SKRIPSI
DRAFT SKRIPSI
This research aims to find out how much profitability affects the value of the
company, how much the moderation of Cost of Equity influences the balance
scorecard disclosure on the Company's Financial Performance.
The research method used is descriptive and verifiative analysis. The
population of this study is southeast Asian aviation transportation sector registered
with SKYTRAX for 2008-2019 as many as 4 companies.The sample research
method uses purposive sampling techniques with a total of 4 companies that meet
the criteria.
Data analysis is conducted using classic assumption tests, correlation analysis,
moderarating regresion analysis, hypothesis testing using t test, and koefeisien
determination.Data processing using E-Views 11 student version.
Based on this research shows that Balance Scorecard has a positive effect on
the Company's Financial Performance, while the moderation of Cost of Equity
balance scorecard relationship to the Company's Financial Performance negatively
impacts although it is not significant and cost of equity moderation positively
affects the relationship of Value Relevance Assessment to the Company's Financial
Performance.
Keywords: Non Financial Measures, Balance Scorecard, Value Relevance,
Capital Asset Pricing Methods, Cost of Equity and Return on Assets.
PERNYATAAN
1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana, baik di Universitas Pasundan maupun di perguruan tinggi
lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembingbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis jelas dicantumkan sebagai acuan
dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar nama pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
NRP 144020308
PENGARUH PENGUNGKAPAN BALANCE SCORECARD
TERHADAP KINERJA KEUANGAN (FINANCIAL
PERFORMANCE) DENGAN COST OF EQUITY SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
DRAFT SKRIPSI
Pembimbing,
Dr. Atang Hermawan, SE., M.SIE. Ak., Isye Siti Aisyah, SE., M.Si, Ak., CA
KATA PENGANTAR
Assalammu’laikum Wr.Wb.
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi
kepada yang terhormat Ibu Isye Siti Aisyah, SE., M.Si, Ak., CA
1. Prof. Dr. Ir. H. Eddy Yusuf, Sp., M.Si., M.Kom. Selaku Rektor
Universitas Pasundan.
2. Dr. Atang Hermawan, SE., M.SIE. Ak., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
3. Isye Siti Aisyah, SE., M.Si, Ak., Selaku Ketua Program studi Akuntansi
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
8. Teman – teman kelas AK-F 2014 yang mendukung dan membantu dalam
yang positif bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga Allah
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
pasca-Perang Dunia ke-2 itu dimanfaatkan oleh para negara yang mempunyai
negara dengan negara lainnya, sebagai transportasi diplomatik, dan juga transportasi
tersebut.
Salah satunya Indonesia yang merupakan negara yang berpenduduk besar terdiri
dari beberapa pulau yang potensi ditiap pulau berbeda-beda. Sehingga ada
bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik
persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang
mempekerjakan pekerja buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
membutuhkan jasa tersebut pasti ada biaya dan beban yang membutuhkan modal.
Adapun Modal menurut Munawir (2006:19) adalah hak kekayaan perusahaan yang
terdiri atas kekayaan yang disetor atau yang berasal dari luar perusahaan dan
kekeyaan itu hasil aktivitas usaha itu sendiri. Dengan nilai jual yang ditawarkan
meningkatkan biaya operasional yang melebihi kekuatan modal dimilikinya maka dari
Investasi adalah penanaman modal untuk salah satu atau lebih aktiva yang
(Sustainability reporting) Karena menilai kinerja tidak hanya finansialnya saja karena
Maka dari itu berdasarkan penelitian Beaver 2002 (dalam Puspitaningtyas, 2010;
semakin banyak informasi yang di terima investor dapat melihat prospek dari
perusahaan yang akan diberikan modal dan pengukuran penilaian relevansi yang
pantas atau tidaknya perusahaan tersebut diberikan dana dari sang investor. Adapun
fenomena yang terjadi di PT. Garuda Indonesia , AirAsia dan Singapore Airlines dari
(13/11/2014), ditutup melemah 24 poin atau 4,81 persen ke level Rp 475 per saham
Saham GIAA di perdagangan hari ini (13 November 2014) sempat menyentuh level
tertinggi di angka Rp 499 per saham dan terendah di posisi Rp 473 per saham. Adapun
volume transaksi saham GIAA sebanyak 5,60 juta lot, dengan frekuensi 856 kali senilai
Rp 2,78 miliar
Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan Garuda Indonesia yang belum diaudit
(unaudited), sepanjang kuartal III 2014, Garuda Indonesia menderita kerugian sebesar
219,54 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,67 triliun (kurs tengah BI, Rp 12.191 per dolar
AS). Sementara pada kuartal III 2013, Garuda juga sempat menelan kerugian hingga
perseroan tercatat naik menjadi 2,81 miliar dolar AS dari sebelumnya hanya 2,68
miliar dolar AS. Kendati pendapatan usaha naik, beberapa pos beban perseroan,
seperti beban usaha, dan beban keuangan sepanjang periode tersebut terus mengalami
(2011:14) expense (beban) adalah biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam
Adapun beban perseroan adalah segala beban biaya yang timbul akibat pelaksanaan
PT Garuda Indonesia (Persero) disarankan mencari solusi komprehensif agar tidak terus
merugi. Hal itu dikatakan Ketua Bidang Organisasi Badan Pengurus Pusat Himpunan
Saran itu bercermin dari hasil laporan keuangan Garuda Indonesia yang mencatatkan
kerugian sebesar 283,7 juta USD atau sekitar Rp 3,8 triliun. Angka itu meningkat hingga
200 % dari kerugian pada kuartal pertama sekitar 99,0 juta USD atau setara Rp 1,319
triliun.
“HIPMI sebelumnya sudah memberikan early warning kepada Garuda Indonesia karena
terus merugi. Ke depan perlu ada solusi yang komprehensif agar maskapai penerbangan
kebanggaan kita ini bisa survive,” ujar Anggawira dalam keterangan persnya, Kamis
(10/8/2019) di Jakarta.
lebih dari dari Rp 16 triliun lebih tinggi dari kuartal pertama sebesar Rp 8 triliun.
“Hingga saat ini, kami melihat biaya bahan bakar merupakan sumber terbesar biaya
pesawat, reparasi, pembayaran asuransi yang semua dihitung menggunakan kurs dollar
USD sementara produk jasa penerbangan domestiknya dijual dengan nilai rupiah,” kata
Anggawira.
Tingginya ongkos operasional rupanya juga berpengaruh pada utang Garuda Indonesia
Untuk hutang jangka pendek di kuartal kedua total hutang mencapai 1,891 juta USD
Sementara di kuartal sebelumnya tercatat 1,798 juta USD untuk hutang jangka pendek
“Utang yang membelit Garuda Indonesia harus menjadi konsen pemerintah,” ujar
Anggawira.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat kerugian bersih (net loss) selama semester
pertama 2019 sebesar US$ 283,8 juta. Di luar non-recurring expense, total kerugian
AirAsia melaporkan biaya unit tidak berubah untuk kuartal ini meskipun kenaikan harga
bahan bakar rata-rata 9 persen menjadi $ 83 per barel dan biaya pemeliharaan yang lebih
tinggi selama kuartal tersebut, dibantu oleh pemanfaatan pesawat yang lebih tinggi dan
mendorong lebih banyak penjualan tambahan dan memastikan kinerja yang lebih baik
persen, sesuai dengan harapan untuk musim ini. AirAsia juga memproyeksikan faktor
“Untuk melayani dengan lebih baik permintaan yang meningkat di kawasan itu,
grup ini juga berencana untuk menambah bersih tiga pesawat tambahan melalui sewa
operasi pada kuartal kedua,” kata maskapai itu. CEO Grup Tony Fernandes mengatakan
dalam sebuah pernyataan bahwa grup tersebut akan menjalani latihan daftar sekunder
untuk operasi di Indonesia tahun ini. “Kami juga berada di jalur yang benar untuk
Fernandes, yang membangun AirAsia dari operasi dua pesawat pada 2002, kini
menargetkan ekspansi cepat di pasar intinya di Asia Tenggara. Grup ini juga memisahkan
mengangkut para pemilih pulang ke pemilihan umum baru-baru ini yang melihat
Regulator telah membantah tuduhan tersebut dan mengajukan pengaduan polisi terhadap
Fernandes. Saham AirAsia ditutup turun 1,2 persen pada Kamis, sementara pasar saham
15,2 miliar yang disebabkan oleh hasil yang lebih rendah di maskapai induk dan bisnis
kargo. Seandainya biaya bahan bakar tidak turun secara signifikan, penurunan
Biaya bahan bakar bersih SIA untuk 2016 turun 18,9% menjadi S $ 4,5b
meskipun harga rata-rata bahan bakar jet turun 41,3%, karena sebagian diimbangi oleh
PATMI naik 95,0% menjadi S $ 701,6 juta tetapi masih berada di bawah ekspektasi
jalanan. Ke depan, faktor utama yang dikatakannya adalah apakah penurunan biaya unit
SIA dari bahan bakar jet yang lebih murah mampu melampaui prospek hasil yang lemah.
2,500,000,000
2,000,000,000
1,500,000,000
1,000,000,000
500,000,000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-500,000,000
-1,000,000,000
Gambar 1.1 Earning After Tax Garuda Indonesia, AirAsia dan Singapore Airlines (dikonversi dalam USD)
Total Expense
14,000,000,000
12,000,000,000
10,000,000,000
8,000,000,000
6,000,000,000
4,000,000,000
2,000,000,000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 1.2 Biaya Operasional Garuda Indonesia, AirAsia dan Singapore Airlines(dalam USD)
Dari kasus diatas terlihat bahwa kinerja keuangan yang terus menurun tidak
tersebut dalam menjalankan usahanya. Maka dampaknya investor akan menjadi memilih
yang biaya operasionalnya lebih rendah karena menjadi ragu untuk menginvestasikan
dana sehingga membuat pergerakan saham melemah bisa dilihat di tahun 2017
perusahaan AirAsia menjadi kinerja perusahaan tertinggi bahkan trennya terus naik
sampai akhir 2019 diantara perusahaan PT. Garuda Indonesia, Thai Airways dan
Singapore Airlines.
juga dengan secara statistik terbukti signifikan. Dari hasil pengujian penelitiannya,
laporan tahunan.
dengan tingkat signifikansi 5 % (nilai koefisien regresi adalah 1,375). investor cukup
yakin dengan pengungkapan NFM, sehingga investor menggunakan informasi yang
terkandung dalam NFM sebagai signal positif dalam menilai persistensi earning suatu
perusahaan.
Namun menurut penelitian Esna dan Chandra (2016) Luas pengungkapan Non
Finansial Measures (NFM) yang diukur dengan indeks ternyata tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Return on Asset (ROA)
dan Price Book Value (PBV) melalui biaya modal yang diukur dengan Cost Of Equity
menjadi faktor yang menentukan besaran biaya modal. Sebagai akibat tidak
dipengaruhinya biaya modal, maka kinerja perusahaan baik kinerja keuangan maupun
Maka dari itu, dalam penelitian ini akan mencari kebenarannya dengan
2019 terutama PT. Garuda Indonesia sebagai maskapai dalam negeri serta sebagai
BUMN sehingga dengan adanya 4 maskapai penerbangan yang luar negeri dijadikan
secara jelas bahwa aset merupakan salah satu indikator profitabilitas perusahaan sebagai
tolak ukur investor untuk menginvestasikan dananya agar tidak beresiko dalam
pengambilan keputusannya.
Dengan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
a. Identifikasi Masalah
1. Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines
2. Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines
pada tahun 2008-2019 banyak mengeluarkan modal aktivitas usahanya yang harus
membeli avtur menjadi 50% dari biaya operasional yang beriringan dengan
b. Rumusan Masalah
Cost of Equity sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini akan dibahas
mengenai :
2) Bagaimana Cost of Equity pada PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways
2008-2019.
3. Memberikan informasi bahwa banyak cara yang dapat dilakukan untuk upaya
bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, yaitu:
1. Bagi penulis
Performance Perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
a. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk perusahaan terkait
Performance Perusahan.
c. Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi untuk perusahaan terkait tentang
d. Sebagai bahan kajian bagi para investor atau calon investor untuk menanamkan
modalnya.
Equity.
https://www.garuda-indonesia.com/other-countries/en/investor-relations/index ,
http://investor.thaiairways.com/en,
https://ir.airasia.com/ar.html/,
https://www.singaporeair.com/en_UK/sg/about-us/investors-relations/
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2020 sampai dengan
selesai.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Menurut Jama’an dalam Suryani (2015:30) Teori Sinyal adalah
“Sinyal yang berupa informasi mengenai mengenai apa yang sudah dilakukan
tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya
menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini
maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana
“Teori agensi akan terjadi apabila proporsi kepemilikan manajer atas saham
kurang dari 100%, sehingga manajer bisa mengejar kepentingannya sendiri
dan tidak berdasarkan memaksimalkan nilai perusahaan dalam pengambilan
keputusan khususnya kepurusan pendanaan.
Hubungan kontrak kerja sama tersebut berupa pemberian wewenang oleh
principal kepada agent untuk bekerja demi pencapaian tujuan principal. Manager
Kondisi perusahaan yang dilaporkan oleh manajer tidak sesuai dengan apa
sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan informasi yang dimiliki antara
Skytrax adalah perusahaan konsultan Britania Raya yang melakukan riset mengenai
maskapai, bandar udara, hiburan dalam pesawat, staff, dan elemen perjalanan udara
terbaik lainnya. Selain survei ini, Skytrax juga memiliki forum maskapai
oleh calon penumpang lain. Skytrax juga dikenal dengan Penghargaan Maskapai
Maskapai dengan awak kabin, kelas ekonomi dan hiburan terbaik sedunia:
Singapore Airlines Awak kabin posisi ke-3, Kelas Ekonomi Posisi ke-2 dan
Maskapai berbiaya hemat terbaik dunia dan maskapai berbiaya hemat terbaik Asia:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
(X)
Customer Perspektif
Pelanggan Setia
Fajar M.,Kamal dan Tresani, Pelanggan Baru
Nurahma (2019:54-59)
Internal Business Process
Pelayanan kepada
pelanggan
Resiko-resiko
perusahaan
Sahiti (2016)
(Y)
Menigkatnya Financial
2.3. Hipotesis
Performance
Menurut Sugiyono (2014:64), Perusahaan
hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dalam rumusan masalah ini adalah
sebagai berikut:
Perusahaan
Performance Perusahaan
pemecahan masalah atas apa yang diteliti untuk mencapai tujuan. Oleh karena
itu, dilakukan suatu metode yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti.
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan data tertentu.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian
itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu
valid. Tujuan dan kegunaan penelitian secara umum yaitu bersifat penemuan,
Sugiyono (2016:38), objek penelitian adalah: “… suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
meliputi laporan posisi keuangan (total aset dan total liabilitas) ,laporan laba
rugi (laba bersih) dan Catatan atas Laporan Keuangan yang diperoleh dari
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kesimpulannya”
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
Pertumbuhan.
organisasi.
Penjualan
o X 100%
Jumlah Penjualan
Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat
konsumen.
kompetitif.
“Biaya modal adalah semua biaya yang secara rill dikeluarkan oleh
Keterangan :
6. Terdapat banyak sekali investor, dan tidak suka ada satu pun
investor yang dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas. Semua
investor adalah price-taker
1. Definisi Kinerja
2. Pengukuran Kinerja
“ROA adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset
yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukan efektifitas manajemen dalam menggunakan asset untuk
memperoleh pendapatan.”
Indikator profitabilitas yang berdasarkan ROA memiliki keunggulan
yaitu menurut (Antony dan Govindarajan, 2002:349) :
3.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2016:80) mendefinisikan populasi sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah 6 perusahaan pada industri
penerbangan daerah Asia Tenggara yang terdaftar di SKYTRAX selama periode tahun
2008-2019 berturut-turut.
Tabel 1.2.
Populasi Jasa Transportasi Penerbangan di Asia Tenggara
terdaftar di SKYTRAX
Sumber : Website SKYTRAX Peringkat Dunia
PERINGKAT DI SKYTRAX BERDASARKAN TAHUN
Nama
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Perusahaan
Singapore
1 2 2 2 3 3 3 2 3 2
Airlines
Garuda
42 26 19 11 8 7 8 11 10 9
Indonesia
Air Asia 27 25 20 22 24 31 25 23 26 28
Thai
24 17 13 9 15 14 19 13 11 10
Airways
Bangkok
35 26 32 27 31 20 23 20 21 21
Airways
Malay
15 17 14 10 14 18 24 34 31 34
Airways
3.6.2 Sampel
sebagai berikut:
digunakan, yaitu:
2008-2019.
Tabel 1.3.
Score Nilai
-1 Kurang
0 Cukup
1 Baik
datanya www.duniainvestasi.com.
𝑅𝑖 = Pt − Pi−1 Pt−1
Keterangan :
adalah saham-saham
berikut:
a. Saham efisien.
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
Tabel 1.5.
Kriteria Earning Rasio
Rasio Kriteria
ROA > 1,5% Sangat tinggi
1,25% < ROA ≤ 1,5% Tinggi
0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup tinggi
0% < ROA ≤ 0,5% Rendah
ROA ≤ 0% Sangat rendah
terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik agar penelitian tidak bias dan
untuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji
asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji
1. Uji Normalitas
normal atau tidak dalam model regresi linear, asumsi ini ditunjukkan oleh
nilai error
(ε) yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model
Significance), yaitu:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah
normal.
2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah
tidak normal.
2. Uji Multikolinearitas
1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF ˂ 10, maka dapat
dalam model
regresi.
1 1
VIF= atau Tolerance =
Toleranc
e VIF
3. Uji Heteroskedastisitas
sumbu Y adalah
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokolerasi
autokolerasi (baik negatif atau positif). Berikut adalah tabel Uji Durbin-
Watson dalam Winarno (2015: 531), dapat dilihat dalam tabel 3.13 di
bawah ini:
Tabel 1.6.
Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik d Hasil
dL<d<du Ragu-ragu
4-du<d<4-Dl Ragu-ragu
• H0 diterima apabila : H0 : βj = 0
• H0 ditolak apabila : H0 : βj ≠ 0
independen secara parsial terhadap variabel dependen dinilai tidak signifikan dan
sebaliknya apabila Ho ditolak, maka hal ini diartikan bahwa pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen dinilai berpengaruh secara
signifikan.
besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Menurut
fungsional atau kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.
Y = a + bX
Keterangan:
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
Analisis kolerasi parsial ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya
Jenis korelasi hanya bisa digunakan pada hubungan variabel garis lurus (linier) adalah
Rumus korelasi Pearson Product Moment (r) adalah sebagai berikut:berbentuk interval
atau ratio dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama”. Rumus
r √n−2
t=
√ 1−¿ ¿
Kolerasi PPM (Pearson Product Moment) dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak
lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya kolerasi negatif sempurna; r = 0
artinya tidak ada kolerasi; dan r = 1 berarti kolerasi sangat kuat. Arti harga r akan
Tabel 1.7.
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0, 399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, (2016: 231)
Keterangan :
Y : Variabel dependen
α : Konstanta (intercept)
β1,β2 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
ε : Error Term
determinasi menurut Wiratma Sujarweni (2012: 188) ini dinyatakan dalam rumus
Kd = r x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
dinyatakan dalam persentase. Proses pengolahan data dalam penelitian ini akan
Cost of Equity sebagai Variabel Moderasi, maka hubungan antar variabel dapat
Gambar 2.1.
Model Penelitian
Pengungkapan Balance
Scorecard (X1)
-Retensi Pelanggan
-Akuisisi Pelanggan
-Pangsa Pasar Performance (Y)
Amin Widjaja (2009) Return On Asset (ROA)
Kasmir (2012:202)
-Perspektif Bisnis
Internal
Administrative Expanse
to Total Revenue
Rangkuti (2017:105)
H3
- Perspektif
Pertumbuhan
Turnover Employee
Yuwono. S, dkk (2002: Cost Of Equity (M)
113-114) Capital Assets Pricing Model
(CAPM)
Productivity Employee Jogiyanto (2013:207)
Kaplan dan Norton
(2000: 113)