menjadi
senyawa
kimia
atau
molekul
kompleks. Proses
ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat
berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya
digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa
yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks
yang terbentuk. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal
dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia
dikenal dengan kemosintesis
Katabolisme adalah adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini
menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang biasa digunak4an
organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu
4
menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi
kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi
adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan
dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan
berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta
FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2). (Rahcmadiarti, 2007)
1) Pengertian Enzim
Enzim adalah merupakan biokatalisator,yang artinya dapat
mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa mengalami perubahan struktur kimia.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa enzim
adalah suatu protein.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar
enzim.Faktor dalam misalnya substansi substansi genetik yang dibawa oleh
masing masing enzim, suhu, pH, konsentrasi enzim, dan activator.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya. Akan tetapi,
hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substart,
yaitu di bagian yang disebut sisi aktif (activesite). Substrat adalah suatu bahan
atau molekul yang dikatalis oleh enzim dan berupa karbohidrat, protein, maupun
lemak.
Beberapa enzim memerlukan komponen nonprotein yang disebut gugus
prostetik agar dapat bekerja dalam suatu reaksi. Enzim yang lengkap tersebut
disebut holoezim. Secara kimia, enzim yang langkap (holoenzim) tersusun atas
dua
bagian,
yaitu
bagian
protein
dan
bagian
bukan
protein.
Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam asam amino dan merupakan
tempat melekatnya substrat sekaligus mereaksikan substrat. Bagian protein
bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
Misal : NAD+.
Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik, yaitu gugusan yang
aktif. Gugus prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor,
misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik bersifat stabil pada suhu relatif
tinggi, dan tidak berubah pada akhir reaksi.
a) Teori lock and key: Ini adalah salah satu teori yang menjelaskan
mekanisme kerja enzim. Sesuai teori ini, masing-masing enzim memiliki area
spesifik (disebut situs aktif) yang dimaksudkan untuk substrat tertentu untuk
mendapatkan terpasang. Situs aktif enzim ini melengkapi bagian tertentu dari
substrat, sejauh bentuk yang bersangkutan. Substrat akan masuk ke dalam situs
aktif dengan sempurna, dan reaksi antara mereka terjadi.
kontak antara substrat dan enzim. Namun, suhu yang ekstrim tidak baik untuk
enzim. Di bawah pengaruh suhu sangat tinggi, molekul enzim cenderung untuk
mengalami denaturasi, karena yang laju penurunan reaksi. Dengan kata lain,
enzim terdenaturasi gagal untuk melaksanakan fungsi normal. Dalam tubuh
manusia, suhu optimum di mana sebagian besar enzim menjadi sangat aktif
terletak pada kisaran 95 F sampai 104 F (35 C hingga 40 C). Ada beberapa
enzim yang lebih memilih suhu yang lebih rendah daripada ini.
b). Perubahan pH
Pada umumnya, pH optimum berada dikisaran 6 8. Namun beberapa
pengecualian terjadi, contohnya pada lambung manusia, pepsin akan bekerja pada
pH 2. Perubahan pH yang cukup tajam juga akan menyebabkan enzim
terdenaturasi.
enzim. Dalam kondisi ini, substrat terus diganti dengan yang baru pada situs aktif
enzim dan tidak ada ruang lingkup untuk menambahkan molekul-molekul ekstra
di sana.
memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, dan sehingga akan melekat
pada diaktifkan pusat enzim mudah dan membatasi pembentukan ikatan kompleks
enzim-substrat. Sebuah inhibitor nonkompetitif adalah salah satu yang membawa
perubahan (s) dalam bentuk enzim dengan bereaksi dengan situs aktif. Dalam
kondisi ini, molekul substrat tidak dapat mengikat dirinya pada enzim dan dengan
demikian, kegiatan selanjutnya diblokir.
5) Enzim Katalase
Katalase adalah enzim antioksidan yang ditemukan pada hampir semua
organisme
hidup yang
mengkatalisis
proses
dekomposisi
hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. Katalase adalah salah satu enzim yang paling
efisien, satu molekul katalase dapat mengkonversi jutaan molekul hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. Fungsi enzim Katalase Hidrogen peroksida
(H2O2) merupakan hasil dari respirasi dan dibuat dalam seluruh sel hidup. H2O2
berbahaya dan harus dibuang secepatnya. Enzim katalase diproduksi sel untuk
mengkatalis H2O2. Katalase berperan sebagai enzim peroksidasi khusus dalam
reaksi dekomposisi hydrogen peroksida menjadi oksigen dan air. Enzi mini
mampu mengoksidasi 1 molekul hydrogen peroksida menjadi oksigen. Kemudian
secara simultan juga dapat mereduksi molekul hydrogen peroksida kedua menjadi
air. Reaksi dapat berjalan bila terdapat senyawa pemberi ion hydrogen (H2)
seperti methanol, etanol dan format. Peran katalase dalam mengkatalis H2O2
relatif lebih kecil dibandiingkan dengan kecepatan pembentukannya. Sel-sel yang
mengandung katalase dalam jumlah sedikit sangat rentan terhadap peroksida.
Oleh karena itu katalase berperan penting dalam mekanisme pertahanan sel darah
merah terhadap serangan oksidaror hydrogen peroksida.
6) Hidrogen Peroksida (H2O2), Natrium Hidroksida (NaOH),
Asam Sulfat (H2SO4), dan KMnO4
Larutan larutan Hidrogen Peroksida (H2O2), Natrium Hidroksida
(NaOH), Asam Sulfat (H2SO4), dan KMnO4 digunakan sebagai bahan percobaan
untuk mengamati kerja enzim katalase pada hati ayam.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis
Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik
yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa
peroksida harus segera diuraikan menjadi air (H 2O) dan oksigen (O2) yang tidak
berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2)
menjadi air (H2O) dan Oksigen (O2). Penguraian peroksia ditandai dengan
timbulnya gelembung.
Natrium Hidroksida, Asam Sulfat, dan KMnO4 digunakan sebagai
indikator keadaan asam dan basa.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Tabung Reaksi
Pipet
Pembakar Spiritus
Penjepit
Bara api dari Dupa
D. Cara Kerja
1) Menyelidiki aktivitas enzim katalase :
Tabung reaksi diisi dengan 7 10 tetes ekstrak hati ayam, lalu
dimasukkan H2O2 kedalam tabung reaksi setinggi 1cm,lalu diamati
perubahan gelembung yang terjadi dan dicatat dalam tabel
pengamatan.
2) Pengukuran Aktivitas Enzim Katalase
a. Percobaan nomor
1 diulangi,
namun
dengan
c.
perubahannya.
Percobaan nomor 1, dan ditambahkan NaOH sebanyak 3
d.
e.
Ekstrak Hati
H2O2
Gelembung
Segar
+ H2SO4
+ H2SO4 + KMnO4
+ NaOH
Dipanaskan
Dimasukkan bara api
Nyala Api