Anda di halaman 1dari 15

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Waktu Baku


Waktu kerja merupakan waktu yang dibutuhkan oleh operator yang terlatih

dalam melaksanakan pekerjaan dalam kondisi dan tempo kerja yang normal atau
tetap. Ada dua kategori yang berkaitan dengan pengukuran kerja yaitu penelitian
kerja dan penelitian metode kerja.
Pengukuran waktu kerja memiliki teknik-teknik yang biasa dipakai oleh
pengukur yaitu pengukuran waktu langsung dan pengukuran secara tidak
langsung. Biasanya pengukuran dilakukan atas elemen-elemen kerja dari
pengukuran ini didapatkan data yang kemudian diolah untuk mencari waktu baku
penyelesaian waktu pekerjaan.
Waktu baku diperoleh setelah dilakukan proses seperti uji kenormalan, uji
keseragaman data dan uji kecukupan data. Setelah data cukup maka dilakukan
pengolahan terhadap data yaitu mencari waktu normal dengan cara mengalikan
waktu siklus dengan faktor penyesuaian, selanjutnya dengan memperhatikan
faktor kelonggaran (allowance) maka kita akan mendapatkan waktu baku.
2.2

Tujuan Pengukuran Waktu Kerja


Adapun tujuan pengukuran waktu kerja yaitu:

1.

Menetapkan waktu standar pelaksanaan kerja yang baku.

2.

Menentukan cara mengukur waktu yang diperlukan untuk melaksanakan


serangkaian kegiatan, sehingga waktu yang tidak efektif dapat dipisahkan dari
waktu yang efektif.

Pengukuran waktu kerja berguna untuk menghitung total waktu yang dibutuhkan
oleh seorang operator untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan mengetahui waktu
kerja kita bisa menentukan:
1.

Jumlah gaji karyawan

2.

Jumlah karyawan

3.

Jadwal produksi

4. Waktu produksi
5. Waktu pemesanan bahan baku
2.3

Teknik-Teknik Pengukuran Waktu Kerja

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

Pengukuran waktu kerja memiliki beberapa teknik. Teknik-teknik yang


bisa dipakai yaitu:
1.

2.

Pengukuran langsung
a.

Pengukuran dengan jam henti (Stopwatch Time Study)

b.

Pengukuran dengan work sampling

Pengukuran tidak langsung


a. Data waktu baku
b. Data waktu gerakan contohnya Work Factor, MOST ( Maynard Operation
Sequences),MTM (Motion Time Measurement)
Metode pengukuran waktu kerja langsung yaitu pengukuran yang

dilakukan pada saat operator melakukan pekerjaan. Sedangkan pengukuran waktu


kerja tidak langsung yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan tidak secara
langsung mengukur waktu di tempat kerja tetapi melalui tabel.
2.4

Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam Henti


Pengukuran waktu kerja dengan jam henti yaitu pengukuran yang

dilakukan dengan menggunakan stopwatch.


1.

Metode Pengukuran dengan Jam Henti.


Pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini dapat dibagi menjadi tiga
macam pengukuran yaitu:
a. Pengukuran Secara Terus-menerus
Pengukuran secara terus menerus yaitu pengukuran waktu yang dilakukan
secara berkelanjutan, mulai dari awal pengerjaan sampai selesai pekerjaan
tersebut.
b. Pengukuran Secara Berulang
Pengukuran secara berulang yaitu pengukuran waktu kerja dilakukan
secara berulang untuk satu pekerjaan.
c. Penghitungan waktu kerja secara penjumlahan
Penghitungan waktu kerja dengan cara ini dilakukan dengan cara
mengukur waktu tiap elemen kemudian dijumlahkan.

2.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengukuran dengan Jam Henti

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


2

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

a. Menetapkan tujuan pengukuran. Tujuannya yaitu


1. Untuk menyusun schedule atau rencana kerja.
2. Menentukan biaya standar dalam menyusun anggaran.
3. Untuk menentukan/mengestimasi biaya suatu produksi sebelum
dipabrikasikan.
4. Untuk menentukan keefektifan mesin.
5. Untuk menentukan waktu standar sebagai dasar upah perangsang.
6. Untuk menentukan waktu standar sebagai dasar pengontrol biaya tenaga
kerja.
b. Penelitian Pendahuluan
Waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan waktu kerja yang didapat
dari kondisi kerja yang baik. Jadi pengukuran waktu sebaiknya dilakukan
bila kondisi kerja dari pekerjaan yang diukur sudah baik. Dan sebaliknya
jika kondisi kerja belum baik maka kondisi yang ada hendaknya diperbaiki
terlebih dahulu. Untuk penerapan sistem kerja yang baik, prinsip-prinsip
serta keterangan-keterangan yang baik. Lalu membakukan secara tertulis
sistem kerja yang dianggap baik. Pembakuan sistem kerja yang dipilih
adalah suatu hal yang penting baik dilihat untuk keperluan sebelum dan
sesudah pengukuran.
c. Pemilihan Operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan harus memenuhi persyaratan
agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat diandalkan
hasilnya. Syarat tersebut adalah yang mempunyai kemampuan kerja
normal dan dapat bekerja sama.

d. Melatih Operator.
e. Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang cara kerja dan
kondisi yang dipakai masih tidak sama dengan yang biasa dijalankan
operator. Hal ini terjadi jika pada saat penelitian pendahuluan kondisi kerja

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


3

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

atau cara kerja sudah mengalami perubahan, dalam hal ini operator
tersebut digambarkan ke dalam kurva belajar. Kurva belajar menunjukkan
pengembangan penguasaan oleh operator sejak memulai mengenal dan
sampai terbiasa. Perumusan matematis kurva belajar adalah :
Y = KX A
Keterangan :
Y = Waktu siklus
X = Siklus Ke-n, n = 1, 2, 3
K = Konstanta
A = Konstanta
Dalam penggambaran kurva kerja pada awal pembelajaran misalnya pada
minggu pertama ini akan digambarkan dengan garis miring ke atas atau
kurva naik ini akan berlanjut sampai pekerja atau operator tersebut bisa
bekerja atau menguasai pekerjaannya, setelah operator bisa menguasai
pekerjaannya pada grafik akan digambarkan dengan garis lurus
(horizontal) konstan.
Contoh kurva belajar tingkat penguasaan

Waktu
Gambar 2.1 Kurva Belajar

3.

Menguraikan elemen-elemen kegiatan atas elemen-elemen kerja atau


elemental break down.
Alasan kita melakukan penguraian pekerjaan adalah sebagai berikut :

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


4

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

a. Untuk

menggambarkan

suatu

operasi

secara

terperinci

sehingga

memudahkan pengukuran.
b. Untuk mengaplikasikan performance rating dari setiap elemen kerja yang
dilakukan oleh operator karena operator bekerja dalam tempo yang
berbeda beda.
c. Memudahkan untuk menetapkan total waktu baku untuk suatu operasi
kerja.
d. Dapat menganalisa kelebihan waktu untuk kelebihan tiap tiap elemen
atau waktu yang terlalu singkat untuk penyelesaian suatu elemen kerja.
Adapun pedoman untuk menguraikan elemen kerja :
a. Terperinci
b. Disesuaikan dengan elemen gerakan dasar
c. Harus teliti sehingga tidak ada elemen yang tertinggal
d. Batas elemen jelas
e. Menyiapkan alat-alat pengukuran. Adapun alat yang digunakan adalah
pencatat waktu atau stopwatch, peralatan tulis, lembaran pengamatan,
papan observasi.
Selanjutnya langkah-langkah pengukuran kerja dengan metode jam henti. Adapun
langkah-langkah pengukuran kerja dengan metode jam henti :
1. Langkah persiapan
a. Pilih dan defenisikan pekerjaan yang diukur dan ditetapkan waktu standar.
b. Informasikan maksud dan tujuan kerja pada supervisor/pekerja.
c. Pilih operator dan catat semua data yang berkaitan dengan sistem operasi
pekerjaan yang akan di ukur waktunya.
2. Elemental break down
Yaitu menguraikan siklus pekerjaan ke dalam elemen elemen pekerjaan

3. Pengamatan dan pengukuran


a. Laksanakan pengamatan dan pengukuran waktu sejumlah N pengamatan
untuk setiap siklus atau elemen kerja.

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


5

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

b. Menetapkan rating performance dari kegiatan operator


2.4.1 Uji kenormalan data.
Uji kenormalan dibutuhkan untuk mengetahui apakah data tersebut
berdistribusi normal. Uji kenormalan data dapat dihitung dengan rumus:
X 2c

( Xij ) X ) 2
Xij

Diamna x2c dibandingkan dengan tabel normal (distribusi Chi kuadrat) dan
mempertimbangkan nilai (tingkat signifikasi) dan v (derajat kebebasan).

2.4.1 Uji Keseragaman Data.


Uji keseragaman data diperlukan untuk mengetahui apakah semua data
yang diperoleh sudah seragam atau sudah berada dalam batas kontrol jika ada data
yang tidak seragam maka bisa diseragamkan dengan cara membuang data yang
berada diluar batas kontrol.
Cara menghitung keseragaman data :
1.

Cari rata rata dari harga sub grup


X

Xi
n

2.

Standar deviasi

3.

Untuk jumlah data lebih dari 30

( Xi X ) 2
N

4. Untuk jumlah data kurang dari 30

( Xi X ) 2
N 1

5. Menghitung standar deviasi distribusi rata rata

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


6

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

6 Menentukan Batas Kontrol


Batas kontrol berguna untuk menentukan keseragaman data. Batas kontrol
terdiri dari :
Batas kontrol atas
BKA = X + 2 x
Batas kontrol bawah
BKB = X - 2 x
Apabila data berada dalam batas kontrol maka data dinyatakan seragam.
Jika ada data yang berada diluar batas kontrol maka data tersebut harus dibuang
kemudian dilakukan pengukuran kembali.
2.4.3 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data diperlukan untuk mengetahui apakah data yang sudah
didapat tersebut sudah cukup atau sudah mewakili populasi yang ada, jika data
belum cukup berarti data tersebut belum mewakili populasi yang ada, jadi untuk
mengatasinya dilakukan penambahan data. Untuk menguji kecukupan data yang
didapat digunakan beberapa metode diantaranya yaitu :
1.

Alignment chart
Alignment chart digunakan untuk membuat jumlah observasi atau data yang
dibutuhkan dengan cara menentukan setiap elemen kerja untuk setiap grup
dari pengamatan yang ada. Cara cara menggunakan Alignment chart :
a.

Menghubungkan elemen pekerjaan dan X dengan garis lurus

b.

Hubungkan dengan garis S dan R

c. Tarik garis itu kekanan hingga memotong garis N dan bisa dilihat pada
titik mana garis itu memotong, maka itulah jumlah pengamatan yang
diperlukan.
2.

Maytag

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


7

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

Maytag merupakan nama perusahaan, yang memiliki metode tersendiri untuk


menentukan cara mencari jumlah data yang diperlukan.
3.

Metode Analitik
Untuk menghitung uji kecukupan data maka memakai persamaan berikut :
( / ( Xi 2 ) ( Xi ) 2
N'
Xi

Jika N N = data cukup


N N = diperlukan penambahan data
Keterangan :
X

= Harga rata rata

= Banyak subgrup

= Standar deviasi

= Banyaknya pengukuran yang diperlukan

= Jumlah pengamatan

= Besar subgroup

= Tingkat Ketelitian

diperoleh dari tingkat keyakinan, tingkat keyakinan 99% memiliki = 2 dan


kurang dari 95% memiliki = 2
Jika data sudah cukup maka dapat melakukan pengolahan ketahap berikutnya
yaitu mencari waktu siklus, waktu normal dan waktu baku.
2.5.

Pengukuran waktu kerja dengan work sampling


Pengukuran waktu kerja dengan work sampling adalah suatu teknik untuk

mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin,


proses ataupun pekerja atau operator. Pengukuran kerja dengan metode sampling
ini sama halnya dengan pengukuran kerja dengan jam henti diklasifikasikan
sebagai pengukuran kerja langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran
harus secara langsung ditempat kerja yang diteliti. Teknik sampling ini pertama
kali digunakan oleh seorang sarjana inggris bernama L.H.C.Tippett dalam
aktivitas penelitiannya di industri textil. Selanjutnya cara atau metoda sampling

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


8

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

kerja telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam
mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya. Dikatakan
efektif karena dengan cepat dan mudah cara ini akan dapat dipakai untuk
penentuan waktu longgar (allowance time) yang tersedia untuk satu pekerjaan,
pendayagunaan mesin sebaik-baiknya dan penetapan waktu baku untuk proses
produksi. Dibandingkan dengan metode kerja yang lainnya, metode sampling
akan terasa jauh lebih efisien karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan
dalam waktu relatif lebih singkat dengan biaya yang tidak terlalu besar.
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya yaitu:
1.

Prosedur pelaksanaan sampling kerja

2.

Penentuan jumlah sampel pengamatan yang dibutuhkan

3.

Penentuan tingkat ketelitian untuk pengamatan yang diharuskan

4.

Penggunaan tabel angka acak dalam sampling kerja

5.

Penetapan frekuensi pengamatan

6.

Pemakaian peta kontrol dalam sampling kerja

2.6

Menghitung waktu siklus, waktu normal dan waktu baku

2.6.1 Waktu siklus


Waktu siklus yaitu waktu penyelesaian satu satuan produksi sejak bahan
baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Misalnya waktu yang
dibutuhkan untuk merakit ballpen adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menggabungkan bagian bawah ballpen, pegas, isi dan bagian atasnya sehingga
menjadi satu buah ballpen yang lengkap. Rumus waktu siklus :
Ws

Xi
N

2.6.2 Waktu normal


Waktu normal adalah waktu yang didapat dari waktu siklus yang sudah
dikalikan dengan faktor penyesuaian
Waktu siklus dapat dihitung dengan persamaan :
Wn = Ws x p
2.6.3 Waktu baku

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


9

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang
pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam
sistem kerja terbaik. Waktu baku dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Wb = Wn + l
Keterangan :

2.7

= faktor penyesuaian

= Faktor kelonggaran (allowance)

Tingkat Ketelitian () dan Tingkat Keyakinan ()


Tingkat Ketelitian adalah suatu angka yang menunjukan penyimpangan

yang maksimum hasil pengukuran dari hasil yang sebenarnya yang dinyatakan
dengan persen. Tingkat Keyakinan adalah angka yang menunjukkan kepastian
atau keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi tingkat ketelitian.
Jadi jika diketahui tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 90% ini
berarti bahwa pengukur membolehkan rata hasil pengukurannya menyimpang
sejauhnya 10% dan rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan
hal ini adalah 90%.
2.8

Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan pada

waktu siklus untuk memberikan tambahan waktu agar dapat malaksanakan


pekerjaan dengan wajar. Penyesuaian diberikan untuk tambahan waktu atau
pengurangan pada operator agar dia bekerja dengan maksimal. Penyesuaian ini
diperlukan karena operator memiliki frekuensi kerja yang berubah-ubah. Konsep
wajar dalam hal ini adalah menormalkan ketidakwajaran yang terjadi. Untuk
menentukan berapa besar faktor penyesuaian bisa dengan beberapa cara, yaitu:

2.8.1 Shumard

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


10

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

Shumard memakai patokan yang menggunakan performance kerja dimana


setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. Berikut adalah tabel penjelasan
performance menurut shumard :
Tabel 2.1 Performance Rating Menurut Shumard
Kelas
Superfast

Penyesuaian
100

Fast +

95

Fast

90

Fast

85

Excellent

80

Good +

75

Good

70

Good

65

Normal

60

Fair +

55

Fair

50

Fair

45

Poor

40

Untuk menghitung dengan cara shumard ini kecepatan pekerja dibandingkan


dengan bekerja normal. Misal seseorang bekerja sangat cepat maka besar faktor
penyesuaian (p) :
p

2.8.2

100
1.67
60

Cara Westinghouse
Cara ini mengarahkan penilaian untuk mencari faktor penyesuaian kepada

4 hal yang menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu :

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


11

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

1.

Keterampilan yaitu kemampuan mengikuti aturan yang ada atau yang


ditetapkan, untuk meningkatkan keterampilan bisa dengan cara melakukan
latihan.

2.

Usaha yaitu kesungguhan untuk bekerja


Kondisi kerja yaitu kondisi fisik lingkungan seperti keadaan pencahayaan,
temperatur dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja dibagi menjadi 6 kelas
yaitu: ideal, excellent, good, average, fair dan poor. Suatu kondisi kerja
dianggap ideal untuk suatu kondisi kerja yang paling cocok untuk pekerja
yang bersangkutan yang memungkinkan performance maksimal dari pekerja.

3.

Konsistensi yaitu merupakan ketetapan waktu kondisi kerja operator. Faktor


ini perlu diperhatikan karena pada kenyataannya setiap pengukuran waktu
angkaangka yang dicatat tidak semuanya sama, waktu penyelesaian yang
berubahubah dari suatu siklus ke siklus yang lain.
Tabel 2.2 Performance Rating Westinghouse
+

SKILL
0.15

A1

+
+

0.13
0.11

A2
B1

+
+

0.18
0.06

B2
C1

+
-

0.03
0.00
0.05

C2
D
E1

0.1
0.16

E2
F1

+
+
+

0.22
0.06
0.04
0.02
0.00
0.03
0.07

F2
A
B
C
D
E
F

KELAS
Super skill
Excellent
Good

Poor
Super skill
Excellent
Good
Average
Fair
Poor

A1

+
+

0.12
0.1

A2
B1

+
+

0.08
0.05

B2
C1

+
-

0.02
0.00
0.04

C2
D
E1

0.08
0.12

E2
F1

+
+
+

0.17
0.04
0.03
0.01
0.00
0.02
0.04

F2
A
B
C
D
E
F

Average
Fair

EFFORT
0.13

Seseorang dikatakan perfect dalam bekerja yaitu apabila seseorang itu bekerja
dengan waktu penyelesaian yang relatif tetap dari setiap pekerjaan. Cara
menghitung dengan metode westinghouse yaitu dengan menjumlahkan faktor-

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


12

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

faktor keterampilan, usaha, kondisi dan konsistensi, maka p = 1 jumlah total dari
faktorfaktor di atas.
2.8.3 Cara Objektif
Cara ini memperhatikan dua faktor yaitu faktor kecepatan dan faktor
tingkat kesulitan kerja. Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam melakukan
pekerjaan. Untuk melakukan penghitungan faktor penyesuaian kecepatan kerja
digolongkan: p > 1, p = 1, p < 1 dari sini akan didapatkan p1 tingkat kecepatan
kerja (p2) yaitu: menunjukan tingkat kesulitan dalam pekerjaan, apakah pekerjaan
itu menggunakan banyak anggota tubuh.
Dari uraian di atas dapat dihitung faktor penyesuaian adalah:
P = P1 x P2
Tabel 2.3 Faktor Penyesuaian Menurut Tingkat Kesulitan Cara Objektif

Tabel 2.3 Faktor Penyesuaian Menurut Tingkat Kesulitan Cara


Objektif(lanjutan)
Keadaan
Lambang
Penyesuaian
Dapat ditangani dengan mudah

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


13

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

Dengan sedikit control


Perlu control dan penekanan
Perlu penanganan dan hati hati

Mudah pecah dan patah

Tabel 2.3 Faktor Penyesuaian Menurut Tingkat Kesulitan Cara Objektif


(Lanjutan)
Berat Beban (kg)

Kode

Tangan

Kaki

0.45
0.9
1.35
1.8
2.25
2.7
3.15
3.6
4.05
4.5
4.95
5.4
5.85
6.3

B-1
B-2
B-3
B-4
B-5
B-6
B-7
B-8
B-9
B-10
B-11
B-12
B-13
B-14

2
5
6
10
13
15
17
19
20
22
24
25
27
28

1
1
1
1
1
1
4
5
6
7
8
9
10
10

2.8.4 Cara Bedaux dan Sintesis


Cara BedaIux sama dengan Shumard, hanya saja nilai pada cara bedaux
dinyatakan dengan penambahan huruf B pada akhir angka yang diperoleh seperti
misalnya 60B. Cara Sintesis berbeda dengan cara-cara yang sudah ada, waktu
penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga yang diperoleh
dari table waktu gerakan dan dihitung rata-ratanya.
2.9

Faktor Kelonggaran
Faktor kelonggaran adalah penambahan waktu dengan waktu normal untuk

mendapatkan waktu baku. Faktor kelonggaran diberikan karena pekerja


dipengaruhi dari dalam diri operator atau pekerja. Faktor-faktor kelonggaran
diberikan untuk:

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


14

II-

Modul I Pengukuran Waktu Kerja

1.

Untuk Kebutuhan Pribadi


Kebutuhan pribadi adalah sebagai kebutuhan yang mutlak karena ini sebagai
kebutuhan psikologis dan fisiologis. Tetapi hal ini juga bias merugikan
perusahaan dan menurunkan produktivitas kerja operator atau pekerja yang
berlebihan. Contohnya: makan, minum, sholat, ke kamar kecil, dan lain-lain.

2.

Fatique allowance
Faktor kelelahan akan mempengaruhi pada jumlah produksi dan kualitas
produk karena pekerja yang lelah tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan
baik.

3.

Delay allowance
Faktor ini tidak bisa dihindari karena dalam suatu pekerjaan pasti ada proses
menunggu misalnya menunggu bahan baku.

2.10

Cara Menyertakan Kelonggaran dalam Waktu Baku


Langkah pertama yaitu menentukan besarnya kelonggaran untuk ketiga

faktor di atas yaitu untuk kebutuhan pribadi, faktor kelelahan, dan faktor
menunggu (delay allowance).
Untuk kebutuhan pribadi dan kelelahan dihitung dari tabel besar
kelonggran (terlampir) yaitu dengan memperhatikan kondisi yang sesuai dengan
pekerjaan tersebut. Untuk delay allowance dapat dihitung melalui pengukuran
khusus misalnya work sampling. Kesemua angka tersebut dijumlahkan dan
dinyatakan dalam persen kemudian dikalikan dengan waktu normal maka
didapatlah waktu baku.

Laporan Pratikum P3SK Kelompok IX Tahun 2011


15

II-

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    IndahSyafriAnnisa
    Belum ada peringkat
  • Termometer
    Termometer
    Dokumen10 halaman
    Termometer
    IndahSyafriAnnisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Cam
    Bab Iii Cam
    Dokumen17 halaman
    Bab Iii Cam
    IndahSyafriAnnisa
    Belum ada peringkat
  • Microsoft
    Microsoft
    Dokumen12 halaman
    Microsoft
    IndahSyafriAnnisa
    Belum ada peringkat
  • Akhlak
    Akhlak
    Dokumen21 halaman
    Akhlak
    IndahSyafriAnnisa
    Belum ada peringkat