MADU KISMO
DAN PROSES PEMBUATAN BIOGAS SERTA
PROSES PEMBUATAN AIR MENERAL ALKALI
kristal gula dari nira kental yang masih bercampur dengan molase/sirup hitam. Kristalisasi
ini dilakukan dengan cara menguapkan nira dalam panci masak yang memiliki tekanan
vakum untuk mencegah kerusakan gula. Jarak antara molekul-molekul sukrosa akan semakin
dekat dengan menguapkan air pelarutnya. Apabila jarak antara molekul sukrosa cukup dekat,
maka akan saling mempengaruhi dan saling tarik-menarik. Bila di sekitarnya terdapat kristal
sukrosa, maka akan ada keseimbangan antara molekul sukrosa yang melarut dan molekul
sukrosa yang menempel/mengkristal. Keadaan demikian disebut sebagai pelarut jenuh.
Derajat kejenuhan dapat dinyatakan dengan perbandingan antara kandungan sukrosa dalam
larutan jenuh pada suhu yang sama. Pada keadaaan setimbang antara larutan yang menguap
dan Kristal yang terbentuk berjalan sama. Dalam keadaan tersebut larutan tidak dapat
melarutkan Kristal yang terbentuk. Reaksi yang terjadi selama pengkritalan adalah sebagai
berikut :
C12H22O11.H2O
C12H22O11 + H2O
Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan dinamis, dimana terdapat reaktan dan
produk tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah. Kadang-kadang
konsentrasi produk jauh lebih besar dibandingkan dengan konsentrai reaktan yang belum
bereaksi di dalam campuran kesetimbangan, sehingga untuk tujuan praktisnya dapat dikatan
sempurna. Dalam industri, tentunya sangat sia-sia untuk membangun pabrik yang canggih,
jika keseluruhan reaksinya cenderung berlangsung ke arah yang salah. Jika pabrik ingin
dijalankan secara ekonomis maka kita harus tahu cara menghasilkan rendemen yang
maksimal. Hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan
tekanan atau temperature.
Perusahaan gula tersebut diatas menggunakan cara tersebut. Dimana untuk
mengkristalkan gula yang diproduksi temperature pada saat proses kristalisasi dinaikkan
untuk mempercepat pembentukan kristal dengan menguapkan kandungan air dalam nira dan
tekanan di jaga tetap untuk menghindari kerusakan kristal yang terbentuk. Dengan demikian,
perolehan kristal gula dapat maksimal.
Asas Le Chatelier meramalkan bahwa kesetimbangan akan bergeser kearah endoterm
(produk bertambah) jika temperature dinaikkan, karena dengan demikian energy di absorbs
sebagai kalor. Demikian juga, kesetimbangan akan bergeser kearah eksoterm (produk
berkurang) jika temperature diturunkan, karena dengan demikian terjadi perlawanan terhadap
penurunan temperature itu.
Dalam teori termodinamika bahwa arah perubahan spontan pada temperature dan
tekanan tetap adalah menuju nilai fungsi Gibbs yang paling rendah.energi bebas Gibbs sangat
bergantung pada temperature. Diketahui bahwa :
p
G = G + RT ln
p
Perbandingan tekanan persialdalam logaritma adalah contoh kuosien reasksi QP, sehingga :
G= G + RT lnQ
Pada keadaan setimbang
Jadi, dengan
G = 0 jika Kp = Qp , sehingga :
RT ln K= G
Karena,
ln K=
G
RT
dT
R dT
Turunan ini lengkap karena K dan
Proses lain pembuatan gula yang melibatkan kesetimbangan kimia adalah proses
perubahan fasa. Dimana dalam proses destilasi senyawa yang paling volatile akan menguap
dam akan masuk kedalam kolom fraksional, setelah itu uap terbentuk akan dikondensasi
sehingga terbentuk cairan kembali dalam hal ini terjadi kesetimbangan uap cair. Dalam
laporan ini focus pembahasan lebih kepada proses rekristalisasi gula karena menurut saya
lebih banyak menggunakan teori kesetimbangan. Sedangkan untuk destilasi sendiri dalam
pembuatan gula di perusahan terkait adalah untuk memurnikan gula yang di dapat. Dalam
destilasi cairan campur sebagian beberapa sistem mempunyai temperature kritis temperature
kritis bawah. Sebabnya kompleks yang lemah terurai, sehingga kedua komponen dapat
bercampur sebagian, dan diatas temperature keduanya terbentuklah dua fasa.
Berdasarkan
campuran
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
PT.
Madukismo
menggunakan teori kesetimbangan kimia dalam memproduksi gula pasir yang dilakukan.
Pertama yaitu proses rekristalisasi dengan menggunakan Asas Le Chatelier yang bergantung
pada temperature dengan hubungan terhadap Energi Gibbs. Kemuadian pada proses
pemurnian dengan menggunakan destilasi juga menggunakan prisnsip kesetimbangan uap
cair untuk memperolah guala yang lebih murni.
Kotoran Bebek
Tinja Manusia
Kotoran Ayam
Kotoran Kambing
Kotoran Babi
Kotoran Domba
Kotoran Sapi/Kerbau
Enceng Gondok
Kotoran Gajah
Jerami (Jagung)
Jerami (beras)
Jerami (Gandum)
Serbuk sisa gergaji kayu
Biogas adalah salah satu energi alternatif yang baru dan terbarukan
Apinya dapat diperoleh secara gratis tanpa harus repot membeli gas elpiji,
Dalam laporan ini, proses pembuatan biogas yang dilakukan adalah pembuatan biogas
dengan bahan baku kotoran sapi. Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai
berikut :
sampai penuh.
Dilakukan penambahan starter sebanyak 1 liter dan diisi rumen
segar yang berasal dari rumah potong hewan sebanyak 5 karung
untuk kapasitas digester 3,5-5,0 m2. Setelah digester penuh, kran
gas ditutup agar terjadi proses fermentasi.
akan menyala.
Sedangkan pada hari ke-14 gas metan yang dihasilkan dapat
digunakan
untuk
digunakan
untuk
menyalakan api
kebutuhan
yang
pada
kompor
lainnya
gas
seperti
atau
untuk