Anda di halaman 1dari 2

Peningkatan produksi spesies oksigen reaktif di dalam mitokondria, akumulasi kerusakan DNA

mitokondrial, dan disfungsi rantai respiratorik progresif, adalah sejumlah faktor yang terkait
dengam aterosklerosis atau kardiomiopati pada manusia dan model hewan coba dari stres
oksidatif. Beberapa prekursor utama aterosklerosis seperti hiperkolesterolemia, hiperglikemia,
hipertrigliseridemia, dan proses penuaan, meningkatkan disfungsi mitokondrial. Overproduksi
kronis spesies oksigen reaktif mitokondrial dapat berlanjut pada berbagai disfungsi seperti
peningkatan oksidasi LDL dan disfungsi sel endotel yang menjadi faktor promotor
aterosklerosis.
ROS diproduksi oleh jalur fosforilasi oksidatif yang terlibat dalam produksi energi mitokondria.
OXSPHOS terdiri atas 5 kompleks subunit multiple yang tertanam pada membran mitokondria
bagian dalam. Elektron ditransfer dari NADH kepada oksigen molekuler melalui rantai transport
elejtrin (ETC) yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), II (Suksinate-ubiquinon
oksidoreduktase), III (ubiquinol-sitokrom oksidoreduktase) dan IV (sitokrom c oksidase).
Elektron didonadikan ke kompleks I dari NADH atau kepada kompleks II via suksinat dan
diteruskan ke ubiquinol via koenzim Q kemudian ubisemiquinon. Ubiquinol mendonasikan
elekteon ke kompleks III yang kemudian mentransfer elektron ke sitokrom c. Dari sitokrom c,
elektron berpindah ke kompleks IV dan dalam proses ini oksigen molekuler direduksi menjadi
H2O.
Transfer elektron melalui ETC berlanjut pada pemompaan proton sepanjang membran
mitokondria bagian dalam pada kompleks I, III dan IV, memicu terbentuknya gradien
elektrokimiawi transmembran. Daya proton-motif, yang mendoring reentri proton ke dalam
matriks, digunakan oleh kompleks V (ATP sintase) untuk mengkondensasi ADP dan fosfat
inorganik untuk mensintesis ATP. ATP matriks untuk selanjutnya mengalami pertukaran dengan
ADP atas aktivitas Adenine Nucleotide Translocase (ANT).
UCP memfasilitasi proton untuk kembali ke dalam matriks, mengurangi pembentukan ROS.
Kompleks I membocorkan elektron untuk membentuk O2 menuju matriks, sementara kompleks
III membentuk O2 menuju matriks dan ruang intermembtan. P66Shc di dalam ruang
intermembran mensubstraksi elektron dari sitokrom c untuk memproduksi O2. Superoksida
mengalami dismutasi menjadi H2O2 oleh Cu, ZnSOD di dalam ruang intermembran dan oleh
SOD2 di dalam matriks. H2O2 mengalami reduksi menjadi H2O oleh glutathione peroksidase
(GPX) menggunakan GSH, dan glutation teroksidasi yang menjadi resultannya (GSSG)
direduksi kembali menjadi GSH oleh glutathione reduktase.
Sebagian besar sel memiliki ratusan mitokondria, dan setiap mitokondria mengandung 5 sampai
10 kopi mtDNA. mtDNA mengandung 13 gen yang mengkode polipeptida yang esensial untuk
OXFOS, gen RNA ribosomal (rRNA) gen 12S dan 16S, serta 22 gen transfer RNA (tRNA) yang
dibutuhkan untuk sintesis protein di mitomondria.
mtDNA pada manusia hanya memiliki sedikit piston sebagai agen protektif dan juga sedikit jalur
mekanisme perbaikan dalam genom nuklear. Letak mtDNA terletak proksimal dari lokasi
pembentukan ROS yaitu di membran dalam, membuatnya mudah dirusak oleh ROS.

Mutasi mtDNA dan/atau disfungsi mitokondria merupakan sejumlah faktor yang terkait dengan
penyakit kardiovaskuler. Oklusi aterosklerosis arteri koroner. Oklusi aterosklerotik arteri karotis
dan reperfusi lanjutan memiliki keterkaitan dengan peningkatan kerusakan endotel dan
peningkatan kerusakan mtDNA dan peningkatan kompensatorik ekspresi gen OXFOS .
Kerusakan mtDNA dapat berlanjut ke peningkatan produksi ROS dan aterogenesis. Sebagai
contoh, mutasi pada gen kompleks I berlanjut pada peningkatan produksi ROS mitokondria.
Mitokondria merupakan tempat terbentuknya ROS dan rentan terhadap stres oksidatif jangka
penjang. Modifikasi oksidatif dari protein, lipid, dan mtDNA memiliki resultan berupa
kehilangan fungsi. Sekumlah enzim mitokondria atau kompleks enzim yang sensitif terhadap
inhibisi oleh ROS termasuk akonitase, alfa-ketoglutarat dehidrogenase, piruvat dehidrogenase,
dan kompleks I, II, III. Inakticasi oksidatif dari ANT akan mengurangi fosforilasi oksidatif dan
persediaan ATP untuk proses-proses dalam sel yang bergantung pada ATP.
Antioksidan dapat menurunkan kerusakan akibat radikal bebas reaktif dengan mencegah oksidasi
molekul lain, sehingga dihipotesiskan memiliki efek promotif secara kesehatan melalui
pencegahan terhadap penyakit degeneratif. Terdapat ketertarikan dunia medis terhadap
antioksidan karena kapasitasnya yang tinggi untuk membersihkan radikal bebas terkait dengan
berbagai variasi penyakit. Peneliti mengambil tema penelitian yang terhubung dengan aktivitas
antioksidan terhadap aterosklerosis. Berkaitan dengan data-data yang sudah dipaparkan, bidang
penelitian yang kami minati memiliki kesinambungan dengan proses fosforilasi oksidatif, dan
membuka aspek baru untuk didalami lebih rinci dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai