Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TERSTRUKTUR

Management Kesuburan Tanah

Oleh:
Nama : Krisna Admin Nababan
Nim: 135040201111318
Kelas:W

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Mengapa Kekurangan unsur hara ?


1.Berapa jumlah unsur hara dalam tanah ?
JAWAB :
Berdasarkan jumlah yang diperlukan tanaman, Unsur hara dibagi menjadi dua golongan,
yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang
diperlukan dalam jumlah banyak (konsentrasi 1000 mg/kg bahan kering). Unsur hara mikro
adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit (konsentrasi kurang dari atau sama
dengan 100 mg/kg bahan kering).
Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dan terdapat dalam jumlah yang lebih besar,
dibandingkan dengan unsur hara mikro. Davidescu (1988) mengusulkan bahwa batas perbedaan
unsur hara makro dan mikro adalah 0,02 % dan bila kurang disebut unsur hara mikro. Ada juga
unsur hara yang tidak mempunyai fungsi pada tanaman, tetapi kadarnya cukup tinggi dalam
tanaman dan tanaman yang hidup pada suatu tanah tertentu selalu mengandung unsur hara
tersebut misalnya unsur hara Al (Almunium), Ni (Nikel) dan Fe (Besi). Unsur hara C diperlukan
dalam jumlah 43,6%, O sebanyak 44,4% dan H sebanyak 6,2%.
Terdapat 2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Berdasarkan
sejumlah penelitian para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari
total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok tanaman menjadi besar tetapi rentan terhadap
serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan
karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan
sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga.
Seandainya yang dominan adalah Nitrogen bentuk Nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak
dan kuat sehingga lebih tahan penyakit.
Kekurangan Nitrogen
Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun pada
bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun akan
mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda akan tampak pucat.
Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Akibatnya produksi bunga dan biji pun akan
rendah.
Kelebihan Nitrogen
Ciri-ciri tanaman apabila unsur N-nya berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman
rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena
mengandung banyak air. Hal itu menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan jamur dan
penyakit, serta mudah roboh. Produksi bunga pun akan menurun.

Unsur Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan
DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat
genetik dari tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah.
Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap
tanaman terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik.
Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan. Hal itu
wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman akan berbunga.
Kekurangan Phosphor (P)
Ciri-ciri dimulai dari daun tua menjadi keunguan dan cenderung kelabu. Tepi daun menjadi
cokelat, tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus, pertumbuhan daun kecil, kerdil, dan
akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
Kelebihan Phosphor (P)
Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) ,
tembaga (Cu) , dan seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada
tanaman.
Kalium (K)
Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi,
translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air
dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya
gugur.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme antara
kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini
menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak
seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan
magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab ,
sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara
kalium dan kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya mirip
tanaman kekurangan kalsium.
Kekurangan Kalium
Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Kekurangan
unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur. Bunga mudah rontok dan
gugur. Tepi daun hangus, daun menggulung ke bawah, dan rentan terhadap serangan penyakit.
Kelebihan Kalium

Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat.


sehingga tanaman mengalami defisiensi.
Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam
tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan
klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis.
Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses
sintesis protein.
Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang
tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ringan seperti nitrogen. Akibatnya
terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas
panjang. Ciri-ciri ini persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.
Kekurangan Magnesium
Muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke
daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun
tepung (powdery mildew).
Kelebihan Magnesium
Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan , dan
mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh
akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu , dan
berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan
sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.
Kekurangan Kalsium
Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun ,
mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak
kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan
produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.
Kelebihan Kalsium
Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.
Belerang atau Sulfur (S)

Kelebihan Sulfur
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin, sistein dan
metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan
glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang
salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida
antara rantai-rantai peptida. Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme
senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator
enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman
Kekurangan Sulfur
Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P). Kekahatan S
menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis seperti
tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan pertumbuhan tunas dari pada
pertumbuhan akar. Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang
menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan
kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala khas pada tanaman yang
mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi
dengan akumulasi N dan nitrat organik terlarut.

2.Dalam bentuk apa unsur hara diserap tanaman?


JAWAB :
1. Boron (Br)
2. Besi (Fe)
3. Mangan (Mn)
4. Seng ( Zn )
5. Cuprum (Cu)
6. Molibdenum (Mo)
7. Klor ( Cl )
8. Belerang/ Sulfur (S)
9. Kalsium (Ca)
10. Magnesium (Mg.

11. Nitrogen (N)


12. Phospor (P)
13. Kalium (K)

3.Bagaimana mekanisme ketersediannya?


JAWAB :
Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman
Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, tanaman membutuhkan beberapa unsur hara yang
meliputi: Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo,
Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial.
Unsur hara essensial ini berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan
menjadi dua, yaitu: (1) unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar disebut Unsur
Hara Makro, dan (2) unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil disebut Unsur Hara
Mikro. Unsur hara makro meliputi: N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro meliputi: Fe, Mn,
B, Mo, Cu, Zn, dan Cl.
Mekanisme Penyediaan Unsur Hara
Penyediaan unsur hara untuk tanaman terdiri dari tiga kategori, yaitu: (1) tersedia dari udara, (2)
tersedia dari air yang diserap akar tanaman, dan (3) tersedia dari tanah. Beberapa unsur hara
yang tersedia dalam jumlah cukup dari udara adalah: (a) Karbon (C), dan (b) Oksigen (O), yaitu
dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Unsur hara yang tersedia dari air (H2O) yang diserap
adalah: hidrogen (H), karena oksigen dari molekul air mengalami proses oksidasi dan dibebaskan
ke udara oleh tanaman dalam bentuk molekul oksigen (O2). Sedangkan untuk unsur hara
essensial lain yang diperlukan tanaman tersedia dari dalam tanah.
Mekanisme penyediaan unsur hara dalam tanah melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Aliran Massa (Mass Flow)
2. Difusi
3. Intersepsi Akar
Mekanisme Aliran Massa
Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan unsur hara di dalam tanah menuju ke
permukaan akar bersama-sama dengan gerakan massa air. Selama masa hidup tanaman

mengalami peristiwa penguapan air yang dikenal dengan peristiwa transpirasi. Selama proses
transpirasi tanaman berlangsung, terjadi juga proses penyerapan air oleh akar tanaman.
Pergerakan massa air ke akar tanaman akibat langsung dari serapan massa air oleh akar tanaman
terikut juga terbawa unsur hara yang terkandung dalam air tersebut. Peristiwa tersedianya unsur
hara yang terkandung dalam air ikut bersama gerakan massa air ke permukaan akar tanaman
dikenal dengan Mekanisme Aliran Massa. Unsur hara yang ketersediaannya bagi tanaman
melalui mekanisme ini meliputi: nitrogen (98,8%), kalsium (71,4%), belerang (95,0%), dan Mo
(95,2%).

Mekanisme Difusi
Ketersediaan unsur hara ke permukaan akar tanaman, dapat juga terjadi karena melalui
mekanisme perbedaan konsentrasi. Konsentrasi unsur hara pada permukaan akar tanaman lebih
rendah dibandingkan dengan konsentrasi hara dalam larutan tanah dan konsentrasi unsur hara
pada permukaan koloid liat serta pada permukaan koloid organik. Kondisi ini terjadi karena
sebagian besar unsur hara tersebut telah diserap oleh akar tanaman. Tingginya konsentrasi unsur
hara pada ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur hara
berkonsentrasi tinggi ke posisi permukaan akar tanaman. Peristiwa pergerakan unsur hara yang
terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi unsur hara tersebut dikenal dengan mekanisme
penyediaan hara secara difusi. Beberapa unsur hara yang tersedia melalui mekanisme difusi ini,
adalah: fosfor (90,9%) dan kalium (77,7%).
Mekanisme Intersepsi Akar
Mekanisme intersepsi akar sangat berbeda dengan kedua mekanisme sebelumnya. Kedua
mekanisme sebelumnya menjelaskan pergerakan unsur hara menuju ke akar tanaman, sedangkan
mekanisme ketiga ini menjelaskan gerakan akar tanaman yang memperpendek jarak dengan
keberadaan unsur hara. Peristiwa ini terjadi karena akar tanaman tumbuh dan memanjang,
sehingga memperluas jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar tersebut menjadikan
permukaan akar lebih mendekati posisi dimana unsur hara berada, baik unsur hara yang berada
dalam larutan tanah, permukaan koloid liat dan permukaan koloid organik. Mekanisme
ketersediaan unsur hara tersebut dikenal sebagai mekanisme intersepsi akar. Unsur hara yang
ketersediaannya sebagian besar melalui mekanisme ini adalah: kalsium (28,6%).

4.Bagaimana kaitan larutan tanah dan pH dengan unsur hara?


JAWAB :

Hubungan unsur hara terhadap pH


Biasanya air dalam tanah disebut sebagai larutan tanah karena mengandung unsur-unsur hara
terlarut (kation dan anion) dan juga suspensi koloid mineral liat dan bahan organic.Unsur hara
yang terlarut dalam larutan tanah berasal dari berbagai sumber seperti mineral primer, pupuk,
bahan organik, atmosfir dan lain-lain. Unsur hara dalam larutan tanah dikatakan merupakan
bentuk yang tersedia bagi (akar) tanaman. Tanaman cenderung memperoleh unsur hara dari
larutan tanah, namun ketersediaan hara dalam larutan tanah umumnya tidak cukup bagi
kebutuhan tanaman sepanjang hidupnya.Biasanya unsur-unsur hara ini akan digantikan dari
cadangan hara yang dapatdipertukarkan (seperti yang dijerap oleh koloid; lihat bahasan tentang
kapasitastuar kation di bawah). Kenyataannya, lebih banyak hara yang berada dalam bentuk
stabil (terikat kuat dengan berbagi mineral atau bahan organik).
pH tanah menunjukkan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan
OH- dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OHmaka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih banyak dari pada
konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan
dan produksi tanaman makanan ternak, bahkan berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan
ternak. PH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak adalah
antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman
menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen.
Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang
berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga
pertumbuhan tanaman menjadia terhambat.
Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan tanah mensuplai hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanaman
untuk menggunakan unsur hara yang disediakan. Tujuan dari uji-tanah adalah mengukur faktorfaktor ini dan menginterpretasikan hasil-hasilnya dalam konteks perlakuan penyembuhan yang
mungkin diperlukan. Beberapa faktor dapat ditentukan melalui pekerjaan analisis laboratorium.
Sedangkan faktor lainnya seperti kandungan oksigen udara tanah, suhu tanah dan lainnya, harus
ditentukan di lapangan. Dalam menyarankan suatu prosedur untuk mengukur ketersediaan unsur
hara atau menginterpretasikan hasil-hasil pengukurannya, pengetahuan tentang berbagai reaksi
yang berlangsung dan dialami oleh unsur hara dalam tanah sangat penting. Ketersediaan hara
bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah mensuplai
hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanaman untuk menggunakan unsur hara
yang disediakan.

Faktor yang mempengaruhi konsentrasi larutan tanah


Unsur hara yang melarut dalam larutan tanah berasal dari beberapa sumber seperti
pelapukan mineral primer, dekomposisi bahan organik, deposisi dari atmosfer, aplikasi bahan
pupuk, rembesan air tanah dari tempat lain, dan lainnya. Kondisi pH tanah merupakan faktor
penting yang menentukan kelarutan unsur yang cenderung berkesetimbangan dengan fase
padatan . Kelarutan oksida- oksida hidrous dari Fe dan Al secara langsung tergantung pada
konsentrasi hidroksil (OH) dan menurun kalah pH meningkat.
Faktor lain yang sangat penting dalam menentukan konsentrasi hara dalam larutan tanah
adalah potensial redoks. Faktor ini berhubungan dengan keadaan aerasi tanah yang selanjutnya
sangat tergantung pada laju respirasi jasad renik dan laju difusi oksigen. Ia mempengaruhi
kelarutan unsur hara mineral yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi (valensi), seperti
C, H, O, N, S, Fe, Mn, dan Cu. Kandungan air yang mendekati atau melebihi kondisi kejenuhan
merupakan sebab utama dari buruknya aerasi karena kecepatan difusi oksigen melalui pori yang
terisi air jauh lebih lambat daripada pori yang berisi udara.
Kalau tanah yang semula dalam kondisi oksidasi menjadi lebih reduksi maka akan dapat
terjadi reaksi-reaksi:
(a).

denitrifikasi nitrat,

(b).

reduksi MnO2 menjadi Mn++;

(c).

reduksi Cu++ menjadi Cu+ ;

(d).

reduksi oksida hidrous Fe+++ menjadi Fe++,

(e).

reduksi SO4= menjadi H2S,

(f).

produksi CH4,

(g).

produksi H2.

Pengaruh pH terhadap tanah Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang penting
terhadap ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro. Meningkatnya
kelarutan ionion Al, dan Fe dan juga meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat
dipengaruhi oleh keadaan pH tanah pH dan ketersediaan unsur-unsur hara Reaksi tanah
berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah. Pada umumnya unsur hara
makro akan lebih tersedia pada pH agak masam sampai netral, sedangkan unsur hara mikro
kebalikannya yakni lebih tersedia pada pH yang lebih rendah. Tersedianya unsur hara makro,
seperrti nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium pada pH 6.5. Unsur hara fofor pada pH lebih
besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih

kecil dari 5.0, maka fisfat kembali menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat menjadi karena dalam
kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat yang semula
tersedia akan diikat oleh logam-logam tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk
tanaman. Beberapa tanaman tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn.
Untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan kegiatan
biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar 6.0 7.0.
Setiap jenis tanaman berbeda sifat kepekaan dan ketahanannya terhadap reaksi tanah.
Pengaruh pH tanah baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap akar tanaman dan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman telah banyak diteliti.
Buruknya pertumbuhan tanaman pada pH rendah sebabkan oleh :
1. Perusakan langsung oleh H+
2. Terganggunya serapan Ca dan N
3. Meningkatnya kelarutan Al, Fe dan Mn sehingga meracuni tanaman
4. Berkurangnya ketersediaan Mo dan P serta
5. Berkurangnya kandungan basa seperti Ca, Mg dan K.
Demikian pula pH yang terlalu tinggi tidak baik bagi pertumbuhan tanaman, karena unsur
hara mikro (Zn, Cu, B, Fe dan Mn) kurang tersedia bagi tanaman dan P diendapkan oleh Ca.

Anda mungkin juga menyukai