TINJAUAN PUSTAKA
dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.
orang
dengan mengunjungi
tempat
tertentu
untuk
tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi
dalam jangka waktu sementara.
Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf
1942
terjadi karena adanya perjalanan dan tinggal sementara ke suatu tempat dari tempat
tinggal mereka (orang asing) asalkan tujuannya tidak untuk tinggal menetap atau
bekerja memperoleh penghasilan.
Secara
umum
kegiatan dalam
sistem
kegemaran
akan
keindahan
alam,
kesegaran hawa
udara
di
budaya,
monumen
nasional,
gedung bersejarah,
ini termasuk
kota,
desa,
sejarah
alam,
seni
dan
kerajinan,
ilmu
Wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi kawasan wisata dalah bentangan
permukaan yang dikunjungi atau didatangi oleh orang banyak (wisatawan)
karena
pendorong
kehadiran
wisatawan
ke
suatu
daerah
tujuan wisata.
Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, dikelompokkan kedalam obyek dan daya
tarik wisata alam, wisata budaya, dan wisata minat khusus. Dalam penentuan obyek
wisata berdasarkan pada kriteria-kriteria antara lain :
1. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan
bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir.
5. Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi, karena keindahan alam pegunungan,
sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
6. Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik karena memiliki nilai khusus dalam
bentuk atraksi kesenian, upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu
obyek buah karya manusia pada masa yang lampau.
2.4 Pelaku Pariwisata
1. Wisatawan
Wisatawan memiliki beragam motif, minat, karakteristik sosial, ekonomi,
budaya, dan sebagainya. Dengan motif dan latar belakang yang berbeda-beda itu
menjadikan mereka pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata.
Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan. Perubahanperubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka berdampak langsung pada kebutuhan
wisata, yang dalam hal ini permintaan wisata.
2. Industri Pariwisata
Industri pariwisata artinya semua usaha barang dan jasa bagi pariwisata yang
dikelompokkan ke dalam dua golongan utama yaitu :
a. Pelaku langsung, yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara langsung
kepada wisatawan atau yang jasanya langsung dibutuhkan oleh wisatawan.
Termasuk dalam kategori ini adalah hotel, restoran, biro perjalanan, pusat
informasi wisata, atraksi hiburan, dan lain-lain.
b. Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada produk-produk
yang secara tidak langsung mendukung pariwisata, misalnya
usaha
kerajinan
tangan, penerbit buku atau lembar panduan wisata, penjual roti, dan lain-lain.
3. Pendukung Jasa Wisata
Kelompok ini adalah usaha yang tidak secara khusus menawarkan produk
dan jasa wisata tetapi seringkali bergantung kepada wisatawan sebagai pengguna
jasa dan produk tersebut. Termasuk didalamnya adalah penyedia jasa fotografi, jasa
kecantikan,
olahraga,
usaha
sebagainya.
4. Pemerintah
Pemerintah
mempunyai
otoritas
dalam
pengaturan,
penyediaan
dan
tangan, kebersihan merupakan beberapa contoh peran yang memberikan daya tarik
bagi pariwisata.
6. Lembaga Swadaya Masyarakat
Banyak Lembaga Swadaya Masyarakat, baik
lokal,
regional, maupun
Putting
Kalimantan
Selatan.
Kelompok
pencinta
lingkungan, Walhi,
pelaku
tidak
langsung
melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan konservasi dan regulasi kepemilikan
dan pengusahaan sumberdaya alam setempat.
2.5 Klasifikasi Motif dan Tipe Wisata
Untuk mengadakan klasifikasi motif wisata harus diketahui semua atau
setidak-tidaknya semua jenis motif wisata. Akan tetapi tidak ada kepastian untuk
dapat mengetahui semua jenis motif wisata tersebut. Tidak ada kepastian bahwa halhal yang dapat diduga dapat menjadi motif wisata atau terungkap dalam penelitianpenelitian motivasi wisata (motivation research) tersebut telah meliputi semua
kemungkinan motif perjalanan wisata. Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan
motif wisata tersebut tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. Motif-motif wisata yang
dapat diduga dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu :
a. Motif Fisik, yaitu motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah seperti
olahraga, istirahat, kesehatan, dan sebagainya.
b. Motif Budaya, motif tersebut lebih memperhatikan motif wisatawan bukan
atraksinya. Hal tersebut terlihat dari motif wisatawan yang datang ke tempat
wisata lebih memilih untuk mempelajari, sekedar mengenal, atau memahami tata cara
dan kebudayaan bangsa atau daerah lain daripada menikmati atraksi yang dapat
berupa pemandangan alam atau flora dan fauna.
Maksudnya
ada
suatu
anggapan
bahwa orang
yang
pernah
satu
sama
lain. Komponen-komponen
wisata
tersebut
dapat
suatu
daerah
kecantikan), fasilitas
pelayanan
kesehatan,
fasilitas
keamanan umum
(termasuk kantor polisi dan pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk
masuk dan keluar (seperti kantor imigrasi dan bea cukai).
d. Fasilitas dan pelayanan transportasi. Meliputi transportasi akses dari dan menuju
kawasan
wisata,
transportasi
internal
yang menghubungkan
atraksi
utama
perundangan
yang
berhubungan dengan
wisata;
menentukan
kebijakan
penanaman modal bagi sektor publik dan swasta; mengendalikan program ekonomi,
lingkungan, dan sosial kebudayaan.
mencapai
kesuksesan
dalam
pembangunan
pariwisata diperlukan
pemahaman baik dari sisi pemerintah sebagai regulator maupun dari sisi pengusaha
selaku pelaku bisnis. Pemerintah harus memperhatikan dan memastikan bahwa
pembangunan pariwisata akan mampu memberikan keuntungan sekaligus menekan
biaya sosial ekonomi serta dampak lingkungan sekecil mungkin. Penyerapan tenaga
kerja, sumber pendapatan daerah, dan sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat
adalah peranan yang dapat diberikan oleh industri pariwisata.
1. Penyerapan tenaga kerja
Salah satu keuntungan pariwisata adalah menciptakan kesempatan kerja.
Industri pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang sangat panjang, sehingga
membuka kesempatan kerja bagi masyarakat. Dengan demikian dapat menambah
pariwisata.
Pariwisata
merupakan
sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi memerlukan dukungan dari sektor lain.
Baik sektor pariwisata maupun sektor-sektor lain yang berhubungan dengan sektor
pariwisata tidak dapat dipungkiri merupakan lapangan kerja yang menyerap banyak
tenaga kerja. Industri pariwisata memberikan peluang kesempatan kerja, seperti di
bidang transportasi, akomodasi, pelayanan makanan dan minuman, travel, dan
sebagainya. Bidang-bidang tersebut membutuhkan banyak sumberdaya manusia yang
secara langsung bermuara pada penyerapan tenaga kerja.
2. Sumber pendapatan daerah
Pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata dari beberapa cara.
Sumbangan pendapatan terbesar dari pariwisata bersumber dari pengenaan pajak.
Misalnya, pengenaan pajak hotel dan restoran yang merupakan bagian dari keuntungan
usaha pariwisata hotel dan restoran tersebut. Sumber lain bisa berupa usaha
pariwisata yang dimiliki oleh pemerintah daerah sendiri. Pemerintah daerah juga
mengenakan pajak secara langsung kepada wisatawan jika mereka melakukan
transaksi
tax, yang
umumnya sebesar 10% untuk transaksi di hotel dan restoran. Pajak ini berbeda dari
pajak yang sumbernya dari keuntungan hotel dan restoran yang diberikan sebelumnya.
3. Sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat
Pengeluaran
dari
wisatawan
secara
langsung
ataupun
tidak langsung
merupakan sumber pendapatan. Jumlah wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi
produk lokal. Masyarakat secara perorangan dapat memperoleh penghasilan jika
mereka bekerja dan mendapat upah dari pekerjaan tersebut. Pekerjaan di sektor
pariwisata sangat beragam, seperti pengusaha pariwisata, karyawan hotel dan restoran,
karyawan agen perjalanan, penyedia jasa transportasi, pemandu wisata, penyedia
souvenir, atraksi wisata, pemandu wisata, dan seterusnya. Pekerjaan-pekerjaan
tersebut merupakan
sumber
pendapatan
perorangan
yang
dapat meningkatkan
Sapta Pesona dipahami sebagai 7 (tujuh) unsur yang terkandung dalam setiap
produk pariwisata serta digunakan sebagai tolak ukur peningkatan kualitas produk
pariwisata. Sapta Pesona merupakan jabaran konsep Sadar Wisata yang terkait dengan
dukungan
dan
peran masyarakat
sebagai
tuan
rumah
dalam
upaya
untuk
menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan
berkembangnya industri pariwisata, melalui perwujudan unsur aman, tertib, bersih,
sejuk, indah, ramah dan unsur kenangan.
Jabaran dari masing-masing unsur Sapta Pesona tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aman
Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata ataudaerah tujuan wisata
yang memberikan rasa tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan bagi wisatawan
dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2. Tertib
Suatu kondisi lingkungan dan pelayanan di destinasi pariwisata atau daerah
tujuan wisata yang mencerminkan sikap disiplin yang tinggi serta kualitas fisik dan
layanan yang konsisten dan teratur serta efisien sehingga memberikan rasa nyaman
dan kepastian bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah
tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a.
b.
c.
d.
3. Bersih
4. Sejuk
Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata
yang mencerminkan keadaan yang sejuk dan teduh yang akan memberikan perasaan
nyaman dan betah bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke
daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a. Melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon.
b. Memelihara penghijauan di objek dan daya tarik wisata serta jalur wisata.
c. Menjaga kondisi sejuk dalam area publik/fasilitas umum, hotel, penginapan,
restoran dan sarana prasarana dan komponen/fasilitas kepariwisataan lainnya.
5. Indah
Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata
yang mencerminkan keadaan yang indah dan menarik yang akan memberikan rasa
kagum dan kesan yang mendalam bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau
kunjungan ke daerah tersebut, sehingga mewujudkan potensi kunjungan ulang serta
mendorong promosi ke pasar wisatawan yang lebih luas.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a.
Menjaga objek dan daya tarik wisata dalam tatanan yang estetik, alami dan
harmoni.
b. Menjaga lingkungan dan tempat tinggal secara teratur dan serasi serta menjaga
karakter kelokalan.
c. Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika
lingkungan yang bersifat alami.
6.
Ramah
Suatu kondisi lingkungan yang bersumber dari sikap masyarakat di destinasi
pariwisata atau daerah tujuan wisata yang mencerminkan suasana yang akrab, terbuka
dan penerimaan yang tinggi yang akan memberikan perasaan nyaman, perasaan
diterima dan betah (seperti di rumah sendiri) bagi wisatawan dalam melakukan
perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a.
Bersikap sebagai tuan rumah yang baik dan rela serta selalu siap membantu
wisatawan.
b. Memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan.
c. Menunjukkan sikap menghargai dan toleransi terhadap wisatawan.
d. Menampilkan senyum yang tulus.
7. Kenangan
Suatu bentuk pengalaman yang berkesan di destinasi pariwisata atau daerah
tujuan wisata yang akan memberikan rasa senang dan kenangan indah yang
membekas bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah
tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a. Menggali dan mengangkat keunikan budaya lokal.
b. Menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih, sehat dan menarik.
c. Menyediakan cinderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa.
(threat), sehingga dapat merumuskan strategi yang akan ditempuh oleh suatu perusahaan
kedepan.
Analisis SWOT didefinisikan oleh Rangkuti (2004) adalah suatu cara untuk
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Analisis SWOT mempertimbangkan dua faktor secara umum, antara lain : faktor
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan
ancaman) yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor
eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan, sehingga
dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategi suatu perusahaan.