TEKNIK SIPIL
KELOMPOK2
41114310007RDM.ROFFIK
41111310023SYAIPULANAM
41114310046SYAHRUDIN
41114310048M.MAULUDIN
41114310016M.FAIZALMARDIANSYAH
i. DAFTAR ISI
I.DAFTARISI............................................................................................................0
II.PENDAHULUAN....................................................................................................2
1.SEJARAHBAJA......................................................................................................3
1.1BAJA.....................................................................................................................3
2.PROSESPEMBUATANBAJA..................................................................................7
2.1.PEMBUATANBESIKASAR..........................................................................................7
2.2.PROSESDALAMDAPURTINGGI..................................................................................9
2.3.PEMBUATANBAJADARIBESIKASAR.........................................................................12
(a).ProsesBessemer............................................................................................13
(b).ProsesThomas...............................................................................................14
(c).ProsesMartin.................................................................................................15
(d).ProsesOksi.....................................................................................................17
(e).ProsesHoecsch..............................................................................................17
(f).ProsesBertrandThield....................................................................................18
(g).ProsesDupleks...............................................................................................18
(h).ProsesThalbot...............................................................................................19
(i).ProsesDapurListrik........................................................................................19
(j).Dapurbusurcahaya........................................................................................19
(k).Dapurinduksi.................................................................................................20
(L).ProsesDapurAduk.........................................................................................21
2.4.STRUKTURRANGKABAJA.........................................................................................21
3.BAJARINGAN......................................................................................................24
3.1.PENGERTIANBAJARINGAN.....................................................................................24
III.DAFTARPUSAKA................................................................................................27
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 1
ii. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, struktur sipil dituntut untuk
menjadi lebih berkualitas disegala aspek. Salah satu aspek yang mendapat
banyak perhatian adalah aspek material yang digunakan oleh pengguna suatu
struktur bangunan. Banyak rekayasa yang telah digunakan oleh para peguna
hanya untuk memenuhi kebutuhan aspek ini. Melihat kebutuhan material
tersebut, baja menjadi material yang banyak dipilih karena keekonimisannya
dan kekuatan yang mampu disediakan. Baja merupakan salah satu material
bangunan yang banyak digunakan selain beton dan kayu.
Baja sebagai salah satu material banguna memiliki kelebihan dan
kekurangan dibandingkan dengan material lain. Oleh karena itu, seringkali
dalam penggunaanya, material baja digabungkan dengan material lain untuk
menutup kelemahan masing-masing material. Melihat kekurangan dariketiga
material tersebut, untuk rangka atap akhir-akhir ini digunakan struktur rangka
atap baja ringan.
Terimakasih
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 2
1. SEJARAH BAJA
1.1 BAJA
Baja adalah logam campuran yang tediri dari besi (Fe) dan karbon (C).
Jadi baja berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembagga
(Cu), dan titanium (Ti)yang merumakan logam murni. Dalam senyawa antaa
besi dan karbon (unsur nonlogam) terrsebut besi menjadi unsur yang lebih
dominan dibanding karbon. Kandungan kabon berkisar antara 0,2 2,1% dari
berat baja, tergantung tingkatannya. Secara sederhana, fungsi karbon adalah
meningkatkan kwalitas baja, yaitu daya tariknya (tensile strength) dan tingkat
kekerasannya (hardness). Selain karbon, sering juga ditambahkan unsur
chrom (Cr), nikel (Ni), vanadium (V), molybdaen (Mo) untuk mendapatkan
sifat lain sesuai aplikasi dilapangan seperti antikorosi, tahan panas, dan tahan
temperatur tinggi.
Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM Tahun
1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400
tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebut proses peleburan
besi mulai diketahui secara luas. Tahun 1000 SM, Bangsa Yunani, Mesir, Jews,
Roma, Carhaginians dan Asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan
besi dalam kehidupannya.Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah
di invansi oleh bangsa arya. Tahun 700 600 SM, Cina belajar membuat besi.
Tahun 400 500 SM, Baja sudah ditemukan penggunaannya di Eropa. Tahun
250 SM, Bangsa India menemukan cara membuat baja. Tahun 1000 M, Baja
dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada
kekaisaran fatim yang disebut dengan baja Damaskus. 1300 M, Rahasia
pembuatan baja damaskus hilang.1700 M, Baja kembali diteliti penggunaan
dan pembuatannya di Eropa.
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 3
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 4
Besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe,
hanya kadar karbon lah yang membedakan besi dan baja, penggunaan besi
dan baja dewasa ini sangat luas mulai dari perlatan yang sepele seperti
jarum, peniti sampai dengan alat alat dan mesin berat.berikut ini disajikan
klasifikasi baja :
1.
steel
0,05 % 0,30% C.
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:
buildings.
Baja karbon menengah (medium carbon steel)
bits, screwdrivers.
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 5
1,50 % C
Penggunaan:
screw
drivers,
blacksmiths
hummers,
tables
knives,
screws, hammers, vise jaws,knives, drills. tools for turning brass and
wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel,
wire drawing dies, fine cutters.
b.
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 6
selanjutnya
adalah
mencuci
bijih
besi
tersebut
dan
mengelompokkan menurut besarnya, bijih bijih besi halus dan butir-butir yang
kecil diaglomir di dalam dapur sinter atau rol hingga berupa bola-bola yang
dapat dipakai kembali sebagai isi dapur.
Setelah bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering
dan unsur-unsur yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa
ke dapur tinggi diolah menjadi besi kasar.
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 7
Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di
atas yang lain pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang
melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur kebawah
dan tidak terjadi kemacetan. Bagian bawah melebar ke atas dengan maksud
agar muatannya tetap berada di bagian ini. Dapur tinggi dibuat dari susunan
batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh
konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi. Berturut-turut
dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi.
Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan
secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas
berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak
sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara
pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas
udara. Proses pada gambar 1
Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi
besi kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 8
bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau
dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja di dalam
konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen Martin.
Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu
kokas dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat
dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses berfungsi sebagai
pelindung cairan besi kasar dari oksida yang mungkin mengurangi hasil yang
diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur (CaCO3) terurai
mengikat batu-batu ikutan dan unsur-unsur lain.
2.2. Proses dalam Dapur Tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini
zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat
asam pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 18000 C dengan
udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi
tersebut.
Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses berlangsung maka diberi
batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam apabila
bijih besinya mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan diberikan
yang bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar
melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes ke
bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan,
terak ini kemudian dipisahkan.
Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung sebagai
berikut:
Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi: C+O2
CO2
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 9
sebagian dari CO2 bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada
ditempat yang lebih atas yaitu gas CO.
CO2+C
2CO
Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 3000 sampai 8000 C oksid besi yang
lebih tinggi diubah menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi tidak
langsung dengan CO tersebut menurut prinsip:
Fe2O3+CO
2FeO+CO2
Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi
tidak langsung menurut prinsip:
FeO+CO
FeO+CO2
Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang
mereduksi melainkan persenyawaan zat arang dengan oksigen. Sedangkan
reduksi langsung terjadi pada bagian yang terpanas dari dapur, yaitu
langsung di atas pipa pengembus. Reduksi ini berlangsung sebagai berikut:
FeO+C
Fe+CO CO
yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak
langsung tadi.
Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan
teraknya dan baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut
besi kasar atau besi mentah yang digunakan untuk membuat baja pada dapur
Proses pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok tuangan yang
dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku.
Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam bentuk balokbalok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 10
besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair
dipindahkan pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin).
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi
bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau
sebagai bahan campuran semen.
Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum dituang
menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan, perlu
dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan susunannya
seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair dari bermacammacam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi kasar cair yang sama
dan merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang sedikit mengandung
belerang di dalam bak pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas
dapur tinggi.
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 11
Gambar 2. Diagram Pembuatan Baja (Sumber : Hari Amanto & Daryanto, 1999).
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 12
Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi
kasar digunakan dengan cara sebagai berikut.
Proses Konvertor :
a. Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
b. Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
c. Proses Oksi, proses LD, Kaldo dan Oberhauser.
Proses Martin (dapur Siemen Martin):
a. proses Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah.
b. Proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.
Dapur Listrik untuk baja Campuran:
a. Dapur listrik busur nyala api.
b. Dapur listrik induksi.
(a). Proses Bessemer
Konvertor Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu
tahan api yang bersifat asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada
bagian bawahnya terdapat sejumlah lubang-lubang untuk saluran udara.
Bejana ini dapat diguling-gulingkan.
Korvertor Bessemer diisi dengan besi kasar kelabu yang banyak
mengandung silisium. Silisium dan mangan terbakar pertama kali, setelah itu
baru zat arang yang terbakar. Pada saat udara mengalir melalui kasar udara
membakar zat arang dan campuran tambahan sehingga isi dapur masih tetap
dalam keadaan encer.
Setelah lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah terbakar dan
terak yang terjadi dikeluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbo sebesar
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 13
0,0 sampai 1,7 %, maka pada waktu proses terlalu banyak yang hilang
terbakar, kekurangan itu harus ditambahnya dalam bentuk besi yang banyak
mengandung karbon.
Dengan jalan ini kadar karbon ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang
terbentuk dan mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang
mengandung mangan.
Udara masih dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud untuk
mendapatkan campuran yang baik. Kemudian terak dibuang lagi dan
selanjutnya muatan dituangkan ke dalam panci penuang. Pada proses
Bessemer menggunakan besi kasar dengan kandungan fosfor dan belerang
yang rendah tetapi kandungan fosfor dan belerang masih tetap agak tinggi
karena dalam prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar sama sekali.
Hasil dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak
digunakan untuk bahan konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses
asam karena muatannya bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat
asam. Apabila digunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu akan
rusak akibat reaksi penggaraman.
(b). Proses Thomas
Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah
proses basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk
mengolah besi kasar yang bersifat basa. Muatan konvertor Thomas adalah
besi kasar putih yang banyak mengandung fosfor
Proses pembakaran sama dengan proses pada konvertor Bessemer,
hanya saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat arangnya
terbakar. Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena besinya
sendiri akan terbakar.
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 14
menggunakan
keran
pengatur
maka
gas
panas
dan
udara
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 15
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 16
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 17
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 18
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 19
Misalnya pada dapur Stassano busur api terjadi antara tiga ujung
elektroda arang yang berada di atas baja yang dilebur melalui ujung elektroda
itu dengan arus putar.
Pada dapur Girod, arus bolak balik mengalir melalui satu elektroda yang
membentuk busur api di antara kutub dan baja cair selanjutnya dikeluarkan
melalui enam buah elektroda baja yang didinginkan dengan air ke dasar
tungku.
Pada dapur Heroult menggunakan dua elektroda arang dengan arus
bolakbalik dan dapat juga menggunakan tiga buah elektroda pada arus putar.
Arus listrik membentuk busur nyala dari elektroda kepada cairan dan kembali
dari cairan ke elektroda lainnya.
(k). Dapur induksi
Dapur induksi dapat dibedakan atas dapur induksi frekuensi rendah dan
dapur induksi frekuensi tinggi. Pada dapur induksi dibangkitkan suatu arus
induksi dalam cairan baja sehingga menimbulkan panas dalam cairan baja
Proses itu sendiri sedangkan dinding dapurnya hanya menerima pengaruh
listrik yang kecil saja.
a. Dapur induksi frekuensi rendah, bekerja menurut prinsip
transformator. Dapur ini berupa saluran keliling teras dari baja yang
beserta isinya dipandang sebagai gulungan sekunder transformator
yang dihubungkan singkat, akibat hubungan singkat tersebut di dalam
dapur mengalir suatu aliran listrik yang besar dan membangkitkan
panas yang tinggi. Akibatnya isi dapur mencair dan campurancampuran tambahan dioksidasikan.
b. Dapur induksi frekuensi tinggi, dapur ini terdiri atas suatu kuali yang
diberi kumparan besar di sekelilingnya. Apabila dalam kumparan
dialirkan arus bolak-balik maka terjadilah arus putar didalam isi dapur.
Arus ini merupakan aliran listrik hubungan singkat dan panas yang
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 20
Baja struktur adalah suatu jenis baja berupa batangan dan pelat,yang
berdasarkan pertimbangan ekonomi,kekuatan dan sifatnya,cocok untuk
pemikul beban. Baja struktur banyak digunakan dalam pembuatan
bangunan,seperti: gedung,pabrik,jembatan,dan lain-lain.
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 21
Memerlukan
pemeliharaan
secara
berkala,yang
membutuhkan
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 23
3. BAJA RINGAN
3.1. Pengertian Baja Ringan
Baja ringan merupaka material yang dibentuk dalam kondisi dingin
(cold-formed steel) dengan ketebalan berkisar antara 0.4 mm hingga 3,0 mm.
karena ketebalan yang tipis, maka baja ringan yang dipakai untuk keperluan
structural harus dibuat dari baja mutu tinggi, sehingga mempunyai ketahanan
yang cukup untuk menerima beban struktur.
Baja ringan atau dengan kata lain Light Steel Frame, yang artinya
rangka baja yang menggunakan pelat baja tipis yang difrofil. Pelat baja tipis
yang berupa lembaran baja yang berasal dari gulungan yang disebut Coil.
Berbeda dengan baja konvensional, baja ringan merupakan baja mutu
tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara baja
konvensional. Baja ringan ini termasuk jenis baja yang dibentuk setelah dingin
(cold form steel).
Rangka Atap Baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan
konstruksi. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang
tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan
tarik dan tegangan ini untuk mengkompensasi bentuknya yang tipis.
Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4mm 1mm
(Theodolite).
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 24
sebuah
menambahkan
produsen
mengeluarkan
magnesium
yang
produk
kemudian
baja
dikenal
ringan
dengan
dengan
ZAM,
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 25
Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus
ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih
strukturnya)
Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah
karena panas dan dingin.
Kekurangannya :
Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem
rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup
plafon.
Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian
struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya
jika salah satu bagian kurang memenuhi syarat keamanan, maka
kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan
strukturnya langsung dilakukan oleh structural engineer dari aplikatornya)
Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan
dibentuk berbagai profil.
Mutu dan Kualitas dari struktur atap baja ringan kurang terjamin.
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 26
KELOMPOK2|TEKNOLOGIBAHANKONTRUKSI 27