Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM FARMASETIK

JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN I


PERCOBAAN

TABLET KONVENSIONAL
(ANTELMENTIK)
FORMULA

TIABENDATRIN TABLET

OLEH:
NAMA

: ASRIANI BUHARI

NIM

: 70100111013

KELAS

: FARMASI A

KELOMPOK : VIII (DELAPAN)


ASISTEN

: FITRIA ALWI

SAMATA-GOWA
2013

FORMULA TEKNO I
I.

Formula asli
Tablet Antelmentik
Rancangan formula
Nama Produk
Jumlah produk
Tanggal formulasi
Tanggal produksi
No. reg
No. batch
Komposisi

II.

III.

: Tiabendatrin Tablet
: 20 tablet
: 2 Mei 2013
: 2 Mei 2014
: DKL 1432200710A1
: 05141077
: tiap 200 mg tablet mengandung :
Tiabendazol
25 mg
Pati kentang
10%
Magnesium stearate
5%
Laktosa monohidrat
ad 200 mg

Master formula
Diproduksi
Oleh

Tanggal
Formula

Tanggal
Produksi

Dibuat
Oleh

Disetujui
Oleh

Buhari
Farma
Kode
Bahan
01-Tb

2 Mei 2013

2 Mei 2014

Asriani
Buhari

Fitria Alwi

Nama Bahan

Kegunaan

Per Dosis

Per Batch

IV.

Tiabendazol

02-Lm

Laktosa
monohidrat

Zat aktif
(antelmentik)
Zat pengisi
Zat pengikat

25 mg

500 mg

145 mg

2900 mg

03-As

Amylum Solani

Zat penghancur

20 mg

400 mg

04-Ms

Magnesium stearat

Zat pelincir

10 mg

200 mg

Alasan pembuatan produk :


Anthelmintika atau obat cacing (Yun. anti=lawan, helmins=cacing)
adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan
hewan. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum
tersebar dan menjangkiti lebih dari 2 miliar manusia di seluruh dunia.
Walaupun tersedia obat-obat baru yang lebih spesifik dengan kerja lebih

efektif, pembasmian penyakit cacing masih tetap merupakan suatu


masalah antara lain disebabkan oleh kondisi social ekonomi di beberapa
bagian dunia. jumlah manusia yang dihinggapinya juga semakin
bertambah akibat migrasi, lalu-lintas dan kepariwisataan udara. Proyekproyek irigasi untuk meningkatkan agrikultur dapat pula menyebabkan
perluasan kemungkinan infeksi. Di negara berkembang, termasuk
Indonesia, penyakit cacing adalah penyakit rakyat umum yang sama
pentingnya dengan misalnya malaria atau TBC. Infeksinya pun dapat
terjadi simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus. Diperkirakan bahwa
lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing
(Tjay dan Kirana. 2006 : 196).
Infeksi cacing mungkin tidak langsung terlihat manifestasi klinik
penyakitnya, tetapi dapat menyebabkan kondisi patologis yang nyata.
Infeksi ringan umumnya mudah ditoleransi. Orang dengan gangguan
sistem imun, atau yang menggunakan obat tertentu (kortikosteroid dan
anestesi) dapat mudah mengalami infeksi cacing tertentu misalnya
strongiloidiasis (Sukandar Elin Yulinah dll. 2011 : 160).
Strongyloides stercoralis atau cacing benang sering kali terdapat
di daerah tropis dan subtropis. Penularannya lewat larva yang berbentuk
benang yang menembus kulit. Larva ini dapat dikenali dalam tinja tetapi
tidak mengandung telurnya. Berhubung terjadinya autoreinfeksi, maka
cacing dapat bertahan puluhan tahun lamanya di mukosa bagian atas usus
halus. Di tempat ini cacing merusak jaringan dan menimbulkan reaksi
radang. Gejalanya yang khas adalah gatal hebat (urticaria) di bagian
bokong yang bersifat sementara, juga gangguan perut dan iritasi saluran
pernapasan

(batuk,

engap)

akibat

migrasi

cacing.

Pengobatan.

Tiabendazol dan ivermectin merupakan obat pilihan pertama terhadap


cacing benang, albendazol juga efektif (Tjay dan Kirana. 2006 : 200).
Thiabendazole merupakan obat alternative untuk pengobatan
strongyloidiasis dan cutaneous larva migrans. Boleh juga dicoba untuk
trichinosis dan visceral larva migrans apabila tidak tersedia obat yang
efektif. Obat ini tidak seharusnya digunakan untuk mengobati infeksi

infeksi pinworm, ascarid, trichurid atau cacing tambang, kecuali apabila


tidak tersedia obat pilihan yang lebih aman. Thiabendazole merupakan
senyawa benzimidazole. Obat ini tidak berasa dan hampir tidak larut air.
Sekalipun ia merupakan suatu agen peng-khelasi yang membentuk ikatan
ikatan yang stabil dengan beberapa logam termasuk zat besi
thiabendazole tidak mengikat kalsium (Katzung. 2004 : 288)
Tiabendazol serupa dengan derivat benimidazol lainnya, misalnya
menghambat enzim fumarat reduktase cacing. Pada cacing Strongyloides
obat ini menghambat enzim asetilkolinesterase cacing dan menyebabkan
kematian cacing. Obat ini dapat menekan perkembangan dan migrasi larva
Trichinella spiralis. Thiabendazol dapat menghancurkan sebagian larva
yang terdapat didalam otot, tetapi tidak efektif untuk encysted larva.
Seperti levamisol, tiabendazol juga memiliki efek imunostimulan. Efek
antiinflamasi obat ini turut berperan dalam meringankan gejala gejala
penyakit cacing (Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011: 545).
Berdasarkan cara kerjanya, obat cacing dibedakan menjadi 5
kelompok yaitu:
1. Benzimidazol (albendazol, fenbendazol, flubendazol, thiabendazol)
2. Imidathiazol (levamisol) dan tetrahdropyrimidine (pyrantel)
3. Avemectin (ivermectin) dan milbemyein (moxidectin)
4. Salicylamide (niclosamid) dan nitrophenol
5. Diclorvos dan trichlorphon.

Contoh

obat:

Mebendazol,

Dietilkarbamazin,

Pirantel,

Tiabendazol,
Oksantel,

Albendazol,
Levamisol,

Piperazin,

Praziquentel,

Niklosamida, Ivemectin. Adapun contoh produk antelmentik sebelumnya


yang zat aktifnya berupa tiabendazol yaitu Mintezol Oral 500 mg/ 5 ml
oleh PT. Merck digunakan untuk membebaskan tubuh dari infeksi cacing
dengan menghambat enzim fumarat reduktase / enzim asetilkolinase
cacing sehingga cacing mati.
Tiabendazol

merupakan

antelmentik

derivate

benzimidazol

berspektrum lebar dan efektif untuk mengobati infestasi berbagai

nematoda pada manusia. Obat ini berupa Kristal putih, tidak larut dalam
air. Daya larutnya tergantung pH. Bila suasana sedikit asam atau basa,
senyawa ini mudah larut. Senyawa ini membentuk kompleks yang stabil
dengan sejumlah logam seperti besi, tetapi tidak mengikat kalsium
(Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011: 545).
Adapun kelebihan dan keuntungan bentuk sediaan tablet antara lain
tablet merupakan sediaan yang paling ringan dan paling kompak, bentuk
sediaan yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim dan
diproduksi secara besar-besaran. Selain itu, tablet merupakan bentuk
sediaan yang utuh menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang
paling rendah, serta merupakan bentuk sediaan oral yang sifat
pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik
(Lahman. 2008 : 645)
V.

Alasan Penambahan Bahan :


1. Tiabendazol (zat aktif)
Zat aktif yang digunakan pada tablet Tiabendatrin ini adalah
tiabendazol, dengan beberapa alasan:
a) Tiabendazol merupakan antelmentik

derivate

benzimidazol

berspektrum lebar dan efektif untuk mengobati infestasi berbagai


nematoda pada manusia (Departemen Farmakologi dan Terapeutik.
2011: 545).
b) Tiabendazol merupakan obat pilihan pertama terhadap cacing
benang (Tjay dan Kirana. 2006: 200).
c) Tiabendazol dengan cepat diserap setelah dikonsumsi, sifat
antiperadangan tiabendazol biasa jadi penting menyangkut
kemampuannya menyembuhkan gejala gejala dalam beberapa
penyakit parasit, khususnya dracontiasis. Thiabendazole juga
mempunyai kerja skabisid , antijamur ringan & antipiretik. Obat ini
tampaknya bebas efek efek karsinogenik dan mutagenik
(Katzung. 2004: 288).
2. Laktosa monohidrat
Berikut adalah alasan penggunaan laktosa monohidrat:

a) Laktosa monohidrat sekaligus bertindak sebagai pengikat tablet


dan pengisi tablet (Rowe dkk. 2009: 364).
b) Pada kempa langsung, bentuk kasar, derajat regular, atau sudah
diayak, fraksi kristalin laktosa monohidrat dapat digunakan
karena sifat alirannya bagus (Agoes. 2008: 202).
c) Zat tambahan yang cocok untuk bahan aktif yang kelarutan
dalam air rendah (Swarbrick. 2007: 3655).
3. Pati
Beberapa alasan pemilihan pati:
a) Pati tidak mempunyai incompability (Exipient : 522)
b) Yang paling lama dan paling sering digunakan sebagai
penghancur

dalam

bentuk

kering

dan

serbuk

( RPS : 1637)
c) Pati adalah penghancur yang paling baik dan paling banyak di
gunakan sebagai penghancur walaupun semua pati termasuk
yang terbuat dari jagung, padi dan kentang di gunakan sebagai
penghancur tetapi kentanglah yang paling efisien (Scovilles :
98)
4. Magnesium Stearat
Beberapa alasan pemilihan magnesium stearat:
a) Sebagai pelincir tablet dengan karakteristik sangat halus,
berwarna putih cerah, bulir-bulir kasar serbuk tidak terasa
(Rowe dkk. 2009: 404).
b) Magnesium stearat merupakan lubrikan yang paling efektif dan
digunakan secara luas (Agoes. 2008: 209).
c) Memperpanjang penghancuran dan waktu disolusi (Swarbrick.
2007: 3655).
VI.

Uraian bahan
:
1. Tiabendazol (Martindale, 2009: 148-149)
Nama Resmi
: TIABENDAZOLUM
Nama Lain
: Thiabendazole,Tiabendatsoli,Tiabendazol,
Nama Kimia
Rumus Molekul
Rumus Struktur

Tiabendazolas
: 2-(Thiazol-4-yl)-I H- benzimidazole.
: C10H7N3S
:

Berat Molekul
Pemerian
Kelarutan

: 201,2
: kristal putih, tidak berasa.
: Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam
alcohol, aseton dan dikloromethan, dan cairan
asam

Kestabilan
Farmakologi

mineral,

sangat

kloroform dan eter.


:: Mekanisme kerja:
benimidazol

sedikit

serupa

lainnya,

larut

dengan

misalnya

dalam

derivat

menghambat

enzim fumarat reduktase cacing. Pada cacing


Strongyloides

obat

asetilkolinesterase

ini

menghambat

cacing

dan

enzim

menyebabkan

kematian cacing. Obat ini dapat menekan


perkembangan dan migrasi larva Trichinella
spiralis. Thiabendazol dapat menghancurkan
sebagian larva yang terdapat didalam otot, tetapi
tidak efektif untuk encysted larva. Seperti
levamisol,

tiabendazol

juga

memiliki

efek

imunostimulan. Efek antiinflamasi obat ini turut


berperan dalam meringankan gejala gejala
penyakit cacing.
Farmakokinetik: Thiabendazole dengan cepat
diserap melalui usus. Dengan dosis standar,
konsentrasi obat dalam plasma memuncak dalam
1 2 jam. Obat ini hampir sepenuhnya
dimetabolisme dihati menjadi bentuk 5- hidroxy.
90% obat dikeluarkan melalui urine dalam 48
jam, sebagian besar dalam bentuk glucuronide

atau senyawa sulfonate. Thiabendazole dapat juga


Indikasi

diserap melalui kulit.


: Efektif terhadap Strongiloidiasis yang disebabkan
Strongyloides stercoralis (cacing benang), larva
migrant pada kulit (atau erupsi menjalar) dan
tahap awal trikinosis (disebabkan Trichinella

Kontraindikasi

spiralis)
: anak anak dengan berat badan kurang dari 15
kg, aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, dan
reaksi hipersensitivitas pada gangguan fungsi hati
atau ginjal, sebaiknya digunakan obat alternative.
Demikian juga pada wanita hamil, kecuali

Dosis

strongyloidiasis yang mengancam kehidupan.


: dosis standar, 25 mg/kg (maksimum 1,5 g) dua
kali sehari harus diberikan sesudah makan. Untuk
S. stercoralis, dosis yang dianjurkan 2 x 25 mg/kg
selama 2 hari dengan dosis total tidak lebih 3 g.
Untuk pasien dengan sindrom hiperinfeksi (suatu
keadaan dimana larva Strongyloidiasis stercoralis
ditemukan dalam jumlah yang besar dihampir
seluruh

Efek samping

bagian

tubuh

pasien)

dosis

yang

dianjurkan 2 x 25 mg/kg selama 5 7 hari.


: mual, muntah, dan pusing. Dalam frekuensi
rendah juga terjadi diare, nyeri epigastrium, sakit
kepala, pusing, lelah, gatal dan kantuk. karena itu
dalam pengobatan dengan tiabendazol dianjurkan
tidak melakukan kegiatan yang memerlukan

Penyimpanan
Kegunaan

kewaspadaan mental.
: Terlindung dari cahaya
: Antelmintika

2. Magnesium Stearat (Exipients, 2009: 404-405)


Nama Resmi
: MAGNESII STEARAS

Nama Lain

: Dibasic magnesium stearat, magnesium


distearate, magnesium octadecanoate,
octadecanoic acid, magnesium salt, stearic acid,

Nama Kimia
Rumus Molekul
Rumus Struktur
Rumus bangun

magnesium salt, Synpro 90.


: Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]
: C36H70MgO4
: [CH3(CH2)16COO]2Mh
:

Berat Molekul
Pemerian

:
591,24
: Serbuk sangat halus, putih cerah, mengendap,
jika disentuh terasa halus tanpa ada butiran
kasar,bau hamper mirip dengan asam stearat dan
rasa yang khas. Serbuk berminyak saat disentuh,

Kelarutan

Melekat pada kulit.


: Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%),
ether dan air, sedikit larut pada benzene panas

Range
Stabilitas

etanol panas.
: 0,25-5%
: Magnesium stearat stabil jika penyimpanannya

Penyimpanan

benar.
: Simpan pada wadah tertutup rapat dan baik,

Inkompatibilitas

dingin, dan tempat yang kering.


: Inkompatibel dengan asam kuat, basa, dan garam
besi. Hindari pencampuran dengan material
pengoksidasi, hidroksida, atau karbonat dengan

Kegunaan

asam stearat pada peningkatan temperature.


: Zat pelincir obat

3. Pati Kentang ( Dirjen POM. FI III : 108 & excipient : 685 )


Nama Resmi
: AMYLUM SOLANI
Nama Lain
: Pati kentang, Hylon, maydis amilum, Melojel,
Meritena, oryzae amilum.

Nama Kimia
Rumus Molekul
Rumus bangun

:: C6H10O5
:

Pemerian
Kelarutan

: Serbuk halus putih, tidak berbau.


: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam

Incompability
Range
Stabilitas

etanol ( 95% ) P.
:: Penghancur ( 3 - 25 % )
: Tablet siap dengan natrium pati glikolat memiliki
penyimpanan yang baik. Natrium pati glikolat
stabil meskipun sangat higroskopis dan harus
disimpan dalam wadah tertutup baik untuk
melindungi
temperatur

dari
yang

variasi
dapat

kelembaban

dan

menyebabkan

penggumpalan. Sifat fisik tetap tidak berubah


walaupun disimpan pada suhu moderat dan
kelembaban.
Kegunaan
: Sebagai Penghancur
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
4. Laktosa Monohidrat (Exipients, 2009: 364-366)
Nama Resmi
: LACTOSUM

Nama Lain

: CapsuLac,

GranuLac,

monohydricum,

Lactochem,

Monohydrate,

lactosum

Pharmatose,

PrismaLac, SacheLac, SorboLac, SpheroLac,


Nama Kimia

Super Tab 30GR, Tablettose.


: O--D-Galactopyranosyl-(14)--D-

Rumus Molekul
Rumus Struktur

glucopyranosemonohydrate [5989-81-1]
: C12H22O11.H2O
:

Berat Molekul
Pemerian

:
:

360,31
Dalam bentuk
padat, laktosa terlihat memiliki variasi bentuk
isomeric, tergantung pada kristalisasi dan kondisi
pengeringan. Laktosa berwarna putih atau tidak
berwarna

Kelarutan

dalam bentuk

kristalnya

maupun

serbuk. Tidak berbau, rasa manis.


: Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan
eter. Larut dalam air dan semakin meningkat

Stabilitas

kelarutannya dengan pemanasan


: Jamur tumbuh saat kelembapan tinggi. Laktosa
berubah menjadi kecoklatan pada penyimpanan,
adanya

reaksi

yang

dipercepat

dengan

pemanasan, kondisi basah. Kemurnian dari


laktosa yang berbeda dapat berubah-ubah dan
penting untuk dilakukan evaluasi warna, terutama
jika tablet sedang diformulasi. Stabilitas warna
Penyimpanan

dari berbagai jenis laktosa juga berbeda.


: Simpan pada wadah yang tertutup baik, dingin

Inkompatibilitas

dan tempat yang kering.


: Reaksi kondensasi (Maillard-type) seperti terjadi
antara laktosa dan senyawa amina primer menjadi
produk yang berwarna coklat atau kuning.

Interaksi Maillard juga terjadi antara laktosa dan


amina sekunder. Laktosa juga inkompatibel
Kegunaan
VII.

dengan asam amino, amfetamin, dan lisinopril.


: Zat pengikat dan pengisi tablet.

Perhitungan Bahan
1. Per Tablet
a. Tiabendazol
b. Amylum Solani
mg
c. Magnesium stearat
mg
d. Laktosa monohidrat
2. Per Batch
a. Tiabendazol
b. Amylum solani
c. Magnesium stearat
d. Laktosa monohidrat

VIII.

25 mg

10
100

x 200 mg

20

5
100

x 200 mg

10

200-(25+20+10)

= 145 mg

25 mg x 20 tablet
20 mg x 20 tablet
10 mg x 20 tablet
145 mg x 20 tablet

= 500 mg
= 400 mg
= 200 mg
= 2900 mg

Cara Kerja
Metode pembuatan Tiabendatrin Tablet ini adalah dengan cetak
langsung. Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang tiabendazol 25 mg, amylum solani 20 mg, magnesium
3.
4.
5.
6.

stearat 10 mg, dan laktosa monohidrat 145 mg.


Dimasukkan tiabendazol kedalam lumpang, digerus halus.
Ditambahkan amylum solani, digerus hingga homogen
Ditambahkan laktosa monohidrat, digerus hingga homogen
Ditambahkan sedikit Magnesium stearat, lalu gerus hingga homogen
dan sisa dari Magnesium stearat ditaburkan pada mesin pencetak

tablet.
7. Dikempa pada mesin pencetak tablet.
8. Dibersihkan tablet yang telah jadi, dan dimasukkan ke dalam wadah
botol gelap.
9. Diberi etiket obat.

10. Dimasukkan botol ke dalam wadah obat dan dimasukkan brosur obat.
11.

Daftar Pustaka
Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: Penerbit ITB.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
FK-UI.
Katzung, Bertram G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba
Medika.
Lachman, dkk. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI-Press
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja.2010. Obat-obat Penting. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Rowe, Raymond C dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
Edition. Great Britain: RPS Publishing.
Yulinah, Sukandar Elin dkk. 2011. ISO farmakoterapi 2. Jakarta : Ikatan Apoteker
Indonesia.
Scovilles. 1957. The Art of Compounding. New York : The Blakiston Division.
Swarbick, James.2007. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third
Edition Volume 1. USA: PhamaceuTech Inc.
Sweetman, Sean C.2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth
Edition. Great Britain: RPS Publishing.

Lampiran 3. Brosur

TIABENDATRINTablet
Isi 20 tablet
Tiap
TIABENDATRINTablet
mengandung
tiebendazol 25 mg/kg
Farmakologi : menghambat enzim fumarat reduktase cacing dan
enzim asetilkolinesterasi cacing sehingga cacing mati,
absorpsi lewat usus, 90 % obat diekskresi bersama
urine.
Indikasi
: Efektif terhadap Strongiloidiasis yang disebabkan
Strongyloides
stercoralis (cacing benang), larva
migrant pada kulit (atau erupsi menjalar) dan tahap
awal trikinosis (disebabkan Trichinella spiralis)
Kontraindikasi : anak anak dengan berat badan kurang dari 15 kg,
aktivitas yang
memerlukan kewaspadaan, dan reaksi
hipersensitivitas pada gangguan fungsi hati atau ginjal.
Demikian
juga
pada
wanita
hamil,
kecuali
strongyloidiasis yang mengancam kehidupan.
Efek samping : mual,muntah,dan pusing. Dalam frekuensi rendah juga
terjadi diare, nyeri epigastrium, sakit kepala, pusing,
lelah, gatal dan kantuk. karena itu dalam pengobatan
dengan tiabendazol dianjurkan tidak melakukan
kegiatan yang memerlukan kewaspadaan mental.
Peringatan dan Perhatian :
Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
Tidak dianjurkan pada wanita hamil kecuali strongyloidiasis yang
mengancam kehidupan
Dalam pengobatan tiabendazol dianjurkan tidak melakukan kegiatan
yang memerlukan kewaspadaan mental.
Perubahan fungsi hati yang selintas dapat terjadi, maka
penggunaannya harus hati hati pada pasien dengan gangguan
Komposisi

HARUS DENGAN RESEP


SIMPAN
DI TEMPAT
KERINGKERING
DAN SEJUK,
SIMPAN
DI TEMPAT
DANTERLINDUNG
SEJUK,
CAHAYA SERTA
JAUH DARI
ANAK-ANAK
TERLINDUNG
CAHAYA
SERTA
JAUH DARI

ANAK - ANAK
Diproduksi
Diproduksi
Oleh :
PT. BUHARI FARMA
Makassar - Indonesia

Lampiran 2. Etiket
TIABENDATRIN
Tablet

Komposisi per tablet @


200 mg

Tiabendazol.....................
25 mg

Indikasi

Obat cacing yang efektif terhadap


Strongiloidiasis yang disebabkan oleh
Strongyloides
stercoralis
(cacing
benang), Larva migrant pada kulit
(atau erupsi menjalar) dan tahap
awal
trikinosis
(disebabkan
Trichinella spiralis)

20 Tablet
PT. BUHARI FARMA
Makassar - Indonesia

Kontraindikasi
Wanita hamil, anak-anak dengan BB
< 15 kg, dan kelainan hati dan ginjal

Keterangan Jelas, Lihat


Brosur !

Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk
dan kering, terlindung dari
cahaya.
Aturan pakai :
2 x 1 setelah makan untuk
dewasa

HARUS DENGAN RESEP


DOKTER
No. reg : DKL 1432200710A1
: DKL 1332200710A1

Anda mungkin juga menyukai