Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN INDUSTRI PT.

MADU KISMO
DAN PROSES PEMBUATAN BIOGAS SERTA
PROSES PEMBUATAN AIR MENERAL ALKALI

1. Kesetimbangan Kimia dalam Proses Pembuatan Gula PT. Madu Kismo


Pabrik Gula Madukismo adalah salah satu pabrik gula dan pabrik alkohol
atau spirtus di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk
mengsukseskan program pengadaan pangan Nasional, khususnya gula pasir.
Sebagai Perusahaan padat karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pabrik gula ini diprakarsai oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan diresmikan oleh Presiden RI Pertama Ir.Soekarno pada
tanggal 29 Mei 1958.
Dalam laporan ini bukan terfokus pada perkembangan perusahaan terkait
melainkan lebih kepada cara produksi yang berkaitan dengan mata kuliah
Kesetimbangan Kimia. Dimana dalam proses produksi adakah perlakuan yang
melibatkan kesetimbangan kimia. Maka akan dibahas dalam laporam ini jika
memang ada proses pembuatan gula yang melibatkan keseimbangan kimia.
Proses kesetimbangan dalam prosess pembuatan gula pada industri
terkait adalah pada pengkristalan gula. Kristalisasi ini bertujuan untuk mendapatkan

kristal gula dari nira kental yang masih bercampur dengan molase/sirup hitam. Kristalisasi
ini dilakukan dengan cara menguapkan nira dalam panci masak yang memiliki tekanan
vakum untuk mencegah kerusakan gula. Jarak antara molekul-molekul sukrosa akan semakin
dekat dengan menguapkan air pelarutnya. Apabila jarak antara molekul sukrosa cukup dekat,
maka akan saling mempengaruhi dan saling tarik-menarik. Bila di sekitarnya terdapat kristal
sukrosa, maka akan ada keseimbangan antara molekul sukrosa yang melarut dan molekul
sukrosa yang menempel/mengkristal. Keadaan demikian disebut sebagai pelarut jenuh.
Derajat kejenuhan dapat dinyatakan dengan perbandingan antara kandungan sukrosa dalam
larutan jenuh pada suhu yang sama. Pada keadaaan setimbang antara larutan yang menguap
dan Kristal yang terbentuk berjalan sama. Dalam keadaan tersebut larutan tidak dapat
melarutkan Kristal yang terbentuk. Reaksi yang terjadi selama pengkritalan adalah sebagai
berikut :
C12H22O11.H2O

C12H22O11 + H2O

Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan dinamis, dimana terdapat reaktan dan
produk tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah. Kadang-kadang
konsentrasi produk jauh lebih besar dibandingkan dengan konsentrai reaktan yang belum
bereaksi di dalam campuran kesetimbangan, sehingga untuk tujuan praktisnya dapat dikatan
sempurna. Dalam industri, tentunya sangat sia-sia untuk membangun pabrik yang canggih,
jika keseluruhan reaksinya cenderung berlangsung ke arah yang salah. Jika pabrik ingin
dijalankan secara ekonomis maka kita harus tahu cara menghasilkan rendemen yang
maksimal. Hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan
tekanan atau temperature.
Perusahaan gula tersebut diatas menggunakan cara tersebut. Dimana untuk
mengkristalkan gula yang diproduksi temperature pada saat proses kristalisasi dinaikkan
untuk mempercepat pembentukan kristal dengan menguapkan kandungan air dalam nira dan
tekanan di jaga tetap untuk menghindari kerusakan kristal yang terbentuk. Dengan demikian,
perolehan kristal gula dapat maksimal.
Asas Le Chatelier meramalkan bahwa kesetimbangan akan bergeser kearah endoterm
(produk bertambah) jika temperature dinaikkan, karena dengan demikian energy di absorbs
sebagai kalor. Demikian juga, kesetimbangan akan bergeser kearah eksoterm (produk
berkurang) jika temperature diturunkan, karena dengan demikian terjadi perlawanan terhadap
penurunan temperature itu.
Dalam teori termodinamika bahwa arah perubahan spontan pada temperature dan
tekanan tetap adalah menuju nilai fungsi Gibbs yang paling rendah.energi bebas Gibbs sangat
bergantung pada temperature. Diketahui bahwa :
p
G = G + RT ln
p
Perbandingan tekanan persialdalam logaritma adalah contoh kuosien reasksi QP, sehingga :
G= G + RT lnQ
Pada keadaan setimbang

G =0. Nilai kuosien reaksi pada kesetimbangan disebut

konstanta kesetimbangan Kp,sehingga :


p
Kp = Q p = p

Jadi, dengan

G = 0 jika Kp = Qp , sehingga :

RT ln K= G

Karena,
ln K=

G
RT

Variasi ln K terhadap temperature adalah


G
T
)
d ln K 1 d
=

dT
R dT
Turunan ini lengkap karena K dan

hanya bergantung pada temperature, tidak pada

tekanan. Untuk menyelesaikan persamaan ini kita gunakan persamaan Gibbs-Helmholzt


G
H
T
2
)
=
d
T
=
dT
Dengan

sebagai enthalpy reaksi standar pada temperature T. penggabung kedua

persamaan menghasilkan persamaan vant Hoff :


d ln K H
=
dT
RT 2

Proses lain pembuatan gula yang melibatkan kesetimbangan kimia adalah proses
perubahan fasa. Dimana dalam proses destilasi senyawa yang paling volatile akan menguap
dam akan masuk kedalam kolom fraksional, setelah itu uap terbentuk akan dikondensasi
sehingga terbentuk cairan kembali dalam hal ini terjadi kesetimbangan uap cair. Dalam
laporan ini focus pembahasan lebih kepada proses rekristalisasi gula karena menurut saya
lebih banyak menggunakan teori kesetimbangan. Sedangkan untuk destilasi sendiri dalam

pembuatan gula di perusahan terkait adalah untuk memurnikan gula yang di dapat. Dalam
destilasi cairan campur sebagian beberapa sistem mempunyai temperature kritis temperature
kritis bawah. Sebabnya kompleks yang lemah terurai, sehingga kedua komponen dapat
bercampur sebagian, dan diatas temperature keduanya terbentuklah dua fasa.

Berdasarkan

campuran

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

PT.

Madukismo

menggunakan teori kesetimbangan kimia dalam memproduksi gula pasir yang dilakukan.
Pertama yaitu proses rekristalisasi dengan menggunakan Asas Le Chatelier yang bergantung
pada temperature dengan hubungan terhadap Energi Gibbs. Kemuadian pada proses
pemurnian dengan menggunakan destilasi juga menggunakan prisnsip kesetimbangan uap
cair untuk memperolah guala yang lebih murni.

2. Proses Pembuatan Biogas


Biogas adalah gas yg mudah terbakar yang dihasilkan melalui fermentasi
anaerob dari bahan-bahan organic dengan bantuan mikroba methanogenik. Metana
hampir tidak berbau dan tidak terlihat di siang hari cerah. Itu terbakar dengan api biru
yang jelas dan tanpa asap. Ini menghasilkan panas yang lebih dari minyak tanah,
kayu, arang, dan setiap bahan bakar tradisional lainnya. Biogas dapat dibuat dengan
bahan-bahan sebagai berikut :

Kotoran Bebek
Tinja Manusia
Kotoran Ayam

Kotoran Kambing
Kotoran Babi
Kotoran Domba
Kotoran Sapi/Kerbau
Enceng Gondok
Kotoran Gajah
Jerami (Jagung)
Jerami (beras)
Jerami (Gandum)
Serbuk sisa gergaji kayu

Biogas juga mempunyai beberapa kegunaan, antara lain :

Biogas adalah salah satu energi alternatif yang baru dan terbarukan
Apinya dapat diperoleh secara gratis tanpa harus repot membeli gas elpiji,

minyak tanah atau harus mencari kayu bakar


Mengurangi waktu untuk mencari kayu bakar
Mengurangi pencemaran udara akibat CO2
Turut memelihara kelestarian alam
Tersedianya pupuk Pupuk organic kualitas dan kuantitas tinggi ( 4 ton /
year)

Dalam laporan ini, proses pembuatan biogas yang dilakukan adalah pembuatan biogas
dengan bahan baku kotoran sapi. Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai
berikut :

Kotoran yang dihasilkan dari hewan sapi dimasukkan ke dalam

bak penampung yang berbentuk seperti sumur.


Kotoran sapi dicampur dengan air dengan perbandingan 1:1 pada
bak penampung dan dilakukan pengadukan hingga terbentuk

lumpur pada kotoran sapi.


Lumpur yang dihasilkan dari bak penampung secara otomatis
akan mengalir ke digester. Pada pengisian pertama digester diisi

sampai penuh.
Dilakukan penambahan starter sebanyak 1 liter dan diisi rumen
segar yang berasal dari rumah potong hewan sebanyak 5 karung
untuk kapasitas digester 3,5-5,0 m2. Setelah digester penuh, kran
gas ditutup agar terjadi proses fermentasi.

Proses pengisian kotoran sapi kedalam bak penampung dilakukan

1 hari sekali agar proses fermentasinya berjalan optimal.


Pada hari ke-10 gas metan sudah mulai dihasilkan sedangkan
pada hari ke-1 sampai hari ke-8 gas yang terbentuk adalah gas
CO2. Pada komposisi gas metana 54% dan CO 2 27% maka biogas

akan menyala.
Sedangkan pada hari ke-14 gas metan yang dihasilkan dapat
digunakan

untuk

digunakan

untuk

menyalakan api
kebutuhan

yang

pada

kompor

lainnya

gas

seperti

atau
untuk

penerangan bahkan untuk generator listrik. Mulai dari hari ke-14


kita bisa menghasilkan energi biogas yang terbarukan dan biogas
ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi yang merupakan bahan

utama pembuatan biogas.


Digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga

dihasilkan biogas yang optimal.


Kompos yang keluar dari digester ditampung di bak penampung
kompos. Kompos cair dikemas kedalam deregent sedangkan jika
ingin dikemas dalam karung maka kompos harus dikeringkan
terlebih dahulu.

Dibawah ini adalah sekema kontruksi pembuatan biogas :

Pembuatan biogas dengan menggunakan kotoran sapi, selain


menghasilkan gas metan yang dapat dimanfaatkan sebagai energy

alternative untuk kegiatan rumah tangga juga dimanfaatkan dalam bidang


pertanian. Limbah dari biogas dapat digunakan sebagai pupuk organik
dan juga pestisida.

Demikian langkah-langkah dari proses pembuatan biogas yang


menggunakan kotoran sapi sebagai bahan baku utamanya. Banyak sekali
manfaat dari kotoran sapi apabila dimanfaatkan dengan baik. Kotoran sapi
yang banyak dianggap sebagai limbah dari hewan ternak ternyata apabila
diolah dan ditangani dengan baik dapat menghasilkan produk yang
berguna untuk kepentingan rumah tangga, keuntungan lain dalam
penggunaan bioga adalah menekan pengeluaran per hari setiap keluarga.
Lain dari itu penggunaaan biogas lebih aman dibandingkan dengan
penggunaan LPG. Metana mempunyai tekanan yang sangat rendah
sehingga sangat aman apabila terjadi kebocoran atau terlepasnya gas
metan ke lingkungan. Berbeda dengan LPG yang sangat mudah terbakar
karena tekanan yang dimiliki besar.

2. Proses Pembuatan Air Mineral Alkali

Anda mungkin juga menyukai