Anda di halaman 1dari 8

ANGIN

Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan
arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu / temperatur rendah ke
wilayah bersuhu tinggi.
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan
sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara
menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Perumusan Angin
Menurut ilmu fisika klasik energi kinetik dari sebuah benda dengan massa m, dan
kecepatan v adalah E= 0,5 m.v2
Dengan asumsi bahwa kecepatan v tidak mendekati kecepatan cahaya. Rumus
tersebut di atas berlaku juga untuk menghitung energi kinetik yang diakibatkan
oleh gerakan angin. Sehingga, kita bisa menuliskan sebagai berikut:
E= 0,5 m.v2
m= massa udara(kg)
E= energi(joule)
v= kecepatan angin(m/detik)
Faktor Terjadinya Angin
Faktor terjadinya angin, yaitu:
1. Gradien barometris
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya
111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
2. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.
3. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di

permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan
ini semakin kecil.
4. Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari
Jenis-jenis angin
1. Angin laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa
dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.

2. Angin darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis
ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu
bertenaga angin sederhana. Pada malam hari daratan lebih dingin daripada lautan
sehingga di daratan merupakan daerah maksimum yang menyebabkan terjadinya
angin darat.
3. Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung
yang biasa terjadi pada siang hari.Pada siang hari puncak gunung lebih cepat
menerima panas daripada lembah yang dalam keadaan tertutup. Puncak gunung
tekanan udaranya minimum dan lembah tekanan udaranya maksimum. Karena
keadaan ini maka udara bergerak dari lembah menyusur lereng menuju ke puncak
gunung. Angin dari lembah ini disebut angin lembah.
4. Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung
yang terjadi pada malam hari. Pada malam hari puncak gunung lebih cepat

mengeluarkan panas daripada lembah. Akibatnya di puncak gunung bertekanan


lebih tinggi (maksimum) dibandingkan dengan di lembah (minimum) sehingga
angin bertiup dari puncak gunung menuruni lereng menuju ke lembah. Angin dari
puncak gunung ini disebut angin gunung.
5. Angin Fohn
Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. Angin
yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.
Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang
tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang
jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang
pada saat hujan Orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa
turun daya tahan tubuhnya terhada serangan penyakit.
6. Angin Musim Barat
Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia
(musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan
yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati
tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra
yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat
menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.
7. Angin Musim Timur
Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan
(kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan
Indonesia mengalami musim kemarau.
8. Proses Terjadi Angin
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang
terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta
tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga
menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh
pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke
tempat lain.
Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang
sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri
dengan menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain

sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat
dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain
sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan
sebagainya untuk menciptakan angin.
Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa
bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di
hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas,
bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh bau yang
dapat dibawa angin.
Manfaat dan Kerugian Angin
Manfaat Angin
1. Angin untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk
menembus batas lintas negara, misalnya seperti Orang Buton.
2. Angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di
negara Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar
diesel atau batubara.
3. Angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi.
4. Angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing
pesawat di landasan pacu bandara.
5. Angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada
alat kipas angin.
Selain bermanfaat angin juga dapat menimbulkan masalah. Angin yang sering
menimbulkan kerusakan menurut kriteria kecepatan antara lain :
1. Angin Puting Beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat
singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 10
km.
Angin puting beliung dapat membuat atap atap rumah semi permanen
berterbangan dan dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan
angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif berikut :
* Menebang dahan dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi
beban berat pada pohon tersebut.
* Memperkuat atap rumah yang sudah rapuh
* Cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya
indikasi akan terjadi puting beliung.

2. Angin Topan (Badai Tropis) adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih
lama sekitar 3 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan
km, Indonesia termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut,
namun demikian untuk wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan
dampak tidak langsungnya, antara lain:
* Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam
* Gelombang tinggi > 2.5 m
* Hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai

PASANG SURUT

Pasang surut adalah perubahan atau perbedaan permukaan laut yang terjadi secara
berulang dengan periode tertentu karena adanya gerakan dari benda-benda
angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan
peredaran bulan mengelilingi matahari. Bulan dan matahari keduanya memberikan
gaya gravitasi tarikan terhadap bumi, dimana gaya tarik bulan yang mempengaruhi
pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari. Secara
statistik, Bulan menyebabkan hampir 70% efek pasang surut. Sedangkan matahari
memiliki pengaruh sebesar 30%.
Secara umum terdapat empat tipe dasar pasang surut yang didasarkan pada
periode dan keteraturannya, pasang-surut di Indonesia dapat dibagi menjadi empat
jenis yakni pasang-surut harian tunggal (diurnal tide), harian ganda (semidiurnal
tide) dan dua jenis campuran.
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang
hamper sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode
pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Jenis harian tunggal misalnya
terdapat di perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra dan Kalimantan.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang
surut adalah 24 jam 50 menit. Pada jenis harian ganda misalnya terdapat di
perairan Selat Malaka sampai ke Laut Andaman.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan
periodenya berbeda. Pada pasang-surut campuran condong ke harian ganda (mixed

tide, prevailing semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar perairan Indonesia


bagian timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal)

Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut,
tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Sedangkan jenis campuran
condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal) contohnya terdapat di
pantai selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang surut berubah secara sistematis
terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga bergantung pada bentuk perairan
dan konfigurasi lantai samudera.
tipe pasang surut juga dapat ditentukkan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang
dinyatakan dalam bentuk:

F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]


Dimana:
F:bilangan Formzal
AK1:amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya
tarik bulan dan matahari
AO1:amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya
tarik bulan
AM2:amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya
tarik bulan
AS2:amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya
tarik matahari
Jenis pasang surut purnama dan perbani

Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis
lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat
rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak
lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang
surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.

Gambar: Kedudukan bumi-bulan-matahari saat pasang purnama (a) dan


pasang perbani (b)

Gambar: Pola gerak muka air pasut di Indonesia (Triatmodjo, 1996).

Seperti telah disebutkan di atas, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah
harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi
antar komponen pasang surut utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya
komponen-komponen pasang surut yang baru.
Pasang-surut tidak hanya mempengaruhi lapisan di bagian teratas saja, melainkan seluiruh massa air.
Energinya pun sangat besar. Di perairan-perairan pantai, terutama di teluk-teluk atau selat-selat yang
sempit, gerakan naik-turunnya muka air akan menimbulkan terjadinya arus pasang-surut. Di tempattempat tertentu arus pasang-surut ini cukup kuat. Arus pasang-surut terkuat yang tercatat di Indonesia
adalah di Selat Capalulu, antara P. Taliabu dan P. Mangole (Kepulauan Sula), yang kekuatannya bisa
mencapai 5 m/detik. Di selat-selat di antara pulau-pulau Nusa Tenggara kekuatannya bisa mencapai 2,53 m/detik pada saat pasang purnama. Di daerah-daerah lainnya kekuatan arus pasang-surut biasanya
kurang dari 1,5 m/detik, sedangkan di laut terbuka di atas paparan kekuatannya malah biasanya kurang
dari 0,5 m/detik.
Berbeda dengan arus yang disebabkan oleh angin yang hanya terjadi pada air lapisan tipis di permukaan,
arus pasang-surut bisa mencapai lapisan yang lebih dalam. Ekspedisi Snellius I (1929-1930) di perairan
Indonesia bagian Timur dapat menunjukkan bahwa arus pasang-surut masih dapat diukur pada
kedalaman lebih dari 600 m (Nontji, 1987).

GELOMBANG

Anda mungkin juga menyukai