nasional. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah juga
diperlukan terhadap ketentuan
pelarangan jam operasi kendaraan
barang yang tidak sinkron antar
daerah
sehingga
pergerakan
angkutan
barang
regional/
nasional
menjadi terhambat.
Pembangunan
Logistik

Pusat

Distribusi

Dengan telah terjadinya konsolidasi di pusat distribusi


logistik yang sesuai dengan permintaan pasar, tidak
diperlukan lagi adanya ketentuan izin bongkar muat
yang diberlakukan di beberapa daerah yang dinilai
memberatkan dan menimbulkan biaya ekonomi tinggi.
Penanggulangan Muatan Lebih

16

benar

efisiensi

distribusi

Apakah benar kelebihan muatan tersebut menyebabkan


harga barang ditingkat konsumen menjadi relative lebih
murah ?
Jawaban atas pertanyaan tersebut memerlukan kajian
yang mendalam sebagai contoh, apabila kesepakatan
tarif angkutan barang ditetapkan dengan acuan
Rp/Ton-Km, maka sebenarnya pemilik barang tidak
berkepentingan terhadap pelanggaran
muatan karena biaya transportasi
yang dikeluarkan nilainya akan sama
dengan apabila kendaraan tidak
melakukan pelanggaran muatan.
Dengan kata lain, manfaat dari
kelebihan muatan tersebut dinikmati
oleh transporter dan bukan oleh
konsumen (end user). Sebaliknya
bila tarif angkutan barang ditetapkan
secara borongan (kendaraan per rit)
maka adanya praktek pelanggaran
muatan
dapat
menimbulkan
manfaat bagi konsumen (end user)
karena posisi tawar pemilik barang
yang lebih kuat sehingga dapat
menekan tarif angkutan agar lebih
murah, sehingga pihak transporter
melakukan kompensasi dalam bentuk
pelanggaran muatan.

Dengan telah
terjadinya konsolidasi
di pusat distribusi
logistik yang sesuai
dengan permintaan
pasar, tidak diperlukan
lagi adanya ketentuan
izin bongkar muat
yang diberlakukan di
beberapa daerah yang
dinilai memberatkan
dan menimbulkan
biaya ekonomi tinggi.

Merupakan suatu upaya untuk


menciptakan system distribusi
barang yang efisien sekaligus dapat
menghindari dampak terhadap
kemacetan lalu lintas di pusat
kota. Pemanfaatan pusat distribusi
logistik akan jauh lebih efektif
dibanding kewajiban memasuki
terminal barang yang banyak
dibangun oleh Pemerintah Daerah
tanpa adanya fasilitas bongkar muat
maupun bursa transaksi barang.
Pembangunan pusat distribusi
logistik yang bersifat tradisional
seperti pasar induk (umumnya
bahan pokok) maupun yang sudah modern dengan
fasilitas lengkap untuk bongkar muat, pembuatan
kemasan (packaging) maupun bursa transaksi barang
secara elektronik (on-line).

Apakah

diwujudkan dengan mengangkut barang secara


berlebihan sehingga kendaraan pengangkut melakukan
pelanggaran muatan (overloading)?

barang

dapat

Tentunya basis sistem distribusi


barang yang efisien tidak boleh
dibangun
dengan
melakukan
pelanggaran muatan, namun harus
sesuai dengan kaidah keselamatan dan mengacu pada
peraturan yang berlaku. Namun demikian penegakan
hukum terhadap pelanggaran muatan yang dilakukan
secara radikal dan tanpa toleransi juga dapat
menimbulkan gejolak kenaikan harga, bukan hanya
akibat kenaikan biaya transportasi saja, tetapi juga
dampak ikutan (multiplayer effect) berupa kenaikan
harga karena faktor ekspektasi (psikologis). Karena
itu ditinjau dari aspek inflasi maka kebijakan untuk
secara bertahap menurunkan tingkat prosentase
pelanggaran muatan yang dikenakan pemberatan
hukuman berupa penurunan muatan atau perintah
kembali atau tidak meneruskan perjalanan merupakan
langkah yang tepat. n

Artikel

LLAJ

Penghitungan Bea Balik Nama


Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Bagi masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor pasti sudah tidak
asing lagi dengan istilah Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
dan Pajak Kendaraan Bermotor. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik kendaraan atas
penyerahan kendaraan atas penyerahan pertama (kendaraan baru) atau
penyerahan kedua dan penyerahan selanjutnya.

edangkan Pajak Kenkita sebagai pemilik kendaraan


Amirulloh,
Ssi.T,
MM
daraan
Bermotor
bermotor memahami kewajiban
(PKB)
merupakan
kita yang harus kita bayarkan
biaya tahun yang harus dikeluarkan oleh pemilik setiap tahun tersebut.
kendaraan untuk membayar pajak kendaraan yang
dimilikinya.
Didalam Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
kendaraan bermotor yang kita miliki kita dapat
Meskipun setiap tahun kita sebagai pemilik kendaraan melihat besaran tabel biaya yang harus kita bayarkan
bermotor selalu membayar Pajak Kendaraan Bermotor sebagai pemilik kendaraan. Berikut ini adalah contoh
tepat pada waktunya, masih banyak diantara kita yang pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2007
belum memahami ketentuan yang mengatur mengenai pada kantor SAMSAT Kota Bekasi untuk jenis sepeda
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan motor merk Honda NF 125 D KHARISMA Tahun 2004,
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Hal itu disebabkan yaitu (tabel 1):
karena sebagaian besar dari kita biasanya memanfaat
pertolongan orang lain untuk membantu proses Bea Dari tabel dibawah, terdapat 2 jenis biaya yang harus
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak ditangung oleh pemilik kendaraan bernotor yaitu biaya
Kendaraan Bermotor (PKB) dari kendaraan bermotor Pajak Kendaraan Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar
yang kita miliki. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan Rp. 151.500,- dan biaya Sumbangan Wajib Dana
sedikit penjelasan mengenai ketentuan-ketentuan yang Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) sebesar Rp.
terkait dengan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 22.000,-. Terdapat beberapa peraturan/ketentuan yang
(BBN-KB) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) agar terkait dengan jenis biaya-biaya yang harus dikeluar
Tabel. 1 Contoh Pembayaran Kendaraan Bermotor
JUMLAH YANG HARUS DIBAYAR (Rupiah)
SANKSI ADMINISTRATIF
JUMLAH

POKOK
0

151.500

22.000
0

0
0

173.500

0 BBN-KB
151.500 PKB
22.000 SWDKLLJ
0 Biaya Adm STNK
0 Biaya Adm TNKB
173.500 Jumlah

17

Artikel
oleh pemilik kendaraan bermotor tersebut khususnya
biaya BBN-KB, biaya PKB dan SWDKLLJ, antara lain :
1. Undang Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang
Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965
tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001
Tentang Pajak Daerah
4. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 416/
KMK.06/2001 tanggal 17 Juli 2001;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun
2007 Tentang Penghitungan Dasar Pengenaan
Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor Tahun 2007. Permendagri
Nomor 9 Tahun 2007 selanjutnya ditindaklanjuti
dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur pada
masing-masing Provinsi yang selanjutnya menjadi
dasar pembayaran biaya BBN-KB dan PKB pada
masing-masing Provinsi.

Penghitungan BBN-KB dan PKB


Penghitungan tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) telah
diatur secara jelas dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 65 Tahun 2001. Pengaturan tersebut meliputi
pengaturan mengani Dasar Pengenaan Pajak yang
meliputi Nilai Jual Kendaraan Bermotor dan Bobot
Kadar Kerusakan Jalan dan Pencemaran Lingkungan
serta prosentase (%) tarif yang dikenakan untuk
masing-masing jenis kendaraan. Terdapat beberapa
variabel yang berkaitan dengan penghitungan tarif Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), yaitu :
1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB), yang
ditentukan berdasarkan faktor-faktor isi silinder dan/
atau satuan daya, penggunaan kendaraan bermotor,
jenis kendaraan bermotor, merk kendaraan bermotor,
tahun pembuatan kendaraan bermotor, berat total

kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang


yang diizinkan dan dokumen impor untuk jenis
kendaraan bermotor tertentu. Nilai Jual Kendaraan
Bermotor (NJKB) ditentukan berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri.
2. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar
kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat
penggunaan kendaraan bermotor, yang ditentukan
berdasarkan faktor-faktor tekanan gandar, jenis bahan
bakar kendaraan bermotor serta jenis, penggunaan,
tahun pembuatan dan ciri-ciri mesin dari kendaraan
bermotor. Penetapan bobot berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 9/2007 adalah :
a. Sedan,Sedan Station, Jeep, Station Wagon,
Minibus, Microbus, Bus, Sepeda Motor dan
sejenisnya serta Alat-alat Berat dan Alat-alat
Besar sebesar 1,00;
b. Mobil Barang/Beban sebesar 1,30;
3. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), untuk BBNKB besaran tarif dibagi atas penyerahan pertama,
penyerahan kedua dst, serta penyerahan karena
warisan. Tarif PKB dan BBN-KB adalah sebagaimana
tabel 2 berikut :
Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 4 ayat (5)
dan (6) PP 65/2001, Menteri Dalam Negeri setiap
tahunnya menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
yang didalamnya berisi lampiran yang berisi tabel salah
satunya adalah kolom Nilai Jual Kendaraan Bermotor
(NJKB). Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) inilah
yang selalu berubah nilainya setiap tahun berdasarkan
Harga Pasaran Umum (HPU) kendaraan bermotor yang
datanya diperoleh dari Perusahaan Pemegang Merk
(ATPM) dan Asosiasi Penjual Kendaraan Bermotor.
HPU yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri menjadi Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)
setelah sebelumnya mendapatkan persetujuan Menteri
Keuangan.

Tabel. 2 Tarif PKB dan BBN-KB


JENIS KENDARAAN

1.
2.
3.
4.

18

Pajak Kendaraan Bermotor


BBN Pertama
BBN Kedua dst
BBN karena Warisan

BUKAN UMUM

UMUM

ALAT BERAT/BESAR

1,5 %
10 %
1%
0,1 %

1%
10 %
1%
0,1 %

0,5 %
3%
0,3 %
0,03 %

Artikel
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri ini
selanjutnya masing-masing Gubernur menetapkan
Peraturan Gubernur yang menjadi dasar pengenaan
biaya PKB dan BBN-KB di Provinsinya masing-masing.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka besaran Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) untuk Tahun 2007 dapat
dihitung sebagai berikut :
NJKB X Bobot Kendaraan X % Tarif PKB/BBN-KB
Keterangan :
NJKB

= Nilai Jual Kendaraan Bermotor


yang ditetapkan didalam Lampiran
Permendagri Nomor 9 Tahun 2007
Bobot Kendaraan = Nilai bobot jenis kendaraan yang
ditetapkan dalam Pasal 3 ayat (7) dan
(8) Permendagri Nomor 9/2007
% Tarif PKB dan = Terdapat dalam Pasal 5 dan Pasal 17
PP BBN-KB
65/2001

Khusus untuk Kendaraan Umum, Pemerintah memiliki


kebijakan pemberian keringanan PKB dan BBN-KB

sebesar 40 %. Kebijakan ini diambil sebagai upaya


untuk membantu usaha angkutan umum akibat
kenaikan harga BBM terjadi pada tahun 2005. Dengan
demikian maka penghitungan besaran Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) untuk Tahun 2007 bagi kendaraan
umum dapat dihitung sebagai berikut :
NJKB X Bobot Kendaraan X % Tarif PKB/BBN-KB X
60 %
Nilai SWDKLLJ
Pembayaran Premi dalam program asuransi kecelakaan
dikenal dengan 2 (dua) bentuk yaitu Iuran Wajib (IW)
dan Sumbangan Wajib (SW). Iuran Wajib (IW) dikutip
atau dikenakan kepada penumpang alat transportasi
umum seperti kereta api, pesawat terbang, bus dan
sebagainya (Pasal 3 ayat (1) huruf a Undang Undang
Nomor 33 Tahun 1964 jo Pasal 2 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965). Sedangkan khusus
penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota
dan Kereta Api jarak pendek (kurang dari 50 km)
dibebaskan dari pembayaran iuran wajib tersebut.

Tabel. 3 Besaran Nilai Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
GOL
A
B
C1
C2
DP
DU
EP
EU

JENIS KENDARAAN

TARIP
SWDKLLJ

KD/SERT.

JUMLAH

3000

3000

10000

3000

13000

19000

3000

22000

40000

3000

43000

70000

3000

73000

40000
75000

3000
3000

43000
78000

50000

3000

53000

80000

3000

83000

Sepeda motor 50 cc ke bawah, mobil


ambulance, mobil jenazah dan mobil pemadam
kebakaran.
Traktor, buldozer, forklift, mobil derek, excavator,
crane dan sejenisnya.
Sepeda motor, sepeda kumbang dan scooter
diatas 50 cc s/d 250 cc dan kendaraan bermotor
roda tiga.
Sepeda motor dan scooter diatas 250 cc.
Pick up/mobil barang s/d 2.400 cc, sedan, jeep
dan mobil penumpang bukan angkutan umum.
Mobil penumpang angkutan umum s/d 1.600 cc
Bus dan Mircrobus bukan angkutan umum.
Bus dan Microbus angkutan umum, serta mobil
penumpang angkutan umum lainnya diatas
1.600 cc.
Truck, mobil tangki, mobil gandengan, mobil
barang diatas 2.400 cc, truck container dan
sejenisnya.

Sumber: Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No: 416/KMK.06/2001

19

Artikel

Sedangkan untuk Sumbangan Wajib (SW) dikutip


atau dikenakan kepada pemilik/pengusaha kendaraan
bermotor (Pasal 2 ayat (1) Undang Undang Nomor
34 Tahun 1964 jo Pasal 2 (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 1965). Besaran nilai Sumbangan
Wajib ini selanjutnya ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan. Terhitung sejak tanggal
17 Agustus 2001 sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Keuangan RI Nmor 416/KMK.06/2001 tanggal
17 Juli 2001, besaran nilai Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) menurut
masing-masing jenis kendaraan adalah (tabel 3):

Contoh Penghitungan
Sejak tahun 2006, Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat mendapatkan buku Peraturan Menteri Dalam
Negeri serta lampirannya secara lengkap dimana
yang saat ini berlaku adalah Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 9 Tahun 2007. Berikut ini adalah
contoh penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65
Tahun 2001 dengan nilai NJKB (Nilai Jual Kendaraan
Bermotor) serta berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 9 Tahun 2007 adalah (tabel 4):

Tabel. 4 Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)


No.

MERK/TYPE/THN

1.

Mercedes
OH1521/60/2005 *)

2.

Honda/NF125D/2004

Keterangan :
NJKB
:
Bobot
:
SWDKLLJ

BBN-KB
PKB
*)

:
:
:

NJKB

BOBOT

% TARIF
PKB

PKB

SWDKLLJ

JUMLAH
DIBAYAR

360.000.000

1,00

0,6 %

2.160.000

53.000

2.213.000

10.100.000

1,00

1,5 %

151.500

22.000

173.500

Nilai Jual Kendaraan Bermotor


Nilai Bobot berdasarkan Permendagri
16/2005 Pasal 4 ayat (2)
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Pajak Kendaraan Bermotor
Kendaraan Umum

Pengawasan Pengoperasian Angkutan Umum


Maraknya pengoperasian angkutan umum illegal yaitu
angkutan umum dengan tanda nomor kendaraan
berwarna kuning tulisan hitam namun tidak memiliki
izin (bodong) merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan kondisi usaha angkutan umum
mengalami kesulitan. Pengoperasian angkutan umum
illegal tersebut menyebabkan terjadinya persaingan
yang tidak sehat antar sesama angkutan umum.

20

Melihat kondisi tersebut kebijakan, Pemerintah telah


menetapkan pemberian keringanan biaya Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Biaya Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBnKB) untuk angkutan umum
sebesar 40 % sebagimana telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun
2007 diharapkan dapat menjadi salah satu alat untuk
menertibkan pengoperasian angkutan umum illegal.
Untuk itu kepada masing-masing instansi Perhubungan
di daerah dapat melakukan koordinasi dengan Dinas
Pendapatan Daerah pada masing-masing Propinsi serta
Kantor SAMSAT untuk mewajibkan dan menunjukan
izin angkutan umum yang asli dan masih berlaku sesuai
UU Nomor 14 Tahun 1992 bagi setiap angkutan umum
yang akan membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Terhadap angkutan umum tidak dapat menunjukan
dokumen izin dalam proses pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) agar dilakukan perubahan
tanda nomor kendaraan bermotor menjadi warna dasar
hitam tulisan putih. n

Artikel

KTD

Mengapa Perlu Dibentuk


Unit Penelitian Kecelakaan (UPK) ?
Dilaporkan bahwa setiap tahun rata-rata 1 juta orang meninggal dan
lebih dari 50 juta orang luka akibat kecelakaan lalu lintas di jalan,
dan 75%-nya terjadi di negara-negara berkembang yang secara ekonomi
kerugiannya mencapai $500 milyar atau 2%-4% dari GDP (tahun 2004).

ndonesia sebagai salah satu


negara berkembang juga mengalamai permasalahan yang sama di bidang keselamatannya lalu
lintas jalan. Tingginya jumlah korban
meninggal (30.364 org/thn), luka
berat (450.000), serta luka ringan
(2.100.000) dan kerusakan properti
(13.515.000) menggambarkan rendahnya tingkat keselamatan.
Kerugian total jika di hitung dengan
uang sebesar Rp. 41,396 Triliun
per tahun, yang ekivalen dengan
2, 91% dari GDP. Seiring dengan
peningkatan jumlah kendaraan,
angka kejadian kecelakaan pada
tahun 2004 mengalami peningkatan
sebesar 32,4%.
Ada beberapa faktor penyebab
kecelakaan yang terjadi. Apabila
dibuat prosentase, faktor kecelakaan
yang disebabkan manusia sekitar
90%, kendaraan 7% dan jalan
3%. Masih rendahnya kesadaran
masyarakat akan keselamatan juga
berperan sebagai pemicu tingginya
angka kecelakaan tersebut. Data
tersebut diatas merupakan peningkatan tertinggi pada 30 tahun terakhir
atas kecelakaan yang terjadi.
Selain penyebab yang telah disebutkan di atas, ternyata lemahnya
penegakkan peraturan, kurangnya
dukungan kelembagaan, kurangnya
dukungan pendanaan untuk keselamatan lalu lintas jalan, dan

masih belum terbangunnya sistem


informasi keselamatan lalu lintas
jalan serta masih kurangnya
koordinasi antar instansi terkait
merupakan faktor-faktor lain dari
tingginya tingkat kecelakaan yang
terjadi. Sehingga perlu dirumuskan
adanya lembaga sebagai wadah
koordinasi guna mewujudkan keselamatan. Berdasarkan instruksi
Presiden Republik Indonesia, yang
disampaikan pada acara Pekan
Keselamatan I bulan April tahun
2007, berisi tentang :
1. Dirumuskannya adanya lembaga
sebagai wadah koordinasi untuk
mewujudkan keselamatan
2. Dirumuskannya
Cetak
Biru
Program Keselamatan semua
instansi terkait
3. Dibangun
Sistem
Informasi
Keselamatan Transportasi Jalan
4. Dirumuskan sumber pendanaan
5. Dilakukan pendidikan berlalu
lintas sejak dini
6. Dilakukan sosialisasi keselamatan
kepada masyarakat
Terkait dengan butir satu Instruksi
Presiden di atas, maka dirasa perlu
untuk dibentuk Dewan Keselamatan
Transportasi Jalan (DKTJ) dan Unit
Penelitian Kecelakaan (UPK).
UNIT PENELITAN KECELAKAAN
a. Landasan Hukum Unit Penelitian
Kecelakaan

Unit Penelitian Kecelakaan (UPK)


merupakan salah satu bentuk
wadah penanganan kecelakaan
secara terkoordinasi. Landasan
hukum pembentukan UPK adalah
pasal 43 Tahun 1993 tentang
prasarana dan lalu lintas jalan
pasal 94 ayat (2) yang berbunyi
Dalam hal terjadi kecelakaan
yang mengakibatkan korban
mati ditindaklanjuti dengan penelitian yang dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
oleh Kepolisian Negara Republik
Indonesia, instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu
lintas dan angkutan jalan, dan
instansi yang bertanggung jawab
di bidang pembinaan jalan.
b. Unit Kerja pada UPK
UPK
mempunyai
beberapa
unit kerja yang masing-masing
melakukan tugas sesuai dengan
tupoksinya masing-masing, yang
meliputi :
Unit Investigasi Kecelakaan
Unit ini bertugas untuk mengadakan penelitian terhadap
faktor-faktor terjadinya kecelakaan. Sedangkan fungsi
dari Unit ini adalah :
- Melakukan penelitian kecelakaan fatal atau kecelakaan
yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau
berat;

21

Artikel

Membuat laporan hasil


penelitian dan usulan rekomendasi untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang
sama;
Merekomendasikan
kriteria untuk kualifikasi
sebagai
lokasi
rawan
kecelakaan dan lokasi
banyak kecelakaan;
Memonitor lokasi rawan/
banyak kecelakaan dalam
jangka waktu tertentu
untuk memonitor tindakan
yang telah dilakukan.

Unit Penelitian Kecelakaan


Unit ini bertugas untuk
mengadakan analisis terhadap data kecelakaan yang
dihasilkan oleh Unit Investigasi Kecelakaan. Sedang
fungsi dari Unit ini adalah :
- Membentuk dan memelihara database kecelakaan lalu lintas tingkat provinsi;
- Menganalisis data dalam
database;
- Membuat desain pendahuluan, perkiraan biaya
dan manfaat yang diharapkan dari tindakan
penanganan;
- Menerbitkan
gambaran
umum statistik data kecelakaan provinsi setiap
tahunnya.
c. Peran dan Fungsi UPK
Sebagai wadah yang berperan
dalam menurunkan tingkat kecelakaan yang masih tinggi akhirakhir ini, UPK mempunyai peran
yang berfokus pada inisiatif
Engineering dalam dua bidang
yaitu Pengurangan Kecelakaan
dan Pencegahan Kecelakaan.
Pengurangan Kecelakaan adalah
sebuah pendekatan reaktif,
melibatkan pengidentifikasian,

22

penginvestigasian
dan
penanganan Blackspot kecelakaan
(termasuk Blank Link, Blank
Area dan bentuk jalan tertentu
yang berbahaya (Black Item)). Sedangkan Pencegahan Kecelakaan
merupakan tindakan yang bertujuan untuk mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan atau tingkat
keparahan akibat kecelakaan.
Hal ini merupakan pendekatan
pro-aktif, dan sebagian besar
dilakukan melalui penerapan
Teknik Audit Keselamatan Jalan
dan praktek desain jalan yang
lebih aman.

Melalui UPK,
diharapkan data
kecelakaan yang
ada khususnya di
daerah dengan
mudah didapat
dan diakses.
Selain hal tersebut di atas, UPK
mempunyai
fungsi
sebagai
unit yang membantu Ditjen
Perhubungan Darat dalam pengembangan Kebijakan Keselamatan Lalu Lintas Standar dan
Pedoman untuk manajemen dan
desain lalu lintas serta membantu
pelatihan berkelanjutan para staf
yang terlibat dalam kegiatan
Keselamatan Lalu Lintas.
Dalam rangka melaksanakan kegiatan Pengurangan Kecelakaan

Lalu Lintas, ada beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut :


Identifikasi LokasiDRK (tahap1)
Investigasi Faktor Penyebab
(tahap 2) diagnosa persoalan
(tahap 3) Seleksi tindakan
penanganan (tahap 4) desain
dan detil (tahap 5) Monitoring
dan Evaluasi (tahap 6)
d. Pembentukan UPK di Indonesia
Unit Penelitian Kecelakaan (UPK)
terdiri dari personil yang berasal
dari Dinas Perhubungan, kepolisian,
Dinas PU, Bappeda (Sekda) dan
Asuransi serta instansi terkait lainnya dimana segala kegiatan yang
dilaksanakan didalamnya didanai
oleh APBN dan APBD. Saat ini
telah terbentuk UPK di 21 Provinsi
(Surat Keputusan Gubernur Provinsi
setempat) dan 3 kabupaten ( dengan
Surat Keputusan Bupati ) yaitu ;
DKI Jakarta (UPK tingkat pusat),
Bengkulu,
Jambi,
Palembang,
Lampung, NAD, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, NTT, Banten, Bali,
Sulawesi Utara, Sumatera Barat,
NTB, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Kabupaten Sumba Timur,
Kabupaten Malang dan Kabupaten
Tanah Laut.
II.

KESIMPULAN

Melalui UPK, diharapkan data kecelakaan yang ada khususnya di


daerah dengan mudah didapat dan
diakses. Dengan lengkapnya data
tersebut, memudahkan pula untuk
menganalisa penyebab terjadinya
kecelakaan sehingga kebijakan dapat
diambil sesuai pada sasarannya.
Dan pada akhirnya, kebijakan yang
diterapkan dapat membantu untuk
mengurangi tingkat kecelakaan di
Indonesia. n

Artikel

KTD

Gebyar Pekan Nasional


Keselamatan Transportasi Jalan
Global Road Safety Week
Sesuai dengan resolusi PBB no. A/REST/60/5 tanggal 26 Oktober 2005
tentang Improving Global Road Safety, UNESCAP bekerjasama
dengan WHO untuk pertama kalinya mengadakan the First United Nations
Global Road Safety Week in Asia and the Pacific Region
selama sepekan pada tanggal 23-29 April 2007.

dapun tema pokok yang diangkat adalah Young Road


Users mengingat kelompok
pengguna jalan ini adalah kelompok
terbesar yang menghadapi resiko
kematian, lika-luka dan cacat seumur
hidupnya. Di Indonesia, rata-rata
30.000 orang meninggal dunia pertahunnya akibat kecelakaan lalu lintas dengan kerugian sebesar 2,91%
dari total pendapatan domestic
bruto. Kelompok usia 16-30 tahun
adalah kelompok terbesar yang
mengalami resiko kecelakaan lalu
lintas, jumlahnya mencapai 60%
dari jumlah korban lalu lintas.
Untuk mewujudkan keselamatan
jalan, Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Sektor swasta dan
masyarakat pun turut serta untuk
mengerahkan pikiran dan program
partisipasi dengan tujuan mencegah
kecelakaan lalu lintas. Dengan dasar
ini, maka tema yang disepakati adalah Keselamatan Jalan Tanggung
Jawab Kita Semua.
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, dibentuklah suatu kepanitiaan
Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan. Kepanitiaan tingkat
nasional dibentuk dengan Surat
Keputusan Menteri Perhubungan
no. KP. 174 tahun 2007 tertanggal
9 April 2007 yang diketuai oleh

Asbekindo, ATPM, ATVSI, ISEA, UI,


UGM dan Dewan Press.

Dr. Ir. Giri Suseno, MSc dengan


anggota-anggota merupakan utusan dari Kepolisian Republik Indonesia, Departemen Luar Negeri,
Departemen
Pendidikan
Nasional, Departemen Pekerjaan
Umum, Departemen Kesehatan,
Departemen Dalam Negeri, Departemen Kominfo, Departemen
Perhubungan, Kementrian Negara
Pemuda dan Olahraga, organisasiorganisasi masyarakat antara lain
YLKI, Organda, MTI, INSTRAN,
GAIKINDO, Federasi Otomotif, AISI,

Pekan Nasional Keselamatan Transportasi pertama kali di buka pada


tanggal 23 April. Pembukaan Pekan
Nasional Keselamatan Transportasi
Jalan tersebut dilaksanakan di TMII,
dengan dihadiri oleh Bapak Presiden
RI. Dalam sambutannya bapak
presiden mengajak dialog kepada
anak-anak (kurang lebih 800 orang)
yang mewakili anak-anak di seluruh
dunia. Anak-anak, siapa yang ingin
selamat sampai di sekolah, tanya
presiden, yang kemudian dijawab
Sayaa..., oleh ratusan anak-anak
sambil mengacungkan tangannya.
Anak-anak tidak mau kan ada
yang kecelakaan,? tanya Presiden, kemudian langsung dijawab
Tidaaak.., oleh anak-anak secara
serentak. Oleh karena itu mari kita
bersama-sama meningkatkan keselamatan di jalan, ajak Presiden.
Pada acara tersebut, Dr. Ir. Giri
Suseno sebagai Ketua Pelaksana
Pembukaan Pekan Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan,
berdasarkan hasil survey dari World
Bank, 44 persen dari jumlah kecelakaan jalan di seluruh dunia,
terjadi di kawasan Asia Pasifik.
Sementara 65% dari jumlah kecelakaan lainnya terdapat di bagian

23

Artikel
lain di dunia, dan Indonesia menjadi
penyumbang terbesar. Bagian terbesarnya dari orang-orang yang
menjadi korban adalah mereka yang
berada dalam usia produktif, atau
kepala rumah tangga, sehingga
bayangkan saja, setiap tahun,
ribuan orang-orang kehilangan kepala rumah tangganya, jelas Giri
Suseno.
Pada hari berikutnya berbagai program dilaksanakan terkait dengan
kampanye keselamatan jalan. Beberapa rangkaian kegiatan yang
dijalankan oleh pemerintah pusat
selama sepekan di bulan April 2007
adalah :
Peresmian
Pekan
Nasional
Keselamatan Transportasi Jalan
Tahun 2007 (23 April 2007) di
Taman Mini Indonesia Indah,
dihadiri oleh Presiden RI. Pada
acara
peresmian
tersebut,
dibagikan 1000 helm anak secara
simbolis kepada siswa Sekolah
Dasar di Jakarta Pusat (sample
SD Benhil) yang berdasarkan
penelitian 40% siswanya di antar
sekolah dengan sepeda motor.
Acara lainnya adalah operrete
anak Zona Selamat Sekolah
(Zoss), pembagian PIN dan stiker
Keselamatan Tanggung Jawab
Kita Semua oleh GAIKINDO,
dan pemasangan slogan Minggu
Laik Kendaraan di bengkel bersetifikat selama seminggu dan
pemeriksaan gratis selama seminggu untuk mobil dan motor
oleh ASBEKINDO.
Peresmian Taman Lalu Lintas
Cibubur (24 April 2007) di Bumi
Perkemahan Cibubur, dihadiri
oleh Ibu Negara.
Seminar
Peningkatan
Keselamatan Jalan dengan Manajemen Resiko (25 April 2007)
di Hotel Sahid, dimana disampaikan Keynote Speech Menteri
Perhubungan serta presentasi
Dirjen Perhubungan Darat, Dirlantas Polri, ITB dab ISEA
Seminar Jangan Jadikan Jalan

24

Sebagai Tempat Pembunuhan


Anak Bangsa (26 April 2007)
di Hotel Red Top, dalam acara
tersebut disampaikan Keynote
Speech Menteri Perhubungan
dan Presentasi.
Peresmian Zona Selamat Sekolah
(28 April 2007) di SD Kanisius
Yogyakarta,
dimana
dalam
acara tersebut disampaikan
sambutan Sekretaris Daerah,
Kep Sek, Ketua MSJ dan diberikan pula sejumlah helm anak
secara simbolis serta Prosesi
Menyebrangkan Anak oleh Dirjen
Perhubungan Darat bersama
Sekda DIY.
Safety Riding Rally dan ASTRA
HONDA Jambore Motor (29
April 2007) di Polda Metro Jaya
dan Bumi Perkemahan Cibubur
dengan acara Konvoy sepeda
motor.
Acara penutup dan pembubaran
Panita (17 Mei 2007) di SD
Negeri 09 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat , yang didalamnya
terdapat acara pelatihan Peningkatan Keterampilan Mengemudi Kendaraan Bermotor Roda
Dua dan Kiat Membonceng
Anak untuk guru dan orang
tua murid, pemberian sertifikat
pelatihan serta penutupan dan
pembubaran Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan.
Selain
tingkat
pusat,
Pekan
Nasional Keselamatan Transportasi
juga dilaksanakan di tingkat daerah,
yaitu; Jawa Tengah, Surakarta,
Sragen, Tarakan, Padang, Solok,
Makassar, Riau, Palembang, Banten,
Medan dan Banda Aceh.
Dalam mensukseskan Pekan Keselamatan di Indonesia, pihak swasta
juga berperan serta seperti Asosiasi
Bengkel
Kendaraan
Indonesia
(ASBEKINDO) yang memberikan
pelayanan pemeriksaan rem dan
lampu tanpa dipungut biaya (gratis)
di 72 (tujuh puluh dua) bengkel
di kota Bandung dan Jakarta

dan pemasangan spanduk Pesan


Keselamatan di Bengkel-bengkel di
kota Jakarta.
Menyambut Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan ke-dua
(The Second Global Road Safety
Week) tahun 2008 ini, Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat melalui
Direktorat Keselamatan Transportasi
Darat telah mempersiapkan beberapa
program. Pada hari pertama pelaksanaan, acara akan dibuka oleh Wakil
Presiden Rapublik Indonesia dengan
dihadiri oleh Menteri Perhubungan,
Kepala Bappenas, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Komunikasi
dan Informasi, Menteri Hukum
dan HAM, Menteri Pemuda dan
Olahraga, dan Kapolri.
Selain itu, akan dibagikan helm yang
diperuntukkan kepada orang tua dan
anak-anak pegawai dari beberapa
Instansi, yaitu ; Departemen Perhubungan, Bappenas, Departemen
Kesehatan, Departemen Pendidikan,
Departemen Dalam Negeri, Departemen Komunikasi dan Informasi,
Departemen Hukum dan HAM,
Departemen Pemuda dan Olahraga,
dan Kepolisian Republik Indonesia di
Jakarta.
Dalam rangka mengisi pekan keselamatan tersebut, akan diselenggarakan pula workshop Zona
Selamat Sekolah (ZoSS) di Jakarta,
Road Safety Management Workshop
di Jakarta, Defensive Driving Training yang diselenggarakan di
Jakarta, Bogor dan Sragen, serta
ZoSS Launching di Kota Bogor dan
Sragen.
Diharapkan gebyar pekan nasional
keselamatan transportasi jalan ke
dua tersebut dapat berjalan dengan
lancar dan mampu mendongkrak
kesadaran masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam rangka
peningkatan keselamatan transportasi jalan. n

Artikel

BSTP

Wahana Tata Nugraha


Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota
Transportasi Perkotaan perlu dilakukan pembenahan
secara menyeluruh meliputi aspek prasarana dan sarana,
sumber daya manusia serta lalu lintas

engingat masalah transportasi di perkotaan saat


ini mengalami tingkat
pertumbuhan yang sangat pesat
khususnya di bidang sarana,
yang tidak sebanding dengan
pertumbuhan infrastruktur jalan
yang ada, sehingga berdampak
buruk pada sistem transportasi
perkotaan. Penerapan ketentuan
dan perundang-undangan bidang
transportasi khususnya di perkotaan

dilakukan terus menerus demi


terwujudnya sistem transportasi
kota yang efektif, berkualitas,
tertib, aman, lancar, nyaman dan
efisien.
Departemen Perhubungan Cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
sedang melakukan pembinaan terhadap transportasi perkotaan untuk
mendorong terciptanya lalu lintas
dan angkutan perkotaan yang tertib.

Pembinaan melalui Lomba Tertib


Lalu Lintas dan Angkutan Kota atau
disebut Lomtib LLAK dilaksanakan
secara berkesinambungan sejak
tahun 1992 dan masih berlanjut
sampai saat ini. Lomba tersebut
dimaksudkan untuk mendorong
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
meningkatkan
sistem transportasi yang lebih baik,
dengan melakukan pembenahan
organisasi, pemberdayaan sumber
daya manusia, peningkatan sarana
dan prasarana jalan.
Lomtib LLAK pada tahun 1998
sampai 1999 sempat terhenti

25

Artikel
karena disebabkan adanya krisis
moneter. Pada periode 1992 s/d
1997 penyerahan Piala Wahana
Tata Nugraha sebagai wujud penghargaan Pemerintah terhadap para
pemenang lomba dilaksanakan
oleh Presiden RI di Istana Negara.
Pada fase ke-dua dari tahun 2001
sampai 2006 penyerahan Piala diwakili oleh Menteri Perhubungan
dan dilaksanakan di Depertemen
Perhubungan. Untuk tahun 2007
penyerahan Piala dilakukan oleh
Wakil Presiden RI di Istana Wakil
Presiden.
Dasar dari Lomtib LLAK yaitu
pada tahun 1992 s/d tahun 1995
adalah KM. No. 12 Tahun 1992
tentang Lomba Tertib Lalu Lintas
dan Angkutan. Tahun 1996 sampai
tahun 1999 dasar kegiatan Lomtib
LLAK adalah KM. 35 Tahun 1996
tentang Pedoman Pelaksanaan Lomba Tertib dan Angkutan Jalan. Pada
Tahun 2000 s/d Tahun 2005 dasar
kegiatan Lomtib LLAK adalah KM.
50 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Lomba Tertib Lalu
Lintas Angkutan Kota. Pada Tahun
2006 sampai saat ini kegiatan
lomba didasarkan pada Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor KM.
13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Lomba Tertib Lalu
Lintas dan Angkutan Kota.

pemerintah daerah kabupaten/kota


dalam meningkatkan tertib lalin dan
angkutan kota; Kedua mendorong
endorong
peran serta masyarakat dalam upaya
meningkatkan disiplin berlalu lintas;
Ketiga memfasilitasi Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dalam
meningkatkan tertib lalu lintas
dan angkutan kota dalam rangka
mewujudkan pelayanan angkutan
umum sebagai pelayanan publik
dan sistem transportasi perkotaan
yang handal dan berkelanjutan;
Keempat, mendorong peranserta
masyarakat dalam upaya meningkatkan disiplin berlalu lintas di jalan;
serta mendorong terwujudnya sistem transportasi kota yang efektif,
berkualitas, tertib, lancar, aman,
cepat, teratur, selamat, nyaman
dan efisien.

Kepala Daerah Kota / Kabupaten


yang mempunyai prakarsa dan implementasi yang sangat menonjol
dan luar biasa dalam bidang penyelenggaraan transportasi perkotaan.
Manfaat Dan Keuntungan
Untuk Kota-kota yang aktif
mengikuti Lomtib LLAK, diakui
bahwa rekomendasi yang telah
diberikan oleh Tim Penilai sangat
bermanfaat terhadap pembangunan kota-kota. Hal ini terlihat
dengan banyaknya kota yang telah
membangun dan memperbaiki sistem transpostasi perkotaannya,
baik prasarana, sarana, disiplin,
kelembagaan/organisasi maupun
koordinasi antar instansi. Di lain
pihak Pemerintah Pusat telah
memberikan bantuan konsultasi
maupun fisik terhadap kotakota penerima Penghargaan Piala
WTN dan akan terus melakukan
pembinaan teknis.

JENIS PENGHARGAAN

Tujuan Lomba

Penghargaan Lomtib LLAK terbagi


dalam beberapa kategori yaitu :
Piala Wahana Tata Nugraha,
diberikan kepada kota-kota yang
mendapat nilai terbaik sesuai
dengan penilaian dari Tim
Penilai Lapangan
Piala Wahana Tata Nugraha
Kencana, diberikan kepada kota
yang memperoleh Piala WTN 5
tahun berturut-turut.
Plakat Tertib Lalu Lintas dan
Angkutan Kota

Lomtib LLAK itu bertujuan untuk;


pertama mendorong dan membina
pemerintah daerah provinsi dan

Selain itu dimungkinkan juga Penghargaan Wahana Tata Nugraha


Wirakarya yang diberikan kepada

Disamping itu, ada kecenderungan


peningkatan Anggaran Daerah setiap
tahun pada sektor Transportasi
yang disetujui oleh DPRD untuk
perbaikan sarana dan prasarana
sesuai dengan rekomendasi Tim
Penilai Lapangan.
Yang lebih penting lagi yaitu tumbuh
semangat dan komitmen Kepala
Daerah dan masyarakatnya dalam
pembangunan transportasi seiring
dengan penghargaan yang telah
diterimanya. n

Daftar Rekapitulasi Peserta Lomba Tertib Lalu Lintas Angkutan Kota


Tahun 1992 - 2007
Uraian

1992 1993 1994 1995 1996 1997 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Jumlah Peserta

33

52

59

79

82

101

35

27

33

62

55

59

85

87

Lulus Evaluasi
Administrasi

18

22

28

35

60

70

18

23

33

42

53

57

63

87

Penerima Piala
WTN Kencana

Penerima
Piala WTN

10

14

21

28

38

47

10

12

20

26

22

31

31

22

Penerima
Plakat WTN

15

15

13

16

26

19

21

41

26

Artikel

LLASDP

Pembatasan Umur Kapal Ferry


Solusi Permasalahan Keselamatan Kapal Penyeberangan
Dalam presentasinya pada National Consultation Seminar / Workshop on
Domestic Ferry Safety di Hotel Millenium tanggal 5 Desember 2007 lalu,
Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Ditjen Perhubungan Laut, menyatakan
rencana pemerintah untuk membatasi umur kapal ferry yang diimport.

ernyataan ini merupakan


dipergunakan sebagai acuan
M. Husein Saimima, ST, MT
pengulangan sikap pedalam perhitungan depresiasi
merintah sebagaimana
kapal jika menggunakan meStaf Seksi Rancang Bangun Sarana ASDP
diexpose melalui berbagai metode rancangan optimisasi.
dia massa beberapa waktu
Depresiasi berkaitan dengan
yang lalu setelah terjadinya berbagai kecelakaan kapal analisa investasi kapal tersebut.
khususnya yang menimpa kapal-kapal penyeberangan.
Perhubungan Laut mengusulkan pembatasan umur kapal Suatu hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam
import maksimal 20 tahun, sementara Perhubungan kondisi normal, setiap benda memiliki umur teknis
Darat mengusulkan 10 tahun. Apakah kebijakan ini jika sendiri-sendiri tergantung pada material, perlakuan
nanti diterapkan akan menjadi salah satu solusi untuk pada saat fabrikasi, tingkat perawatan maupun
menurunkan tingkat kecelakaan kapal di tanah air?
lingkungannya. Kapal terdiri dari ribuan komponen
teknis yang masing-masing memiliki umur teknisnya
Dalam dunia investasi, dikenal ada 2 (dua) jenis umur sendiri-sendiri. Komponen utama kapal adalah:
objek investasi, yakni umur teknis (technical lifetime) Lambung kapal (baja, aluminium, FRP, composite,
dan umur ekonomis (economical lifetime). Umur teknis
kayu, dll);
adalah waktu di mana suatu benda masih mampu Instalasi penggerak (Mesin dan sistem propulsi);
menunjukkan performa secara teknis sesuai kriteria- Permesinan geladak (windlass, winch, dsb);
kriteria yang telah ditentukan atau selama benda Perlengkapan kapal (safety, navigasi, marpol, dsb);
tersebut masih dapat berfungsi normal. Sementara
umur ekonomis terkait dengan pemanfaatan benda Masing-masing komponen utama tersebut memiliki
tersebut secara ekonomis dalam time frame tertentu. umur teknis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, sulit
Umur ekonomis tergantung pada biaya operasi dan bagi kita untuk menentukan umur teknis kapal secara
perawatan (operating and maintenance cost) serta utuh.
biaya manfaat (benefit-cost). Umur teknis setiap
Bar Chart Umur Kapal Penyeberangan di bawah
komponen secara umum akan sama jika diperlakukan
pembinaan Ditjen Perhubungan Darat
pada kondisi yang sama, akan tetapi umur ekonomis
(Posisi Tahun 2007)
sangat bergantung pada produksi yang dihasilkan
benda tersebut sesuai dengan peruntukannya.
50

Pada saat merancang suatu kapal, seorang naval


architect biasanya mengasumsikan umur teknis kapal
adalah 20 25 tahun. Artinya bahwa kapal dianggap
masih dapat menunjukkan performa normal setelah
beroperasi selama umur tersebut. Asumsi ini hanya

40
J UML AH (Unit)

Umur kapal dihitung sejak tanggal peletakan lunas


(keel laying) di galangan (shipyard). Tentu saja yang
dimaksud dalam kebijakan di atas adalah umur teknis
kapal (technical lifetime of the ship).

45

45
35

25

25
20

32

30

30

19

16

15
7

10
5
0
0-5

6 - 10

11 - 15

16 - 20

21 - 25

26 - 30

> 30

UMUR K AP AL (T a hun)

Sumber : Subdit Sarana ASDP

27

Artikel
persyaratan kelaiklautan kapal secara sempurna. Secara
grafis dapat dilihat pada grafik berikut:

Kondisi Eksisting
Kapal-kapal penyeberangan yang beroperasi di bawah
pembinaan Ditjen Perhubungan Darat saat ini yang
beroperasi sejumlah 174 unit (semua tipe kapal
penyeberangan), 13,22% berumur di bawah 10 tahun,
40,23% berumur 11 20 tahun, dan sisanya 46,55%
berumur di atas 20 tahun. Secara grafis dapat dilihat
pada gambar berikut:

Studi tersebut dilaksanakan untuk melihat pemenuhan


persyaratan kelaiklautan teknis kapal yang antara lain
meliputi:
1. Dokumentasi Kapal;
2. Perlengkapan Navigasi;
3. Perlengkapan Radio;
4. Keselamatan Secara Umum;
5. Alat-alat Keselamatan;
6. Perlengkapan Pemadam Kebakaran;
7. Minimum freeboard;
8. Pencegahan Polusi.

Prosentase Umur Kapal Penyeberangan di bawah


Pembinaan Ditjen Perhubungan Darat
(Posisi Tahun 2007)
9.20%

18.39%

4.02%

Kriteria Kelaik-lautan Teknis Kapal

Dari hasil studi tersebut, KMP. DHARMA RUCITRA


dibangun pada tahun 1964 atau sudah berumur
44 tahun tetapi memenuhi 87,10% persyaratan
kelaiklautan kapal. KMP. AMBU-AMBU dibangun
pada tahun 2005 atau baru berumur 3 tahun tetapi
hanya memenuhi 82,67%, KMP. NUSA MAKMUR
(18 tahun) memenuhi 61,81%, KMP. NUSA MULIA
(29 tahun) memenuhi 67,85%, KMP. JATRA I (28
tahun) memenuhi 88,35%, KMP. JATRA II (28 tahun)
memenuhi 93,13%, KMP. JATRA III (23 tahun)
memenuhi 94,97% dan merupakan kapal yang paling
memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal.

Studi yang dilaksanakan oleh PT. Biro Klasifikasi


Indonesia (Persero) Unit Konsultansi dan Supervisi
pada tahun 2007 terhadap 45 unit kapal penumpang
RO-RO dan LCT yang beroperasi di 4 (empat) lintas
penyeberangan menyimpulkan bahwa tidak satupun
kapal-kapal yang menjadi objek studi tersebut memenuhi

Berdasarkan uraian dan data di atas, dapat disimpulkan


bahwa umur teknis kapal bukan merupakan variabel
yang signifikan terhadap pemenuhan kriteria
kelaiklautan teknis kapal. Oleh sebab itu, pembatasan
umur teknis kapal bukan merupakan solusi terbaik
untuk menurunkan tingkat kecelakaan kapal. n

0-5
6 - 10
10.92%

11 - 15
16 - 20
21 - 25

25.86%

26 - 30
> 30
17.24%
14.37%

Sumber : Subdit Sarana ASDP

Rata-rata Pemenuhan Persyaratan Kelaiklautan Teknis Kapal Penyeberangan

73.55%
69.42%

69.54%
72.04%

71.66%
66.68%

78.64%
68.29%

75.57%
79.75%

79.03%
80.78%

89.10%

72.67%
87.10%

82.82%
85.13%

89.19%
61.81%

79.52%
83.29%

85.16%
86.56%

83.90%
82.58%

79.90%

79.68%
75.86%

83.56%
87.47%

85.65%
86.90%

88.96%
81.62%

92.48%
92.11%

94.97%

67.85%
76.69%

70%

81.25%
86.95%

80%

71.65%

90%

88.35%
93.13%

100%

82.67%

Nilai R ata-R ata

60%
50%
40%
30%
20%
10%

A
m
K bu
M A
K P mb
M J u
K P a tr
M J a
P a I
K J a tra
M t II
K P ra
M B I
K K P S II
M M B P
P P S I
K
M K R B P
a S I
P
K P M P ja P I
M r
P im B B a III
M a ar s a
K K itra N u un I
M M
a
P P Nu san I
R T s ta
K oy itia a n ra
M a n ta
P l N M ra
K D us ur
K M uta a n ni
M P B ta
K P N Me a n r a
M u n te
P s g n
K N a ga
M u Ag la
s
K
K P N a un
M
M u D g
P
W K M P N s a a rm
K ind P us J a a
M u
a
K P K Nu M ya
M B a sa u
P a rs
li
S hu a S e a
M g P r ti
S a a a
K P ta
K a r ra ta ma
M ta m
P ne a
K K P r ga
M M a ra
t
K K K M P G P M hita
M M P i
lim uti
P P
G
R N i an s
a j u lim u
a s a k
wa a n I
li M uk
K Nu a km II
M s
P a u
K K M K R nta r
M P M e ra
P T P ny
D r
K h is i E d II
K M P a rm la B ha
M
P S a R ak
K
D eri u ti I
M
ha a c i
P
r D tr
P L ma om a
e
L C rt C B a
r
i T
T wi B a d
T N u ha ra
ris s it
LC L n an a
C a
L T T D ta ra
L C C T L a J a wity
b
T P u rita mb a
P tri A o
ut S m V
ri r a
S ita lia
L C rita nju
n n
K T jun g
M A g
K P rjun I
M Ile a
P A
M pe
an
di
ri

0%

Sumber : Satker Pengembangan Sarana Transportasi SDP (Hasil Studi Konsultan 2007)

28

Setditjen

Artikel

Membangun Kompetensi SDM


Bidang Perhubungan Darat
Salah satu isu strategis dalam penyelenggaraan transportasi darat
yang masih relevan sampai dengan saat ini (bahkan mungkin sampai
beberapa dekade ke depan, jika tidak ada penanganan secara terencana dan
komprehensif) adalah tuntutan akan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas di bidang transportasi darat.

akta lapangan yang


dengan membangun komDadan M. Ramdan, A.TD., M.Si.
mudah ditemui sebapetensi SDM bidang transgai akibat dari perportasi darat. Pengertian
masalahan SDM tersebut antara lain kemacetan lalu SDM bidang transportasi darat disini tidak hanya
lintas yang makin meluas, kesemrawutan jaringan trayek mencakup pegawai pada kantor pusat Direktorat
angkutan umum, pengoperasian angkutan barang Jenderal Perhubungan Darat, tetapi juga pegawai
yang tidak memperhatikan kelas jalan yang dilalui, yang ada pada unit-unit pelaksana teknis Direktorat
kecenderungan semakin turunnya ketertiban dalam Jenderal Perhubungan Darat dan aparat perhubungan
berlalu lintas, serta kurang terkoneksinya perencanaan yang bertugas pada Dinas-dinas Perhubungan Propinsi,
transportasi dalam perencanaan tata ruang wilayah.
Kabupaten, dan Kota yang menangani hal-hal terkait
dengan transportasi darat.
Kondisi tersebut berdampak kepada efisiensi waktu yang
terbuang, nilai barang yang diangkut dapat menurun, Mengapa sedemikian luas perspektif pembinaan
kerusakan jaringan jalan, juga dari sisi pemanfaatan SDM bidang transportasi darat ? Karena meskipun
energi / bahan bakar terjadi pemborosan. Hal tersebut sistem pemerintahan telah didesentralisasi (otonomi
secara makro atau regional menggambarkan sektor daerah), termasuk dalam pengusulan dan penetapan
perhubungan gagal melaksanakan peran dan fungsinya formasi pegawai, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
sebagai pendukung, pendorong dan penunjang pelayanan transportasi tidak dapat disekat-sekat oleh
pertumbuhan dan perkembangan sektor ekonomi dan batas-batas wilayah administratif. Sehingga agar
sosial lainnya.
kebijakan nasional di bidang transportasi darat dapat
diaplikasikan sampai ke daerah-daerah, diperlukan
Disamping itu, pada beberapa daerah ada pandangan dukungan SDM yang memiliki kompetensi di bidang
bahwa jika lalu lintas pada daerah / bagian daerah transportasi darat. Demikian pula sebaliknya, dengan
tersebut mengalami kemacetan maka dipandang adanya SDM yang memiliki kompetensi tersebut maka
sebagai kemajuan karena kemacetan lalu lintas tidak daerah-daerah akan dapat memberikan masukanhanya monopoli kota-kota besar saja.
masukan yang positif dan konstruktif ke Pusat guna
perumusan kebijakan nasional di bidang transportasi
Menghadapi situasi demikian tentu ada beberapa darat.
alternatif solusi yang dapat dilakukan. Namun disini
penulis akan memfokuskan pada aspek sumber daya PP No.101 Tahun 2000
manusia (SDM). Suatu hal yang telah menjadi topik
krusial dari masa ke masa dan selalu saja ada perbedaan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
antara harapan dan tuntutan dari masing-masing pihak tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
dalam konteks hubungan kerja.
Negeri Sipil disebutkan bahwa Kompetensi adalah
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
Oleh karena itu, untuk menjawab kebutuhan akan seorang Pegawai Negeri Sipil, berupa pengetahuan,
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di bidang keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan
transportasi darat tersebut diatas dapat dilakukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Kompetensi

29

Artikel
disini dapat juga diartikan sebagai kecakapan dasar
untuk melakukan pekerjaan, yang ditandai dengan
dimilikinya pengetahuan, kecakapan, dan sikap kerja.
Memiliki pengetahuan artinya memiliki pengetahuan
yang mendasari pelaksanaan pekerjaan, proses,
prosedur kerja, serta hasil kerja. Memiliki keterampilan
artinya cakap menggunakan fisik dan atau mental
melaksanakan pekerjaan. Memiliki sikap kerja artinya
penguasaan atau pengendalian diri, atau pemilikan
sifat interaktif dalam beraktifitas.
Secara ideal, untuk membangun kompetensi di
lingkungan pemerintahan harus dimulai dengan
menetapkan standar kompetensi yang dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut : Pertama
mendeskripsikan jabatan-jabatan inti dari suatu
organisasi beserta uraian tugasnya (job description),
Kedua menetapkan kinerja ideal yang harus dicapai oleh
jabatan-jabatan inti tersebut, Ketiga mengidentifikasi
aspek pengetahuan kerja, keterampilan kerja dan
perilaku yang seharusnya dimiliki seseorang untuk
mencapai kinerja ideal tersebut, Keempat menyusun
deskripsi standar kompetensi dan persyaratan jabatan.
Meskipun lebih ditujukan untuk kepentingan sektor
swasta dan dunia usaha, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi telah mengeluarkan keputusan tentang
Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional, yaitu Nomor KEP-227/MEN/2003 yang
dirubah dengan Nomor KEP-69/MEN/V/2004.
Apa Yang Dilakukan?
Apa yang dapat dilakukan untuk membangun kompetensi SDM bidang perhubungan darat ? Mengingat
kompetensi mencakup aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap (attitude), maka untuk
membangun SDM bidang perhubungan darat memerlukan waktu yang tidak sebentar, karena harus
dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan,
selain komitmen bersama dari semua pihak terkait
untuk bersama-sama mewujudkan hal ini.
Pemenuhan atau peningkatan kompetensi SDM ini
merupakan bagian dari Program Pembinaan SDM, yang
mencakup perencanaan SDM, pemeliharaan/perawatan
SDM, dan pengembangan SDM. Namun sebagai
langkah awal jangka pendek untuk meningkatkan
kompetensi SDM perhubungan darat dapat dilakukan
dengan mengirim para pegawai/personil pada diklatdiklat teknis di lingkungan Badan Diklat Perhubungan,
sesuai dengan bidang atau unit kerja dimana para
pegawai / personil ditugaskan saat ini seperti : diklat
perencanaan transportasi, diklat manajemen dan
rekayasa lalu lintas, diklat perencanaan angkutan
umum, diklat pengelolaan terminal angkutan, diklat
pengawasan dan pengendalian lalu lintas dan angkutan
jalan, dan lain-lain.

30

Disamping itu, jangan pula dilupakan peningkatan


pengetahuan dan keterampilan para pegawai di bidang
administrasi, keuangan dan ketatausahaan, melalui
diklat-diklat seperti analis kepegawaian, arsiparis,
pengadaan barang dan jasa, akuntasi, dan lain-lain.
Mudah-mudahan langkah awal ini dapat mendorong
pemenuhan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang berkualitas di bidang transportasi darat.
Untuk meningkatkan kompetensi para pegawai,
sebagai bagian dari Program Pembinaan SDM,
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada tahun
2007 telah mengikutsertakan 46,8% pegawainya
pada diklat-diklat teknis yang diselenggarakan tidak
hanya oleh Badan Diklat Perhubungan (Pusdiklat
Aparatur-Bogor, Pusdiklat Perhubungan Darat-Jakarta,
STTD-Bekasi, Balai Diklat Transportasi Darat-Bali, dan
Balai Diklat Transjaya-Tegal), juga diselenggarakan oleh
Setjen Dephub (Biro Kepegawaian dan Organisasi, Biro
Umum, dan Pusat Komunikasi Publik), Departemen/
Kementerian lain, serta Pemerintah Swedia, Jepang,
dan Jerman.
Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi Bagian
Kepegawaian dan Umum Ditjen Perhubungan Darat,
untuk tahun 2008 ini upaya peningkatan kompetensi
pegawai perlu ditingkatkan baik dari sisi kuantitas
(jumlah / pegawai sebagai peserta diklat) maupun
dari sisi kualitas (kesesuaian dan kemanfaatan
substansi diklat dengan unit kerja dimana pegawai
ditempatkan) sebagai bagian dari upaya pemeliharaan
dan pengembangan SDM.
Diklat Wajib bagi Pegawai Departemen Perhubungan
juga dilakukan dan diikuti oleh 132 pegawai Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat meliputi 24 pejabat
Eselon III, 54 pejabat Eselon IV, dan 54 staf Sarjana.
Para pegawai tersebut direncanakan mengikuti Diklat
Wajib yang dilaksanakan sepanjang tahun 2008. Diklat
ini diselenggarakan oleh Badan Diklat Perhubungan
bekerjasama dengan Lembaga Kesehatan Penerbangan
dan Ruang Angkasa (LAKESPRA) Saryanto Mabes
TNI-AU Jakarta.
Diklat Wajib dimaksud diselenggarakan dalam rangka
memberikan penyegaran dan menambah wawasan
pegawai Departemen Perhubungan mengenai transportasi sesuai dengan tuntutan perkembangan tugas,
dengan melakukan perubahan positif ke arah budaya
kerja yang lebih baik, serta meningkatkan disiplin,
tanggung jawab dan integritas serta kesamaptaan jasmani dan rohani pegawai. Diklat akan dilaksanakan
sebanyak 22 angkatan, masing-masing selama 10
hari dan 45 orang per angkatan. Materi pokok yang diberikan meliputi bidang teknis transportasi, substansi
budaya kerja dan bidang kesamaptaan. n

Artikel

Ensiklopedia

Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi


Bagian Kepegawaian dan Umum
Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

No.

ISTILAH

DEFINISI

SUMBER
Surat Edaran Kepala BAKN No.
12/SE/1975 tanggal 14 Oktober 1975 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan,
dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil.
Penjelasan Pasal 17 UU No. 43
Tahun 1999.

20.

Mutasi kepegawaian

Segala perubahan mengenai seseorang


Pegawai Negeri Sipil, seperti pengangkatan, pemindahan, pemberhentian,
perubahan susunan keluarga, dan lainlain.

21.

Jabatan

Kedudukan yang menunjukkan tugas,


tanggung jawab, wewenang, dan hak
seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam
suatu satuan organisasi Negara.
(Jabatan dalam lingkungan birokrasi
pemerintah adalah Jabatan Karier)

22.

Jabatan Negeri

23.

Jabatan Karier

24.

Jabatan struktural

Jabatan dalam bidang eksekutif yang


ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk di dalamnya jabatan dalam kesekretariatan
lembaga tertinggi atau tinggi negara,
kepaniteraan pengadilan.
Jabatan struktural dan fungsional yang
hanya dapat diduduki Pegawai Negeri
Sipil setelah memenuhi syarat yang
ditentukan.
Suatu kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka memimpin statu satuan organisasi negara.
(Jabatan yang secara tegas ada dalam
struktur organisasi)

25.

Jabatan fungsional

Pasal 1 angka 5 UU No. 43


Tahun 1999.

Pasal 1 angka 6 UU No. 43


Tahun 1999.

Pasal 1 angka 10 PP No. 9


Tahun 2003.

Suatu kedudukan yang menunjukkan


Pasal 1 angka 11 PP No. 9
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan Tahun 2003.
hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka menjalankan tugas pokok dan
fungsi keahlian dan/atau keterampilan
untuk mencapai tujuan organisasi.
(Jabatan yang tidak secara tegas
disebutkan dalam struktur organisasi,
tetapi dari sudut fungsinya diperlukan
oleh organisasi, seperti Peneliti, Dokter,
Pustakawan, dan lain-lain yang serupa
dengan itu).

31

No.
26.

27.

28.

ISTILAH
Jabatan organik

Jabatan negeri yang menjadi tugas


pokok pada suatu satuan organisasi
pemerintah.
Manajemen Pegawai Negeri Keseluruhan upaya-upaya untuk
Sipil
meningkatkan efisiensi, efektifitas
dan derajat profesionalisme
penyelenggaraan tugas, fungsi,
dan kewajiban kepegawaian, yang
meliputi perencanaan, pengadaan,
pengembangan kualitas, penempatan,
promosi, penggajian, kesejahteraan dan
pemberhentian.
Formasi

29.

Pengadaan Pegawai Negeri


Sipil

30.

Pendidikan dan Pelatihan


Pra-Jabatan (pre service
training)

31.

Pendidikan dan Pelatihan


dalam Jabatan (in service
training)

32

DEFINISI

SUMBER
Pasal 1 angka 7 UU No. 43
Tahun 1999.
Pasal 1 angka 8 UU No. 43
Tahun 1999.

Penentuan jumlah dan susunan pangkat Penjelasan Pasal 15 UU No. 43


Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan
Tahun 1999.
untuk mampu melaksanakan tugas
pokok yang ditetapkan pejabat yang
berwenang.
Keterangan :
Formasi disusun berdasarkan :
a. jenis pekerjaan;
b. sifat pekerjaan;
c. perkiraan beban kerja dan perkiraan
capacitas seorang Pegawai Negeri
Sipil dalam jangka waktu tertentu;
d. prinsip pelaksanaan pekerjaan;
e. jenjang dan jumlah pangkat dan
jabatan yang tersedia dalam satuan
organisasi yang bersangkutan;
f. peralatan yang tersedia;
g. kemampuan keuangan Negara.
Proses kegiatan untuk mengisi formasi
yang lowong, mulai dari perencanaan,
pengumuman, pelamaran, penyaringan,
sampai dengan pengangkatan menjadi
Pegawai Negeri Sipil.
Suatu pelatihan yang diberikan
kepada Calon Pegawai Negeri Sipil,
dengan tujuan agar ia dapat terampil
melaksanakan tugas yang dipercayakan
kepadanya.
Suatu pelatihan yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu, keahlian,
kemampuan, dan keterampilan.

Pasal 2 PP No.5 Tahun 1976


tentang Formasi Pegawai
Negeri Sipil.

Pasal 1 PP. No.6 Tahun 1976


tentang Pengadaan Pegawai
Negeri Sipil.

Penjelasan Pasal 31 UU No. 43


Tahun 1999.

Penjelasan Pasal 31 UU No. 43


Tahun 1999.

Regulasi

Hukum Pengangkutan
Perairan Darat

Pengangkutan ditinjau dari fungsinya, secara umum memegang peran penting


di berbagai bidang; seperti lalu lintas perdagangan, pemerintahan, politik,
social, pendidikan, hankam dan lain-lain.

anpa pengangkutan tidak


mungkin
bidang-bidang
Drs.
itu hidup - tumbuh dan
berkembang sebagaimana mestinya. Begitu juga halnya dengan pengangkutan
perairan darat.
Pengertian perairan darat yaitu perairan di aerah darat,
seperti sungai, terusan dan danau. Pemerintah kita
memakai istilah perairan pedalaman sesuai (Keputusan
Menteri Perhubungan tanggal 15 April 1970, No.SK
117/M/70, mengenai Ketentuan-ketentuan tentang
Penggunaan Perairan Pedalaman untuk Angkutan
Umum dan Angkutan barang Khusus).

Dalam keputusan tersebut pasal 1 huruf a berbunyi:


Perairan pedalaman adalah semua perairan di daerah
daratan sperti sungai-sungai, terusan-terusan, danaudanau dan lain sebagainya. Istilah perairan pedalaman
ini berasal dari istilah Belanda binnenwateren,
tersebut dalam W.v.K Ned.pasal 748 ayat (2). Yang
berbunyi Onder schepen zijn begrepen schepn in
aan bouw; onder binnenwateren de stromen, de rivier
monden, de Dollart, de Luwerszee, de Waddenzee en
het Ijsselmeer

Menurut sebagian ahli hukum istilah perairan


pedalaman kurang memberikan gambaran yang jelas,
sehingga sebaghagian dari mereka itu mempergunakan
istilah perairan darat.

Pengangkutan di perairan darat umumnya dilakukan


di luar Jawa, sebab sungai-sungai di Jawa kecilkecil, tidak memenuhi syarat untuk pengangkutan.
Pengangkutan di Jawa lebih gampang dilakukan melalui jalan raya atau dengan kereta api. Sedangkan di
luar Jawa pengangkutan sungai dilakukan di sungaisungai besar seperti : Sungai Siak, Sungai Indragiri,
Sungai Musi, Sungai Barito, Sungai Mahakam, Sungai
Kapuas, Sungai Membramo sungai Bian dan lain-lain.

Peraturan-Peraturan Penting mengenai Pengangkutan


Perairan Darat.

Beberapa peraturan penting bagi pengangkutan perairan


darat adalah:

Binnenscheppenordonantie
1927
(S.1927-289 jo 1929
111), tentang Pengawasan atas Kapal-kapal yang berlayar di Sungai dan
perairan Darat Lainnya. Aturan ini lazim dikenal
dengan ordonansi kapal-kapal pedalaman 1927.
Binnen aanvarings reglement (S.1914-226, yang
diubah dan ditambah yang terakhir dengan S.1947
50), tentang Tubrukan Kapal di Sungai dan di
Perairan Darat Lainnya
Surat Keputusan menteri Perhubungan, tanggal
4 Agustus 1964, No. Kab.4/12/25, Pengaturan
tentang Penyelenggaraan Pelayaran Sungai, Terusan
dan Danau.
Surat Keputusan Menteri Perhubungan, tanggal 15
April 1970, No.SK/11/M/70, Ketentuan-Ketentuan
Tentang Penggunaan Perairan Pedalaman untuk
Angkutan Umum dan Angkutan Barang Khusus
KUHD Buku I, Bab V, Bagian III, pasal 91 sampai
dengan 98, tentang Pengangkutan Barang melalui
Jalan Darat dan Perairan Darat
KUHD Buku II, Bab XIII, pasal 748 sampai dengan
754, menganai Kapal-kapal yang Melalui Perairan
Darat.
Undang-Undang Nomor.21 Tahun 1992 tentang
Pelayaran
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor. KM.45
Tahun 1995 tentang Penyempurnaan dan penataan
Tipe Kantor Lalu Lintas Angkutan Sungai dan
danau.
Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1998 tentang
Pemeriksaan Kecelakaan Kapal
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 1999 tentang
Angkutan di Perairan
Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan
Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2000 tentang
Kenavigasian
Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang
Kepelabuahan
Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2002 tentang
Perkapalan
Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.73 Tahun
204 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai
dan Danau. n

Ali Mursal

33

Renungan

Pemimpin Dambaan Rakyat


Waduh.memang dasar tuh, Rian tidak becus
menjadi pemimpin. Gara-gara dia, nama baik
kelompok kita jadi tercemar..hhhh.

ngkapan di atas seringkali


kita dengar apabila kita
melihat suatu organisasi
ataupun
suatu
perkumpulan
mendapatkan predikat buruk. Mau
tidak mau yang terutama menjadi
tersangka adalah pemimpin dari
kelompok tersebut. Justeru sebaliknya, apabila kelompok atau organisasi tersebut berhasil meraih
prestasi, maka pemimpinnyalah
yang pertama kali mendapatkan
penghargaan.
Pada hakekatnya, kata pemimpin bukan saja seorang yang mengomando
suatu sekumpulan orang, tetapi setiap individupun berperan sebagai
pemimpin untuk dirinya sendiri.
Karena sesungguhnya, Tuhan telah menciptakan manusia di bumi
ini untuk ditugaskan sebagai khalifah (pemimpin), dalam rangka
mengadakan perbaikan-perbaikan.
Mengapa tugas kekhalifahan dibebankan kepada manusia dan bukan
kepada makhluk-makhluk Tuhan
lainnya ? Hal ini disebabkan tidak
ada satupun makhluk Tuhan yang
sanggup memegang peranan sebagai khalifah (pemimpin) di muka
bumi kecuali manusia. Kelebihan
akal fikiran yang dikaruniakan Tuhan kepada manusia membuat manusia mampu memikul beban kepemimpinan.
Kita sebagai pribadi harus mampu
memimpin diri sendiri agar dapat
mengarungi kehidupan yang penuh dengan lika-likunya. Apabila
kita berusaha menggali potensi di-

34

ri secara maksimal dan selalu berusaha memperbaiki diri sehingga


menjadi pribadi yang unggul dimata
manusia dan khususnya dimata Tuhan, niscaya kita telah pemimpin
yang tangguh.

Menjadi pemimpin
yang tangguh dan
bijaksana memang tidak
mudah dan tidak pula
sulit. Untuk itu per
lu ditanamkan akhlak
yang baik di dalam
diri kita untuk mampu
menghadapi segala
permasalahan dengan
arif dan bijak

Begitupun dalam kehidupan sehari-hari, seorang ibu adalah pemimpin bagi anak-anaknya, dan
seorang bapak adalah pemimpin
bagi seluruh anggota keluarganya.
Seorang RT adalah pemimpin bagi
warganya begitu pula dengan RW,
Lurah, Camat,Bupati dan skala
besarnya adalah seorang presiden
mempunyai amanah memimpin suatu negara.
Lihatlah,

sebuah

keluarga.

Jika

anak-anak dalam keluarga tersebut


menjadi anak baik dan berbakti serta berhasil dalam menggapai apa
yang dicita-citakan, siapa lagi yang
akan merasakan kebanggaan dan
kepuasan dengan kesuksesannya
mendidik anak yang merupakan
amanah dari Tuhan. Sebaliknya, seperti apa yang telah diungkapkan
pada awal kalimat diatas, apabila
anak-anaknya menjadi anak yang
selalu membuat keonaran, tidak
menuruti nasehat orang tua bahkan
menjadi perusuh dilingkungannya,
alhasil nama orang tua merekalah
yang disebut-sebut.
Menjadi pemimpin yang tangguh
dan bijaksana memang tidak mudah dan tidak pula sulit. Untuk itu
perlu ditanamkan akhlak yang baik
di dalam diri kita untuk mampu
menghadapi segala permasalahan
dengan arif dan bijak khususnya
saat kita duduk sebagai pemimpin
Untuk membangun hal itu semua,
ada beberapa sifat yang perlu ditanamkan oleh seorang pemimpin,
yaitu :
1. Tawadhu (rendah hati)
Seorang pemimpin yang rendah
hati disukai oleh setiap orang. Dia
mampu membawa dirinya kesemua
lapisan masyarakat. Seorang pemimpin yang rendah hati adalah
pemimpin yang mau mendengarkan
keluh kesah maupun masukan (ide)
orang-orang yang dipimpinnya.
Sehingga apa yang diaspirasikan
oleh orang-orang dibawahnya di-

Renungan

anggapnya sebagai suatu masukan


yang membangun dan menuju arah
perbaikan. Bacalah kisah pemimpin
yang rendah hati berikut ini.
Mungkin jika anda pernah mendengar kisah seorang pemimpin
yang bernama Umar bin Khattab.
Beliau adalah salah satu pemimpin
yang sangat tawadhu dan amanah
dalam memegang jabatan sebagai
pemimpin suatu kaum.

Sang khalifah yang mendengar


dari luar menunggu percakapan
selanjutnya. Kemudian tak berapa
lama suara rintihan anak-anak dari
dalam tidak terdengar lagi. Guna
mengobati rasa penasarannya, beliau segera mengetuk pintu rumah
tersebut.
Assalamualaikum. Salam sang
Khalifah.
Waalaikum salam.

Khalifah Umar bin Khattab sering


berpergian kepelosok daerah yang
dikuasainya
tanpa
pengawalan
khusus. Sehingga tidak satu
orangpun yang mengetahui bahwa
beliau sedang berada diantara
mereka. Disuatu malam, ketika ia
melewati sebuah gubuk reot, ia
mendengar percakapan seorang ibu
dan anak-anaknya.

Pintu terbuka, dan didapatinya seorang ibu setengah baya dengan pakaian sangat lusuh. Dan dilihatnya
anak-anak sedang tertidur.

Ibu.....lapar,bu........
Sabar, ya,Nak! Sebentar lagi
masakannya matang.
Tapi perut kami sangat
lapaaaar.......suara sang anak
terdengar merintih.

Duh... apa yang bisa diperbuat dengan janda yang sangat miskin dan
lemah ini, semenjak kepergian suami
saya yang mati dalam perang, kami
sekeluarga hidup dengan serba kekurangan. Saya benci dengan kha-

Wahai ibu yang baik, saya mau


bertanya, apakah yang gerangan dimasak oleh Ibu sehingga tampaknya
lama sekali matangnya sehingga
anak-anak Ibu tertidur?

lifah Umar, ia tidak pernah ingin


mengetahui keadaan kami.
Ibu itu tidak mengetahui bahwa
yang sedang dihadapinya adalah
khalifah Umar bin Khattab. Matanya
berkaca-kaca, beliau segera berpamitan kepada ibu itu dan bergegas
menuju rumahnya. Beliau segera
mengambil sekarung gandum dan
bahan makanan lainnya, dan keperluan untuk ibu beserta anak-anaknya yang tadi ditemuinya. Salah
seorang pengawalnya segera menawarkan bantuan kepada Sang
Khalifah.
Tuan, biarlah saya yang membawa
karung tersebut, nampaknya berat
sekali.
Biarlah, apakah kamu mau menanggung dosa saya nanti diakherat,
bagaimana saya menghadapi Tuhan saya ketika saya menjadi pemimpin saya telah menelantarkan
sebuah keluarga yang hampir mati
kelaparan? ucapnya sambil berkaca-kaca.

35

Renungan
Mendengar hal tersebut, sang
anak buah terdiam. Kemudian sang
khalifah meneruskan perjalanannya.
Sesampainya di rumah Ibu tadi, ia
segera menyerahkan semua yang
dibawanya. Ibu itu terheran-heran.
Siapakah gerangan saudara, sehingga memberikan semua ini
untuk kami?
Ibu, sayalah Umar bin Khattab, maafkan saya karena telah menelantarkan kalian.
Sang ibu langsung tergetar, ia meminta maaf atas apa yang telah
dikatakannya tadi. Tetapi sang
Khalifah tidak marah ia bahkan
bersyukur bahwa ia telah mengetahui apa yang telah dialami
oleh orang-orang yang dipimpinnya.
Dikarenakan sifat rendah hati dan
bertanggung jawab tersebut, khalifah Umar sangat disayangi dan dihormati oleh rakyatnya, ia bisa saja
menyuruh orang untuk membawa
karung supaya gengsinya tidak
turun, tetapi beliau tidak berfikiran
demikian, bahkan sebaliknya dibopongnya sendiri karung yang
berat tersebut.
2. Qanaah
(Menerima apa adanya)
Maksud dari kata menerima apa
adanya disini adalah bukanlah
terkait
it dengan menerima dengan
pasrah segala sesuatunya apapun
itu tanpa dibarengi suatu usaha.
Seorang pemimpin harus terus
berusaha mengadakan perbaikanperbaikan sehingga terdapat suatu
kedinamisan dalam organisasinya
ataupun kelompoknya. Qanaah disini berarti selalu bersyukur atas apa
yang diterimanya. Apabila seorang
pemimpin merasa cukup terhadap
apa yang telah diterimanya, niscaya
tidak ada mental korupsi didalam
jiwa pemimpin tersebut. Apabila
yang didapatkannya terasa kurang,
maka ia akan mencarinya dijalan

36

yang diridhoi oleh Tuhan (dengan


cara halal). Tetapi bila seorang
pemimpin tidak menanamkan sikap
menerima apa adanya niscaya ia
akan merasakan ketidaktenangan
didalam hidupnya.
Selain itu, orang yang mempunyai
sifat qana`ah, tak terbesit sedikit
pun niat balas dendam dihatinya
jika ia mempunyai permasalahan
dengan orang lain. Ilmu kedokteran
juga memandang, amarah justru
membawa petaka bagi kesehatan.
Gara-gara amarah yang tak terkontrol, tubuh manusia akan kehilangan energi. Lesu, gugup, letih,
dan kesal adalah efek negatif yang
ditimbulkan amarah. Peredaran
darah berjalan cepat, denyut jantung pun bertambah cepat. Akibatnya jantung menjadi lemah.
Selain alasan medis, orang yang
bersikap qana`ah lebih hati-hati
dalam berfikir dan lebih matang dalam berstrategi.
3. Wara (Berhati-hati)
Pemimpin yang selalu bersikap
hati-hati dalam setiap langkahnya
adalah pemimpin yang mempunyai
manajemen kepemimpinan yang
baik (good management leadership).
Setiap kebijakan yang diambil selalu
dimusyawarahkan terlebih dahulu
kepada bawahannya. Apabila hasil
musyawarah menyatakan kebijakan
tersebut tidak dapat diterapkan
maka ia tidak akan menerapkan
kebijakan tersebut, dengan kata
lain pemimpin yang bersikap hatihati adalah pemimpin yang mau
mendengarkan orang dibawahnya
meskipun orang tersebut bukan
orang yang istimewa. Apabila
telah terbangun sikap hati-hati
dalam bertindak, akan tercipta pula
kebijakan yang tiada merugikan
khalayak banyak.
Lagi-lagi saya angkat kisah Khalifah

Umar bin Khattab, yang sangat


berhati-hati dalam memakai fasilitas
negara saat beliau memegang
jabatan.
Suatu malam seorang anaknya
ingin berbicara dengan beliau
saat beliau sedang menyelesaikan
tugas-tugasnya di meja tulis
dengan sebuah pelita sebagai
penerangnya.
Ayah, bolehkah
denganmu?

aku

berbicara

Boleh, anakku. Tetapi Ayah mau


bertanya dahulu, apakah yang ingin
kamu bicarakan menyangkut rakyat
kita ataukah hal pribadi?
Saya mau membicarakan hal yang
bersifat pribadi, Ayah.
Setelah beliau mengetahui apa yang
akan dibicarakan anaknya, beliau
langsung mematikan lampu yang
tadi meneranginya saat ia bekerja
karena lampu tadi dibayar dengan
uang Negara, dan beliau tidak mau
memakai fasilitas yang diberikannya
untuk masalah-masalah diluar kenegaraan.
Demikianlah
sangat
berhati-hatinya beliau dalam bersikap. Beliau sangat khawatir sekali dengan kekuasaan yang dipegangnya apabila tidak amanah
maka akan mengantarnya menuju
kesengsaraan.
Mungkin kita saat ini masih jauh
dengan contoh perilaku pemimpin
yang telah dikisahkan di atas. Tetapi,
setidaknya marilah kita tanamkan
jiwa kepemimpinan yang rendah hati,
menerima apa adanya, dan bersikap
hati-hati dalam segala tindakan
kita. Sehingga ketika kita masingmasing harus bertanggungjawab
terhadap kepemimpinan kita selama di dunia ini kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kepemimpinan kita
akan mengantarkan kita kepada kenikmatan yang kekal di alam akhirat
sana. n

Pernak-pernik

Gerakan Perempuan
Tanam dan Pelihara
Pohon
Jakarta (Info Hubdat) - Hj. Ani Yudhoyono barubaru ini mengundang tujuh organisasi perempuan
di Indonesia yaitu : Solidaritas Istri Kabinet Bersatu
(SIKIB), Kongres Wanita Indonesia (KOWANI),
Organisasi Istri TNI (Dharma Pertiwi), Organisasi Istri
POLRI (Bhayangkari), Organisasi Istri Pegawai Negeri
Republik Indonesia (Dharma Wanita Persatuan),
Aliansi Perempuan Peduli Pembangunan Berkelanjutan
(APPB) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) untuk melakukan Pencanangan Puncak Aksi
Penanamam Serentak Indonesia.
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat yang mewakili DWP Departemen
Perhubungan RI, ikut berperan serta dalam Gerakan
Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Kegiatan ini
diadakan 1 Desember 2007 di Balai Pengujian Laik
Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB)
Jl. Raya Setu Cibitung Bekasi.

Kegiatan yang dibuka oleh Ibu Anita Jusman Syafei


Djamal, diikuti seluruh karyawati di lingkungan
DWP Depatemen Perhubungan khususnya yang
ada dilingkungan Ditjen Perhubungan Darat ikut
mensuskseskan Kegiatan ini.
Dalam kegiatan tersebut sekitar 500 pohon ditanam,
terdiri dari 250 jenis pohon pelindung dan 250
jenis phon buah. Gerakan ini akan dilakukan secara
berkesinambungan dan setiap tiga bulan sekali
dilakukan mengecekan perkembangan pohon yang
telah ditanam (Puri Artyanti R) n

Dit. LLASDP Melepas Karyawan


Memasuki Masa Purna Bakti

Direktur LLASDP Ahmad


Syukri memberikan
kenangan kepada
lima orang pegawai
Direktorat LLASDP yang
telah memasukai masa
Purna Bakti tahun 2007
pada acara pelapasan
pegawai dilikungan
Direktorat LLASDP

37

Pernak-pernik
hari lainnya yang juga dijadikan
sebagai hari untuk berolahraga
yang biasanya dilakukan setelah
jam pulang kantor, salah satunya
adalah olahraga FUTSAL.

Futsal Ditjen Hubdat


Men Sana Incorpore Sano

idalam tubuh yang sehat


terdapat jiwa yang kuat. Istilah tersebut digunakan untuk menerangkan manfaat dari pentingnya olah raga bagi tubuh kita.
Oleh karena sebagai salah satu
upaya menjaga agar tubuh dan
badan tetap sehat dan kuat, para

pegawai di lingkungan Direktorat


Jenderal Perhubungan Darat senantiasa melakukan aktivitas olahraga
disela-sela kegiatan rutin menghadapi pekerjaan setiap harinya.
Secara umum pelaksanaan
olahraga dilaksanakan pada pagi
hari setiap Jumat. Namun ada

Latihan FUTSAL dilaksanakan


secara rutin setiap hari Kamis di
lapangan olahraga Departemen Perhubungan yang terletak di Lantai
VII Gedung Karya. Latihan biasanya
dimulai pada pukul 16.00 WIB dan
dikuti oleh para pegawai Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat yang
menyukai olahraga FUTSAL. Selain
latihan juga diadakan pertandingan
antar Direktorat yang ada di lingkungan Direktorat Jeneral Perhubungan Darat.
Selanjutnya kami mengundang
rekan-rekan dari daerah bergabung
bersama-sama berlatih FUTSAL.
Apabila rekan-rekan dari daerah
mendapatkan tugas ke Jakarta dan
waktunya bertepatan dengan hari
Kamis agar tidak lupa membawa
serta pakaian olah raga untuk berlatih dengan Tim FUTSAL dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
(Amir) n

Sandhyakara Murti
Ibu Okke Hattarajasa kepada Ibu Aritha Jusman Syafii
Jamal, pada acara tersebut pengurus Paguyuban
SANDHYAKARA MURTI menyerahkan bantuan pendidikan kepada anak yatim di lingkungan Departemen
Perhubungan.

ada Rabu 20 Februari 2008 bertempat di


Ruang Nanggala Departemen Perhubungan
diselenggarakan Acara Silaturahmi Paguyuban
SANDHYAKARA MURTI sekaligus serah terima Ketua
Pengurus Dharma Wanita Pusat Perhubungan dari

38

Paguyuban SANDHYAKARA MURTI dibentuk sebagai


wadah silaturahmi antara isteri pejabat Departemen
Perhubungan dengan para sesepuh/senior/pendahulu
dan dengan isteri Pimpinan BUMN, diharapkan melalui
kegiatan tersebut dapat berdampak meningkatnya
kinerja BUMN yang secara teknis operasional berada
di bawah pembinaan Departemen Perhubungan. Paguyuban SANDHYAKARA MURTI menyelenggarakan
pertemuan 2-3 kali per tahun atau sesuai dengan
situasi dan kondisi dengan pelaksana bergilir antara
unsur kantor pusat BUMN, Ditjen Perhubungan Darat,
Ditjen Perhubungan Udara dan Ditjen Perhubungan
Laut. n

Pernak-pernik

Diklat Wajib Pegawai Dephub

enindaklanjuti Instruksi
Menteri Perhubungan
Nomor IM.03 Tahun 2008
tentang Diklat Wajib bagi Pegawai
Departemen Perhubungan,
sebanyak 132 pegawai Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat
(24 pejabat Eselon III, 54
pejabat Eselon IV, dan 54 staf
Sarjana) direncanakan mengikuti
Diklat Wajib yang dilaksanakan
sepanjang tahun 2008.
Diklat ini diselenggarakan oleh
Badan Diklat Perhubungan
bekerjasama dengan Lembaga
Kesehatan Penerbangan dan
Ruang Angkasa (LAKESPRA)
Saryanto Mabes TNI-AU
Jakarta. Diklat Wajib dimaksud
diselenggarakan dalam rangka
memberikan penyegaran dan
menambah wawasan pegawai
Departemen Perhubungan
mengenai transportasi sesuai
dengan tuntutan perkembangan

tugas, dengan melakukan


perubahan positif ke arah budaya
kerja yang lebih baik, serta
meningkatkan disiplin, tanggung
jawab dan integritas serta
kesamaptaan jasmani dan rohani
pegawai.

Diklat akan dilaksanakan sebanyak


22 angkatan, masing-masing
selama 10 hari dan 45 orang per
angkatan. Materi pokok yang
diberikan meliputi bidang teknis
transportasi, substansi budaya
kerja dan bidang kesamaptaan.

Diklat Untuk Meningkatkan Kompetensi Pegawai


mengikutsertakan 46,8% pegawainya pada diklatdiklat teknis yang diselenggarakan tidak hanya oleh
Badan Diklat Perhubungan (Pusdiklat Aparatur-Bogor,
Pusdiklat Perhubungan Darat-Jakarta, STTD-Bekasi,
Balai Diklat Transportasi Darat-Bali, dan Balai Diklat
Transjaya-Tegal), juga diselenggarakan oleh Setjen
Dephub (Biro Kepegawaian dan Organisasi, Biro
Umum, dan Pusat Komunikasi Publik), Departemen/
Kementerian lain, serta Pemerintah Swedia, Jepang,
dan Jerman.

alam rangka meningkatkan kompetensi


para pegawai, sebagai bagian dari Program
Pembinaan SDM, Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat pada tahun 2007 telah

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi Bagian


Kepegawaian dan Umum Ditjen Perhubungan Darat,
untuk tahun 2008 ini upaya peningkatan kompetensi
pegawai perlu ditingkatkan baik dari sisi kuantitas
(jumlah / pegawai sebagai peserta diklat) maupun
dari sisi kualitas (kesesuaian dan kemanfaatan
substansi diklat dengan unit kerja dimana pegawai
ditempatkan) sebagai bagian dari upaya pemeliharaan
dan pengembangan SDM. n

39

Tips

Bagaimana Mengendarai Sepeda Motor


Agar Aman Dan Selamat Sampai Tempat Tujuan ?
Sepeda Motor adalah salah moda transportasi darat yang paling diminati oleh
masyarakat Indonesia. Selain harganya relatif lebih murah, sepeda motor dapat
memperpendek waktu tempuh perjalanan, karena ia dapat menyalip di ruang
kosong antar kendaraan khususnya saat heavy traffic (lalu lintas padat).

etapi dibalik segi positifnya


tentu ada segi negatifnya
apabila memilih sepeda
motor sebagai kendaraan seharihari.
Seperti diketahui bersama, bahwa pengendara sepeda motor
merupakan salah satu pengguna
jalan yang rentan akan kecelakaan
apalagi bagi pengemudi pemula.
Namun, apabila kita mengetahui
tips mengendara dengan baik dan
benar serta mengaplikasikannya,
mudah-mudahan tips berikut
merupakan langkah preventif yang
tepat untuk dilaksanakan.
Berikut tips berkendara sepeda
motor :
1. Hal terpenting adalah menyiapkan perlengkapan keselamatan,
meliputi helm standard keselamatan, jaket, sarung tangan
tebal dan sepatu yang tingginya
menutup mata kaki.
2. Pastikan ukuran tekanan ban
depan & belakang sesuai, karena laju sepeda motor yang
tidak seimbang akan berbahaya
saat melakukan pengereman
mendadak.
3. Cek fungsi mekanik yang
meliputi mesin, rem, hingga
lampu-lampu dalam keadaan
sempurna, maka tahapan awal
untuk berkendara dengan aman
sudah terpenuhi

40

4. Saat melakukan manuver di


tikungan :
a. tidak hanya memutar
setang ke arah yang dituju
atau mencondongkan badan ke kiri atau ke kanan,
pengendara harus memposisikan sepeda motor
dengan mempertimbangkan
lebar motor dengan tujuan
agar saat menikung tetap
mampu melihat belokan
yang dituju. Pilih titik belok
khayal sedekat mungkin
dengan belokan untuk menjaga tetap vertikal sejauh
mungkin.
b. Menjelang tikungan, kurangi
kecepatan dengan mulai
mengerem. Pindahkan persneling dengan memilih
gigi yang lebih rendah guna
menghindari pindah gigi di
tengah-tengah tikungan. Gunakan rem, tepat sebelum
sampai di titik belokan
c. Akhiri pengereman sampai
kecepatan yang cukup rendah dan pada saat tiba di
titik belokan, injak kuatkuat pedal kaki pada sisi ke
arah tujuan belokan sambil
membanting kemudi secepat mungkin dengan tetap
menjaga posisi kepala tetap
horizontal.
5. Gunakan gas secara merata,
lembut & konstans selama

menikung. Ikuti garis luar tikungan sampai menemukan


titik luar. Saat posisi kendaraan
mulai tegak, baru gas dapat
kembali di tambah
6. Saat melakukan pengereman,
masih banyak para pengendara
yang menggunakan rem
belakang lebih banyak dibandingkan rem depan, padahal
dengan cara tersebut, sepeda
motor dapat mengalami sliding
yang berakibat fatal bagi pengendaranya :
a. Dalam proses pengereman
mendadak / darurat, gunakan rem depan dan tekan
habis tuas kopling (bagi
motor yang menggunakan).
Gunakan rem belakang segera setelah rem depan. Hal
ini untuk menekan gaya gravitasi yang dihasilkan dari
gerakan motor.
b. Tempelkan lutut pada tangki atau tekan kaki pada
foot step guna menahan
laju tubuh ke arah depan.
Kurangi gigi sambil tetap
mengenggam tuas kopling
agar mesin dapat membantu
proses pengereman.
7. Terakhir, gunakanlah eyespan
(pandangan meluas) kedepan
8. Perhatikan rambu-rambu jalan
yang ada agar anda dapat
beradaptasi dengan kondisi
jalan yang anda lewati.

41

42

Anda mungkin juga menyukai