Anda di halaman 1dari 31

Assalamualaikum.wr.

wb
Apendisitis
Kelompok 2:
Arga Indera W.
Azizatu Zahroh
Dedeh Suhaidah
Marina Ulfa

Pendahuluan
Apendiks disebut juga umbai cacing, istilah

usus buntu yang dikenal di masyarakat awam


adalah kurang tepat karena usus buntu
sebenarnya adalah sekum. Organ yang tidak
diketahui fungsinya ini sering menimbulkan
masalah kesehatan. Peradangan akut
apendiks memerlukan tindakan bedah segera
untuk mencegah komplikasi yang umumnya
berbahaya (De Jong, 2004)

Cont.
Apendik adalah suatu struktur kecil,

berbentuk seperti tabung yang berkait


menempel pada bagian awal dari sekum.
Lumennya sempit di bagian proksimal dan
melebar di bagian distal. Apendik terletak di
kuadran kanan bawah abdomen. Apendik
tidak diketahui fungsinya, sehingga operasi
pengangkatan apendik tidak menyebabkan
gangguan fungsi pencernaan.

Etiologi
Etiologi Apendisitis
Apendisitis merupakan infeksi
bakteri yang disebabkan oleh
obstruksi atau penyumbatan akibat :
1. Hiperplasia dari folikel limfoid
2. Adanya fekalit dalam lumen
appendiks
3.Tumor appendiks
4. Adanya benda asing seperti
cacing askariasis
5. Erosi mukosa appendiks karena
parasit seperti Entamoeba Histolitica

Apendisitis
Gejala awal yang khas, yang merupakan

gejala klasik apendisitis adalah nyeri samar


(nyeri tumpul) di daerah epigastrium di
sekitar umbilikus atau periumbilikus. Keluhan
ini biasanya disertai dengan rasa mual
muntah, dan pada umumnya nafsu makan
menurun. Kemudian dalam beberapa jam,
nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah,
ke titik Mc Burney.

Cont .
Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal,

yaitu di belakang sekum.


Gejala apendisitis terkadang tidak jelas dan
tidak khas, sehingga sulit dilakukan diagnosis,
dan akibatnya apendisitis tidak ditangani
tepat pada waktunya, sehingga biasanya baru
diketahui setelah terjadi perforasi. Berikut
beberapa keadaan dimana gejala apendisitis
tidak jelas dan tidak khas.

Cont.
Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada rektum,

akan timbul gejala dan rangsangan sigmoid atau rektum,


sehingga peristalsis meningkat, pengosongan rektum akan
menjadi lebih cepat dan berulang-ulang (diare).
Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada
kandung kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi kemih,
karena rangsangannya dindingnya.
oleh sekum), tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu
jelas dan tidak ada tanda rangsangan peritoneal. Rasa nyeri
lebih kearah perut kanan atau nyeri timbul pada saat
melakukan gerakan seperti berjalan, bernapas dalam, batuk,
dan mengedan. Nyeri ini timbul karena adanya kontraksi
m.psoas mayor yang menegang dari dorsal.

Apendisitis pada anakanak


Gejala awalnya sering hanya menangis dan

tidak mau makan. Seringkali anak tidak bisa


menjelaskan rasa nyerinya. Dan beberapa jam
kemudian akan terjadi muntah- muntah dan
anak menjadi lemah dan letargik. Karena
ketidakjelasan gejala ini, sering apendisitis
diketahui setelah perforasi. Begitupun pada
bayi, 80-90 % apendisitis baru diketahui
setelah terjadi perforasi.

Pada lansia
Gejala sering samar-samar saja dan tidak

khas, sehingga lebih dari separuh penderita


baru dapat didiagnosis setelah terjadi
perforasi

Pada wanita
Gejala apendisitis sering dikacaukan dengan adanya

gangguan yang gejalanya serupa dengan


apendisitis, yaitu mulai dari alat genital (proses
ovulasi, menstruasi), radang panggul, atau penyakit
kandungan lainnya. Pada wanita hamils dengan usia
kehamilan trimester, gejala apendisitis berupa nyeri
perut, mual, dan muntah, dikacaukan dengan gejala
serupa yang biasa timbul pada kehamilan usia ini.
Sedangkan pada kehamilan lanjut, sekum dan
apendiks terdorong ke kraniolateral, sehingga
keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi
lebih ke regio lumbal kanan.

Rumusan masalah
Ny. K 23 th datang ke RS Syifa dengan

keluhan nyeri perut kanan bawah, mual dan


demam. Riwayat beberapa minggu terakhir
sering konstipasi. Suhu 39 C, tekanan darah
100/70 mmhg, FN 125x/m, FP 25 x/m, saat
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
abdomen kuadran bawah kanan

Lingkup diskusi
Kemungkinan diagnose diatas adalah
Bagaimana patofisiologi kasus diatas sampai

munculnya gejala-gejala tersebut..


Pemeriksaan penunjang apa saja yang sebaiknya
dilakukan untuk mengevaluasi pasien tersebut..
Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada kasus
diatas..
Sebutkan jenis obat-obatan yang digunakan untuk
mengatasi masalah utama dan manfaatnya pada
kasus diatas
Jelaskan tindakan medis yang sering dilakukan pada
pasien denga kasus diatas dan jelaskan peran
perawat dalam tindakan tersebut
Tuliskan diagnose keperawatan yang sering muncul
pada kasus diatas dan tulislah satu rencana perawat

Pembahasan
Diagnosa medis adalah Apendisitis

Patofisiologi

Tanda dan gejala


Nyeri terasa pada abdomen kuadran bawah
Mual dan muntah
Demam ringan
konstipasi

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : terdiri dari pemeriksaan darah lengkap

dan test protein reaktif (CRP). Pada pemeriksaan darah


lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.00020.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%,
sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang
meningkat.1,6
Radiologi : terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan
CT-scan. Pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan
bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi
pada apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan
ditemukan bagian yang menyilang dengan apendikalit
serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi
serta adanya pelebaran sekum

Komplikasi
Perforasi

Keterlambatan penanganan merupakan alasan


penting terjadinya perforasi. Perforasi
appendix akan mengakibatkan peritonitis
purulenta yang ditandai dengan demam tinggi,
nyeri makin hebat meliputi seluruh perut dan
perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri
tekan dan defans muskuler di seluruh perut,
peristaltik usus menurun sampai menghilang
karena ileus paralitik (Syamsuhidajat, 1997).

Cont.
Peritonitis

Peradangan peritoneum merupakan penyulit berbahaya


yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis.
Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi
dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar
luas pada permukaan peritoneum menyebabkan
timbulnya peritonitis generalisata. Dengan begitu,
aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus
paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang.
Cairan dan elektrolit hilang ke dalam lumen usus
menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria,
dan mungkin syok. Gejala : demam, lekositosis, nyeri
abdomen, muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan,
dan bunyi usus menghilang (Price dan Wilson, 2006).

Pengobatan apendisitis
Antibiotika
Analgetika
Terapi Cairan
Antiulser
Antiemetika

Penatalaksanaan
Medis: operasi apendiktomi
Keperawatan:

a. Tindakan pre operatif, meliputi penderita di rawat,


diberikan antibiotik dan kompres untuk menurunkan
suhu penderita, pasien diminta untuk tirah baring dan
dipuasakan
b. Tindakan operatif ; appendiktomi
c. Tindakan post operatif, satu hari pasca bedah klien
dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama
2 x 30 menit, hari berikutnya makanan lunak dan
berdiri tegak di luar kamar, hari ketujuh luka jahitan
diangkat, klien pulang

Asuhan keperawatan
Pengkajian

a. Identitas klien
b. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat kesehatan saat ini ; keluhan nyeri pada luka post
operasi apendektomi, mual muntah, peningkatan suhu
tubuh, peningkatan leukosit.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
3. Pemeriksaan fisik
a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda
vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema,
dan kelainan bunyi jantung.
b. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya
infeksi dan pendarahan, mimisan splenomegali.

Cont.
c. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan
kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
d. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui
ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan,
sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur
atau tidak.
e. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui
ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening.

Diagnosa keperawatan
a. Pre operasi
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan

berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan muntah pre operasi.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
distensi jaringan intestinal, ditandai dengan:
Pernapasan tachipnea. Sirkulasi tachicardia. Sakit di
daerah epigastrum menjalar ke daerah Mc. Burney
Gelisah. Klien mengeluh rasa sakit pada perut bagian
kanan bawah..
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.

Diagnosa keperawatan
b. Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan

dengan adanya luka post operasi apendektomi.


2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berkurang berhubungan dengan
anorexia,mual.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
insisi bedah. Kurang pengetahuan tentang
perawatan dan penyakit berhubungan dengan
kurang informasi.

Rencana keperawatan
Pre operasi

Dx1:Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan


dengan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
muntah pre operasi.
Tujuan : asupan cairan tubuh dalam keadaan normal
1. Monitor tanda-tanda vital.
Rasional : Merupakan indicator secara dini tentang
hypovolemia.
2. Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine.
Rasional : Menurunnya out put dan konsentrasi urine akan
meningkatkan kepekaan/endapan sebagai salah satu kesan
adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan cairan.
3. Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering.
Rasional : Untuk meminimalkan hilangnya cairan.

DxII:Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan


distensi jaringan intestinal, ditandai dengan :
Pernapasan tachipnea. Sirkulasi tachicardia. Sakit di
daerah epigastrum menjalar ke daerah Mc. Burney
Gelisah. Klien mengeluh rasa sakit pada perut bagian
kanan bawah.

Tujuan : Rasa nyeri akan teratasi dengan

kriteria : Pernapasan normal. Sirkulasi normal.


Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik
nyeri.
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana
tingkat nyeri dan merupakan indiaktor secara
dini untuk dapat memberikan tindakan
selanjutnya.
Anjurkan pernapasan dalam.
Rasional : Pernapasan yang dalam dapat
menghirup O2 secara adekuat sehingga otot-

Cont.
Lakukan gate control.
Rasional : Dengan gate control saraf yang

berdiameter besar merangsang saraf yang


berdiameter kecil sehingga rangsangan nyeri
tidak diteruskan ke hypothalamus.
Beri analgetik.
Rasional : Sebagai profilaksis untuk dapat
menghilangkan rasa nyeri (apabila sudah
mengetahui gejala pasti).

Post operasi
DxI:Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

adanya luka post operasi apendektomi.


Tujuan : nyeri berkurang
kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (skala 010)
Rasional : berguna dalam pengawasan keefektifan
obat, kemajuan penyembuhan. Perubahan pada
karakterisitk nyeri menunjukkan terjadinya
abses/peritonitis, memerlukan upaya evaluasi medic
dan intervensi
Pertahankan istirahat dengan posisi semi-fowler
Rasional : gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi
dalam abdomen bawah dan pelvis, menghilangkan
tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi
telentang

Cont.
Dorong ambulasi dini
Rasional : meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh merangsang

peristaltic dan kelancaran flatus, menurunkan ketidaknyamanan abdomen


Berikan aktivitas hibuaran
Rasional: focus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi, dan dapat
meningkatkan kemampuan koping.
Pertahankan puasa
Rasional : menurunkan ketidaknyamanan pada peristaltic usus dini dan
iritasi gaster/muntah
Berikan analgesic sesuai indikasi
Rasional : menghilangkan nyeri mempermudah kerja sama dengan
intervensi terapi lain, contoh ambulasi dan batuk
Berikan kantong es pada abdomen
Rasional : menghilangkan dan mengurangi nyeri melalui penghilangan
rasa ujung saraf. Catatan : jangan lakukan kompres panas karena dapat
menyebabkan kongesti jaringan

Wassalamualaikum.wr.wb

Anda mungkin juga menyukai