Anda di halaman 1dari 1

Apa Bedanya Perasa Buatan dan Perasa Alami ?

Hanya ada sedikit perbedaan di komposisi kimia perasa alami dan buatan.Keduanya
dibuat di laboratorium oleh profesional yang terlatih, seorang ‘ahli rasa’, yang
mencampur bahan-bahan kimia yang tepat dengan proporsi yang akurat.

Seorang ahli rasa menggunakan bahan-bahan kimia alami untuk membuat perasa alami
dan bahan-bahan kimia sintetis untuk membuat perasa sintetis. Tetapi, pada dasarnya, si
ahli rasa harus menggunakan bahan-bahan kimia yang sama untuk formula perasa
buatannya dengan bahan-bahan kimia yang ia gunakan pada saat ia membuat perasa
alami. Kalau tidak, rasanya tidak akan menjadi seperti yang diinginkan.

Perbedaan antara ‘alami’ dan ‘buatan’ datang dari ‘sumber’ bahan-bahan kimia yang
dipakai dalam proses pembuatan perasa ini. Ini bisa disamakan seperti menyebut apel
yang dijual di hotel adalah buatan dan apel yang dijual di toko buah adalah alami.

Hal ini sering membingungkan konsumen karena banyak contoh kasus yang demikian
dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, kita dapat membuat ‘zat pewarna’ berwarna
biru tua dari ekstrak blueberry atau pigmen sintetis. Komposi kimia kedua zat perwarna
ini sangat berbeda walaupun keduanya menghasilkan warna yang sama. Ini sama halnya
seperti kaus yang terbuat dari bahan wol dan nilon. Keduanya adalah kaus, dengan
komposisi kimia yang berbeda. Perbedaan seperti ini, tidak mungkin ada pada produksi
perasa. Sebuah rasa tertentu hanya dapat diracik dari bahan-bahan kimia yang spesifik.
Sehingga, bila anda membeli jus apel yang mengandung perasa buatan, anda akan
mengkonsumsi bahan kimia yang sama seperti seandainya anda memilih untuk membeli
jus apel dengan perasa natural.

Komposisi kimia perasa buatan lebih sederhana dan bahkan mungkin lebih aman karena
hanya bahan-bahan kimia yang sudah lulus uji yang boleh digunakan untuk membuat
makanan. Perbedaan lainnya ialah harga. Pencarian sumber perasa ‘alami’ kerap kali
megharuskan produsen melewati proses yang sulit untuk memperoleh bahan kimia yang
diinginkan.

Misalnya, perasa alami rasa kelapa, sangat bergantung pada bahan kimia bernama
Massoya lactone. Massoya lactone dapat diperoleh dari kulit kayu pohon massoya, yang
tumbuh di Malaysia. Untuk mendapatkan Massoya lactone, pohon massoya tersebut
harus ditebang karena produsen harus menguliti batang pohon dan melakukan proses
ekstraksi untuk mendapatkan senyawa lactone-nya, proses yang tentu saja memakan
banyak biaya. Perasa alami seperti ini memiliki komposisi yang identik dengan perasa
buatan yang lahir di laboratorium seorang ahli kimia organik, namun jauh lebih mahal
daripada alternatif sintetisnya. Konsumen pun, pada akhirnya harus membayar mahal
untuk perasa alami yang kualitasnya tidak lebih baik, tidak lebih aman dan tidak lebih
murah daripada perasa buatan. (SI)

Anda mungkin juga menyukai