menolong.
4. Makanan
Makanan perusak ada dua macam.
Pertama , merusak karena dzat/materinya, dan ia terbagi menjadi
dua macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai,
darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang
berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti
barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan
pemiliknya, baik karena paksaan, malu atau takut terhina.
Kedua , merusak karena melampaui ukuran dan takarannya. Seperti
berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas. Sebab
yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk
terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya.
Jika telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan karenanya ia
mudah mengikuti komando setan. Setan masuk ke dalam diri manusia
melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan
menyumbat jalannya setan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran
darah dan membuat setan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa
banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak
merugi. Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan:
"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari
memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak
Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya.
Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga
untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. AtTirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).
5. Kebanyakan tidur
Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu
dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat
dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat.
Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat
dibutuhkan.
Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah
larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik
daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan
pagi hari lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.
Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Shubuh
dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat
strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan
sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu
tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan
pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rizki, saat
diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan
sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada
waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.
Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah
pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian
akhir malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik
menurut pada dokter. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan