JUSMAWATI
A211 08 253
MANAJEMEN
LEMBARAN PENGESAHAN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
TERHADAP EFISIENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH
Diajukan Oleh:
JUSMAWATI
A21108253
Telah disetujui
Oleh Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
JUSMAWATI
A21108253
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 30 DESEMBER 2011 dan dinyatakan LULUS
Dewan Penguji
No. Nama Penguji
Jabatan
Tanda
Tangan
1.
Ketua 1 .........................
2.
Sekretaris
2.........................
3.
Anggota
3.........................
4.
Anggota
4.........................
Anggota
5.........................
Disetujui
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Ketua
Tim Penguji
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi danBisnis
Ketua
Dr.Muh.Yunus Amar.,SE.,MT.
NIP. 19620430 198810 1 001
ABSTRACT
Jusmawati. 2011. Analysis of The Financial Perfomance of The Soppeng
Regency of The Efficiency of Local Government District Revenue. Final
Report. Department of Management. Faculty of Economics and Business.
Hasanuddin University. Supervising I. Prof. Dr. Hj. Mahlia Muis, SE., M. Si.
The Supervising II. Fahrina Mustafa, SE., M. Si. 68 pages.
Keywords: Ratio of Independence, Effectiveness Ratio, Growth Ratio,
Efficiency Ratio, Revenue (PAD)
Regional autonomy (decentralization) is a regional authority to regulate
and manage the interests of society at its own initiative based on community
aspirations and according to laws and regulations. One aspect of local government
that must be regulated carefully is the financial management area. To analyze the
performance of local governments in managing local finances can be done with
the financial ratio analysis. The financial ratios used include: the ratio of
independence, effectiveness ratios, growth ratios, and the efficiency ratio of
revenue.
The purpose of this study was to determine the financial performance of
the Regency Soppeng significant effect on the efficient use of revenue. The
population in this study, namely Regency Budget Realization Report Soppeng in
which samples are taken is eight years (2003-2010). The variables studied include
self-sufficiency ratio, the ratio of effectiveness, and growth ratios as independent
variables as well as the efficiency of the revenue as the dependent variable.
The results of regression analysis showed that the ratio of independence,
effectiveness ratio, and growth ratios significantly influence the efficiency of local
revenue from the year 2003-2010 is evident from the 0.009 probability value
<0.05. Partial, self-reliance ratio significantly influence the efficiency of revenue.
However, the effectiveness ratio and growth rate did not significantly influence
the efficiency of revenue.
ABSTRAK
Jusmawati. 2011. Analisis Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten
Soppeng terhadap Efisiensi Pendapatan Asli Daerah. Skripsi. Jurusan
Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin.
Pembimbing I. Prof. Dr. Hj. Mahlia Muis, SE., M. Si. Pembimbing II.
Fahrina Mustafa, SE., M. Si. 66 hal.
Kata Kunci: Rasio Kemandirian, Rasio Efektifitas, Rasio Pertumbuhan,
Rasio Efisiensi, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat-Nya sehingga skripsi yang
berjudul, Analisis Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten
Soppeng terhadap Efisiensi Pendapatan Asli Daerah dapat diselesaikan oleh
peneliti.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam skripsi ini, walaupun telah diusahakan secara maksimal. Namun, peneliti
berharap agar skripsi ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan pembaca
tentang kinerja keuangan daerah, khususnya daerah Kabupaten Soppeng.
Peneliti tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, baik secara moril maupun materil dalam penelitian dan
dalam penyusunan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti merasa
perlu untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Orang tua saya atas doa yang telah memberi dukungan serta lantunan doa
yang senantiasa tercurah dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
3. Bapak Dr. Darwis Said, SE., M.SA., Ak selaku Wakil Dekan I, yang telah
banyak memberikan partisipasinya.
4. Bapak Dr. Muh. Yunus Amar, MT selaku Ketua Jurusan Manajemen yang
telah banyak partisipasinya.
5. Ibu Prof. DR. Hj. Mahlia Muis, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan arahan-arahan dalam proses penyusunan proposal
hingga skripsi.
6. Ibu Fahrina Mustafa, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingannya selama penyusunan proposal hingga skripsi.
7. Ibu Dr. Ria Mardiana, SE., M. Si., Dr. Idayanti, SE., M. Si., dan Wardhani
Hakim, SE., M. Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak
kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Bapak H.M. Sobarsyah, SE., M.Si selaku Dosen Seminar Manajemen
Keuangan yang telah banyak menyumbangkan saran serta kritikannya
dalam penyusunan proposal hingga skripsi ini.
9. Bapak Kepala DPPKAD Kabupaten Soppeng, Drs. Andi Tenri Sessu, M.
Si dan Kepala Bidang Akuntansi, Ady Setiadi, S. Sos., M. Si., serta
segenap staf yang telah mengizinkan dan membantu dalam proses
penelitian.
10. Teman-teman seperjuangan Manajemen 08 yang saling sharing dalam
penyelesaian proposal dan skripsi.
Segala kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat
peneliti harapkan sebagai upaya penyempurnaan skripsi ini.
Makassar, November 2011
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...........................................................
ii
..................................
iii
ABSTRACT ..................................................................................
iv
ABSTRAK
..................................................................................
v
vi
viii
DAFTAR TABEL
.......................................................................
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
...........................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
1
4
5
5
7
7
8
11
11
11
12
13
14
16
17
18
19
21
23
24
B.
C.
D.
E.
F.
24
24
25
25
29
32
32
32
.............................................................
...........................................................
46
54
56
56
58
LAMPIRAN ...................................................................................
59
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel ........................................................
28
............................................. 47
............................................. 48
............................................. 49
............................................. 51
......................................................... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pikir ...................................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
............
60
Lampiran 2
........................
61
Lampiran 3
........................
62
Lampiran 4
Lampiran 5
........................
63
......................... 64
BAB I
PENDAHULUAN
pertimbangan
mendasar
terselenggaranya
otoda
adalah
kemandirian
keuangan
daerah
dalam
membiayai
penyelenggaraan otoda.
2. Mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan
daerah.
3. Mengukur sejauh mana aktivitas Pemda dalam membelanjakan
pendapatan daerahnya
4. Mengukur kontribusi
masing-masing
sumber
pendapatan
dalam
kualitas
pengelolaan
keuangan
daerah.
Di
samping
daerahnya dan melihat dari efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
mengangkat judul, Analisis Kinerja
daerah
Pemkab
Soppeng
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ekonomi,
sosial,
dan
politik
serta
sebagai
bukti
mengenai
ketaatan
realisasi
terhadap
anggarannya.
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
C. Komponen-Komponen Laporan Keuangan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, komponen-komponen yang terdapat dalam suatu laporan
keuangan pokok adalah :
1. Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan
pemerintah
pusat/daerah
yang
menunjukkan
ketaatan
terhadap
pusat/daerah
dalam
satu
periode
pelaporan.
Dalam
yang
bersangkutan
maupun
tahun-tahun
anggaran
Pengukuran ini tidak hanya dilakukan pada masukan (input) program, tetapi
juga pada keluaran (output) dari program tersebut.
Ukuran kinerja dan indikator kinerja merupakan dua istilah yang
berbeda. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung,
sedangkan indikator kinerja mengacu pada penilaian secara tidak langsung,
yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.
menerus.
3. Aspek operasi bisnis internal, ditujukan untuk informasi bisnis internal
guna memastikan bahwa kegiatan pemerintah sudah seirama (in-concert)
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang
tercantum dalam rencana strategis.
4. Aspek kepuasan pegawai, dalam setiap organisasi pegawai merupakan
aset yang harus dikelola dengan baik, terutama dalam organisasi yang
banyak melakukan inovasi dan peran strategis.
J. Penelitian Terdahulu
Hasil-hasil penelitian sebelumnya dapat digunakan sebagai acuan
dalam penelitian ini. Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
keuangan daerah, antara lain:
Maharani (2006) melakukan penelitian di Kantor Dinas Pendapatan
Kota Batu. Jenis penelitian berupa studi kasus dan data yang digunakan
adalah data sekunder berupa dokumen dan catatan Pemda Kota Batu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kinerja tingkat kemandirian Pemda Kota Batu
rasio kemandirian mengalami penurunan yang berarti Pemda Kota Batu
cenderung memiliki ketergantungan finansial yang sangat tinggi kepada
pemerintah pusat. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi PAD terhadap total
APBD yang masih relatif kecil dan sumber pembiayaan utama masih
bersumber dari dana Perimbangan Pemerintah Pusat.
Sakti (2010) meneliti tentang analisis perkembangan kemampuan
keuangan daerah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah (studi
empiris
di
Kabupaten
Sukoharjo).
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
rasio
keuangan
pada
APBD
dilakukan
dengan
dana.
7. Menganalisis penggunaan dana.
Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
kemandirian
menggambarkan
ketergantungan
daerah
(Halim, 2004:150)
22004
Rasio Efektifitas
Untuk memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio efektifitas perlu
dibandingkan dengan rasio efisiensi yang dicapai pemerintah. Rasio
Realisasi Penerimaan PAD
(Halim, 2004:150)
efisiensi menggambarkan Target
perbandingan
antara
biaya yang
Penerimaan
PADbesarnya
22004
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan
yang diterima. Kinerja pemerintah daerah dikatakan efisien apabila rasio
yang dicapai kurang dari 1 (satu) atau dibawah l00 persen. Semakin kecil
rasio efisiensi menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik.
Biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD
Rasio Efisiensi
3. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur seberapa besar
kemampuan
Pemda
dalam
mempertahankan
dan
meningkatkan
PAD t 1 PAD t 0
PAD t 0
(Halim, 2004:150),
22004
N. Kerangka Pikir
Penelitian ini didasari oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri (PMDN)
No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam
hal ini ada 2 (dua) kebijakan yang sangat berperan di dalamnya, yaitu
kebijakan nasional dan kebijakan daerah. Kebijakan nasional tertuang dalam
UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah yang telah direvisi dengan UU No. 33 Tahun 2004. Selain
itu, juga tertuang dalam PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Sementara kebijakan daerah tertuang dalam UU No. 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah yang telah direvisi dengan UU No. 32 Tahun
2004.
Dilihat dari kebijakan-kebijakan di atas, maka dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode pengukuran kinerja keuangan daerah dengan
alat analisis sebagai berikut:
1. Rasio kemandirian keuangan daerah
2. Rasio efektifitas
3. Rasio pertumbuhan
Alat analisis tersebut digunakan berdasarkan kajian teori dan
penelitian terdahulu yang sangat memengaruhi metode pengukuran kinerja
keuangan daerah. Rasio-rasio tersebut akan digunakan untuk melihat kinerja
Rasio Kemandirian(X1)
Rasio Efisiensi
PAD
(Y)
O. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini, antara lain:
Hipotesis 1
Hipotesis 2
: Diduga bahwa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan
Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng yang
berlokasi di Kompleks Perkantoran Jalan Salotungo, Kecamatan Lalabata,
Kabupaten Soppeng.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
2. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
pihak-pihak yang terkait, baik dari instansi Pemda Kabupaten Soppeng
maupun pihak lain yang dianggap kompeten dalarn memberikan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil
penelitian (field research) pada instansi Pemda Kabupaten Soppeng.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau sumber lain
yang berkaitan dengan penelitian ini yang sudah diolah dan didapatkan
melalui dokumen-dokumen yang telah tersedia.
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel independen atau
variabel bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel
dependen atau terikat yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol Y.
Rasio Kemandirian
daerah
serta
menggambarkan
tingkat
kesejahteraan
pertumbuhan
setiap
komponen
pendapatan
dan
PAD t 1 PAD t 0
PAD t 0
Rasio Efisiensi=
Konsep
Rasio
Kemandirian
Rasio
Indikator
kemandirian
menunjukk
an
kemampua
n Pemda
dalam
membiayai
sendiri
kegiatan
pemerintah
an,
pembangu
nan,
dan
pelayanan
masyarakat
.
efektifitas
Rasio Kemandirian =
PAD
Bantuan Pusat & Pinjaman
Rasio
Pertumbuhan
Rasio
menggamb
arkan
kemampua
n Pemda
dalam
merealisasi
kan PAD
yang
direncanak
an
dibandingk
an target
yang
ditetapkan
berdasarka
n potensi
riil daerah.
pertumbuhan
mengukur
seberapa
besar
kemampua
n Pemda
dalam
mempertah
ankan dan
meningkat
kan
keberhasila
n
yang
telah
dicapai
dari
periode ke
periode
berikutnya.
efisiensi
menggamb
arkan
perbanding
an antara
besarnya
biaya yang
dikeluarka
n
untuk
memperole
h
pendapatan
Rasio Efektifitas
PAD=
PAD t 1 PAD t 0
PAD t 0
Rasio Efisiensi =
Biaya Pemungutan PAD
Realisasi Penerimaan PAD
dengan
realisasi
pendapatan
yang
diterima.
F. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Analisis deskripsi kuantitatif
Metode ini menerapkan konsep perhitungan rasio keuangan, yaitu
dengan menghitung rasio keuangan dari pos-pos dalam Realisasi Anggaran
yang tertuang dalam Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun anggaran
2003-2010. Metode ini dilakukan dengan memperhatikan indikator kinerja
Pemda Kabupaten Soppeng dalam mengelola keuangan daerahnya dengan
menggunakan rasio-rasio.
2. Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua
variabel atau lebih terhadap satu variabel untuk membuktikan ada atau
tidaknya hubungan antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan
sebuah variabel terikat (Y). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini
digunakan untuk menganalisa kinerja kemandirian keuangan daerah
Pemkab Soppeng terhadap efisiensi PAD.
Formulasi persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
di mana:
(Ghozali, 2009:13)
: bilangan konstanta
b1-b3
: koefisien regresi
X1
X2
: rasio efektifitas
X3
: rasio belanja
: variabel pengganggu
BAB IV
GAMBARAN UMUM
keuangan
daerah,
mengkoordinasikan
penyusunan
mengkoordinasikan,
menggerakkan
dan
tugas.
2) Mengelola dan melaksanakan urusan rumah tangga dan surat
menyurat.
3) Mengelola dan melaksanakan urusan kearsipan dan perpustakaan.
4) Mengelola dan melaksanakan urusan keprotokoleran dan perjalan
dinas.
b. Sub bagian perencanaan dan pelaporan, mempunyai tugas antara lain :
1) Menyusun rencana dan jadwal kegiatan operasional tahunan dinas
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
2) Menghimpun dan mempersiapkan bahan penyusun rencana kerja
dinas.
potensi PAD.
d. Memberikan petunjuk administratif dan operasional pelaksanaan tugas
kepada Kepala Seksi dan Kepala UPTD sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
e. Menyelenggarakan kebijakan pengelolaan pajak, retribusi daerah,
pembinaan dan pengawasan, evaluasi pajak dan retribusi serta
pungutan lainnya yang sah.
Bidang PAD terdiri dari :
a. Seksi pajak daerah, bertugas:
1) Menyusun rencana kerja sesuai tugas dan fungsinya sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Melaksanakan rencana penerimaan pendapatan daerah yang
bersumber dari pajak daerah.
3) Melaksanakan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan
di bidang pajak daerah serta data potensi pajak daerah.
4) Membuat kebijakan bisnis pemungutan pajak daerah meliputi
pendataan, penetapan penerimaan, penyetoran dan penagihan.
b. Seksi retribusi pajak daerah, bertugas:
1) Menyusun rencana kerja sesuai tugas dan fungsinya sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Melaksanakan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan di
bidang retribusi daerah serta data potensi retribusi daerah.
3) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas.
prestasi
kerja
staf
dalam
rangka
pembinaan
dan
pengembangan karier.
4. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran mempunyai fungsi antara lain ;
a. Penyusun kebijakan teknis bidang.
b. Penyelenggraan program dan kegiatan bidang.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan kepala seksi dalam lingkup bidang.
d. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program kegiatan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya,
Bidang anggaran mempunyai tugas antara lain:
a. Merencanakan program dan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
kebijakan
teknis
pelaksanaan
dan
pengoordinasian
pengelolaan anggaran.
d. Melaksanakan pengkajian kebijakan pengaplikasian anggaran daerah dan
penyusunan APBD.
Bidang anggaran terdiri dari :
a. Seksi penyusunan APBD
Seksi penyusunan APBD mempunyai tugas antara lain :
1) Menyusun rencana kerja sesuai tugas dan fungsinya sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Melaksanakan pengkajian kebijakan pegalokasian daerah.
3) Menyiapkan bahan perumusan pedoman penyusunan APBD.
4) Melaksanakan rekapitulasi dokumen anggran dan perubahan
anggaran.
b. Seksi perbendaharaan
Seksi perbendaharaan mempunyai tugas antara lain :
1) Menyusun rencana sesuai tugas dan fungsinya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pelaksanaan tugas
perbendaharaan.
3) Melakukan
pembinaan
penatausahaan
keuangan
dan
perbendaharaan.
4) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka
bahan
perumusan
kebijakan
penyelenggaraan
bahan
perumusan
kebijakan
penyelenggaraan
akuntansi aset.
3) Melaksanakan pencatatan transaksi dan/atau kejadian keuangan
daerah yang berkenaan dengan aset.
4) Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas yang
berkenaan dengan aset secara periodik ( semesteran dan laporan
akhir bulanan).
c. Seksi penyusunan laporan keuangan
Seksi penyusunan laporan keuangan mempunyai tugas antara lain :
1) Menyusun rencana kerja sesuai tugas dan fungsinya sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Menyiapkan
bahan
laporan keuangan.
perumusan
kebijakan
penyelenggaraan
bahan
perumusan
kebijakan
penyelenggaraan
perencanaan kebutuhan.
3) Menyediakan bahan perencanaan dan pengadaan aset daerah.
4) Membuat daftar rencana dan analisis kebutuhan aset daerah.
b. Seksi Distribusi
Seksi Distribusi memiliki tugas antara lain :
1) Menyusun rencana kerja sesuai tugas dan fungsinya.
2) Menyiapkan
bahan
perumusan
kebijakan
penyelenggaraan
distribusi aset.
3) Melaksanakan pengawasan distribusi aset.
4) Membuat data dasar neraca aset daerah.
c. Seksi Inventarisasi dan Penghapusan
7. Bidang Dana Perimbangan
Bidang dana perimbangan memiliki fungsi antara lain :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang.
c. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program kegiatan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
umum.
3) Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan penetapan dana
alokasi umum.
4) Melaksanakan bimbingan teknis kebijakan dana alokasi umum.
c. Seksi lain-lain pendapatan yang sah
Seksi lain-lain pendapatan yang sah memiliki tugas antara lain :
1) Menyusun rencana kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Membuat petunjuk teknis di bidang penerimaan dana perimbangan
dana dan sumber-sumber lain yang sah.
3) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
Rumusan Visi dan Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset daerah Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut:
Tercapainya Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Soppeng yang terukur dan rasional.
1. Meningkatkan pendapatan serta efektifitas pengeloloaan keuangan dan
aset daerah.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar pelayanan.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat.
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis
1. Gambaran Umum variabel Penelitian
a) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan
Pemda
dalam
membiayai
sendiri
kegiatan
pemerintahan,
Pendapatan
Transfer
Daerah (PAD)
Dana Perimbangan
8.914.222.635,39 169.168.080.079,14
6.084.124.834,80 179.180.422.067,79
6.876.125.679,32 201.193.276.220,00
11.266.106.312,36 325.463.397.877,00
16.280.918.440,7
9
364.303.221.066,00
17.460.780.983,5
2
392.132.343.171,00
15.879.402.285,4
7
414.327.271.541,00
16.531.437.645,6
1
397.522.593.650,00
Pendapatan Asli
Lain-Lain
Pendapatan
yang Sah
12.188.130.364,00
10.164.422.657,00
10.146.928.131,00
5.389.408.621,00
Kemandirian
4,92%
3,21%
3,25%
3,41%
8.358.266.957,00
4,37%
38.657.223.368,00
4,05%
30.961.364.434,00
3,57%
90.618.295.232,14
3,39%
Rasio
Rasio Efektifitas=
Target Penerimaan
PAD
10.565.242.572,00
8.146.203.368,00
6.709.499.464,00
7.764.902.747,00
14.810.965.660,00
13.419.093.406,00
18.083.539.916,00
20.423.100.023,06
Realisasi Penerimaan
PAD
8.914.222.635,39
6.084.124.834,80
6.876.125.679,32
11.266.106.312,36
16.280.918.440,79
17.460.780.983,52
15.879.402.285,47
16.531.437.645,61
Rasio
Efektifitas
84,37%
74,69%
102,48%
145,10%
109,92%
130,12%
87,81%
80,94%
Pemda
dalam
mempertahankan
dan
meningkatkan
PAD t 1 PAD t 0
PAD t 0
PADt0
PADt1
8.914.222.635,39
6.084.124.834,80
6.876.125.679,32
11.266.106.312,36
16.280.918.440,79
6.084.124.834,80
6.876.125.679,32
11.266.106.312,36
16.280.918.440,79
17.460.780.983,52
Rasio
Pertumbuhan
-31,75%
13,02%
63,84%
44.51%
7.25%
2008-2009
2009-2010
17.460.780.983,52
15.879.402.285,47
15.879.402.285,47
16.531.437.645,61
-9.06%
4.11%
Pada tabel 5.3 di atas, ada dua periode dalam delapan tahun
terakhir (2003-2010) di mana rasio petumbuhan Pemkab Soppeng negatif,
yaitu pada tahun 2003-2004 sebesar -31,75%, dan 2008-2009 sebesar
-9,06%. Adapun rasio pertumbuhan yang mengalami kenaikan, yaitu pada
tahun 2003-2004 sebesar -31,75% naik menjadi 13,02% tahun 2004-2005,
kemudian naik menjadi 63,84% pada tahun 2005-2006. Begitupula pada
tahun 2008-2009 sebesar -9,06% naik menjadi 4,11% tahun 2009-2010.
Selebihnya mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2005-2006 turun dari
63,84% menjadi 44,51% pada tahun 2006-2007, kemudian turun menjadi
7, 25% tahun 2007-2008, dan turun menjadi -9,06% tahun 2008-2009.
d) Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Untuk memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio efektifitas perlu
diperbandingkan dengan rasio efisiensi yang dicapai pemerintah. Rasio
efisiensi menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan
yang diterima. Kinerja Pemda dikatakan efisien apabila rasio yang
dicapai kurang dari 1 (satu) atau dibawah 100 persen. Semakin kecil
rasio efesiensi menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik.
Rasio efesiensi Pemerintah Kabupaten Soppeng dapat dihitung
sebagai berikut:
Rasio Efesiensi=
Realisasi Penerimaan
PAD
8.914.222.635,39
6.084.124.834,80
6.876.125.679,32
11.266.106.312,36
16.280.918.440,79
17.460.780.983,52
15.879.402.285,47
16.531.437.645,61
Biaya Pemungutan
PAD
6.341.105.060,00
72.943.008,00
89.812.848,00
1.335.081.366,00
10.723.999.999,00
11.490.926.673,00
241.776.290,00
247.021.054,00
Rasio
Efisiensi
71,13%
1,20%
1,31%
11,85%
65,87%
65,81%
1,52%
1,49%
B
(Constant)
Rasio Kemandirian
Rasio Efektifitas
pertumbuhan
Std. Error
-221.627
41.699
51.147
7.279
.583
-.272
Coefficients
Beta
t
-5.315
.006
.943
7.026
.002
.295
.438
1.972
.120
.249
-.245
-1.093
.336
Sig.
terhadap efisiensi PAD dapat dilihat dari hasil uji F yang tertera pada
tabel 5.6 berkut:
Tabel 5.6. Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
Df
Mean Square
7273.299
2424.433
544.196
136.049
7817.495
Sig.
17.820
Karena Fhitung > Ftabel dan nilai probabilitasnya < 0,05, maka hipotesis
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan daerah dengan
rasio kemandirian, rasio efektifitas, rasio pertumbuhan berpengaruh
secara simultan terhadap efisiensi PAD.
B. Pembahasan
Hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa secara parsial rasio
kemandirian berpengaruh signifikan terhadap efisiensi PAD, terbukti dengan
nilai probabilitas 0,002 < 0,05. Model regresi yang terbentuk dari hasil
analisis regresi menunjukkan bahwa setiap kenaikan rasio kemandirian satu
satuan akan diikuti kenaikan efisiensi PAD sebesar 0,943. Sementara itu,
rasio kemandirian Pemkab Soppeng cukup dinamis dengan adanya kenaikan
dan penurunan dalam delapan tahun terakhir (2003-2010).
Meskipun
.009a
analisis
regresi
secara
parsial
menunjukkan
bahwa
rasio
model.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja keuangan daerah Pemkab Soppeng dalam delapan tahun terakhir
terbukti baik. Hal ini dapat dilihat melalui perhitungan rasio kemandirian,
rasio efektivitas, dan rasio pertumbuhan dari tahun 2003-2010.
2. Efisiensi PAD Pemkab Soppeng dalam delapan tahun terakhir terbukti
efisien. Hal ini dpat dilihat melalui perhitungan rasio efisiensi PAD dari
tahun 2003-2010.
3. Secara parsial, rasio kemandirian Pemkab Soppeng berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi PAD pada delapan tahun terakhir (2003-2010).
4. Secara parsial, rasio efektifitas Pemkab Soppeng tidak berpengaruh
signifikan terhadap efisiensi PAD pada delapan tahun terakhir (2003-2010).
5. Secara parsial, rasio pertumbuhan Pemkab Soppeng tidak berpengaruh
signifikan terhadap efisiensi PAD pada delapan tahun terakhir (2003-2010).
6. Secara simultan, rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan rasio pertumbuhan
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi PAD pada delapan tahun terakhir
(2003-2010).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH (DPPKAD) KABUPATEN SOPPENG
KEPALA DINAS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
KASUBA
G
KABID
PENDAPATA
N
KABID
ANGGARAN
KASI
PAJAK
DAERAH
KASI
PENYUSUNA
NAPBD
KASI
RETRIBUSI
DAERAH
PJ. KASI
OTORISASI
DPA-SKPD
KASI
LAIN-LAIN
PAD YANG
SAH
KABID
AKUNTANSI
KASI
AKUN.
PENE. &
PENGE. KAS
KASI
PEMBENDAHARAAN
UPT
KASUBAG
PERENCANAA
N
&
KABID
ASET
KASUBAG
KEUANGAN
KABID DANA
PERIMBANGA
KASI
PERENC
.
KEB.
KASI
DANA
BAGI
KASI
AKUN.
ASET
KASI
DISTRI.
KASI
PENYU.
LAP.
KEU.
KASI
INVENT.
&
PENGH.
KASI
DANA
ALOKASI
UMUM
KASI
LAIN-LAIN
PAD YANG
SAH
Rasio Efisiensi
Y
71.13
1.2
1.31
11.85
65.87
65.81
1.52
1.49
Rasio Kemandirian
X1
4.92
3.21
3.25
3.41
4.37
4.05
3.57
3.39
Rasio Efektifitas
X2
84.37
74.69
102.48
145.1
109.92
130.12
87.81
80.94
Rasio Pertumbuhan
X3
0
-31.75
13.02
63.84
44.51
7.25
-9.06
4.11
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
pertumbuhan,
Rasio
. Enter
Kemandirian,
Rasio Efektifitasa
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Rasio Efisiensi
Model Summary
Model
1
R Square
.965a
Adjusted R
Square
Estimate
.930
.878
11.66400
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
Mean Square
7273.299
2424.433
544.196
136.049
7817.495
Residual
Total
df
F
17.820
Sig.
.009a
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Rasio Kemandirian
Std. Error
-221.627
41.699
51.147
7.279
.583
-.272
Rasio Efektifitas
Pertumbuhan
Coefficients
Beta
Sig.
-5.315
.006
.943
7.026
.002
.295
.438
1.972
.120
.249
-.245
-1.093
.336
2003
8,914,222,635.3
9
1,267,799,413.0
0
3,515,969,361.0
0
2004
6,084,124,834.80
2005
2006
6,876,125,679.3 11,266,106,312.3
2
6
1,442,850,769.0
1,725,707,410.0
0
0
4,300,991,020.0
5,495,258,067.0
0
0
1,883,821,549.0
0
Hasil Retribusi Daerah
3,571,829,991.0
0
Hasil Pengelolaan Kekayaan
318,481,190.8
270,176,047.39
391,856,914.32
Daerah
0
Lain-lain Pendapatan Asli
309,992,104.0
3,860,277,814.00
740,417,976.00
Daerah yang Sah
0
Dana Perimbangan
169,168,080,079. 179,180,422,067.7 201,193,276,220.
14
9
00
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
13,930,876,979.
15,390,639,315.7
18,621,911,989.
Bukan Pajak
14
9
00
Dana Alokasi Umum
147,030,000,000. 151,053,590,333.0 164,543,000,000.
00
0
00
Dana Alokasi Khusus
6,350,241,000.
9,360,000,000.0
12,843,394,959.
00
0
00
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
1,856,962,100.0
3,376,192,419.0
5,184,969,272.0
Keuangan
0
0
0
Provinsi
Lain-Lain Pendapatan yang 12,188,130,364.0
10,146,928,131.0
10,164,422,657.00
Sah
0
0
Dana Bagi Hasil Pajak dari 0.00
0.00
7,096,742,334.
31,533,000.00
4,013,607,835.3
6
325,463,397,877.
00
22,906,290,672.0
0
270,884,000,000.
00
24,680,000,000.
00
6,993,107,205.00
5,389,408,621.00
0.00
Provinsi dan
Pemerintah
Daerah
Dana
Penyesuaian
dan
Otonomi
0.00
0.00
Daerah
Bantuan
Keuangan
dari
Provinsi atau
12,188,130,364.0 10,164,422,65257.
Pemerintah
0
00
Daerah
Lainnya
Jumlah 190,270,433,078. 195,428,969,559.5
Pendapatan
53
9
Belanja
Belanja Tidak Langsung
48,843,592,574.
61,209,056,404.2
00
5
Belanja Pegawai
42,502,487,474.
52,108,416,775.2
00
5
Belanja Bunga
0.00
0.00
Belanja Hibah
0.00
0.00
Belanja Bantuan Sosial
0.00
0.00
Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabu
5,170,552,530.0
paten/Kota dan
72,943,008.00
0
Pemerintah
Desa
Belanja Bantuan Keuangan
KepadaProvin
si/Kabupaten/
1,170,552,530.
8,817,696,621.0
Kota
dan
00
0
Pemerintah
Desa
Belanja Tidak Terduga
0.00
210,000,000.0
0
Belanja Langsung
97,156,059,051.
95,818,772,299.0
00
0
Belanja Pegawai
67,794,432,233.
76,202,728,492.0
00
0
Belanja Barang dan Jasa
2,871,194,245.
4,065,496,069.0
00
0
Belanja Modal
26,490,432,573.
15,550,547,648.0
00
0
Jumlah 145,999,651,625. 157,027,828,693.2
00
18,534,364,500.
0.00
00
10,146,928,131.
00
213,216,330,030.
32
68,732,149,855.
00
53,033,825,681.
00
0.00
0.00
0.00
5,389,408,621.
00
342,118,912,810.
36
68,900,636,176.0
0
95,657,078,760.0
0
0.00
0.00
0.00
89,812,848.0
1,335,081,366.00
0
15,608,511,326.
1,050,000,000.00
00
0.00
656,364,200.0
0
104,311,583,323. 171,457,193,929.
80
25
74,364,303,757. 86,392,554,251.0
00
0
3,136,695,261.
3,589,890,767.0
00
0
26,810,584,305. 88,209,651,861.2
80
5
111,184,803,278. 240,357,830,105.
Belanja
Surplus/Defi
sit
00
44,270,781,393,
53
5
80
3,840,114,090.3 102,031,526,852.
4
52
Pembiayaan
Daerah
Sisa
Lebih
Perhitungan
Anggaran
Tahun
Anggaran
sebelumnya
Penerimaan
Kembali
Pemberian
Pinjaman
Penerimaan Piutang Daerah
1,485,467,745.6
0
1,591,261,160.1
3
22,878,724,483. 36,444,105,241.6
52
9
1,485,467,745.6
0
500,285,750.13
10,610,372,077. 28,059,590,645.6
52
1
0.00
1,090,975,410.00
1,979,888,200.
7,919,552,200.00
00
0.00
0.00
Jumlah
1,485,467,745.6
0
Pembiayaan
Penerimaan
Pengeluaran
Penerimaan
Pembiayaan
1,591,261,160.13
25
101,761,082,705.
11
10,288,464,216.
464,962,396.0
00
8
22,878,724,483.5 36,444,105,241.6
2
9
Pembiayaan 27,230,000,000.0
12,359,561,836.6
11,312,767,557.95
Daerah
0
3
Penyertaan Modal Pemda
17,730,000,000.0
5,100,000,000.00
512,819.7
0
0
Pembayaran Pokok Utang
1,500.000,000.0
6,212,767,557.95
2,070,733,074.9
0
3
Pemberian Pinjaman Daerah
8,000,000,000.0
0.00
0.00
0
Pembayaran Utang Belanja
0.00
0.00
10,288,315,948.0
0
Jumlah
Pengeluaran 27,230,000,000.0
12,359,561,836.6
11,312,767,557.95
Pembiayaan
0
3
Pembiayaan Neto
0.00
0.00
0.00
Sisa
Lebih
Pembiayaan
Anggaran
500,287,250.1
28,059,590,645.6
8,595,049,882.52
Tahun
3
1
Berjalan
3,703,977,953.00
1,000,000,000.0
0
1,601,402,253.0
0
1,102,575,700.0
0
0.00
3,703,977,953.0
0
0.00
53,930,144,640.6
0
URAIAN
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
2007
16,280,918,440.7
9
1,810,422,871.0
0
6,086,009,566.0
0
2008
17,460,780,983.
52
1,992,333,187.
00
9,648,562,911.
41
2009
2010
15,879,402,285.4 16,531,437,645.6
7
1
Hasil Pajak Daerah
2,345,203,805.0
3,037,488,871.0
0
0
Hasil Retribusi Daerah
8,806,002,785.0
9,075,375,909.0
0
0
Hasil Pengelolaan Kekayaan
1,738,229,903.1
444,749,520.79
934,087,877.11
1,385,966,227.47
Daerah
9
Lain-lain Pendapatan Asli
4,885,797,008.
3,342,229,468.0
2,680,342,962.
7,480,619,757.51
Daerah yang Sah
00
0
42
Dana Perimbangan
364,303,221,066. 392,132,343,171. 414,327,271,541.0 397,522,593,650.
00
00
0
00
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
29,527,785,866.
28,518,239,171. 40,124,355,541.0
30,864,581,650.
Bukan Pajak
00
00
0
00
Dana Alokasi Umum
294,675,435,200. 317,480,921,000. 320,703,916,000.0 332,095,212,000.
00
00
0
00
Dana Alokasi Khusus
40,100,000,000.
46,133,183,000. 53,499,000,000.0
34,562,800,000.
00
00
0
00
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
Keuangan
0.00
0.00
0.00
0.00
Provinsi
Lain-Lain Pendapatan yang
38,657,223,368.0
90,618,295,232.
8,358,266,957.00
30,961,364,434.00
Sah
0
14
Dana Bagi Hasil Pajak dari 0.00
8,556,457,568.
7,096,742,334.0
10,789,128,623.
Provinsi dan
00
0
14
Pemerintah
Daerah
Dana
Penyesuaian
dan
7,358,266,957.
Otonomi
00
Daerah
Bantuan
Keuangan
dari
Provinsi atau
1,000,000,000.
Pemerintah
00
Daerah
Lainnya
Jumlah 388,483,289,684.
Pendapatan
30
Belanja
Belanja Tidak Langsung
178,505,541,850.
19
Belanja Pegawai
153,815,388,895.
19
Belanja Bunga
1,417,500,085.
00
Belanja Hibah
3,645,000,000.
00
Belanja Bantuan Sosial
8,771,300,000.
00
Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabu
10,723,999,999.
paten/Kota dan
00
Pemerintah
Desa
Belanja Bantuan Keuangan
KepadaProvin
si/Kabupaten/
132,352,871.
Kota
dan
00
Pemerintah
Desa
Belanja Tidak Terduga
0.00
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
22,163,674,800.
00
7,937,091,000.
00
448,250,347,522.
52
18,534,364,500.0
0
5,330,257,600
71,004,594,409.
00
8,824,572,200.
00
461,168,038,260.4 504,672,326,527.
7
75
241,776,290.0
0
247,021,054.
00
230,155,009.0
0
14,180,626,678.0
0
14,379,606,674.0
0
0.00
0.00
1,068,375,000.0
0
185,901,920,707. 218,158,302,426. 230,053,656,654. 150,354,010,744.
20
00
00
00
20,885,243,400.
18,940,523,572.
25,494,323,710.
23,145,995,622.
00
00
00
00
49,458,965,459.
63,261,737,600.
71,070,713,507.
59,183,706,536.
00
00
00
00
155,557,711,848. 135,945,041,254. 133,488,619,437.
77,024,308,586.
00
00
00
00
Jumlah 364,407,462,557. 464,324,250,266. 503,678,063,023. 494,857,664,206.
Belanja
39
00
00
00
Surplus/Defi
24,075,827,126. (16,091,902,743.4 (42,510,024,762.5
9,814,662,321.
sit
91
8)
3)
75
Pembiayaan
Penerimaan
Pembiayaan
Daerah
Sisa
Lebih
Perhitungan
Anggaran
Tahun
Anggaran
sebelumnya
Penerimaan
Kembali
Pemberian
Pinjaman
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
54,561,443,787.
00
75,186,307,182.
03
55,011,286,740.0
7
15,341,921,304.
12
53,930,144,640.
00
73,475,132,122.
51
53,585,796,837.
55
15,245,278,129.
12
15,656,916.0
0
1,330,425,139.
43
51,528,108.
52
500,000.
00
615,642,231.0
380,749,934.
1,373,961,794.
96,143,175.0
0
09
00
0
Penerimaan 54,561,443,787.6 75,186,307,186.0
15,341,921,304.1
55,011,286,740.07
Pembiayaan
0
3
2
Pengeluaran
Pembiayaan
5,115,957,067.00 5,508,607,605.00
Daerah
Penyertaan Modal Pemda
1,000,000,000.0
2,000,000,000.
0
00
Pembayaran Pokok Utang
1,954,957,067.0
2,431,482,795.0
0
0
Pemberian Pinjaman Daerah
2,154,000,000.0
923,000,000.0
0
0
Pembayaran Utang Belanja
0.00
154,124,810.0
0
Jumlah
Pengeluaran
5,115,957,067.00 5,508,607,605.00
Pembiayaan
Pembiayaan Neto
49,445,485,720.0 69,677,699,581.0
0
3
Sisa
Lebih
Pembiayaan
Anggaran
73,521,313,845.5 53,585,796,837.5
Tahun
1
5
Berjalan
4,601,325,041.00
1,351,967,312.00
2,000,000,000. 0.00
00
2,601,325,041.0
1,277,958,614.0
0
0
0.00
0.00
0.00
74,008,698.0
0
4,601,325,041.00
1,351,967,312.00
50,409,961,726.0
0
13,988,613,871.0
0
7,899,936,963.54
23,803,276,192.8
7