A. DEFINISI
tulang
lebih
besar
dari
kecepatan
pembentukan
tulang,
B. ETIOLOGI
Osteoporosis
juvenil
idiopatik
merupakan
jenis
osteoporosis
yang
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin
yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab atau faktorfaktor yang beresiko
terkena osteoporosis, antara lain :
Post menopause
Kurang kalsium
Perokok
Peminum alcohol
C.PATOFISIOLOGI
Patogenesis / Terjadinya Osteoporosis
Secara normal di tubuh kita terjadi suatu tahapan yang disebut
REMODELLING TULANG, yaitu suatu proses pergantian tulang yang sudah
tua untuk diganti dengan tulang yang baru. Hal ini sudah terjadi pada
saat pembentukan tulang mulai berlangsung sampai selama kita hidup.
Proses Remodelling tulang tersebut dapat digambarkan seperti gambar
dibawah ini:
Kejadian ini adalah suatu keadaan yang normal, dimana pada saat proses
pembentukan tulang sampai umur 30 35 tahun, jumlah tulang yang
diserap atau diresorpsi sama dengan jumlah tulang baru yang mengisi atau
menggantikan sehingga terbentuk PUNCAK MASSA TULANG, tapi setelah
berumur 35 tahun keadaan ini tidak berjalan dengan seimbang lagi dimana
jumlah tulang yang diserap lebih besar dari jumlah tulang baru yang
menggantikan. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan massa
tulang yang berakibat pada OSTEOPOROSIS.
o Proses konsolidasi secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun
untuk tulang bagian korteks dan lebih dini pd bagian trabekula
o Pada usia 40-45 th, baik wanita maupun pria akan mengalami penipisan
tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada
usia lebih muda
o Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar 2030 % dan pd wanita 40-50 %
o
D.MANIFESTASI KLINIS
senilis),
sehingga
pada
awalnya
osteoporosis
tidak
atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat
fraktur kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12 ) adalah:
- Nyeri timbul mendadak
- Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
- Nyeri berkurang pada saat istirahat di t4 tidur
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan non-invasif yaitu ;
iliaka.
Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine
biasanya dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak
membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein (GIA protein).
F.PENATALAKSANAAN
Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu terapi
pencegahan yang pada umumnya bertujuan untuk menghambat hilangnya
massa tulang dan terapi pengobatan.
Pencegahan
Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini
bertujuan:
Pengobatan
Prinsip Pengobatan
Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan
Wanita
paska
menopause
yang
menderita
osteoporosis
juga
bisa
Alendronat berfungsi:
-
Mengurangi
kecepatan
penyerapan
tulang
pada
wanita
pasca
menopause
-
diatasi
dengan
tindakan
pembedahan.
Patah
tulang
G.KOMPLIKASI
Fraktur
Kifosis
Paralitik ileus
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
GANGGUAN
OSTEOPOROSIS
PENGKAJIAN
Promosi
kesehatan,
osteoporosis
dan
identifikasi
penemuan
individu
masalah
dengan
yang
risiko
mengalami
berhubungan
dengan
tua)
mungkin
melaporkan
penurunan
kemampuan
untuk
Resiko cedera
Spasme otot
Fraktur kompresi
Deformitas skelet
Aktivitas intoleran
Thalamus
menurun
aktivitas terganggu
peristaltik
Korteks cerebri
meningkat
pergerakan terbatas
absorbsi
Dipersepsi
faeces keras
Nyeri
Konstipasi
Simpatik rangsangan
RAS teraktifasi
Peristaltik menurun
sinyal ke otak
Mual/muntah
klien terjaga
Intake kurang
susah tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
TUJUAN UMUM
sasaran umum pasien dapat meliputi pengetahuan mengenai osteoporosis dan
program tindakan, pengurangan nyeri, perbaikan pengosongan usus dan tidak
ada fraktur tambahan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Timbang Berat badan secara teratur dan modifikasi gaya hidup seperti
Pengurangan kafein, sigaret dan alkohol, hal ini dapat membantu
mempertahankan massa tulang.
Anjurkan Latihan aktivitas fisik yang mana merupakan kunci utama untuk
menumbuhkan tulang dengan kepadatan tinggi yang tahan terhadap
terjadinya oestoeporosis.
dan
latihan
yang
memadai
untuk
meminimalkan
efek
oesteoporosis.
2.
Kompres
panas
intermiten
dan
pijatan
punggung
memperbaiki
relaksasi otot.
pasang
korset
lumbosakral
untuk
menyokong
dan
imobilisasi
3.
merupakan
masalah
yang
berkaitan
dengan
imobilitas,
Anjurkan untuk
yang baik.
Pertimbangan Gerontologik.
1. Lansia
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1.
Menimbang Berat badan secara teratur dan modifikasi gaya hidup seperti
Pengurangan kafein, sigaret dan alkohol, hal ini dapat membantu
mempertahankan massa tulang.
untuk
meminum
suplemen
kalsium
bersama
makanan
untuk
2.
Kompres
panas
intermiten
dan
pijatan
punggung
memperbaiki
relaksasi otot.
Memasang
pasang
korset
lumbosakral
untuk
menyokong
dan
agar dapat
mengurangi
3.
bila
ileus.
4.
yang baik.
Menghindari Membungkuk mendadak, melenggok dan mengangkat
beban lama.
Melakukanakukan
aktivitas
pembebanan
berat
badan
Sebaiknya
EVALUASI
1. Mendapatkan
pengetahuan
mengenai
oesteoporosis
dan
program
penanganannya.
o
2.
o
3.
4.
TUGAS KELOMPOK
KEPERAWATAN GERONTIK
DOSEN : MARYUNIS, S.KEP, NS
OSTEOPOROSIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
BRAJAKSON SIOKAL
KARMILA
SITTI RAHMATIAH
142 270
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2 Edisi 8. Jakarta:
EGC.
Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: FKUI.
Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3. Jakarta:
FKUI.
Price SA, Lorraine M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1,
Edisi IV. Jakart.a: EGC
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/Osteoporosis.html.
http://akperppnisolojateng.blogspot.com/2008/08/askep-Osteoporosis .html.
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2008/12/askep-osteorosis.html.