Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


DI RSJD Dr.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Disusun Oleh :
ISNANIAH AMINUDDIN
15.0311.N

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN - PEKALONGAN
2015

LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
Kasus (Masalah Utama)
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Proses Terjadinya Masalah
0 1. Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan
yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja dll. Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah
karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan
kateter, pemeriksaan perianal, dll), harapan akan struktur, bentuk
dan

ffungsi

tubuh

yang

tidak

tercapai

karena

dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.


b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung
lama.
( Keliat, 2010 )
1 2. Penyebab
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan
orang tua, harapan orang tua ang tidak realistik, kegagalan yang
berulang

kali,

kurang

mempunyai

tanggung

jawab

personal,

ketergantungan pda orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.
Stressor pencetus munkin ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal, seperti : trauma fisik maupun psikis, ketegangan peran,
transisi peran situasi dengan bertambah atau berkurangnya anggota

keluargamelalui kelahiran atau kematian, serta transisi peran sehat


sakit sebagai transisi dari keadaan sehat dan keadaan sakit.
2 3. Tanda dan gejala
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Mencederai diri
g. Konsentrasi menurun
h. Menyangkalfek labil
i. Regresi perkembangan
( Keliat, 2010 )
3 4. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa
mengakibatkan gangguan interaksi sosial : menarik diri, dan memicu
munculnya perilaku kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang
lain dan lingkungan.
Isolasi social merupakan suatu keadaan dimana individu dan
kelompok mengalami kebutuhan meningkatkan keterlibatan dengan
orang lain tetapi tidak mampu untuk melakukan kontak. (Copernitto
LJm 1998).

1.
2.
3.
4.

Tanda dan gejala :


Data Subyektif
Klien mengatakan kesepian
Klien mengatakan tidak mempunyai teman
Klien mengatakan lebih sering di rumah, sendiri
Klien mengatakan tidak dapat berhubungan social
Data Obyektif
0 Menyendiri
1 Diam

2 Ekspresi wajah murung, sedih


3 Sering larut dalam pikiranya sendiri
4 Sedangkan perilaku kekerasaan adalah suatu keadaan dimana
seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
fisik baik kepada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Tanda dan gejala :
Data subyektif
0
Mengungkapkan mendengar suara-suara yang mengancam,
menyuruh melakukan pencederaan pada diri sendiri, orang lain atau
lingkungan
1
Mengatakan takut, cemas atau khatir
Data Obyektif
1. Wajah tegang dan merah
2. Mondar-mandir
3. Mata melotot, rahang menutup
4. Tangan mengepal
5. Keluar keringat banyak
6. Mata merah

5. Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri

Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Berduka disfungsional
6. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
A. Masalah keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Berduka disfungsional
B. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan harga diri rendah
0

Data Subyektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
1

Data Obyektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
7. Diagnosa Keperawatan
0 Harga diri rendah
1 Isolasi sosial : menarik diri
8. Rencana Tindakan Keperawatan
0 Diagnosa 1. Harga Diri Rendah
0

Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa

berhubungan dengan orang lain dan lingkungan.


1

Tujuan khusus :
0 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
0

Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,

Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,

Bbuat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)

Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

Sediakan waktu untuk mendengarkan klien

Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang


berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri

1 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki
Tindakan :

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
3) Utamakan memberi pujian yang realistis
4) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2 Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah
3 Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
4 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
5 Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
0

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat


klien

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

1 Diagnosa 2: Menarik diri


Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan Khusus :
1.

Klien dapat membina hubungan saling percaya


Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2.

Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri


Tindakan:
0 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tandatandanya.
1 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
2 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tandatanda serta penyebab yang muncul
3 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya

3.

Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain


dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :

Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi


halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)

Kaji

pengetahuan

klien

tentang

manfaat

dan

keuntungan

berhubungan dengan orang lain


1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
2

Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan


dengan orang lain
0

beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

perasaan dengan orang lain


1

diskusikan

bersama

klien

tentang

kerugian

tidak

berhubungan dengan orang lain


2

beri

reinforcement

positif

terhadap

kemampuan

mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan


dengan orang lain
4.

Klien dapat melaksanakan hubungan sosial


Tindakan:
0

Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain


melalui tahap :
1) K P
2) K P P lain
3) K P P lain K lain
4) K Kel/Klp/Masy

Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam


mengisi waktu

Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan


ruangan

5.

Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan


orang lain
Tindakan:
0

Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan


dengan orang lain

Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan


dengan orang lain.

Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan


perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

6.

Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga


Tindakan:
0 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
0

Salam, perkenalan diri

Jelaskan tujuan

Buat kontrak

Eksplorasi perasaan klien

1 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :


1) Perilaku menarik diri
2) Penyebab perilaku menarik diri
3) Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
4) Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
2 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada
klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
3 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk
klien minimal satu kali seminggu

4 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai


oleh keluarga
0

( Yani, 2008 )

DAFTAR PUSTAKA

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice.


Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC.
1998
Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung : RSJP Bandung. 2000

Anda mungkin juga menyukai