i
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
ii
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Jurnal Ekonomi
Balance
Penasihat :
Ir. H. Muh. Syaiful Saleh, M.Si.
(Ketua BPH Univ. Muhammadiyah Makassar)
Dr. H. Irwan Akib, M.Pd.
(Rektor Univ. Muhammadiyah Makassar).
Penanggung Jawab :
Hj. Lilly Ibrahim, SE, M.Si.
(Dekan Fak. Ekonomi Univ. Muhammadiyah Makassar)
Penyunting Ahli :
Prof. Dr. H. A. Karim Saleh (Universitas Hasanuddin)
Dr. H. Basri Rizak, MS. (Univ. Muhammadiyah Makassar)
Ketua :
H. Muh. Rusydi Rahman, SE, M.Si.
Sekretaris :
Ismail Rasulong, SE, MM
Penyunting Pelaksana :
Abd. Rahman Rahim, SE, MM; Dra. Hj. Ruliaty, MM; H. Sultan Sarda, SE, MM; Drs.
Sanusi AM., M.Si.; Dra. Murni, M.Si; Andi Arman, SE, M.Si, Ak;
Redaksi menerima tulisan ilmiah dan hasil penelitian. Naskah diketik spasi
1,5 pada kertas A4 sebanyak 9 – 12 halaman lengkap dengan abstrak
kurang lebih 1 halaman. Tulisan dalam bentuk MS. Word. Redaksi berhak
menyunting/mengedit setiap tulisan tanpa merubah substansinya.
Alamat Redaktur : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar
Telp. (0411) 866972
Contact Person : 085 242 018 587 / 081 342 650 527
iii
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Oleh:
Ruliaty
(Dosen FE Unismuh Makassar)
ABSTRAK
PENDAHULUAN
1
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
tolok ukur lainnya yang dihitung berdasarkan informasi yang dihasilkan oleh
sistem akuntansi keuangan perusahaan dalam mengukur kinerja.
Penilaian kinerja PDAM Makassar selama ini menggunakan scoring
board, namun penilaian ini belum meliputi perspektif pelanggan. Mengingat
keterbatan tersebut, Kaplan dan Norton (2000) mengusulkan sistem
pengukuran kinerja perusahaan yang disebut dengan balanced scorecard yaitu
suatu pengukuran yang komprehensif. Balanced Scorecard mempertimbangkan
kinerja financial (tolok ukur keuangan) dan mempertimbangkan kinerja non-
financial (tolok ukur operasional) yang meliputi kepuasan pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Dengan
menggunakan balanced scorecard, manajer tidak hanya mengukur hasil akhir
tetapi juga mengukur aktivitas-aktivitas penentu akhir. Hal ini karena, balanced
scorecard bukan sekedar alat pengukur kinerja suatu perusahaan tetapi juga
merupakan suatu bentuk usaha transformasi yang strategik pada seluruh
tingkatan organisasi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka masalah
pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kinerja PDAM kota Makassar
dengan pendekatan balanced scorecard?.”
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Pada umumnya laporan itu mengandung informasi yang faktual dan
akurat tentang kinerja perusahaan yang biasanya mencakup dalam kurun
waktu tertentu yang sangat bermanfaat dan diperlukan oleh manajemen puncak
dalam menentukan arah perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang
juga bermanfaat bagi pihak para pemodal dan pemegang saham dalam
pengambilan keputusan tentang berlanjut tidaknya kegiatan penanaman modal
mereka di perusahaan serta bermanfaat untuk kepentingan perhitungan pajak
badan yang merupakan salah satu kewajiban perusahaan sebagai warga
negara korporasi.
Menurut Stándar Akuntansi Keuangan (2007), Tujuan laporan keuangan
adalah :
a. Menyediakan informasi yang menyngkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
2
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
1. Perspektif keuangan
Perspektif keuangan dalam balanced scorecard tetap menjadi perhatian,
karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dari konsekuensi ekonomi
yang terjadi disebabkan oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil.
Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan,
implementasi, dan pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan yang
mendasar. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang
secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, baik berbentuk
gross operating income maupun return on investmen (ROI).
2. Perspektif Pelanggan
Tolok ukur kinerja pelanggan dibagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok pertama adalah apa yang disebut Core Measurement Group. Lima
tolok ukur yang tergabung dalam kelompok ini pada dasarnya merupakan
pengukur hasil akhir yang saling terkait, yaitu:
1. Market Share (Pengukuran pangsa pasar), yang mengukur seberapa
besar pangsa pasar yang berhasil dikuasai oleh perusahaan,
2. Customer Retention (Kemampuan Mempertahankan Pelanggan Lama),
yang mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan
pelanggan-pelanggan lama.
3. Customer Acquisition (Kemampuan mempertahankan pelanggan baru),
yang mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-
pelanggan baru.
4. Customer Statisfication (Tingkat Kepuasan Pelanggan) yang
mengukur seberapa jauh para pelanggan merasa puas terhadap layanan
perusahaan.
5. Customer Profitability (Tingkat Profitabilitas Pelanggan), yang mengukur
seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan
dari penjualan produk kepada para pelanggan.
3
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
4
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
5
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
METODE PENELITIAN
6
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Metode Analisis
Metode analisis yang dugunakan pada penelitian dalam empat
pesrpesktif Balanced Scorecard adalah dengan cara:
1. Menentukan Critical Succes Factor (CSFs) dari empat perapektif Balanced
Scorecard yang berpengaruh pada keberhasilan kompetitif perusahaan
yang selaras dengan visi misi serta strategi perusahaan, kemudian
mengembangkan pengukuran yang relavan dengan Critical Succes Factor
(CSFs) yaitu:
a. Pesrapektif Keuangan
1) Rasio Profitabilitas, menggunakan rasio yang meliputi:
a) Gross Profit Margin
b) Net Profit Margin
c) Return On Investment (ROI)
b. Perspektif Customer
Untuk mengetahui tingkat kepuasa customer, pengelolah, data adalah
data-data kualitatif yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh para
responden diubah menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor
pada masing-masing pilihan jawaban dengan skala linkert seperti yang
dikemukakan oleh sugiyono (2002:74)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
7
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
HASIL PENELITIAN
Laporan Keuangan
Dalam sistem akuntansi, Laporan keuangan lebih ditekankan untuk
memenuhi keperluan berbagai pihak, baik pihak intern ataupun pihak ekstern
perusahaan sehingga bersifat umum, dan apabila diperlukan untuk tujuan-
tujuan khusus perlu adanya beberapa penyesuaian yang relevan sesuai
dengan tujuannya.
Seperti halnya perusahaan pada umumnya, PDAM Kota Makassar memiliki
Laporan Keuangan yang terdiri dari :
1. Neraca, yang melaporkan posisi (keadaan) keuangan perusahaan pada
saat tertentu.
2. Laporan Laba/Rugi, yang memberikan informasi tentang hasil-hasil operasi
perusahaan selama periode tertentu.
8
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
= 57,229,394,871.17 x 100%
115,522,728,391.52
= 49,54 %
(11,085,807,924.10)
= x 100%
115,522,728,391.52
= -9,59 %
Berdasarkan perhitungan di atas, angka Net Profit Margin untuk tahun
2007 adalah -9,59%. Artinya dari setiap 100 rupiah pendapatan
operasional mengalami kerugian sebesar 9,59 rupiah.
c. Return on Laba Netto Setelah Pajak
= x 100%
Investment (ROI) Total Aktiva
(11,085,807,924.00)
= x 100%
279,058,043,242.86
= -3,97 %
Berdasarkan perhitungan di atas, angka ROI untuk tahun 2007 adalah -
9
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
= 65,530,146,596.31 x 100%
128,758,233,041.25
= 50,89 %
Berdasarkan perhitungan di atas, angka Gross Profit Margin tahun
2007 adalah 50,89%, artinya dari setiap 100 rupiah pendapatan
operasional, mampu menghasilkan 50,89 rupiah laba operasional bagi
PDAM kota Makassar.
Laba Netto Setelah Pajak
b. Net Profit Margin = x 100%
Penjualan Netto
5,285,053,214.57
= x 100%
128,758,233,041.25
= 4.10%
Berdasarkan perhitungan di atas, angka Net Profit Margin untuk tahun
2007 adalah 4,10%. Artinya dari setiap 100 rupiah pendapatan
operasional akan diperoleh 4,10 rupiah laba bersih.
c. Return on Laba Netto Setelah Pajak
= x 100%
Investment (ROI) Total Aktiva
5,285,053,214.57
= x 100%
309,254,457,726.58
= 1.71%
Berdasarkan perhitungan di atas, angka ROI untuk tahun 2007 adalah -
3,97%. Artinya dari setiap 100 rupiah aktiva mampu menghasilkan 1,71
rupiah laba bersih bagi perusahaan.
10
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Tahun 2007:
70,088,677,948.72
= x 100%
177,250,069,632.88
= 39.54%
Berdasarkan perhitungan antara total aktiva lancar dibandingakan dengan
total hutang lancar yaitu 39,54%, berarti perusahaan ini masih harus
membayar hutang jangka pendeknya yaitu 0,39 : 1, berarti masih ada
kekurangan pembayaran hutang lancar sebesar 0,61 %.
Kas + Deposito Jangka Pendek
b. Cash Ratio = x 100%
Total Hutang
401,364,418.58+ 13,870,000,000.
= x 100%
311,761,623,264.01
= 4,58%
Berdasarkan anlisis terhadap cash rasio perusahaan yaitu kas tambah efek
dibagi dengan total hutang pada tahun 2007 dengan hasil sebesar 4,58 %.
c. Quick Ratio Total Current Assets - Inventory
= x 100%
Total Current Liabilities
70,088,677,948.72- 982,587,070
= x 100%
177,250,069,632.88
= 38,99%
Hasil analisis yang diperoleh yaitu 38.99%, sehingga dengan
cara perhitungan ini perusahaan dianggap tidak likuid karena
0,39% : 1, jadi masih ada kekurangan pembayaran hutang lancar
sebesar 0,61%, sebagai kewajiban setelah menutupi hutang
jangka pendeknya.
Tahun 2008:
106,956,610,214.31
= x 100%
212,843,883,670.95
= 50,25%
11
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
826,648,694.83+ 31,000,000,000
= x 100%
300,038,631,249.23
= 10,61%
Berdasarkan anlisis terhadap cash rasio perusahaan yaitu kas tambah
efek dibagi dengan total hutang pada tahun 2007 dengan hasil sebesar
10,61 %.
c. Quick Ratio Total Current Assets - Inventory
= x 100%
Total Current Liabilities
106,956,610,214.31-704,062,725
= x 100%
212,843.883,670,93
= 49,92%
Hasil analisis yang diperoleh yaitu 49,92%, sehingga dengan cara
perhitungan ini perusahaan dianggap tidak likuid karena 0,50% : 1, jadi
masih ada kekurangan pembayaran hutaang lancar sebesar 0,50%,
sebagai kewajiban setelah menutupi hutang jangka pendeknya.
12
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
13
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Tabel 10
Hasil Pengukuran kinerja PDAM kota Makassar Tahun 2007-2008
Empat Perspektif Balanced Scorecard
serta ukuran kinerja Standar Realisasi
Perspektif Keuangan:
1. Rasio Profitabilitas
a. Gross Profit Margin 49,54% 50,89%
b. Net Profit Margin -9,59% 4,10%
c. Return on Investment (ROI) -3,97% 1,71%
2. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio 39,54% 50,25%
b. Cash Ratio 4,58% 10,61%
c. Quick Ratio 38,99% 49,92%
Perspektif Costumer
Index Kepuasan Pelanggan Min. IKC dapat Indeks 1283 point
dikategorikan cukup atau dikategorikan
puas atau berada cukup puas.
dalam interval 1060
– 1386 point.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Manufactured Cycle Efficiency (MCE) 1,0 1,0
14
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
15
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Kesimpulan
1. Secara keseluruhan, kinerja perusahaan dilihat dari 4 (empat) perspektif
Balanced Scorecard dapat dikatakan baik karena perusahan dapat
mencapai 75 % dari standar yang ditetapkan atau sebanyak enam dari
delapan tolak ukur yang digunakan oleh Balanced Scorecard berhasil
memenuhi target.
2. Dari perspektif keuangan, belum dikatakan baik karena perusahaan belum
mampu melakukan penghematan biaya dan belum mampu membayar
utang-utang jangka pendeknya, namun perusahaan telah mampu menekan
tingkat kerugian yang diderita sehingga turut mempengaruhi tingkat
pengembalian.
3. Perspektif pelanggan, pada umumnya pelanggan merasa cukup puas
atas pelayanan PDAM kota Makassar, hal ini dapat dilihat dari perolehan
index hasil penyebaran kuisioner yang hanya sebesar 1283 point atau
berada pada interval 1060 – 1386 point atau dikategorikan cukup puas.
4. Perspektif proses bisnis internal perusahaan telah mampu melakukan
efisiensi waktu, hal ini dapat dilihat dari perolehan perhitungan MCE yang
mencapai angka 0,1.
5. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran karyawan PDAM kota Makassar
cukupdengan perusahaan karena pada indeks kepuasan yang diperoleh
sebesar 4737 point dan berada pada interval 3822 – 4998 point atau
16
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Saran
1. Perusahaan harus dapat lebih meningkatkan kinerja pada periode yang
akan datang karena pada periode ini perusahaan hanya mampu mencapai
eman tolak uikur dari delapan tolak ukur yang digunakan.
2. Perusahaan sebaiknya menekan biaya operasional perusahaan, karena
dengan efisiensi biaya perusahaan dapat mengurangi kerugian bahkan
meningkatkan laba. Hal ini juga akan berdampak pada pemegang saham
karena ROI akan meningkat.
3. Perusahaan harus senantiasa menjaga hubungan baik dengan pelanggan,
bahkan meningkatkan hubungan baik yang telah ada , dengan cara
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, dan perusahaan sebaiknya
memperhatikan poin-poin yang kurang pada kuisioner. Umumnya
pelanggan merasa kecewa dengan penyaluran air yang tidak lancar.
DAFTAR PUSTAKA
17
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
ROSDIANA
(Dosen FE Univ. Nuku, Kota Tidore Kepulauan)
ABSTRACT
The aims of the research are to find out whether Cash Dividend, Free
Cash Flow, Return On Assets, and Economic Value Added simultaneously and
partially have an influence on stock prices. And to find out the most dominant
variable affecting stock price. The sample was selected by using purpossive
sampling technique. The Method of analysis to test the hypothesis was Multiple
Linear Regression.
The results of the research reveal that cash dividend and economic
value added partially have a significant influence on stock prices at the
significance level of less than 5% (respectively 0.0% and 1.0% respectively);
free cash flow and return on assets was partially do not have a significant
influence on stock price at the significant level of more than 5% (29.6% and
21.0% respectively), but they simultaneously have a significant influence on
stock price of manufacture companies in Indonesia Stock Exchange at the level
of less than 5% (0.0%). Cash dividend and economic value added are used by
the investors to predict the stock price of the companies of manufacture
companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2005 to 2009, while free
cash flow and return on assets have a weak influence prediction capability of
cash dividend, free cash flow, return on asset, and economic value added on
stock price is 87,7%.
Key words : Stock Price, Cash Dividend, Free Cash Flow, Return On Asset,
Economic Value Added
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kekuatan analisis investor dalam menilai dan memperkirakan harga
saham akan berpengaruh terhadap capital gain yang akan diterimanya. Hal
tersebut dikarenakan kekuatan analisis ini akan memberikan informasi kepada
investor waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya.
Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang
perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat
18
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
dimanfaatkan untuk memobilisasi dana, baik dari dalam maupun dari luar
negeri.
Informasi dalam laporan keuangan yang direspon oleh investor serta
mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi mereka adalah informasi
mengenai cash dividend, free cash flow, return on asset dan economic value
added.
Menurut Wild et.al. (2005), dividen tunai (cash dividend) merupakan
distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan jenis dividen
yang paling umum dan pada saat diumumkan akan menjadi kewajiban bagi
perusahaan. Pembayaran dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor
daripada dalam bentuk lain karena pembayaran dividen tunai membantu
mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasinya pada
suatu perusahaan.
Ross et al (2000), menyatakan free cash flow merupakan kas
perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditur oleh pemegang
saham yang tidak digunakan untuk modal kerja (working capital) oleh
investsi pada aset tetap. free cash flow akan mencerminkan dengan jelas
mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan dimasa
depan dan yang tidak.
Penelitian yang dilakukan oleh Nita dan Maya (2007) yang meneliti
tentang pengaruh aliran kas bebas terhadap harga saham dengan
persistensi laba sebagai variabel intervening dengan memakai model
regrsi berganda yang diperluas dengan path analysis menemukan maka
Ho yang menyatakan aliran kas bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham (ditolak) dan Ha yang menyatakan free cash flow
berpengaruh signifikan terhadap harga saham (diterima). Jadi
kesimpulannya aliran kas bebas berpengaruh secara langsung terhadap
harga saham tidak melalui persistensi laba.
Sementara itu Robert Ang (1997) menyatakan bahwa Return on Asset
adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam
menjalankan operasionalnya. Return On Asset diukur dari laba bersih setelah
pajak (earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk
operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan.
Brigham et. al. (2006 : 69), eva adalah suatu estimasi dari laba ekonomis
yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh
berbeda dari laba akuntansi.
Penelitian yang dilakukan oleh Hermina (2001) yang meneliti tentang
pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham dengan menggunakan
analisis regresi berganda terhadap 68 perusahaan. Adapun hasil penelitian
berdasarkan analisis regresi menemukan bahwa secara simultan EVA, ROA
19
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Rumusan Masalah
1. apakah Cash Dividen, Free Cash Flow, Return On Assets, dan
Economic Value Added perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial berpengaruh
terhadap Harga saham ?
2. Variabel manakah yang paling dominan dan signifikan berpengaruh
terhadap harga saham ?
Tujuan Penelitian
3. Untuk mengetahui pengaruh Cash Dividend, Free Cash Flow, Return
On Assets, dan Economic Value Added secara simultan dan parsial
berpengaruh terhadap harga saham.
4. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan dan signifikan
berpengaruh terhadap harga saham.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi Investor
Sebagai bahan masukan bagi para pelaku pasar modal (investor)
dalam melakukan analisis, khususnya berkaitan dengan pengaruh
Cash Dividend, Free Cash Flow, Return On Asset, dan Economic
Value Added terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Manajemen Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja
perusahaan di masa yang akan datang.
3. Peneliti selanjutnya.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
20
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
METODE PENELITIAN
Defenisi Operasional
21
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Pengujian Hipotesis
Metode Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
Regresi Linear Berganda (multi regression analysis). Persamaan regresi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = α + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 +ß4X4 + ε
Dimana :
Y = Harga saham
X1 = Cash Dividend
X2 = Free Cash Flow (FCF)
X3 = Return On Asset (ROA)
X4 = Economic Value Added
α = Konstanta
ß = Koefisien regresi
ε = Error Term.
Dari kerangka konseptual di atas, maka perumusan hipotesis yang
dikembangkan adalah sebagai berikut :
Ha1 = Cash Dividen, Free Cash Flow, Return
On Assets, dan Economic Value Added
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia secara
simultan dan parsial berpengaruh
terhadap Harga saham.
Ha2 = Variabel yang paling dominan dan
signifikan berpengaruh terhadap harga
saham adalah cash dividend
22
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 9 (terlampir) antara nilai prediksi variabel terikat
dengan residualnya diperoleh hasil tidak adanya pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
harga saham berdasarkan variabel bebas yaitu Cash_dividen, FCF, ROA dan
EVA.
Uji Autokorelasi
Hasil uji Durbin Watson tabel 11 (terlampir) menunjukkan nilai sebesar
1,894 Nilai tersebut jika dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan
derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 125, Variabel bebas (k) = 4, Nilai Tabel
Durbin Watson dL = 1,6426 dan dU = 1,7745, nilai 4-dL dan 4-dU (2,3574 dan
2,2235). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai dL< DW < 4-dU atau
1,6426 < 1,894 < 2,2255 yang artinya tidak terjadi autokorelasi karena nilainya
berada dikisaran interva 1,6426 dan 2,2255.
23
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
24
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS
diperoleh hasil R Square pada tabel 13 (terlampir) diperlihatkan
sebesar 0.877. Hal ini menunjukkan bahwa 87,7% variabel independen
cash dividend, free cash flow, return on asset, dan economic value
added dapat menjelaskan variabel dependen harga saham. Sisanya
sebesar 12,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan
oleh model penelitian ini.
2. Uji Simultan (Uji F)
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka
diperoleh hasil seperti Tabel 14 (terlampir) menunjukkan bahwa nilai
signifikan pada uji Fhitung lebih kecil dari nilai signifikan Ftabel sebesar
0.05. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh variabel independen oleh
cash dividen, free cash flow, return on asset, dan economic value
added secara simultan berpengaruh terhadap harga saham closing
price. Dari hasil pengujian statistik yang telah dilakukan maka hasilnya
adalah Fhitung >Ftabel yaitu 100,011 > 2,440 maka Ho ditolak dan Ha1
diterima
25
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
ditetapkan pada t tabel yaitu sebesar 0,05 (0,296 > 0,05) yang
menunjukkan bahwa free cash flow secara partial tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham maka Ho diterima dan Ha1
ditolak. Hal ini disebabkan karena nilai pengeluaran modal
terkadang tidak tercantum dalam laporan keuangan sehingga
investot sulit memprediksi dan memahami seberapa besar Investasi
yang telah dilakukan oleh perusahaan dan seberapa besar free cash
flow yang tersedia diperusahaan tersebut.
3. Return on aset mempunyai t hitung sebesar -1.268 dengan angka
signifikan sebesar 0,210 berada diatas angka signifikan yang telah
ditetapkan pada t tabel yaitu sebesar 0,05 (0,210 > 0,05) yang
menunjukkan bahwa return on aset secara partial tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham maka Ho diterima dan Ha1 ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa return on asset yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal
sahamnya untuk memperoleh laba perusahaan mempunyai beberapa
kelemahan yang cenderung berfokus pada tujuan jangka pendek dan
bukan tujuan jangka panjang.
4. Economic value added mempunyai t hitung sebesar 2.673 dengan
angka signifikan sebesar 0,010 berada dibawah angka signifikan
yang telah ditetapkan pada t tabel yaitu sebesar 0,05 (0,010 < 0,05)
yang menunjukkan bahwa economic value added secara partial
berpengaruh signifikan terhadap harga saham maka Ho diterima
dan Ha1 ditolak. Hal ini menunjukkan economic value added
merupakan parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan dalam memanfaatkan modal sahamnya untuk
memperoleh nilai tambah Penelitian ini tidak mendapat dukungan
empiris dari peneliti terdahulu Hermina (2001) dan Iqbal (2004) yang
menemukan bahwa Eva tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
5.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
2. Secara Simultan, variabel independen cash dividend (X1), free cash flow
(X2), return On Aset (X3), dan economic value added (X4) berpengaruh
signifikan terhadap harga saham closing price. Secara partial, variabel
indepenen yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham adalah cash
dividend dan economic value added (X4) Sedangkan untuk variabel return
on asset (X3) dan free cash flow (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
26
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Saran
1. Bagi perusahaan sebaiknya memperhatikan pembayaran dividen kasnya
dan pihak manajemen perusahaan harus berusaha keras dalam
menciptakan nilai tambah dalam penciptaan nilai perusahaan dari waktu
kewaktu.
2. Bagi investor dan calon investor dalam melakukan investasi sebaiknya
memperhatikan informasi dalam laporan keuangan, sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat dan
menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, N.E. and Lautania, M.F. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas Terhadap
Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di bursa Efek Jakarta.
Jurnal Ikhsan Gorontalo. Vol. 2 No. 1 : 572-589
Brigham, E.F. and Joel, F.H. 2006. Manajemen Keuangan. pp.67-109.
Erlangga. Jakarta.
McDaniel, Jeff S. Gadkari, Vinay V. And Joseph Viksel. 2000. “The
Environmental EVA : A Financial indikator for EH & S
Strategists”.Corpoorate Environmental Strategy Vol. 7 No. 2
Panggabean, R.L.J. 2005. Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE
Terhadap Harga saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. Vol. 3 No. 5
Pradono and Christiawan, Y.J. 2004. Pengaruh EVA, Residual Income,
Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima oleh
Pemegang Saham. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 6 No. 2 : 140-
166
Sartono, Agus, R. 1999. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. pp.97-106
BPFE. Yogyakarta
Van Horn, J.C. and Wachowicz, J.M.JR. 2005. Fundamentals Of Financial
Management . Buku 2 Edisi 12. Salemba Empat
Wil, J.J. Subramanyam, K.R. Hasley, R.F. 2005. Financial Statement Analysis.
Mc. Graw Hill Internasional.
27
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Oleh:
Samsul Rizal
(Dosen FE Unismuh Makassar)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan tinggi merupakan suatu keharusan
universal yang harus dijalankan oleh semua penyelenggara pendidikan tinggi,
baik pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
masyarakat. Kualitas pendidikan yang dicapai selama ini terasa kurang
memberikan bekal kepada lulusan perguruan tinggi. Hal tersebut dapat
dibuktikan dari lemahnya daya saing lulusan perguruan tinggi Indonesia di
kancah Internasional. Mahasiswa sebagai stakeholder utama perguruan tinggi
sudah semestinya dapat memperoleh apa yang diinginkan. Agar mahasiswa
memperoleh apa yang diharapkan, maka pihak perguruan tinggi harus dapat
mensinergikan antara harapan mahasiswa dengan visi, misi dan tujuan
organisasi.
Sinergisitas harapan mahasiswa dan kepentingan kampus akan
tercapai apabila proses pembelajaran yang dilakukan dengan mengedepankan
aspek kualitas, fasilitas memadai, dan layanan administrasi serta manajemen
yang profesional. Perguruan tinggi sesuai dengan visi dan misinya merupakan
institusi penggarap dan penghasil SDM unggul sebagai jembatan di dalam
menghasilkan produk berkualitas untuk mampu berkompetisi di pasar global.
Mahasiswa merupakan elemen vital dan sentral dalam suatu perguruan tinggi,
dan rasanya sangat berkepentingan untuk memahami faktor-faktor yang
menentukan kepuasan mahasiswa terhadap perguruan tingginya mengingat
mahasiswa lebih memiliki idealisme dan sebagai stakeholder inti.
Universitas Muhammadiyah Makassar memiliki peran yang tidak kecil
dalam rangka ikut serta meningkatan kualitas pendidikan bukan hanya dalam
skala lokal Sulawesi Selatan, tetapi juga dalam skala regional, nasional, bahkan
internasional. Tanggung jawab yang dipikul oleh Universitas Muhammadiyah
Makassar tidaklah enteng tetapi sekaligus sangat mulia, seperti termaktub
dalam pasal 4 Qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah yakni “Menyiapkan
peserta didik menjadi Sarjana Muslim yang 1 beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT, berakhlak mulia, yang mempunyai kemampuan akademik dan atau
28
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Rumusan Masalah
1. Apakah faktor Biaya kuliah, Layanan Administrasi, Kualitas Pembelajaran
serta Sarana dan Prasarana Perkuliahan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Makassar ?
2. Faktor manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan
mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar ?
TINJAUAN PUSTAKA
29
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
30
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
31
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
c. Atribution Theori
Teori ini dikembangkan dari hasil karya Weiner dalam Oliver, Richard, L
(1980 : 496). Teori ini menyatakan bahwa ada tiga dimensi yang menentukan
keberhasilan atau kegagalan suatu hasil (out come), sehingga dapat ditentukan
apakah suatu pembelian memuaskan atau tidak memuaskan. Ketiga dimensi
tersebut adalah:
1. Stabilitas atau variabilitas; apakah faktor penyebabnya sementara atau
permanen.
2. Locus of Causality; Apakah penyebabnya berhubungan dengan konsumen
atau dengan pemasar. Internal attribution seringkali dikaitkan dengan
kemampuan dan usaha yang dilakukan di pasar. Sedangkan eksternal
attribution dihubungkan dengan berbagai faktor seperti tingkat kesulitan
suatu tugas (task difficulty) dan faktor keberuntungan.
3. Controllability; Apakah penyebab tersebut berada dalam kendali
kemauannya sendiri ataukah dihambat oleh fakor luar yang tidak dapat
dipengaruhi.
Menurut Kotler (1997:40) Kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk
yang dirasakan dan yang diharapkan. Atau sebagai respon pelanggan terhadap
ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual
yang dirasakannya setelah pemakaian. Pada dasaranya pengertian kepuasan
pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau
hasil yang dirasakan. Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana
keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi.
32
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
METODOLOGI PENELITIAN
33
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
F
X 100%
n
Ket : F = Frekuensi
n = Banyaknya data
2. Regresi Berganda
Yaitu metode analisis untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
terhadap kepuasan pelanggan/mahasiswa di Universitas Muhammadiya
Makassar, dengan formula sebagai berikut :
Y = b0 + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4 + E (Sujana 2002)
Keterangan :
Y = Kepuasan Mahasiswa
B0 = Bilangan Konstanta
b1-b4= Parameter Koefesien Regresi
X1 = Biaya Kuliah
X2 = Layanan Administrasi
34
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
X3 = Kualitas Pembelajaran
X4 = Sarana Perkuliahan
E = Eror
Analisis selanjutnya dilakukan uji Fisher atau F untuk menguji
apakah variabel X1, X2, X3, dan X4 secara serempak mempunyai pengaruh
terhadap Y. Uji tersebut dilakukan dengan membandingkan nilai F ratio
dengan nilai yang ada pada tabel, jika hasil dari nilai F ratio lebih besar dari
pada F tabel maka variabel-variabel X yang merupakan variabel independen
(bebas) yang secara bersama dapat mempengaruhi Y atau variabel tidak
bebas. Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel X
terhadap Y secara parsial (sendiri-sendiri) dilakukan uji t (student) dengan
membandingkan antara nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Apabila nilai t-
hitung lebih besar dibanding nilai t-tabel maka variabel X tersebut
berpengaruh terhadap Y.
35
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
2. Fakultas
Penyebaran responden berdasarkan fakultas dapat ditunjukkan
melalui tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Penyebaran Responden Berdasarkan Fakultas
Jumlah Persentase
No. Fakultas
(Orang) (%)
1. FKIP 150 50,00
2. Fekon 45 15,00
3. Fisipol 15 5,00
4. Faperta 20 6,70
5. Faktek 15 5,00
6. FAI 45 15,00
7. Kedokteran 10 3,30
Jumlah 300 100,00
Sumber : Hasil olah kuisioner, 2010
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa umumnya responden dalam penelitian
ini adalah mahasiswa FKIP yaitu sebanyak 150 orang responden (50,00%),
kemudian Fekon sebanyak 45 orang responden (15,00%), Fisipol 15 orang
responden (5,00%), Faperta 20 orang responden (6,70%), Faktek 15 orang
responden (5,00%), FAI 45 orang responden (15,00%), dan 10 orang
responden (3,30%) berada di Kedokteran. Hal ini menggambarkan bahwa
sebagian besar mahasiswa yang kuliah di Universitas Muhammadiyah
1. Biaya Kuliah
Untuk mengoptimalkan kepuasan mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Makassar maka pimpinan harus bisa memberikan kemudahan-
kemudahan bagi mahasiswa yang sedang kuliah atau melanjutkan studi di
Unismuh Makassar. Untuk itu, hal penting yang perlu diperhatikan di antaranya
adalah biaya kuliah dengan fasilitas yang diberikan bisa berimbang sesuai
dengan jurusan yang mereka pilih. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel biaya kuliah adalah kuisioner yang terdiri dari 5 item pertanyaan yang
indikatornya terdiri atas biaya kuliah yang terjangkau, sistem pembayaran
36
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
2. Layanan Administrasi
Berdasarkan hasil penelitian atas 300 orang responden, diperoleh
tanggapan tentang variabel layanan administrasi seperti ditunjukkan pada tabel
4.5 berikut.
Tabel 4.5 Penyebaran Jawaban Responden Terhadap Variabel Layanan
Administrasi.
Jumlah Persentase
No. Klasifikasi
(Orang) (%)
1. Sangat Setuju 3 1,0
2. Setuju 39 13,0
3. Netral 114 38,0
4. Tidak Setuju 105 35,0
5. Sangat tidak Setuju 39 13,0
Jumlah 300 100
Sumber : Hasil olah kuisioner, 2010
37
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
orang atau 13,0% berada pada kategori sangat tidak baik, serta hanya ada 3
orang atau 1,0% yang berada pada kategori sangat baik. Sehingga keadaan
tersebut menggambarkan bahwa tingkat layanan administrasi di Universitas
Muhammadiyah Makassar sudah cukup baik.
3. Kualitas Pembelajaran
Data penelitian diperoleh dari 300 orang responden yang dikumpulkan
melalui penyebaran kuisinoer dengan skala pengukuran menggunakan skala
likert 5 point pada kategori sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, dan sangat
tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data sebagai berikut;
Tabel 4.6 Penyebaran Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas
Pembelajaran
Jumlah Persentase
No. Klasifikasi
(Orang) (%)
1. Sangat Setuju 4 1,3
2. Setuju 90 30,0
3. Netral 138 46,0
4. Tidak Setuju 63 21,0
5. Sangat tidak Setuju 5 1,7
Jumlah 300 100
Sumber : Hasil olah kuisioner, 2010
38
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
5. Kepuasan Mahasiswa
Kepuasan mahasiswa merupakan rasio antara harapan dan
kenyataan dari mahasiswa yang dirasakan tiap individu mahasiswa. Indikator
utama yang digunakan adalah seberapa baik proses belajar mengajar yang
dirasakan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan selama masa kuliah. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
distribusi tingkat kepuasan mahasiswa sebagai berikut.
39
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
40
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
41
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Simpulan
1. Secara bersama-sama variabel biaya kuliah, layanan administrasi, kualitas
pembelajaran, serta sarana dan prasarana perkuliahan berpengaruh positif
dan signifikan sedangkan secara parsial variabel biaya kuliah, layanan
administrasi dan kualitas pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar,
namun variabel sarana dan prasarana perkuliahan pengaruhnya tidak
signifikan.
2. Variabel biaya kuliah merupakan variabel yang paling dominan
pengaruhnya terhadap kepuasan mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Saran
1. Kepuasan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar dapat
ditingkatkan dengan memperhatikan berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor dimaksud antara lain penetapan besaran
biaya kuliah sesuai dengan jurusan, peningkatan kuantitas, kualitas dan
lingkungan tempat layanan administrasi, dan peningkatan mutu jasa
pendidikan berdasarkan prinsip keadilan.
42
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
DAFTAR PUSTAKA
43
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Oleh:
Ismail Rasulong
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan ekonomi Islam identik dengan berkembangnya lembaga
keuangan syariah. Salah satu filosofi dasar ajaran Islam dalam kegiatan
ekonomi dan bisnis, yaitu larangan untuk berbuat curang dan dzalim. Semua
transaksi yang dilakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan prinsip
rela sama rela (an taraddin minkum), dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi
atau dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam
bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktek perbankan.
Di Indonesia maupun di Dunia Islam terdapat dua aliran pemikiran
sehubungan dengan sistem keuangan dan perbankan. Aliran pertama
berpendapat bahwa bahwa bunga bank tidak tergolong riba, karena yang
disebut riba adalah pembungaan uang oleh mindering yang bunganya sangat
tinggi sehingga disebut “lintah darat”.
Tetapi aliran yang melahirkan ide bank Islam berpendapat bahwa bunga
bank itu tetap riba. Akan tetapi keberadaan bank sebagai lembaga keuangan,
tidak dilarang, bahkan diperlukan. Sehingga menjadi sebuah kewajaran, atau
mungkin keharusan jika lembaga keuangan syariah yang muncul memberikan
warna baru yang lebih menawarkan keadilan, baik kepada pemilik modal
ataupun peminjam (pengusaha).
Sebagai sebuah alternatif, bank (lembaga keuangan) syariah telah
memformulasikan sistem interaksi kerja yang dapat menghindari aspek-aspek
negatif dari sistem kerja bank konvensional, yaitu dengan menerapkan
beberapa sistem, dimana harus diciptakan bank (lembaga keuangan) syariah
yang tidak bekerja atas dasar bunga melainkan atas sistem bagi hasil, antara
lain yang dikenal dalam fiqh mu’amalah sebagai transaksi mudharabah atau
qiradh.
BMT Ditha Anugerah Abadi adalah salah satu BMT di Kota Makassar,
yang sebagaimana BMT pada umumnya berorientasi pada upaya peningkatan
kesejahteraan anggota dan masyarakat. Selama ini BMT Ditha Anugerah Abadi
dalam kaitannya dengan nasabah, telah melakukan dua kegiatan, yaitu
menabung atau menitip dan meminjamkan dana (uang).
44
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Rumusan Masalah
1. Apakah faktor produk, faktor agama, dan faktor kelas sosial, berpengaruh
terhadap pemahaman nasabah BMT?
2. Faktor apakah yang dominan pengaruhnya terhadap pemahaman nasabah
BMT?
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ilmi (2002 : 64), secara istilah pengertian baitul māl adalah
lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya
menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infak,
shodaqoh (ZIS) berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Al Qur‟an dan
sunnah Rasul Nya, dan pengertian dari baitul tamwil adalah lembaga keuangan
yang kegiatannya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan
(simpanan) maupun deposito dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam
bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim
dalam dunia perbankan.
Sedangkan menurut Ridwan (2004 : 16), pengertian baitul māl adalah
suatu badan yang bertugas mengumpulkan, mengelola serta menyalurkan
zakat, infak, dan shodaqoh yang bersifat social oriented, dan baitut tamwil
adalah suatu lembaga yang bertugas menghimpun, mengelola serta
45
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
menyalurkan dana untuk suatu tujuan profit oriented (keuntungan) dengan bagi
hasil (qiradh/mudharabah, syirkah/musyarakah), jual beli (bai’u bitsaman
ajil/angsur, murabahah /tunda) maupun sewa (al-al-ijarah).
Dengan demikian BMT sesungguhnya merupakan lembaga yang
bersifat sosial keagamaan sekaligus komersial. BMT menjalankan tugas
sosialnya dengan cara menghimpun dan membagikan dana masyarakat dalam
bentuk zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) tanpa mengambil keuntungan. Disisi
lain ia mencari dan memperoleh keuntungan melalui kegiatan kemitraan
dengan nasabah baik dalam bentuk penghimpunan, pembiayaan, maupun
layanan-layanan pelengkapnya sebagai suatu lembaga keuangan Islam.
Pendirian BMT didesain untuk bermitra dengan usaha-usaha mikro
yang tidak bisa dijamah oleh perbankan, baik konvensional maupun syariah.
Selama ini perbankan masih kesulitan untuk mengalirkan dananya ke usaha
mikro, hal ini karena jenis usaha ini dinilai kurang ekonomis untuk mendapatkan
pembiayaan dari bank. Belum lagi karena berbagai kendala seperti masalah
agunan, serta kondisi administrasi keuangan yang dinilai kurang memenuhi
syarat.
Kegiatan utama BMT adalah menghimpun dana dan mendistribusikan
kembali kepada anggota dengan imbalan bagi hasil atau mark up/margin sesuai
syariah.
Dasar-dasar pengelolaan BMT dengan sistim syari‟ah tidak Menurut
Kuntowijoyo (2001 : 102), selama ini demi menjaga konsistensi lembaga
keuangan yang mengatasnamakan Islam di Indonesia terutama pada level
BMT, saat ini lingkup lembaga keuangan Islam sangat mendesak untuk
mengembangkan pertukaran pandangan mengenai kemampuan produk-produk
keuangan mereka sebagai satu kesatuan dalam kerangka pengganti sistim
bunga, yang seharusnya lebih mampu membentuk keadilan ekonomi. Upaya itu
adalah kebutuhan dalam kerangka menghilangkan kelemahan lembaga
keuangan Islam karena tidak nyangkutnya teori dengan praktik atau antara ilmu
dengan kenyataan.
Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb. Dalam
bahasa Arab, kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti.
Diantaranya memukul, berdetak, mengalir, berenang, bergabung, menghindar
berubah, mencampur, berjalan, dan lain sebagainya. Perubahan makna
tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang
membentuknya.
Menurut terminologis, mudharabah diungkap secara bermacam-
macam oleh para ulama madzhab. Diantaranya menurut madzhab Hanafi, “
suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah
satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lain.” Sedangkan madzhab Maliki
menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam
46
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha
dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya. (Al-Dasuqi,
1989 : 63)
Menurut Antonio, mudharabah berasal dari kata dharib, berarti
memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya
adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam perjalanan usahanya,
secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama menyediakan 100 % modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian
pengelola, seandainya kerugian tersebut akibat kecurangan atau kelalaian
pengelola, maka pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut.
Sudarsono mengatakan juga bahwa mudharabah berasal dari kata
adhdharbu fi asdhi, yaitu bepergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh
yang berasal dari kata al-qardhu yang berarti alqoth’u (potongan), karena
pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh
sebagian keuntungan. Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama
usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan
seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha
secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal, selama
kerugian itu akibat si pengelola, si pengelola harus bertanggungjawab atas
kerugian tersebut.
Dalam pembiayaan Bank Syariah dan BMT, mudharabah merupakan
suatu bentuk kerjasama usaha yang terjadi dengan satu pihak sebagai
penyedia modal sepenuhnya dan pihak lainnya sebagai pengelola agar
keduanya berbagi keuntungan menurut kesepakatan bersama dengan
kesanggupan untuk menanggung resiko. Bagian keuntungan yang disepakati
itu harus berbentuk prosentase (nisbah) dan yang berasal dari kesepakatan
kedua belah pihak. Akan tetapi jika terjadi kerugian yang ditimbulkan dari resiko
bisnis dan bukan gara-gara kelalaian pengusaha, maka pemilik modal akan
menanggung kerugian modal itu seluruhnya (100 %) dan pengusaha terkena
kerugian dari kehilangan seluruh tenaga dan waktunya atau 0 % modal.
Pembagian kerugian ini didasarkan pada kemampuan menangung kerugian
masing-masing yang tidak sama.
Pada konsepnya, menurut Saeed (2003 : 105) mudharabah
menggunakan prinsip bagi untung rugi yang dianggap merupakan konsekuensi
dari adanya ketidakpastian dalam kontrak investasi. Akan tetapi, menurut
Abdullah Saeed, pada kenyataannya bank Islam (bank Syariah, istilah yang
47
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
METODE PENELITIAN
48
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Faktor Keterangan
Produk Penerapan produk sistem bagi hasil (X1), Pembiayaan dengan
(F1) bagi hasil (X2), Pembiayaan dengan bagi hasil lebih aman
(X3), Beda sistem konvensional dengan sistem syariah pada
bunga (X4)
Agama Alasan ajaran Islam (X5), Pengaruh ajaran Islam (X6), Produk
(F2) dengan istilah Islam (X7), Sistem bunga bertentangan dengan
ajaran Islam (X8)
Kelas Jenis pekerjaan atau usaha (X9), Tingkat pendidikan (X10)
Sosial
(F3)
49
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner. Setelah data terkumpul, harus diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dahulu. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
menjadi penting, karena proses pengumpulan data penelitian seringkali
menuntut pembiayaan, waktu, tenaga yang tidak sedikit, tidak akan
berguna jika instrumen pengumpulan data penelitian tidak memiliki validitas
dan reliabilitas yang tinggi.
Selanjutnya untuk menjawab masalah penelitian sekaligus
membuktikan hipotesis yang diajukan dilakukan analisis faktor. Analisis
Faktor digunakan untuk mereduksi 16 sub peubah kedalam 5 faktor yang
mempengaruhi pemahaman nasabah BMT tentang akad mudharabah.
Dari hasil analisis faktor, ditentukan satu atau lebih sub peubah
yang dianggap layak sebagai faktor dengan kriteria berdasarkan eigen
value yang lebih besar atau sama dengan satu. Untuk mengetahui peranan
masing-masing peubah ditentukan oleh besarnya factor loading dari
masing-masing peubah, dimana peubah yang memiliki peranan utama
akan memiliki factor loading terbesar.
Menurut Malhotra (1993 : 620), analisis faktor adalah serangkaian
prosedur yang digunakan untuk mengurangi dan meringkas data. Model
analisis faktor adalah sebagai berikut :
XI = Ai1F1 + Ai2F2 + Ai3F3 + ….. + AimFm + ViUi
dimana :
Xi = standarisasi peubah ke i
Aij = standarisasi koefisien regresi berganda peubah i pada common
factor j.
F = faktor umum
Vi = standarisasi koefisien regresi peubah i pada faktor khusus (unique)
i.
Ui = faktor khusus bagi peubah i.
m = jumlah dari faktor-faktor yang umum
Faktor-faktor yang khusus (unik) itu tidak berhubungan satu sama
lain, juga tidak ada korelasinya dengan faktor-faktor umum. Faktor-faktor
umumnya sendiri dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari peubah-
peubah yang dapat diamati, yaitu
Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + …. + WikXk
50
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
dimana
Fi = estimasi faktor ke i.
W i = bobot atau koefisien nilai faktor
K = jumlah peubah
Tahapan dalam analisis faktor terdiri dari:
1. Formulasi permasalahan
Beberapa kegiatan dalam formulasi permasalahan meliputi, identifikasi
tujuan analisis faktor. Peubah-peubah yang akan dilakukan reduksi
dalam analisis faktor harus didasarkan pada penelitian terdahulu.
2. Menyusun matriks korelasi
Proses analisis faktor didasarkan pada korelasi antar peubah atau
objek. Faktor yang dibentuk atau diestimasikan adalah peubah-peubah
atau objek-objek berkorelasi signifikan. Namun demikian seringkali
tidak mudah untuk mengidentifikasi signifikansi korelasi antar peubah.
Oleh karena dimungkinkan peubah yang satu dengan yang lainnya
saling berkorelasi tidak hanya dengan dua peubah, namun bisa lebih
dari dua peubah atau objek.
Metode statistik dapat digunakan untuk membantu menguji
model faktor yang dibentuk berdasarkan korelasi antar peubah. Uji
yang sering digunakan adalah KMO (Keiser-Meyer-Olkin) atau
Bartlett’s Test. Pengujian ini didasarkan pada matriks korelasi. Matriks
korelasi dalam analisis faktor harus merupakan matriks identitas.
Dalam matriks identitas, seluruh diagonal matriks adalah satu,
sedangkan off-diagonal sama dengan nol. Nilai KMO yang rendah
menunjukkan bahwa analisis faktor tidak dapat untuk digunakan.
Secara empiris besarnya KMO minimal 0,5. Bila KMO dibawah 0,5,
maka penelitian tersebut tidak semestinya menggunakan analisis
faktor. KMO tersebut dapat dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
rij2
i j
KMO
r2 aij2
j i j i
51
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
52
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
HASIL PENELITIAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Tamat 1 2,0 2,0 2,0
SD
SD 1 2,0 2,0 4,0
SMP Sederajat 8 16,0 16,0 20,0
SMA Sederajat 20 40,0 40,0 60,0
Sarjana 20 40,0 40,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut terlihat bahwa tingkat pendidikan
responden menyebar pada 5 tingkatan. Dominasi responden pada tingkat
pendidikan SMA sederajat dan sarjana yang masing-masing terdapat 20 orang
atau masing-masing sebesar 40%. Hal ini memungkinkan adanya tingkat
pemahaman yang juga bervariasi pada berbagai tingkat pendidikan responden
penelitian.
53
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 Tahun 6 12,0 12,0 12,0
21 - 34 Tahun 13 26,0 26,0 38,0
35 - 40 Tahun 19 38,0 38,0 76,0
41 - 54 Tahun 7 14,0 14,0 90,0
> 54 Tahun 5 10,0 10,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa umumnya responden
termasuk dalam kategori usia produktif antara 20 sampai 54 tahun. Jumlah
kumulatifnya mencapai 90%. Hal ini dapat dimaknai bahwa nasabah BMT
adalah orang yang memang diyakini produktif dan memiliki aktivitas ekonomi
yang layak memperoleh fasilitas pembiayaan dari BMT.
Karakteristik selanjutnya adalah bidang pekerjaan, yang dapat
menggambarkan adanya variasi kelompok nasabah pada berbagai bidang
pekerjaan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid PNS 15 30,0 30,0 30,0
Karyawan 11 22,0 22,0 52,0
Pedagang 15 30,0 30,0 82,0
Kecil
Pengusaha 9 18,0 18,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Sumber : Lampiran 3
Tabel tersebut di atas dapat menggambarkan bahwa nasabah BMT
adalah kelompok masyarakat pada berbagai bidang pekerjaan yaitu PNS
54
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
sebanyak 30%, karyawan swasta 22%, pedagang kecil 30%, dan kelompok
pengusaha 18%. Berbagai bidang pekerjaan ini menunjukkan bahwa semua
kelompok aktivitas ekonomi dapat memanfaatkan fasilitas pembiayaan dari
BMT.
55
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
2. Analisis Faktor
Untuk menguji model fit analsis faktor, digunakan nilai Determinant
Rotated Component Matrix (RCM), Keyser-Meyer-Olkin (KMO), dan Uji Barlett.
Dari hasil penelitian nilai KMO = 0,721 ini berarti bahwa jumlah sampel yang
digunakan memenuhi syarat kecukupan.
56
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
57
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa :
1. Faktor produk, faktor agama, dan faktor kelas sosial memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap pemahaman nasabah BMT tentang konsep
mudharabah. Ketiga faktor tersebut memiliki tingkat korelasi yang kuat
terhadap pemahaman nasabah dengan tingkat determinasi sebesar 58,5%.
Hal ini berarti bahwa ketiga faktor tersebut merupakan faktor penentu yang
dapat membantu nasabah dalam memahami konsep sistem mudharabah.
2. Secara parsial, terdapat satu faktor yang tidak siginfikan pengaruhnya
terhadap pemahaman nasabah, sedangkan dua faktor lainnya yaitu faktor
produk dan faktor agama memiliki pengaruh positif yang signifikan.
Sumbangan efektif ketiga faktor adalah: faktor agama memberi andil efektif
sebesar 20,2% terhadap pemahaman nasabah, faktor agama dengan
sumbangan efektif sebesar 33,1%, dan faktor tiga hanya sebesar 1,5%.
berdasarkan uji parsial diketahui bahwa faktor agama merupakan faktor
yang paling dominan pengaruhnya terhadap pemahaman nasabah.
B. Saran-saran
1. Bahwa dalam memberikan suatu layanan pembiayaan mudharabah dengan
suatu akad, pihak BMT perlu lebih meningkatkan atau mengintensifkan
dalam menjelaskan maksud akad tersebut, termasuk mengenai prosedur
pengelolaan modalnya, pembuatan laporannya, dan juga pengertian bagi
hasilnya secara lebih terperinci, sehingga lebih memudahkan bagi nasabah
untuk melakukan hak dan kewajibannya dengan benar. Bisa juga diberikan
58
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Madjid, Baihaqi (Ed). 2000. Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistim
Syariah : Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT, PINBUK, Jakarta.
Amiruddin. 2003. Studi Perbandingan Pelaksanaan Prinsip Mudarabah pada
Koperasi Pondok Pesantren al-Muslim dan Lembaga Keuangan
Syariah PT Bank Perkreditan Syariah al-Mabrur Ponorogo, Tesis MSI
UII, Yogyakarta.
Choudhury, Masudul Alam. 1986. Contributions to Islamic Economic Theory : a
Study in Social Economics, New York : St. Martin‟s Press.
Dahlan, Ahmad. 2002. Implementasi Pembiayaan Mudarabah di BMT Mentari
Bina Artha Tegal: Studi Kasus Tahun 1996-2001, Tesis MSI UII,
Yogyakarta.
Hikmatullah. 2003. Mudarabah Suatu Sistim Ekonomi Alternative tanpa Riba :
Studi tentang Perspektif Islam Terhadap Ekonomi , MSI UII,
Yogyakarta.
Ibrahim, M. Anwar. 2006. Konsep Profit dan Loss Sharing System Menurut
Empat Madzhab. Makalah tidak diterbitkan.
Ilmi, Makhalul. 2002. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah,
Cet.1, UII Press, Yogyakarta.
Kuntowijoyo. 2001. Seputar Perkembangan Sejarah Umat dalam Muslim Tanpa
Masjid, Mizan, Bandung.
Muhammad. 2003. Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
59
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Oleh:
Muhammad Rusydi
(Dosen FE Unismuh Makassar)
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro.
Hal ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah.
Bertambahnya jumlah penduduk ini berarti angkatan kerja juga selalu
bertambah. Pertumbuhan ekonomi akan mampu menyediakan lapangan kerja
bagi angkatan kerja. Jika pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan lebih
kecil daripada pertumbuhan angkatan kerja, hal ini mendorong terjadinya
pengangguran. Kedua, selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas,
perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan
jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha
menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui retribusi
pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Dengan adanya mekanisme penanaman modal merupakan langkah
awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga halnya dengan investasi
yang merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dalam upaya
menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha
menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju
60
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga
investasi asing.
Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung melalui GNP ( Gross
National Product ) dapat juga dijadikan indikator atas laju perekonomian
nasional yang dalam hal ini menyangkut efektifitas dari tingkat investasi alam
maupun luar negeri.
Sulawesi Selatan dinilai sangat strategis dan berpotensi untuk
mencapai target pertumbuhan investasi guna memenuhi kebutuhan dana
tersebut peran sektor swasta sangat besar, lebih kurang 75% dari dana yang
ada dan sisanya disediakan oleh pemerintah. Hampir 50% dari investasi swasta
ditanamkan pada sektor industri, sebab berdasarkan dari data yang ada sektor
industri merupakan alternatif pertama dengan asumsi mampu mendatangkan
keuntungan yang relatif besar.
Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi
sebagai ”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk
menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada
penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan
penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini
mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa
terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua,
teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang
menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka
macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas
dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan
idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia
dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000:57).
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses,
61
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
62
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Teori Investasi
Investasi adalah penambahan barang modal secara netto yang positif.
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan investasi
finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil adalah investasi terhadap
barangbarang tahan lama (barang-barang modal) yang akan digunakan dalam
proses produksi. Sedangkan investasi finansial adalah investasi terhadap surat-
surat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi, dan surat bukti hutang
lainnya.
Pertimbangan-pertimbangan utama yang perlu dilakukan dalam
melakukan (memilih) suatu jenis investasi riil adalah tingkat bunga pinjaman
yang berlaku (i), tingkat pengembalian (rate or return), dari barang modal, dan
prospek (harapan berkembang) proyek investasi (Guritno, 1998: 81).
Arus sumber-sumber keuangan internasional dapat terwujud dalam dua
bentuk. Yang pertama adalah penanaman modal asing yang dilakukan pihak
swasta (private foreign investment) dan investasi portofolio, terutama berupa
penanaman modal asing ”langsung” yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan raksasa multinasional. Disamping itu, terdapat pula arus
permodalan serupa dari bank-bank swasta internasional, yang dana
investasinya berupa portofolio (Todaro, 2000: 156).
Pariwisata
Menurut Herman V. Schulalard seorang ahli ekonomi, bangsa Austria
dalam tahun 1910 telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut:
“Menurut pendapatnya yang dimaksudkan dengan kepariwisataan adalah
sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan
perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya
63
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Industri
Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang
kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih
dekat kepada pemakaian terakhir.
Menurut Dumairy, industri mempunyai dua pengertian, yaitu : Pertama,
industri dapat berarti himpunan perusahaan-perusahaan sejenis. Dalam
konteks ini misalnya, industri kosmetika berarti himpunan perusahaan-
perusahaan penghasil kosmetika; industri tekstil maksudnya himpunan pabrik
atau perusahaan tekstil. Kedua, industri dapat menuju pada suatu sektor
ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan
mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Kegiatan pengolahan itu
sendiri dapat bersifat masinal, elektrikal, atau bahkan manual.
METODE PENELITIAN
Definisi Variabel.
1. Pertumbuhan ekonomi
Adalah nilai total atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian di suatu daerah tertentu. Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk
Juta Rp per tahun.
2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Adalah keseluruhan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui
oleh pemerintah menurut kegiatan sektor ekonomi di Sulawesi Selatan.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan perhitungan
tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rp per tahun.
64
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
3. Ekspor
Adalah jumlah keseluruhan ekspor barang dan jasa ke luar wilayah
pabean di Sulawesi Selatan. Data operasional yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk
Juta Rp per tahun.
4. Pariwisata
Adalah keseluruhan jumlah pendapatan dari wisatawan Asing dan
Domestik yang datang ke Propinsi Sulawesi Selatan yang dihitung dari
banyaknya jumlah wisatawan yang menginap di hotel, baik hotel
berbintang maupun non bintang. Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Dinas
Pariwisata Sulawesi Selatan berdasarkan perhitungan tahunan dan
dinyatakan dalam bentuk Juta per tahun.
5. Jumlah Perusahaan Disektor Industri
Adalah jumlah keseluruhan jumlah perusahaan disektor industri yang
ada di Sulawesi Selatan. Data operasional yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk
Unit per tahun.
Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4X4 + e
Keterangan:
Y = Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 1993 (Juta Rp)
X1 = Penanaman Modal Dalam Negeri (Juta Rp)
X2 = Ekspor (Juta Rp)
X3 = Pariwisata (Juta Rp)
X4 = Jumlah Perusahaan Disektor Industri (Unit)
β0 = Konstanta regresi
β1, β2, β3 = Koefisien regresi
e = Kesalahan pengganggu
65
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yang
merupakan data tahunan, yang dimulai dari tahun 1990 sampai tahun 2004.
Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi Sulawesi Selatan disini menggunakan data PDRB sebagai variabel
dependen (variabel tidak bebas) untuk mewakili pertumbuhan ekonomi.
Variabel independen terdiri dari PMDN, ekspor, pariwisata, dan jumlah
perusahaan disektor industri.
Data PDRB yang digunakan adalah PDRB riil atau berdasarkan tahun
dasar. Sedangkan, Data PMDN, Data Ekspor, Data Pariwisata, dan Data
Jumlah perusahaan disektor industri menggunakan data pertahun.
Dari data yang digunakan sebagai bahan penelitian diperoleh dari
kantor Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan.
Data PDRB, Data PMDN, Data Ekspor, Data Pariwisata, dan Data Jumlah
66
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Analisis Ekonomi
LY = β0 + β1LX1 + β2LX2 + β3LX3 + β4LX4 + e
LY = 3,373714 + 0,076583LX1 + 0,018497LX2 + 0,216146LX3 +
0,362358LX4 + e
2. Ekspor
Hasil analisis menunjukkan bahwa ekspor secara statistik
positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Selatan. Tidak signifikannya ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Sulawesi Selatan, ini lebih disebabkan karena tidak semua industri
melakukan ekspor, ekspor hanya dilakukan oleh industri-industri besar
saja atau ekspor tidak semuanya diserap pada industri yang memberi
akses pada masyarakat sehingga konsumsi masyarakat pun tidak
terdorong. Masih kecilnya ekspor netto menunjukkan bahwa ekspor
belum memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
pertumbuhan ekonomi. Selain itu masih banyaknya pungutan yang
ditentukan melalui peraturan daerah dalam rangka mencapai target
Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga mengganggu dan
meningkatkan biaya tambahan bagi para pengusaha di daerah-daerah.
Serta banyaknya pungutan-pungutan liar di pelabuhan yang makin
mempersempit marjin keuntungan para pengusaha serta tidak
67
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
3. Pariwisata
Hasil analisis menunjukkan bahwa pariwisata secara statistik
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan.
Sektor pariwisata mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Propinsi
Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil uji statistik, variabel pariwisata
secara statistik positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Selatan sebesar 0,216146 berarti sesuai dengan hipotesa
awal. Artinya setiap kenaikan pariwisata sebesar 1% mengakibatkan
kenaikan pertumbuhan ekonomi Propinsi Sulawesi Selatan sebesar
0,216146%. Adanya kenaikan peranan sektor pariwisata maka akan
menaikan pertumbuhan ekonomi Propinsi Sulawesi Selatan.
Pengembangan kepariwisataan sangat erat hubungannya dengan
potensi daerah dari segi perekonomian maupun dari segi sosial
budaya. Dalam hubungannya dengan ekstensifikasi penerimaan
pendapatan asli daerah sektor pariwisata dapat merupakan salah satu
alternatif bagi daerah yang memiliki potensi pariwisata kiranya sangat
tepat untuk dikembangkan serta diupayakan ekstensifikasi dalam upaya
meningkatkan pendapatan asli daerah. Perkembangan kepariwisataan
pada hakekatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan
memanfaatkan obyek wisata seperti, misalnya kekayaan alam yang
indah, keragaman tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah
dan kepurbakalaan. Apabila hal tersebut dipadukan dengan usaha jasa
dan pariwisata seperti biro perjalanan, penyediaan akomodasi dan
transportasi yang memadai, akan memberikan hasil yang optimal dan
selanjutnya dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap
pemerintah.
68
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Implikasi
Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka
implikasi kebijaksanaan yang berkaitan dengan hasil penelitian adalah :
1. Dalam penelitian ini variabel Pariwisata memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu perlu adanya
upaya peningkatan pendapatan daerah yang tercermin pada pendapatan
pariwisata. Untuk itu pemerintah hendaknya mengupayakan agar
pendapatan pariwisata setiap tahun meningkat. Maka dengan ini pariwisata
dapat memberikan peningkatan pendapatan di Sulawesi Selatan, agar
tercipta pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
69
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Statistik Indonesia berbagai edisi. Sulawesi Selatan: Badan Pusat
Statistik.
______, Statistik Pariwisata berbagai edisi. Sulawesi Selatan: Dinas Pariwisata
Sulawesi Selatan.
Arsyad, Lincolyn. (2004), Ekonomi Pembangunan, Sulawesi Selatan, STIE
YKPN. Boediono (1992), Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE,
Sulawesi Selatan.
Gujarati, Damodar. (1995), Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zain,
Erlangga, Jakarta,
Jhingan. (2000), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta, Rajawali
Press.
Mangkoesoebroto, Guritno. (1998) Teori Ekonomi Makro, Sulawesi Selatan,
STIE YKPN
Samuelsen, Paul A & William D. Nordhaus, (1993), Makro Ekonomi, Erlangga,
Jakarta.
Todaro, Michael. (2000), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta,
Erlangga.
70
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Oleh:
Naidah
(Dosen FE Unismuh Makassar)
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat
saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan pada berbagai sektor
kehidupan, yang tujuan akhirnya adalah terciptanya suatu masyarakat yang
sejahtera dan makmur baik material maupun spritual. Tak dapat dipungkiri
bahwa selama 65 tahun negara merdeka telah melaksanakan pembangunan
dan banyak kemajuan yang dicapai walaupun hal itu masih belum merata untuk
semua wilayah di Republik ini. Kondisi ini memungkinkan terjadinya
ketimpangan sektoral maupun ketimpangan regional yang mengarah kepada
terciptanya disintegrasi bangsa dan perpecahan dalam masyarakat.
Pembangunan pertanian, khususnya pada sub sektor perikanan
merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Prioritas ini penting,
71
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Rumusan Masalah
1. Sejauhmana efisiensi budidaya ikan kolam air tawar di Kabupaten
Gowa.
2. Apakah budidaya ikan kolam air tawar yang dilakukan dapat
meningkatkan pendapatan petani.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Usahatani
Usahatani sering diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan pada
tempat atau bagian dari permukaan bumi oleh seorang petani tertentu baik ia
sebagai seorang pemilik, penggarap, pemilik penggarap, dan penyakap.
Beberapa ahli mengemukakan beberapa pengertian usahatani diantaranya
adalah Mubyarto (1994) memberikan defenisi usahatani (farm) sebagai tempat
atau bagian dari permukaan bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh
seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap, atau manajer
yang digaji. Lebih lanjut Mubyarto (1994) mengemukakan bahwa usahatani
adalah himpunan sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang
diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan
72
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
yang telah dilakukan atas tanah, sinar matahari, bangunan yang didirikan di
atas tanah dan sebagainya. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam
maupun memelihara ternak.
Sementara itu, Menurut Bachtiar (1998) mendefenisikan usahatani
sebagai organisasi alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di
lapangan pertanian. Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan
sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial,
baik yang terikat genologis, politis, maupun teritorial sebagai pengelolanya.
Pengertian Perikanan
Assauri (2005), memberikan pengertian perikanan sebagai sub sektor
pertanian merupakan salah satu sub sektor yang mempunyai cakupan luas,
tidak hanya proses penangkapan ikan dan keairan lainnya tetapi lebih jauh dari
itu meyangkut segala bentuk pengusahaan ikan dan binatang air lainnya
didarat.
Selain itu, adalah Mubyarto (1994), dalam buku “Pengantar Ekonomi
Pertanian”, memberikan definisi perikanan sebagai usaha penangkapan, budi
daya ikan serta pegolahan sampai kepemasaran. Hal ini menunjukkan bahwa
perikanan sangatlah luas cakupannya, tidak hanya proses penangkapan dan
pembudidayaan saja tetapi sampai kepada aspek pengolahan dan
pemasarannya.
Selajutnya, menurut defenisi Dirjen Perikanan (2000) dalam Buku
Standar Perikanan Indonesia (2000) mengemukakan batasan perikanan
sebagai kegiatan ekonomi meliputi bidang penangkapan, budi daya
ikan/binatang dan tanaman air lainnya. Penangkapan yang dimaksudkan
adalah kegiatan menangkap atau mengumpulkan ikan/binatang air lainnya,
tanaman air yang hidup di laut/perairan umum secara bebes dan bukan milik
perseorangan. Sedangkan budidaya dimaksudkan adalah kegiatan memelihara
ikan/binatang air lainnya/tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan.
73
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Konsep Produksi
Secara umum, istilah “produksi” diartikan sebagai penggunaan atau
pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi
lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana
atau kapan komoditi-komoditi itu dilokasikan, maupun dalam pengertian apa
yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Istilah produksi
berlaku untuk barang maupun jasa, karena istilah “komoditi” memang mengacu
pada barang dan jasa. Keduanya sama-sama dihasilkan dengan mengerahkan
modal dan tenaga kerja. Produksi merupakan konsep arus (flow concept),
maksudnya adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-
tingkat output per unit periode/waktu. Sedangkan outputnya sendiri senantiasa
diasumsikan konstan kualitasnya (Miller dan Meiners, 2000:25 1).
Menurut Budiono (1992), produksi adalah usaha manusia untuk
menambah, mempertinggi atau mengadakan nilai atas benda atau barang-
74
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
75
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Pendapatan Petani
Berusaha budidaya kolam air tawar sebagai salah satu kegiatan untuk
memperoleh produksi di lapangan pertanian, dan dinilai dari biaya yang
dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh, selisih keduanya merupakan
pendapatan dari usaha budidaya kolam air tawar. Pendapatan adalah selisih
antara nilai produksi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Pendapatan kotor
usaha budidaya kolam air tawar dalam jangka waktu tertentu merupakan nilai
produksi total usaha budidaya kolam air tawar. Jadi pendapatan kotor adalah
semua pendapatan yang diperoleh dalam proses produksi dengan menghitung
pengeluaran yang diberikan waktu pengelolaan lahan pertanian (Soehardjo dan
Patong, 1987).
Soekartawi (1991), mengemukakan bahwa pendapatan kotor usaha
budidaya kolam air tawar (gross farm income) yaitu nilai produk total usaha
budidaya kolam air tawar dalam jangka tertentu, baik yang dijual maupun yang
tidak dijual. Selisih antara pendapatan bersih usaha budidaya kolam air tawar
dan pengeluaran total usaha budidaya kolam air tawar disebut pendapatan
76
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
bersih usaha budidaya kolam air tawar (net farm income). Banyak faktor yang
turut mempengaruhi perolehan/pendapatan petani, baik faktor yang dapat
dikendalikan oleh petani maupun yang tidak dikendalikan oleh petani, misalnya
iklim, cuaca dan lain sebagainya.
Petani sebagai penerima harga (price taker) dapat memaksimalkan
keuntungan melalui pengendalian output produksi maupun input produksi
(Gaspersz, 1996) , namun dalam keterbatasan sumberdaya setiap produsen
atau petani berusaha menekan biaya serendah mungkin sehingga memberikan
keuntungan I pendapatan maksimal. Tingkat output yang diperoleh dari
kombinasi penggunaan input yang demikian disebut output optimal dan
penggunaan input yang optimal pula. Suatu input digunakan secara optimal
apabila penggunaan input tersebut sampai jumlah tertentu nilai output terakhir
yang dihasilkan hanya cukup membayar harga input yang digumakan tasebut
(Soekartawi, 1993).
METODOLOGI PENELITIAN
77
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
atau sampel dengan dibantu alat daftar pertanyaan (kuesioner). Data sekunder
meliputi data penunjang dari data primer, yang diambil secara runtut waktu
(time series), yang didapatkan melalui studi kepustakaan dari berbagai sumber.
Metode Analisis
Untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya kolam air tawar bawang
merah digunakan analisis R/C ratio sebagai berikut :
TR
R/C ratio = -------
TC
HASIL PENELITIAN
Identitas Responden
Identitas responden yang akan diuraikan dalam hal ini meliputi umur,
pendidikan, tanggungan keluarga, dan pengalaman usaha budidaya kolam air
tawar.
1. Umur
Umur dalam usaha budidaya kolam air tawar banyak menentukan
kemampuan fisik seseorang dan kematangan emosi dalam mengambil
keputusan tentang usaha budidaya kolam air tawar yang dilakukannya. Umur
responden di lokasi penelitian berkisar antara 45 – 65 tahun dengan rata-rata
55 tahun. Untuk jelasnya dapat dilihat melalui tabel 4.6.
78
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
2. Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang
pernah diikuti oleh responden. Pada umumnya responden yang mempunyai
tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung lebih cepat menerima inovasi baru
dari pada yang pendidikannya rendah. Keadaan responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Penyebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Kecamatan bajeng
Jumlah Responden
No. Pendidikan Prosentase (%)
(Orang)
1. Sekolah Dasar 6 30,00
2. SMP 10 50,00
3. SMA 4 20,00
4. Sarjana - -
Total 20 100
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011
79
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
3. Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga adalah semua yang ditanggung oleh kepala
keluarga dalam hal ini adalah responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
80
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
b. Biaya Produksi
Biaya produksi dimaksudkan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
petani dalam kegiatan usaha budidaya kolam air tawarnya yang meliputi biaya
bibi, pengolahan, pemeliharaan, tenaga kerja, dan pakan. Total biaya yang
digunakan petani sangat dipengaruhi oleh luas lahan yang diusahakannya serta
81
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
perlakuan usaha budidaya ikan kolam air tawarnya. Semakin luas lahan yang
dikelola maka semakin besar pula biaya produksinya demikian pula sebaliknya.
Tabel 4.11 Jumlah Responden Berdasarkan Biaya Produksi yang Digunakan
dalam Usaha budidaya kolam air tawar di Daerah Penelitian
Biaya Variabel Jumlah Persentase (%)
(Rp) (orang)
3.105.000 – 14.490.000 18 90,00
14.490.100 – 25.875.000 1 5,00
25.875.100 – 37.260.000 1 5,00
Total 20 100
Sumber: Data primer setelah diolah, 2011
82
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
83
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
84
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Kesimpulan
Usaha budidaya kolam air tawar yang dilakukan oleh masyaraka
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sudah menguntungkan dan layak untuk
diusahakan. Hal ini ditunjukkan dari nilai R/C ratio sebesar 13,61 yang berarti
usahatani tersebut berada pada tingkat yang menguntungkan.
1. Pendapatan yang diterima pada umumnya tergolong sedang yang
ditunjukkan oleh jumlah responden yang memiliki pendapatan antara Rp.
39.145.000 – 149.793.750 sebanyak 80 % responden.
2. Faktor penghambat yang umumnya dialami oleh petani budidaya kolam air
tawar di kecamatan Bajeng adalah kurangnya modal dan tingkat
pendidikan yang rendah sehingga untuk menerima teknologi baru mereka
sulit menerimanya sehingga alternatif mereka adalah menyewa para ahli
dari sarjana-sarjana budidaya perikanan dan dari Dinas Perikanan
Kabupaten Gowa.
Saran
1. Perlu dilakukan upaya untuk membantu permodalan petani ikan kolam air
tawar melalui kredit usaha kecil dengan toleransi bunga pinjaman yang
lunak serta dapat juga dalam bentuk modal kerja kelompok terutama bagi
petani penggarap.
2. Perlu dilakukan pembinaan yang lebih intensif bagi para petani ikan kolam
air tawar, termasuk dalam hal analisa usahatani dan peluang pasar luar
negeri dengan menjajaki kemungkinan untuk membangun kelompok usaha
dari petani itu sendiri yang bisa langsung melakukan ekspor.
85
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
DAFTAR PUSTAKA
86
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Oleh:
Murni
(Dosen FE Unismuh Makassar)
ABSTRAK
Hasil penelitia menunjukkan bahwa (1) budaya organisasi dalam kategori tinggi
(82,50%) (2) perilaku organisasi dalam kategori mendukung (80,00%). Besarnya
daya ramal model diberikan oleh nilai koefisien determinasi yang disimbolkan
2
dengan R (R-Square) = 0,611 menunjukkan bahwa model mempunyai daya
ramal sebesar 0,611 atau sekitar 61,1%. Variasi naik turunnya kinerja pegawai
dapat dijelaskan oleh model atau dipengaruhi oleh variabel-variabel budaya
organisasi, dan perilaku kepemimpinan, sementara sisanya sebesar 38,9%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model analisis.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan.
Sebagai akibatnya persainganpun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah
satu bagiannya juga mengalami hal yang sama. Organisasi/perusahaan yang
dulu bersaing hanya pada tingkat lokal, regional atau nasional kini harus pula
bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh penjuru dunia. Hanya
organisasi/perusahaan yang mampu menghasilkan barang berkualitas yang
dapat bersaing dalam pasar global.
87
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh budaya organisasi dan perilaku kepemimpinan
terhadap kinerja pengelolaan air di unit instalasi IV PDAM Kota
Makassar.
2. Variabel apa yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja
pengelolaan air di unit instalasi IV PDAM Kota Makassar.
TINJAUAN PUSTAKA
Budaya Organisasi
Glaser et al. (1987); Budaya organisasi seringkali digambarkan dalam arti
yang dimiliki bersama. Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual
dan mitosmitos yang berkembang dari waktu ke waktu dan berfungsi sebagai
88
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
89
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Pengertian Kinerja
Menurut Jaya (2003 : 15) menyatakan bahwa kinerja memiliki banyak
aspek, namun para ekonom biasanya hanya memusatkan pada 3 aspek pokok
yaitu efisiensi, kemajuan teknologi, dan keseimbangan dalam distribusi. Dan
secara sederhana perhitungan efisiensi adalah menghasilkan suatu niiai yang
maksimum dengan jumlah input tertentu, baik secara kuantitatif fisik maupun
nilai ekonomis (harga). Efisiensi sendiri digolongkan menjadi dua yaitu efisiensi
internal dan pengalokasian. Jadi, kinerja keuangan adalah prestasi yang
dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan pada bidang tersebut. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2002: 570).
Sedangkan menurut Gibson, Ivan Cevich dan Donelly bahwa kinerja
34
sebagai prestasi kerja dari perilaku. Prestasi kerja itu ditentukan oleh
kemampuan bekerja, baik terhadap cakupan kerja maupun kualitas kerja
secara menyeluruh
Lebih lanjut Notoatmodjo (1992 : 3) menyebutkan beberapa faktor yang
perlu diketahui sehubungan dengan penilaian kinerja karyawan yaitu : (1)
pengetahuan tentang pekerjaan, (2) kemampuan membuat perencanaan dan
jadwal pekerjaan, (3) pengetahuan tentang standar mutu pekerjaan yang
disyaratkan, (4) produktivitas karyawan yang berkaitan dengan hasil pekerjaan
yang dapat diselesaikan, (5) pengetahuan teknis atas pekerjaan, (6)
kemandirian dalam melaksanakan pekerjaan, (7) kemampuan komunikasi yang
baik, dan (8) kemampuan bekerjasama.
METODE PENELITIAN
90
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
91
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
1. Karakteristik Responden
Objek utama penelitian adalah mengukur variabel-variabel bebas yang
terdiri dari budaya organisasi (X1), dan perilaku kepemimpinan (X2). Berikut ini
akan diuraikan identitas responden yang meliputi jenis kelamin, status
perkawinan, tingkat pendidikan, masa kerja, golongan dan banyaknya gaji per
bulan.
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Kantor
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar maka dapat
dilihat dalam tabel identitas jenis kelamin. Berdasarkan hasil penelitian
dapat digambarkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 25 orang atau 62.5% dan sisanya adalah perempuan
sebanyak 15 orang atau 37.5%. Dengan demikian dari total responden
jumlah laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.
b. Status Perkawinan
Distribusi responden berdasarkan status perkawinan, responden
dapat diketahui bahwa sebanyak 31 orang (62,5%) sudah kawin
sedangkan responden yang belum kawin hanya sebanyak 9 orang
(37,5%). Hal ini dapat menggambarkan bahwa pegawai memiliki
kematangan emosional di Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
92
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Kota Makassar. Jika asumsi bahwa pada umumnya orang yang sudah
menikah
c. Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan responden ditunjukkan
bahwa tidak ada responden pada jenjang pendidikan SLTP, tingkat SLTA
sebanyak 3 orang (7,5%) kemudian Diploma sebanyak 3 orang (7,5%),
dan pada umumnya responden penelitian ini memiliki jenjang pendidikan
Sarjana (SI) yaitu sebanyak 34 orang (85,5%)
d. Masa Kerja
Masa kerja seseorang pegawai negeri sipil menggambarkan
lamanya seseorang bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Penyebaran
responden menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini,
umumnya memiliki masa kerja antara 1-10 tahun yakni sebanyak 15
orang (37,5%), 12 orang (30,0%) memiliki masa kerja antara 11-20
tahun, 6 orang (15,0%) memiliki masa kerja 21-30 tahun, 7 orang
(17,5%) memiliki masa kerja 31-40 tahun dan tidak ada responden yang
sudah memiliki masa kerja di atas 40 tahun.
e. Golongan
Semakin tinggi golongan seseorang pegawai semakin tinggi pula
tingkat gaji dan tunjangan yang diterimanya. Hal ini dapat menjadi
gambaran besarnya penghasilan yang diterima seseorang pegawai
setiap bulannya. Distribusi responden berdasarkan golongan ditunjukkan
bahwa umumnya responden dalam penelitian ini memiliki golongan2
yaitu sebanyak 27 orang (67,5%), responden dengan golongan1
sebanyak 10 orang (25,0%) dan pada golongan3 sebanyak 3 orang
(7,5%).
93
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
c. Kinerja (Y)
Data tentang jawaban responden terhadap variabel kinerja
diperoleh dari 40 orang responden. Berdasarkan hasil pengelolaan data
secara statistik deskriptif , dinyatakan bahwa 80% responden memiliki
94
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
kinerja yang tinggi pada Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kota Makassar. Sebanyak 12,50% responden dengan kinerja yang
cukup tinggi, dan sebanyak 7,50% yang memiliki kinerja yang sangat
tinggi. Hal ini sekaligus dapat menunjukkan bahwa untuk meningkatkan
kinerja, maka seorang pegawai harus mampu membantu sesama
teman dalam pekerjaan, adanya dorongan untuk bekerja lebih baik
dalam diri, adanya rasa bangga terhadap pekerjaan, keyakinan
terhadap kemampuan, dan melakukan pekerjaan dengan tulus dan
ikhlas.
Data hasil penelitian ini diolah dengan bantuan program SPSS, 12.00.
Untuk menguji hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa faktor budaya
organisasi, perilaku kepemimpinan, lingkungan kerja dan kompensasi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kota Makassar. Dari hasil analisis diperoleh persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
Y = 0,584 + 0,604 X1 + 0,278 X2
Dari persamaan regresi berganda seperti di atas, dapat diinterpretasi
sebagai berikut :
6. Nilai koefisien b0 (konstanta) sebesar 0,584 berarti apabila faktor budaya
organisasi (X1), dan faktor perilaku kepemimpinan (X2), sama dengan nol,
maka diperkirakan kinerja pegawai sebesar 0,584.
7. Nilai koefisien b1 = 0,604 X1 berarti jika variabel budaya organisasi
ditingkatkan baik frekuensi maupun kualitasnya sesuai dengan bidang
pekerjaan pegawai akan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai,
dalam arti meningkatkan kinerja pegawai dengan asumsi variabel lainnya
konstan.
8. Nilai koefisien b2 = 0,278 X2 menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pegawai, jika pimpinan dapat
mengarahkan dan mengakomodir bawahannya dengan baik maka
diperkirakan kinerja pegawai juga akan meningkat dengan asumsi variabel
lainnya konstan.
Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut diketahui bahwa variabel
budaya organisasi, dan perilaku kepemimpinan menunjukkan nilai positif, yang
berarti ada hubungan yang searah antara variabel-variabel X (independent)
dengan variabel Y (dependent).
Tabel Anova pada (lampiran) menunjukkan nilai F (Value) = 29,001
a
dengan nilai p ( = 0,05) atau tingkat signifikansi 0,000 memberikan informasi
tentang signifikansi model pada taraf signifikan 0,05 ( = 5%), ini berarti model
95
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
yang dipakai signifikan secara statistik karena nilai p < = 0,05 (0.000 < 0,05).
Karena model signifikan, maka secara simultan variabel budaya organisasi (X 1),
dan perilaku kepemimpinan (X2), berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja pegawai (Y).
Hasil analisis tersebut mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa
variabel budaya organisasi, dan perilaku kepemimpinan, berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kota Makassar. Besarnya daya ramal model diberikan oleh nilai koefisien
2
determinasi yang disimbolkan dengan R (R-Square) = 0,611 menunjukkan
bahwa model mempunyai daya ramal sebesar 0,611 atau sekitar 61,1%. Variasi
naik turunnya kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh model atau dipengaruhi
oleh variabel-variabel budaya organisasi, dan perilaku kepemimpinan,
sementara sisanya sebesar 38,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model analisis.
Selanjutnya untuk melihat pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen (Y) dapat dijelaskan secara rinci
sebagai berikut:
96
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Minum (PDAM) Kota Makassar. Begitu pula jika dilihat secara parsial
diketahui bahwa kedua variabel tersebut pengaruhnya positif dan signifikan.
Dari kedua variabel yang memiliki pengaruh signifikan, tampak bahwa
variabel budaya organisasi (X1) memiliki pengaruh yang dominan terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Makassar, yang dibuktikan dari nilai Probabilitas yang lebih kecil dari . = 0,05
(0,000 < 0,05) serta ditunjukkan oleh nilai t hitung yang paling besar diantara
kedua variabel bebas yang diteliti.
97
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Simpulan
1. Peningkatan kinerja pegawai pada Kantor Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kota Makassar dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus
memperhatikan peningkatan budaya organisasi, dan perilaku
kepemimpinan sesuai ketentuan. Variabel budaya organisasi, dan perilaku
kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Kantor Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Makassar.
2. Hasil penelitian secara parsial dengan menggunakan analisis regresi
berganda menunjukkan bahwa di antara kedua variabel yaitu budaya
organisasi, dan perilaku kepemimpinan, yang diteliti, maka yang dominan
berpengaruh adalah budaya organisasi. Hal ini disebabkan karena untuk
meningkatkan kemampuan dan kecakapan seorang pegawai dalam bidang
tugasnya, maka yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan budaya
organisasi dalam hal ini bagaimana meningkatkan mutu pelatihan yang
berkualitas dan terarah berdasarkan perencanaan yang baik sesuai dengan
bidang tugas masing-masing pegawai.
Saran
98
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
DAFTAR PUSTAKA
Affif Faisal, 1994. Seluk Beluk Organisasi Perusahaan Modern, ERESCO,
Bandung.
Arikunto dan Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktek, Cetakan Sembilan Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Asri Sw, Anwar, 1979. Perencanaan, Penarikan dan Penyaluran Karyawan-
Karyawan, BPFE, Yogyakarta.
Barry, Cushway, 1994. Human Resources Management, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Gomes, Faustimo Cardoso. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi I,
Andi Offset, Jakarta.
Gomes, Faustimo Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
II, Andi Offset, Jakarta.
Handari Nawawi, 1998. Manajemen Sumberdaya manusia, Gajah Mada
University Pers, Yogyakarta.
Handoko, T. Hani, 1994. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
BPFE, Yogyakarta.
Hasibuan, S.P. Malaju, 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia, Gunung
Agung Jakarta.
Mathis dan Jackson, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba
Empat, Jakarta.
Mustopodidjaja, 1999. Perencanaan Peningkatan Kinerja, Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Sudjana, 1997. Metode Statistik, Edisi Keenam Tarsita, Bandung.
Timpe, A. Dale. 1992. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
99
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Oleh :
Mahmud Nuhung
(Dosen FE Unismuh Makassar)
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun
peminatnya. 0leh karena itu, produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau
jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai produk atau jasa yang
dihasilkannya. Salah satu cara yang digunakan produsen dalam bidang
pemasaran untuk tujuan meningkatkan hasil produk yaitu melalui kegiatan
promosi.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor yang
diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu
perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat,
maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam
mengembangkan dan mempertahankan usaha.
Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak
mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan
berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau
100
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas. Maka peranan promosi
berguna untuk:
Memperkenalkan produk atau jasa serta mutunya kepada masyarakat.
Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada
masyarakat serta cara penggunaanya.
Memperkenalkan barang atau jasa baru
Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk
melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi
sasaran yang efektif. Promosi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan
perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan
besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi yang dijalankun
perusahaan.
Rumusan Masalah
1. Apakah strategi bauran pemasaran memiliki pengaruh terhadap
peningkatan volume penjualan produk pada Perum lembaga kantor berita
ANTARA Biro Sulawesi Selatan.
2. Faktor apakah yang dominan pengaruhnya terhadap peningkatan volume
penjualan produk pada Perum lembaga kantor berita ANTARA Biro
Sulawesi Selatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pemasaran
Sebagaiman kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran adalah berbeda
dengan penjualan, transaksi ataupun perdagangan. American Marketing
Association 1960, mengartikan pemasaran sebagai berikut: Pemsaran adalah
pelaksanaan dunia usaha yang mengaarahkan arus barang-barang dan jasa-
jasa dari produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Defenisi ini hanya
menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran. Sedangkan
fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga kita tidak memperoleh gambaran
yang jelas dan lengkap tentang pemasaran.
Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler dalam bukunya
Marketing Management Analysis, Planning, and Control, mengartikan
pemasaran secara lebih luas, yaitu: Pemasaran adalah: Suatu proses sosial,
dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan
mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai
dengan individu dan kelompok lainnya.
101
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Pasar Sasaran
Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih pasar
sasaran yang akan dituju, keadaan ini dikarenakan mereka menyadari bahwa
pada dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh pelanggan dalam pasar
tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat berpencar dan tersebar serta
bervariatif dalam tuntutan kebutuhan dan keinginannya. Jadi arti dari pasar
sasaran adalah: Sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan
kebutuhan alau keinginan tertentu yang mungkin maupun mampu untuk ambil
bagian dalam jual beli, guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.
Karena konsumen yang terlalu heterogen itulah maka perusahaan perlu
mengkelompokkan pasar menjadi segmen-segmen pasar, lalu memilih dan
menetapkan segmen pasar tertentu sebagai sasaran. Dengan adanya hal ini,
maka perusahaan terbantu untuk mengidentifikasi peluang pasar dengan lebih
baik, dengan demikian perusahaan dapat mengembangkan produk yang tepat,
dapat menentuan saluran distribusi dan periklanan yang sesuai dan efisien
serta mampu menyesuaikan harga bagi barang atau jasa yang ditawarkan bagi
setiap target pasar.
Pasar sasaran (Target Market) adalah: Sekelompok konsumen atau
pelanggan yang secara khusus menjadi sasaran usaha pemasaran bagi
sebuah perusahaan. Dalam menerapkan pasar sasaran, terdapat tiga langkah
pokok yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Segmentasi Pasar
2. Penetapan Pasar Sasaran
3. Penempatan Produk
Bauran Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran
Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang
berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran
produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran
pasarannya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar
sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan
dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan
pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki
kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan
berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program
pemasaran secara efektif. Menurut William J.Stanton pengertian marketing mix
sccara umum adalah sebagai berikut: marketing mix adalah istilah yang dipakai
untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran
102
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
103
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Strategi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu
dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu: kebutuhan, keinginan dan
permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan
hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah
mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran
menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah
bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran
terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran,
merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan
mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.
Menurut Kolter (1991), strategi pemasaran di identifikasi sebagai
prinsip-prinsip umum dimana unit bisnis mengaharapkan untuk mencapai
tujuan pemasarannya di dalam suatui pasar sasaran. Ini mengandung
keputusan-keputusan dasar pada pengeluaran pemasaran total, bauran
pemasaran dan alokasi pemasaran
Hal-hal yang perlu diputuskan sebagai suatu keputusan strategi
pemasaran adalah :
1. Segmen-segmen pasar atau pasar sasaran mana saja yang akan dilayani.
2. Bagaimana perusahaan dalam melayani segmen-segmen atau sasaran-
sasaran tersebut.
3. Bauran pemasaran apa saja yang perlu dipergunakan oleh perusahaan
untuk mencapai pasar sasaran tersebut.
Secara singkat hal tersebut diatas menggambarkan bahwa strategi
pemasaran dijalankan untuk mencapai pasar sasaran secara efektif, mampu
dan memenuhi tujuan pemasaran perusahaan. Manajemen perusahaan harus
menganalisa aktifitas-aktifitas pemasaran yang perlu untuk mencapai volume
penjualan/pangsa pasar sasaran tertentu.
Strategi-strategi juga bervariasi apakah perusahaan akan memainkan
peran sebagai pemimpin pasar (market leader), penantang (challenger),
pengikut (follower) ataukah sebagai nicher. Strategi juga dapat dimodifikasi
sesuai dengan daur hidup produk/pasar yang dilalui oleh suatu produk, yaitu
104
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
ANALISIS DATA
HASIL PENELITIAN
105
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
3. Biaya Distribusi
Biaya distribusi berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan
sampai produk sampai ke tangan konsumen. Tinggi rendahnya biaya distribusi
106
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
4. Biaya Promosi
Secara teoritis dipahami bahwa agar produk yang dihasilkan dapat laku
dipasaran maka dibutuhkan kegiatan promosi yang efektif dengan
menggunakan berbagai macam media seperti media elektronik, media cetak,
maupun dengan promosi pemasaran langsung (direct selling).
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa perkembangan biaya promosi yang
di keluarkan oleh LKBN Antara Makassar bervariasi dalam setiap periode. Pada
tahun 2005 semester kedua jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh LKBN
Antara sebesar Rp. 5.000.000 atau meningkat (18,18 %), pada tahun 2006
semester pertama mengalami penurunan sebesar Rp. 2.500.000 atau menurun
(7,69 %). Kemudian pada tahun 2007 semester pertama mengalami
peningkatan sebesar Rp. 9.000.000 atau (31,58 %) dibanding semester kedua
tahun 2006. dan pada semester kedua tahun 2007 sebesar Rp. 2.500.000
(6,67%) begitu pun pada tahun 2008, 2009, 2010 (dapat dilihat pada tabel).
Secara umum mengalami peningkatan dengan rata peningkatan biaya promosi
sebesar Rp. 2.272.727 per semester atau meningkat rata-rata sekitar 9,93%
per semester.
5. Volume Penjualan
Perusahaan harus memiliki strategi pemasaran yang efektif sehingga
penjualan produk mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Meningkatnya
permintaan terhadap produk yang dihasilkan dapat menunjukkan tinggi
rendahnya minat konsumen, sekaligus dapat menjadi tolak ukur tinggi
rendahnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.
107
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Data tentang volume penjualan LKBN Antara Makassar ditunjukkan pada tabel
4.5.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa volume penjualan perusahaan
cenderung berfluktuasi dari waktu ke waktu. Namun demikian, jika diperhatikan
secara seksama terlihat bahwa secara umum mengalami peningkatan dengan
rata kenaikan penjualan sebesar Rp. 30.008.400 per semester atau meningkat
rata-rata sekitar 8,47% per semester.
108
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
109
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data secara statistik,
penulis mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara bersama-sama variabel biaya produksi, harga pokok penjualan,
biaya distribusi, dan biaya promosi berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan volume penjualan pada Lembaga Kantor Berita Negara
(LKBN) ANTARA Makassar. Hal ini dibuktikan dari nilai uji F yang
menunjukkan bahwa nilai signifikansi jauh lebih kecil dari alfa 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa keempat variabel yang dianalisis memiliki ketepatan
daya ramal yang signifikan.
2. Variabel biaya promosi secara parsial merupakan variabel yang dominan
pengaruhnya terhadap peningkatan volume penjualan yang dibuktikan dari
nilai t hitung paling besar dan memiliki nilai signifikansi (probability) yang
jauh lebih kecil dari alfa 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis
dan empiris intensitas promosi dapat menentukan perubahan volume
penjualan.
Saran
1. Kepada manajemen LKBN Antara agar terus mengintensifkan kegiatan
pemasaran dengan menerapkan strategi yang efektif termasuk
menekan sejumlah biaya yang dapat memperbesar biaya produksi.
Disamping itu, diperlukan strategi harga yang kompetitif mengingat
tingginya intensitas persaingan yang terjadi saat ini. Dalam rangka
memanfaatkan pangsa pasar, dibutuhkan strategi agar distribusi
barang dan jasa yang dihasilkan dapat benar-benar memuaskan
konsumen.
2. Mengingat variabel biaya promosi merupakan variabel yang dominan
berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan maka dibutuhkan
strategi promosi yang lebih intensif lagi agar celah pasar dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan, SE, MBA., 2002. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan
Strategi, Edisi Pertama, Cetakan Ke empat, Penerbit Rajawali, Jakarta.
Basu Swastha D.H. MBA, 2000. Manajemen pemasaran Modern, Liberty,
Yogyakarta, 1990
110
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
111
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Oleh:
Lilly Ibrahim
(Dosen FE Unismuh Makassar)
ABSTRAK
Penelitian bertujuan mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat suku
bunga deposito terhadap peningkatan jumlah Nasabah serta mengestimasi
trend peningkatan jumlah nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Galesong periode 5 tahun mendatang. Penelitian menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari laporan dan dokumen perusahaan. Analisis data
menggunakan regresi sederhana. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat
suku bunga deposito berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan
jumlah nasabah. Diestimasi pula bahwa untuk waktu 5 tahun mendatang jumlah
nasabah akan tetap mengalami peningkatan dengan asumsi tingkat bunga saat
ini.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi dewasa ini, menurut adanya motivasi pada berbagai sektor dalam
usaha peningkatan hasil yang akan dicapai. Sektor ekonomi sebagai penggerak
hendaknya dijadikan sebagai motivasi peningkatan hasil-hasil sektor lain untuk
meningkatan pertumbuhan ekonomi secara global.
Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar pada akhir tahun 1998, secara
tidak langsung sangat berdampak pada perkembangan perekonomian bangsa.
Semula pada awal pelita VI pemerintah menargetkan sebagai awal terjadinya
era tinggal landas, namun hal ini tidak berhasil. Berbagai kebijaksanaan
dikeluarkan oleh pemerintah untuk memudahkan pihak swasta dan perbankan
untuk menjalankan operasi usahanya dalam menghimpundana yang ada
ditangan masyarakat. Dengan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah ini
maka persaingan antar bank untuk menarik nasabah semakin ketat, mulai dari
munculnya pembukaan cabang-cabang baru dan perluasan produk yang
beragai jenis serta tingkat suku bunga yang diberikan, itu ditujukan untuk
menghitung dana yang ada ditangan masyarakat.
112
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh Tingkat Suku Bunga Yang Diberikan Oleh PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kantor Unit Galesong Cabang Takalar
Terhadap Peningkatkan Jumlah Nasabah.
2. Bagaimana Trend Peningkatan Jumlah Nasabah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Unit Galesong Kantor Cabang Takalar 5 Tahun
Mendatang.
TINJAUAN PUSTAKA
113
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Tingkat Bunga
Sunariyah (2003:62), mengemukakan bahwa ” tingkat bunga dinyatakan
sebagai presentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu
114
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
115
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
tingkat suku bunga nominal akan selalu dipengaruhi oleh pergerakan inflasi.
Sementara tingkat suku bunga riil adalah tingkat bunga yang sudah
disesuaikan dengan perubahan nilai beli atas uang (inflasi).
Nasabah
Menurut kamus perbankan mendefinisikan nasabah adalah orang atau
badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank (Saladin,
1994 : 374).
Nasabah merupakan orang yang biasa berhubungan dengan atau
menjadi pelanggan bank (Tim penyusun kamus pusat Bahasa, 2003 : 775).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa nasabah adalah orang yang
menjadi pelanggan bank yang mempunyai rekening simpanan dan pinjam.
Definisi nasabah menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Tentang Pokok-Pokok Perbankan adalah "pihak yang menggunakan jasa bank"
yang dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan pinjaman bank dengan nasabah yang
bersangkutan.
b. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan
itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
METODE PENELITIAN
116
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Metode Analisis
1. Untuk mengikuti strategi perbankan yang diterapkan bank, digunakan
metode analisis deksriptif.
2. Untuk mengetahui jumlah nasabah, digunakan analisis trend mengetahui
pengaruh tingkat suku bunga terhadap peningkatan jumlah nasabah
dengan formula sebagai berikut :
Y = a + bX,
Keterangan :
Y = Ramalan jumlah nasabah
a = Nilai tren dari periode dasar
X = Periode tahunan/ Tingkat suku bunga
b = Pertambahan per tahun secara linear
HASIL PENELITIAN
117
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
118
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Pada tabel 2 diatas dapat dilihat tahun 2006 jumlah nasabah deposito
sebanyak 60 orang , turun atau sekitar -14,29 persen dibanding tahun
sebelumnya. Pada tahun 2007 jumlah nasabah deposito pada Bank Rakyat
Indonesia Unit Galesong sebanyak 100 orang atau 66,67 persen dan
mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi dibanding keadaan yang sama
pada tahun sebelumnya, yaitu meningkat sebanyak 40 orang. Peningkatan ini
diakibatkan oleh mulai membaiknya keadaan ekonomi daerah kecamatan
galesong Kabupaten Takalar dan bergeraknya hampir seluruh sektor ekonomi.
Pada tahun 2008 jumlah nasabah deposito sebanyak 115 orang naik
sebesar 15 orang atau 15,00 persen dbanding tahun sebelumnya. Tahun 2009
dengan jumlah nasabah deposito sebanyak 85 orang mengalami penurunan
sebanyak 30 orang dari tahun sebelumnya atau sekitar -26,09 persen.
119
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
120
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model
Std. Std.
B Error Beta B Error
1 (Constant) -226,964 72,079 -3,149 ,051
X 49,286 11,331 ,929 4,349 ,022
a Dependent Variable: Y
121
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
Y = -226,964 + 49,286 X + e
Berdasarkan persamaan regresi sederhana tersebut, selanjutnya dapat
diinterpretasi sebagai berikut:
a. Nilai konstanta -226,964 menunjukkan bahwa jika nilai variabel X (tingkat
bunga deposito) sama dengan nol maka diestimasi jumlah nasabah akan
menurun 226,9 atau 227 orang.
b. Nilai koefisien 49,286 menunjukkan bahwa variabel X (tingkat bunga
deposito) memiliki hubungan yang searah (positif) dengan jumlah nasabah
artinya setiap peningkatan tingkat bunga sebesar satu satuan maka
diperkirakan jumlah nasabah juga akan meningkat sebesar 49,286 atau 49
orang dengan asumsi faktor lainnya konstan.
Model Summary
122
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
ANOVA(b)
Simpulan
Saran
Pimpinan BRI hendaknya dapat melakukan evaluasi secara berkala
terkait dengan penentuan margin suku bunga deposito. Walaupun demikian,
penentuan tingkat suku bunga yang tetap menjadi kewenangan Bank Indonesia
namun pihak bank dapat melakukan kajian terkait penentuan margin yang tidak
melampaui standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
123
Jurnal Ekonomi Balance Volume 7 No. 1, Januari – Juni 2011
DAFTAR PUSTAKA
124