Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MATA KULIAH SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK)


PELAPORAN KEUANGAN

Kelompok 1:
Azab Ayub Momot
Agus Nugroho
Masyitah As Sahara
Ratna Ningsih Puji Rahayu

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Daftar Isi

ii

Laporan Posisi Keuangan / NERACA

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Arus Kas

10

Laporan Operasional

14

Laporan Perubahan Ekuitas

18

Catatan Atas Laporan Keuangan

19

Laporan Keuangan Konsolidasian

20

Daftar Pustaka

24

PELAPORAN KEUANGAN

1.1 Laporan Posisi Keuangan/ Neraca


Laporan neraca merupakan potret posisi keuangan suatu entitas pada satu titik
tertentu. Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Necara menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut :
a) Kas dan setara kas.
b) Investasi jangka pendek.
c) Piutang pajak dan bukan pajak.
ii

d)
e)
f)
g)
h)
i)

Persediaan.
Investasi jangka panjang.
Aset tetap.
Kewajiban jangka pendek.
Kewajiban jangka panjang.
Ekuitas.
Berikut ini format laporan posisi keuangan pemerintah pusat yang dimuat dalam PP

No. 71 Tahun 2010 :

1.2 Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menggambarkan selisih antara
jumlah yang dianggarkan dalam APBD di awal periode dengan jumlah yang telah direalisasi
dalam APBD di akhir periode. Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi
pendapatan LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
Dalam laporan relaisasi anggaran harus diidentifikasikan secara jelas, dan diulang
pada setiap halaman laporan, jika dianggap perlu, informasi berikut :
a) Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya.
b) Cakupan entitas pelaporan.
c) Periode yang dicakup.
d) Mata uang pelaporan.
e) Satuan angka yang digunakan.
Laporan realisasi anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan realisasi anggaran
tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek dari satu tahun, entitas
mengungkapkan informasi sebagai berikut :
a) Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun.

b) Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam laporan realisasi anggaran dan catatancatatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

1.3 Laporan Arus Kas


Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan
setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
Arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris. Penyajian laporan arus kas dan pengungkapan yang berhubungan
dengan arus kas diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintaha Nomor 03 tentang
Laporan Arus Kas.
Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang,
serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar
selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas
memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi
perubahan kekayaan bersih/ ekuitas suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah.
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi, pendanaa, dan transitoris. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara
kas pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan cara :

10

a) Metode langsung : metode ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan


dan pengeluaran kas bruto.
b) Metode tidak langsung : dalam metode ini, surplus atau defisit disesuaikan dengan
transaksi-transaksi operasional nonkas, penangguhan atau pengakuan penerimaan
kas atau pembayaran yang lalu/ yang akan datang, serta unsur penerimaan dan
pengeluaran dalam bentuk kas yang berkaitan dengan aktivitas investasi dan
pendanaan.

11

12

13

1.4 Laporan Operasional


Laporan finansial mencakup laporan operasional yang menyajikan pos-pos sebagai
berikut :
a)
b)
c)
d)
e)

Pendapatan-LO dari kegiata operasional.


Beban dari kegiatan operasional.
Surplus/ defisit dari kegiatan non operasional, bila ada.
Pos luar biasa, bila ada.
Surplus/defisit-LO.

Laporan operasional menyediakan informasi sebagai berikut :


a) Mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk menjalankan
pelayanan.
b) Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan
penggunaan sumber daya ekonomi.
c) Yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara
menyajikan laporan secara komparatif.
d) Mengenai penurunan ekuitas bila defisit operasional, dan peningkatan ekuitas bila
surplus operasional.
Laporan operasional disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi
tertentu, apabila tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan operasional tahunan disajikan

14

dengan suatu periode yang lebih pendek dari satu tahun, entitas harus mengungkapkan informasi
sebagai berikut :
a) Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun.
b) Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam laporan operasional dan catatan-catatan
terkait tidak dapat diperbandingkan.

Dalam Laporan Operasional harus diidentifikasikan secara jelas, dan, jika dianggap perlu,
diulang pada setiap halaman laporan, informasi berikut:
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)

nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya.


cakupan entitas pelaporan.
periode yang dicakup.
mata uang pelaporan.
satuan angka yang digunakan.

15

16

17

1.5 Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos :
a) Ekuitas awal.
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan.
c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara
lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya :
1. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periodeperiode sebelumnya.
2. Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir.
Disamping itu, suatu entitas pelaporan menyajikan rincian lebih lanjut dari unsurunsur yang terdapat dalam laporan perubahan ekuitas dalam catatan laporan keuangan.

18

1.6 Catatan Atas Laporan Keuangan


Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum. Catatan atas
Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara
luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. Oleh
karena itu, Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi
kesalahpahaman di antara pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan
harus dibuat Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna
dalam memahami Laporan Keuangan.
Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan.
Pembaca yang terbiasa dengan orientasi anggaran mempunyai potensi kesalahpahaman dalam
memahami konsep akuntansi akrual. Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor
komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporan keuangan perusahaan.
Untuk itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi ke pos-pos laporan keuangan menjadi
penting bagi pembaca laporan keuangan.
Selain itu, pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang diterapkan akan
membantu pembaca untuk dapat menghindari kesalahpahaman dalam membaca laporan
keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang
dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan
meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas
Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmenkomitmen lainnya.
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan
keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, antara lain:
19

(a) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target
Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target.
(b) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
(c) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
penting lainnya.
(d) Mengungkapkan

informasi

yang

diharuskan

oleh

Pernyataan

Standar Akuntansi

Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.


(e) Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan
dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan
penerapan basis kas.
(f) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Pengungkapan untuk masing-masing pos pada laporan keuangan mengikuti standar berlaku
yang mengatur tentang pengungkapan untuk pos-pos yang berhubungan. Misalnya, Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan tentang Persediaan mengharuskan pengungkapan kebijakan
akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan. Untuk memudahkan pembaca laporan,
pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan dapat disajikan secara narasi, bagan, grafik,

1.7 Laporan Konsolidasian


Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan dua atau lebih entitas ekonomi
seolah-olah seperti entitas tunggal. Setelah suatu entitas pemerintah menyusun dan menyajikan
laporan keuangannya (unit/satuan kerja), maka dinas tersebut haruslah membuat laporan
keuangan konsolidasian pada tingkat daerah untuk mencerminkan kondisi dan kinerja keuangan
sesungguhnya.
Kelelngkapan yang diperlukan dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian
Pemerintah Daerah adalah bukti-bukti transaksi, laporan keuangan dinas, dan kertas kerja.
Laporan keuangan yang dibuat ada dua, yaitu laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan
tahunan.
Istilah yang Digunakan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
20

1. Kontribusi dari pemilik. Kontribusi dari pemilik didefinisikan sebagai manfaat ekonomis
masa depan atau jasa potensial yang telah dikontribusikan kepada entitas oleh pihakpihak eksternal selain dari manfaat ekonomis masa depan atau jasa potensial sebagai hasil
dari kewajiban entitas.
2. Kenadali adalah kekuatan untuk mengendalikan kebijakan keuangan dan operasional
entitas lain sehingga memperoleh manfaat dari aktivitas entitas lain tersebut.
3. Entitas kendalian adalah suatu entitas yang berada di bawah kendali entitas lainnya yang
dikenal sebagai entitas pengendali.
4. Entitas pengendali adalah suatu entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas kendalian.
5. Distribusi ke pemilik berarti manfaat ekonomis masa depan atau jasa potensial yang
didistribusikan oleh entitas kepada semua atau beberapa pemiliknya.
6. Entitas ekonomis berarti satu kelompok entitas yang terdiri atas satu entitas pengendali
dan satu atau lebih entitas kendalian.
7. Metode ekuitas adalah suatu metode akuntansi di mana investasi mulai dicatat pada
biayanya dan kemudian disesuaikan terhadap perubahan-perubahan pasca akuisisi dalam
saham aktiva/ekuitas investor pada pihak yang menerima investasi.
8. Biaya adalah pengurangan dalam manfaat ekonomis masa depan atau jasa potensial
selama periode pelaporan dalam bentuk arus kas keluar, konsumsi aset, atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan pengurangan dalam aset/ekuitas neto selain dari yang
berkaitan dengan distribusi ke pemilik.
9. Badan Usaha Milik Daerah didefinisikan sebagai suatu entitas yang mempunyai
karakteristik-karakteristik berikut (1) memiliki kekuatan untuk melakukan kontrak atas
namanya sendiri, (2) telah memperoleh otoritas finansial dan operasional untuk
menjalankan bisnis, (3) menjual barang dan jasa dalam kegiatan normal usahanya kepada
entitas lain guna memperoleh keuntungan atau menutup biaya secara penuh, (4) tidak
tergatung pada pendanaan terus menerus supaya usahanya berkelanjutan selain dari
pembelian output BUMN/BUMD secara wajar, dan (5) dikendalikan oleh suatu entitas
sektor publik.
10. Pengendalian bersama adalah hasil dari perjanjian pembagian kendali atas suatu aktivitas
oleh suatu perjanjian yang mengikat.
11. Usaha patunga (joint venture) adalah perjanjian terbatas di mana dua atau lebih pihak
berkomitmen untuk melaksanakan suatu aktivitas yang berada di bawah kendali bersama.
12. Kepentingan minoritas mengindikasikan bahwa bagian dari surplus/defisit bersih dan
bagian dari aktivitas/ekuitas bersih suatu entitas kendalian tidak sepenuhnya dimiliki
secara langsung ataupun tidak langsung oleh entitas pengendali.
21

13. Entitas ekonomis merupakan suatu kelompok entitas yang terdiri atas entitas pengendali
beserta dengan entitas kendaliannya.
Prosedur Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggabungkan laporan keuangan
entitas pengendali (Pemda) dengan entitas kendaliannya (dinas) berdasarkan line-by-line dan
menambahkan jumlah ke pos-pos sesuai dengan kelompok dan jenis masing-masing laporan atau
sesuai dengan elemen-elemen dalam neraca seperti aset, utang, aset/ekuitas bersih, pendapatan,
dan biaya.
Laporan keuangan konsolidasian tersebut harus dapat menyajikan informasi keuangan
sebagai entitas tunggal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka langkah-langkah berikut perlu
diperhatikan.
a) Mengeliminasi jumlah investasi tercatat dengan porsi aset bersih entitas pengendali
(pemda) pada setiap entitas kendalian (dinas).
b) Menghitung secara akurat partisipasi minoritas dalam surplus atau defisit bersih oleh
entitas kendalian (dinas) untuk dialokasikan dengan tepat kepada entitas pengendali
(Pemda).
c) Mengidentifikasikan dan menyajikan partisipasi minoritas tersebut secara terpisah dari
kewajiban dan aset/ekuitas bersih entitas pengendali (Pemda).
Prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah :
1. Membuat jurnal eliminasi.
Jurnal ini dibuat dengan tujuan untuk mengeliminasi saldo semua rekening timbal balik
antara pemda dan dinas. Hal ini dilakukan dengan mendebit rekening timbal balik yang
bersaldo kredit dan mengkredit rekening timbal balik yang bersaldo debit.
2. Membuat kertas kerja.
Kertas kerja dibuat untuk mempermudah dan mempercepat penyusunan laporan
keuangan konsolidasian. Sumber-sumber angka yang diperlukan dalam penyusunan
kertas kerja berasal dari :
1) Laporan keuangan yang berasal dari neraca saldo atau laporan keuangan pemda
dan dinas.
2) Jurnal eliminasi.
3. Membuat laporan keuangan konsolidasian.

22

Angka-angka dalam kertas kerja yang telah disusun kemudian dipindahkan ke laporan
keuangan konsolidasian sesuai dengan jenis rekeningnya. Penyusunan laporan keuangan
konsolidasian ini dapat berasal dari :
1) Neraca saldo dan persediaan dicatat sesuai dengan persediaan fisik.
2) Laporan keuangan pemda dan dinas.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010
Peraturan Menteri Keuangan No. 213 Tahun 2013

23

Anda mungkin juga menyukai