49
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
PENDAHULUAN
Menurut UU No. 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Dan Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah bagian dari rumah sakit yang
bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di
rumah sakit.
Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, maka pasien,
keluarga maupun sahabatnya telah berharap agar mendapatkan pelayanan kesehatan
yang memuaskan.Pasien menginginkan kenyamanan dan keamanan baik itu dari segi
keadaan lingkungan tempat pelayanan kesehatan tersebut maupun sumber daya
manusia yang bertugas di tempat pelayanan kesehatan itu. Selain itu juga pasien
mengharapkan pelayanan dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
namun tetap memberikan kepuasan dalam diri pasien. Pasien juga mengharapkan
petugas memberikan informasi yang jelas, petugas loket yang cekatan, kenyamanan
ruang tunggu, antrian yang tidak lama, kebersihan toilet, kemudahan administrasi dan
sebagainya (Wijono, 1999).
Instalasi Farmasi di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga adalah unit
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pengelolaan obat, alat
kesehatan, gas medis dan bahan kimia bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan darurat
sesuai fasilitas yang tersedia.
Keluhan pasien atau keluarga pasien di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga dapat dilihat dari pendapat yang tertuang pada kotak saran dan kritik
yang tersedia, sebagian besar adalah lamanya waktu tunggu pengambilan obat di
instalasi farmasi. Dari hasil observasi awal, berdasarkan waktu penyajian obat dan
waktu tunggu pasien yang ditulis di setiap lembar resep oleh petugas farmasi dan
apoteker yang kemudian direkap di buku, masih terdapat beberapa resep yang waktu
penyajian obatnya melebihi dari Standar Pelayanan Minimal Kepmenkes RI nomor
129/Menkes/SK/II/2008. Namun sejauh ini belum diketahui faktor apa saja yang
berkaitan dengan lamanya waktu pelayanan obat rawat jalan pada pasien yang
mengambil obat di instalasi farmasi tersebut.
50
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan data kualitatif. Yang
dimaksudkan untuk mengetahui faktor faktor yang berkaitan dengan waktu
pelayanan obat pasien umum rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien umum rawat jalan dengan
jumlah 814 pasien dalam waktu 6 hari, didapatkan dari asumsi jumlah pasien umum
rawat jalan yang terekap di komputer Instalasi farmasi. Sampel yang diambil dengan
menggunakan metode Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang
didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri. Biasanya peneliti sudah melakukan
studi pendahuluan, sehingga telah diketahui karakteristik populasi yang akan diteliti
(Sugiyono,2007). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel untuk menghitung
waktu pelayanan obat dengan jumlah 198 pasien umum rawat jalan, didapatkan dari
kemampuan dan pertimbangan peneliti pada saat melakukan observasi.
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah metode analisis data deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mendapatkan gambaran yang
akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti (Notoatmodjo,2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Pegawai
Apoteker terdiridari :
S Msi Apt
S Apt MMR
S farm. Apt
2
Asisten Apoteker
3
Akademi Farmasi (D3)
4
D1 Farmasi
5
SMF
6
SMA
7
SE
Sumber : Data Primer dan Data Sekunder
Jumlah
1 orang
1 orang
2 orang
3 orang
14orang
4 orang
1 orang
4 orang
1 orang
51
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
Tabel 4.2 Daftar Waktu Pelayanan Obat Jadi yang sudah Memenuhi
SPM Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008
No
Hari
Jumlah
Jumlah waktu
Pasien
pelayanan
(orang)
obat (menit)
Rata-rata waktu
pelayanan obat (menit)
Senin
13
336
25,84
Selasa
11
196
17,81
Rabu
16
321
20,06
Kamis
19
384
20,21
jum'at
14
290
20,71
Sabtu
33
610
18,48
106
2137
20,16
jumlah
No
Hari
Jumlah
Jumlah waktu
Pasien
pelayanan
(orang)
obat (menit)
Rata-rata waktu
pelayanan obat (menit)
Senin
26
1077
41,42
Selasa
137
45,67
Rabu
149
37,25
Kamis
325
54,16
jum'at
16
771
48,18
Sabtu
313
39,12
63
2772
44
jumlah
52
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
Tabel 4.4 Daftar Waktu Pelayanan Obat Racikan yang Sudah Memenuhi
SPM Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008
No
Hari
Jumlah
Jumlah waktu
Rata-rata waktu
Pasien
pelayanan obat
pelayanan obat
(orang)
(menit)
(menit)
Senin
189
47,25
Selasa
167
33,4
Rabu
86
43
Kamis
227
37,83
jum'at
120
40
Sabtu
122
30,5
24
911
37,95
jumlah
Sumber : Data primer
Tabel 4.5 Daftar Waktu Pelayanan Obat Racikan yang Belum Memenuhi
SPM Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008
No
Hari
Jumlah
Jumlah waktu
Rata-rata waktu
Pasien
pelayanan obat
pelayanan obat
(orang)
(menit)
(menit)
Senin
61
61
Selasa
Rabu
Kamis
70
70
jum'at
237
79
Sabtu
368
73,6
jumlah
Sumber : Data primer
53
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
Dari 198 pasien yang diobservasi, didapatkan 65,66% dengan waktu pelayanan obat
yang telah memenuhi SPM (Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008) yaitu 130
pasien. Dan 34,34% dengan waktu pelayanan obat yang belum memenuhi SPM
(Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008) yaitu 68 pasien. Diperoleh dari
perhitungan sebagai berikut:
a.
Setiap jenis resep yang diterima berupa resep racikan, non racikan maupun
obat
jadi
dan
60
menit
untuk
obat
racikan
(Kepmenkes
RI
oleh
pasien
54
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
dengan permintaan dokter / dokter spesialis. Untuk menghindari kesalahan dalam
pelayanan atau penyiapan obat, petugas peracikan obat harus melakukan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan. Dalam pengerjaan formulasi dan penyiapan obat
terutama dalam hal yang memerlukan perhitungan, pengukuran volume dan
penambahan pelarut diperlukan ketelitian. Hal ini menyebabkan penyajian obat
racikan lebih memerlukan waktu dibandingkan dengan obat jadi. Dalam penelitian ini
terdapat beberapa resep dengan keterangan obat racikan yang waktu pelayanannya
masih belum memenuhi SPM. Contoh :
1)
2)
No.resep B 05. Dalam resep tersebut ditulis resep berupa racikan yaitu
berupa salep, disajikan dalam waktu 79 menit.
b)
No.resep B 14. Dalam resep tersebut ditulis resep berupa racikan berupa
puyer, disajikan dealam waktu 93 menit.
c)
No.resep B 36. Dalam resep tersebut ditulis resep berupa racikan berbentuk
puyer 10 bungkus, disajikan dalam waktu 65 menit.
Slip warna putih untuk dikembalikan ke petugas farmasi lagi sebagai bukti
bahwa pasien sudah membayar resep obat tersebut sehingga petugas farmasi
dapat segera menyajikan / menyiapkan obat.
b)
Copy slip warna merah, diberikan kepada petugas kasir, sebagai arsip.
c)
Copy slip warna kuning, disimpan pasien sebagai tanda bukti bahwa pasien
sudah membayar ke kasir dengan stempel Lunas dan ditunjukan kepada
Apoteker pada saat pengambilan obat.
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014
55
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
Yang menyebabkan waktu menjadi lama yaitu, sering ditemui pasien dengan
pengambilan resep umum tersebut, setelah membayar di bagian kasir, slip warna
putih yang sudah distempel Lunas tidak dikembalikan lagi ke petugas farmasi.
Sehingga sesuai prosedur dan alur yang ditetapkan, obat pasien tersebut tetap
tertahan di meja pengetiketan resep dan data koreksi pasien rawat jalan sampai slip
putih diserahkan ke petugas farmasi tersebut oleh pasien.
c.
SIM Rumah sakit yang berupa penggunaan komputer pada pengentrian harga
d.
Hari pelayanan instalasi rawat jalan yang dimulai dari hari Senin s/d sabtu
Pada daftar waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan, dapat diamati
bahwa waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan yang belum sesuai dengan
SPM (Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/II/2008) paling banyak ditemukan pada
tanggal 10.Juni 2013 yaitu hari Senin. Dibandingkan dengan hari yang lain, pasien
memang lebih ramai pada hari Senin. Hal ini jelas mempengaruhi pada waktu
pelayanan obat, semakin banyak pasien yang berkunjung dengan jumlah petugas
yang tetap setiap harinya menyebabkan waktu yang dibutuhkan petugas untuk
menyajikan obat semakin lama. Hal ini tidak jarang membuat waktu tunggu pasien
menjadi lebih lama dibandingkan dengan hari yang lain.
e.
Jam sibuk / jam keramaian yang berkisar antara pukul 10.00 s/d 13.00 WIB
Dari hasil penelitian dapat diamati bahwa, waktu pelayanan obat pasien umum rawat
jalan yang belum sesuai dengan SPM (Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/II/2008)
lebih sering terlihat pada waktu mendekati pukul 10.00 s/d pukul 13.00 WIB. Waktu ini
biasanya disebut dengan jam sibuk, yaitu waktu pada saat kebanyakan pasien dari
semua poli setelah diperiksa oleh masing- masing dokter dan diberi resep yang
kemudian diambil di instalasi farmasi. Karena waktu visit dokter yang tidak sama/
berbeda, menyebabkan waktu memulai pemeriksaan di setiap poli
juga berbeda.
Biasanya dokter memulai pemeriksaan pada pukul 9.00 WIB atau lebih. Tetapi Dokter
selalu memberi informasi pada perawat yang bertugas disetiap polinya terlebih dahulu
56
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
apabila ada perubahan waktu pemeriksaan dokter. Hal ini jelas mempengaruhi waktu
pengambilan resep di instalasi farmasi.
f.
g.
Harga obat dan kemampuan daya beli pasien umum rawat jalan
Harga obat yang mahal terkadang mempengaruhi lamanya waktu pelayanan. Hal ini
disebabkan tidak semua pasien mampu menebus semua resep yang diberikan oleh
dokter. Dalam penelitian ini ditemui bebrapa resep yang hanya ditebus setengah dari
jumlah yang telah ditentukan. Hal ini membuat petugas harus mengentri ulang harga
obat yang sebelumnya, sehingga diperlukan waktu tambahan dalam pelayanan obat
tersebut.
h.
Pasien yang tidak slalu berada diruang tunggu farmasi berkaitan dengan waktu
tunggu pasien, hal ini disebabkan karena pada saat obat sudah disajikan dan siap
untuk diserahkan pada pasien, Apoteker memanggil nama pasien dan nomor antri
resepnya sesuai urutan. Tidak jarang pasien yang nomor antriannya dipanggil sedang
tidak berada diruang tunggu tersebut. Akhirnya Apoteker melewati dengan melayani
resep yang lain.
i.
57
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
artinya obat / alat kesehatan yang tertulis pada resep tersebut diminta untuk disajikan
secepatnya.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dengan observasi secara langsung
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari 198 pasien yang diobservasi, didapatkan 65,66% dengan waktu pelayanan
obat yang telah memenuhi SPM (Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008)
yaitu 130 pasien. Dan 34,34% dengan waktu pelayanan obat yang belum
memenuhi SPM (Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008) yaitu 68 pasien.
2. Adapun rata-rata waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan yang telah
memenuhi SPM. Untuk obat jadi rata-ratanya adalah 20,16 menit, dan untuk obat
racikan rata-ratanya adalah 37,95 menit.
3. Sedangkan untuk waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan yang belum
memenuhi SPM. Untuk obat jadi rata-ratanya adalah 44 menit, dan untuk obat
racikan rata-ratanya adalah 73,6 menit.
4. faktor faktor yang berkaitan dengan waktu pelayanan obat pasien umum rawat
jalan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata antara lain adalah :
a. Setiap jenis resep yang diterima berupa resep racikan, non racikan maupun
campuran dari keduanya.
b. Ketidakpahaman pasien terhadap alur pengambilan obat.
c. SIM Rumah sakit yang berupa penggunaan komputer pada pengentrian harga
resep di pelayanan obat.
d. Hari pelayanan instalasi rawat jalan yang dimulai dari hari senin s/d sabtu.
e. Jam sibuk / jam keramaian yang berkisar antara pukul 10.00 s/d 13.00 WIB.
f. Ketersediaan obat di Instalasi farmasi
g. Harga obat dan kemampuan daya beli pasien umum rawat jalan
h. Keberadaan pasien di ruang tunggu Instalasi Farmasi
i. Penanganan terhadap penyakit / keluhan.
58
Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, 2012. Profil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata 2012. Purbalingga
Pelayanan Farmasi, 2012 Pedoman Pelayanan Farmasi di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata.Purbalingga.
Depkes RI, 2009. Undang-undang Kesehatan Nomor: 44 Tahun 2009
tentang Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Siregar, Charles J.P (2005). Farmasi klinik teori dan penerapan. Jakarta : Rineka kedokteran
EGC.
Depkes RI. Kepmenkes No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit. Jakarta
Notoatmodjo,S ( 2005), Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Anief, M. (2005). Manajemen Farmasi. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Depkes RI. Kepmenkes RI No.1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit, Jakarta.
Depkes RI, 2006. Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Jakarta.
Santjaka, A. (2008).Statistik untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika
Sugiyono, 2007. Statistik untuk penelitian, Bandung: CV Alfabeta.
Konsil Kedokteran Indonesia, 2009.Pasien rawat jalan. Jakarta: Rineka kedokteran EGC.
59