Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
Kata limbique merupakan bahasa latin yang artinya batas atau tepi,1,2
merupakan suatu kompleks yang terdiri dari 3 struktur yang berbentuk C yang
mempunyai white matter dan grey matter,3 yang dapat ditemukan tepat dibawah
serebrum dan pada kedua sisi talamus. 2,3 Sistem ini bukanlah suatu struktur yang
terpisah, melainkan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang rumit.4
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Willis pada tahun 1664
yang disebut sebagai cerebri limbus yang menunjukkan perbatasan korteks
yang mengelilingi batang otak. Penggunaan istilah limbik ini kemudian berubah
dari waktu kewaktu dengan semakin banyak bagian yang terlibat dan
menunjukkan semakin luas fungsinya. Pada tahun 1878, Paul Broca menjelaskan
tentang 'le grand lobus limbique' atau lobus limbik besar yang terdiri dari girus
cinguli, area olfaktorius anterior dan hipokampus. Selanjutnya, ditemukan
beberapa bukti eksperimental dari studi ablasi pada hewan dan memperluas peran
sistem limbik termaksud perannya pada aspek perilaku yaitu kontrol interaksi
sosial dan perilaku (Brown dan Schafer, 1888), memori (Becteheew, 1900) dan
pembentukan emosi (Cannon, 1927).2,5,6
Pada tahun 1937, James Papez merumuskan suatu model jaringan yang
menghubungan tindakan dan persepsi dengan emosi, dikenal sebagai Circuit
Papez, yang berasal dari kombinasi studi anatomi dan laporan kasus gangguan
emosi dengan lesi cinguli dan struktur medial lainnya. Yakovlev (1948),
mengusulkan sirkuit Yakovlev pada proses kontrol emosi yang melibatkan korteks
orbifrontal, insula, korteks temporal anterior, amigdala dan nukleus dorsomedial
talamus. Dalam dua makalah seminar diterbitkan pada tahun 1949 dan 1952, Paul.
MacLean menjelaskan karya-karya sebelumnya dengan mengintegrasikan kedua

model jaringan Papez dan Yakovlev, dan menyimpulkan bahwa korteks limbik,
bersama-sama dengan struktur limbik subkortikal limbik, adalah sistem yang
terintegrasi secara fungsional dihubungkan oleh bundel saraf pendek dan
panjang.5,6,7
Secara anatomi, struktur-struktur limbik meliputi girus subcallous, girus
cinguli, dan grus parahippokampalis kampalis, formatio hippokampi, nukleus
amigdala, corpus mammilare, dan nukleus anterior talamus. Alveus, fimbria,
fornix, tractus millothalamicus, dan stria terminalis membentuk jaras-jaras
penghubung sistem ini.8,9
Anyaman interaksi kompleks ini berkaitan dengan emosi, mempertahankan
kelangsungan hidup, dan pola perilaku sosioseksual, motivasi dan belajar.4
Awalnya, sistem limbik diajukan sebagai suatu substrat emosional untuk emosi.
Selanjutnya, menjadi jelas bahwa ingatan adalah fungsi utama dari sistem
limbik.10
Sitem limbik merupakan daerah batas dimana zona psikiatri bertemu dengan
neurologi.6 Dengan fungsi yang sangat luas, kerusakan atau gangguaan pada
sistem ini dapat menyebabkan gangguan yang luas juga, termaksud kondisi
perkembangan neurologis, trauma otak dan neurodegenerasi. Kondisi psikiatrik
yang paling sering timbul pada disfungsi sistem ini berupa gangguan pengaturan
emosi, interaksi sosial dan perilaku. Pada orang tua, gangguan neurodegeratif
pada sistem ini terutama berefek pada fungsi memori.4,10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Kata limbik berarti batas atau tepi.1,2 Istilah sistem limbik digunakan
secara bebas untuk sekelompok struktur yang terletak yang terletak di area

perbatasan korteks serebri

dan hipotalamus.5 Dua ahli neuranatomi, Paul

MacLean dan Walle Nauta, telah mengeluarkan teori tentang arsitektur sistem
limbik. MacLean mengembangkan konsep tiga otak tiga serangkai yang
termaksud neokorteks, sistem limbik dan batang otak. MacLean mengajukan
istilah sistem limbik untuk menyatukan sistem limbik yang awalnya
digambarkan oleh Papez dengan sirkuit limbik basolateral, yang termaksud
korteks orbifrontal, kutub temporal, dan insula. Karya Walle Nauta membantu
meluaskan kumpulan sistem limbik dengan memasukan hipotalamus. Berikut
adalah komponen dan subkomponen sistem limbik (tabel 1):10
Tabel 1. Komponen dan Subkomponen Sistem Limbik [Dikutip dari kepustakaan 10]
Daerah korteks limbik
Girus Cinguli
Girus parahipokampus
Korteks entorinal
Formasio hipokampus
Girus dentatus
Kompleks subikular (juga bagian dari korteks temporalis)
Hipokampus
Amigdala
Kompleks basolateralis
Kompleks sentromedial
Nukleus akumbens
Hipotalamus (korpus mamilaris)*
Talamus (nukleus anterior, nukleus dorsomedial)*
Daerah kortikal serebral lain (orbifrontal, kutup temporalis, insula)*
*Hanya nukleus dan area tertentu di daerah tersebut yang sekarang dianggap terlibat didalam sistem
limbik, tetapi secara spesifik nukleus dan area maan yang terlibat masih kontroversial.

Gambar 1. Pandangan otak yang setengah


transparan ini memperlihatkan struktur yang
membentuk sistem limbik. [Dikutip dari
kepustakaan 4 ]

Gambar 2. Komponen sistem limbik. [Dikutip dari


kepustakaan 11 ]

1. Lobus limbik
Lobus limbik terletak pada aspek inferomedial hemisfer serebri,
terdiri dari dua girus konsentris yang mengelilingi korpus kalosum. Broca
menjelaskan bahwa girus luar yang lebih besar disebut sebagai girus
limbik dan girus dalam yang lebih kecil disebut sebagai girus
intralimbik. Girus limbik ini terdiri dari isthmus girus cinguli, girus
parahipokampalis, dan area subkalosal.7,8
Girus cinguli adalah lanjutan dari girus parahipokampalis, dan
berjalan mengelilingi splenium korpus kalosum dan berada dibawah

sulkus cinguli,9 adalah bagian yang sangat berhubungan dengan area


asosiasi korteks serebri. Girus parahipokampalis adalah bagian medial
lobus temporalis terdiri dari beberapa regio yang penting, terutama korteks
entorinal (ERC). ERC penting untuk memproses informasi menuju ke
formasio hipokampal dan menjadi jalur keluaran utama.7,9
2. Formatio Hipokampus

Gambar 3. Letak formatio hipokampus.


[Dikutip dari kepustakaan 12]

Gambar 4. Gambar skematik formatio


hipokampus. [Dikutip dari kepustakaan
3]

Formatio hipokampus terdiri dari girus hipokampalis, girus dentatus,


dan subikulum.8,9 Hipokampus terletak dalam lobus temporalis,13
merupakan suatu elevasi substansi grisea yang melengkung dan terbentang
diluruh panjang dasar cornu inferior ventrikulus lateralis. Ujung
anteriornya membesar untuk membentuk pes hipokampus. Struktur ini
disebut hipokampus karena pada potongan koronal berbentuk seperti kuda
laut. Permukaan ventrikular yang konveks diliputi oleh ependima yang
dibawahnya terdapat lapisan tipis substansia alba yang disebut alveus.
Alveus terdiri dari serabut saraf yang berasal dari hippocampus dan di
bagian medialnya berkumpul membentuk berkumpul membentuk berkas
yang disebut fimbria. Kemudian, fimbria akan berlanjut sebagai krus
fornicis. Hipocampus berakhir di posterior di bawah splenium korpus

kalosum.8 Secara histologi, hipokampus dibagi menjadi 4 bagian, yaitu


CA1 hingga CA4. 3
Girus dentatus merupakan pita substansia grisea yang sempit,
bertakik,

dan terletak diantara fimbriae hipokampi dan girus

parahipokampalis. Di posterior, girus diikuti hampir ke splenium korpus


kalosum dan menyambung dengan indusium griseum. Insideum griseum
yang meliputi lapisan vestigial substansia grisea yang tipis yang meliputi
permukaan superior korpus kalosum. Di dalam permukaan superior
indisium griseum, tertanam dua berkas serabut putih yang tipis pada
masing-masing sisi disebut striae longitudinalis medialis dan lateralis.
Striae merupakan sisa substansia alba dari indisium griseum. Di anterior,
girus dentatus berlanjut ke dalam uncus. Girus dentatus juga memiliki
tiga lapisan, tetapi lapisan piramidal digantikan oleh lapisan granular.
Lapisan granular terdiri dari neuron bulat atau oval yang tersusun padat
dan merupakan tempat berasalnya akson-akson yang berakhir pada
dendrit-dendrit sel piramid di dalam hipokampus. Beberapa akson
bergabung dengan fimbriae dan masuk ke dalam fornix.8
Subikulum terletak terletak pada girus parahipokampalis. Girus
parahipokampalis terletak diantara fissura hipokampus dan sulcus
kolateralis serta bersambungan dengan hipokampus disepanjang tepi
medial lobus temporalis.8,9
3. Kompleks Amigdala
Nukleus amigdala, dinamakan demikian karena terbentuk seperti
buah almond, terletak didadalam lobus temporal dibawah unkus. 6,8
Nukleus ini sebagian terletak di anterior dan sebagian di posterior ujung
kornu inferior ventrikulus lateralis. Struktur ini berfusi dengan ujung

kauda nukleus kaudatus yang berjalan ke anterior diatap kornu inferior


ventrikulus lateralis. Stria terminalis muncul dari aspek posteriornya.7

Gambar 5. Lokasi Amigdala pada otak


manusia. [Dikutip dari kepustakaan 14 ]

Gambar 6.
Gambar 72-9. Divisi
Nucleus Amigdala. La, Lateral nucleus;
BL,
basolateral
nucleus;
BM,
Basomedial nucleus; Ce, Central
nucleus; Me, Medial nucleus; Co,
Cortical
nucleus;
ATA,
Amygdalocortical transition area; d,
dorsal; i, intermediate; v, ventral; pl,
paralaminar.[Dikutip dari kepustakaan
14]

4. Area septalis
Area septalis atau septal nuclei merupakan bagian kecil dari otak
pada telencephalon, pada bagian medial rostral hemisfer serebri ke
commisura anterior dan medial dari ventrikel lateralis. Area septalis ini
terdiri dari dua subdivisi yaitu medial dan lateral septal nuclei. Bagian
medial terdiri dari badan sel neuron yang lebih besar, sedangkan bagian
medial terdiri dari badan sel neuron yang relatif lebih kecil.7,8
5. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian kecil dari otak yang terletak dibawah
talamus pada kedua sisi dari ventrikel ketiga.13 Hipotalamus terletak di
pusat dari sistem limbik dan merupakan daerah pertemuan banyak jalur

saraf, dari anterior ke posterior menjadi tiga zona, yaitu area supraoptik,
area tuberal dan area mammillari.7

Gambar 7. Hipotalamus. [Dikutip dari kepustakaan 15 ]

6. Talamus
Talamus merupakan struktur otak dalam yang terletak diatas
hipotalamus. Nukleus talamus dibagi menjadi enam kelompok, yaitu;
nukleus anterior, medial, lateral, retikularis, intralaminer, dan intermediate.
B. Jaras-Jaras Penghubung
1. Fornix

Gambar 8. Fornix. [Dikutip dari kepustakaan 12 ]

Fornix merupakan saluran proyeksi utama yang menghubungkan


hipokampus dengan korpus mamillaris, nukleus talamik anterior, dan

hipotalamus; juga memiliki suatu commisura kecil yang disebut sebagai


commisura hipokampal.5
Serat saraf muncul dari hippocampus (subiculum dan korteks
entorinal) dari kedua sisi, berjalan melalui fimbriae, dan bergabung di
bawah splenium dari korpus kalosum untuk membentuk korpus forniks.
Serat fimbria lain terus

menuju medial dan memproyeksikan ke

hippokampus kontralateral. Sebagian besar fibers dalam korpus fornix


berjalan ke anterior di bawah corpus callosum menuju komisura anterior.
Diatas foramen interventrikular, korpus anterior fornix terbgi menjadi dua
bagian. Setiap bagian, terbagi lagi menjadi dua setelah mendekati komsura
anterior. Salah satunya, kolom posterior forniks, melengkung di depan
foramen interventrikular dari Monroe dan posterior ke komissura anterior
untuk memasuki corpus mammillari (pasca fornix commissural), daerah
yang berdekatan dari hipotalamus, dan anterior inti talamus. Komponen
kedua, bagian anterior fornix,

masuk ke hipotalamus dan nukleus

akumbens. 5
2. Traktus mammilotalamikus
Traktus mammilotalamikus merupakan hubungan penting antara korpus
mamillaris dan kelompok anterior dan dorsal nukleus talamik dan
kemudian ke girus cinguli selanjutnya ke hipokampus.5,8
3. Proyeksi talamik anterior
Inti talamik anterior menerima proyeksi dari forniks dan traktus
mammilotalamikus

dan menghubungkan melalui proyeksi talamik

anterior ke korteks orbitofrontal dan cinguli anterior. 1,5

10

Gambar 9. Diagram representasi sistem limbik dan rekonstruksi traktografi. Warna pada kedua
gambar menunjukkan msing-masing jalur. [Dikutip dari kepustakaan 5]

4. Cingulum
Jaras ini terdiri dari fiber dengan panjang yang berbeda. Fiber yang
panjang berasal dari amigdala, unkus, girus parahipokampalis menuju ke
lobus frontal. Sedangkan, Fiber yang pendek bergabung dan meninggalkan
cingulum dan menghubungkannya dengan girus frontal medial, lobulus
parasentral, prekuneus, kuneus, lingual , dan girus fusiform.5,1
5. Uncinate
Fasikulus uncinate menghubungkan bagian anterior lobus temporal
dengan orbital dan polus korteks frontal. Fiber fasikulus uncinate berasal
dari polus temporal, unkus, girus parahipokampal dan amigdala.5
C. Fungsi Sistem Limbik
Sistem limbik bukanlah suatu struktur yang terpisah tetapi suatu cincin
struktur otak depan yang mengelilingi batang otak dan berhubungan melalui
jalur-jalur neuron yang rumit. Anyaman interaktif kompleks ini berkaitan
dengan emosi, mempertahankan kelangsungan hidup, dan pola prilaku,
motivasi dan belajar.2,4
1. Penciuman

11

Gambar 10. Olfactory role pada sistem limbik. [Dikutip dari kepustakaan 7]

Struktur limbik yang berhubungan erat dengan korteks penciuman dan


memiliki peran dalam pengolahan sensasi penciuman. Amigdala terlibat
dalam respons emosional pada proses mencium sementara struktur limbik
lain yaitu korteks entorinal, berkaitan dengan memori penciuman.3,7
2. Nafsu makan dan kebiasaan makan
Amigdala berperan dalam pemilihan makanan dan modulasi
emosional asupan makanan. Nukleus lateral hipotalamus adalah pusat
untuk mengendalikan makan sedangkan nukleus ventromedial berperan
sebagai pusat kenyang.2,4,7
3. Tidur dan mimpi
Positron emission tomography (PET) dan magnetik resonance
imaging (MRI) menunjukkan bahwa sistem limbik merupakan area otak
yang aktif selama proses bermimpi. Nukleus suprachiasmatik hipotalamus
merupakan pembangkit ritme sikardian yang mengontrol siklus banguntidur. Nukleus preoptik ventrolateral (VLPO) hipotalamus mengirimkan
proyeksi

histaminergik

pada

nukleus

tuberromammilari

(TMN),

serotonergik pada nukleus raphe medial dan dorsal dan noradrenergik


lokus coerulus. Proyeksi VLPO pada area-area tadi menghambat GABA
dan galanergik dan kemudian menginduksi tidur.2,7
4. Respon emosi
Konsep emosi mencakup perasaan emosional subyekif dan suasana
hati (misalnya marah, takut, dan kegembiraan) plus respon fisik nyata
yang berkaitan dengan perasaan-perasaan tersebut.4 Respon ini mencakup
pola perilaku spesifik (misalnya, bersiap menyerang atau bertahan ketika

12

diancam musuh) dan ekspresi emosi yang dapat diamati (misalnya tertawa,
menangis, atau tersipu). Bukti-bukti yang ada mengisyaratkan peran serta
limbik dalam semua aspek emosi. Stimulasi terhadap regio-regio spesifik
di dalam sistem limbik manusia sewaktu pembedahan otak menimbulkan
beragam sensasi subyektif samar yang dinyatakan oleh pasien sebagai
kesenangan, kepuasan, atau kenikmatan di satu regio dan kekecewaan,
ketakutan, kecemasan di regio lain. Sebagai contoh amigdala, diinterior
bawah lobus temporalis adalah regio yang sangat penting untuk
memproses masukan yang menghasilkan takut. Pada manusia hingga tahap
yang belum diketahui pada spesies lain, tingkat-tingkat korteks yang lebih
tinggi juga penting bagi kesadaran akan perasaan emosional.3
5. Perilaku seksual
Daerah preoptik medial hipotalamus adalah struktur penting dalam
kontrol pusat dari perilaku seksual laki-laki. Eferen kemosensorik dari
sistem olfaktorius utama dan asesoris memproyeksikan impuls ke
amigdala medial (MeA). MeA mengirimkan impulsnya secara langsung
dan tidak langsung (melalui nukleus stria terminalis) ke daerah preoptic
medial (MPOA). MPOA dan MeA menerima masukan genitosensori dari
sumsum tulang belakang melalui bidang tegmental pusat (CTF). Bagian
parvoselular dari CTF yang disebut sebagai nukleus subparafascicular
(SPFp) tampaknya menjadi berperan penting pada strimulus terkait dengan
ejakulasi.2,7
6. Fungsi ganjaran dan fungsi hukuman
Sistem limbik terutama berhubungan dengan sifat-sifat afektif dari
sensasi sensorik yaitu, apakah sensasi yang menyenangkan atau tidak

13

menyenangkan. Kualitas afektif ini juga disebut ganjaran atau hukuman.


Perangsangan listrik pada area limbik tertentu menimbulkan rasa senang
atau rasa puas pada hewan, sedangkan perangsangan listrik pada regio
lainnya menimbulkan rasa panik, nyeri, reaksi menghindar, dan elemenelemen hukuman lainnya, hal inilah yang digunakan untuk menentukan
area ganjaran dan hukuman pada otak yang dilakukan pada hewan.2,4,7
Dengan menggunakan cara diatas telah ditemukan pusat ganjaran
utama terletak disepanjang berkas bagian medial otak depan, khusnya pada
nukleus lateral dan ventromedial hipotalamus. Keadaan ini berlaku pada
sebagian besar area, namun bila diberikan rangsangan yang lebih kuat
akan timbul rasa hukuman. Pusat ganjaran lainnya yang kurang peka,
antara lain: septum, amigdala, beberapa area tertentu dalam talamus dan
ganglia basalis, dan meluas ke bawah ke bagian tegmentum basal dari
mesensefalon. 2,4,7
Dengan menggunakan cara seperti diatas pula, dapat ditemukan area
yang paling poten bagi rasa terhukum dan kecenderungan menghinda,
yaitu pada daerah gray matter disekeliling aquaductus Sylvii. Area rasa
terhukum tidak begitu kuat pada amigdala dan hipokampus.
7. Belajar dan memori
Belajar adalah perolehan pengetahuan atau keterampilan sebagai
konsekuensi pengalaman, instruksi, atau keduanya. Sedangkan, memori
adalah penyimpanan pengetahuan untuk dapat diingat kembali kemudian.
Belajar

dan

memori

merupakan

dasar

bagi

individu

untuk

mengadaptasikan perilaku mereka dengan lingkungan eksternal tertentu.


Tanpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan interaksi dan

14

secara sengaja menghindar dari keadaan yang tidak menyenangkan yang


seharusnya dapat diprediksi4. Terdapat tiga tipe memori, yaitu:4,7,13
a. Memori sensorik
Memori ini berfungsi untuk menyangga informasi yang didapatkan
melalui indra dengan mempertahankan ingatan dari apa yang dilihat
maupun didengar, misalnya what is seen or heard: iconic memory
untuk visual, echoic memory untuk aural and haptic memory untuk
touch.7,13
b. Memori jangka pendek
Memori jangka pendek adalah ingatan yang berlangsung beberapa
detik hingga beberapa menit, kecuali ingatan ini diubah menjadi
ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek dicirikan oleh ingatan
seseorang mengenai 7 sampai 10 angka dalam nomor telepon (atau
tentang 10 fakta jenis lainnya) selama beberapa detik sampai beberapa
menit pada saat tersebut, tetapi hanya berlangsung selama seseorang
terus-menerus memikirkan angka atau fakta tersebut. 4
Banyak ahli fisiologi yang memperkirakan ingatan jangka pendek
ini

disebabkan

aktivitas

saraf yang

berkesinambungan,

yang

merupakan hasil dari sinyal-sinyal saraf yang terus berjalan berkeliling


pada jejang ingatan sementara dalam suatu sirkuit neuron reverberasi.
Teori ini masih belum dapat dibuktikan. Kemungkinan penjelasan laian
mengenai ingatan jangka pendek ini adalah fasilitasi atau inhibisi
presinaptik. Bahan-bahan kimiawi neurotransmitter yang sidekresikan
pada terminal seperti ini seringkali menyebabkan fasilitasi dan inhibisi
presinaptik. Lintasan jenis ini dapat menimbulkan ingatan jangka
pendek.2,7

15

c. Memori jangka panjang


Memori jangka pangjang

adalah

ingatan

yang

dapat

dipertahankan dalam hitungan harian dan harian. Tidak ada batasan


yang jelas waktu dari ingatan jangka panjang ini. Namun, ingatan
jangka panjang pada umumnya diyakini sebagai hasil perubahan
struktural, bukan hanya perubahan kimiawi, pada sinaps-sinaps dan
hal tersebut memperkuat atau menekan penghantaran sinyal-sinyal.
Proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan jangka menjadi
simpanan ingatan jangka panjang disebut sebagai konsolidasi. Artinya
ingatan

jangka

pendek

jika

diaktifkan

berulang-ulang

kan

menimbulkan perubahan kimia, fisik dan anatomis pada sinaps-sinaps


yang bertanggung jawab untuk ingatan tipe jangka panjang ini. Proses
ini memerlukan 5 sampai 10 menit untuk konsolidasi minimal dan
satu ajam atau lebih untuk konsolidasi maksimal. Penelitian psikologi
menunjukkan bahwa latihan atau pengulangan informasi yang sama
berkali-kali kedalam pikiran, dapat mempercepat dapat mempercepat
dan pengalihan dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka
panjang.2
Hipokampus, bagiaan medial lobus temporalis yang memanjang
merupakan bagian dari sistem limbik, berperan vital dalam ingatan jangka
pendek yang melibatkan berbagai ransangan yang terkait serta penting
begi konsolidasi ingatan tersebut menjadi ingatan jangka panjang. Daerah
ini dan sekitarnya terkait sangat penting dalam mempertahankan ingatan
tentang kejadian-kejadian sehari-hari.2,4

16

Serebelum dan daerah korteks terkait berperan penting dalam ingatan


prosedural bagaimana yng melibatkan keterampilan motorik yang
diperoleh melalui latihan berulang, misalnya keterampilan melakukan
terian tertentu. Daerah-daerah korteks yang penting untuk suau ingatan
prosedural adalah sistem sensorik dan motorik yang melakukan tindakan
yang dimaksud. Ingatan prosedural dapat dilaksanakan tanpa upaya sadar.
2,4

Korteks prefrontal berperan utama dalam ingatan sementara. Korteks


prefrontal tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
untuk menahan data-data yang relevan online tetapi juga berperan besar
dalam apa yang disebut sebagai fungsi eksekutif yang melibatkan
manipulasi dan intergrasi informasi untuk perencanaan, pemilihan
prioritas, pemecahan masalah dan pengorganisasian aktivitas. 2,4

D. Fungsi Anatomi
Divisi fungsional-anatomi sistem limbik dibagi menjadi tiga jaringan
yang berbeda tetapi sebagian tumpang tindih dan sesuai sindrom klinis.
Koneksi utama jaringan hippocampus-diencephalic dan parahippocampalretrosplenial adalah cinguli ventral, forniks dan traktus mammilotalamikus
(dimana endstations dari jaringan ini ditunjukkan dengan warna kuning).
Node utama dari jaringan temporo-amigdala-orbitofrontal (ditunjukkan
dengan warna hijau) yang terhubung oleh fasciculus uncinatus. Dorsal

17

cingulum adalah koneksi utama dari jaringan default medial, yang


diproyeksikan ke kortikal dan diperlihatkan dengan warna biru.5
Komponen kortikal dari sistem limbik termasuk dalam bidang yang
kompleks dipisahkan menjadi zona limbik dan paralimbik. Pada tingkat yang
lebih rendah dari cortikoid dari daerah kompleks amygdaloid, substantia
innominata, bersama-sama dengan septum dan inti olfaktorius menampilkan
sebuah organisasi anatomis yang tidak memiliki laminasi dan orientasi
dendritik.4 Struktur ini adalah bagian subkortikal dan sebagiannya terletak
pada permukaan ventral dan medial hemisfer otak. Tingkat organisasi
berikutnya adalah allocortex daerah penciuman dan kompleks hipokampus.
Daerah corticoid dan allocortical dikelompokkan bersama ke zona limbik dari
korteks serebral yang berbeda dari zona paralimbic. Yang terakhir terutama
terdiri dari 'mesocortex', yang tingkat kompleksitas struktural yang progresif
mirip dengan allocortex, untuk yang paling kompleks isocortex enam lapis.5
Zona limbik dan paralimbic juga dapat dibagi menjadi kelompok
olfaktosentrik dan hipokamposentrik. Setiap divisi diatur sekitar inti pusat
dari allokortex. Pembagian olfaktosentrik diatur di sekitar korteks piriform
olfactorius primer dan daerah orbitofrontal, insular dan temporopolar.
Pembagian hippokamposentrik diatur sekitar hipokampus dan termasuk
parahippokampal dan korteks cinguli. Kedua divisi memiliki hubungan timbal
balik dengan struktur limbik subkortikal dan sekitarnya daerah isokortial
(Gambar. 9). Dua divisi tumpang tindih di korteks cinguli anterior.5
Secara fungsi daerah paralimbik berkontribusi pada aktivitas tiga
jaringan yang berbeda. Jaringan pertama, terdiri dari sirkuit hippocampaldiencephalic

limbik

(terhubung

melalui

forniks

dan

saluran

18

mammillotalamikus) dan sirkuit parahippocampal-retrosplenial (ventral


cingulum), berperan dalam fungsi memori dan orientasi spasial. Beberapa
struktur jaringan ini sangat rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
infeksi virus (misalnya ensefalitis) atau alkohol (sindrom misalnya
Korsakoff). Berdasarkan studi neuroimaging mendokumentasikan perubahan
metabolisme dan penurunan aktivitas fungsional jaringan ini pada gangguan
neurodegeneratif yang berkaitan dengan usia seperti gangguan kognitif ringan
dan penyakit Alzheimer.5
Jaringan temporo-amigdala-orbitofrontal (terhubung melalui fasikulus
uncinate) ditujukan untuk pengintegrasian kondisi visceral dan emosional
dengan kognisi dan perilaku. Pada manusia jaringan ini terlibat dalam tugastugas yang melibatkan penamaan, tunggal pemahaman kata, respons inhibisi,
pengolahan

wajah

dan

pemantauan

hasil.

Kerusakan

jaringan

ini

memanifestasikan dengan gejala kognitif dan perilaku karakteristik epilepsi


lobus temporal, gangguan mood, cedera otak traumatis, psikopati dan
demensia neurodegeneratif, termasuk penyakit lanjut Alzheimer dan
demensia semantik.1,5,9
Jaringan modus-standar dorsomedial terdiri dari sekelompok daerah
medial yang aktivitasnya menurun selama tugas yang diarahkan pada tujuan.
Korteks cinguli anterior- prefrontal medial dan posterior cinguli-precuneus
membentuk jaringan modus-standar medial dan saling berhubungan melalui
cingulum dorsal. Dalam studi pencitraan fungsional jaringan modus standar
aktif selama 'keadaan istirahat',

suatu kondisi di mana umumya subjek

19

terlibat dalam aliran introspektif, pemikiran mandiri (yaitu mirip dengan


melamun).5
Penonaktifan dari jaringan ini telah dikaitkan dengan sejumlah fungsi
termasuk memori kerja, atensi, memahami niat orang lain (mentalizing dan
teori pikiran), pemikiran prospektif (membayangkan masa depan) dan
memori otobiografi. Aktivasi diubah dari jaringan default telah dilaporkan
dalam studi pencitraan fungsional pasien dengan gangguan neuropsikiatri.5
E. Sindrom Limbik
Sistem limbik dipengaruhi oleh berbagai gangguan, termasuk kondisi
perkembangan saraf, cedera otak traumatis dan proses degenrasi saraf. Dalam
kebanyakan kondisi kejiwaan disfungsi struktur sistem limbik yang terlibat
berpengaruh pada regulasi emosi, interaksi sosial dan perilaku. Pada populasi
yang

lebih

tua

efek

sistem limbik

primer

adalah

karena

proses

neurodegeneratif yang terutama berdampak pada fungsi memori.

Gambar 10. Divisi fungsional-anatomi sistem limbik dibagi menjadi tiga jaringan yang berbeda
tetapi sebagian tumpang tindih dan sesuai sindrom klinis. Koneksi utama jaringan hipokampusdiencephalic dan parahippocampal-retrosplenial adalah cinguli ventral, forniks dan traktus
mammilotalamikus (dima endstations dari jaringan ini ditunjukkan dengan warna kuning). Node
utama dari jaringan temporo-amigdala-orbitofrontal (ditunjukkan dengan warna hijau) yang

20

terhubung oleh fasciculus uncinatus. Dorsal cingulum adalah koneksi utama dari jaringan default
medial, yang diproyeksikan ke kortikal dan diperlihatkan dengan warna biru. [Dikutip dari
kepustakaan 5]

1. Hippocampal-diencephalic dan parahippocampal-retrospenial syndrom


Gangguan memori adalah kondisi paling umum pada populasi lansia,
mempengaruhi satu dari delapan warga Amerika yang didiagnosis dengan
penyakit Alzheimer. Dalam populasi yang lebih muda gangguan memori
sering dikaitkan dengan kondisi traumatis, alkoholisme dan epilepsi.
Demensia sendiri memiliki berpengaruh pada ekonomi US $ 200 miliar
pada tahun 2012: lebih dari gabungan penyakit kanker dan jantung.5
Defisit memori terutama terkait kerusakan divisi hippocampocentric
sistem limbik.2,4,9 Beberapa perbedaan dalam presentasi klinis mungkin
terkait dengan lokasi tepat dan perluasan kerusakan, dan sifatnya.
Manifestasi umumnya adalah amnesia global di mana pasien tidak mampu
untuk mengkodekan, mengasosiasikan, dan mengambil informasi baru
(anterograde amnesia). Selain itu ada juga beberapa derajat amnesia yang
terjadi

sebelum

kerusakan

otak

(atau

timbulnya

gangguan

neurodegenerative) tapi secara umum mirip dengan itu (retrograde


amnesia).5
Pasien H.M., yang menjalani reseksi bilateral dari lobus temporal
medial untuk terapi dari epilepsinya, adalah contoh klasik dari amnesia
global yang murni. Meskipun ketidakmampuannya untuk membentuk
ingatan baru, ingatannya sebelum operasi dan pengetahuan tetap
dipertahankan. Kehilangan pengetahuan dapat dikaitkan dengan omongan
(laporan naratif spontan peristiwa yang pernah terjadi) pada pasien dengan

21

amnesia diensfalik karena lesi pada korpus mammilari, inti talamik dan
koneksinya. Mengigau dapat parah pada pecandu alkohol kronis dengan
sindrom Korsakoff, terutama jika patologi mempengaruhi aktivitas normal
dari orbitofrontal medial dan ACC (anterior cingulate cortex). Pada pasien
alkoholik berusia 32 tahun itu confibulasi selama 6 minggu, pengukuran
perfusi serebral menggunakan tomografi emisi foton tunggal (PET),
menunjukkan adanya kondisi hipoperfusi dari anterior dan mediodorsal
inti talamik, cinguli anterior dan korteks orbitofrontal. Pada pemeriksaaan
PET kedua setelah confibulasinya pasien berhenti, menunjukkan
'normalisasi' perfusi daerah orbitofrontal dan cinguli anterior. Inti talamik
anterior dan mediodorsal tetap hipoperfusi dan pasien terus menderita
amnesia yang mendalam.5
Pada pasien dengan lesi talamic vaskular (seperti kasus A.B.
dilaporkan oleh Markowitsch et al., 1993) perpanjangan kerusakan pada
traktus mammilotalamikus adalah prediktor terbaik dari keparahan defisit
memori.5 Pada pasien dengan kista koloid pada ventrikel ketiga, operasi
pengangkatan tumor jinak dapat merusak forniks dan mengakibatkan
amnesia anterograde, meskipun tampaknya tidak separah yang terlihat
pada pasien diencephalic.
Bentuk lain dari disfungsi memori hipokamposentrik dikaitkan
dengan lesi pada korteks parahipokampal posterior, korteks cinguli
retrospenial, dan prekuneus posterior. Pasien-pasien ini, selain terjadi
defisit memori, menunjukkan adanya kesulitan dalam orientasi spasial.

22

Berkurangnya aktivitas metabolisme pada korteks retrosplenial juga telah


dilaporkan pada pasien dengan gangguan kognitif ringan dan penyakit
Alzheimer.2,3
Kerusakan pada saluran limbik-white matter seperti forniks dan
fasikulus uncinate juga dilaporkan pada pasien dengan epilepsi unilateral
lobus temporal. Perubahan difusi pada fasikulus uncinate kiri juga
berkorelasi dengan keparahan delayed recall.2,5
2. Temporal-amigdala-orbifrontal syndromes
Profil klinis gengguan neurodegeratif bervariasi sesuai dengan
jaringan yang terkena. Pada penyakit Alzheimer misalnya, perpanjangan
penyakit ke daerah olfaktorius (orbitofrontal-amigdala) dikaitkan dengan
manifestasi klinis berupa defisit semantik, kesulitan berbahasa, perubahan
kepribadian dan gejala perilaku lainnya (misalnya agresi, rasa malu , dll)
yang tidak hadir jika proses patologisnya hanya terbatas di divisi
hipokamposentris. Atau, tahap awal variasi temporal pada dimensia
frontotemporal dan varian semantik aphasia progresif primer melibatkan
divisi olfaktorius yang pertama mengarah ke disfungsi penciumangustatori-viseral dan defisit semantik. 5,
Pada beberapa pasien dengan epilepsi lobus temporal gejala perilaku
secara umum mirip yang diamati pada sindrom Kluver-Bucy. Pada 1930,
Kluver dan Bucy melakukan serangkaian percobaan pada monyet resus
yang terdiri dari operasi pengangkatan bilateral dari lobus temporal
anterior, yang meliputi amigdala dan polus temporal. Setelah operasi

23

hewan ini menunjukkan kecenderungan untuk memeriksa benda secara


lisan

(hyperorality), dorongan

(hipermetamorfosis),

kehilangan

tak tertahankan
kemarahan

untuk menyentuh

normal

dan

takut,

peningkatan aktivitas seksual, dan ketidakmampuan untuk mengenali


obyek visual yang disajikan.3,7,8,10 Seri eksperimental yang sistematis yang
dilakukan oleh Kluver dan Bucy, meskipun awalnya digambarkan oleh
Brown dan Schfer pada tahun 1888, membantu untuk memahami fungsi
dari lobus temporal anterior dan gangguan perilaku terkait dengan
kerusakan sistem limbik pada manusia.5
Pada anak-anak dengan epilepsi lobus temporal, pemeriksaan PET
menggambarkan adanya hipoperfusi ganglia basal dan frontal yang
berdekatan dan daerah limbik temporal. Sebagian besar pasien sembuh
setelah fase akut tetapi menunjukkan keterbelakangan mental jangka
panjang mental, epilepsi, dan tendensi oral yang persisten. Beberapa
pasien epilepsi lobus temporal hadir dengan sindrom Geschwind.
Munculnya gejala psikotik pada epilepsi lobus temporal yang berhubungan
dengan perubahan white matter memanjang ke jalur frontal.5 Selain itu,
pada ablasi area yang rusak pada kejang dapat menyebabkan gangguan
pada memori.9
Gangguan kepribadian psikopat (psikopati) ditandai dengan fitur
detasemen emosional dan sifat-sifat antisosial, dan sangat terkait dengan
perilaku kriminal dan residivisme. Sejak laporan kasus Phineas Gage
(Harlow, 1848), yang ditampilkan 'acquired sosiopathy' setelah cedera

24

lobus frontal, korteks orbitofrontal dan daerah lain dari korteks prefrontal
telah dianggap penting untuk kepribadian dan perilaku sosial. Misalnya,
korteks orbitofrontal sangat penting untuk belajar. Reserval belajar secara
signifikan terganggu pada psikopat dewasa dan pada orang muda dengan
ciri-ciri psikopat. Telah dilaporkan juga bahwa kepribadian kekerasan
pelaku teratur telah mengurangi korteks prefrontal-white matter dan
metabolisme glukosa, dan gangguan aktivasi korteks orbitofrontal selama
pengkondisian aversif.3,5
Sebaliknya, peneliti lain berpendapat bahwa disfungsi amigdala
menyebabkan gangguan afek dan moral sosialisasi pada

psikopat.

Pandangan terakhir ini didukung oleh bukti bahwa psikopat menunjukkan


defisit kerja akibat kerusakan amygdala, dan secara signifikan mengurangi
amigdala dan penurunan aktivasi amigdala selama proses pembelajaran
verbal dan pengolahan rasa takut. Selanjutnya, stimulasi amigdala dapat
bermanifestasi berupa mudahmarah, agresi, kekerasan, dan perilaku
antisosial.
Gangguan afek ditemukan pada reduksi volume lobus frontal,
ganglia basalis, amigdala, dan hipokampus. Pada penelitian lain,
ditemukan terdapat penurunan aktivitas pada area prefrontal dan cinguli
anterior. Cinguli anterior adalah pusat integrasi output atensi dan emosi
dan sangat berperan pada kontrol emosinal.3,7 Studi histologis post-mortem
pada pasien dengan gangguan afektif bipolar telah menemukan adanya
penurunan jumlah dan kepadatan sel glial dan penurunan densitas neuronal

25

di wilayah subgenual dari korteks orbitofrontal dan area prefrontal


dorsolateral (BA 9). Abnormalitas mielin dalam gangguan afektif bipolar
mungkin terkait dengan penurunan ekspresi gen yang terlibat dalam
sintesis myelin dan regulasinya. Temuan histologis ini didukung oleh studi
neuroimaging yang melaporkan peningkatan umum hiperintensitas white
matter pada gambar MRI, penurunan densitas white matter secara selektif,
dan penurunan metabolisme kortikal dan volume di wilayah subgenual
orang dewasa dengan diagnosis gangguan afektif bipolar.5
3. Default Network Syndrom
Depresi berat adalah gangguan kejiwaan yang paling sering
ditemukkan yang mempengaruhi setidaknya satu dari enam orang dewasa
di Amerika Serikat. Studi neuroimaging menunjukkan bahwa area cinguli
subgenual (BA 25) secara metabolik yang terlalu aktif pada pasien depresi
dan aktivasi penurunan secara paralel dengan efek farmakologis
pengobatan antidepresan, terapi elektrokonvulsi, dan stimulasi magnetik
transkranial area dorsal frontal. Mayberg et al. (2005) juga menunjukkan
bahwa stimulasi otak kronis langsung mendalam dari serat white matter
yang berdekatan dengan korteks subgenual mengakibatkan remisi depresi
yang signifikan, empat dari enam pasien dengan pengobatan anti depresi.
Efek antidepresan tidak menyebabkan penurunan metabolisme lokal pada
wilayah subgenual, tetapi juga peningkatan metabolisme cinguli dorsal
dan daerah prefrontal lain yang terhubung ke korteks subgenual.5

26

Autisme adalah suatu kondisi perkembangan saraf ditandai dengan


perilaku berulang dan stereotipik, gangguan komunikasi dan defisit
mencolok dalam interaksi sosial. Secara kolektif,

gangguan spektrum

autisme mempengaruhi 1 dari 100 anak-anak dengan rasio jenis kelamin


perempuan / laki-laki adalah 1: 4. Beberapa gangguan fungsi eksekutif
yang tejadi, abnormalitas sosial dan komunikasi biasanya ditemukan
dalam gangguan spektrum autisme yang disebabkan oleh kelainan pada
struktur limbik dan mungkin juga dalam konektivitas mereka. Pada
penelitian post-mortem kedua orang dewasa dan anak-anak dengan
autisme dilaporkan adanya pengecilan neuronal sel di hipokampus,
amigdala dan, untuk tingkat yang lebih rendah, korteks entorinal, korpus
mammilari dan inti septal.5,7
Skizofrenia adalah penyakit neurodegeneratif yang terjadi pada
sekitar satu persen dari populasi umum. Gangguan ini ditandai dengan
gejala positif (mis halusinasi, delusi, dll) dan negatif (misalnya kurangnya
motivasi, afek tumpul, dll). Beberapa gejala positif (mis halusinasi) telah
dikaitkan dengan hiperaktivitas di daerah sistem limbik, sementara gejala
negatif diduga berasal dari hipofungsi limbik. Dalam sebuah tinjauan
terbaru dari studi neuroimaging pada pasien dengan halusinasi
pendengaran, korteks cinguli anterior dan daerah temporomedial antara
struktur limbik yang konsisten dilaporkan diaktifkan selama halusinasi
pendengaran. Kelainan baik myelin dan arsitektur oligodendroglial dan
neuron aberranti terletak serat bundle bermyelin telah ditemukan di daerah

27

limbik (terutama frontal dan anterior temporal) pada pasien dengan


skizofrenia.5
Gangguan obsesif-kompulsif adalah salah salah satu gangguan
mental yang paling sering menyebabkan disabilitas, terjadi pada 1-2%
anak-anak dan orang dewasa. Model anatomi yang terlibat pada gangguan
obsesif-kompulsif termasuk jaringan yang terdiri dari korteks orbitofrontal
medial, cinguli anterior-dorsal dan striatum. Pencitraan fungsional dan
struktural mendukung model ini.

Sebuah studi baru, misalnya,

menemukan peningkatan konektivitas fungsional antara striatum dan


korteks orbitofrontal. Aktivitas daerah yang terlibat dalam gangguan
obsesif-kompulsif dapat dikurangi dengan pemutusan bedah atau
inaktivasi elektrofisiologi interkoneksi serat. White matter cingulate dan
frontal medial daerah anterior-dorsal adalah target umum untuk
pengobatan dengan stimulasi yang mendalam otak dan psychosurgery (mis
cingulotomy dan capsulotomy) pada pasien dengan gangguan obsesifkompulsif yang resistan terhadap obat.5

28

BAB III
KESIMPULAN
1. Kata limbique merupakan bahasa latin yang artinya batas atau tepi,1,2
merupakan suatu kompleks yang terdiri dari 3 struktur yang berbentuk C yang
mempunyai white matter dan grey matter,3 yang dapat ditemukan tepat
dibawah serebrum dan pada kedua sisi talamus. 2,3
2. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Willis pada tahun 1664
yang disebut sebagai cerebri limbus yang menunjukkan perbatasan korteks
yang mengelilingi batang otak.
3. Komponen dan subkomponen sistem limbik antara lain; daerah korteks limbik
(girus cinguli dan girus parahipokampus), formatio hipokampus (girus
dentatus, kompleks subikuler, hipokampus), kompleks amigdala (kompleks
basolateral dan sentromedial), nukleus akumbens, hipotalamus, talamus dan
daerah kortikal serebral lain (orbifrontal, polus temporalis dan insulae).
4. Jaras-jaras penghubunganya antara lain; fornix, traktus mammilothalamikus,
proyeksi talamik anterior, cingulum dan uncinate.
5. Anyaman interaktif kompleks ini berkaitan dengan emosi, mempertahankan
kelangsungan hidup, pola prilaku, motivasi dan pemahaman.
6. Divisi fungsional-anatomi sistem limbik dibagi menjadi tiga jaringan yang
berbeda,

yaitu;

retrosplenial,
network.

hippocampus-diencephalic

temporo-amigdala-orbitofrontal

dan
dan

parahippocampaldorsomedial

default

29

7.

Jaringan hippocampus-diencephalic dan parahippocampal-retrosplenial


berperan dalam fungsi memori dan orientasi spasial. Gangguan pada daerah
ini menyebabkan amnesia, sindrom korsakoff, MCI, alzaimer dan sindrom

balint.
8. Jaringan

temporo-amigdala-orbitofrontal

memegang

banyak

peranan.

Gangguan pada jaringan ini ditemukan pada penyakit alzaimer, dimensia


semantik, Kluver-Bucy syndrome, ELT, Sindrom Grenwind, dan gangguan
afek.
9. Jaringan dorsomedial default network berperan dalam fungsi persepsi nyeri,
perhatian, mental, empati, autobiografi dan persepsi. Gangguan pada jaringan
ini ditemukan pada depresi, autisme, skizofrenia, obsesi kompulsif, MCI,
alzaimer, ADHD dan kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai