Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTEK KE II

OVERHOUL MESIN DIESEL


A. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum, siswa dapat :
1. Melaksanakan emperat engine sesuai dengan prosedur.
2. Melakukan pemeriksaan, mengidentifikasi gangguan dan menyimpulkan hasil
pengukuran dari keadaan komponen engine.
3. Merakit dan menghidupkan kembali engine sesuai dengan prosedur.
4. Memahami prinsip kerja komponen-komponen engine.
5. Menerapkan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam praktek.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang di gunakan
Alat :
1. Tool Box
-Kunci Pas
-Kunci Ring
-Kunci Shock
-Kunci T
2. Bak Oli
3. Penggaris siku
4. Mistar baja ( 60 cm )
5. Feller
6. Sikat baja
7. Meja Barang
8. Tempat Mur dan Baut
9. Dudukan V ( 2 Buah )
10. Trekker plat press
11. Micrometer
12. Vernier Caliper
13. Cylinder Bore Gauge

Bahan :
1. Engine Diesel
2. Kain lap

C. ALOKASI WAKTU
3 x 8 jam = 3 kali pertemuan dikali 8 jam = 24 jam

D. KESELAMATAN KERJA
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Menggunakan Safety Shoes.


Persiapkan tempat praktek yang bersih.
Persiapkan alat-alat dan bahan praktek.
Pakailah pakaian kerja atau jas lab.
Simpanlah alat-alat di tempat yang terjangkau dan aman.
Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya.
Hubungi instruktur apabila ada masalah.
Hindari kebiasaan bercanda ketika praktek berlangsung.
Hati-hati terhadap minyak pelumas.
1

j. Bersihkan kembali ruangan dan tempat kerja setelah praktek selesai

E. DASAR TEORI
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran
dalam (internal combustion engine) Prinsip kerja motor diesel adalah merubah
emper kimia menjadi

emper mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses

reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam
silinder (ruang bakar). Pembakaran pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan
emperature campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga
mencapai emperature nyala.
Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung
pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak/.
Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak
yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak
dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah
menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft).Dan sebaliknya gerak rotasi
poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan
menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid
injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan
sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin
dianalisa dengan siklus otto). ( wiranto-koichi tsuda , pradnya paramitha 1983 )

F. LANGKAH KERJA
1. Buka mur penutup cylinder head dengan kunci ring 12 atau dengan kunci pas 12.
2. Kemudian lepas pack decklep dari mur tadi.
3. Setelah itu lepas penutup cylinder head tadi dan taruhlah pada meja kerja yang
telah disediakan.
4. Kemudian buka Cylinder Head dengan menggunakan kunci momen yang
menggunakan pasangan kunci shock 17.
5. Lepaskan baut Cylinder Head secara menyilang atau dengan alur melingkar.

6. Lepas mur intake manifold dan exhaust manifold dengan menggunakan kunci T
10
7. Kemudian angkat Cylinder Head dan letakkan pada meja kerja.
8.
1. Dari urutan langkah kerja pembongkaran Cylinder Head di atas tadi
2. Kemudian membongkaran Bak Oli dengan menggunakan kunci T 13.
3. Kemudian beri tanda pada piston arah menghadapnya.
4. Beri tanda juga nomor piston
5. Kemudian lepaskan cap connencting rod dengan menggunakan kunci shock 13
( bila terasa berat gunakan lah dulu kunci momen, kemudian menggunakan kunci
shock ).
6. Setelah semua mur pada connenting rod terlepas selanjutnya membuka baut cap
crankshaft.
7. Lepas baut cap crankshaft dengan menggunakan kunci shock 17
8. Beri tanda nomor letak urutan pada cap connenting rod.
9. Kemudian lepas baut cap connecting rod dan lepas cap connecting rod. Hati hati
dengan bearing yang menempel pada cap connecting rod. Letakkan sesuai urutan.
10. Selanjutnya melepas crankshaft. Hati hati melepas crankshaft karena ada
bearing antara Cylinder block dan Crankshaft.
11. Letakkan Crankshaft pada dudukan V.
12. Kemudian lepaskan Cylinder Piston dari cylinder block.
13. Letakkan secara berurutan.
14. Selanjutnya lepaskan Crankshaft dari Cylinder Block.
Setelah langkah pemeriksaan selesai selanjutnya dilakukan perakitan
1. Langkah pertama memasang Crankshaft pada Cylinder Block.
2. Kemudian pasang cap Crankshaft beserta bearingnya, jangan lupa memberi pelumas
antara bearing dan Crankshaft.
3

3. Putar dengan tangan baut yang mengikat cap Crankshaft. Pasang hingga rapat dengan
tangan.
4. Setelah itu beri pelumas pada Cylinder Block agar nanti piston yang akan di
masukkan ke Cylinder Block akan lebih mudah.
5. Dan pasang juga Piston pada Cylinder Block dengan menggunakan Treker Plat Press.
6. Masukkan torak dengan batangnya pada Cylinder Block tersebut dengan memukul
kepala torak tersebut ke dalam silinder memakian palu karet / batang palu kayu secara
perlahan - lahan.
7. Tanda panah pada kepala torak harus menghadap ke depan dan bagian kaki batang
torak yang lebih panjang menghadap ke pompa penekan bahan bakar
8. Kemudian pasang cap Connecting Rod dan beri pelumas antara bearing Connecting
Rod dan Crankshaft.
9. Kemudian pasang cap Connecting Rod dan pasang bautnya.
10. Setelah itu kencangkan Mur dan Baut yang mengikat cap Connecting Rod dan
Crankshaft. Crankshaft menggunakan kunci shock 17 dan Connecting Rod
menggunakan kunci Shock 13 dan sambungannya.
11. Setelah semua cap Connecting Rod dan Cap Crankshaft sudah terpasang, selanjutnya
mengeraskan dengan kunci momen.
12. Pertama mengencangkan mur cap Crankshaft secara bertahap, dengan menggunakan
kunci momen, ukuran momen

Maks : 9,8

kg.m

:6

kg.m

:3

kg.m

13. Kemudian mengencangkan baut cap Connecting Rod secara bertahap, degan
menggunakan kunci momen, dengan ukuran momen
Kencangkan dengan alur yang melintang.

Maks : 6,5
:4
:3

kg.m
kg.m
kg.m

14. Putar baut pada flywheel dengan menggunakan kunci shock 22 dan sambungannya,
apabila putaran masih terasa berat berarti kurang pelumasan pada Crankshaft,
Cylinder Block, dan Connecting Rod.
15. Setelah itu pasang mur bak oli dengan menggunakan kunci T 13. Kemudian
kencangkan dengan kunci momen dan ukuran pengerasan 6,8 kg.m.
16. Kemudian pasang Cylinder Head dengan memperhatikan arah menghadap Cylinder
Head terhadap Cylinder Block.

17. Selanjutnya memasang mur Cylinder Head dan mengencangkan dengan kunci
momen, dengan momen pengerasan
Keraskan dengan cara melintang

Maks : 9 kg.m
: 8 kg.m
: 6 kg.m

18. Setelah itu memasang penutup Cylinder Head dengan menggunakan kunci T 12 atau
dengan menggunakan kunci ring 12 dan Kunci pas 12.

G. GAMBAR KERJA

H. ANALISIS DATA DAN PEMERIKSAAN


1. Bersihkan kerak-kerak pada Cylinder Head dengan menggunakan sikat baja.
2. Periksa keretakan/keausan pada Cylinder Head.
3. Periksa kelurusan permukaan kepala silinder dengan menggunakan mistar baja
dan feller.

Kebengkokan maksimum :
-Posisi A : maks : 0,2 mm
-Posisi B : maks : 0.05 mm

H.1 LANGKAH PENGUKURAN


H.1.1 Pengukuran journal diameter camshaft
Alat ukur
Standart pengukuran

: Vernier Caliper
:

1. Cam piston 1
-Hasil pengukuran

: Cam exhaust : 40,25 mm


Cam intake : 40 mm
-Kesimpulan : Masih Bagus
2. Cam piston 2
-Hasil pengukuran
: Cam exhaust : 40 mm
Cam intake : 40 mm
-Kesimpulan : Masih Bagus
3. Cam piston 3
-Hasil pengukuran
: Cam exhaust : 40 mm
Cam intake : 40,25 mm
-Kesimpulan : Masih Bagus
4. Cam piston 4
-Hasil pengukuran
: Cam exhaust : 40 mm
Cam intake : 40 mm
-Kesimpulan : Masih Bagus
9

Rata - rata
1 Ukuran
22.Ukuran

52,45 mm
52,44 mm

52,445 mm

Kesimpulan : Masih Bagus

H.1.2 PENGUKURAN JOURNAL CRANK PIN


1. Alat ukur
: Mistar Sorong
-Ukuran standart
:
1. Crank Pin piston 1
2. Crank pin piston 2
Rata - rata
1.Ukuran
2.Ukuran

3.

52,0 mm
52,47 mm

52,235 mm

3.
3.

Kesimpulan : Masih Bagus

3.

Crank pin piston 3


Rata - rata
1.Ukuran

52,42 mm

2.Ukuran

52,45 mm

52,435 mm

Kesimpulan : Masih Bagus


4. Crank pin piston 4
Rata - rata
1.Ukuran

52,42 mm

2.Ukuran

52,44 mm

52,43 mm

Kesimpulan : Masih Bagus

10

H.1.3 PENGUKURAN JOURNAL CRANKSHAFT


-Alat

: Micrometer

-Ukuran Standart :
1. Crankshaft Block 1
Rata - rata
1.Ukuran

59,42 mm

2.Ukuran

59,42 mm

59,42 mm

Kesimpulan : Masih Bagus

2. Crankshaft Block 2
Rata - rata
1.Ukuran

59,45 mm

2.Ukuran

59,6 mm

59,525 mm

Kesimpulan : Masih Bagus


3. Crankshaft Block 3
Rata - rata
1.Ukuran

59,41 mm

2.Ukuran

59,46 mm

59,435 mm

Kesimpulan : Masih Bagus


4. Crankshaft Block 4
Rata - rata
1.Ukuran

59,46 mm

2.Ukuran

59,43 mm

59,445 mm

Kesimpulan : Masih Bagus


5. Crankshaft Block 5
11

Rata - rata
1.Ukuran

59,43 mm

2.Ukuran

59,43 mm

59,43 mm

Kesimpulan : Masih Bagus

H.1.4 PENGUKURAN DIAMETER TABUNG CYILINDER /


SILINDER BLOCK
Menggunakan Cylinder Bore Gauge
Silinder
No

Posisi Pengukuran
X memanjang
Y melintang
Ukuran Cylinder Bore Ukuran Cylinder Bore

Gauge
Diameter asli :
1. 0,84 mm
2. 0,83 mm

Gauge
Diameter asli :
1. 0,86 mm
2. 0,88 mm
3. 0,86 mm
12

3. 0,84 mm

Ukuran Cylinder Bore Ukuran Cylinder Bore

2
3
4

Gauge
Diameter asli :
1. 0,88 mm
2. 0,84 mm
3. 0,86 mm
Ukuran Cylinder Bore

Gauge
Diameter asli :
1. 0,77 mm
2. 0,83 mm
3. 0,85 mm
Ukuran Cylinder Bore

Gauge
Diameter asli :
1. 0,80 mm
2. 0,80 mm
3. 0,84 mm
Ukuran Cylinder Bore

Gauge
Diameter asli :
1. 0,85 mm
2. 0,88 mm
3. 0,83 mm
Ukuran Cylinder Bore

Gauge
Diameter asli :
1. 0,84 mm
2. 0,85 mm
3. 0,83 mm

Gauge
Diameter asli :
1. 0,83 mm
2. 0,82 mm
3. 0,83 mm

H.1.4.1 TABEL PEMERIKSAAN BLOCK SILINDER


No
Yang di ukur/yang di periksa
1.

Hasil

Seharusnya

Berkarat,tidak retak

Tidak retak / tidak

Pemeriksaan secara visual block


silinder

terhadap

keretakan

dan

kebocoran.

bocor
2.

Pemeriksaan secara visual goresan


goresan pada tabung silinder.

3.

Pemeriksaan
block

kerataan

silinder

pada

Ada goresan

Tidak ada goresan

permukaan
bidang

rata

Lihat manual

( Vertikal ).
13

4.

Pemeriksaan
block

kerataan

silinder

pada

permukaan
bidang

( Horizontal ).
5.

Pemeriksaan

kelurusan

rata

Lihat manual

lurus

Maks 0,1 mm

Tidak cacat

Tidak cacat

dasar

bantalan utama block silinder.


6.

Pemeriksaan baut baut ulir secara


visual.

H.1.5 TABEL HASIL PENGUKURAN PISTON


No

Yang di ukur / yang di periksa

1.

Pemeriksaan
permukaan

secara
dan

mata

Hasil

Seharusnya

visual Silinder nomer 2 ada


pena goresan

torak/piston.

dan Tidak ada goresan atau

berwarna
sedangkan
yang

2.

lain

biru, berwarna biru


silinder
hanya

berkerak
Pemeriksaan kelonggaran pena Semua piston masih Dapat
torak terhadap mata pena torak.

bisa

di

di

gerakkan

ferakkan dengan ibu jari

dengan ibu jari.

3.

Diameter torak 1

87,31 mm

Lihat manual

14

4.

Diameter torak 2

87,35 mm

Lihat manual

5.

Diameter torak 3

87,49 mm

Lihat manual

6.

Diameter torak 4

87,42 mm

Lihat manual

7.

Pemeriksaan

keadaan

batang Keadaan connecting Tidak cacat/bengkok

torak secara visual

8.

rod masih bagus

Pemeriksaan ulir baut tutup Ulir masih baik dan Tidak cacat
bantalan torak

tidak ada cacat

H.1.6 PENGUKURAN CELAH RING KOMPRESI


Pengukuran celah piston dan ring piston:
Alat ukur : feeler gauge
Ukuran standar :
1st : 0,09 mm 0,125 mm
2nd : 0,05 mm 0,085 mm
Ring oli : 0,03 mm 0,07 mm
Batas : 1,5 mm
PISTON 1
1st Compression Ring
2nd Compression Ring
Oil Ring

0,15 mm
0,03 mm
0,03 mm
15

PISTON 2
1st Compression Ring
2nd Compression Ring
Oil Ring

- mm
0,10 mm
- mm

PISTON 3
1st Compression Ring
2nd Compression Ring
Oil Ring

0,13 mm
0,10 mm
0,03 mm

PISTON 4
1st Compression Ring
2nd Compression Ring
Oil Ring

0,20 mm
0,10 mm
0,03 mm

I. KESIMPULAN
Pengetahuan lebih lanjut tentang overhaul mesin diesel lebih banyak. Dan dapa
mengetahui prosedur overhaul dan pemeriksaan komponen komponennya. Membongkar
dan merakit mesin diesel sesuai dengan prosedur.setelah dengan berbagai pemeriksaan pada
komponen mesin diesel dapat di simpulkan bahwa banyak komponen yang masih bisa di
gunakan da nada juga sebagian yang perlu di ganti dengan komponen yang baru.

I.1 SARAN
1. Diharapkan peralatan praktik bisa lebih lengkap.
2. Diharapkan peralatan praktik di perbanyak, sehingga tidak meminjam pada kelompok
lain.

16

3. Bahan praktik di harapkan bisa disediakan sebelum praktik, dari pengalaman kami
pada saat mau menghidupkan engine, bahan bakar solar tidak tersedia, sehingga
menunggu lama, dengan demikian waktu terbuang dan tidak efisien.
4. Komponen engine harap di lengkapi sehingga tidak menganggu kelompok lain karena
beberapa komponennya di dipinjam oleh kelompok lain karena terbatasnya komponen
engine.

J.DAFTAR PUSTAKA
http://otostep.blogspot.com/2012/11/cara-memasang-piston.html
http://belajar-otomotif-1.blogspot.com/2013/08/cara-memasang-kelengkapan-piston-di.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100211054808AAv91jQ

17

Anda mungkin juga menyukai