Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman modern ini,hamper semua kalangan sudah memahami
tentang kesehatan ,bahkan dari kota sampai ke desa- desa pun talah dibangun
sarana pelayanan kesehatan.Di Indonesia yang digunakan sebagai indikator
kesehatan ialah angka kematian ibu dan bayi,jadi semakin kecil angka
kematian ibu dan anak maka semakin tinggi pula derajat kesehatannya,dan
begitu juga dengan sebaliknya.
Namun,dari apa yang telah dicanangkan oleh pemerintah dan para tim
medis tidak dapat berjalan sempurna,karna masih sering kita jumpai penyakit
yang menjangkiti ibu dan bayi yang nantinya dapat mempengaruhi derajat
kesehatan. Sering pula kita jumpai perdarahan ante partum yang disebabkan
oleh berbagai faktor,untuk itulah betapa pentingnya kita mempelajari dan
memahaminya dan akan kita bahas pada halaman berikutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan perdarahan ante partum ?
2. Apa saja etiologi dari perdarahan ante partum ?
3. Bagaimana patofisiologinya ?
4. Apa saja manifestasi klinisnya ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjangnya ?
6. Bagaimana pathway dari perdarahan ante partum ?
7.

Bagaimana Askep untuk perdarahan ante partum ?


1

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perdarahan ante partum.
2. Mengetahui etiologi perdarahan ante partum
3. Memahami patofisiologinya.
4. Mengenali manifestasi klinis dari perdarahan ante partum
5. Mengetahui pemeriksaan penunjangnya
6. Memahami pathway dari perdarahan ante partum
7. Mengetahui askep yang akan dilaksanakan pada pasien perdarahan ante
partum.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pendarahan antepartum adalah pendarahan yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu. Pendarahan antepartum merupakan pendarahan dari traktus genitalis
yang terjadi antara kehamilan minggu ke 28 awal partus.
B. Etiologi
Pendarahan antepartum dapat disebabkan oleh :
a.

Bersumber dari kelainan plasenta

1. Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir ( osteum uteri internal ).
Plasenta previa diklasifikasikan menjadi 3 :
a.Plasenta previa totalis : seluruhnya ostium internus ditutupi plasenta.
b.

Plasenta previa lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh


plasenta.

c.Plasenta previa marginalis : hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan


plasenta.
Plasenta previa dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
- Endometrium yang kurang baik
- Chorion leave yang peresisten
- Korpus luteum yang berreaksi lambat
2. Solusi plasenta

Solusi plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya


normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya dihitung
kehamilan 28 minggu.
Solusi plasenta dapat diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan tingkat gejala
klinik antara lain
a. Solusi plasenta ringan
Tanpa rasa sakit
Pendarahan kurang 500cc
Plasenta lepas kurang dari 1/5 bagian
Fibrinogen diatas 250 mg %

a. Solusi plasenta sedang


Bagian janin masih teraba
Perdarahan antara 500 1000 cc
Plasenta lepas kurang dari 1/3 bagian
c. Solusi plasenta berat
Abdomen nyeri-palpasi janin sukar
Janin telah meninggal
Plasenta lepas diatas 2/3 bagian
Terjadi gangguan pembekuan darah
b. Tidak bersumber dari kelainan plasenta, biasanya tidak begtu berbahaya,
misalnya kelainan serviks dan vagina ( erosion, polip, varises yang pecah ).

C. Patofisiologi
1. Plasenta previa

Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadangkadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus,
dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah
agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai
dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding usus sampai
tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
2. Solusi plasenta
Perdarahan dapat terjadi pada pembuluh darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematom pada desisua, sehingga plasenta terdesak akhirnya terlepas.
Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil itu hanya akan mendesak
jaringan plasenta, peredaran darah antara uterus dan plasenta belum terganggu
dan tanda serta gejalanya pun tidak jelas.
Kejadiannya baru diketahui setelah plasenta lahir yang pada pemeriksaan
didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah lama
yang warnanya kehitam-hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus menerus karena otot uterus
yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mempu untuk lebih berkontraksi
menghentikan

pendarahannya.

Akibatnya,

hematom

retroplasenter

akan

bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari
dinding uterus.

D. Tanda dan Gejala


1. Plasenta previa
a ) Perdarahan terjadi tanpa rasa sakit pada trimester III
b ) Sering terjadi pada malam hari saat pembentukan S.B.R
c ) Perdarahan dapat terjadi sedikit atau banyak sehingga menimbulkan gejala
d ) Perdarahan berwarna merah segar
5

e ) Letak janin abnormal

2. Solusi plasenta
a ) Perdarahan disertai rasa sakit
b ) Jalan asfiksia ringan sampai kematian intrauterine
c ) Gejala kardiovaskuler ringan sampai berat
d ) Abdomen menjadi tegang
e ) Perdarahan berwarna kehitaman
f ) Sakit perut terus menerus

E. Penatalaksanaan
1. Plasenta previa
a. Tiap-tiap perdarahan triwulan ketiga yang lebih dari show ( perdarahan inisial
harus dikirim ke rumah sakit tanpa melakukan suatu manipulasi apapun baik
rectal apalagi vaginal)
b. Apabila ada penilaian yang baik, perdarahan sedikt janin masih hidup, belum
inpartus. Kehamilan belum cukup 37 minggu atau berat badan janin di bawah
2500 gr. Kehamilan dapat ditunda dengan istirahat. Berikan obat-obatan
spasmolitika, progestin atau progesterone observasi teliti.
c. Sambil mengawasi periksa golongan darah, dan siapkan donor transfusi darah.
Kehamilan dipertahankan setua mungkin supaya janin terhindar dari premature.
d. Harus diingat bahwa bila dijumpai ibu hamil yang disangka dengan plasenta
previa, kirim segera ke rumah sakit dimana fasilitas operasi dan tranfuse darah
ada.
e. Bila ada anemi berikan tranfuse darah dan obat-obatan.

2. Solusio plasenta
a. Terapi konsrvatif
Prinsip :
Tunggu sampai paerdarahan berhenti dan partus berlangsung spontan.
Perdarahan akan berhenti sendiri jika tekanan intra uterin bertambah lama,
bertambah tinggi sehingga menekan pembuluh darah arteri yang robek.
Sambil menunggu atau mengawasi berikan :
1. Morphin suntikan subkutan
2. Stimulasi dengan kardiotonika seperti coramine, cardizol, dan pentazol.
3. Tranfuse darah.
b. Terapi aktif
Prinsip :
Melakukan tindakan dengan maksud anak segera diahirkan dan
perdarahan segera berhenti.
Urutan-urutan tindakan pada solusio plasenta :
1. Amniotomi ( pemecahan ketuban ) dan pemberian oksitosin dan dan diawasi
serta dipimpin sampai partus spontan.
2. Accouchement force : pelebaran dan peregangan serviks diikuti dengan
pemasangan cunam villet gauss atau versi Braxtonhicks.
3. Bila pembukaan lengkap atau hampir lengkap, kepala sudah turun sampai
hodge III-IV :
a.Janin hidup : lakukan ekstraksi vakum atau forceps.
b.

Janin meninggal : lakukan embriotomi

4. Seksio cesarea biasanya dilakukan pada keadaan :


a. Solusio plasenta dengan anak hidup, pembukaan kecil
7

b. Solusio plasenta dengan toksemia berat, perdarahan agak banyak,


pembukaan masih kecil.
c. Solusio plasenta dengan panggul sempit.
d. Solusio plasenta dengan letak lintang.
5. Histerektomi dapat dikerjakan pada keadaan :
a. Bila terjadi afibrinogenemia atau hipofibrino-genemia kalau persediaan
darah atau fibrinogen tidak ada atau tidak cukup.
b. Couvelair uterus dengan kontraksi uterus yang tidak baik.
6. Ligasi arteri hipogastrika bila perdarahan tidak terkontrol tetapi fungsi
reproduksi ingin dipertahankan.
7. Pada hipofibrinogenemia berikan :
a. Darah segar beberapa botol
b. Plasma darah
c. Fibrinogen

F. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan inspekulo
- Pemeriksaan radio isotopic
- Ultrasonografi
- Pemeriksaan dalam

G.Pathway

Kelainan plasenta

kelainan servik & vagina

Implantasi plasenta abnormal

------------

varises yang pecah

Hematum

Plasenta terdesak

Otot uterus meregang

Kontraksi uterus lemah

Ketidakmampuan menghentikan perdarahan

Hematum retroplasenter

Nyeri

plasenta terlepas dari uterus

------------Perdarahan--------------

Kurang pengetahuan

gangguan perfusi jaringan

Cemas
9


Koping individu inefektif

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data Subjektif
A. Data umum
Biodata, identitas ibu hamil dan suaminya.
B. Keluhan utama
Keluhan pasien saat masuk RS adalah perdarahan pada kehamilan 28
minggu.
C. Riwayat kesehatan yang lalu
D. Riwayat kehamilan
- Haid terakhir
- Keluhan
- Imunisasi
E. Riwayat keluarga
- Riwayat penyakit ringan
- Penyakit berat
F. Keadaan psikososial
- Dukungan keluarga
- Pandangan terhadap kehamilan
G. Riwayat persalinan
H. Riwayat menstruasi
- Haid pertama
- Sirkulasi haid
- Lamanya haid
- Banyaknya darah haid
10

- Nyeri
- Haid terakhir

I. Riwayat perkawinan
-

Status perkawinan

Kawin pertama

Lama kawin

Data Objektif
Pemeriksaan fisik
1.

Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan ibu hamil.
a. Rambut dan kulit
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea
nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
- Laju pertumbuhan rambut berkurang.
b. Wajah
- Mata : pucat, anemis
- Hudung
- Gigi dan mulut
c. Leher
d. Buah dada / payudara
- Peningkatan pigmentasi areola putting susu
- Bertambahnya ukuran dan noduler
e. Jantung dan paru
- Volume darah meningkat
- Peningkatan frekuensi nadi

11

- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah


pulmonal.
- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
- Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
- Diafragma meninggi & pernapasan diafragma jadi pernapasan dada.
f. Abdomen
Palpasi abdomen :
- Menentukan letak janin
- Menentukan tinggi fundus uteri
g. Vagina
- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick )
- Hipertropi epithelium
h. System musculoskeletal
- Persendian tulang pinggul yang mengendur
- Gaya berjalan yang canggung
- Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal
2. Khusus
- Tinggi fundus uteri
- Posisi dan persentasi janin
- Panggul dan janin lahir
- Denyut jantung janin
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perpusi jaringan yang berhubungan dengan kehilangan
darah.
2. Nyeri berhubungan dengan perdarahan pasca pelepasan plasenta
3. Cemas berhubungan dengan keprihatinan ibu tentang kesejahteraan
diri dan bayinya.
12

4. Koping individu inefektif berhubungan dengan stressor akibat


penyakitnya
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang kondisi penyakit serta prognosisnya.
3. Intervensi
Diagnosa 1
Mandiri
Lakukan pemantauan keadaan ibu dan janin secara terus menerus,
mencakup tanda-tanda vital,tanda persalinan, tanda perdarahan,kaji
pengisian kapiler,warna kulit/ membrane mukosa,dan kapilerefil pada
kuku.

Kolaborasi
Awasi pemeriksaan lab seperti Hb,berikan tranfusi darah sesuai
indikasi,berikan oksigen tambahan sesuai indikasi,serta obat sesuai
indikasi dan juga pemberian cairan IV sesuai indikasi.
Diagnosa 2
Mandiri
Dorong

pasien

melaporkan

nyeri,kaji

nyeri

pasien

dengan

PQRST,ajarkan nafas dalam,berikan pasien posisi nyaman,lakukan


teknik imaginary,dan kaji factor penyebab nyeri.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi seperti analgesik
Tinjau kembali aspek penting dari perawatan kritis yang telah
diberikan ini :
13

- Sudahkah saya menanyakan kepada ibu tentang perdarahan ?


- Jika perdarahan ada sudahkan saya mengkaji kuantitasnya dengan teliti ?
- Sudahkan saya memantau keadaan janin dengan teliti ?
- Apakah ada tanda-tanda takikardi / deserasi ?
- Sudahkah saya waspada terhadap perubahan keadaan ibu ?
- Adakah tanda persalinan ? adakah perubahan yang dilaporkan ibu ?
- Sudahkah saya melakukan langkah untuk menolog ibu menjadi nyaman
saat tirah baring dengan cara menggosok punggung, memposisikan
dengan bantal, & pengalihan aktivitas ?

14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari apa yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pendarahan antepartum adalah pendarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Pendarahan antepartum merupakan pendarahan dari traktus genitalis
yang terjadi antara kehamilan minggu ke 28 awal partus. Yang disebabkan
oleh kelainan plasenta dan kelainan servik/vagina. Tanda dan gejalanya yaitu
perdarahan dengan dan tanpa nyeri,abdomen tegang,posisi janin abnormal,dan
perdarahan dapat berupa darah segar dan darah kehitaman. Pemeriksaannya
dapat berupa USG,pemeriksaaninspekulo dan pemeriksaan lainnya.

B. Saran
Saran dari penulis pada calon ibu dan paraibu untuk selalu memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dengan memeriksakan pada bidan
ataupun tenaga medis yang berkaitan serta mengurangi faktor resiko penyebab
perdarahan ante partum.

15

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes,Marilyn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

16

Anda mungkin juga menyukai