Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KESEHATAN KUSUMA HUSADA

VoL. 2, No. 1 Agustus 2014

ISSN 2089 - 7677

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU PELAYANAN


OBAT PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD dr. R. GOETENG
TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2013
Tri Nurhayanti, Triasih Nurlinawati, Asri Riana Sari
Akademi Manajemen Kusuma Husada Purwokerto
email :nurhayanti@ymail.com
RSUD dr.R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
email :trinurlina66@yahoo.com
Akademi Manajemen Kusuma Husada Purwokerto
ABSTRAK
Instalasi Farmasi di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga adalah unit
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pengelolaan obat, alat kesehatan,
gas medis dan bahan kimia bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan darurat sesuai fasilitas
yang tersedia. Keluhan pasien atau keluarga pasien di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga dapat dilihat dari pendapat yang tertuang pada kotak saran dan kritik yang
tersedia, sebagian besar adalah lamanya waktu tunggu pengambilan obat di instalasi
farmasi. Namun sejauh ini belum diketahui apakah pelayanan pengambilan obat yang
disebut lama oleh pasien ini benar dan terjadi pada semua jenis pasien yang dilayani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu
pelayanan obat pasien umum rawat jalan di Instalasi Farmasi. Penelitian ini dilakukan
dengan analisa secara deskriptif, dengan data kualitatif. Populasi penelitian ini adalah
seluruh pasien umum rawat jalan dengan jumlah 814 pasien umum yang menebus obat di
IFRS RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Dengan sampel sebanyak 198
pasien umum rawat jalan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Instalasi Farmasi, yang dilakukan
pada tanggal 10 Juni s/d 15 Juni 2013 diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Waktu
pelayanan obat pasien umum rawat jalan yang sesuai SPM Kepmenkes RI nomor
129/Menkes/SK/II/2008, adalah 66,56% (130 pasien), dengan rata-rata waktu untuk obat
jadi adalah 20,16 menit, dan untuk obat racikan adalah 37,95 menit. Sedangkan sejumlah
34,34% (68 pasien) menunjukan waktu pelayanan obat di Instalasi Farmasi yang belum
memenuhi SPM, dengan rata-rata waktu untuk obat jadi adalah 44 menit, dan untuk obat
racikan adalah 73,6 menit.
Adapun faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu pelayanan obat pasien umum
rawat jalan antara lain adalah : Setiap jenis resep yang diterima berupa resep racikan, non
racikan maupun campuran dari keduanya, Ketidakpahaman pasien terhadap alur
pengambilan obat, SIM Rumah sakit yang berupa penggunaan komputer pada pengentrian
harga resep di pelayanan obat, Hari pelayanan instalasi rawat jalan (Senin s/d Sabtu), Jam
sibuk / jam keramaian (pukul 11.00 s/d 13.00 WIB), Ketersediaan obat di Instalasi farmasi,
Harga obat dan kemampuan daya beli pasien umum rawat jalan, Keberadaan pasien di
ruang tunggu instalasi Farmasi, Penanganan terhadap penyakit / keluhan.
Kata kunci

: Waktu pelayanan obat, pasien umum, rawat jalan.

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2 ,No 1 Agustus 2014

49

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
PENDAHULUAN
Menurut UU No. 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Dan Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah bagian dari rumah sakit yang
bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di
rumah sakit.
Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, maka pasien,
keluarga maupun sahabatnya telah berharap agar mendapatkan pelayanan kesehatan
yang memuaskan.Pasien menginginkan kenyamanan dan keamanan baik itu dari segi
keadaan lingkungan tempat pelayanan kesehatan tersebut maupun sumber daya
manusia yang bertugas di tempat pelayanan kesehatan itu. Selain itu juga pasien
mengharapkan pelayanan dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
namun tetap memberikan kepuasan dalam diri pasien. Pasien juga mengharapkan
petugas memberikan informasi yang jelas, petugas loket yang cekatan, kenyamanan
ruang tunggu, antrian yang tidak lama, kebersihan toilet, kemudahan administrasi dan
sebagainya (Wijono, 1999).
Instalasi Farmasi di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga adalah unit
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pengelolaan obat, alat
kesehatan, gas medis dan bahan kimia bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan darurat
sesuai fasilitas yang tersedia.
Keluhan pasien atau keluarga pasien di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga dapat dilihat dari pendapat yang tertuang pada kotak saran dan kritik
yang tersedia, sebagian besar adalah lamanya waktu tunggu pengambilan obat di
instalasi farmasi. Dari hasil observasi awal, berdasarkan waktu penyajian obat dan
waktu tunggu pasien yang ditulis di setiap lembar resep oleh petugas farmasi dan
apoteker yang kemudian direkap di buku, masih terdapat beberapa resep yang waktu
penyajian obatnya melebihi dari Standar Pelayanan Minimal Kepmenkes RI nomor
129/Menkes/SK/II/2008. Namun sejauh ini belum diketahui faktor apa saja yang
berkaitan dengan lamanya waktu pelayanan obat rawat jalan pada pasien yang
mengambil obat di instalasi farmasi tersebut.

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

50

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan data kualitatif. Yang
dimaksudkan untuk mengetahui faktor faktor yang berkaitan dengan waktu
pelayanan obat pasien umum rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien umum rawat jalan dengan
jumlah 814 pasien dalam waktu 6 hari, didapatkan dari asumsi jumlah pasien umum
rawat jalan yang terekap di komputer Instalasi farmasi. Sampel yang diambil dengan
menggunakan metode Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang
didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri. Biasanya peneliti sudah melakukan
studi pendahuluan, sehingga telah diketahui karakteristik populasi yang akan diteliti
(Sugiyono,2007). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel untuk menghitung
waktu pelayanan obat dengan jumlah 198 pasien umum rawat jalan, didapatkan dari
kemampuan dan pertimbangan peneliti pada saat melakukan observasi.
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah metode analisis data deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mendapatkan gambaran yang
akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti (Notoatmodjo,2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Sumber Daya Manusia Instalasi Farmasi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata


Purbalingga
Adapun jumlah tenaga kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD dr. R.
Goeteng Taroenadibrata adalah:
Tabel 4. 1 Sumber Daya Manusia Kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD dr.
R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
No
1

Jenis Pegawai
Apoteker terdiridari :
S Msi Apt
S Apt MMR
S farm. Apt

2
Asisten Apoteker
3
Akademi Farmasi (D3)
4
D1 Farmasi
5
SMF
6
SMA
7
SE
Sumber : Data Primer dan Data Sekunder

Jumlah
1 orang
1 orang
2 orang
3 orang
14orang
4 orang
1 orang
4 orang
1 orang

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

51

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
Tabel 4.2 Daftar Waktu Pelayanan Obat Jadi yang sudah Memenuhi
SPM Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008

No

Hari

Jumlah

Jumlah waktu

Pasien

pelayanan

(orang)

obat (menit)

Rata-rata waktu
pelayanan obat (menit)

Senin

13

336

25,84

Selasa

11

196

17,81

Rabu

16

321

20,06

Kamis

19

384

20,21

jum'at

14

290

20,71

Sabtu

33

610

18,48

106

2137

20,16

jumlah

Sumber : Data primer


Tabel 4.3 Daftar Waktu Pelayanan Obat Jadi yang belum Memenuhi
SPM Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008

No

Hari

Jumlah

Jumlah waktu

Pasien

pelayanan

(orang)

obat (menit)

Rata-rata waktu
pelayanan obat (menit)

Senin

26

1077

41,42

Selasa

137

45,67

Rabu

149

37,25

Kamis

325

54,16

jum'at

16

771

48,18

Sabtu

313

39,12

63

2772

44

jumlah

Sumber : Data primer

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

52

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
Tabel 4.4 Daftar Waktu Pelayanan Obat Racikan yang Sudah Memenuhi
SPM Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008

No

Hari

Jumlah

Jumlah waktu

Rata-rata waktu

Pasien

pelayanan obat

pelayanan obat

(orang)

(menit)

(menit)

Senin

189

47,25

Selasa

167

33,4

Rabu

86

43

Kamis

227

37,83

jum'at

120

40

Sabtu

122

30,5

24

911

37,95

jumlah
Sumber : Data primer

Tabel 4.5 Daftar Waktu Pelayanan Obat Racikan yang Belum Memenuhi
SPM Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008

No

Hari

Jumlah

Jumlah waktu

Rata-rata waktu

Pasien

pelayanan obat

pelayanan obat

(orang)

(menit)

(menit)

Senin

61

61

Selasa

Rabu

Kamis

70

70

jum'at

237

79

Sabtu

368

73,6

jumlah
Sumber : Data primer

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

53

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
Dari 198 pasien yang diobservasi, didapatkan 65,66% dengan waktu pelayanan obat
yang telah memenuhi SPM (Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008) yaitu 130
pasien. Dan 34,34% dengan waktu pelayanan obat yang belum memenuhi SPM
(Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008) yaitu 68 pasien. Diperoleh dari
perhitungan sebagai berikut:

Jumlah pasien yang sudah


X 100% =
sesuai SPM
Jumlah sampel
130/198 x 100 = 65,66%

Jumlah pasien yang belum sesuai SPM


X 100% =
Jumlah sampel
68/198 x 100% = 34,34%

1. Rata-rata Waktu Pelayanan Obat Pasien Umum Rawat Jalan


a. Berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.4
Rata-rata waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan yang sudah memenuhi
SPM, untuk obat jadi rata-rata waktunya adalah 20,16 menit dan untuk obat racikan
rata-rata waktunya adalah 37,95 menit.
b. Berdasarkan Tabel 4.3 dan Tabel 4.5
Rata-rata waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan yang belum memenuhi
SPM, untuk obat jadi rata-rata waktunya adalah 44 menit dan untuk obat racikan ratarata waktunya adalah 73,6 menit.
2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan
antara lain adalah :

a.

Setiap jenis resep yang diterima berupa resep racikan, non racikan maupun

campuran dari keduanya.


Indikator Standar Pelayanan Minimum waktu pelayanan farmasi adalah 30 menit
untuk

obat

jadi

dan

60

menit

untuk

obat

racikan

(Kepmenkes

RI

No.129/Menkes/SK/II/2008). Peracikan obat untuk pasien merupakan salah satu


kegiatan dalam pelayanan resep berupa penyediaan atau penyiapan obat yang
dibutuhkan

oleh

pasien

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

54

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
dengan permintaan dokter / dokter spesialis. Untuk menghindari kesalahan dalam
pelayanan atau penyiapan obat, petugas peracikan obat harus melakukan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan. Dalam pengerjaan formulasi dan penyiapan obat
terutama dalam hal yang memerlukan perhitungan, pengukuran volume dan
penambahan pelarut diperlukan ketelitian. Hal ini menyebabkan penyajian obat
racikan lebih memerlukan waktu dibandingkan dengan obat jadi. Dalam penelitian ini
terdapat beberapa resep dengan keterangan obat racikan yang waktu pelayanannya
masih belum memenuhi SPM. Contoh :
1)

Tanggal 13 juni 2013


No.resep B 59. Dalam resep tersebut ditulis resep berupa racikan berbentuk
puyer 90 bungkus, disajikan dalam waktu 90 menit.

2)

Pada tanggal 14 Juni 2013


a)

No.resep B 05. Dalam resep tersebut ditulis resep berupa racikan yaitu
berupa salep, disajikan dalam waktu 79 menit.

b)

No.resep B 14. Dalam resep tersebut ditulis resep berupa racikan berupa
puyer, disajikan dealam waktu 93 menit.

c)

No.resep B 36. Dalam resep tersebut ditulis resep berupa racikan berbentuk
puyer 10 bungkus, disajikan dalam waktu 65 menit.

b. Ketidakpahaman pasien terhadap alur pengambilan obat.


Dalam daftar waktu pelayanan obat dapat dilihat dengan jelas waktu yang
diteliti adalah waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan. Untuk pasien umum
rawat jalan terdapat alur pengambilan obat. Setelah diamati yang menjadi kendala
yaitu terletak pada alur proses pengambilan obat pasien di Instalasi Farmasi. Tidak
jarang ditemui pasien yang belum begitu paham dengan alur pengambilan obat
tersebut. Setelah diamati ternyata ketidakpahaman pasien terjadi pada saat diberikan
slip pembayaran yang berangkap 3, dengan warna putih, merah dan kuning yang
diberikan petugas kepada pasien, setelah resep dientri oleh petugas farmasi untuk
dibayar di bagian kasir.
Keterangan :
a)

Slip warna putih untuk dikembalikan ke petugas farmasi lagi sebagai bukti
bahwa pasien sudah membayar resep obat tersebut sehingga petugas farmasi
dapat segera menyajikan / menyiapkan obat.

b)

Copy slip warna merah, diberikan kepada petugas kasir, sebagai arsip.

c)

Copy slip warna kuning, disimpan pasien sebagai tanda bukti bahwa pasien
sudah membayar ke kasir dengan stempel Lunas dan ditunjukan kepada
Apoteker pada saat pengambilan obat.
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

55

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
Yang menyebabkan waktu menjadi lama yaitu, sering ditemui pasien dengan
pengambilan resep umum tersebut, setelah membayar di bagian kasir, slip warna
putih yang sudah distempel Lunas tidak dikembalikan lagi ke petugas farmasi.
Sehingga sesuai prosedur dan alur yang ditetapkan, obat pasien tersebut tetap
tertahan di meja pengetiketan resep dan data koreksi pasien rawat jalan sampai slip
putih diserahkan ke petugas farmasi tersebut oleh pasien.

c.

SIM Rumah sakit yang berupa penggunaan komputer pada pengentrian harga

resep di pelayanan obat.


Pelayanan instalasi farmasi sangat bergantung kepada komputer, server komputer
yang terkadang eror tentu saja sangat menghambat pelayanan di instalasi farmasi
terutama pada saat petugas akan melakukan entri harga resep. Karena erornya
komputer otomatis pengentrian harga resep tidak dapat berjalan / tertunda, hal ini
menyebabkan menumpuknya resep obat pasien tersebut. Sehingga pembayaran obat
ke bagian kasir pun ikut tertunda karena belum dapat diketahuinya jumlah biaya yang
harus dibayar oleh pasien. Sehingga pelayanan obat pun menjadi lama.

d.

Hari pelayanan instalasi rawat jalan yang dimulai dari hari Senin s/d sabtu
Pada daftar waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan, dapat diamati

bahwa waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan yang belum sesuai dengan
SPM (Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/II/2008) paling banyak ditemukan pada
tanggal 10.Juni 2013 yaitu hari Senin. Dibandingkan dengan hari yang lain, pasien
memang lebih ramai pada hari Senin. Hal ini jelas mempengaruhi pada waktu
pelayanan obat, semakin banyak pasien yang berkunjung dengan jumlah petugas
yang tetap setiap harinya menyebabkan waktu yang dibutuhkan petugas untuk
menyajikan obat semakin lama. Hal ini tidak jarang membuat waktu tunggu pasien
menjadi lebih lama dibandingkan dengan hari yang lain.

e.

Jam sibuk / jam keramaian yang berkisar antara pukul 10.00 s/d 13.00 WIB

Dari hasil penelitian dapat diamati bahwa, waktu pelayanan obat pasien umum rawat
jalan yang belum sesuai dengan SPM (Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/II/2008)
lebih sering terlihat pada waktu mendekati pukul 10.00 s/d pukul 13.00 WIB. Waktu ini
biasanya disebut dengan jam sibuk, yaitu waktu pada saat kebanyakan pasien dari
semua poli setelah diperiksa oleh masing- masing dokter dan diberi resep yang
kemudian diambil di instalasi farmasi. Karena waktu visit dokter yang tidak sama/
berbeda, menyebabkan waktu memulai pemeriksaan di setiap poli

juga berbeda.

Biasanya dokter memulai pemeriksaan pada pukul 9.00 WIB atau lebih. Tetapi Dokter
selalu memberi informasi pada perawat yang bertugas disetiap polinya terlebih dahulu

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

56

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
apabila ada perubahan waktu pemeriksaan dokter. Hal ini jelas mempengaruhi waktu
pengambilan resep di instalasi farmasi.

f.

Ketersediaan obat di Instalasi farmasi


Berdasarkan penelitian, ditemui beberapa resep yang waktu pelayanannya melebihi

SPM (Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/II/2008). Hal tersebut dikarenakan habisnya


stok obat tersebut di instalasi farmasi, sehingga memerlukan waktu tambahan lagi
bagi petugas untuk mengambil obat tersebut digudang. Hal yang lain adalah belum
tersedianya obat yang ditulis dalam resep pasien sesuai permintaan dokter. Hal ini
juga merupakan suatu penyebab lamanya waktu dalam pelayanan obat. Biasanya
petugas farmasi menghubungi dokter yang bersangkutan untuk menginformasikan
bahwa obat tersebut tidak / belum tersedia di instalasi farmasi tersebut, agar dapat
bernegosiasi untuk mengganti dengan obat lain yang memliki kandungan zat aktif
yang sama. Akan tetapi belum tentu dokter yang bersangkutan bisa langsung
dihubungi, karena mungkin sedang melakukan pemeriksaan pasien rawat inap di
bangsal atau sedang melakukan operasi. Sehingga pasien harus menunggu sampai
petugas farmasi dapat menghubungi dokter tersebut.

g.

Harga obat dan kemampuan daya beli pasien umum rawat jalan

Harga obat yang mahal terkadang mempengaruhi lamanya waktu pelayanan. Hal ini
disebabkan tidak semua pasien mampu menebus semua resep yang diberikan oleh
dokter. Dalam penelitian ini ditemui bebrapa resep yang hanya ditebus setengah dari
jumlah yang telah ditentukan. Hal ini membuat petugas harus mengentri ulang harga
obat yang sebelumnya, sehingga diperlukan waktu tambahan dalam pelayanan obat
tersebut.

h.

Keberadaan pasien di ruang tunggu instalasi Farmasi.

Pasien yang tidak slalu berada diruang tunggu farmasi berkaitan dengan waktu
tunggu pasien, hal ini disebabkan karena pada saat obat sudah disajikan dan siap
untuk diserahkan pada pasien, Apoteker memanggil nama pasien dan nomor antri
resepnya sesuai urutan. Tidak jarang pasien yang nomor antriannya dipanggil sedang
tidak berada diruang tunggu tersebut. Akhirnya Apoteker melewati dengan melayani
resep yang lain.

i.

Penanganan terhadap penyakit / keluhan


Biasanya terdapat jenis penyakit tertentu yang memerlukan penanganan dan obat

dengan segera karena keadaan darurat. Pelayanan ini biasanya didahulukan


dibandingkan dengan resep yang lain. Kasus ini dapat dilihat pada Daftar Waktu
Pelayanan Obat dengan No. Resep B 48. Dalam resep tertulis keterangan Cyto, yang

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

57

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
artinya obat / alat kesehatan yang tertulis pada resep tersebut diminta untuk disajikan
secepatnya.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dengan observasi secara langsung
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari 198 pasien yang diobservasi, didapatkan 65,66% dengan waktu pelayanan
obat yang telah memenuhi SPM (Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008)
yaitu 130 pasien. Dan 34,34% dengan waktu pelayanan obat yang belum
memenuhi SPM (Kepmenkes RI nomor 129/Menkes/SK/II/2008) yaitu 68 pasien.
2. Adapun rata-rata waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan yang telah
memenuhi SPM. Untuk obat jadi rata-ratanya adalah 20,16 menit, dan untuk obat
racikan rata-ratanya adalah 37,95 menit.
3. Sedangkan untuk waktu pelayanan obat pasien umum rawat jalan yang belum
memenuhi SPM. Untuk obat jadi rata-ratanya adalah 44 menit, dan untuk obat
racikan rata-ratanya adalah 73,6 menit.
4. faktor faktor yang berkaitan dengan waktu pelayanan obat pasien umum rawat
jalan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata antara lain adalah :
a. Setiap jenis resep yang diterima berupa resep racikan, non racikan maupun
campuran dari keduanya.
b. Ketidakpahaman pasien terhadap alur pengambilan obat.
c. SIM Rumah sakit yang berupa penggunaan komputer pada pengentrian harga
resep di pelayanan obat.
d. Hari pelayanan instalasi rawat jalan yang dimulai dari hari senin s/d sabtu.
e. Jam sibuk / jam keramaian yang berkisar antara pukul 10.00 s/d 13.00 WIB.
f. Ketersediaan obat di Instalasi farmasi
g. Harga obat dan kemampuan daya beli pasien umum rawat jalan
h. Keberadaan pasien di ruang tunggu Instalasi Farmasi
i. Penanganan terhadap penyakit / keluhan.

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

58

Tri Nurhayanti, dkk :Analisis Faktor- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu...
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, 2012. Profil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata 2012. Purbalingga
Pelayanan Farmasi, 2012 Pedoman Pelayanan Farmasi di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata.Purbalingga.
Depkes RI, 2009. Undang-undang Kesehatan Nomor: 44 Tahun 2009
tentang Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Siregar, Charles J.P (2005). Farmasi klinik teori dan penerapan. Jakarta : Rineka kedokteran
EGC.
Depkes RI. Kepmenkes No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit. Jakarta
Notoatmodjo,S ( 2005), Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Anief, M. (2005). Manajemen Farmasi. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Depkes RI. Kepmenkes RI No.1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit, Jakarta.
Depkes RI, 2006. Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Jakarta.
Santjaka, A. (2008).Statistik untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika
Sugiyono, 2007. Statistik untuk penelitian, Bandung: CV Alfabeta.
Konsil Kedokteran Indonesia, 2009.Pasien rawat jalan. Jakarta: Rineka kedokteran EGC.

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2, No.1 Agustus 2014

59

Anda mungkin juga menyukai