Anda di halaman 1dari 32

SEPARATOR

PSV

PV

LL TT
TO
EC
FL
DE

LT

M IS T
EXTRACTO R

LS

SDV

WEIR

W ATER

VO RTEX BREAKER

SIGHT GLASS

G AS

SIGHT GLASS

SDV

PT

M AN HO LE

O IL

LS

LV

SDV

LV

Kata Pengantar
0

Syukur Alhamdulilah atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
Separator dalam rangka memberikan ilmu kepada generasi berikutnya, yang dilatar
belakangi dengan ikut aktif didalam mencerdaskan pegawai perminyakan Nasional Indonesia
didalam lingkungan kerja CNOOC SES Ltd khususnya dan Pegawai Nasional Indonesia
umumnya . Penulis menggangap masih banyak pegawai nasional yang mempunyai
kemampuan dibawah minimum kompetensi dalam bidang pengoperasian peralatan produksi
dilapangan Widuri /Intan area khususnya. Maka perlu media atau cara praktis bagaimana
mentransfer pengetahuan kepada pegawai yang baru bergabung ke anjungan produksi yang
mengunakan production separator agar proses produksi berjalan dengan baik dan aman ,
sekaligus memberikan sedikit pengetahuan dan pengalaman pratis kepada pegawai baru dan
menggingatkan kembali kepada pegawai lama yang sudah jenuh dengan pekerjaan sehari hari
yang monoton sebagai penyegaran. Meskipun penulis menyadari keterbatasan pengetahuan
dan bahasa , namun mencoba untuk merealisasikan pikiran pikiran tentang teknik separator
khususnya dan alat controlnya.
Harapan lain , agar tulisan ini dapat menggungah pihak lain untuk memperbaiki isi secara
kuantitatif ataupun kualitatif agar pegawai nasional Indonsia mempunyai pengetahuan yang
lebih dikemudian hari dan dapat bersaing .
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Istri dan keluarga
2. Rekan rekan sejawat di lapangan
3. Management CNOOC SES Ltd.
Yang telah memberikan bantuan , saran , bimbingan dan kepercayaan dan waktunya yang
sangat berharga sehingga tersusunnya tulisan ini .

Bogor , Maret 2007


Penulis

Slamet Hari Mulyadi,SE

Pendahuluan

Separator adalah bagian dari surface equipment(permukaan peralatan) yang lazim digunakan
pada proses produksi disemua perusahaan minyak . Alat ini sepertinya sangat sederhana
berbentuk tabung yang bertekanan yang berfungsi sebagai pemisahan fluida (cairan) sumur
sumur menjadi fasa fasa gas dan cairan , tetapi bila tidak dioperasikan dengan benar maka
akan menghasilkan output yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan akan
menciptakan bahaya. Contohnya pengoperasian tekanan diatas yang direkomendasikan,
pressure safety valve (PSV ) tidak berfungsi , cairan memsuki gas line , dsb. Masalah
pengopersian adalah bersentuhan dengan SDM yang handal , yang mempunyai ketrampilan
dan pengetahuan tentang separator itu sendiri.. Tidak banyak operator produksi yang
mendapatkan pelatihan tentang separator, padahal alat tersebut yang selalu dioperasikan
sehari hari.
Penulis ingin menularkan pengetahuan yang didapatkannya selama berkripah 25 tahun dalam
menangani peralatan separator , baik yang sebagai production separator maupun test
separator , agar pegawai nasional operator produksi khusunya mempunyai pengetahuan dan
wawasan yang lebih baik . Dan pada akhirnya dapat berdaya guna lebih efektif , sekaligus
ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indosesia..
Makalah separator adalah jilid ketiga dari penulis yang sebelumnya berjudul Anjugan
WIDP di Lapangan Widuri dan ESP Design . Masalah separator menjadi penekanan tema
yang mutlak harus diketahui oleh semua operator , agar tidak salah dalam pengoperasiannya
dan akan memberikan dampak lingkungan yang tidak merugikan terhadap masyarakat luas.
Semoga tulisan ini dapat diikuti oleh rekan rekan yang lain, yang mempunyai wawasan dan
pengetauhan yang lebih baik, sehimgga mutunya dapat ditingkatkan dikemudian hari.

1. DASAR TEORI
1.0 Separator .
Separator dapat didefinisikan sebagai tabung bertekanan dan temperatur tertentu yang digunakan
untuk mernisahkan fluida sumur kedalarn fasa-fasa cairan dan gas ( fasa berat dan fasa ringan) .
Pemisahan gas terlarut dari cairan dapat terjadi melalui proses flash liberation (lampu kilat
pembebasan) ( proses kondensasi atau penguapan dimana kedua fasa gas dan cairan terus menerus
berhubungan pada perubahan tekanan dan temperatur ) dan proses differential (pembedaan) liberation
( proses seperti flash liberation , tetapi gas atau cairan yang terjadi karena perubahan tekanan dan
temperatur segera dipisahhkan). Semakin tinggi tekanan separator dengan temperatur konstan,
semakin sedikit jumlah cairan ringan yang masuk ke fasa gas. Untuk efisiensi dan kerja yang stabil
pada kondisi ,yang bermacam-macam , separator harus mernpunyai komponen sebagai berikut :
l. Bagian pertama:
Untuk memisahkan cairan dari aliran sumur adalah memisahkan tetesan minyak yang besar dari
aliran gas. Dipasang lubang masuk yang tangensial (menyinggung tepi) sehingga menyebabkan
gerakan putar pada fluidanya.
2. Bagian pengumpulan cairan:
Untuk menerima dan mengalirkan cairan yang terkumpul. Maka bagian ini harus cukup besar untuk
menanggulangi surge (gelombang) cairan yang dapat terjadi pada kerja normal.sehingga cairan
yang terkumpul tidak terganggu oleh aliran gas.Bila cairannya besar dan surging nya tinggi maka
perlu memperbesar bagian pengumpul .
3. Bagian pemisah kedua :
Untuk menghilangkan tetes cairan yang kecil. Prinsipnya adalah gravity settling dari aliran gasnya.
Dimana Syarat utamanya adalah mengurangi turbulensi. Turbulensi yang minimal , maka perlu
pengurangan kecepatan pada lubang masuk gasnya dan penempatan penahan yang tepat supaya gas
memberikan aliran gas yang sama pada seluruh bagian pemisah.
4. Bagian mist extractor (penyerapan kabut) :
untuk tetesan yang sangat kecil agar terpisahkan dari gas. Impingement (tumbukan) adalah prinsip
yang paling umum digunakan untuk mengkumpulkan partikel kecil-kecil pada pemisahan cairangas. Dalam pemisahan ini partikel kecil menumbuk rintangan yang bekeria sebagai permukaan
pengumpul. Lihat ilustrasi dibawah ini:
M

PV

T
EC
FL
DE

SDV

b a g ia n p e m is a h u ta m a
b a g ia n p e m is a h k e d u a

m is t
e x tra c to r

OR

M AN HOLE

b a g ia n p e n g u m p u l

W E IR
m in y a k

SD V

LV

LV

Separator umumnya mengunakan salah satu dari 4 type mist extractor , yang membedakannya hanya
intensitas ( tingkat ) gaya sentrifugalnya. Gaya centrifugal yang terjadi dari suatu perubahan arah
arah aliran memakai efek yang sama pada kabut , seperti terjadi pada kenaikan gaya gravitasi. Jika
aliaran gas mendekati suatu rintangan ia berputar disekililingnya, tetapi cairan mengembun,

mempunyai density masa yang lebih besar, menyebabkan tahanan lebih besar pada perubahan arah .
Partikel partikel yang lebih besar bertumbukan dengan tembok penahan dan terpisah dari gasnya.

VANE TYPE
A L IR A N

A L IR A N

r a ju ta n k a w a t

B
B

A L IR A N

B
M IS T E X T R A C T O R
,C E N T R IF U G A L T Y P E

Mist extractor jenis vane , terdiri dari suatu gang gang yang terbentuk oleh plat plat logam
dengan pengumpul cairan. Partikel kecil menjadi tetes yang lebih besar dan turun kerena
gravitasi akan dibantu dengan gaya centrifugal dan permukaan pengumpul, dan cairan yang
terkumpul dialirkan melalui pipa ke bagian pengumpul kembali.
Ada juga dari rajutan kawat, alat ini dapat menyebabkan mekanisme tumbukan dan juga gaya
dentrifugal dan grafitasi. Type ini memungkinkan daerah lebih luas untuk pengumpulan
cairan. Yang menjadi perhatian jenis kawat adalah bahwa ini mudah rusak dan lubang kapiler
mudah tersumbat oleh parafin.
Type centrifugal hanya digunakan pada separator jenis vertical , yang dalam pemisahannya
mengunakan gaya centrifugal , dimana dilengkapi dengan baling baling lengkung untuk
memutar gas supayaterjadi gaya centrifugal.
Type saringan , type ini sangat efektif tetapi tekanan yang hilang sangat besar , dan yang
terkecil kehilangan tekanan adalah type rajutan kawat.
1.1
Scrubber.
Pemisahan secara umum dibagi menjadi dua, yang pertama adalah yang kita bicarakan
diatas , dan yang kedua adalah scrubber . Dimana klasifikasinya tidak banyak perbedaan,
hanya terletak pada bagian perlengkapan pengumpul cairan yang cukup kecil dan tidak
setinggi separator biasa, serta alat pengontrol yang lebih sederhana. Jadi scrubber biasanya

berukuran kecil. Gas scrubber digunakan untuk menyakinkan bahwa gas tidak mengandung
material atau fluida yang dapat merusak peralatan, sehingga scrubber harus dipasang untuk
melindungi peralatan seperti kompresor , sweetener, metering atau regulator.Biasanya
digunakan untuk membersihkan gas , keperluan , sbb:
1. Bahan bakar heater, boiler, generator uap, mesin mesin dengan bahan bakar gas.
2. Pengontrolan gas , sebelum masuk ke processing plant
3. Upstream dehydrator dan sweetener
4. Upstream gas distribution / transmission untuk memisahkan cairan & debu atau
peralatan lainnya.
5. Downstream gas trasmittion line compresor station untuk memisahkan cairan atau
pelumas yang tercampur dalam gas compresi.
Scrubber dianjurkan dipakai pada kondisi sbb :
1. Pemisahan kedua untuk menghilangkan fluida fluida bukan konsumsi dari alat proses
seperti absorber ( pengisap),dan liquid dust scrubber(scrabber utk menghisap cairan ).
2. Pemisahan pada aliran gas setelah separator, dimana garis aliran tidak panjang .
3. Jenis jenis pemisahan dimana gas liquid rationaya sangat besar .
Pemilihan type vertical atau horizontal hanya terpengaruh oleh ketersedianya ruang.
Kapasitas scrubber dapat diperkirakan dengan mengunakan persamaan sbb:
( qr ) = 5.5 ( D3P /Ps T ) ((l-g )/ -g)0.5
Dimana :
q = Flow rate gas ,MMscfd , diukur pada Ps dan 60F
Ps=Metering pressure, psia
P=actual flowing pressure,psia
T=actual flowing temperature, 0R
l=scrubber liquid density, lb/cuft, pada P dan T
g= actual gas density,cuft/cuft pada P dan T
D=efektif internal diameter yang dialiri gas, ft
1.2.
Jenis Separator .
1.2.1. Berdasarkan fasa hasil pemisahannya :
1. Separator dua fasa : Memisahkan fluida sumur menjadi fasa gas fasa cair
2. Separator tiga fasa : Memisahkan fluida sumur menjadi fasa gas, fasa air dan fasa
minyak
1.2.2. Berdasarkan pada bentuknya :
1. Separator vertical
2. Separator horizontal
3. Separator bulat .
Type:
Vertikal

Keuntungan:
Pengontrolan level cairan tidak terlalu
rumit
Dapat menanggung pasir dalam jumlah
besar
Mudah dibersihkan

Kerugian:
Lebih mahal
Bagian bagiannya lebih sukar
dalam pengapalannya (kirim)
Membutuhkan diameter yang
lebih besar utk kapasitas gas
tertentu

Mempunyai kapasitas surge cairan


yang lebih besar
Sedikit sekali kecenderungan akan
penguapan kembali dari cairannya
Horizontal Lebih murah dari type vertical
Lebih mudah dikirim dgn bagian
bagiannya ( pengapalan )
Baik untuk minyak yang berbuih

Bulat

Lebih ekonomis dan efisien utk


mengeloh volume gas yg besar
Diameter lebih kecil utk kapasitas gas
tertentu
Termurah dari dua type diatas
Lebih mudah membersihakan
mengeringkan dari type vertikal
Lebih kompak dari pada yang lain

Pengontrolan level cairan lebih


rumit dari yang vertikal
Sukar utk membersihakn
Lumpur, pasir & parafin
Lebih luas utk settling
( mendiamkan gravity) bila
terdapat dua fasa cair

Mempunyai ruang pemisahan


& kapasitas surge yang lebih
kecil
Pengontrolan level cairan
rumit

Lihat ilustrasi gambar dari separator :


G AS

V E R T IC A L S E P A R A T O R

SEPARATO R BULAT
G AS

M IS T E X T R A C T O R

M IS T E X T R A C T O R
F L U ID

DEFLEXTO R

DEFLECTO R

LT

O IL
VO RTEX BREAKER

W ATER

LV

SDV

SDV

LV

LV

SDV

SEPAR ATO R
H O R IZ O N T A L
M

P V

CT
LE

gas

gas

OR

SIGHT GLASS

F
DE

S D V

a ir

M AN H O LE

W E IR
m in y a k

S D V

LV

LV

1.3

Faktor yang mempengaruhi pemisahan .


Tekanan kerja dari separator tergantung baik kepada tekanan aliran , maupun jumlah
relative minyak mentah dan gas alamnya. Perubahan tekanan dapat mempengaruhi
perubahan pada densitas cairan maupun gasnya, pada kecepatan yang diizinkan, dan volume
aliran sebenarnya. Efek bersih dari suatu kenaikan pada tekanan adalah kenaikan kapasitas
gas separator tersebut, yang dinyatakan dalam standard cubicfoot.
Pengaruh temperatur pada kapasitas pemisahan gas dan cairan hanya berpengaruh pada
volume aliran sebenarnya dan densitas cairan dan gas.
Efesiensi pengumpulan partikel bervareasi dengan density- density gas dan cairan. Suatu
separator yang bekerja pada temperature dan tekanan dan komposisi aliran sumur yang
tertentu mempunyai kapasitas gas yang sebanding dengan akar dua dari selisih density
density cairan dan gas dibagi density gasnya, atau :
.
(l-g ) / g
Dalam kapaistas separator diangap bahwa pemisahan gravitasi dari tetes tetes lebih besar
200 mokron terjadi pada bagian pemisahan kedua, sedang yang lebih kecil dipisahkan oleh
mist extractor . Pengaruh kecepatan gas yang melalui batas seharusnya pada separator
tersebut adalah kenaikan ukuran dan volume tetes tetes cairan yang mencapai mist extractor.
Karena tetesnya bervareasi sebagi pangkat tiga dari diameternya , maka sedikit kenaikan
pada kecepatan akan menyebabkan efek volume cairan akan lebih besar yang mencapai mist
extractor. Bila kapasitas mist extractor tercapai , maka extractornya akan tergenangi oleh
cairan dan terjadi kenaikan pada penghasilan cairan.
Kecepatan maksimum gas untuk pemisahan partikel cairan dengan diameter tertentu
didasarkan pada sifat alamiah ( fisis ) cairan dan gasnya. Partikel yang jatuh karena gravitasi
akan dipercepat sampai tahanan pada partikel yang dikarekan tumbukannya dengan gas sama
beratnya dengan beratnya partikel tersebut . Jika dua gaya ini telah sama partikel kan jatuh
pada rate yang tetap yang disebut kecepatan settling. Bila partikel yang jatuh kecil, maka
kecepatan settlingnya cepat. Dan kecepatan settling ini digunakan untuk menentukan waktu
yang diperlukan bagi partikel untuk jatuh pada jarak tertentu. Partikel yang melayang diudara
berukuran kurang dari 2 mikron tidak tampak oleh mata, dan merupakan suspensi
permanent , dan kecepatan settling amat kecil.
Tabel diameter macam macam partikel :

Molekul
Asap
Kabut ( mist) tipis
Kabut ( fog)
Debu
Puder
Puder talk
Rambut orang
Garam meja
Tetes air hujan
1 mikron

Diameter partikel, mikron


Samapai 0.004
0.0045-1.00
0.075-010.000
1.00 -100
1.00 - 2000
8.00-10.00
10
50.00-70.00
100
100-4000
0.0001 cm

Viskositas , mempengaruhi bermacam mekanisme pemisahan sesuai dengan bermacam


hukum yang dipenuhi oleh settling yang terjadi, apakah partikel yang jatuh memenuhi hukum
Newton , hukum pertengahan, Stoke atau hukum Cunningham. Separator mendekati hukum
pertengahan dan stroke , tergantung partikelnya. Dapat dilihat pada buku Craft Holden
Graves ..tetapi tidak dibahas lebih lanjut, Karen atidak penting dari segi praktisnya.
1.4 Perencanaan Separator
Perencaan separator merupakan persoalan rumit karena banyak yang mempengaruhinya dan
perlu dipertimbangkan. Komposisi dan karakter aliran sumur, dan harga dari cairan, gas yang
diproduksi, termasuk biaya peralatannya .Karena banyak factor yang mempengaruhi dalam
perencanaan separator, maka setiap faktor akan dibahas .
1.4.1 Kapasitas Separator .
Kapasitas ditentukan pada kondisi sbb:
1. Tak terjadi pembuhihan atau gelombang gelombang besar
2. Kapasitas aliran dan klep yang memadai
3. Temperatur kerja 60F adalah diatas cloud point minyak dan hydrate point gasnya.
4. Partikel yang terkecil yang dapat dipisahkan adalah bola dengan diameter 10 mikron (
0.00039 inch )
Dalam kondisi ini , sisa ketingalan cairan tidak boleh lebih dari 0.10 gallon per juta SCF.
1.4.2 Kapasitas minyak .
Kapasitas minyak suatu separator ( q ) didasarkan pada hubungan antara volume normal
( V ) dan waktu penerimaan ( retention time/ t ) di separator, yang umumnya satu menit untuk
mendapatkan pemisahan gas dan cairan dari minyak :
( q ) = ( V, cuft ) / ( t, menit ).( pers 1 )
Karena 1 cuft permenit = 257 bbl/day , maka.
( q ) = 257 V/t bbl/day .( pers 2 )
kapasitas minyak diambil dari setengah dari pada kapasitas sebenarnya, untuk
mempertimbangkan aliran yang terputus putus ( normal heading flow ), maka
( q ) = 128 V/t bbl/day .( pers 3 )
8

Volume minyak pada separator vertical adalah :


V = 0.785 d2h

.( pers 4 )

Dimana d = diameter dalam separator dalam ft dan h = tinggi dalam kolom minyak dlm ft,
(disini hanya untuk dua fasa) diatas dasar lubang pengeluaran minyak, untuk suatu separator
yang tingginya 5 ft , h = 2.5 ft .
Untuk separator yang mempunyai tinggi 10 ft , h= 3.25 ft dan 15ft , h=4.25 ft ,
subsitusi persamaan 3 dan prs 4 menjadi:
( qr ) = 100.5 d2h /t

untuk separtor vertikal.( pers 5 )

Untuk volume minyak separator horizontal yang satu tube ,volume minyak :

V = 0.785 d2 ( L / 2 )
...( pers 6 )
subsitusi persamaan 3 dan prs 6 menjadi:
( qr ) = 50.24 ( d2L /t )

. ( pers 7 )

Untuk volume minyak separator horizontal yang dua tube , volume minyak :
V = 0.785 d2 L ..( pers 8 )
subsitusi persamaan 3 dan prs 8 menjadi:
( qr ) = 100.5 ( d2L /t )
.( pers 9 )
Untuk volume minyak separator bulat , diambil setengah dari volume totalnay , volume
minyak :
..
..
3
3
V = 4/6 r d/2
= ( 4 x 3.1416 )/ (6x8 ) d d/2
3
V = 0.2618 d d/2 ( pers 10 )
Volumenya dinaikan dengan factor d/2 , karena separatornya bulat dan bentuk ini kapasitas
surge nya menjadi lebih besar.
subsitusi persamaan 3 dan pers 10 menjadi:
( qr ) = 33.51 ( d3 /t ) d/2 ...( pers 11)
Kapasitas gas separator berhubungan dengan kecepatan masuk ( atau melayang/
suspending ). Kecepatan naik aliran gas yang diperlukan untuk melayang laying suatu
partikel ditentukan dari tahanan partikel pada gerakan gas dan gaya pada partikel karena
gravitasi . Tahanan pada suatu gelembung bola ( tetes ) pada gerakan gas, dengan
mengabaikan viskositas gas yang kecil, dinyatakan oleh Souder dan Brown sebagai :
Fa = K g d 2v2/ 4(pers 12 )
Fa= gaya total pada partikel
K = Konstanta , ditentukan dari percobaan

,d = diameter partikel
g= density gas
v= kecepatan linier gas relative terhadap partikel.
Gaya dikarenakan gravitasi pada partikel bulat dikurangi buoyancy ( gaya keatas ) adalah :
Fg = d 3 / 6 (o -g )g ...(pers 13 )
Dimana o adalah density partikel minyak dan g adalah percepatan gravitasi. Jika gaya
gravitasi sama dengan tahanan terhadap gerakan gas, maka partikelnya tetap melayang :
Fa=Fg = k g d 2v2/ 4= d 3 / 6(o -g )g(pers 14 )
Dan kecepatan melayang ( suspending ) teoritis adalah:
V= ( 2gd (o -g )g / 3kg )1/2 .(pers 15 )
Jika K dan d dalam persamaan 15 adalah konstanta, maka :
V= C ((o -g ) / g )1/2.. ..(pers 16 )
Dimana :
V = kecepatan masuk ft/sec
o = density minyak pad akondisi separator , lb/cuft
g = density gas pada kondisi separator , lb/cuft
C= koefisien pemisahan = 2gd/3k
Volume aliran gas , q , dalam cuft/sec adalah :
( q ) = ( q sc / 86,400 ) (

g sc / g ) .(pers 17)

Dimana q sc adalah rate aliran gas dalam scf/day, sedangkan g sc adalah density gas pada
kondisi standar dalam lb.cuft dan g adalah density gas pada kondisi mengalir dalam lb/cuft .
Luas irisan aliran (A ) dalam ft persegi dihubungkan terhadap rate aliran gas dan kecepatan
gas yang diizinkan dengan :
A = q / V= d 2 /4 ) (pers 18)
Dimana d adalah diameter dalam separator dalam ft ,
Substitusi pers 16 , pers 17 kedalam pers 18 , menjadi :
d 2 /4 =( q sc / 86,400 ) x ( g sc / g ) ( g /(o -g ))1/2.. x 1/C .. ( pers 19 )
Density gas pada kondisi mengalir dinyatakan dalam :
g = g sc x (p / p sc ) x ((Tsc + 460 )/ ( T +460 )) x 1/z (pers 20 )
atau = g sc / g = p sc / p x z x (( T +460 )/ (Tsc + 460 ))..(pers 21)

10

Dimana P adalah tekanan kerja separator dalam psia , p sc adalah tekanan basis ( dasar) dalam
psia, dan z adalah compressibility factor.
Subbstitusi pers, 21 kedalam pers 19 , menjadi :
d 2 /4 =( q sc / 86,400 ) x ( g sc / g ) x ( (T+460)/ (Tsc +460 )) x ( g /(o -g ))1/2.. x 1/C
q sc = 67,824 Cd2 / z x P /Psc x ( (Tsc + 460)/ (T +460 )) x ( (o -g )/ g)1/2 ..(pers 22 )
Beberapa pabrik mendasarkan ukuran separator pada diameter luarnya sehingga diperlukan
koreksi bagi tebal dinding separatornay. Dari pers 22 , terlihat bahwa q sc sebanding dengan
d2 untuk sesuatu aliran sumur tertentu, atau :
.
q1 =q2 (d12 /d22 )
q1 = kapasitas yang diinginkan dari suatu separator denagn diameter d1, sedangkan q2 =
kapasitas yang sudah diketahui dengan diameter d2 .
Persamaan 16 hingga 22 dapat diubah untuk mendapatkan diameter separator atau mist
extractor yang diperlukan untuk bermacam kondisi kerja. Density gas dalam lb/cuft pada
kondisi kerja didasarkan pada gravity gas . dinyatakan oleh :
g = asc Tsc P / z T Psc
dimana : asc adalah density uadra pada kondisi standard . Untuk kondisi standard 14.7 psia
dan 520 R , asc adalah 0.0764 lb/ cuft , dan pers 23 dapat disederhanakan menjadi :
g = 2.70 p / zT ( pers 24 )
=
gravity gas ( untuk udara=1)
p=
tekanan kerja, psia
z=
compresibilty factor, dimensionless
T=
temperature kerja 0R
Kecepatan yang diiznkan adalah :
Va = C ((o -g )/ g ) 0.5 ft/sec.( pers 25 )
Volume gas pada kondisi kerja , adalah :
q g = z x q sc x 10.73 x T / (379.4 x 86,400 x p) .(pers 26 )
Disederhanakan menjadi :
q g = 0.3273 z q sc T / p ..(pers 27 )
Dimana q sc adalah jumlah gas dalam jutaan scf/day pada 14.7 psia dan 60F ,
Luas separator atau mist extractor adalah :

11

As = q g / Va (ft2)
Diametrnya adalah:
..
..ds = 13.53 As .. (inch )

(pers 28 )
(pers 29 )

Kapasitas gas dari separator bulat didasarkan pada kapasitas mist extractor. Persamaan
impiris untuk menghitung diameter dari mist extractor dinyatakan oleh :
..
.
4
..d = 9.93 q gsc /C x T z / p o(pers 30 )
Dimana :
d = diameter mist extractor,inch
q gsc = rate aliran gas, MMSCF/day
C= konstanta kecepatan yang diizinkan (0.35 untuk mist extractor type rajutan kawat )
T= temperature kerja R
= gravity gas
z = compressibility factor
p= tekanan kerja, psia
o= density caian pad akondisi kerja , lb /ft .
Untuk separator vertical tanpa mist extractor , konstanta kecepatan yang diizinkan
C = 0.117 dan dengan mist extractor C= 0.167 .
Dalam menghitung kapasitas gas separator horizontal satu tube , luas irisan pada bagian yang
terisis cairan dikurangkan dari luas total, untuk mendapatkan diameter equivalent . Jika
digunakan persamaan 22 , kapasitas gas pada separator horizontal dapat dicari dengan harga
yang didapat dari persamaan ini dengan factor ( L/10) 0.56, dimana L = panjang tube dalam ft.
Pada separator vertical jarak dari lubang masuk minyak kedasar mist extractor haruslah
paling tidak satu diameter, dan jarak dari lubang masuk minyak ke level cairan yang normal
paling tidak harus 24 inch . Karena hal ini dapat tak dapat dipenuhi dengan memuaskan pada
separator 5 atau 7.5 ft, maka dilakukan koreksi dengan factor 0.80.
3. CONTOH KASUS
Dalam bab ini dicontohkan beberapa kasus yang dapat dicari atau diketahui , mengunakan
formula yang sudah dibahas diatas .
Hitunglah kapasitas separator minyak dan gas yang vertical jika diketahui :
Tinggi tabung
= 10 ft
Diameter dalam separator = 24 inch
Gravity gas
= 0.80
Gravity minyak
= 450API @60F
Tekanan kerja
= 400 psia
Temperatur kerja
= 600F
C
= 0.167
Penyelesaianya , sbb :
12

o minyak dari 450API adalah :


o = 141.5/ (131.5+45 ) x 62.4 = 50.02 lb/cuft.
Density gas pada kondisi standard , adalah :
gsc = 14.7 x 0.80 x 28.97 / ( 10.73 x 520 ) = 0.0611 lb/cuft.
Dengan angapan gasnya ideal ( menurut Cambell dalam oil & gas journal 14 march 1955,z =
1 sering digunakan bila tekanan kerjannya di bawah 1000 psig), maka density pada kondisikondisi kerja, dari persamaan ( 20), adalah,
g = 0.0611 x 400/14.7 x 520/520 = 1.66 lb/cuft
Substitusikan kedalaman pers. (22),
qsc = 67,824 x 0.167 x 4 x 400 x ( 50.02 1.66 )
1.0
14.74
1.66
Sebagai suatu checking, anggap bahwa diinginkan untuk menghitung diameter dari
suatu separator vertical yang dapat menerima 6.66 MM SCF/hr di bawah kondisi yang
dinyatakan di atas. Maka kecepatan yang diizinkan adalah,
Va = 0.167 ( 50.02 1.66 ) = 0.167 x 5.4
1.66
= 0.9018 ft/sec
Dari hukum agak tak ideal, rate kerja adalah,
qg = 1x 6.66 x 106 x 10.73 x520 = 2.8344 cuft/sec
379.4 x 86,400 x400
Luas dari ruang gas adalah,
Ag = qg / Va = 2.834 / 0.9018 = 3.143 ft2
Dan diameter separator adalah,
.ds = 13.55 A =13.55 3.143 = 24 inch
Dengan 0.35 diambil sebagai konstanta pada pres. (16), kecepatan yang di izinkan pada mist
extractor adalah,
Va = 0.35 ((50.02-1.66)/1.66)1/2
Va = 1.890 ft/sec

Karena rate kerja (qg) adalah 2.8344 cuft/ sec ,maka luas mist extractor dinyatakan oleh,
13

Am = qg / Va = 2.8344 / 1.890 = 1.50 ft2


Dan diameternya adalah,
..dm = 13.531.5 = 16.6 inch
Dari persamaan (9), kapasitas minyak adalah,
.qr = ( 100.5 x 4 x 3.25 )/1.0 =1307 bbl/day
Contaoh 3.2.
Hitunglah diameter dari separator horizontal, jika diketahui :
Panjang separator = 10ft
Tekanan kerja = 775 psia
Temparatur kerja = 90F
S.G. gas = 0.64
Compressibility factor = 0.881
Gravity cairan = 10 AIP @ 60F
Kapasitas = 70 MM SCF/day
JAWAB.

Dari pers. pemuaian fluida, T = 60 ( 1- (T-60) ) ,dimana koeffisien


pemuaian cairan dengan untuk fluida ini diambil 0.0004,
T = 1.00(1-0.0004 (90-60) )
T = 0.988 @90F , dan
o = 0.988 x 62.4 = 61.65 lb/cuft @90F
g = ( 0.0764)x 0.64 x 520 x 755 ) / ( 0.881 x 550 x 14.7 ) = 2.77 lb/cuft
Dengan mengunakan konstanta 0.382 dalam pers. (16) ,didapatkan kecepatan yang diizinkan
menjadi,
Va = 0.382 x (( 61.65 -2.77 0)/ 2.77 )) 1/2
Va = 0.382 x 4.61 x=1.761 ft/sec
Rate kerja yang di hitung dari hokum gas tak ideal,
. qg = (0.3273 x 0.881 x 70 x 550 )/ 775 = 14.32 cuft/ sec
Sehingga,
Ag = qg / Va = 14.32 / 1,761 = 8.132 ft2
Jika luas ruang gas, Ag sama dengan luas ruang cairan, A1 maka,
d 2 /4 = 2 x 8.132 = 16.26
Dan

d = 4.0 ft ( diameter dalam ) .-

CONTOH 3.3.
14

Hitunglah kapasitas gas dan minyak pada suatu separator di ketahui :


Diameter separator = 30 inch
Tekanan kerja = 100 psia
Gravity gas = 0.65
Gravity minyak = 45 API @ 60 F
Temperature kerja = 80 F
Anggap gasnya ideal.
JAWAB.
S.G. minyak 45 API @ 60F adalah,
= 141.5 / (131.5 +45 ) = 0.8017 @ 60F
Dari persamaan pemuaian fluida, S.G. minyak @80F adalah,
= 0.8017 ( 1- 0.0005 (80-60 ) ) = 0.7932
o = 0.7932 x 62.4 = 49.50 lb/cuft
Density gas pada kondisi-kondisi kerja dinyatakan dengan,
g = (0.0764 x 0.65 x 520x 100 ) / ( 1x 540 x 14.7) = 0.325 lb/cuft
Konstanta untuk mist extractor jenis kawat dirajut (knitted wire mesh) adalah 0.35. dari pers.
(16) kecepatan yang diizinkan adalah
Va = 0.35 ((49.50-0.325)/0.325) = 0.35x12.2 = 4.27 ft/sec
Maka rate kerja adalah,
.qg = (03273 x 540 x q.ssc x 1 / 100 = 1.77 q.ssc
Dimana q gsc adalah dalam MM SCF/day. Anggap q gsc sama dengan 1.0 maka qg sama dengan
1.77 cuft/sec. Suatu separator bulat dengan diameter 30 inch mempunyai suatu mist extractor
setengah dari diameter tersebut. Suatu mist extractor 15 inch mempunyai luas Am = 1.23
sq.ft. Maka kapasitas gas separator tersebut adalah,
q.ssc = Am ( Va/ qg) = 1.23 (4.27 / 2,77 ) = 2.97 MMSCF/day
Karena kapasitas dari suatu separator bulat didasarkan pada kapasitas demistor (mist
extractor), maka diameter dari separator dapat dapat pula di hitung dari pers. (30),
. d = 9.93 ( 2.97/0.35 ) 4( (540 x 0.65 x 1 )/ (100x49.5 ))
.d = 0.93 x 2.91x 0.518 = 15 inch
Kapasitas minyak dapat di hitung dari pers. (11), atau
.qr = 33.5 x (2.5)2 (2.5/2 ) 1/2
= 33.5 x 15.6 x 1.12 = 585 STB/day
Rating dari pada pabrik-pabrik akan lebih kecil dari pada kapasitas di atas, jika separator
tertimbun bila level cairan berada dibawah pusat.
15

Dari data-data yang di terbitkan ternyata bahwa untuk separator yang horizontal
persamaan dibawah ini dapat dipakai untuk menentukan kapasitas suatu separator jika
kapasitas separator yang lain diketahui, dengan panjang kedua separator tsb berlainan,
q1 = q2 (L1 /L2 ) 0.56
Dimana,
q1= Kapsitas separator dengan panjang L1
q2= Kapsitas separator dengan panjang L2
Chambell telah membuat beberapa grafik yang mencari kapasitas gas dari separatorseparator horizontal dan vertical. Grafik-grafik ini dan penggunaanya dapat dilihat dibawah
ini.
Gambar 3-8 memperlihatkan gas untuk separator horizontal yang panjangnya 10 ft.
Untuk panjang jang lain maka harus diadakan koreksi yang dapat dilakukan dengan
menggunakan pers. (31). Grafik itu berlaku hanya untuk gravity gas 0.70 dan gravity cairan
35 API. Untuk gravity gas dan cairan yang lain, maka harus diadakan koreksi yang dapat
dilihat di Gb.3-10 dan Gb3-11. Gb.3-9 Memperlihatkan kapasitas gas untuk separator
vertical, yang prosedurnya hampir sama dengan horizontal. Contoh berikut akan memberikan
sedikit mengenai penggunaan grafik-grafik tersebut,
CONTOH 3-4
Tentukan kapasitas gas dari :
a ) separator vertical sepanjng 30 inch
b) separator horizontal sepanjang 10 ftm diameter 30 inch
c) separator horizontal sepanjang 20 ftm diameter 30 inch
Jika separator tersebut digunakan untuk menegoloah suatu aliran sumur yang mengandung
gas & SG 0,80 dan minyak 50 API, tekanan 800 psig
Jawab :
a) dari gamabr 3-9 , kapasitas gas 16.6 MMCF/day
dari gambar 3-10, C1 = 0.952
dari ganbar 3-11, Cg= 0.90
maka qt = (16.6)(0.952)(0.90) = 14.2 MMCF/day
b) dari gamabr 3-8 , kapasitas gas 39.0 MMCF/day
dari gambar 3-10, C1 = 0.952
dari ganbar 3-11, Cg= 0.90
maka qt = (39.0)(0.952)(0.90) = 33.4 MMCF/day
c) q2 = 33.4 mmcf/day dan l2 = 10 ft , l1 =20 ft , maka pers (31)
q1 = (33.4)(20/10 ) 0.56 = 33,4 x 1.47 = 49.1 mmcf/day

16

17

18

4. PEMISAHAN BERTINGKAT
Pemisahan gas minyak dilakukan dengan mengunakan beberapa separator yang bekerja
berturut turut , dari tekanan tinggi ke yang lebih rendah bertujuan agar mendapatkan cairan
hydrocarbon dari fluida sumur yang dipisahkannya. Dan untuk mendapatkan kestabilan yang
maksimal dari gas dan minyaknya.
Proses pemisahan bertingkat merupakan proses differential maupun flash liberation, bahkan
mendekati diferential liberation.Separator gas dan minyak ditinjau dari sudut pendapatan
cairan minyak yang maksimal, adalah mengurangi tekanan dari wellhead pada lubang masuk
separator dan mendekati atau pada tekanan atmosfir pada lubang keluar separator tersebut.
Gas yang terpisahkan segera dipindahkan secara berlangsung terus menerus segera setelah
terpisah dari cairannya, atau disebut differential liberation .

Dengan mengunakan separator bertingkat dapat mendapatkan beberapa faedah. Jumlah


tingkat tidak akan menambah faedah banyak yang diinginkan. Pemisahan yang se
differential mungkin , seperti tabel dibawah ini.
Jumlah tingkat pemisahan

Pendekatan differential
dalam persen %

liberation

dalamam

2
0
3
75
4
90
5
96
6
98.50
Untuk lebih ekonomis , biasanya diberi batasan pada jumlah tingkat pemisahan sampai 3 atau
4 saja, walaupun sampai enam pendekatan differential liberation dan menguntungkan pada
keadaan tertentu. Tujuh tingkat pernah digunakan pada volume minyak yang besar.
Perbandingan antara tekanan kerja pada tingkat tingkat pemisahan bertingkat banyak dapat
didekati dengan persamaan dibawah ini:
R = 2 P1/Ps
P2 = P1/R = Ps R n-1
P3 = P2/R = Ps R n-2
Dimana
: R = ratio tekanan nertingkat
.n = Jumlah tingkat atau jumlah toingkat dikurangi Satu

19

P1= tekana separator tingkat pertama , psia


P2 = tekana separator tingkat kedua, psia
Ps = tekanan tangki peninmbun
Perhitungan dengan equilibrium konstan dapat untuk beberapa kondisi yang dimisalakan
dapat menghasilkan cairan stock tank sebanyak mungkin. Tetapi pesamaan tersebut diatas
dapat digunakan untuk mendapatkan pendekatan praktis bila tidak tersedia informasi yang
lengkap,
5 . CONTROL VALVE
5.1 Teori control
Sistem pengontrolan otomatis mempunyai tujuan sederhana, yaitu pengontrolan kondisi suatu
proses tanpa campur tangan manusia . Dimana proses di set sesuai dengan yang kita
kehendaki dan secara otomatis alat pengontrol akan menyesuaikan kondisi yang kita
kehendaki. Beberapa instalasi dipasang pada plant yang mengalami kontak langsung dengan
proses, sedangkan komponen lainnya dipasang sebagai panel panel yang dikontrol secara
remote. Meskipun letaknya salaing berjauhan , semua berinterakasi satu sama lainya
termasuk proses yang disebut dengan control loop. Pada separator yang umum kita gunakan
adalah pengontrolan tetang level air atau minyak dan tekanan , sedangkan untuk temperatur
relatif jarang digunakan, biasanya dibutuhkan bila memang fluida dari sumur mudah beku
atau panasnya tidak cukup tinggi. Dan pengontrolannya umumnya secara manual , seperti
mengunakan emersion heater pada komponen air .
5.2 Control loop
Dengan control loop masing masing komponene memiliki fungsi tersendiri, tetapi kesalahan
dari salah satu komponen ini akan mempengaruhi seluruh dari system operasi. Pada
pengontrolan cairan dan tekanan pada separator minyak, pada loop terdapat tiga komponen
utama , yang disebut elemen:
Detector elment ( level transmitter / pressure transmitter )
Elemen ini dipasang pada proses yangmengalami kontak dengan minyak atau gas.
Elemen ini mendekati perubahan level minyak atau tekanan, yang disebut dengan
measured value (mv ) dan menghasilkan perubahan sinyal pneumatic, sinyal tersebut
diteruskan melalui small bore tube.
Controller Element ( level control atau pressure control )
Peralatan ini dipasang pada panel, dan memiliki fasilitas untuk menset level atau tekanan
dari minyak yang diperlukan dalam separator, yang disebut dengan desire value (dv )
yang kadang disebut juga dengan set point . Peralatan ini menerima sinyal dari
transmitter dan dibandingkan dengan dv , kemudian controller akan menghasilkan sinyal
pneumatic yang dikirimk ke proses dan dikembalikan kembali ked v. prebedaan antara
mv dan dv adalah deviasi . Bila mv lebih besar dari dv disebut positive deviation (+dev )
sedangkan sebaliknya disebut negative deviation (-dev).
Correcting element ( Valve )
Elemen ini dipasang pada proses dan kontak langsung dengan minyak atau gas yang
mengalir dari separator ke outline. Correcting element menerima sinyal output dari
controller element dan secara terus menerus dilanjutkan ke pengaturan laju alir gas /
minyak. Unit ini sering disebut dengan final control elemnt.
5.3
Direct Reverse Action

20

Berdasarkan system loop ini, komponen akan melakukan directing acting atau reverse acting.
Untuk memahami prinsip ini , ikuti penjelasan dari masing masing elemen.
Level transmitter
Bila meningkatnya level akan meningkatnya output, maka aksi yang dilakukan adalah
direct, bila terjadi penurunan output ,maka aksi yang dilakukan adalah reverse.
Controller
Bila meningkatnya sinyal mv menyebabkan peningkatan output, maka disebut dengan
aksi direct, bila sebaliknya , penurunan, maka disebut dengan aksi reverse.
Valve ( control valve )
Bila terjadi peningkatan sinyal controller yang menyebabkan valve tertutup ,maka aksi
yang dilakukan adalah direct, dan bila terjadi pembukaan valve disebut dengan aksi
reverse.
5.4
Proportional action
Gerakan valve disebut dengan stroke dan valve disebut fully stroke diantaranya fully closed
dan fully open, atau 0% ter buka samapi 100% terbuka. Bila control loop dalam operarasi
valve selalu terbuka dalam prosentase tertentu. Bila proses berlangsung steady pada dv maka
valve juga akan berjalan secara steady. Bila terjadi deviasi kemudian valve akan bergerak ke
posisi yang baru untuk mengkoreksi jalannya proses. Deviasi pasti terjadi sebelum valve
bergerak, yang pergerakannya tergantung dari porposi penyimpangannya. Porposi ini dapat
ditetapkan pada ratio yang berbeda dengan mengunakan system pengatur manual didalam
controller. Pengaturan ini mengatur proporsional band yang memiliki skala dalam rasio
prosentasi. Skala biasanya dari 1% sampai 100%.
Untuk lebih jelas secara nyata dapat dicontohkan , level transmitter dengan panjang 50 cm :
1. Bila proportional band 100% , maka valve akan fully stroke , bila total deviasi 50 cm.
maka50 cm x 100% = 50cm
2. Bila proporsional band 50% maka valve akan fully stroke ,bila total deviasi 25 cm .
maka 50 cm x 50% = 25 cm
3. Bila proporsional band 10% maka valve akan fully stroke ,bila total deviasi 5 cm .
maka 50 cm x 10% = 5 cm
5.5 Auto Manual switching
Beberapa automatic control lop system dilengkapi dengan fasilitas untuk merubah
pengontrolan dari otomatis kesistem manual. Bila akan melakukan perubahan mode,maka
diusahakan sedikit mungkin terjadi disturbansi dalam proses. Dengan kata lain sinyal
controller tidak melompat terlalau tinggi atau secara mendadak.
Berikut prosedur yang harus dituruti:
1. Pastikan bahwa system stabil
2. Perhatikan tingkat sinyal controller
3. Atur pengontrolan atau hand valve yang terdapat dalam system sehingga sinyal baru
yang terbentuk tertutup
4. lakukan perubahan mode ini secara secepatnya .
5. Perhatikan mv sampai stabil pada dv. Lakukan penyesuaian yang perlu untuk
mengganggu stable control.
Selama operasi. Proses tiba tiba memperlihatkan kondisi diluar control, jangan ragu ragu
untuk mengunakan mode manual untuk mengembalikan ke kondisi semula.

21

5.6 Control valve .


Control valve mengatur atau membatasi vareabel
proses dari pengaliran penuh ( Valve fully open )
sampai tidak terjadi aliran ( valve fully closed).
Valve ini beroperasi secara otomatis dengan
mengunakan hydraulic, pneumatic atau actuator
listrik. Jenis valve yang umum digunakan seperti ,
berbentuk glove , cage , butterfly, ball dan sliding
gate .
5.6.1. Karakteristik control valve .
Karakteristik aliran linier. Aliran ini terjadi bila
posisi stem valve ( dalam prosentase bukan )
berhubungan langsung dengan aliran ( dalam
persen)pada grafik posisi stem valve 20% terbuka
akan menghasilkan 20% aliran, 40% terbuka akan
menghasilkan aliran 40%
Karakteristik dengan prosentase sama. Aliran ini bila perubahan posisi valve stem
menghasilkan perubahan kecil aliran off postion dan perubahan besar pada full on position,
Grafik memperlihatkan valve stem berubah dari 20% sampai 30% menghasilkan perubahan
mendekati 2% ( 4 samapi 6% ). Bila stem berubah dari 80% sampai 90% , perubahan aliran
mendekati 23% ( 47 samapi 70% ).
Karakteristik dengan system pembukaan cepat. Sistem ini merupakan kebalikan dari
karakter prosentase sama . Aliran yang besar terjadi dekat pada valve shut position dan aliran
yang kecil terjadi bila terjadi full open position. Perbedaan karakter antara ball dan butterfly
valve juga dapat dilihat pada grafik. Ini merupakan fungsi valve design, serta memiliki
karakter tertentu pada system tertentu.

22

Control valve dipasang disesuaikan dengan berapa banyak fluida yang akan dialirkan melalui
alat tersebut.
Setelah kita mengetahui kapasitas separator , langkah selanjutnya pengunaan control valve
yang sesuai dengan flow ratenya dan media fluidanya . Dan juga diperhitungkan rating dari
tekanan dan temperatur yang akan dioperasikan., supaya nantinya proses berjalan sesuai
dengan design dan secara ekonomis akan lebih murah . Lihat contoh pada lampiran.
Bagaimana kita memperkirakan flow rate yang akan mengalir pada control valve yang
dimaksud.
6.KELENGKAPAN SEPARATOR
Dibawah ini adalah contoh dari test separator yang biasa digunakan dilapangan , dan sebagai
model untuk lebih mudah dimengerti, komponen apa saja yang digugunakan dari satu unit
separator ,

6.1

Bagian dari separator yang umum digunakan :


Vessel
: Bejana tertutup , dengan design tekanan dan temperature yang sudah
ditentukan yang sesuai dengan aliran fluidanya.
Deflector
: Tempat tumbukan fluida pada saat baru masuk vessel , yang
berfungsi sebagai pemisahan pertama ( memisahkan gas & cairan ) , dengan berbagai
type dari deflector , tetapi umumnya mempunyai fungsi yang sama.
Mist extractor : tempat penyaringan terakhir , atau berfungsi sebagai pemisahan
terakhir dari fluida gas sebelum keluar dari vessel. Lat ini dapat menjaring partikel
fluida sampai 10 mikron. Tergantung besar dan kecepatan fluida yang melewatinya.
Vortex breaker : Alat yang berfungsi untuk menghilangkan vortex atau turbulensi
pada cairan sebelum memasuki flow line , sekaligus menghilangkan cones effect.
Wier plate
: Plat tertutup yang berfungsi menahan fluida cairan supaya berada
pada level tertentu , biasanya untuk menampung air. Ada juga yang berlubang lubang
yang berfunsi agar cairan stabil tidak terlalu slugging , agar pemisahan air dari
minyak lebih efektif ( type ini jarang dijumpai pada separator biasa digunakan )

23

Level indicator : Tabung transparan , yang dilengkapi oleh kaca , yang berfungsi
untuk melihat ketingian cairan dalam vessel .
PSV ( Pressure Safety valve ) ; Valve yang akan terbuka secara otomatis bila tekanan
didalam vessel melibihi dari design yang diingkan , berfungsi sebagai pencegah agar
vessel tidak rusak/ pecak pada saat tekanan diatas yang diperkenankan.
Level swich : Switch yang mendapatkan sensing dari floater yang dipasang didalam
vessel , untuk menditeksi level cairan tertentu , agar proses berjalan dengan normal
sesuai dengan yang diinginkan. Level switch disamping sebagai indicator , juga dapat
dihubungkan dengan loop yang dapat mematikan unit ( dihubungkan dengan SDV ) .
Floater/ displacer : tabung dengan ukuran dan berat jenis tertentu , yang dipasang
didalm cairan , yang berfungsi untuk mengatur level cairan agar selalu berada diposisi
tertentu , sesuai dengan yang dikehendaki. Alat ini berhubungan langsung ke level
transmitter yang akan memberikan output pada control valve.
Level transmitter : yang meneruskan gerak floater , menjadikan output tertentu untuk
memberikan gaya ke control valve.
Control valve : Pengatur fluida agar stabil pada posisi tertentu sesuai dengan yang
diinginkan .
SDV (Shut Down Valve ) : yang mempunyai fungsi metutup suatu aliran atau proses
pada kondisi diluar yang dikehendaki ( diluar setting yang ditetapkan ), ini dapat
bekerja secara otomatis ataupun manual ,
Metering unit : Tidak semua separator dilengkapi dengan metering unit, tetapi pada
kondisi tertentu sering dijumpai metering unit di separator. Yang lazimnya adalah
meter untuk gas . Sedangkan untuk cairan hanya biasa digunakan pada test separator
atau separator yang menghasilkan minyak yang langsung dikirim pada tangki
penimbunan (Storage Tank ).
Straightener : berbentuk kisi kisi memanjang dan biasanya hanya dijumpai di
komponen bagian atas , yang berfungsi sebagi tempat pengembunan gas , agar gas
yang keluar diharapkan tidak mengandung partikel air .
Drain line
: Pipa yang berada didasar vessel , yang berfungsi untuk menguras
cairan / pasir bila mana vessel akan dikosongkan
Anode
: Suatu alat Bantu yang dipasang pada dasar vessel ( komponen air)
untuk mecegah atau mengurangi terjadinya scalling .
Man hole
: lubang berbentuk bulat , biasanya ditutup dengan flange , yang
berfungsi untuk lubang masuk manusia kedalam vessel pada saat dikosongkan.
Bypass line : biasanya ditempatkan dimana control valve atau metering unit berada
, dan berfungsi untuk mengatur aliran tidak melewati control valve pada saat alat
tersebut diperbaiki agar proses terus berlangsung.

6.2 Masalah yang sering dijumpai pada separator .


Hal yang terjadi
Penyebabnya
Penanggulangannya
High level
Adanya penambahan aliran Periksa level pada level
yang tiba tiba
indicator , bila memang
tinggi , tambah bukaan LCV ,
lakukan bypass bila perlu,
cari penyebabnya
24

Tekanan turun cukup dratis

Level
Control
bermasalah

valve

Level transmitter bermasalah

Low level

Adanya penurunan
yang tiba tiba

aliran

Tekanan naik cukup dratis

Control valve bermasalah

Level transmitter bermasalah

High pressure

Penambahan jumlah
yang cukup banyak

gas

Level cairan naik tiba tiba

Pressure
bermasalah

Control

valve

Periksa pada pressure gauge ,


bila memang turun, kecilkan
PCV, tutup sementara bila
perlu, cari penyebabnya
Lihat bukaan dari LCV,
apakah
sesuai
dengan
outputnya.
Lakukan
stimulasi. Lakukan bypass
bila perlu, segera perbaiki
Lakukan stimulasi , bila
responya lambat atau diam .
segera running manual , Bila
perlu separatot di tutup .
Periksa level pada level
indicator , bila memang
rendah , kecilkan bukaan
LCV , jalankan secara
manual bila perlu, cari
penyebabnya
Periksa pada pressure gauge ,
bila memang naik, besarkan
PCV, tutup outlet sementara
bila perlu, cari penyebabnya
Lihat bukaan dari LCV,
apakah
sesuai
dengan
outputnya.
Lakukan
stimulasi. Lakukan bypass/
running manual bila perlu,
segera perbaiki
Lakukan stimulasi , bila
responya lambat atau diam .
segera running manual , Bila
perlu separatot di tutup .
Periksa PI , tambah bukaan
PCV , lakukan bypass bila
perlu , cari penyebabnya
Biasanya terjadi slugging
sehingga
tekanan
terkompressi oleh naiknya
level cairan, buka LCV lebih
besar atau lakukan by pass
utk sementara
Periksa bukaan , sesuaikan
dgn
output,
lakukan
stimulasi, jalankan secara
manual atau bypass dan

25

Separator Shut down

Kebocoran pada line

Volume separator berkurang

segera diperbaiki
Pressure
transmitter Lakukan stimulasi , bila
bermasalah
respon diam atau terlalu
lambat,
jalankan
secara
manual / matikan unit bila
diperlukan
Level switch bekerja
Periksa apakah level benar
benar
tinggi
sehingga
menyentuh switch, turunkan
dengan bypass , reset unit
untuk diaktifkan kembali
Pressure switch bekerja
Periksa apakah tekanan benar
benar
tinggi
sehingga
menyentuh switch, turunkan
dengan bypass , reset unit
untuk diaktifkan kembali
SDV Bermasalah
Periksa
apakah
ada
kebocoran angin pada SDV,
atau three way valve, periksa
secara
benar,lakukan
perbaiakan segera, jamgan
aktifkan separator sebelum
SDV berfungsi dengan baik
Korosi
Matikan unit & segera
loporan pada supv untuk
diperbaiki segera
Rate chemical tidak tepat
Evaluasi kembali corrosion
coupon, atur kembali ratenya
Endapan pasir
Gunkan jetting vessel 1x / 1
minggu , bila masih belum
berkurang lakukan
tank
cleaning

26

27

28

STANDARD
PROCEDURE OF

OPERATING

Tank Cleaning of
V-100

No. Procedure :
Revision
: New
Date
: Aug,22, 04
Page(s)
: 01 of 01

ANY DEVIATION AGAINST THIS STANDARD OPERATING PROCEDURE MUST HAVE WRITTEN
APPROVAL FROM CONCERNED HEAD OF (S).

CONDITION

PREPARATION

1
2
3
4
1

DOCUMENT
REFERENCE

V100 is still running , plan to shut in V100


V100 is pressurized & hi temperature
Work permit, entry permit
Explosion proof tools
PPE
Scafollding
HSEGP-007-2001 : Lifting, Rigging & Slingging Regulation
HSEGP-008-2001 : Guide Preparation & Operation of Work Permit System
HSEGP-010-2001 : Preparation & risk control
HSEGP-011-2001 : Procedure for Selection, Maintenance and Use of PPE
HSEGP-014-2001 : Electrical Safety
HSEGP-016-2001 : Scafolding & acces equipment
Open flame, Gas leak and Crude oil spill.
Slip, Trip hazard, Falls and pinch points.
Heat, Radiated heat, Conducted heat and Metal sparking.

HAZARD SOURCES

1
2

PROCEDURE

1
2
3

Conduct Tool box meeting Prior to isolate V100 for tank cleaning
Coordination with remote operator, PCR operator, all section are involved
Contact to PCR & remote operators to shut in mention wells , and watching the
level & pressure of all vessels & hydrocyclones.

Select outlet of V203 and V202 to V200 gradually, following isolate V106, V107,
V210 D/E , watching V200 performance .
Select TR-A flow to TR-B with gradually ( re- activate V210 F/G or V106,V107
from V200 depending on situation )
Isolate V100 , close inlet SDV , close outlet gas & outlet water & return slop pump.
Keep I/F high level on V100 to skim oil to V101 as possible or to slop tank.
Depressurize V100 until zero via LP KOD , drain the oil to slop tank & water to
V101 with keep open vent.
Rotate receptacle blind at inlet of V100 , out of gas line, water outlet of V100 & put
skillet at 12 upstream SDV of water outlet .
Double check all valve which line is connected to V100, must be closed & put
LOTO tag
After sure pressure is zero & level empty , open man hole at both side
Put air blower for 12 hrs ( degasser job)
Valve ( 8x150# BV) replacement at V100 water line and V107 outlet & 6 return
line spool replacement inlet V100 can be done.
Check gas concentration with frequently
if its safe, make entry permit
Clean inside vessel watching by safety man with keep blower running

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

29

17
18
19
20

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Internal inspection and re calibrate instrumentation & anode replacement


Collect the trash & sand to proper container.
Final inspection before close man holes, shut off blower
Close man holes at V100 & release blinds /skilets
( start up procedure )
Purging vessel V100 with sea water ( jetting system ) with keep vent open
Close vent , pressurized vessel & put line to normal except inlet V100.
Open bypass of inlet , after pressure reach 90# , open inlet SDV, then close bypass ,
while checking the leakage & instrumentation indicator & control.
Purging vessel V100 with sea water , keep vent open until fluid come out.
Watch I/F level & Pressure of V100 , put to normal operation. Run vortoil
Watch I/F level of V101 ( do not send water to V102 )
Put the line at normal condition & check the leakage
Rechecking all condition of instrumentation performance
After sure that all thing is OK, restarting wells on remotes.
Ensure the work place is clear from unused materials and keep clean and tidy prior
to leave the working area

30

DAFTAR PUSTAKA:
Pengolahan Lapangan Minyak.Himpunan Mahasiswa Teknik
Perminyakan PATRA Departemen Teknik Perminyakan, ITB Bandung.
Down Hole & Surface Production Equipment ..DR Ir Rudi Rubiandini R.S
Fisher Manual Book Size And Selection Data...Fisher
Instrumentation Measurement, Metering, Process Control and Safety
.Maurice Steward, Dr

Vol

III

31

Anda mungkin juga menyukai