Anda di halaman 1dari 22

1

BAB 1
PENDAHULUAN
Ileus Obstruksi adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana
merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau mengganggu jalannya isi
usus11 .
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus.
Dia Amerika diperkirakan sekitar 300.000 - 400.000 menderita ileus setiap
tahunnya. Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif
tanpa hernia yang dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004
menurut Bank data Departemen Kesehatan Indonesia11.
Adhesi (perlekatan usus halus) merupakan penyebab tersering ileus
obstruktif, sekitar 50-70% dari semua kasus. Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat
operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Hernia
inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau parastomal)
merupakan yang terbanyak kedua sebagai penyebab ileus obstruktif, dan
merupakan penyebab tersering pada pasien yang tidak mempunyai riwayat operasi
abdomen11.
Terapi ileus obstruksi biasanya melibatkan intervensi bedah. Penentuan
waktu kritis tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi
dilakukan secepatnya dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien11.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ileus Obstruksi
2.1.1. Definisi
Ileus Obstruksi adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana
merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau mengganggu jalannya isi
usus11.
2.1.2. Etiologi
Ileus obstruktif dapat disebabkan oleh (Doherty et al, 2002)11 :

1. Adhesi (perlekatan usus halus) merupakan penyebab tersering ileus


obstruktif, sekitar 50-70% dari semua kasus. Adhesi bisa disebabkan oleh
riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi
intraabdominal.
2. Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau
parastomal) merupakan yang terbanyak kedua sebagai penyebab ileus
obstruktif, dan merupakan penyebab tersering pada pasien yang tidak
mempunyai riwayat operasi abdomen.
3. Neoplasma. Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi
intralumen, sedangkan tumor metastase atau tumor intraabdominal dapat
menyebabkan obstruksi melalui kompresi eksternal.
4. Intususepsi usus halus menimbulkan obstruksi dan iskhemia terhadap
bagian usus yang mengalami intususepsi. Tumor, polip, atau pembesaran
limphanodus

mesentericus

dapat

sebagai

petunjuk

awal

adanya

intususepsi.
5. Penyakit Crohn dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi
akut selama masa infeksi atau karena striktur yang kronik.
6. Volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital, seperti
malrotasi usus. Volvulus lebih sering sebagai penyebab obstruksi usus
besar.

7. Batu empedu yang masuk ke ileus. Batu empedu yang besar dapat terjepit
di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocaecal
yang menyebabkan obstruksi.
8. Penekanan eksternal oleh tumor, abses, hematoma, intususepsi, atau
penumpukan cairan.
9. Benda asing, seperti bezoar.
10. Divertikulum Meckel yang bisa menyebabkan volvulus, intususepsi, atau
hernia Littre.
11. Fibrosis kistik dapat menyebabkan obstruksi parsial kronik pada ileum
distalis dan kolon kanan sebagai akibat adanya benda seperti mekonium.

Penyebab Ileus Obstruksi (Ansari, 2007)11 :


Lokasi
Kolon

Penyebab
Tumor (umumnya di kolon kiri), diverticulitis ( kolon
sigmoid), volvulus di sigmoid atau sekum, fekalit,
penyakit hirschprung

Duedenum
Dewasa
Neonatus
Jejenum dan Ileum
Dewasa

Kanker di duodenum atau di kanker kepala pancreas,


ulkus
Atresia, volvulus, adhesi
Hernia, adhesi (paling sering), tumor, benda asing
divertikulum

Neonatus

Meckel,

penyakit

Crohn

(jarang),

ascariasis, volvulus, intususepsi karena tumor (jarang).


Ileus mekonium, volvulus, atresia, intususepsi

Hernia

Oklusi Mesenterial

Volvulus

Adhesi

Tumor

Invaginasi

2.1.3. Epidemiologi

60% kasus ileus obstruksi yang ditemukan di AS, adhesi pada operasi
genikologik, appendektomi dan reseksi kolorektal adalah penyebab terbanyak dari
ileus obstruksi. Berdasrkan salah satu rumah sakit umum di Australia pada tahun
2001-2002 , sekitar 6,5 orang per 10.000 populasi di Australia di opname akibat
ileus obstruksi dan ileus paralitik12.
2.1.4. Klasifikasi
Berdasarkan etiologi ileus obstruksi dibedakan menjadi 3 kelompok
(Bailey, 2002)11 :
1. Lesi-lesi Intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar, batu empedu.
2. Lesi-lesi Intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.
3. Lesi-lesi Ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.

Ileus obstruksi dibagi lagi menjadi 3 jenis dasar (Sjamsuhidajat & Jong,
2005; Sabiston,1995)11 :
1. Ileus obstruksi sederhana, dimana obtruksi tidak disertai dengan terjepitnya
pembuluh darah.
2. Ileus obstuksi strangulasi, dimana obstruksi yang disertai adanya penjepitan
pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis
atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh
toksin dari jaringan gangren.
3. Ileus obstruksi jenis gulung tertutup close up, dimana terjadi bila jalan
masuk dan keluar suatu gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat
dua tempat obstruksi.
Untuk keperluan klinis ileus obstruksi dibagi (Stone, 2004)11:
1. Ileus obstruksi usus halus, termasuk duodenum
2. Ileus obstrusi usus besar
2.1.5. Patofisiologi
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan
gas (70% dari gas yang di telan) akibat peningkatan intralumen, yang
menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena 8 L
cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absopsi
dapat meningkatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan
penyedotan usus setalah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan

cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan
ekstrasel yang mengakibatkan syok

hipotensi, pengurangan curah jangtung,

penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus
menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan absopsi cairan dan
peningkatan sekresi cairan kedalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah
iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai
absopsi toksin-toksin bakteri kedalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik
untuk menyebabkan bakteriemia11.

2.1.6. Manifestasi Klinis


Terdapat 4 tanda kardinal ileus obstruksi (Winslet, 2002; Sabiston, 1995)11:
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Konstipasi
Gejala ileus obstruksi tersebut bervariasi tergantung kepada (Winslet,
2002; Sabiston, 1995)11 :
1. Lokasi obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
4. Ada atau tidaknya iskemia usus
Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi, oligouria, syok
hipovolemik, pireksia, septicemia, penurunan respirasi dan peritonitis. Terhadap
setiap penyakit yang dicurigai ileus obstruksi semua kemungkinan hernia harus
diperiksa11.
Perbedaan Ileus Obstruksi Simple dan Strangulata.

Nyeri Abdomen
Muntah
Distensi Abdomen
Obstipasi
Peristaltik
Leukosit
KU memburuk

Simple
Kolik
+
+
+
+/ meningkat
N/ naik
Lambat

Strangulata
Menetap
+
+
+
+/ menurun
Naik
Cepat

Perbedaan Ileus Obstruksi usus halus dan usus besar.

Nyeri Abdomen
Muntah

Usus Halus
+++
+++

Usus Besar
+
+

Muntah Feculen
Distensi Abdomen
Dehidrasi

+
Cepat

++
+++
Lambat

2.1.7. Diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis ileus obstruksi usus halus biasanya sering dapat ditemukan
penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi
sebelumnya atau terdapat hernia. Pada ileus obstruksi usus halus kolik
dirasakan di sekitar umbilicus, sedangkan pada ileus obstruksi usus besar
kolik dirasakan di sekitar suprapubik. Muntah pada ileus obstruksi usus
halus berwarna kehijauan dan pada ileus obstruksi usus besar onset muntah
lama11.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Dapat titemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup
kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen
harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa
abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltic usus yang bisa
berkorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan
muntah. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan
kolik11.
b. Palpasi
Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum
apaupun atau nyeri tekan yang mencakup defance musculair
involunter atau rebound dan pembengkakan atau

massa yang

abnormal11.
c. Auskultasi
Pada ileus obstruksi pada auskultasi terdengar kehadiran episodic
gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa
tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus
dia tas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising
usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa
juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus strangulate11.

10

Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan


rectum dan pelvis. Ia bisa membangkitkan penemuan massa atau tumor
serta tidak adanya feses di dalam kubah rectum menggambarkan ileus
obstruksi usus halus. Jka darah makroskopik atau feses positif banyak
ditemukan di dalam rectum, makan sangat mungkin bahwa ileus
obsturksi didasarkan atas lesi intrinsic di dalam usus. Apabila isi rectum
menyemprot penyakit hirdchprung11.
3. Radiologi
Pemeriksaan Radiologi Penunjang Saluran Cerna
a. Film Polos
Film polos dapat bermanfaat dalam mendeteksi obstruksi usus, gas
bebas dalam ekstralumen, dan kalsifikasi abdomen.
b. Barium follow through
Perjalanan barium diobservasi melalui usus halus setelah pasien minum
kurang lebih 200-300 ml barium. Film abdomen dengan kepanjangan
penuh diambil setiap setengah jam sampai barium mencapai ileus
terminal dan usus besar.
c. Enema usus halus
Ini merupakan pemeriksaan khusus untuk usus halus, dengan visualisasi
pada bagian superior dari pemeriksaan follow through. Tuba yang telah
dirancang khusus dimasukkan melalui hidung dan dimanuver ke dalam
fleksura duodenojejunal dibawah panduan fluroskopi. Selanjutnya,
sekitar 1 liter barium yang telah dilarutkan dimasukkan ke dalam ileum
terminal. Teknik ini lebih cepat dan tepat dalam mendeteksi kelainan
usus halus dibandingkan pemeriksaan barium follow through, walaupun
akan terasa kurang menyenangkan bagi pasien.
d. Barium enema
Indikasi utama untuk pemeriksaan ini adalah adanya perubahan
kebiasaan buang air besar, perdarahan, sebagai pemeriksaan penunjang
pada masa abdomen, atau mencari lokasi obstruksi usus besar.
e. Computed Tomography (CT)
Digunakan pada saluran cerna untuk menilai kelayakkan pembedahan
dengan membuat staging berbagai tumor saluran cerna, melokalisasi

11

abses dan komplikasi pascaoperasi, dan membantu prosedur biopsi dan


drainase.
4. Laboratorium
Leukositosis, dengan pergeseran ke kiri, biasanya terjadi bila terdapat
strangulasi, tetapi hitung leukosit yang normal tidak menyampingkan
strangulasi. Peningkatan amylase serum kadang-kadang ditemukan pada
semua bentuk ileus obstruksi, khususnya jenis strangulasi11.

2.1.8. Radioimaging Ileus Obstruksi

Gambaran Kasus A: Obstruksi usus halus pada foto polos abdomen supine.

12

Interpretasi kasus :
Distribusi gas: ada gambaran udara tersebar pada beberapa daerah di
abdomen.Dijumpai udara di dalam usus halus dengan tampilan herring bone.
Dilatasi usus berlebihan.
Kesan: Obstruksi usus halus.

Gambaran kasus A : foto polos abdomen erect.


Interpretasi:
Kesan: arrangement of loop tampilan stepladder.

13

Gambaran Kasus B: Jejunoileal atresia.


Interpretasi :
Distribusi gas: udara berlebihan dengan tampilan triple bubble appearance
Kesan: Dilatasi usus akibat obstruksi jejunoileal.

14

Gambaran kasus B: Microcolon pada film kontras.

15

Gambaran kasus C: Ileal atresia.


Interpretasi:
Distribusi gas: dilatasi usus dengan tampilan double bubble appearance.
Kesan: Obstruksi Ileal.

16

Gambaran kasus D: Midgut Volvulus.


Interpretasi: tampilan corkscrew sign pada film kontras menunjukkan adanya
sumbatan akibat volvulus usus.

17

Whirlpool sign pada CT-scan menunjukkan adanya sumbatan akibat volvulus.

Tampilan CT-scan pada Closed loop obstruction di usus halus umumnya berupa
lingkaran usus berbentuk U atau C. Lokasi sumbatan terlihat berupa tampilan
seperti paruh (Beak-like appearance).

18

Small Bowel Feses Sign (SBFS) adalah penanda yang baik dari lokasi obstruksi
yang terlihat sebagai material atau gas pada usus yang terdilatasi akibat obstruksi.
SBFS terlihat pada 55,9% kasus sumbatan usus halus.

19

Karsinoma Kolon :tampilan apple core pada film kontras enema.

Sigmoid volvulus (75% dari kasus volvulus kolon)

20

Film kontras pada pasien dengan caecal volvulus. Tampilan birds beak pada
lokasi volvulus.

21

2.1.9. Tatalaksana
Terapi ileus obstruksi biasanya melibatkan intervensi bedah. Tujuan utama
penatalaksaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk
mencegah

perforasi.

Tindakan

operasi

biasanya

selalu

diperlukan.

Menghilangkan penyebab ileus obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang


suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika
disebabkan oleh perlengketan11.
2.1.10. Komplikasi
Strangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan kasus kematian akibat
ileus obstruksi. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan,
hasil-hasil produksi bakteri, jaringn nekrotik dan darah. Usus yang mengalami
perforasi akan mengeluarkan materi tersebut ke dalam rongga peritoneum yang
menyebabkan peritonitis. Tetapi meskipun usus tidak mengalami perforasi bakteri
dapat melintasi usus yang permiabel tersebut dan masuk ke dalam sirkulasi tubuh
melalui cairan getah bening dan mengakibatkan shock septic. Komplikasi lain
yang dapat timbul antara lain shock hipovolemia, abses, pneumonia, aspirasi dari
proses muntah dan dapat menyebabkan kematian12.

22

BAB 3
KESIMPULAN
Ileus Obstruksi adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana
merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau mengganggu
jalannya isi usus.
Adhesi (perlekatan usus halus) merupakan penyebab tersering ileus
obstruktif, sekitar 50-70% dari semua kasus, disebabkan oleh riwayat
operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal.
Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau
parastomal) merupakan yang terbanyak kedua sebagai penyebab ileus
obstruktif, dan merupakan penyebab tersering pada pasien yang tidak
mempunyai riwayat operasi abdomen.
Terdapat 4 tanda kardinal ileus obstruksi: nyeri abdomen, muntah, distensi,
konstipasi
Pmeriksaan radiologi sangat bermanfaat untuk mengkonfirmasi ileus
obstruksi.
Radioimaging Ileus Obstruksi
Terapi ileus obstruksi biasanya melibatkan intervensi bedah.
Komplikasi berupa shock hipovolemia, abses, pneumonia, aspirasi dari
proses muntah dan dapat menyebabkan kematian

Anda mungkin juga menyukai