Anda di halaman 1dari 122

PENGARUH BEBAN PAJAK DAN PROFITABILITAS TERHADAP

PRAKTIK TRANSFER PRICING


STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI )
PADA TAHUN 2015 – 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Akuntansi ( S. Ak )

Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

OLEH

HASANAH

12150059

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI


KONSENTRASI : AKUNTANSI PERPAJAKAN
PROGRAM PENDIDIKAN : SARJANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BINA BANGSA
KOTA SERANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan
rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga Skripsi yang berjudul
“ Pengaruh Beban Pajak dan Profitabilitas Terhadap Praktik Transfer Pricing
( Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) Tahun 2015 – 2018 ) “ ini dapat selesai dangan
baik dan tepat waktu .

Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Akuntansi ( S.Ak ) pada
Fakultas Ekononi dan Bisnis di Universitas Bina Bangsa . Banyak pihak yang telah
membantu penulisan dalam proses penyusunan skripsi ini , untuk itu dalam
kesempatan ini penulis ingin sekali mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Furtasan Ali Yusuf , SE ., S.Kom., MM selaku Rektor Universitas


Bina Bangsa yang telah memberikan nasihat terhadap penulis dalam
menyediakan informasi.
2. Bapak Ir . Naufal Affandi , MM selaku Wakil Rektor I Bidamg Akademik
Universitas Bina Bangsa yang telah memberikan dukungan moril maupun
materil selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Bina Bangsa.
3. Bapak Gatot Hartoko , M.Si selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sarana Prasarana Univeristas Bina Bangsa yang telah memberikan kemudahan
kepada penulis dalam hal biaya kuliah dan fasilitas selama penulis menempuh
pendidikan di Universitas Bina Bangsa.
4. Bapak Dr. Budi Ilham Maliki ,S.Pd ., MM selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Bina Bangsa yang telah memberikan
pembinaan dan pengarahan selama penulis menempuh pendidikan
di Universitas Bina Bangsa.
5. Ibu Nugrahini Kusumawati , SE.,M.Ak., CTA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Bina Bangsa beserta segenap jajarannya yang telah
berupaya meningkatkan pelayanan yang terbaik pada Universitas Bina Bangsa.

iv
v

6. Bapak Ibrohim SE., M.Ak., ACPA ., CTA selaku Ketua Program Studi Jurusan
Akuntansi yang telah meluangkan waktu untuk membantu mahasiswa dalam
menyelesaikan studinya .
7. Bapak Mohammad Husni , SE., M.Ak selaku sekretaris Program Studi Jurusan
Akuntansi yang telah meluangkan waktu untuk membantu administrasi dan
informasi dalam penyusunan skripsi.
8. Ibu Dini Martinda Lestari , SE., M.Ak selaku Pembimbing I yang telah
membantu dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan , pengarahan,
dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan
tepat waktu .
9. Bapak Drs. Bambang Setiadi , HS selaku Pembimbing II yang telah membantu
dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan , pengarahan , dan
motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat
waktu .
10. Kepada seluruh dosen dan staff administrasi , termasuk rekan – rekan
mahasiswa yang telah memberikan simpati dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
11. Bapak Nahrawi dan Ibu Mesarah selaku Orang Tua Tercinta penulis yang telah
memberikan do’a , kasih sayang , motivasi , serta dukungan yang tak henti –
hentinya selama penulis menyelesaikan pendidikan di Univeristas Bina Bangsa.
12. Keluarga besar penulis atas segala dukungan dan doanya yang telah diberikan
kepada penulis .
13. Teman – teman dan sahabat yang telah memberikan semangat dan bantuan yang
luar biasa kepada penulis .
14. Bapak Ir. H. Abdul Azis ,M.Pd selaku Kepala SMK YP . Fatahillah 1 Cilegon
dan jajarannya yang telah memberikan bantuan, doa dan dukungan serta
toleransi yang diberikan kepada penulis selama penulis menyelesaikan
pendidikan di Universitas Bina Bangsa .
15. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan penuh kesabaran dan
mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
vi
PENGARUH BEBAN PAJAK DAN PROFITABILITAS TERHADAP
PRAKTIK TRANSFER PRICING
( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015–2018 )

HASANAH
12150059
hafelirarahman@gmail.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban


pajak dan profitabilitas terhadap praktik transfer pricing .
Data beban pajak , profitabilitas dan transfer pricing diperoleh dari laporan
keuangan tahunan publikasi perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia ( BEI ) pada tahun 2016 – 2018.
Metode penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis statistika deskriptif,
uji normalitas , uji autokorelasi , uji heteroskedastisitas , uji multikolinearitas , uji
regresi linear berganda, uji koefisien determinasi , uji t dan uji f dengan
menggunakan SPSS Versi 23 . Pengambilan sampel ini menggunakan purposive
sampling . Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 10
perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian , dapat diketahui besarnya koefisien dengan
tingkat signifikansi Beban Pajak 0,048 yang berada di bawah 0,05 .Oleh karena itu
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa beban pajak berpengaruh terhadap
praktik transfer pricing diterima. Besarnya koefisien dengan tingkat signifikansi
Profitabilitas 0,004 yang berada di bawah 0,05 . Oleh karena itu hipotesis kedua
yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap praktik transfer
pricing diterima. Besarnya koefisien dengan tingkat signifikansi 0,002 yang berada
di bawah 0,05. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa beban pajak dan
profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap praktik transfer pricing
diterima.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian dengan uji parsial ( uji t )
menunjukkan bahwa variabel beban pajak yang diproksikan menggunakan
Effective Tax Rate ( ETR ) berpengaruh positif terhadap praktik transfer pricing .
Variabel profitabilitas yang diproksikan menggunakan Return on Asset ( ROA )
berpengaruh negatif terhadap praktik transfer pricing. Dalam uji ANOVA ( uji f )
beban pajak dan profitabilitas berpengaruh terhadap praktik transfer pricing .

Kata Kunci : Beban Pajak , Profitabilitas , Transfer Pricing

vii
THE INFLUENCE OF TAX EXPENSE AND PROFITABILITY ON
TRANSFER PRICING PRACTICES
(THE EMPIRICAL STUDY OF MINING SECTOR COMPANIES LISTED
ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2015 - 2018)

HASANAH
12150015
hafelirarahman@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine how much influence the tax expense and
profitability on transfer pricing practices.
Tax expense, profitability and transfer pricing data are obtained from the
annual financial statements of mining sector companies listed on the Indonesia
Stock Exchange (IDX) in 2016 - 2018.
This research method uses quantitative secondary data. Data analysis used
in this study is descriptive statistical analysis, normality test, autocorrelation test,
heteroscedasticity test, multicollinearity test, multiple linear regression test, test
coefficient of determination, t test and f test using SPSS Version 23. This sampling
uses purposive sampling. Based on the purposive sampling method, a sample of 10
companies was obtained.
Based on the results of the study, it can be seen the magnitude of the
coefficient with a significance level of 0.048 Tax Expense which is below 0.05.
Therefore, the first hypothesis which states that the tax expense affects the practice
of transfer pricing is accepted. The magnitude of the coefficient with a significance
level of 0.004 which is above 0.05. Therefore, the second hypothesis stating that
profitability affects the practice of transfer pricing is accepted. The magnitude of
the coefficient with a significance level of 0.002 which is below 0.05. Therefore the
third hypothesis which states that tax expense and profitability simultaneously
affect the transfer pricing practice is accepted.
The results showed that testing with a partial test (t test) showed that the tax
expense variable proxied using the Effective Tax Rate (ETR) had a positive effect
on transfer pricing practices. Profitability variables that are proxied using Return
on Assets (ROA) had a negative affect on the transfer pricing’practice . ANOVA
test (test f) the tax expense and profitability affect the transfer pricing practice.

Keywords: Tax Expense, Profitability, Transfer Pricing

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PIMPINAN ............................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PENGUJI ............................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEABSAHAN SKRIPSI ......................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................8
1.3 Pembatasan Masalah.................................................................................8
1.4 Rumusan Masalah.....................................................................................9
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................9
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................10
BAB II KAJIAN TEORITIK
2.1.Deskripsi Teoritik ...................................................................................11
2.1.1 Transfer Pricing ...........................................................................11
2.1.2 Beban Pajak ..................................................................................14
2.1.3 Profitabilitas..................................................................................18
2.2 Penelitian Relevan .................................................................................21
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................27
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................28
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .....................................................31
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................45
3.2.1 Tempat Penelitian .........................................................................45
3.2.2 Waktu Penelitian...........................................................................45
3.3 Metode Penelitian ...................................................................................46
3.4 Populasi dan Sampel ...............................................................................46
3.4.1 Populasi ........................................................................................46
3.4.2 Sampel ..........................................................................................48
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................50
3.5.1 Variabel Dependen ( Y ) ..............................................................51
3.5.2 Variabel Independen ( X ) ...........................................................52
3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................55
3.7 Hipotesis Statistika .................................................................................60
3.7.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji T ) ................................61
3.7.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ( Uji F ) .............................62

ix
x

Halaman
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data .......................................................................................64
4.1.1 Transfer Pricing ( Y )....................................................................64
4.1.2 Beban Pajak ( X1 )........................................................................65
4.1.3 Profitabilitas ( X2 ) .......................................................................66
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ..............................................................66
4.3 Pengujian Hipotesis ................................................................................73
4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial...............................................73
4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ...........................................75
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................76
4.5 Keterbatasan Masalah .............................................................................79
BAB V KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesumpulan ............................................................................................80
5.2 Implikasi ................................................................................................80
5.3 Saran .......................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................82
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Kasus Transfer Pricing ............................................................................3
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ..............................................22
Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian .......................................................................45
Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan Populasi .........................................................47
Tabel 3.3 Kriteria Penentuan Sampel....................................................................49
Tabel 3.4 Daftar Nama Perusahaan Sampel ...........................................................50
Tabel 3.5 Definisi Operasional Variabel Praktik Transfer Pricing ( Y ) ...............52
Tabel 3.6 Definisi Operasional Variabel Beban Pajak ( X1 ).................................53
Tabel 3.7 Definisi Operasional Variabel Profitabilitas ( X2 ) ................................55
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Transfer Pricing .............................64
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Beban Pajak ....................................65
Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas ...................................66
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov Smirnov..............................67
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas.....................................................................68
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser )...........................................69
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ...........................................................................71
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ................................................72
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ....................................................73
Tabel 4.10 Hasil Uji T............................................................................................74
Tabel 4.11 Hasil Uji F ............................................................................................75

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Skema Kinerja Penerimaaan Negara ....................................................2
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ..................................................................28
Gambar 3.1 Contoh Daerah Keputusan Uji t .........................................................62
Gambar 3.2 Contoh Daerah Keputusan Uji F .......................................................63
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ( Pola Scatterplot ) ..............................70
Gambar 4.2 Daerah Keputusan Uji T Variabel Beban Pajak .................................74
Gambar 4.3 Daerah Keputusan Uji T Variabel Profitabilitas ................................75
Gambar 4.4 Daerah Keputusan Uji F .....................................................................75

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Tabulasi Data Variabel Dependen dan Independen


Lampiran II Hasil Output SPSS
Lampiran III Tabel Distribusi Durbin Watson
Lampiran IV Tabel Distribusi T
Lampiran V Tabel Distribusi F
Lampiran VI Form Lembar Bimbingan
Lampiran VII Form Laporan Dosen Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Globalisasi ekonomi , bisnis , dan investasi saat ini berkembang dengan
pesat tanpa mengenal batas negara . Fenomena globalisasi secara tidak langsung
mendorong merebaknya konglomerasi dan divisionalisasi atau departemenisasi
perusahaan . Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff ( GATT ) dan
World Trade Organization ( WTO ) telah membuka jembatan pergerakan
barang , jasa dan modal antar negara . Perusahaan – perusahaan tidak lagi
membatasi kegiatan operasinya hanya di negara sendiri . Perusahaan –
perusahaan ini beroperasi melalui anak usaha dan cabang – cabangnya
dihampir semua negara berkembang dan pasar – pasar yang sedang tumbuh .
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang beroperasi melewati
lintas batas antar negara , yang tekait dengan hubungan istimewa , baik karena
penyertaan modal saham , pengendalian manajemen atau penggunaan
teknologi, dapat berupa anak perusahaan , agen , dan sebagainya dengan
berbagai motif. Fenomena perusahaan multinasional dalam ekspansinya
cenderung mengoperasikan usahanya secara desentralisasi dan melaksanakan
konsep Cost Revenue Profit dan Coorporate Profit Centre Concepts , yang
dapat mengukur dan menilai kinerja dan motivasi setiap divisi atau unit yang
bersangkutan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan . Untuk mencapai
tujuan tersebut antara lain digunakan sistem harga transfer atau transaksi
transfer pricing .
Tujuan utama dari transfer pricing adalah untuk mengevaluasi dan
mengukur kinerja finansial suatu perusahaan , akan tetapi sering juga transfer
pricing digunakan oleh perusahaan multinasional untuk menimbulkan jumlah
pajak yang dibayar melalaui rekayasa harga yang di transfer antar divisi .
Transfer pricing merupakan isu klasik di bidang perpajakan , khususnya
menyangkut transaksi internasional yang dilakukan oleh korporasi
multinasional . Dari sisi pemerintah , transfer pricing diyakini mengakibatkan

1
2

berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak suatu negara karena


perusahaan multinasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dari
negara – negara yang memiliki tarif pajak tinggi ke negara – negara yang
memiliki tarif pajak rendah . Dari sisi bisnis , perusahaan cenderung berupaya
meminimalkan biaya – biaya termasuk di dalamnya minimalisasi pembayaran
pajak perusahaan .
Berdasarkan penerimaan negara pada tahun 2015 sampai 2016 pada sektor
migas mengalami penurunan . Berikut dapat disajikan gambar kinerja
penerimaan negara .

Gambar 1.1 Kinerja Penerimaan Negara


Sumber : https://www.pajak.go.id
Para ahli juga mengakui bahwa transfer pricing ini bisa menjadi suatu
masalah bagi perusahaan , namun ini juga bisa menjadi peluang
penyalahgunaan untuk perusahaan yang mengejar laba yang tinggi . Bagi
perusahaan yang memiliki anak perusahaan di negara yang tarif pajaknya tinggi
maka akan menjadi suatu masalah karena akan membayar pajak lebih banyak ,
sehingga keuntungan yang didapat lebih sedikit . Tidak sedikit juga perusahaan
yang melihat ini sebagai suatu peluang dan membuat strategi untuk
mendapatkan keuntungan lebih dari penjualan dan penghindaran pajak . Salah
satu caranya adalah dengan membuat anak perusahaan di negara yang
3

memberikan tarif pajak rendah ataupun negara yang berstauts tax heaven
country .
Terjadinya penurunan penerimaan negara pada tahun 2015 sampai dengan
tahun 2016 dikarenakan terjadinya peningkatan pada kasus transfer pricing .
Berdasarkan pernyataan tersebut , dapat disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1 Kasus Transfer Pricing

Naik /
Jenis Kasus 2015 2016 Persentase
Turun
Kasus Tranfer Pricing 39,98 % 42,21% Naik 5,28%
Sumber : https://www.pajak.go.id
Menurut dirjen pajak Indonesia tidak diragukan lagi bahwa transfer pricing
sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak negara . Menurut perhitungan
dirjen pajak , negera berpotensi kehilangan 1.300 triliun rupiah akibat dari
praktik transfer pricing . Negara berkembang seperti Indonesia , menyadari
bahwa korporasi multinasional dengan berbagai cara mempergunakan rekayasa
transfer pricing untuk mengalihkan potensi pajak Indonesia ke negara lain
dengan berbagai alasan. Oleh karena itulah , otoritas fiskal selalu memandang
bahwa tujuan transfer pricing adalah untuk penghindaran pajak.1
Dari sisi pemerintah transfer pricing diyakini dapat mengakibatkan
berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak karena perusahaan
multinasional cendrung menggeser kewajiban perpajakan dengan cara
memperkecil harga jual antar peusahaan dalam satu grup dan mentransfer laba
yang diperoleh kepada perusahaan yang berkedudukan di negara yang
menerapkan tarif pajak yang rendah. Sedangkan dari sisi bisnis , perusahaan
cendrung berupaya meminimalkan biaya – biaya termasuk didalamnya
meminimalisasi pembayaran pajak perusahaan .

1Admin , “ Pentingnya Memahami Transfer Pricing dan Bagaimana Mengantisipasinya”, diakses dari :
https://solusibisnis.co.id/pentingnya-memahami-transfer-pricing-dan-bagaimana-mengantisipasinya.html ,
pada tanggal 25 Juni 2019, Pukul 09.08.
4

Pajak merupakan salah satu faktor yang mendasari keputusan atas praktik
transfer pricing . Saat ini transfer pricing masih dianggap sebagi isu pajak
internasional yang mana kebijakan transfer pricing digunakan sebagai alat
untuk mengurangi beban pajak secara keseluruhan bagi perusahaan
multinasional .
Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011 dalam Fitri Anisyah ( 2017)
tentang penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi
antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa diyakini
dapat mengakibatkan berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak suatu
negara .2
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Dicky Suprianto dan Raisa
Pratiwi (2018 ), menyatakan bahwa variabel beban pajak berpengaruh positif
signifikan terhadap praktik transfer pricing , dimana semakin tingginya tarif
pajak yang dibayarkan oleh perusahaan mendorong perusahaan – perusahaan
multinasional berorientasi laba untuk melakukan kiat – kiat dalam
meminimalkan beban pajak yang harus dibayar salah satunya dengan transfer
pricing .3
Penelitian lain oleh Asih Tri Utami dan Anton Arisman ( 2019 ) ,
menyatakan bahwa variabel beban pajak berpengaruh signifikan terhadap
praktik transfer pricing , hal ini menunjukkan bahwa pajak menjadi salah satu
motivasi perusahaan multinasional untuk melakukan praktik transfer pricing.4
Menurut Anisa Sheirina Cahyadi dan Naniek Noviari ( 2018 ) , menyatakan
bahwa pajak berpengaruh positif pada keputusan perusahaan dalam melakukan
transfer pricing . Hal ini berarti bahwa motivasi pajak menjadi salah satu alasan
perusahaan melakukan transfer pricing dengan cara melakukan transaksi

2
Fitri Anisyah , “Pengaruh Beban Pajak , Intangible Assets , Profitabilitas , Tunneling Incentive , dan
Mekanisme Bonus Terhadap Transfer Pricing “, 2017 .
3
Dicky Suprianto dan Raisa Pratiwi , “Pengaruh Beban Pajak , Kepemilikan Asing , dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Transfer Pricing Pada perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2013-2016” , 2018 .
4
Asih Tri Utami dan Anton Arisman , “ Pengaruh Beban Pajak , Tunneling Incentive , dan Profitabilitas
Terhadap Keputusan Transfer Pricing “ , E-Print ,2019 .
5

kepada perusahaan afiliasi yang ada diluar batas negara , sehingga laba
berkurang dan pajak yang dibayarkan juga berkurang.5
Salah satu faktor lain yang menyebabkan terjadinya transfer pricing adalah
profitabilitas .
Menurut Sunyoto dalam Laksmita ( 2017 ) profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya.6
Menurut R. Agus Sartono dalam Reza ( 2018 ) terdapat beberapa indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas , yaitu Gross Profit Margin
menggambarkan laba kotor yang didapat dari jumlah penjualan , Operating
Profit Margin menggambarkan pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari
penjualan yang dilakukan , Net Profit Margin adalah ukuran profitabilitas
perusahaan dari penjualan setelah diperhitungkan semua biaya dan pajak
penghasilan , Return On Assets ( ROA ) merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dalam jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan , Return On Equity (ROE)
adalah rasio yang menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur
dari modal pemilik , Retun On Assets ( ROA ) menunjukkan hasil return yang
diperoleh peusahaan atas total aktiva yang digunakan . Selain itu Return On
Assets (ROA) memberikan ukuran yang lebih baik atas rasio profitabilitas
karena menunjukkan efektivitas manajer dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan. Semakin baik pengelolaan asset suatu perusahaan
maka akan menghasilkan laba yang lebih baik .7
Berdasarkan pendapat para pengertian diatas , jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa Return On Assets ( ROA ) adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba . Oleh karena itu perusahaan akan selalu berusaha
meningkatkan profitabilitasnya , karena semakin tinggi tingkat profitabilitas

5
Anisa Sheirina Cahyadi dan Naniek Noviari , “Pengaruh Pajak , Exchange Rate , Profitabilitas dan Leverage
Pada Keputusan Melakukan Transfer Pricing” , 2018 .
6
Laksmita Rachmah Deanti, “Pengaruh Pajak , Intangible Assets, Leverage, Profitabilitas, dan Tunneling
Incentive Terhadap Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Multinasional Indonesia “ , Repository UIN ,
2017 .
7
Reza Febri Darmawan , “Pengaruh Profitabilitas , Leverage , dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax
Aviodance “, Repositiry UNPAS, 2018 .
6

perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan akan semakin terjamin .


Salah satu kebijakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan laba adalah
dengan melakukan transfer pricing .
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anisa Sheirina
Cahyadi dan Naniek Noviari ( 2018 ) , menyatakan profitabilitas yang
diproksikan dengan Return On Assets ( ROA ) berpengaruh positif pada
keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing . Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perushaan maka semakin besar
insentif perusahaan dalam melakukan praktik transfer pricing.8
Kasus lain terkait fenomena transfer pricing yakni , pemerintah mengutuk
wajib pajak yang melakukan manipulasi harga transfer ( transfer pricing ) untuk
menggelapkan pajak . Manipulasi transfer pricing bisa dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam satu grup yang beroperasi di negara – negara yang memiliki
perbedaan sistem pajak . Manipulasi tersebut melibatkan aktivitas penetapan
harga yang tidak wajar , skema transaksi dan struktur usaha yang artifisial .Hal
tersebut bisa mengecilkan profit setelah pajak karena menggerus basis pajak
dan mengalihkan laba ke perusahaan di negara lain .
Khusus untuk Indonesia , pemerintah telah mengeluarkan peraturan menteri
keuangan ( PMK ) nomor 213/PMK.03/2016 tentang jenis dokumen dan atau
informasi tambahan yang wajib disimpan oleh wajib pajak yang melakukan
transaksi dengan para pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan tata cara
pengelolaannya . Beleid ini telah ditaken menteri keuangan Sri Mulyani
Indrawati pada 30 Desember 2016 lalu.
Negara Indonesia merupakan negara yang sangat lengkap dengan bahan
tambang dimana semua bahan tambang hampir semuanya tersedia di negara ini
seperti emas , perak , tembaga , minyak bumi , batu bara , nikel dan lain – lain.
Saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen sekaligus eksportir utama
batu bara di Asia .

8
Anisa Sheirina Cahyadi dan Naniek Noviari , “Pengaruh Pajak , Exchange Rate , Profitabilitas dan Leverage
Pada Keputusan Melakukan Transfer Pricing” , 2018 .
7

Praktik transfer pricing dilakukan oleh perusahaan pertambangan adalah


dengan cara menjual barang dengan harga murah ke luar negeri . Dimana
pembeli diluar negeri yang umumnya terafiliasi dengan perusahaan di Indonesia
akan menjual kembali barang tambang itu dengan harga yang lebih tinggi ke
pembeli lainnya .
Adapun kasus transfer pricing yang terjadi Indonesia pada salah satu
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia , adalah
adanya praktik transfer pricing yang dilakukan oleh PT Adaro Energy , Tbk .
PT Adaro Energy Tbk melakukan praktik transfer pricing dengan menjual batu
bara per tahun dengan harga miring , dibawah harga yang berlaku di pasar ke
perusahaan terafiliasi ( Coaltrade dari Singapura ) sebesar US$ 26 / ton ,
sementara harga pasar US$ 48 / ton. Kemudian , Coaltrade menjualnya kembali
dengan harga pasar . Akibat transfer pricing diperkirakan ada Rp 9 Triliun dari
hasil penjualan yang disembunyikan .
Adapun kasus lain transfer pricing yang dilakukan oleh PT Toyota Motor
Manufacturing dalam kasusnya , PT Toyota Manufacturing Indonesia
melakukan penjualan ekspor kepada unit bisnisnya Toyota Motor
Pacific,Pte,Ltd yang berkedudukan di Singapura dengan harga tidak lazim ( di
bawah harga pasar ) . Negara Singapura dipilih karena di Singapura tarif PPh
badannya paling rendah di Asia Tenggara yakni 15-17% . Penjualan ekspor ini
menyebabkan PT Toyota Manufacturing Indonesia menanggung kerugian dari
hasil penjualan tersebut dan secara otomatis membuat beban pajak penghasilan
yang dibayarkan kepada negara menjadi berkurang . Berdasarkan perhitungan
Direktorat Jendral Pajak ( DJP ) kerugian negara yang timbul akibat transfer
pricing yang dilakukan oleh PT Toyota Manufacturing Indonesia sebesar 1,22
triliun atas penghasilan kena pajak (PKP) Tahun 2007 dan 2008 .
Berdasarkan uraian di atas , maka penulis mengangkat judul
“ PENGARUH BEBAN PAJAK DAN PROFITABILITAS TERHADAP
PRAKTIK TRANSFER PRICING ( STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) PADA TAHUN 2015 – 2018 ) “ .
8

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah penulis uraikan
diatas , maka dapat diidentifikasikan masalah pokok sebagai berikut :
1. Beberapa perusahaan cenderung melakukan penjualan dengan transfer
pricing diluar prinsip kewajaran dan kelaziman usaha kepada afiliasinya .
2. Persoalan transfer pricing dapat memicu terjadinya rekayasa pengalihan
penghasilan , dasar pengenaan pajak atau biaya dari satu wajib pajak kepada
wajib pajak lainnya untuk menekan biaya pajak terutang keseluruhan atas
wajib pajak yang memiliki hubungan istimewa .
3. Dari sisi pemerintah , transfer pricing diyakini mengakibatkan berkurang
atau hilangnya potensi penerimaan pajak suatu negara karena perusahaan
multinasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dari negara
yang memiliki tarif pajak tinggi ke negara – negara yang menerapkan tarif
pajak rendah.
4. Beberapa perusahaan cendrung memaksimalkan laba setelah pajak
terkonsolidasi dengan melakukan transaksi transfer pricing berupa
penjualan kepada perusahaan afiliasi fiktif.
1.3 Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini mempunyai batasan – batasan tertentu , yaitu sebagai
berikut :
1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan pada sektor pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) periode tahun 2015 – 2018 .
2. Dalam penelitian ini untuk variabel X yang digunakan adalah beban pajak
dan profitabilitas . Serta untuk variabel Y ( Dependen ) menggunakan
variabel Tranfer Pricing.
3. Penelitian ini ada beberapa proksi yang digunakan yaitu antara lain beban
pajak dengan menggunkan Effective Tax Rate ( ETR ) , Profitabilitas
menggunakan Return on Asset ( ROA ) dan transfer pricing menggunakan
Resale Price Method ( RPM ) .
4. Penelitian ini meneliti perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia ( BEI ) Periode 2015 – 2018 yang menyangkut
9

penelitian dengan judul “ Pengaruh Beban Pajak dan Profitabilitas terhadap


Praktik Transfer Pricing ( Studi Empiris Pada Persahaan Sektor
Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) Periode 2015-
2018 ) .
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah peneltian ,
maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah beban pajak berpengaruh terhadap praktik transfer pricing pada
perusahaaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015 -2018 ?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap praktik transfer pricing pada
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Busra Efek Indonesia
tahun 2015 – 2018 ?
3. Apakah beban pajak dan profitabilitas berpengaruh terhadap praktik
transfer pricing pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2015 – 2018 ?
1.5 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang penelitian dan rumusan masalah di atas,
adapaun tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh beban pajak terhadap praktik
transfer pricing pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015 – 2018 .
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh profitabilitas terhadap praktik
transfer pricing pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh beban pajak dan profitabilitas
terhadap praktik transfer pricing pada perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.
10

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian dapat dikaitkan dengan hal – hal yang bersifat akademik
dan praktis yaitu untuk mengembangkan ilmu yang terdapat dalam bentuk
kegunaan praktis , yang dalam bentuk kegunaan praktis yang menyangkut
pemecahan masalah - masalah yang aktual . Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan sebagai sumber pengetahuan secara luas khusunya
mengenai akuntansi perpajakan . Dapat memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh beban pajak dan profitabilitas terhadap praktik transfer
pricing.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis , hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan bagi :
a. Penulis
Dapat menambah wawasan dalam penelitian dan pengetahuan
khususnya tentang pengaruh beban pajak dan profitabilitas pada praktik
transfer pricing pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
b. Pemerintah
Memberikan masukan dalam membuat kebijakan di bidang
perpajakan sehingga dapat meminimalisir aktivitas transfer pricing pada
perushaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .
c. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan
sumbangan konseptual bagi peneliti selanjutnya yang akan meneruskan
penelitian yang berhubungan dengan transfer pricing
BAB II
KAJIAN TEORITIK

2.1 Deskripsi Teoritik


2.1.1 Transfer Pricing
1. Definisi Transfer Pricing
Transfer Pricing ( penentuan harga transfer ) secara umum adalah
kebijakan suatu perusahaan dalam menentukan harga suatu transaksi antara
pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa . 9
Menurut R . Feinchereiber , dalam Asih Tri Utami dan Anton (2019)
mengemukakan transfer pricing dalam perspektif perpajakan, adalah suatu
kebijakan harga dalam transaksi yang dilakukan pihak – pihak yang
mempunyai hubungan istimewa . Dalam praktik bisnis , transfer pricing
sering dilakukan perusahaan multinasional yang berada satu grup dengan
perusahaan tersebut .10
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No.7
( Penyesuaian 2015 ) dalam Angga Kusuma ( 2016 ) , pihak – pihak yang
mempunyai hubungan istimewa adalah bila satu pihak mempunyai
kemampuan untuk mengendalikan pihak lain , atau mempunyai pengaruh
siginifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan. Transaksi antara
pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu pengalihan
sumber daya ,atau kewajiban antar pihak – pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga
diperhitungkan.11
Pengertian Menurut Suandy dalam Laksmita (2017) transfer
pricing dibedakan menjadi dua , yaitu pengertian bersifat netral dan bersifat
peyoratif – negatif . Pengertian netral mengasumsikan bahwa harga transfer
adalah murni merupakan strategi dan taktik bisnis tanpa pengurangan beban
pajak , sedangkan pengertian peyoratif – negatif mengasumsikan bahwa
transfer sebagai upaya untuk menghemat beban pajak dengan taktik , antara
lain menggeser laba ke negara yang tarif pajaknya lebih rendah.12
Menurut Hartati dalam Lisna dan Trisnadi ( 2019 ) transfer pricing
adalah harga yang terkandung pada setiap produk atau jasa dari satu divisi
yang ditransfer ke divisi lain dalam perusahaan yang sama atau antar
9 Anang Mury Kurniawan , “Buku Pintar Transfer Pricing untuk Kepentingan Pajak” ,Andi Yogyakarta,
Yogyakarta ,2014 (Edisi Ke 1 ), Hal. 1 .
10
Asih Tri Utami dan Anton Arisman , “Pengaruh Beban Pajak , Tunneling Incentive dan Profitabilitas
Terhadap Keputusan Transfer Pricing “,Jurnal E-Prints STIE Multi Data Palembang , 2019 .
11
Angga Kusuma Nugraha , “Analisis Pengaruh Beban Pajak , Tunneling Incentive , dan Mekanisme Bonus
Terhadap Transfer Pricing Perusahaan Multinasional Yang Listing di Bursa Efek Indonesia” ,2016
12
Laksmita Rachmah Deanti , Pengaruh Pajak , Intangible Assets , Leverage , profitabilitas , dan Tunneling
Incentive Terhadap Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Multinasional Indonesia “, 2017

11
12

perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa . Transaksi transfer


pricing dapat terjadi pada divisi – divisi dalam suatu perusahaan , antar
perusahaan lokal atau perusahaan lokal dengan perusahaan yang ada di luar
negeri .13
Dari beberapa pengertian diatas , dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa transfer pricing merupakan suatu keputusan mengenai penentuan
harga atas transaksi barang dan jasa kepada perusahaan yang memilliki
hubungan istimewa sesuai dengan prinsip kewajaran .
2. Metode Transfer Pricing
Metode transfer pricing yang tepat diperlukan , baik oleh wajib pajak
maupun bagi otoritas pajak . Bagi wajib pajak , metode transfer pricing
diperlukan untuk menunjukkan bahwa harga transfer yang ditetapkan
maupun transaksi yang dilakukan dengan afiliasi ( ada hubungan istimewa)
sesuai dengan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha .
OECD Guidelines membagi metode transfer pricing ke dalam lima
metode yang dikelompokkan dalam dua kategori , yaitu metode tradisional
dan metode laba transaksi . Ketentuan perpajakan di Indonesia metode
transfer pricing yang digunakan sama dengan OECD Guidelines , yaitu
sebagai berikut :14
a. Comparable Uncontrolled Price Method ( CUP )
Comparable uncontrolled price method atau metode perbandingan
harga antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa dalah
metode penentuan harga transfer , yang dilakukan dengan
membandingkan harga dalam transaksi yang dilakukan antar pihak –
pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan harga barang atau
jasa dalam transaksi , yang dilakukan antar pihak – pihak yang tidak
mempunyai hubungan istimewa dalam kondisi atau keadaan yang
sebanding.
b. Resale Price Method ( RPM )
Resale Price Method ( RPM ) atau metode harga penjualan kembali
adalah metode penentuan harga transfer yang dilakukan dengan

13 Lisna Gustarin dan Trisnadi Wijaya , “Pengaruh Pajak , Exchange Rate dan Tunneling Incentive Terhadap
Keputusan Melakukan Transfer Pricing” , 2019
14
Anang Mury Kurniawan , “Buku Pintar Transfer Pricing untuk Kepentingan Pajak” ,Yogyakarta ,2014
,Edisi 1 , Hal. 29-50
13

membandingkan harga dalam transaksi suatu produk . Dilakukan antara


pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan harga jual
kembali produk tersebut setelah dikurangi laba kotor wajar , yang
mencerminkan fungsi , asset dan risiko , atas penjualan kembali produk
tersebut kepada pihak lain yang tidak mempunyai hubungan istimewa
atau penjualan kembali produk yang dilakukan dalam kondisi wajar .
c. Cost Plus Method ( CPM )
Cost Plus Method atau biaya plus adalah metode penentuan harga
transfer , yang dilakukan dengan menambahkan tingkat laba kotor
wajar yang diperoleh perusahaan yang sama dari transaksi dengan pihak
yang tidak mempunyai hubungan istimewa , atau tingkat laba kotor
wajar yang diperoleh perusahaan lain dari transaksi sebanding dengan
pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa pada harga pokok
penjualan yang telah sesuai dengan prinsip kewajaran dan kelaziman
usaha .
d. Profit Split Method ( PSM )
Profit Split Method atau metode pembagian laba adalah metode
penentuan harga transfer berbasis laba transaksional ( transactional
profit method based ) . Dilakukan dengan mengidentifikasi laba
gabungan atas transaksi afiliasi yang akan dibagi oleh pihak – pihak
yang mempunyai hubungan istimewa tersebut , dengan menggunakan
dasar yang dapat diterima secara ekonomi memberikan perkiraan
pembagian laba yang selayaknya akan terjadi , dan akan tercermin dari
kesepakatan antara pihak – pihak yang tidak mempunyai hubungan
istimewa , dengan menggunakan metode kontribusi atau metode sisa
pembagian laba .
e. Transactional Net Margin Method ( TNMM )
Transactional Net Margin Method atau metode laba bersih
transaksional adalah metode penentuan harga transfer yang dilakukan
dengan membandingkan persentase laba bersih operasi terhadap biaya,
penjualan , aktiva , atau terhadap dasar lainnya atas transaksi antara
14

pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa , dengan persentase


laba bersih operasi yang diperoleh atas transaksi sebanding dengan
pihak lain yang tidak mempunyai hubungan istimewa , atau persentase
laba bersih operasi yang diperoleh atas transaksi sebanding yang
dilakukan oleh pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa
lainnya .
3. Indikator Perhitungan Transfer Pricing
3.1 Resale Price Method
Menurut Anang Mury Kurniawan Transfer pricing
( penentuan harga transfer) secara umum adalah kebijakan suatu
perusahaan dalam menentukan harga suatu transaksi antara
pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa .15
Berdasarkan pengertian transfer pricing tersebut maka
dilakukan perhitungan oleh penulis dengan menggunakan
indikator sebagai berikut :

Resale Price Method Laba Kotor


=
(Persentase Laba Kotor ) Penjualan Bersih

Resale Price Method adalah metode penentuan harga transfer


yang dilakukan dengan membandingkan harga dalam transaksi
suatu produk yang dilakukan oleh pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dengan harga jual kembali tersebut setelah
dikurangi laba kotor wajar, yang mencerminkan fungsi , asset ,
dan risiko atas penjualan kembali produk tersebut kepada pihak
yang tidak mempunyai hubungan istimewa atau penjualan
kembali produk yang dilakukan dalam kondisi wajar. Kondisi
tersebut tepat dalam menetapkan harga transfer yang wajar
dengan tingkat keseimbangan yang tinggi antara transaksi wajib
pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan transsaksi
wajib pajak yang tidak mempunyai hubungan istimewa . 16
2.1.2 Beban Pajak
1. Definisi Beban Pajak
Pajak menurut Undang – Undang nomor 16 passal 1 ayat 1 dalam
Asih Tri Utami ( 2019 ) yang berbunyi , pajak adalah kontribusi wajib pajak

15
Anang Mury Kurniawan , “Buku Pintar Transfer Pricing untuk Kepentingan Pajak” ,Andi Yogyakarta,
Yogyakarta ,2014 (Edisi Ke 1 ), Hal. 1 .
16
Ibid.at 34 .
15

kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang – undang , dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat.17
Menurut PSAK No. 46 dalam Dicky dan Raisa ( 2018 ) menjelaskan
bahwa beban pajak ( tax expense ) atau penghasilan pajak ( tax income )
adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang
diperhitungkan dalam menentukan laba – rugi pada suatu periode. Pajak kini
( current tax ) merupakan jumlah pajak penghasilan terutang ( payable ) atas
penghasilan kena pajak pada satu periode . Kewajiban pajak tangguhan
( diferred tax liabilities ) adalah jumlah pajak penghasilan terutang
( payable) untuk periode masa datang sebagai akibat adanya beda temporer
kena pajak . 18
Menurut Prof . DR .Rochmat Soemitro , SH ., Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang ( yang dapat
dipaksakan ) dengan tidak mendapat jasa timbal ( kontraprestasi ) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan unutk membayar
pengeluaran umum .19
Menurut UU Perpajakan ( UU No.36 Tahun 2008 ) , yang dimaksud
dengan pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang –
undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat .20
Menurut Suandy dalam Anisa dan Naniek ( 2018 ) , pajak adalah
sebagai prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma – norma
umum , dan yang dapat dipaksakan , tanpa ada kalanya kontraprestasi yang
dapat ditunjukkan dalam hal yang individual , maksudnya adalah untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.21
Berdasarkan pengertian diatas , maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa beban pajak adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan
atas penghasilan yang diperhitungkan dalam menentukan laba – rugi dan
bersifat memaksa untuk dilaporkan kepada negara dalam rangka
kepentingan umum.

17 Asih Tri Utami , “Pengaruh Beban Pajak , Tunneling Incentive dan Profitabilitas Terhadap Keputusan
Transfer Pricing” , 2019 .
18 Dicky Suprianto dan Raisa Pratiwi , “Pengaruh Beban Pajak , Kepemilikan Asing , dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Transfer Pricing Pada perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2013-2016” , 2018 .
19
Mardiamo ,” Perpajakan” ,2016 Hal .3 .
20 Angga Kusuma Nugraha , “Analisis Pengaruh Beban Pajak , Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus

Terhadap Transfer Pricing Perusahaan Multinasional yang Listing di Bursa Efek Indonesia “, 2016 .
21 Anisa Sheirina Cahyadi dan Naniek Noviari , “Pengaruh Pajak , Exchange Rate , Profitabilitas dan

Leverage Pada Keputusan Melakukan Transfer Pricing” , 2018 .


16

2. Fungsi Pajak
Menurut Siti resmi dalam Laksmita ( 2017 ) , pajak memiliki
beberapa fungsi yaitu : 22
a. Fungsi Budgeter ( Sumber keuangan negara )
Pajak memiliki fungsi budgeter sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran – pengeluarannya baik
pengeluaran secara rutin maupun pengeluaran untuk pembangunan .
Dalam pajak sebagai sumber keuangan negara , maka pemerintah
terus berupaya dalam memaksimalkan penerimaan negara . Jadi , pajak
merupakan sektor penerimaan negara yang penting karena dengan pajak
inilah negara ( pemerintah ) dapat membiayai pengeluaran – pengeluaran
umum yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat , sehingga besar
kecilnya penerimnaan negara ditentukan oleh besar kecilnya penerimaan
dari sektor pajak.
b. Fungsi Regularend ( Fungsi Mengatur )
Pajak mempunyai fungsi mengatur , artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial
dan ekonomi , serta mencapai tujuan –tujuan tertentu di luar sektor
keuangan.
3. Sistem pemungutan pajak
Menurut Mardiasmo, terdapat tiga sistem pemungutan pajak yaitu : 23
a. Official Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah ( fiskus ) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak . Dalam sistem ini , memiliki ciri seperti wewenang
untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus , wajib pajak
bersifat pasif , utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan
pajak oleh fiskus .

22
Laksmita Rachmah Deanti , “Pengaruh Pajak , Intangible Asset ,Leverage , Profitabilitas dan Tunneling
Incentive Terhadap Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Multinasional Indonesia , 2017 .
23
Mardiasmo , “Perpajakan” , 2016, Hal. 9-10 .
17

b. Self Assesment System


Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang . Dalam sistem ini memiliki ciri – ciri seperti wewenang untuk
menentukan besarnya pajak terutang pada wajib pajak sendiri , wajib
pajak aktif , mulai dari menghitung , menyetor dan melaporkan sendiri
pajak terutang , fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga ( bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan ) untuk memotong atau memungut pajak yang terutang
oleh wajib pajak . Ciri dalam sistem ini adalah wewenang memotong atau
memungut pajak yang terutang ada pada pihak ketiga , yaitu pihak selain
fiskus dan wajib pajak .
4. Indikator Perhitungan Beban Pajak
4.1 Efective Tax Rate
Berdasarkan PSAK 46 dalam Dicky Suprianto dan Raisa Pratiwi
(2018) tentang beban pajak ( pajak penghasilan ) adalah jumlah
gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam
menentukan laba – rugi pada suatu periode .24
Berdasarkan pengertian beban pajak tersebut , maka perhitungan
beban pajak dapat dilakukan oleh penulis menggunakan indikator
sebagai berikut:
Effective Tax Rate Beban Pajak kini – Beban Pajak Tangguhan
=
( ETR ) Laba Sebelum Pajak

Beban pajak dalam penelitian ini diproksikan dengan Effective Tax


Rate ( ETR), effective tax rate merupakan perbandingan tax expense
( beban pajak kini ) dikurangi deffered tax expense ( beban pajak
tangguhan ) dibagi dengan laba sebelum pajak .25

24
Dicky Suprianto dan Raisa Pratiwi , “Pengaruh Beban Pajak , Kepemilikan Asing , dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Transfer Pricing Pada perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2013-2016” , 2018 .
25
Ella Yuniar Rahmawati , “ Pengaruh Pajak , Tunneling Incentive , dan Mekanisme Bonus Terhadap
Keputusan Transfer Pricing “ , 2018 , Hal.23 .
18

2.1.3 Profitabilias
1. Definisi Profitabilitas
Menurut Sunyoto dalam Laksmita ( 2017 ) profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya . 26
Menurut Kasmir (2012:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan . Rasio ini juga
memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan . Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi . Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan .27
Menurut Maharani dan Suardana dalam Asih (2019) , profitabilitas
adalah salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menggambarkan
kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu .28
Menurut Bringham dan Houston dalam Asih ( 2019 ) Profitabilitas
adalah hasil akhir bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang
dilakukan oleh perusahaan, dimana rasio ini digunakan sebagai alat
pengukur atas kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan . 29
Menurut Syafri ( 2008 ) rasio profitabilitas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan juga sumber yang ada seperti kegiatan penjualan ,
kas , modal , jumlah karyawan , jumlah cabang dan lain – lain.30
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di atas , maka dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam kemampuannya menghasilkan
laba.
2. Rasio Perhitungan Profitabilitas
Menurut R. Agus Sartono dalam Reza ( 2018 ) terdapat beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas , yaitu :31

26 Laksmita Rachmah Deanti, “Pengaruh Pajak , Intangible Assets, Leverage, Profitabilitas, dan Tunneling
Incentive Terhadap Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Multinasional Indonesia “ , Repository UIN ,
2017 .
27 Kasmir, “ Analisa Laporan Keuangan “, Rajawali Pers ,Jakarta , 2012 , hal.196
28 Asih Tri Utami dan Anton Arisman , “ Pengaruh Beban Pajak , Tunneling Incentive , dan Profitabilitas

Terhadap Keputusan Transfer Pricing “ , E-Print ,2019, hal.7 .


29 Ibid .at 8.
30 Parta Setiawan , “ Pengertian Rasio Profitabilitas Menurut Para Ahli “ , diakses dari

https://www.gurupendidikan.co.id/penegrtian-rasio-profitabilitas-menurut-para-ahli/ ,pada tanggal 17 Juni


2019 pukul 20.08 .
31
Reza Febri Darmawan , “Pengaruh Profitabilitas , Leverage , dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax
Aviodance “, Repositiry UNPAS, 2018 .
19

a. Gross Profit Margin


Gross Profit Margin menggambarkan laba kotor yang didapat
dicapai dari jumlah penjualan . Rumus perhitungan Gross Profit Margin
sebagai berikut :

Gross Profit Margin = ( Laba Kotor / Penjualan ) x 100%

Gross Profit Margin merupakan ukuran efisiensi operasi perusahaan


dan juga penetapan harga pokok . Apabila harga pokok penjualan
meningkat , maka gross profit margin akan menurun , begitu juga
sebaliknya . Semakin besar rasio gross profit magin , maka semakin baik
keadaan operasi perusahaan . Hal ini menunjukkan bahwa cost of good
sold relatif rendah dibandingkan dengan penjualan .
b. Operating Profit Margin
Operating Profit Margin menggambarkan pure profit yang diterima
atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan . Semakin tinggi rasio
operating profit margin, maka semakin baik pula operasi suatu
perusahaan .Operating Profit Margin dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

Operating Profit Margin = ( Laba Operasi / Penjualan ) x 100%

c. Net Profit Margin


Net Profit Margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari
penjualan setelah diperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan .
Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian keuntungan
bersih terhadap penjualan bersihnya . Hal ini mengindikasikan seberapa
baik perusahaan dalam menggunakan biaya operasioanl karena
menghubungkan laba berish dengan penjualan bersih . Net profit
margin sering digunakan untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan
dalam mengendalikan beban – beban yang berkaitan dengan penjualan.
20

Semakin tinggi net profit margin , maka semakin baik operasi


perusahaan .Net profit margin dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :

Net Profit Margin = ( Laba Setelah Pajak / Penjualan ) x 100%

d. Return On Assets ( ROA )


Return On Assets ( ROA ) merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dalam
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan . Retun
On Assets ( ROA ) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

Return On Assets = ( Laba Setelah Pajak / Total Aktiva ) x 100%

Retun On Assets ( ROA ) merupakan rasio yang mengukur laba


bersih setelah pajak terhadap total aktiva . Retun On Assets ( ROA )
menunjukkan hasil return yang diperoleh peusahaan atas total aktiva
yang digunakan . Selain itu , return on assets memberikan ukuran yang
lebih baik atas rasio profitabilitas karena menunjukkan efektivitas
manajer dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan .
Semakin baik penglolaan asset suatu perusahaan maka akan
menghasilkan laba yang lebih baik .
e. Return On Equity ( ROE )
Return On Equity ( ROE ) adalah rasio yang menunjukkan berapa
persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik .
Return On Equity ( ROE ) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

Return On Equity = ( Laba Setelah Pajak / Modal ) x 100%


21

3. Indikator Perhitungan Profitabilitas


3.1 Return on Assets ( ROA )
Retun On Assets ( ROA ) merupakan rasio yang mengukur laba
bersih setelah pajak terhadap total aktiva . Retun On Assets ( ROA )
menunjukkan hasil return yang diperoleh peusahaan atas total aktiva
yang digunakan . Selain itu , return on assets memberikan ukuran yang
lebih baik atas rasio profitabilitas karena menunjukkan efektivitas
manajer dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan .
Semakin baik penglolaan asset suatu perusahaan maka akan
menghasilkan laba yang lebih baik .32
Berdasarkan pengertian profitabilitas tersebut , maka perhitungan
profitabilitas dapat dilakukan oleh penulis menggunakan indikator
sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak


Return On Assets
= x 100%
( ROA ) Total Aset

2.2 Penelitian Relevan


Terdapat beberapa penelitian empiris untuk melihat pengaruh antara beban
pajak dan profitabilitas terhadap praktik Transfer Pricing. Berikut penelitian
terdahulu yang digunakan oleh penulis sebagai referensi.
Referensi yang penulis jadikan rujukan merupakan jurnal – jurnal penelitian
yang sudah dipublikasikan oleh peneliti terdahulu . Jurnal – jurnal tersebut
penulis dapatkan dengan cara mengunduh dari website yang tersedia .
Penelitian terdahulu yang relevan penulis sajikan dalam tabel , beikut
penjelasannya :

32 32
Reza Febri Darmawan , “Pengaruh Profitabilitas , Leverage , dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax
Aviodance “, Repositiry UNPAS, 2018 .
22

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Nama
Jurnal , Populasi , Perbedaan
Nama Temuan
Nama Sampel dan Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Penelitian dan
Institusi Metodologi yang Akan
(Tahun) Kesimpulan
/Lembaga Penelitian Dilaksanakan
Penerbitnya
1 Anisa Pengaruh Pajak , Penerbit Populasi yang a. Pajak , Tidak terdapat
Sheirina Exchange Rate , FEB digunakan profitabilitas variabel
Cahyadi Profitabilitas dan Universitas adalah 147 dan leverage leverage dan
dan Naniek Leverage pada Udayana perusahaan berpengaruh exchange rate
Noviani Keputusan dalam manufaktur positif Populasi
(2018 ) Melakukan Transfer E-Jurnal yang terdaftar terhadap seluruh
Pricing Akuntansi di Bursa Efek keputusan perusahaan
Universitas Indonesia transfer sektor
Udayana . (BEI) pada pricing. pertambangan
tahun 2014- b. Exchange rate yang terdaftar
2016 . Serta tidak di Bursa Efek
sampel berpengaruh Indonesia
penelitian positif (BEI ) pada
sebanyak 15 terhadap tahun 2015 -
perusahaan transfer 2018 .
dari seluruh pricing .
populasi .
Dalam
penelitian
mengolah
data sekunder
dengan
penelitian
kuantitatif .
2 Eling Pengaruh Penerbit Populasi yang a. Profitabilitas Tidak terdapat
Pamungkas Profitabilitas , Pajak Universitas digunakan berpengaruh Debt
Sari dan dan Debt Convenant Pamulang Perusahaan positif dan Convenant.
Abdullah Terhadap Transfer dalam Jurnal manufaktur signifikan Dalam
Pricing yang terdaftar terhadap penelitian
23

Nama
Jurnal , Populasi , Perbedaan
Nama Temuan
Nama Sampel dan Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Penelitian dan
Institusi Metodologi yang Akan
(Tahun) Kesimpulan
/Lembaga Penelitian Dilaksanakan
Penerbitnya
Mubarok Seminar di Bursa Efek transfer yang akan
(2018) Nasioanal I Indonesia pricing pada dilakukan ,
(BEI) pada perusahaan peneliti
tahun 2012– manufaktur mengambil
2016. Sampel yang terdaftar populasi
yang di Bursa Efek seluruh
digunakan Indonesia perusahaan
dalam (BEI ) tahun sektor
penelitian ini 2012 – 2016. pertambangan
didapat b. Pajak dan yang terdaftar
sebanyak 19 Debt di Bursa Efek
metode Convenant Indonesia
purposive berpengaruh (BEI) pada
sampling. negatif . tahun 2015 -
2018
3 Dicky Pengaruh Beban Penerbit Objek a. Variabel Tidak terdapat
Suprianto Pajak , Kepemilikan STIE Multi penelitian ini beban pajak variabel
dan Raisa Asing dan Ukuran Data yang berpengaruh kepemilikan
Pratiwi Perusahaan terhadap Palembang digunakan positif asing dan
(2018 ) Transfer Pricing pada dalam Jurnal adalah data siginifikan ukuran
Perusahaan E – Prints keuangan terhadap perusaan .
Manufaktur di Bursa pada ptaktik Dalam
Efek Indonesia perusahaan transfer penelitian
Periode 2013 – 2016 sektor pricing. yang akan
manufaktur b. Variabel dilakukan ,
yang terdaftar kepemilikan peneliti
di Bursa Efek asing tidak mengambil
Indonesia berpengaruh populasi
(BEI) periode terhadap seluruh
tahun 2013- praktik perusahaan
2016 sektor
24

Nama
Jurnal , Populasi , Perbedaan
Nama Temuan
Nama Sampel dan Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Penelitian dan
Institusi Metodologi yang Akan
(Tahun) Kesimpulan
/Lembaga Penelitian Dilaksanakan
Penerbitnya
sebanyak 14 transfer pertambangan
perusahaan pricing . yang terdaftar
sampel. c. Variabel di Bursa Efek
Pada ukuran Indonesia
penelitian ini perusahaan (BEI) pada
analisa linear berpengaruh tahun 2015 -
regresi negatif 2018 .
berganda signifikan
terhadap
praktik
transfer
pricing .
4 Fitri Pengaruh Beban Penerbit Penelitian ini a. Variabel Tidak terdapat
Anisah Pajak , Intangible website dilakukan Beban pajak, variabel
( 2018 ) Assets , Profitabilitas , Jurnal dengan teknik profitabilitas intangible
Tunneling Incentive Online sampling. dan assets ,
dan Mekanisme Mahaiswa Dalam tunneling tunneling
Bonus Terhadap (JOM) penelitian ini incentive incentive dan
Transfer Pricing Univeritas diperoleh berpengaruh mekanisme
Riau . sebanyak 36 positif bonus.
perusahaan terhadap Dalam
sampel dari transfer penelitian
seluruh pricing. yang akan
populasi . b. Variabel dilakukan ,
Penelitian ini intangible peneliti
menggunakan asset dan mengambil
pendekatan mekanisme populasi
kuantitaif , bonus tidak seluruh
karena data berpengaruh perusahaan
yang signifikan sektor
diperoleh terhadap pertambangan
25

Nama
Jurnal , Populasi , Perbedaan
Nama Temuan
Nama Sampel dan Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Penelitian dan
Institusi Metodologi yang Akan
(Tahun) Kesimpulan
/Lembaga Penelitian Dilaksanakan
Penerbitnya
merupakan transfer yang terdaftar
data sekunder pricing . di Bursa Efek
berupa Indonesia
laporan (BEI) pada
keuangan tahun 2015 -
tahunan yang 2018 .
diperoleh
dengan cara
pengumpulan
dokumentasi .
5 Asih Tri Pengaruh Beban Penerbit Populasi a. Variabel Tidak terdapat
Utami dan Pajak , Tunneling STIE Multi dalam beban pajak variabel
Anton Incentive , dan Data penelitian ini berpengaruh tunneling
Arisman Profitabilitas Palembang adalah 565 signifikan incentive
( 2019 ) Terhadap Keputusan dalam Jurnal perusahaan terhadap Dalam
Transfer Pricing . E – Prints. multinasional keputusan penelitian
yang terdaftar transfer yang akan
di Bursa Efek pricing. dilakukan ,
Indonesia b. Variabel peneliti
(BEI ) periode Tunneling mengambil
tahun 2015- Incentive dan populasi
2017 , dan Profitabilitas seluruh
diperoleh tidak perusahaan
sampel berpengaruh sektor
sebanyak 29 terhadap pertambangan
perusahaan . keputusan yang terdaftar
Penelitian ini transfer di Bursa Efek
merupakan pricing . Indonesia
penelitian (BEI) pada
kuantitatif tahun 2015 -
dengan 2018 .
26

Nama
Jurnal , Populasi , Perbedaan
Nama Temuan
Nama Sampel dan Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Penelitian dan
Institusi Metodologi yang Akan
(Tahun) Kesimpulan
/Lembaga Penelitian Dilaksanakan
Penerbitnya
pendekatan
asosiatif
klausal.
6 Lisna Pengaruh Pajak , Penerbit Penelitian ini a. Dari hasil Dalam
Gustarin Exchange Rate , dan STIE Multi mengambil penelitian penelitian
dan Tunneling Incentive Data data dari secara yang akan
Trisnadi Terhadap Keputusan Palembang laporan parsial , dilakukan
Wijaya Melakukan Transfer dalam Jurnal keuangan dapat tidak terdapat
( 2019 ) Pricing E – Prints . pada tahun disimpulkan variabel
2013 – 2017 . bahwa exchange rate
Pengambilan variabel dan tunneling
data laporan pajak dan incentive .
keuangan exchange Dalam
dinamakan rate tidak penelitian
penelitian berpengaruh yang akan
dengan data terhadap dilakukan ,
sekunder . transfer peneliti
Objek yang pricing . mengambil
diambil Sedangkan populasi
dalam tunneling seluruh
penelitian ini incentive perusahaan
adalah berpengaruh sektor
seluruh signifikan pertambangan
perusahaan terhadap yang terdaftar
sektor transfer di Bursa Efek
pertambangan pricing . Indonesia
di Bursa Efek b. Dari hasil (BEI) pada
Indonesia penelitian tahun 2015 -
(BEI) Periode secara 2018 . Serta
tahun 2013- simultan, menggunakan
2017 . dapat sampel
27

Nama
Jurnal , Populasi , Perbedaan
Nama Temuan
Nama Sampel dan Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Penelitian dan
Institusi Metodologi yang Akan
(Tahun) Kesimpulan
/Lembaga Penelitian Dilaksanakan
Penerbitnya
Terdapat 12 disimpulkan sebanyak 12
perusahaan bahwa perusahaan .
sampel variabel pajak,
penelitian . exchange rate
Dalam dan tunneling
penelitian ini incentive
menggunakan berpengaruh
uji hipotesis signifikan
simultan dan
parsial .
Sumber : Diolah oleh penulis dari berbagai referensi
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritik dan penelitian terdahulu (relevan) yang telah
diuraikan , dimana variabel transfer pricing sebagai variabel dependen ( terikat )
diduga dipengaruhi oleh variabel independen (bebas) yaitu variabel beban pajak
dan profitabilitas.
Adapun model kerangka berpikir sebagaimana gambar berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Beban Pajak ( X1 )

H1

Praktik Transfer Pricing (Y)

H2

Profitabilitas ( X2 )

H3
28

Keterangan :
Pengaruh Simultan ( Uji F )
Pengaruh Parsial ( Uji T )

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir


Sumber : Diolah oleh penulis , 2019
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritik dan penyusunan kerangka berpikir dengan
asumsi pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat baik secara
terpisah maupun bersama – sama , maka peneliti mengajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Diduga beban pajak berpengaruh terhadap praktik transfer pricing
Perbedaan tarif pajak yang berlaku di setiap negara memungkinkan
perusahaan menggunakan mekanisme transfer pricing untuk memindahkan
laba ke negara yang memiliki tarif pajak rendah , sehingga dapat
memperkecil beban pajak sebagai upaya untuk memaksimalkan
keuntungan. Negara yang memiliki pajak rendah biasanya menarik investasi
ke negaranya lebih tinggi.
Dalam hal ini dudukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dicky
Suprianto dan Raisa Pratiwi ( 2018 ) , menyatakan bahwa variabel beban
pajak berpengaruh positif signifikan terhadap praktik transfer pricing ,
dimana semakin tingginya tarif pajak yang dibayarkan oleh perusahaan
mendorong perusahaan – perusahaan multinasional berorientasi laba untuk
melakukan kiat – kiat dalam meminimalkan beban pajak yang harus dibayar
salah satunya dengan transfer pricing .33
Penelitian lain oleh Asih Tri Utami dan Anton Arisman ( 2019 ) ,
menyatakan bahwa variabel beban pajak berpengaruh signifikan terhadap
praktik transfer pricing , hal ini menunjukkan bahwa pajak menjadi salah
satu motivasi perusahaan multinasional untuk melakukan praktik transfer
pricing .34
Menurut Anisa Sheririna Cahyadi dan Naniek Noviari ( 2018 ) ,
menyatakan bahwa pajak berpengaruh positif pada keputusan perusahaan
dalam melakukan transfer pricing . Hal ini berarti bahwa motivasi pajak

33 Dicky Suprianto dan Raisa Pratiwi , “Pengaruh Beban Pajak , Kepemilikan Asing , dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Transfer Pricing Pada perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2013-2016” , 2018 .
34 Asih Tri Utami dan Anton Arisman , “ Pengaruh Beban Pajak , Tunneling Incentive , dan Profitabilitas

Terhadap Keputusan Transfer Pricing “ , E-Print ,2019 .


29

menjadi salah satu alasan perusahaan melakukan transfer pricing dengan


cara melakukan transaksi kepada perusahaan afiliasi yang ada diluar batas
negara , sehingga laba berkurang dan pajak yang dibayarkan juga berkurang
.35
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan ,dengan
demikian dapat diambil hipotesis yaitu diduga beban pajak berpengaruh
terhadap praktik transfer pricing dengan penulisan hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Diduga beban pajak berpengaruh terhadap praktik transfer
pricing.
2. Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap praktik transfer pricing
Profitabilitas perusahaan menggambarkan efektivitas manajemen
perusahaan dalam mengelola perusahaan sehingga dapat mencapai target
yang diharapkan oleh pemilik perusahaan . Meningkatnya profitabilitas
suatu perusahaan menyebabkan kewajiban pada sektor perpajakan juga
akan meningkat .
Perusahaan yang memiliki total laba besar menunjukkan bahwa
perusahaan telah mencapai tingkat kedewasaan dimana dalam tahap ini
arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang
baik dalam jangka waktu yang lebih lama .
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anisa Sheirina
Cahyadi dan Naniek Noviari ( 2018 ) , menyatakan profitabilitas yang
diproksikan dengan Return On Assets ( ROA ) berpengaruh positif pada
keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing . Hal ini berarti
bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perushaan maka
semakin besar insentif perusahaan dalam melakukan praktik transfer
pricing .36
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan ,dengan
demikian dapat diambil hipotesis yaitu diduga profitabilitas berpengaruh
terhadap praktik transfer pricing dengan penulisan hipotesis sebagai
berikut :

35Anisa Sheirina Cahyadi dan Naniek Noviari , “Pengaruh Pajak , Exchange Rate , Profitabilitas dan
Leverage Pada Keputusan Melakukan Transfer Pricing” , 2018 .
36Anisa Sheirina Cahyadi dan Naniek Noviari , “Pengaruh Pajak , Exchange Rate , Profitabilitas dan
Leverage Pada Keputusan Melakukan Transfer Pricing” , 2018 .
30

H2 : Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap praktik transfer


pricing.
3. Diduga beban pajak dan profitabilitas berpengaruh terhadap
praktik transfer pricing .
Beban pajak dan profitabilitas mempengaruhi perusahaan untuk
melakukan praktik transfer pricing secara keseluruhan . Salah satu cara
yang dilakukan oleh perusahaan untuk menekan beban pajak yang harus
dibayarkan adalah melakukan praktik transfer pricing dengan cara
memindahkan laba ke negara yang memiliki tarif pajak lebih rendah . Hal
ini berarti semakin tingginya tarif pajak yang dibayarkan oleh perusahaan
mendorong perusahaan berorientasi laba untuk melakukan kiat – kiat
dalam meminimalkan beban pajak yang harus dibayar salah satunya
dengan transfer pricing . Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi dan
memiliki kesempatan melakukan praktik transfer pricing secara baik.
Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perushaan maka semakin
besar perusahaan dalam melakukan praktik transfer pricing .
Dengan demikian dapat diambil hiporetsis yaitu diduga beban Pajak
dan profitabilitas berpengaruh terhadap praktik transfer pricing .
H3 : Diduga beban pajak dan profitabilitas berpengaruh terhadap
praktik transfer pricing .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian


1. Bursa Efek Indonesia
Bursa efek sudah terbentuk sejak lama di Indonesia , yaitu sejak
penjajahan di Indonesia lebih tepatnya pada tahun 1912 di Batavia atau yang
sekarang kita sebut Jakarta . Bursa efek Indonesia ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau
VOC .
Pada saat itu perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan
seperti yang diharapkan , bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar
modal mengalami kevakuman . Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor seperti perang dunia ke I dan II , perpindahan kekuasaan dari
pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia , dan berbagai
kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya .
Pemerintah republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977 dibawah BAPEPAM ( Badan Pelaksana Pasar Modal ) .
Pengaktifan pasar modal ini juga ditandai dengan Go Public PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama , namun pada tahun 1977- 1987
perdagangan di bursa efek sangat lesu , jumlah emiten hingga tahun 1987
baru mencapai 24 . Hal ini disebabkan karena masyarkat lebih memilih
instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal . Lalu beberapa
tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan
berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah .
2. PT Adaro Energy Tbk
a. Sejarah PT Adaro Energy Tbk
Adaro Enegry Tbk ( ADRO ) didirikan dengan nama PT Padang
Karunia tanggal 28 Juli 2004 dan mulai beroperassi secara komersial
pada bulan Juli 2005 . Kantor Pusat PT Adaro Enegy Tbk berlokasi di

31
32

Gedung Menara Karya , Lantai 23, Jl.H.R Rasuna Said Blok X-5, Kav.1-
2 , Jakarta Selatan 12950- Indonesia . Telepon (+6221) 521 1265 , Fax
(+6221) 5794 4687 .
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PT Adaro
Energy Tbk , yaitu : PT Adaro Strategic Investments ( 43,91% ) dan
Garibaldi Thohir (Presiden Direktur) ( 6,18%).
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan , ruang lingkup kegiatan
perusahaan begerak dalam bidang usaha perdagangan , jasa , industri ,
pengangkutan batubara , perbengkelan , pertambangan batubara ,
perdagangan batubara , jasa kontraktor penambangan , infrastruktur ,
logistik batubara , dan pembangkit listrik .
Pada 04 Juli 2008 , PT Adaro Energy Tbk memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam – LK untuk melakukan penawaran umum perdana
ssaham ( IPO ) kepada masyarakat sebanyak 11.139.331.000 lembar
saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran
Rp 1.100 per saham. Saham – saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia ( BEI ) pada tanggal 16 Juli 2008 .
b. Visi dan Misi PT Adaro Energy Tbk
1. Visi PT Adaro Energy Tbk
Menjadi kelompok perusahaan tambang dan energy Indonesia
terkemuka .
2. Misi PT Adaro Energy Tbk
Kami bergerak di bidang pertambangan dan energi untuk :
a. Memuaskan kebutuhan pelanggan .
b. Mengembangkan keryawan .
c. Menjalin kemitraan dengan pemasok .
d. Mendukung pembangunan masyarakat dan negara .
e. Mengutamakan keselamatan dan kelestraian lingkungan .
f. Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham .
33

3. PT Baramulti Suksessarana
a. Sejarah PT Baramulti Suksessarana, Tbk
PT Baramulti Suksessarana, Tbk didirikan tanggal 31 Oktober 1990
dan memulai kegiatan usaha komersilnya pada tahun 1990. Tambang
batubara memulai tahap produksi pada bulan Juni 2011. Kantor pusat
beralamat di Sahid Sudirman Centre , Siute C-D, Lantau 56 , Jl.Jendral
Sudirman No.86 , Jakarta 10220 dan memiliki tambang batubara yang
terletak di Kalimantan Timur .
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham yaitu Ir.
Athanasius Tossin Suharya ( 64,74% ) dan Khopoli Investment Ltd (
26,00 %) .
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan terakhir , ruang lingkup
kegiatan perusahaan meliputi pertambangan dan perdagangan batubara ,
pengangkutan darat , perindustrian , dan pemborongan bangunan .
batubara yang dipasarkan mempunyai kandungan kalori medium dan
kadar sulfur yang renah. Sebagian besar penjualan batubaranya dijual ke
India.
Pada 29 Oktober 2012 , perusahaan memperoleh pernyataan efektif
dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penewaran umum perdana kepada
masyarakat sebanyak 261.500.000 dengan nilai nominal Rp 100 per
saham dengan harga penawaran Rp 1.950 persaham . Saham – saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 08 November
2012.
b. Visi dan Misi PT Baramulti Suksessarana
1. Visi
Menjadi salah satu perusahaan pertambangan batubara
terintegrasi yang terkemuka di Indonesia, yang mampu memberikan
nilai tambah kepada seluruh pemangku kepentingan secara
berkesinambungan.
34

2. Misi
Turut menyumbang pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,
melalui tata kelola , pengembangan , nilai – nilai , keselamatan dan
efisiensi.
4. PT Darma Henwa Tbk
a. Sejarah PT Darma Henwa Tbk
PT Darma Henwa Tbk ( Persero ) didirikan sebagai perusahaan
berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) dengan nama PT
Darma Henwa berdasarkan Undang – undang Republik Indonesia
dengan Akta No.54 , tanggal 08 Oktober 1991 .
Pada Bulan Juli 1996 , perusahaan mengubah statusnya dari PMDN
menjadi perushaan Penanaman Modal Asing ( PMA ) dengan masuknya
Henry Walker Group Limited sebagai pemegang saham terbesar
perseroan . Pada bulan Januari 2005 , perseroan mengubah namanya
menjadi PT HWE Indonesia dan pada bulan September 2006 berubah
lagi namanya menjadi PT Darma Henwa Tbk . Di tahun 2007 , perseroan
menjadi perushaan publik dengan nama PT Darma Henwa Tbk dengan
mencatatkan 3.150.000.000 saham biasa di Bursa Efek Indonesia ( BEI )
dengan kode saham DEWA.
Kegiatan utama perseroan saat ini adalah bergerak dalam bidang jasa
kontraktor pertambangan , jasa penambangan umum , pemeliharaan dan
perawatan peralatan . Hal ini sejalan dengan lingkup usaha sebagaimana
tercantum dalam anggaran dasar perseroan yang meliputi :
a. Pembersihan permukaan tanah
b. Pemindahan tanah pucuk .
c. Pemindahan lapisan penutup .
d. Pengangkutan batubara .
e. Pengapalan batubara .
f. Penyewaan alat .
Sejak berdiri sampai saat ini , beragam proyek pertambangan dari
klien – klien terkemuka telah dikerjakan oleh perseroan dengan hasil dan
35

kualitas yang dapat dibanggakan dan menepatkan perseroan sebagai


penyedia jasa pertambangan terkemuka di Indonesia .
b. Visi dan Misi PT Darma Henwa Tbk
1. Visi
Menjadi perusahaan regional pilihan dalam penyedia layanan
pertambangan yang terintegrasi .
2. Misi
a. Menciptakan pengetahuan manajemen yang baik dan biaya
operasional yang efektif .
b. Memberikan nilai maksimum ke seluruh stakeholder dan terus
tumbh secara kesinambungan .
c. Menyediakan pelayanan yang berkualitas tinggi kepada para
stakeholder melalui best practice dengan komitmen yang tinggi
dalam hal heatlth, safety and environment secara tanggung jawab
sosial perusahaan yang tinggi .
5. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk
a. Sejarah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk
Dian Swastatika Sentosa Tbk ( DSSA ) didirikan tanggal 02 Agustus
1996 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1998 .
Kantor pusat berkedudukan di Sinar Mas Land Plaza Menara II , Lantai
27 , Jl. M.H Thamrin No.51 , Jakarta 10350 , sedangkan pembangkit
tenaga listrik dan uap berlokasi di Tangerang , Serang , dan Karawang.
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk tergabung dalam kelompok usaha
sinarmas . Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham adalah
PT Sinar Mas Tunggal , dengan persentase kepemilikan sebesar 59,90%.
PT Dian Swastatika Persero Tbk memiliki anak ussaha yang juga
tercatat di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) , yakni PT Golden Eneegy Mines
Tbk yang dimiliki melalui United Fiber System Limited .
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan , ruang lingkup kegiatan
meliputi bidang penyedia tenaga listrik dan uap , pertambangan batubara,
36

perdagangan besar (pupuk , pestisida dan bahan – bahan kimia) ,


multimedia dan infrastrruktur .
Pada tanggal 30 November 2009 , PT Dian Swastatika Sentosa Tbk
memperoleh pernytaan efektik dari Bapepeam – LK untuk melakukan
penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak
100.000.000 saham dengan nominal Rp 250 per saham dengan harga
penawaran Rp 1.500 per saham . Saham – saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia ( BEI ) pada tanggal 10 Desember 2009 .
b. Visi dan Misi PT Dian Swastatika Sentosa Tbk
1. Visi
Menjadi perusahaan terkemuka di bidang energi dan infrastruktur
di Indonesia.
2. Misi
Menciptakan pertumbuhan usaha berkesinambungan dengan
memberikan solusi terbaik bagi pelanggan .
6. Sejarah PT Surya Esa Perkasa
a. Sejarah PT Surya Esa Perkasa
PT Surya Esa Perkasa didirikan tanggal 26 Maret2006 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2007. Kantor pusat beralamat di
DBS Bank Tower Lt.18 ,Ciputra World 1 Jakarta , Jl.Prof Dr.Satrio Kav.
3-5 , Jakarta Selatan 12940 dan pabrik berlokasi di Simang Y ,
Palembang , Sumatera Selatan.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham yaitu PT
Trinugraha Akraya Sejahtera ( 25,30%), PT Ramaduta Teltaka
(15,38%), Chander Vinod Laroya ( 16,16%), Sugito Waluji ( 5,39% ) dan
Bank Juliun Bear Co.Ltd Singapore S/A(5,35%).
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan terakhir , ruang lingkup
kegiatan perusahaan adalah berusaha dalam bidang industri pemurnian
dan pengolahan minyak dan gas bumi , industri petrokimia, eksplorasi
minyak dan gas bumi , hulu dan hilir , energi terbarukan , dan gas hilir.
Kegiatan utama meliputi pemurnian dan pengolahan , pembangunan
37

kilang , perdagangan dan distribusi LPG , dan kondensat , melakukan


investasi pada fasilitas serta produk turunan dari migas termasuk
mengolah industri petrokimia , melakukan kegiatan eksplorasi migas
hulu dan hilir serta di bidang energi terbarukan.
Pada 14 Desember 2011 , ESSA memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan penewaran umum perdana kepada
masyarakat sebanyak 250.000.000 dengan nilai nominal Rp 100 per
saham dengan harga penawaran Rp 610 persaham . Saham – saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 01 Februaari
2012.
b. Visi dan Misi PT Surya Esa Perkasa , Tbk
1. Visi
Memimpin upaya Indonesia untuk mewujudkan industrialisasi kelas
dunia.
2. Misi
Memberikan nilai tambah bagi sumber daya Indonesia melalui
investasi pada sektor riil , pengembangan sumber daya manusia ,
mengurangi ketergantungan negara pada impor dan menciptakan
peluang untuk meningkatkan pertumbuhan.
7. PT Golden Energy Mines Tbk
a. Sejarah PT Golden Energy Mines Tbk
PT Golden Enegy Mines Tbk begerak di bidang pertambangan .
Pada tanggal 13 Maret 1997 perseroan didirikan dengan nama PT Bumi
Kencana Eka Sakti yang ekmudian berubah nama menjadi PT Golden
Energy Mines Tbk pada tanggal 16 November 2010.
Pada tanggal 17 November 2010 , perseroan menjadi perusahaan
publik dan tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia ( BEI ) . Melalui
penawaran umum saham perdana ( IPO ) tersebut , perseroan
memeperoleh dana sebesar Rp 2.205 Triliun . Dalam IPO tersebut , GMR
Coal Resources Pte, Ltd. ( Sebelumnya bernama GMR Infrastructure
Investments ( Singapore ) Pte.Ltd ), yang merupakan anak perusahaan
38

GMR Group , sebuah kelompok usaha infrastruktur terkemuka di India


menjadi investor strategis perseroan dengan memegang atau memiliki
30% saham dari seluruh modal yang disetor dan ditempatkan oleh
perseroan .
Pada tanggal 20 April 2015 , PT Dian Swastatika Sentosa Tbk telah
mengalihkan 66,9998% saham yang dimilikinya dalam perseroan kepada
Golden Energy and Resources Limited ( dahulu bernama GEAR ),
perusahaan berkedudukan di Singapura . GEAR memiliki kegiatan usaha
utama di bidang eksplorasi , pertambangan , penjualan batubara dan
sebagai pemegang beberapa hak konsesi kehutanan di Kalimantan
Selatan. GEAR merupakan anak perusahaan dari PT Dian Swastatika
Sentosa Tbk yang tercatat di BEI , merupakan induk usaha sinar mas di
bidang energi.
b. Visi dan Misi PT Golden Energy Mines Tbk
1. Visi
Menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia
dengan menciptakan nilai tambah bagi para pelanggan dan pemangku
kepentingan Menjadi perusahaan terkemuka di bidang energi dan
infrastruktur di Indonesia.
2. Misi
a. Membangun budaya korporat yang berpusat pada sumber daya
manusia.
b. Fokus kepada keunggulan kegiatan operasioanal.
c. Membangun pertumbuhan berkesinambungan melalui standar
keselamatan kerja yang tinggi , pengembangan program
kemasyarakatan yang baik dan pengelolaan lingkungan hidup
yang tangguh
8. PT Indo Tambangraya Megah ,Tbk
a. Sejarah PT Indo Tambangraya Megah ,Tbk
PT Indo Tambangraya Megah ,Tbk didirikan tanggal 02 September
1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988 .
39

Kantor pusat ITMG terletak di Pondok Indah Office Tower III, Lantai 3,,
Jl. Sultan Iskandar Muda Pondok Indah Kav.V-TA , Jakarta Selatan
12310- Indonesia.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham adalah Banpu
Minerals ( Singapore ) Pte ,Ltd ( 65,14%)
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan , ruang lingkup kegiatan
bergerak di bidang pertambangan , perbengkelan , perdagangan ,
perindustrian dan jasa. Kegiatan utama ITMG dalah bidang
pertambangan dengan melakukan investasi pada anak usaha dan jasa
pemasaran untuk pihak – pihak berelasi.
Pada tanggal 07 Desember 2007 , ITMG memperoleh pernyataan
efektif dari PAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum perdana
saham kepada masyarakat sebanyak 225.985.000 dengan nilai nominal
Rp 500 per saham dengan harga penawaran Rp 14.000 per saham. Saham
– saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18
Desember 2007.
b. Visi dan Misi PT Indo Tambang Raya Megah
1. Visi
Menyediakan produk energi dan jassa yang berkualitas dan
terjangkau secara berkelanjutan.
2. Misi
a. Berinvestasi secara bersinergi pada rantai nilai dari bisnis energi.
b. Menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi pemangku
kepentingan dengan menyediakan produk dan jasa berkualitas.
c. Menjadi warga korporat yang teladan dengan menjalankan bisnis
secara beretika , bertanggung jawab sosial dan berwawasan
ramah lingkungan.
d. Menjadikan kerangka pembangunan berkelanjutan sebagai
landasan untuk semua inisiatif dan kegiatan bisnis.
40

9. PT Resources Alam Indonesia ,Tbk


a. Sejarah PT Resources Alam Indonesia , Tbk
PT Resources Alam Indonesia , Tbk ( Dahulu Kurnia Kapuuas
Utama , Tbk ) didirikan tanggal 08 Juli 1981 dengan nama PT Kurnia
Kapuas Utama Glue Industries dan mulai beroperasi secara komersial
pada tahun 1983 . Kantor Pusat berdomisili di Gedung Buli Raya Utama,
Jl. Pembangunan I No. 3 , Jakarta dan pabrik berlokasi di Kabupaten
Kubu Raya , Kalimantan Barat Serta palembang , sumatera Selatan.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih adalah Citibank
Singapore A/C UBP SA-GCSG – ECPL (31,375) , DBSPORE-PWM
A/C Goodwin Investment Private Ltd (15,52%) ,Credit Suisse AG
Singapore Trust A/C Goodwin Investmen Pte,Ltd (10,00%) dan UBS AG
Singapore Non – Treaty Omnibus – Account ( 8,00%).
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan , ruang lingkup kegiatan
adalah menjalankan usaha di bidang pertambangan , perhutanan ,
pertanian , perkebunan , peternakan , perikanan , perindustrian ,
pengangkutan dan perdagangan umum . Kegiatan uatama KKGI adalah
bergerak di bidang industri high pressure laminate dan melamine
laminated particle boards serta pertambangan batubara melalui anak
usahanya.
Pada tanggal 18 Mei 1991 , KKGI memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam – LK untuk melakukan penawaran umum perdana ssaham
( IPO ) kepada masyarakat sebanyak 4.500.000 saham dengan nilai
nominal Rp 1.000 per saham dengan harga penawaran Rp 5.700 per
saham . Saham – saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI ) pada tanggal 01 Juli 1991.
b. Visi dan Misi PT Resources Alam Indonesia ,Tbk
1. Visi
Menjadi perusahaan tambang yang bertaraf internasional dan
mempunyai keuanggulan dalam persaingan global yang bersahabat
dengan lingkungan.
41

2. Misi
a. Menjadi salah satu perusahaan tambang dengan biaya produksi
yang rendah.
b. Mempunyai semangat kebersamaan dalam semua tim kerja yang
solid.
c. Memperhatikan faktor – faktor bisnis dan tanggung jawab sosial.
d. Menjadi perusahaan dengan tata kelola yang baik dan ikut
membangun , memajukan , serta mensejahterakan masyarakat
sekitar tambang.
10. PT Mitrabara Adiperdana , Tbk
a. Sejarah PT Mitrabara Adiperdana , Tbk
PT Mitrabara Adiperdana Tbk didirikan tanggal 29 Mei 1992 dan
memulai tahap produksinya pada tahun 2008.. Kantor Pusat berlokasi di
Graha Baramulti , Jl. Suryopranoto 2 , Komplek Harmoni Blok A No.8,
Jakarta Pusat 10130 – Indonesia. Sedangkan lokasi tambang batubara
terletak di Kabupaten Malinau , Kalimantan Utara.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih adalah PT Wahana
Sentosa Cemerlang ( 60,00%) , Idemitsu Kosan Co.,Ltd ( 30,00%).
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan , ruang lingkup kegiatan
adalah bergerak di bidang pertambangan , perdagangan dan perindustrian
batubara.
Pada tanggal 30 Juni 2014 , MBAP memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam – LK untuk melakukan penawaran umum perdana ssaham
( IPO ) kepada masyarakat sebanyak 245.454.400 lembar saham dengan
nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 1.300 per
saham . Saham – saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI ) pada tanggal 10 Juli 2014.
11. PT Samindo Resources Tbk
a. Sejarah PT Samindo Resources Tbk
PT Samindo Resources Tbk ( Dahulu Myoh Tecnology Tbk )
didirikan dengan nama Myohdotcom Indonesia tanggal 15 Maret 2000
42

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Mei 2000. Kantor
Pusat berlokasi di Menara Mulia Lantai 16, Jl. Jend. Gatit Subroto Kav.
9-11 Jakarta 12930 –Indonesia. Sedangkan anak perusahaan berlokasi di
Ds. Batu Kajang Kec. Batu Sopang Kab. Paser Provinsi Kalimantan
Timur.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih adalah Samtan
Co,Ltd ( 63,57% terdiri dari 59,11% dimiliki langsung dan 4,46%
dimiliki melalui samtan international co,Ltd ) dan Favor Sun Investement
Ltd ( 15,12%).
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan , ruang lingkup kegiatan
adalah bergerak di bidang investasi , pertambangan batubara serta jasa
pertambangan ( sejak tahun 2012 ) .
Pada tanggal 30 Juni 2000 , MYOH memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam – LK untuk melakukan penawaran umum perdana ssaham
( IPO ) kepada masyarakat sebanyak 150.000.000 lembar saham dengan
nilai nominal Rp 25 per saham dengan harga penawaran Rp 150 per
saham . Saham – saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI ) pada tanggal 30 Juli 2000.
b. Visi dan Misi PT Samindo Resources
1. Visi
Menjadi perusahaan induk dengan solusi pertambangan berkualitas ,
komprehensif , dan berbasis pengembangan sumber daya.
2. Misi
a. Menciptakan operasi pertambangan terbaik beserta sistem
manajemen.
b. Menjamin usaha jasa pertambangan yang lengkap , bersaing
dengan cadangan yang berkesinambungan.
12. PT J Resources Asia Pasifik Tbk
a. Sejarah PT J Resources Asia Pasifik Tbk
PT J Resources Asia Pasifik Tbk ( dahulu Pelita Sejahtera Abadi
Tbk) didirikan tanggal 14 Januari 2002 dan memulai kegiatan usaha
43

komersialnya pada tanggal 01 Mei 2002 . Kantor pusat terletak


di Equity Tower , Lt.48 , SCBD Lot 9, Jl. Jendral Sudirman Kav. Blok
52-53 , Jakarta Selatan 12190- Indonesia .
Induk usaha dari J Resources Asia Pasifik Tbk adalah J Resources
Mining Limited ( persentase kepemilikan sebesar 92,50%), sedangkan
induk usaha terakhir adalah J & Partner LP berkedudukan di Hong
Kong.
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan , ruang lingkup kegiatan
meliputi pertambangan , industri , pembangunan , perdagangan ,
transportasi , pertanian , perbengkelan dan jasa . Kegiatan utamanya
bergerak di bidang pertambangan mineral emas.
Pada tanggal 31 Maret 2003 , memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam – LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham (
IPO ) kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 saham dengan nilai
nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 250 per saham.
Saham – saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia ( BEI )
tanggal 22 April 2003.
b. Visi dan Nilai PT J Resources Asia Pasifik Tbk
1. Visi
Mengoperasikan sebuah perseroan pertambangan yang inovatif ,
bersemangat terhadap berkelanjutan , pertumbuhan dan citra.
2. Nilai
a. Kepemilikan
b. Integritas
c. Semangat
d. Inovasi
e. Hormat
13. PT Toba Bara Sejahtera Tbk
a. Sejarah PT Toba Bara Sejahtera Tbk
PT Toba Bara Sejahtera Tbk didirikan tanggal 03 Agustus 2007
dengan nama PT Buana Persada Gemilang dan memulai kegiatan usaha
44

komersialnya pada tahun 2010 . Kantor pusat berlokasi di Wisma


Bakrie 2 Lantai 16 , Jl. H.R Rasuna Said Kav. B-2 , Jakarta Selatan .
Pemagang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PT Toba
Bara Sejahtera Tbk antara lain PT Toba Sejahtera ( Pengendali ) sebesar
71,79 % , Bintang Bara B.V sebesar 10,00% , PT Bara Makmur Abadi
sebesar 6,25% dan PT Sinergi Sukses Utama sebesar 5,10% .
Berdasarkan anggaran dasar peusahaan , ruang lingkup
kegiatannya adalah di bidang pembangunan , perdagangan ,
perindustrian , pertambangan , pertanian dan jasa . Kegiatan utamanya
adalah investasi di bidang pertambangan batubara dan perkebunan
kelapa sawit melalui anak usaha . Anak usaha memiliki izin usaha
pertambangan atas wilayah usaha pertambangan yang berlokasi di
Kalimantan , Indonesia .
Pada tanggal 27 Juni 2012 , PT Toba Bara Sejahtera Tbk
memperoleh pernytaan efektif dari Bapepam – LK untuk melakukan
penawaran umum perdana saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak
210.681.000 dengan nilai nominal Rp 200 per saham dengan harga
penawaran Rp 1.900 per saham . Saham – saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia ( BEI ) pada tanggal 06 Juli 2012.
b. Visi dan Misi PT Toba Bara Sejahtera Tbk
1. Visi
Menjadi salah satu perusahaan energi terintegrasi terbaik di
Indonesia yang berfokus pada pertumbuhan dan Sustainability
melalui pembentukan kompetensi .
2. Misi
a. Menciptakan stakeholder value yang berkelanjutan melalui dari
proper mining practices .
b. Membangun sumber daya manusia yang berkelanjutan.
c. Investasi pada anak perusahaan dan usahan lainnya yang
berhubungan yang akan meningkatkan nilai bagi para pemegang
saham .
45

d. Mengelola biaya operasional penambangan secara efektif.


e. Meningkatkan integrasi rantai pasokan batubara untuk
memastikan kehandalan dan efisiensi.
f. Membangun hubungan yang kuat dengan mitra usaha kami
dengan komunitas keuangan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini , penelit hanya meneliti perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) dan data
diunduh dari situs resmi www.web.idx.id .
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung selama Empat bulan , terhitung sejak tanggal
Delapan bulan April sampai dengan tanggal Tiga Puluh Satu bulan Juli
tahun Dua Ribu Sembilan Belas . Berikut tabel jadwal waktu penelitian :

Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian

April 2019 Mei 2019 Juni 2019 Juli 2019


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan dan Persetujuan Judul
1.
Skripsi
2. Penyusunan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Perbaikan Proposal
5. Penentuan Sampel
6. Pengumpulan Data
Pengolahan Data dan Analisis
7.
Data
8. Seminar Skripsi
9. Penulisan Skripsi
10 . Ujian Sidang Skripsi
Perbaikan dan Penggandaan
11 .
Skripsi
Sumber : Pedoman Penulisan Skripsi dan Jurnal Ilmiah Univeristas Bina Bangsa
46

3.3 Metode Penelitian


Metode penelitian dirancang melalui langkah – langkah penelitian dari
mulai operasional variabel , penentuan jenis dan sumber data , metode
pengumpulan data dan diakhiri dengan analisis data dan pengujian
hipotesis.Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekataan deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian
dengan menganalisis data – data numerik yang diolah menggunakan metode
statistik yang hasilnya akan diinterpretasikan untuk memperoleh kesimpulan
Berdsarakan metodenya , peneliti an ini tergolong dalam penelitian yang
berkaitan dengan kejadian masa lampau berupa laporan keuangan masa lalu
perusahaan yang sistematis dan objektif . Berdasarkan sumber datanya ,
penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan sumber data sekunder
yaitu data diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada seperti laporan
keuangan tahunan perusahaan , jurnal , buku dan lain – lain .
Metode analisis penelitian ini diukur dalam suatu skala numerik dan
angka. Data angka yang diperoleh dilakukan mengkualifikasi data – data
penelitian tersebut sehingga menghasilkan informasi . Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan
independen serta mengetahuI hubungan kausalitas yang digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu beban pajak dan profitabilitas
terhadap variabel dependen yaitu transfer pricing .
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono ( 2018 ) , populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.37

37
Sugiyono , “ Metode Penelitian “, 2018 , Hal.80
47

Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek


Indonesia (BEI) pada tahun 2015 – 2018 merupakan populasi dari
penelitian ini .
Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan Populasi

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1. ADRO PT Adaro Energy Tbk
2. ANTM PT Aneka Tambang Tbk
3. APEX PT Apexindo Pratama Duta Tbk
4. ARII PT Atlas Resources Tbk
5. ARTI PT Ratu Prabu Enegi Tbk
6. ATPK PT Bara Jaya Internasional Tbk
7. BIPI PT Astrindo Nusantara Infrastrukt Tbk
8. BORN PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
9. BOSS PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk
10. BRMS PT Bumi Resources Minerals Tbk
11. BSSR PT Baramulti Suksessarana Tbk
12. BUMI PT Bumi Resources Tbk
13. BYAN PT Bayan Resources Tbk
14. CITA PT Cita Mineral Investindo Tbk
15. CKRA PT Cakra Mineral Tbk
16. CTTH PT Citatah Tbk
17. DEWA PT Darma Henwa Tbk
18. DKFT PT Central Omega Resources Tbk
19. DOID PT Delta Dunia Makmur Tbk
20. DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk
21. ELSA PT Elnusa Tbk
22. ENRG PT Energi Mega Persada Tbk
23. ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk
24. FIRE PT Alfa Energi Investama Tbk
25. GEMS PT Golden Energy Mines Tbk
48

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


26. GTBO PT Garda Tujuh Buana Tbk
27. HRUM Harum Energy Tbk
28. INCO PT Vale Indonesia Tbk
29. INDY PT Indika Energy Tbk
30. ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk
31 KKGI Resources Alam Indonesia Tbk
32. MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk
33. MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk
34. MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk
35. MITI PT Mitra Investindo Tbk
36. MTFN Capitalinc Investment Tbk
37. MYOH PT Samindo Resources Tbk
38. PKPK PT Perdana Karya Perkasa
39. PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk
40. PTBA PT Bukit Asam Tbk
41. PTRO PT Petrosea Tbk
42. RUIS PT Radiant Utama Interinsco Tbk
43. SMMT PT Golden Eagle Energy Tbk
44. SMRU PT SMR Utama Tbk
45. SURE PT Super Energy Tbk
46. TINS PT Timah Tbk
47. TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk
48. TRAM PT Trada Alam Minera Tbk
49. ZINC PT Kapuas Prima Coal Tbk
Sumber : http:// www.idx.co.id
3.4.2 Sampel
Pemilihan sampel dilakukan pada semua populasi yang memenuhi
kelengkapan data . Metode yang digunakan untuk pengumpulan sampel
adalah berdasarkan metode Purposive Sampling . Metode ini merupakan
49

metode pengumpulan data sampel yang menyajikan data informasi yang


lengkap dan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu . Kriteria
tertentu sebagai sampel antara lain :
1. Perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan
sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI )
pada tahun 2015 – 2018 .
2. Perusahaan sektor pertambangan menerbitkan data laporan
keuangan tahunan di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) pada tahun 2015-
2018 .
3. Perusahaan menggunakan mata uang pelaporan dalam mata uang
selain rupiah ( US Dollar ).
4. Perusahaan sektor pertambangan tidak mengalami rugi komersial
atau fiskal pada tahun 2015-2018
Berdasarkan kriteria tersebut terdapat dua belas perusahaan sampel
dari empat puluh sembilan perusahaan yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Sampel tersebut diperoleh dengan cara sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Penentuan Sampel

No Kriteria Jumlah
Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar
1. 49
di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) pada tahun 2015 -2018
Perusahaan sektor pertambangan yang tidak menerbitkan
2. ( 11 )
data laporan keuangan tahunan pada tahun 2015 – 2018
Perusahaan menggunakan mata uang pelaporan dalam mata
3. ( 11 )
uang rupiah.

Perusahaan sektor pertambangan mengalami kerugian


4. (15 )
komersial atau fiskal pada tahun 2015 – 2018

Perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah disebutkan 12

Jumlah total perusahaan sampel


48
( 12 perusahaan x 4 tahun penelitian , dari tahun 2015 – 2018 )
Sumber : Data diolah peneliti , 2019 .
50

Setelah dilakukan Purposive Sampling selama tahun 2015 – 2018


ditemukan dua belas perusahaan yang termasuk dalam sampel . Diantaranya
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Daftar Nama Perusahaan Sampel
No Kode Perusahan Nama Perusahaan
1. ADRO PT Adaro Energy Tbk
2. BSSR PT Baramulti Suksessarana Tbk
3. DEWA PT Darma Henwa Tbk
4. DSSA PT Dian Wastatika Sentosa Tbk
5. ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk
6. GEMS PT Golden Energy Mines Tbk
7. ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk
8. KKGI PT Resources Alam Indonesia Tbk
9. MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk
10 MYOH PT Samindo Resources
11. PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk
12. TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk
Sumber : http:// www.idx.co.id
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder . Data
sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumenter , yaitu teknik pengambilan data dengan cara
mengumpulkan , mencatat dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan sektor pertambangan yang dipublikasikan oleh
Bursa Efek Indonesia ( BEI ) pada tahun 2015 -2018 .
Serta dari berbagai buku pendukung dan sumber lainnya yang
berhubungan dengan transfer pricing . Data sekunder dalam penelitian ini
berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh auditor independen
51

masing –masing perusahaan publik tahun 2015-2018 , serta data perusahaan


diperoleh dari http:// www.idx.co.id
3.5.1 Variabel Dependen ( Y )
1. Definisi Operasional
Variabel dependen pada penelitian ini adalah Praktik Transfer Pricing .
Menurut Anang Mury Kurniawan Transfer pricing ( penentuan harga
transfer) secara umum adalah kebijakan suatu perusahaan dalam
menentukan harga suatu transaksi antara pihak – pihak yang mempunyai
hubungan istimewa .38
Berdasarkan pengertian transfer pricing tersebut maka dilakukan
perhitungan oleh penulis dengan menggunakan indikator sebagai berikut :

Resale Price Method Laba Kotor


=
(Persentase Laba Kotor ) Penjualan Bersih

Resale Price Method adalah metode penentuan harga transfer yang


dilakukan dengan membandingkan harga dalam transaksi suatu produk yang
dilakukan oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan harga
jual kembali tersebut setelah dikurangi laba kotor wajar, yang
mencerminkan fungsi , asset , dan risiko atas penjualan kembali produk
tersebut kepada pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa atau
penjualan kembali produk yang dilakukan dalam kondisi wajar. Kondisi
tersebut tepat dalam menetapkan harga transfer yang wajar dengan tingkat
keseimbangan yang tinggi antara transaksi wajib pajak yang mempunyai
hubungan istimewa dengan transsaksi wajib pajak yang tidak mempunyai
hubungan istimewa . 39
Berdasarkan definisi operasional , maka penulis sajikan tabel definisi
operasional variabel Dependen ( Y) yaitu praktik transfer pricing sebagai
berikut :

38 Anang Mury Kurniawan , “Buku Pintar Transfer Pricing untuk Kepentingan Pajak” ,Andi Yogyakarta,
Yogyakarta ,2014 (Edisi Ke 1 ), Hal. 1 .
39
Ibid.at 34 .
52

Tabel 3.5 Definisi Operasional Variabel Praktik Transfer Pricing ( Y )

Definisi
Variabel Indikator Skala
Operasional
Praktik Transfer Transfer pricing Resale Price Method Rasio
Pricing ( Y ) ( penentuan harga Persentase Laba Kotor =
transfer ) secara Laba Kotor
umum adalah Penjualan Bersih
kebijakan suatu
perusahaan dalam
menentukan harga
suatu transaksi antara
pihak – pihak yang
mempunyai
hubungan istimewa.

Sumber : Anang Mury Kurniawan (2014:1 dan 34 )


1.5.2 Variabel Independen ( X )
1. Definisi Operasional
Variabel independen ( bebas ) dalam penelitian ini antara lain :
a. Beban Pajak ( X1 )
Pajak tentu merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa dihindari .
Pembayaran pajak kepada negara oleh badan atau orang pribadi yang
mempunyai sifat memaksa berdasarkan undang – undang . Pajak yang telah
dibayarkan tidak secara langsung bisa dinikmati atau mendapatkan imbalan
secara langsung , tetapi pajak digunakan untuk membiayai keperluan negara
serta kemakmuran rakyat .
Berdasarkan PSAK 46 dalam Dicky Suprianto dan Raisa Pratiwi (2018)
tentang beban pajak ( pajak penghasilan ) adalah jumlah gabungan pajak
kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba –
rugi pada suatu periode .40

40Dicky Suprianto dan Raisa Pratiwi , “Pengaruh Beban Pajak , Kepemilikan Asing , dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Transfer Pricing Pada perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2013-2016” , 2018 .
53

Berdasarkan pengertian beban pajak tersebut , maka perhitungan beban


pajak dapat dilakukan oleh penulis menggunakan indikator sebagai berikut:
Effective Tax Rate Beban Pajak kini – Beban Pajak Tangguhan
=
( ETR ) Laba Sebelum Pajak

Beban pajak dalam penelitian ini diproksikan dengan Effective Tax Rate
( ETR), effective tax rate merupakan perbandingan tax expense ( beban pajak kini )
dikurangi deffered tax expense ( beban pajak tangguhan ) dibagi dengan laba
sebelum pajak .41
Berdasarkan definisi operasional , maka penulis sajikan tabel definisi
operasioanl variabel Beban Pajak ( X1 ) sebagai berikut :

Tabel 3.6 Definisi Operasional Variabel Beban Pajak ( X1 )

Definisi
Variabel Indikator Skala
Operasional
Beban Pajak ( X1 ) Beban pajak (pajak Effective Tax Rate (ETR) = Rasio
penghasilan) adalah Beban Pajak kini –
jumlah gabungan Beban Pajak Tangguhan
pajak kini dan pajak Laba Sebelum Pajak
tangguhan yang
diperhitungkan
dalam menentukan
laba – rugi pada
suatu periode.

Sumber : Definisi diambil dari PSAK 46 dalam Dicky dan Raisa Pratiwi ( 2018 )
dan indikator diambil dari Ella Yuniar Rahmawati ( 2018 ).
b. Profitabilitas ( X2 )
Menurut Kasmir (2012:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan . Rasio ini juga
memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan . Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan

Ella Yuniar Rahmawati , “ Pengaruh Pajak , Tunneling Incentive , dan Mekanisme Bonus Terhadap
41

Keputusan Transfer Pricing “ , 2018 , Hal.23 .


54

investasi . Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi


perusahaan .42
Ada berbagai macam ukuran profitabilitas , namun yang berkaitan
langsung dengan kepentingan analisis kinerja keuangan perusahaan salah
satunya adalah Return on Assset ( ROA ) . Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aktiva yang digunakan .
Semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif penggunaan suatu aset dalam
menghasilkan laba bersih sebelum pajak dibagi dengan total aset yang
dilaporkan dalam neraca .
Berdasarkan pengertian profitabilitas tersebut , maka perhitungan
profitabilitas dapat dilakukan oleh penulis menggunakan indikator sebagai
berikut :

Laba Setelah Pajak


Return On Assets
= x 100%
( ROA ) Total Aset

Retun On Assets ( ROA ) merupakan rasio yang mengukur laba bersih


setelah pajak terhadap total aktiva . Retun On Assets ( ROA ) menunjukkan
hasil return yang diperoleh peusahaan atas total aktiva yang digunakan .
Selain itu , return on assets memberikan ukuran yang lebih baik atas rasio
profitabilitas karena menunjukkan efektivitas manajer dalam menggunakan
aktiva untuk memperoleh pendapatan . Semakin baik penglolaan asset suatu
perusahaan maka akan menghasilkan laba yang lebih baik .43
Berdasarkan definisi operasional yang menyebutkan bahwa
profitabilitas dapat dihitung menggunakan indikator yang dapat
menggambarkan profitabilitas menggunkan Return On Asset ( ROA ) maka
penulis sajikan tabel definisi operasioanl variabel Profitabilitas ( X 2 )
sebagai berikut :

Kasmir, “ Analisa Laporan Keuangan “, Rajawali Pers ,Jakarta , 2012 , hal.196


42
43 43
Reza Febri Darmawan , “Pengaruh Profitabilitas , Leverage , dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax
Aviodance “, Repositiry UNPAS, 2018 .
55

Tabel 3.7 Definisi Operasional Variabel Profitabilitas ( X2 )

Definisi
Variabel Indikator Skala
Operasional
Profitabilitas ( X2 ) Profitabilitas Return On Assets (ROA) = Rasio
merupakan rasio Laba Setelah Pajak
x 100%
untuk menilai Total Aset
kemampuan
perusahaan dalam
mencari
keuntungan. Rasio
ini juga
memberikan
tingkat efektivitas
manajemen suatu
perusahaan . Hal
ini ditunjukkan
oleh laba yang
dihasilkan dari
penjualan dan
pendapatan
investasi. Intinya
adalah penggunaan
rasio ini
menunjukkan
efisiensi
perusahaan.
Sumber : Definisi diambil dari Kasmir ( 2012 : 196 ) dan indikator diambil dari
Reza Febri ( 2018 ).
3.6 Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistika Deskriptif
Analisis deskirptif adalah suatu cara menggambarkan persoalan
berdasarkan data yang dimiliki yakni dengan cara menata data tersebut
sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat dipahami tentang
karakteristik data , dijelaskan dan berguna untuk keperluan selanjutnya .
56

Statistik deskriptif memberikan deskripsi ( gambaran ) suatu data yang


dilihat dari nilai minimum , maksimum , rata – rata dan standar deviasi yang
dihasilkan dari variabel penelitian.
2. Analisis Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kualitas data sehingga data
diketahui keabsahannya dan menghindari terjadinya estimasi bias.
Pengujian asumsi klasik ini menggunakan empat uji , yaitu uji normalitas ,
uji multikolinearitas , uji heteroskedastsitas dan uji autokolerasi .
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel
terkait untuk setiap variabel bebas tertentu berdistribusi normal atau tidak
dalam model regresi linear, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error yang
berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal , sehingga layak
dilakukan pengujian secara statistik. Uji normalitas data dilakukan
dengan Test Normality Kolmogorov – Simirnov.
Menurut Singgih sentosa dalan Sabrina Fadillah ( 2018 ) dasar
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas ( Asymtotic
Significanted ) , yaitu :44
1. Jika probabilitas > 0,05 maka ditribusi dari model regresi adalah
normal.
2. Jika probabilitas < 0,05 maka ditribusi dari model regresi adalah
tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan dari uji asumsi klasik . Tujuan
digunakannya uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi ( hubungan
kuat ) antara variabel bebas atau variabel independen . Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau
tidak terjadi gejala multikolinearitas .

44
Sabrina Fadillah, “ Pengaruh Profitabilitas , beban pajak , dan leverage Terhadap Transfer Pricing “.
Diakses dari http://repository.unpas.ac.id/41612/4/BAB%20III.pdf , pada tanggal 21 Juni 2019, Pukul 19.25.
57

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dalam


model regresi , maka dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Melihat nilai korelasi antar variabel independen.
2. Melihat nilai condition index dan eigenvalue
3. Melihat tolerance value dan Variance Inflation Factor ( VIF ) .
Seperti yang diketahui , bahwa setiap uji statistik yang dilakukan
pasti ada dasar pengambilan keputusannya . Adapun dasar pengambilan
keputusan pada uji multikolinearitas dengan tolerance value dan
variance inflation factor sebagai berikut :
1. Pedoman keputusan berdasarkan tolerance value :
a. Jika tolerance value > 0,10 , maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas dalam model regresi .
b. Jika tolerance value < 0,10 maka artinya terjadi
multikolinearitas dalam model regresi.
2. Pedoman keputusan berdasarkan Variance Inflation Factor ( VIF ) :
a. Jika nilai VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolineritas
dalam model regresi.
b. Jika nilai VIF > 10,00 maka artinya terjadi multikolinearitas
dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas merupakan bagian dari uji asumsi klasik
dalam analisa regresi yang bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari nilai residual satu
pengamatan kepengamatan lainnya. Jika variasi dari nilai residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda maka disebut
heteroskedastisitas . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas .
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
58

1. Uji Glejser
Prinsip kerja uji heteroskedastisitas dengan uji glejser ini adalah
dengan cara meregresikan variabel independen terhadap nilai
absolute residual .
Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas ( glejser )
sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikan ( Sig ) > 0,05 maka kesimpulannya adalah
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
b. Jika nilai signifikan ( Sig ) < 0,05 maka kesimpulannya adalah
terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
2. Pola Scatterplot
Adapun pedoman yang digunakan untuk memprediksi atau
mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dengan cara
scatterplot , dengan ketentuan sebagai berikut :
Tidak terjadi masalah gejala atau masalah heteroskedastisitas
jika :
a. Titik – titik data penyebar diatas dan dibawah atau disekitar
angka 0.
b. Titik – tiitk tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja .
c. Penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali .
d. Penyebaran titik – titik data tidak berpola.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 ( sebelumnya ) . Jika trejadi maka
dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berjalan satu sama lainnya . Masalah ini timbul karena residual
59

( kesalahan penggangu ) tidak bebas dari satu observasi ke observasi


lainnya . Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu ( time series ).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari gejala
autokorelasi . Salah satunya dengan uji Durbin Watson ( DW Test ) . Uji
Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan
mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada
variabel lagi diantara variabel independen.
Metode pengujian yang sering digunakan dalam penelitian skripsi
kuantitaif adalah dengan uji Durbin Watson ( Uji DW ) dengan ketentuan
atau dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Jika d ( Durbin Watson ) < dL atau > ( 4-dL ) maka hipotesis nol
ditolak , yang berarti terdapat autokorelasi .
2. Jika d ( Durbin Watson ) terletak antara dU dan ( 4 – dU ) , maka
hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika d ( Durbin Watson ) terletak antara dL dan dU atau diantara ( 4-
dU ) dan ( 4-dL ) , maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regersi linear berganda merupakan suatu teknik statistika
yang digunakan untuk mencari persamaan regresi yang bermanfaat untuk
memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan nilai-nilai variabel
independen dan mencari kemungkinan kesalahan dan menganalisa
hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel
independen baik secara simultan maupun parsial .
Analisis regresi linear berganda menurut Sugiyono dalam Sabrina
Fadillah ( 2018 ) dapat dirumuskan sebagai berikut :45
Analisis regresi linear berganda menurut Sugiyono dalam Sabrina
Fadillah ( 2018 ) rumuskan sebagai berikut :46

45
Sabrina Fadillah, “ Pengaruh Profitabilitas , beban pajak , dan leverage Terhadap Transfer Pricing “. Diakses
dari http://repository.unpas.ac.id/41612/4/BAB%20III.pdf , pada tanggal 21 Juni 2019, Pukul 19.25
46
Ibid
60

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan :

Y = Praktik Transfer Pricing

X1 = Beban Pajak

X2 = Profitabilitas

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

4. Analisis Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi merupakan nilai yang menunjukkan besar
kontribusi pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel
terikat . Nilai koefisien Nagelkerk’s R Square dapat diinterpretasikan
hampir mirip dengan R square dalam regresi linear ( Sugiyono dalam
Sabrina Fadillah, 2018 ) .47
Berdasarkan pengertian tersebut , maka dapat digambarkan
dengan rumus sebagai berikut :

Kd = r² x 100%

Keterangan :
Kd = Koefisein determinasi
r² = Koefisein korelasi
3.7 Hipotesis Statistika
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen . Dalam
pengujian hipotesis ini penulis menetapkan dengan menggunakan uji signifikan,
dengan penetapan hipotesis nol ( Ho ) dan hipotesis alternatif ( Ha ).
Hipotesis nol ( Ho ) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

47
Sabrina Fadillah, “ Pengaruh Profitabilitas , beban pajak , dan leverage Terhadap Transfer Pricing “. Diakses
dari http://repository.unpas.ac.id/41612/4/BAB%20III.pdf, pada tanggal 21 Juni 2019, Pukul 19.25.
61

dependen, sedangkan hipotesis alternatif ( Ha ) adalah hipotesis yang


menyatakan bahwa variabel – variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
3.7.1 Pengujian hipotesis Secara Parsial ( Uji t )
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel
independen terhadap variabel dependen . Dalam hipotesis ini
membandingkan antara Thitung dan Ttabel dengan menggunakan tingkat
signifikansi ( α ) yaitu sebesar 5% atau 0,05 .
Adapun langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan pengujian
atas hipotesis ( H1 dan H2 ) adalah sebagai berikut :
1. Formulasi Ho dan Ha
g. Ho1 : ( ß1 ≤ 0 ) Beban pajak tidak berpengaruh signifikan
terhadap praktik transfer pricing .
h. H1 : ( ß1 ≥ 0 ) Beban pajak berpengaruh signifikan terhadap
praktik transfer pricing .
i. Ho2 : ( ß2 ≤ 0 ) Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap praktik transfer pricing .
j. Ho2 : ( ß2 ≥ 0 ) Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
praktik transfer pricing .
3. Menentukan Level Of Signifikan

α/2 ; df ( n-k )

Keterangan :
α = alpha atau tingkat signifikan
df = Defgree of Freedom atau derajat kebebasan
n = Jumlah Sampel
k = Jumlah variabel independen
62

3. Kriteria Pengujian
a. Jika nilai signifikan > 0,05 atau Thitung < Ttabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel independen secara
individual tidak mempengaruhi variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan < 0,05 atau Thitung > Ttabel, maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.

Jika T Hitung Negatif Jika T Hitung Positif

-T Tabel T Tabel

Gambar 3.1 Daerah keputusan Uji t


Sumber :Priyatno (2008)
3.7.2 Pengujian hipotesis secara Simultan ( Uji f )
Uji statistik f digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama – sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Uji
statistik yang digunakan pada pengujian simultan adalah uji F atau yang biasa
disebut dengan Analyisi of Varian ( ANOVA ) . Pengujian secara simultan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Merumuskan Hipotesis
Ho : b1 , b2 = 0 artinya tidak ada pengaruh secara simultan antara beban
pajak dan profitabilitas terhadap praktik transfer pricing .
Ha : b1 , b2 ≠ 0 artinya ada pengaruh secara simultan antara beban pajak dan
profitabilitas terhadap praktik transfer pricing.
2. Menentukan tingkat signifikan
Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% ( Signifikan 5% atau 0,05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian ).
3. Menentukan Fhitung
63

Menghitung nilai f untuk mengetahui hubungan secara simultan antara


variabel bebas dan terikat dengan formasi sebagai berikut :
R² / k
Fh =
( 1 - R² ) / (n – k - 1 )
Keterangan :
R² = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah anggota sampel
4. Menentukan Ftabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% , α = 5%

df = n – k - 1 ( Derajat Kebebasan )

5. Kriteria Pengujian
a. Jika nilai signifikan > 0,05 atau Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Artinya variabel independen secara bersama - sama tidak
mempengaruhi variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan < 0,05 atau Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya variabel independen secara bersama – sama
mempengaruhi variabel dependen.

Gambar 3.2 Daerah Keputusan Uji F


Sumber :Priyatno (2008)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


Dalam penelitian ini , peneliti menyajikan deskripsi data Transfer Pricing
(Y) , Beban Pajak ( X1 ) dan Profitabilitas ( X2) dengan tabel statistik Deskrprif.
4.1.1 Transfer Pricing ( Y )
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Transfer Pricing ,
transfer pricing merupakan harga yang terkandung pada setiap produk
atau jasa dari satu divisi yang ditansfer ke divisi lain dalam perusahaan
yang sama atau antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.
Dalam penelitian ini transfer pricing disajikan dengan perhitungan
Resale Price Method ( RPM ) , dalam metode ini harga transfer yang
dilakukan dengan membandingkan harga dalam transaksi suatu produk.
Hasil statistik deskriptif variabel Transfer Pricing dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Transfer Pricing


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Transfer Pricing 48 ,06123 ,59022 ,3174815 ,12215792

Valid N
48
(listwise)
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Pada tabel 4.1 nilai statistik deskriptf untuk variabel transfer pricing
menunjukkan nilai rata – rata sebesar 0,3174815 atau sebesar 32%. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2015 – 2018 yang memiliki nilai
Resale Price Method sebesar 32 % akan melakukan transfer pricing .
Sedangkan untuk nilai minimum sebesar 0,06123 dan nilai maximum

64
65

sebesar 0,59022. Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya data Transfer


Pricing berkisar antara 0,06123 sampai 0,59022 . Nilai mean sebesar
0,317815 lebih besar dari standar deviasi yaitu sebesar 0,12215792
maka transfer pricing dianggap baik.
4.1.2 Beban Pajak ( X1 )
Variabel independen dalam penelitian ini adalah beban pajak , beban
pajak diukur dengan Efffective Tax Rate yang merupakan perbandingan
Tax Expense dikurangi Differed tax expense .
Hasil analisis deskriptif variabel beban pajak dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Statististik Deskriptif Variabel Beban Pajak

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Beban Pajak 48 -1,65117 ,81421 ,0909725 ,46989676
Valid N
48
(listwise)
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Berdasarkan Tabel 4.2 nilai satistik deskriptif untuk variabel beban
pajak menunjukkan nilai rata – rata sebesar 0,09097 atau sebesar 9 % .
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan – perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2015 – 2018 yang
memiliki tarif pajak efektif sebesar 9% akan melakukan transfer pricing.
Sedangkan untuk nilai minimum sebesar -1, 65117 dan nilai maximum
sebesar 0,81421 .Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya data Beban
Pajak berkisar antara -1,65117 sampai 0,81421 . Nilai mean sebesar
0, 09097 lebih kecil dari standar deviasi yaitu sebesar 0, 46989 maka
beban pajak dianggap kurang baik.
66

4.1.3 Variabel Profitabilitas ( X2 )


Variabel independen lainnya dalam penelitian ini adalah
profitabilitas . Profitabilitas adalah rasio kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba . Dalam penelitian ini profitabilitas dikukur
menggunakan Return On Assets ( ROA ) . Return on Asset merupakan
perbandingan anatar laba ssetelah pajak dengan total aset yang dimiliki
oleh perusahaan.
Hasil statistik deskriptif variabel profitabilitas dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Profitabilitas 48 ,02309 39,41084 10,5341198 10,14807354


Valid N (listwise) 48
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Berdasarkan Tabel 4.3 nilai satistik deskriptif untuk variabel
profitabilitas menunjukkan nilai rata – rata sebesar 10,53411 atau
sebesar 10 % . Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan – perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2015–
2018 yang memiliki tingkat laba sebesar 10% akan melakukan transfer
pricing . Sedangkan untuk nilai minimum sebesar 0,2309 dan nilai
maximum sebesar 39,41084 . Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya
data Profitabilitas berkisar antara 0, 2309 sampai 39,41084 . Nilai mean
sebesar 10,53411 lebih besar dari standar deviasi yaitu sebesar
10,14807maka profitabilitas dianggap baik.
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa uji persyaratan
analisis. Berikut hasil dari uji persyaratan analisis yang digunakan :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi , variabel penggangu atau residual mempunyai distribusi
67

normal atau tidak . Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal


dapat dilihat dengan Uji Kolmogorov Smirnov .
Berdasarkan uraian di atas , maka dapat dilihat hasil dari analisis grafik
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
,11489249
Deviation
Most Extreme Differences Absolute ,101
Positive ,101
Negative -,065
Test Statistic ,101
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp sig.2
( 2 – Tailed ) sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05. Maka sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogorov-smirnov diatas ,
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian ,
asumsi atau persyaratan normalitas dalam model regresi sudah terpenuhi.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan dari uji asumsi klasik . Tujuan
digunakannya uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi ( hubungan kuat)
antara variabel bebas atau variabel independen . Model regresi yang baik
68

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau tidak terjadi
gejala multikolinearitas .
3. Pedoman keputusan berdasarkan tolerance value :
c. Jika tolerance value > 0,10 , maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas dalam model regresi .
d. Jika tolerance value < 0,10 maka artinya terjadi multikolinearitas
dalam model regresi.
4. Pedoman keputusan berdasarkan Variance Inflation Factor ( VIF ) :
d. Jika nilai VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolineritas
dalam model regresi.
e. Jika nilai VIF > 10,00 maka artinya terjadi multikolinearitas dalam
model regresi.

Berdasarkan uarain di atas , maka hasil uji Multikolinearitas dapat


dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) ,113 ,014 7,970 ,000


Beban Pajak
,042 ,021 ,265 2,035 ,048 ,996 1,004

Profitabilitas
-,003 ,001 -,397 -3,051 ,004 ,996 1,004

a. Dependent Variable: Transfer Pricing


Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui nilai VIF Variabel Beban Pajak dan
profitabilitas memiliki nilai sebesar 1,004 . Karena nilai VIF untuk semua
variabel independen tersebut < 10,00 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
gangguan multikolinearitas atau dengan kata lain model regresi ini terbebas
dari gejala multikolinearitas.
69

Sedangkan untuk nilai Tolerance Variabel Beban Pajak dan


profitabilitas memiliki nilai sebesar 0,996 . Karena nilai Tolerance untuk
semua variabel independen tersebut > 0,10 maka dapat disimpulkan tidak
terjadi gangguan multikolinearitas atau dengan kata lain model regresi ini
terbebas dari gejala multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastiistas digunakan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variasi dari nilai residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya . Jika variasi dari nilai residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya berbeda maka disebut heteroskedastisitas . Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu dengan cara glejser dan scatterplot .

Berdasarkan uarain di atas , maka hasil uji Heteroskedastisitas dapat


dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ( Uji Glejser )


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) ,058 ,008 7,028 ,000


Beban Pajak ,019 ,012 ,221 1,553 ,128
Profitabilitas -,001 ,001 -,189 -1,330 ,190
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji heteroskedastisitas ( Glejser ) maka
diketahui hasil bahwa beban Pajak mempunyai nilai sebesar 0,128 dan
untuk variabel profitabilitas mempunyai nilai 0,190. Berdasarkan
pengambilan kesimpulan uji heteroskedastisitas secara glejser maka tidak
70

terjadi gejala heteroskedastisitas karena nilai signifikansi kedua variabel


independen > 0,05.

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ( Pola Scatterplot )


Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Berdasarkan output Scatterplot pada Gambar 4.1 di atas diketahui
bahwa :
a. Titik–titik data menyebar di atas dan dibawah atau di sekitar angka
0.
b. Titik – titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c. Penyebaran titik – titik data tidak membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik – titik data tidak berpola.
Dengan deemikian dapat kita simpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas , hingga model regresi yang baik dan ideal dapat
terpenuhi.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pada periode t dengan pengganggu
pada periode t-1 ( sebelumnya ) .Jika terjadi dinamakan ada gejala
71

autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari gejala
autokorelasi.
Berdasarkan uraian uji autokorelasi , maka hasil uji dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Durbin-Watson
Square the Estimate

1 ,491a ,241 ,207 ,06680654 1,672

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Beban Pajak


b. Dependent Variable: Transfer Pricing
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Berdasarkan Tabel 4.7 yaitu “ Model Summary “ di atas , diketahui
nilai Durbin watson ( d ) adalah sebesar 1,672 .Selanjutnya nilai ini kita
bandingkan dengan nilai tabel durbin watson pada signifikansi 5% dengan
rumus ( K ; N ) . Adapun jumlah variabel independen adalah 2 atau “ K “ =
2 , sementara jumlah sampel atau “ N “ = 48 maka ( K; N ) = ( 2;48 ) . Angka
ini kemudian kita lihat pada distribusi nilai tabel durbin watson . Maka
ditemukan nilai dL sebesar 1,4500 dan dU sebesar 1,6231 .
Nilai Durbin Watson ( d ) sebesar 1,606 lebih besar dari batas atas
( dU ) yakni 1,623 dan kurang dari ( 4- dU ) 4- 1,623 = 2,377 . Maka
sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin watson dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah atau gejala autokorelasi.
5. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk mnegetahui pengaruh variabel Beban
Pajak ( X1 ) dan Profitabilitas ( X2 ) terhadap praktik Transfer Pricing (Y).
Hasil output analisis regresi linear berganda menggunakan Statistical
Product and Service Solution ( SPSS ) Versi 23 sebagai berikut :
72

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,113 ,014 7,970 ,000
Beban Pajak ,042 ,021 ,265 2,035 ,048
Profitabilitas -,003 ,001 -,397 -3,051 ,004
a. Dependent Variable: Transfer Pricing

Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.


Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat ditulis persamaan regresi sebagai
berikut :

Y = 0,113 +0,042 ( X1 ) - 0,003 ( X2 )

Sesuai dengan persamaan garis regresi yang diperoleh , maka model


regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta 0,113 menyatakan bahwa jika Beban Pajak dan
Profitabilitas nilainya 0 , maka Transfer Pricing nilainya sebesar
0,113.
b. Nilai Koefisien Beban Pajak menunjukkan nilai positif sebesar 0,042
yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan terhadap beban pajak
maka akan berdampak pada peningkatan melakukan praktik transfer
pricing sebesar 0,042.
c. Nilai Koefisien Profitabilitas menunjukkan nilai negatif sebesar 0,003
yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan terhadap profitabilitas
maka akan berdampak pada penurunan melakukan praktik transfer
pricing sebesar 0,003.
73

6. Analisis Koefisien Determinasi


Koefisisen determinasi merupakan nilai yang menunjukkan besar
kontribusi pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Berikut hasil output analisis koefisien determinasi dengan
mnggunakan Statistical Product and Service Solution ( SPSS) Versi 23
adalah sebagai berikut
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square
Square the Estimate

1 ,491a ,241 ,207 ,06680654

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Beban Pajak


b. Dependent Variable: Transfer Pricing
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Berdasarkan tabel 4.9 “ Model Summary “ di atas , diketahui nilai
koefisien determinasi atau R Square adalah sebesar 0,491 . Nilai R Square
0,241 ini berasal dari pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau “ R “ yaitu
0,491 x 0,491 = 0,241 . Besarnya angka koefisien determinasi ( R Square )
adalah 0,241 atau sama dengan 24% . Angka tersebut mengandung arti
bahwa variabel Beban Pajak ( X1) dan Profitabilitas ( X2) secara simultam
( bersama – sama ) berpengaruh terhadap varaibel Transfer Pricing ( Y )
sebesar 24 % . Sedangkan sisanya 76% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
persamaan regresi ini atau variabel yang tidak diteliti.
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji t )
Uji hipotesis secara parsial ( Uji t ) digunakan untuk menunjukkan
pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel
dependen. Berikut hasil output analisis koefisien determinasi dengan
mnggunakan Statistical Product and Service Solution ( SPSS) Versi 23
adalah sebagai berikut :
74

Tabel 4.10 Hasil Uji t


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,113 ,014 7,970 ,000
Beban Pajak ,042 ,021 ,265 2,035 ,048
Profitabilitas -,003 ,001 -,397 -3,051 ,004
a. Dependent Variable: Transfer Pricing
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Berdasarkan tabel 4.10 “ Coefficients “ di atas dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Hipotesis Pertama ( H1 )
1. Berdasarkan nilai signifikan , signifikansi ( Sig) Variabel Beban pajak
(X1) adalah sebesar 0,048 . Karena nilai Sig 0,048 < Probabilitas 0,05 ,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima,
artinya ada pengaruh Beban Pajak terhadap praktik transfer Pricing.
2. Berdasarkan nilai Ttabel , dengan level of significan ( α /2 ; df ( n-2))
atau menjadi ( 0,025 ; 46 ) mempunyai nilai t tabel sebesar 2,012 .
Berdasarkan hasil uji diperoleh Thitung 2,035 > Ttabel 2,012 , sehingga
dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima, artinya
ada pengaruh Beban Pajak terhadap praktik transfer Pricing.

T Hitung Positif

T Hitung 2,035 T Tabel 2,012


Gambar 4.2 Daerah keputusan Uji t Variabel Beban Pajak
75

b. Hipotesis Kedua ( H2)


1. Berdasarkan nilai signifikan , signifikansi ( Sig) Variabel Profitabilitas
(X2) adalah sebesar 0,004 . Karena nilai Sig 0,004 < Probabilitas 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima,
artinya ada pengaruh profitabilitas terhadap praktik transfer Pricing.
2. Berdasarkan nilai Ttabel , dengan level of significan ( α /2 ; df ( n-2))
atau menjadi ( 0,025 ; 46 ) mempunyai nilai t tabel sebesar 2,012 .
Berdasarkan hasil uji diperoleh T hitung – 3,051 < Ttabel - 2,012 ,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima,
artinya ada pengaruh profitabilitas terhadap praktik transfer Pricing.

Gambar 4.3 Daerah keputusan Uji t Variabel Profitabilitas

2. Pengujian Secara Simultan ( Uji f )


Pada pengujian
T Hitung -3,051
simultan
T Tabel -2,012akan diuji pengaruh kedua variabel independen
secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Uji Statistik yang
digunakan pada pengujian simultan adalah uji F atau biasa disebut dengan
Analysist of Varian ( ANOVA ).
Tabel 4.11 Hasil Uji F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression ,064 2 ,032 7,143 ,002b
Residual ,201 45 ,004
Total ,265 47
a. Dependent Variable: Transfer Pricing
b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Beban Pajak
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS V.23 , 2019.
Berdasarkan tabel 4.11 “ ANOVA “ di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan nilai signifikan , signifikansi ( Sig) Variabel Beban
pajak (X1) dan Profitabilitas ( X2) secara simultan memiliki nilali
76

sebesar 0,002 . Karena nilai Sig 0,002 < Probabilitas 0,05 , sehingga
dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga diterima, artinya
Beban Pajak dan Profitabilitas secara simultan berpengaruh
terhadap praktik transfer Pricing.
2. Berdasarkan nilai Ftabel dengan df ( n-k-2) diketahui ( k ; 2 ) , (n;48)
maka (df = 48-1-2 ) dengan hasil (df = 46 ) mempunyai nilai Ftabel
sebesar 3,20 . Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung 7,14 > Ftabel
3,20 , sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga
diterima, artinya Beban Pajak dan Profitabilitas secara simultan
berpengaruh terhadap praktik transfer Pricing.

Gambar 4.4 Daerah keputusan Uji F

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian , maka temuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Beban Pajak ( X1 ) Berpengaruh Terhadap Praktik Transfer Pricing ( Y )
Berdasarkan hasil penelitian , signifikansi ( Sig) Variabel Beban pajak
(X1) adalah sebesar 0,048 . Karena nilai Sig 0,048 < Probabilitas 0,05.
Berdasarkan hasil uji diperoleh T hitung 2,035 > Ttabel 2,012.Oleh karena itu
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa beban pajak berpengaruh
terhadap praktik transfer pricing diterima.
Variabel Beban Pajak menunjukkan pengaruh positif dan signifikan
terhadap praktik transfer pricing , dimana praktik transfer pricing dilakukan
dengan perusahaan afiliasi yang berada di luar batas negara dengan tarif
pajak rendah guna mengalihkan kekayaan perusahaan yang berada di
Indonesia sehingga nantinya , pajak yang dibayarkan di Indonesia lebih
rendah dibandingkan pajak yang seharusnya dibayarkan .
Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi beban pajak , maka
keputusan perusahaan untuk melakukan praktik transfer pricing dengan
pihak yang memiliki hubungan istimewa akan meningkat.
77

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anisa
Sheirina dan Naniek ( 2018 ) , Dicky Suprianto dan Raisa ( 2018 ) , Fitri
Anisah ( 2018 ), Asih Tri Utami ( 2019 ) , dan Lisna Gustarin dan Trisnadi
( 2019 ) yang menemukan adanya pengaruh beban pajak terhadap praktik
transfer pricing.
2. Profitabilitas ( X2 ) Berpengaruh Terhadap Praktik Transfer Pricing ( Y )
Berdasarkan nilai signifikan , signifikansi ( Sig) Variabel
Profitabilitas (X2) adalah sebesar 0,004 . Berdasarkan nilai Ttabel , dengan
level of significan ( α /2 ; df ( n-2)) atau menjadi ( 0,025 ; 46 ) mempunyai
nilai t tabel sebesar 2,012 . Berdasarkan hasil uji diperoleh T hitung – 3,051 <
Ttabel - 2,012 , sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua
diterima, artinya ada pengaruh profitabilitas terhadap praktik transfer
Pricing.
Berdassarkan nilai beta -0,003 yang menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh negatif antara profitabilitas dengan praktik transfer pricing yang
dilakukan oleh perusahaan.Hal tersebut artinya profitabilitas memiliki
pengaruh negatif terhadap praktik transfer pricing.
Hal ini mendukung penelitian Grant et.al (2013) dan Yusrianti
(2013) dalam Laksmita ( 2017 ) dimana perusahaan yang mempunyai
tingkat keuntungan yang besar akan mempunyai sember pendanaan internal
yang lebih besar pula sehingga memungkinkan perusahaan untuk cenderung
memilih menggunakan model sendiri yaitu dari dana intrenalnya terlebih
dahulu , seperti dalam bentuk laba yang ditahan sebagai dari keuntungan
yang dihasilkan perusahaan dari pada menggunakan dana eksternal atau
dana yang berasal dari pihak luar yaitu hutang sehingga tingkat hutang ynag
digunakan oleh perusahaan relatif rendah serta akan memperkecil risiko
timbulnya kebangkrutan dan biaya modal atau hutang yang tinggi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang
dikemukakan oleh Myers dan Maljuf (1984) dalam Laksmita (2017) yang
menyatakan bahwa perusahaan lebih cenderung untuk mengutamakan
menggunakan modal sendiri sebagai sumber pendanaan internal terlebih
78

dahulu dalam membiayai atau mendanai kegiatan operasional dan investasi


perusahaan dan teori ini mendorong perusahaan yang mempunyai profit
yang besar untuk mneggunakan dana internalnya terlebih dahulu dalam
mendanai kegiatan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara profitabilitas
dengan transfer pricing menunjukkaan bahwa semakin besar tingkat
profitabilitas yang diperoleh perusahaan maka transfer pricing perusahaan
akan semakin menurun.
3. Beban Pajak dan Profitabilitas Berpengaruh Terhadap Praktik Transfer
Pricing
Berdasarkan nilai signifikan , signifikansi ( Sig) Variabel Beban
pajak (X1) dan Profitabilitas ( X2) secara simultan memiliki nilali sebesar
0,002 . Karena nilai Sig 0,002 < Probabilitas 0,05 , sehingga dapat
disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga diterima, artinya Beban Pajak
dan Profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap praktik transfer
Pricing.
Berdasarkan nilai Ftabel dengan df ( n-k-2) diketahui ( k ; 2 ) , (n;48)
maka (df = 48-1-2 ) dengan hasil (df = 46 ) mempunyai nilai Ftabel sebesar
3,20 . Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung 7,14 > Ftabel 3,20 , sehingga
dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga diterima, artinya Beban
Pajak dan Profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap praktik
transfer Pricing.
4.5 Keterbatasan Masalah
Dalam proses penelitian ini telah diusahakan secara maksimal ,namun
penelitian ini tetap memiliki sejumlah kekurangan yang menjadi bagian dari
keterbatasan penelitian ini.
Adapun keterbatasan – keterbatassan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perguruan tinggi yang berstatus
swasta , sehingga masih perlu diuji kembali apakah hasil penelitian ini dapat
79

digeneralisasikan secara lebih luas untuk perguruan tinggi yang berstatus


negeri.
2. Pemilihan indikator untuk mengukur masing – masing variabel penelitian
mengacu pada satu teori , sehingga dapat saja hasil pengukuran kurang
komprehensif.
BAB V
KESIMPULAN , IMPILKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan serta pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil uji regresi linear berganda menghasilkan nilai signifikansi (Sig)
Variabel Beban pajak (X1) adalah sebesar 0,048 < 0,05. Berdasarkan
hasil uji diperoleh Thitung 2,035 > Ttabel 2,012 . Oleh karena itu hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa beban pajak berpengaruh terhadap
praktik transfer pricing diterima.
2. Hasil uji regresi linear berganda menghasilkan signifikansi (Sig)
Variabel Profitabilitas (X2) adalah sebesar 0,004 < 0,05 . Berdasarkan
nilai Ttabel , dengan level of significan ( α /2 ; df ( n-2)) atau menjadi
(0,025 ; 46) mempunyai nilai t tabel sebesar 2,012 . Berdasarkan hasil
uji diperoleh Thitung – 3,051 < Ttabel - 2,012 , sehingga dapat disimpulkan
bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima.
3. Hasil uji regresi linear berganda menghasilkan nilai signifikansi ( Sig)
Variabel Beban pajak (X1) dan Profitabilitas ( X2) secara simultan
memiliki nilai sebesar 0,002 . Karena nilai Sig 0,002 < Probabilitas
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga
diterima, artinya Beban Pajak dan Profitabilitas secara simultan
berpengaruh terhadap praktik transfer Pricing.
5.2 Implikasi
Berdasarkan kesimpulan temuan dalam penelitian ini membuktikan beban
pajak dan profitabilitas berpengaruh terhadap praktik transfer pricing. Maka
peneliti memberikan konsekuensi logis dari kesimpulan berupa implikasi
sebagai berikut :
1. Beban pajak terbukti menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi praktik
transfer pricing . Dengan mengetahui bahwa apabila nilai beban pajak

80
81

semakin tinggi maka akan meningkatkan perusahaan dalam melakukan


prakrtik transfer pricing . Direktorat Jendral Pajak dapat mengetahui bahwa
perusahaan dapat menurunkan beban pajak dengan melakukan praktik
transfer pricing bahkan terhadap pihak yang berelasi di dalam negeri
sekalipun .
2. Profitabilitas terbukti menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi praktik
transfer pricing . Dengan mengetahui bahwa apabila nilai profitabilitas
semakin rendah maka akan meningkatkan perusahaan dalam melakukan
praktik transfer pricing . Dengan hal tersebut memberikan informasi kepada
pihak regulator dapat mengetahui tingkat praktik transfer pricing melalui
nilai profitabilitas perusahaan .
5.3 Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa saran mengenai
beberapa hal diantaranya sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang atau memperluas
periode penelitian sehingga dapat menghasilkan penelitian dan kesimpulan
yang lebih akurat yang menggambarkan pengaruh beban pajak dan
profitabilitas terhadap praktik transfer pricing.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah faktor lain dalam
praktik transfer pricing sepeti Tunneling Incentive, Ukuran perusahaan ,
exchange rate , dan perencanaan pajak.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti sektor lain sebagai objek
penelitian . Dengan demikian dapat diketahui pengaruh beban pajak dan
profitabilitas Terhadap Praktik Transfer Pricing.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari Buku :
Kurniawan , Anang Mury . 2014 . Buku Pintar Transfer Priicng untuk
Kepentingan Pajak . Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Kurniawan , Anang Mury . 2015 . Pajak Internasional Beserta Contoh
Aplikasinya. Bogor : Ghalia Indonesia.
Karina.2013. Aplikasi SPPS . Serang : LP2M STIE Bina Bangsa ( Bina Kreasindo
Serang )
Mardiasmo . 2016 . Perpajakan . Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Sugiyono . 2018. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan
R&D.Bandung:Penerbit ALFABETA.

Sumber dari Jurnal Ilmiah :


Deanti , Lasmita Rachmah. 2017. Pengaruh Pajak , Intangible Asset , Leverage ,
profitabilitas , dan Tunneling Incentive Terhadap Keputusan Transfer
Pricing.
Dermawan , Reza Febri Darmawan . 2018 . Pengaruh Profitabilitas , Leverage ,
dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Aviodance , Repositiry UNPAS.
Gustrain , Lisna dan Trisnadi Wijaya . 2019 . Pengaruh Pajak , Exchage Rate dan
Tunneling Incentive Terhadap Keputusan Melakukan Transfer Pricing .
Palembang : Jurnal E-Prints STIE Multi Data Palembang.
Nugraha, Angga Kusuma . 2016. Analisis Pengaruh Beban Pajak , Tunneling
Incentive, dan Mekanisme Bonus Terhadap Transfer Pricing Perusahaan
Multinasional yang Listing di BEI .
Suprianto , Dicky dan Raisa Pratiwi . 2018 . Pengaruh Beban Pajak , Kepemilikan
Asing , dan Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer Pricing Pada
perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2013-2016 .
Utami , Asih Tri dan Anton Arisman . 2019 . Pengaruh Beban Pajak , Tunneling
Incentive , dan Profitabilitas Terhadap Keputusan Transfer Pricing.
Palembang : Jurnal E-Prints STIE Mulya Data Palembang.

82
83

Sumber dari Internet :


Fadillah , Sabrina . 2018 . Pengaruh Profitabilitas , beban pajak , dan leverage
Terhadap Transfer Pricing . Diakses dari
http://repository.unpas.ac.id/41612/5/Cover%20dan%20Lembar%20penges
ahaan.pdf , pada tanggal 21 Juni 2019, Pukul 19.25Kasmir . 2012. Analisa
Laporan Keuangan . Jakarta : Rajawali Press
Setiawan ,Parta . Pengertian Rasio Profitabilitas Menurut Para Ahli .Diakses dari
https://www.gurupendidikan.co.id/penegrtian-rasio-profitabilitas-menurut-
para-ahli/ ,pada tanggal 17 Juni 2019 pukul 20.08.
http://www.britama.com
www.idx.co.id
TABULASI DATA VARIABEL DEPENDEN
Data Variabel Transfer Pricing

No Kode Nama Perusahaan Laba Kotor Penjualan RPM

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 543.300.000 2.684.476.000 0,20239

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana 88.458.562 259.020.747 0,34151

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk 23.901.799 240.123.973 0,09954

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 318.305.212 760.258.711 0,41868


Tahun 2015

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk 17.081.179 40.500.314 0,42175

6 GEMS PT Golden Energy Mines 110.247.701 353.186.003 0,31215

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 350.231.000 1.589.409.000 0,22035

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk 26.472.296 111.011.540 0,23846

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 76.779.189 219.113.608 0,35041

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 42.270.842 226.332.334 0,18676

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 148.854.557 286.591.579 0,51940

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 70.523.088 348.662.183 0,20227

No Kode Nama Perusahaan Laba Kotor Penjualan RPM

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 685.276.000 2.524.239.000 0,27148

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana 77.187.563 242.598.535 0,31817

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk 15.864.599 259.095.490 0,06123

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 287.817.947 712.054.904 0,40421


Tahun 2016

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk 9.860.646 29.081.280 0,33907

6 GEMS PT Golden Energy Mines 138.201.818 384.339.836 0,35958

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 330.669.000 1.367.498.000 0,24181

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk 23.859.303 92.636.624 0,25756

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 67.962.545 187.155.820 0,36313

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 35.940.154 190.106.455 0,18905

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 138.777.767 235.129.200 0,59022

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 53.287.800 258.271.601 0,20632


LANJUTAN TABULASI DATA VARIABEL DEPENDEN

No Kode Nama Perusahaan Laba Kotor Penjualan RPM

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 1.141.502.000 3.258.333.000 0,35033

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana 171.120.477 392.574.134 0,43589

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk 34.383.755 242.790.874 0,14162

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 517.669.714 1.321.743.514 0,39166


Tahun 2017

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk 16.197.292 33.704.104 0,48057

6 GEMS PT Golden Energy Mines 314.478.917 759.448.383 0,41409

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 505.448.000 1.689.525.000 0,29917

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk 26.390.481 83.764.246 0,31506

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 115.202.613 258.586.097 0,44551

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 27.397.717 188.070.083 0,14568

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 125.779.344 219.406.054 0,57327

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 94.108.339 310.709.476 0,30288

No Kode Nama Perusahaan Laba Kotor Penjualan RPM

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 1.210.207.000 3.619.751.000 0,33433

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana 157.417.530 443.432.403 0,35500

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk 23.811.569 276.097.099 0,08624

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 628.735.210 1.768.840.742 0,35545


Tahun 2018

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk 63.094.812 148.041.610 0,42620

6 GEMS PT Golden Energy Mines 359.978.886 1.045.058.516 0,34446

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 583.959.000 2.007.630.000 0,29087

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk 12.984.444 56.942.510 0,22803

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 100.939.711 258.138.029 0,39103

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 50.203.652 241.114.622 0,20821

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 116.870.978 222.600.886 0,52502

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 124.095.542 438.444.319 0,28304


TABULASI DATA VARIABEL INDEPENDEN
Data Variabel Beban Pajak
Laba
Beban Beban Pajak
No Kode Nama Perusahaan Sebelum ETR
Pajak Kini Tangguhan
Pajak
1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 146.157.000 (18.383.000) 279.973.000 0,58770

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana (9.601.920) (504.535) 36.482.580 (0,24936)

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk (308.450) (4.658.756) 5.342.960 0,81421

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 2.773.410 6.481.598 128.761.912 (0,02880)


Tahun 2015

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk (2.342.172) 394.326 6.818.590 (0,40133)

6 GEMS PT Golden Energy Mines (2.770.435) 3.187.235 1.671.981 (0,27000)

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 57.073.000 (4.140.000) 139.446.000 0,43897

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk (3.598.905) 186.088 9.085.030 (0,41662)

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 13.411.584 (692.122) 47.382.528 0,29766

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 8.755.338 (29.766) 33.487.910 0,26234

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 25.084.425 388.447 54.705.507 0,45143

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 14.293.097 (902.795) 39.114.397 0,38850

Laba
Beban Beban Pajak
No Kode Nama Perusahaan Sebelum ETR
Pajak Kini Tangguhan
Pajak
1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 251.654.000 (45.820.000) 546.520.000 0,54431

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana (8.289.684) 119.006 35.592.255 (0,23625)

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk (311.951) (1.903.034) 2.764.875 0,57546

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 12.991.950 19.879.254 97.648.030 (0,07100)


Tahun 2016

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk (247.369) 156.978 244.885 (1,65117)

6 GEMS PT Golden Energy Mines (12.928.738) (999.750) 48.916.736 (0,24400)

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 60.983.000 (1.501.000) 191.991.000 0,32545

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk (5.086.326) (130.685) 14.689.874 (0,33735)

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 9.362.309 (302.729) 36.173.315 0,26719

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 7.887.942 (82.329) 29.452.922 0,27061

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 15.297.852 2.986.080 40.504.896 0,30396

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 11.527.797 (130.376) 25.984.193 0,44866


Lanjutan Data Variabel Beban Pajak

Laba
Beban Beban Pajak
No Kode Nama Perusahaan Sebelum ETR
Pajak Kini Tangguhan
Pajak
1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 437.093.000 (44.000.000) 929.531.000 0,51757

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana (29.298.068) 426.431 11.688.586 (0,26614)

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk (424.740) (7.633.823) 10.827.703 0,66580

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 44.917.456 18.206.393 191.736.107 0,13931


Tahun 2017

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk (2.430.317) 369.102 4.252.472 (0,65830)

6 GEMS PT Golden Energy Mines (44.114.126) (3.087.510) 167.858.982 (0,24400)

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 100.513.000 427.000 362.055.000 0,27644

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk (6.414.373) 217.341 196.370.007 (0,03377)

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 23.340.768 20.087.158 78.722.858 0,04133

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 4.887.135 (185.159) 17.016.672 0,29808

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 10.830.551 1.290.601 27.979.164 0,34240

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 18.994.879 (169.263) 60.195.507 0,31836

Laba
Beban Beban Pajak
No Kode Nama Perusahaan Sebelum ETR
Pajak Kini Tangguhan
Pajak
1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 426.505.000 (83.048.000) 820.998.000 0,62065

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana (24.826.109) (534.425) 93.354.875 (0,27166)

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk (460.553) (3.786.493) 6.812.382 0,48822

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 39.261.537 34.307.937 194.314.521 0,02549


Tahun 2018

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk 5.707.938 33.397.709 24.423.351 1,13374

6 GEMS PT Golden Energy Mines (36.652.592) (1.670.473) 136.143.507 (0,25700)

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 106.337.000 (11.116.000) 367.363.000 0,31972

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk (849.318) 205.705 11.119.843 (0,09488)

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 16.100.541 17.310.613 67.621.314 (0,01789)

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 10.049.923 (123.527) 41.447.529 0,24545

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 15.058.042 (5.048.859) 29.156.544 0,68962

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 28.461.092 730.734 97.281.622 0,28505


TABULASI DATA VARIABEL INDEPENDEN
Data Variabel Profitabilitas

Laba Setelah
No Kode Nama Perusahaan Total Asset ROA
Pajak

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 151.003.000 5.958.629.000 2,53419

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana 26.376.125 173.877.318 15,16939

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk 465.754 372.974.932 0,12488

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 119.506.904 1.998.166.402 0,98083


Tahun 2015

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk 4.870.744 277.845.932 1,75304

6 GEMS PT Golden Energy Mines 2.088.781 369.667.295 0,56504

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 60.107.000 1.178.363.000 5,10089

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk 5.672.213 98.541.575 5,75616

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 34.663.066 109.163.029 31,75348

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 24.732.565 161.232.709 15,33967

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 29.232.635 832.633.330 3,51087

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 25.724.095 282.371.637 9,11011

Laba Setelah
No Kode Nama Perusahaan Total Asset ROA
Pajak

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 340.686.000 6.522.257.000 5,22344

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana 27.421.577 183.981.910 14,90450

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk 549.890 381.339.706 0,14420

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 64.776.826 2.232.507.010 2,90153


Tahun 2016

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk 154.494 669.217.508 0,02309

6 GEMS PT Golden Energy Mines 34.988.248 377.670.000 9,26424

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 130.709.000 1.209.792.000 10,80425

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk 9.472.864 98.708.750 9,59678

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 27.113.735 116.375.759 23,29844

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 21.258.853 147.254.262 14,43683

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 22.220.964 852.939.392 2,60522

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 14.586.772 261.588.159 5,57624


Lanjutan Data Variabel Profitabilitas

Laba Setelah
No Kode Nama Perusahaan Total Asset ROA
Pajak

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 536.438.000 6.814.147.000 7,87242

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana 82.816.929 210.137.454 39,41084

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk 2.769.140 401.800.150 0,68918

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 127.207.700 2.737.228.605 4,64732


Tahun 2017

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk 2.191.257 820.794.309 0,26697

6 GEMS PT Golden Energy Mines 120.106.040 590.469.384 20,34077

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 252.703.000 1.358.663.000 18,59939

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk 13.349.975 105.053598 12,70778

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 58.635.700 160.778.962 36,46976

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 12.306.356 136.067.975 9,04427

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 15.989.012 921.249.943 1,73558

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 41.369.891 348.338.028 11,87636

Laba Setelah
No Kode Nama Perusahaan Total Asset ROA
Pajak

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 477.541.000 7.060.755.000 6,76331

2 BSSR PT Baramulti Suksessarana 69.063.191 245.100.202 28,17753

3 DEWA PT Darma Henwa Tbk 2.565.336 415.098.432 0,61801

4 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk 120.745.047 3.386.790.883 3,56518


Tahun 2018

5 ESSA PT Surya Esa Perkasa Tbk 52.113.122 924.523.765 5,63675

6 GEMS PT Golden Energy Mines 100.548.578 701.046.630 14,34264

7 ITMG PTIndo Tambangraya Megah Tbk 258.756.000 1.442.728.000 17,93519

8 KKGI PT Resoources Alam Indonesia Tbk 475.600 117.265.221 0,40558

9 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 50.130.702 173.509.262 28,99597

10 MYOH PT Samindo Resources Tbk 36.928.664 151.326.098 24,40337

11 PSAB PT J Resources Asia Pasifik Tbk 19.147.361 916.355.026 2,08951

12 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk 68.089.796 501.883.194 13,56686


HASIL OLAH DATA

Variabel Beban Pajak , Profitabilitas dan Transfer Pricing Menggunakan


Aplikasi Statistical Product and Service Solutions (SPSS) Versi 23
1. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Transfer Pricing
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Transfer Pricing 48 ,06123 ,59022 ,3174815 ,12215792


Valid N (listwise) 48

2. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Beban Pajak


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Beban Pajak 48 -1,65117 ,81421 ,0909725 ,46989676


Valid N (listwise) 48

3. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Profitabilitas 48 ,02309 39,41084 10,5341198 10,14807354


Valid N (listwise) 48

4. Uji Normalitas Dengan Kolmogorov Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Residual

N 48
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,11489249
Most Extreme Differences Absolute ,101
Positive ,101
Negative -,065
Test Statistic ,101

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d


a. Test distribution is Normal.
5. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) ,113 ,014 7,970 ,000

Beban
,042 ,021 ,265 2,035 ,048 ,996 1,004
Pajak

Profitabilitas -,003 ,001 -,397 -3,051 ,004 ,996 1,004

a. Dependent Variable: Transfer Pricing

6. Uji Heteroskedastisitas ( Uji Glejser )


Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,058 ,008 7,028 ,000

Beban Pajak ,019 ,012 ,221 1,553 ,128

Profitabilitas -,001 ,001 -,189 -1,330 ,190

a. Dependent Variable: ABS_RES

7. Uji Heteroskedastisitas ( Pola Scatterplot )


8. Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,491a ,241 ,207 ,06680654 1,672

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Beban Pajak


b. Dependent Variable: Transfer Pricing

9. Analisis Regresi Linear Berganda


Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,113 ,014 7,970 ,000

Beban Pajak ,042 ,021 ,265 2,035 ,048

Profitabilitas -,003 ,001 -,397 -3,051 ,004

a. Dependent Variable: Transfer Pricing

10. Analisis Koefisien Korelasi

Correlations

Beban Pajak Profitabilitas Transfer Pricing

Beban Pajak Pearson Correlation 1 -,062 ,290*

Sig. (2-tailed) ,673 ,046

N 48 48 48

Profitabilitas Pearson Correlation -,062 1 -,414**

Sig. (2-tailed) ,673 ,003

N 48 48 48

Transfer Pricing Pearson Correlation ,290* -,414** 1

Sig. (2-tailed) ,046 ,003

N 48 48 48

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


11. Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,491a ,241 ,207 ,06680654

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Beban Pajak


b. Dependent Variable: Transfer Pricing

12. Uji T
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,113 ,014 7,970 ,000

Beban Pajak ,042 ,021 ,265 2,035 ,048

Profitabilitas -,003 ,001 -,397 -3,051 ,004

a. Dependent Variable: Transfer Pricing

13. Uji F
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,064 2 ,032 7,143 ,002b

Residual ,201 45 ,004

Total ,265 47

Dependent Variable: Transfer Pricin


Predictors: (Constant), Profitabilitas, Beban Pajak

Anda mungkin juga menyukai