DRAFT
September 2012
Disusun oleh:
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infrastruktur merupakan sarana pendukung kegiatan manusia, sehingga infrastruktur dapat menjadi
elemen penting dalam proses pelaksanaan pembangunan bangsa Indonesia. Pembangunan sarana sanitasi
merupakan salah satu elemen pembangunan yang menjadi perhatian nasional dan internasional. Hal ini dapat
dimenegerti karena sarana sanitasi yang baik memiliki akses terhadap kelangsungan kesehatan manusia.
Pada dasarnya komponen sanitasi lingkungan terdiri dari air minum, air limbah, drainase, dan
persampahan. Air limbah difokuskan pada limbah rumah tangga dan limbah tinja. Potret sanitasi di Indonesia
pada dasawarsa terakhir memiliki kondisi yang cukup buruk. Hal ini diindikasikan oleh beberapa hal diantaranya
sebagian besar penduduk (70%) masih buang air besar sembarangan, terjadinya pencemaran terhadap air
tanah dan sungai, kualitas air minum yang buruk dan mewabahnya penyakit diare.
Pembangunan sanitasi di daerah juga mengalami berbagai permasalahan utama yaitu rendahnya
akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi. Hal ini disebabkan oleh perangkat peraturan yang belum
memadai, ketersediaan sumber daya yang minim, institusi pengelola/kelembagaan yang kurang profesional,
belum tersedianya rencana induk pengelolaan sanitasi, kesadaran stakeholder yang masih rendah dan investasi
yang masih rendah.
Dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan tersebut maka perlu gerakan yang menyeluruh dan
jangka menengah salah satunya melalui agenda global Millennium Development Goals (MDGs). Pembangunan
sanitasi termasuk salah satu sasaran MDGs yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup melalui penurunan
separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada tahun 2015.
Rencana pembangunan sanitasi juga tertuang dalam RPJMN 2010-2015 dengan sasaran
pembangunan sebagai berikut:
1. Tersedianya akses air minum bagi 70 % penduduk pada akhir tahun 2014, dengan perincian akses air
minum perpipaan sebesar 32 % dan akses air minum non perpipaan sebesar 38 %.
2. Terwujudnya kondisi stop BABS hingga akhir tahun 2014 yang ditandai dengan tersedianya akses
terhadap sistem pengelolaan air off site bagi 10% total penduduk 90 % on site.
3. Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80% rumah tangga di daerah perkotaan
4. Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 ha di 100 kawasan strategis perkotaan.
Dalam rangka memenuhi tujuan peningkatan akses penduduk terhadap layanan sanitasi maka
pemerintah menetapkan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dengan target pada
tahun 2014 yaitu:
1. Terbebasnya buang air besar sembarangan melalui 10 % offsite (5% komunal dan 5 % sewerage
system) dan 90 % onsite.
2. Penerapan praktik 3R (reuse, recycle, reduce) serta pemenfaatan TPA dengan sistem sanitary landfill
3. Pengurangan genangan air di wilayah perkotaan.
4. Sinergitas antar sektor dan lembaga baik vertikal dan horizontal.
5. Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah.
6. Peningkatan kontribusi stakeholder sanitasi.
Kabupaten Trenggalek telah melaksanakan Strategi Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) mulai tahun
2009 yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 15 tahun 2009 tentang Strategi Sanitasi Berbasis
Masyarakat (STBM) di Kabupaten Trenggalek. Cakupan kegiatan STBM adalah ODF/ Terbebas Buang air Besar
Sembarangan (TBABs), Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga (PAM RT), Cuci Tangan Pakai sabun (CTPS),
Sampah dan air limbah. Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek sampai dengan tahun
2011 tercapai 57 desa ODF.
Mengingat pentingnya hal-hal tersebut di atas dan perlu segera ditindaklanjuti, maka pada tahun ini
melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) disusunlah Buku Putih Sanitasi (BPS)
Kabupaten Trenggalek yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kota
(SSK) Kabupaten Trenggalek. Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Trenggalek inilah yang selanjutnya akan
menjadi acuan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Trenggalek ke depan.
2
1.2. Landasan Gerak
1.2.1. Definisi
a. Sanitasi merupakan upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan
dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan. Sanitasi
terbagi menjadi 3 subsektor: air limbah, persampahan, dan drainase tersier
b. Ecological sanitation (ecosan) adalah paradigma baru dalam sanitasi, yang menganggap kotoran
manusia dan air limbah rumah tangga bukan sebagai limbah tetapi sebagai sumber daya yang bisa
diambil, diolah, dan dimanfaatkan kembali
c. Air limbah adalah air buangan manusia yang berasal dari rumah tangga, termasuk tinja manusia dari
lingkungan permukiman (black and grey water)
d. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat.
Pengelolaan sampah terdiri dari proses pengumpulan dan pemrosesan akhir.
e. Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan
resapan buatan. Drainase perkotaan merupakan jaringan pembuangan air yang berfungsi
mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah permukiman yang berasal dari
hujan lokal.
f. Buku Putih merupakan profil dan gambaran pemetaan karakteristik dan kondisi sanitasi serta prioritas
pengembangan kabupaten dan masyarakat.
g. PHBS merupakan perilaku hidup bersih dan sehat.
h. EHRA (Environmental Health Risk Assesment) adalah survai di tingkat kota tentang kondisi fasilitas
sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku yang terkait untuk pengembangan buku putih.
i. PMJK adalah pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan.
j. Area beresiko sanitasi adalah kawasan yang berdasarkan analisis data sekunder, perspektif SKPD dan
hasil studi EHRA ditetapkan sebagai tingkatan resiko sanitasi dimana kawasan dengan resiko 4 (tinggi)
dan resiko 3 (sedang) harus mendapatkan prioritas penanganan.
1.2.2. Ruang lingkup
a. Ruang lingkup materi dari buku putih sanitasi adalah kajian potret dan pemetaan sanitasi yang
menyangkut aspek teknis dan non teknis. Profil sanitasi kabupaten terdiri dari perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) dan promosi higienis, pengelolaan air limbah domestik, persampahan, drainase
lingkungan serta pengelolaan sanitasi lainnya. Masing-masing subbab profil sanitasi akan dikaji dari
aspek teknis, kelembagaan, keuangan, komunikasi dan peran media, partisipasi masyarakat, jender
dan kemiskinan, partisipasi sektor swasta serta isu dari permasalahan mendesak. Output utama dari
buku putih adalah terpetakannya area beresiko sanitasi di Kabupaten Trenggalek.
b. Ruang lingkup wilayah dari buku putih sanitasi adalah Kabupaten Trenggalek dengan basis data
desa/keluraha
1.2.3. Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Trenggalek
Visi Kabupaten Trenggalek adalah Perubahan menuju terwujudnya masyarakat Trenggalek yang
sejahtera dan berakhlak.
Misi yang merupakan perwujudan visi pembangunan Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015
dijabarkan ke dalam 3 misi, dijalankan secara berkesinambungan dan sinergis, serta memfokuskan pada
pengembangan sektor-sektor ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia sebagai basis pembangunan
kemakmuran masyarakat Kabupaten Trenggalek. Adapun misinya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kebutuhan Dasar Rakyat dan Penanggulangan
Kemiskinan.
2. Meningkatkan Kualitas Pemerataan dan Pertumbuhan Ekonomi serta Pembangunan Pedesaan Melalui
Penguatan Perekonomian Yang Didukung Pengembangan Pertanian dan Agroindustri/Agrobisnis,
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Peningkatan Investasi dan Ekspor Non Migas serta
penyediaan infrastruktur yang memadai, dengan tetap memelihara kualitas dan fungsi lingkungan
hidup.
3. Memantapkan Harmoni Sosial melalui peningkatan kesalehan sosial, penegakan serta penghormatan
terhadap hukum dan hak asasi manusia, dengan didukung birokrasi yang reformatif dan pelayanan
publik yang prima.
3
Untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan daerah Trenggalek 2010-1015 tersebut
dilakukan melalui lima strategi pokok pembangunan, yaitu:
1. Pelayanan prima;
2. Perluasan lapangan kerja;
3. Peningkatan kemampuan usaha kecil dan menengah;
4. Peningkatan dan pemerataan pembangunan;
5. Pemberdayaan perempuan.
Strategi pembangunan daerah Kabupaten Trenggalek 2010-2015 yang bertumpu pada pemberdayaan
rakyat ini dijalankan melalui model dual track strategy dimana di satu sisi berupaya mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan dasar rakyat seperti hak atas pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi,
pekerjaan, secara merata, berkualitas, dan berkeadilan melalui pemihakan kepada rakyat miskin (pro-poor)
untuk menuju Trenggalek makmur dan berakhlak. Di sisi lain, pembangunan yang ada berupaya mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan terutama melalui pengembangan agroindustri/
agrobisnis.
1.2.4. Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Trenggalek
Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Trenggalek berdasarkan RTRW Kabupaten Trenggalek adalah
terwujudnya kabupaten sebagai kawasan agribisnis, industri, minapolitan, dan pariwisata yang produktif
dan berkelanjutan.
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud
Maksud dari penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah terwujudnya pemetaan sanitasi di Kabupaten
Trenggalek secara komprehensif dalam rangka penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan monitoring
serta evaluasi.
1.3.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran awal/baseline karakteristik dan kondisi sanitasi serta prioritas atau arah
pengembangan Kabupaten dan masyarakat saat ini.
2. Mewujudkan prioritas pembangunan sanitasi di Kabupaten Trenggalek yang dapat diakses
masyarakat dan berkelanjutan.
3. Memberikan informasi yang akurat, lengkap dan mutakhir tentang kondisi sanitasi yang disepakati
SKPD dan stakeholder yang menyangkut aspek teknis dan non-teknis
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih ini berupa studi data sekunder dan data
primer. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait untuk pengkajian kondisi aspek teknis dan
keuangan sektor sanitasi Kabupaten Trenggalek. Data primer diperoleh dari Survei Resiko Kesehatan
Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment atau EHRA) yang mengkaji penerapan Pola Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dan ketersediaan fasilitas sanitasi di beberapa sampel di suatu kelurahan dan Studi
Kelembagaan PPSP untuk mengkaji kondisi dan potensi kelembagaan saat ini dalam pengelolaan sanitasi di
Kabupaten Trenggalek.
Kedua data ini saling melengkapi dan dapat memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai profil
kondisi sanitasi Kabupaten Trenggalek dari aspek teknis maupun non teknis serta bermanfaat sebagai alat
bantu penyusunan perencanaan sanitasi Kabupaten Trenggalek. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk
menganalisa atau mengkaji beberapa data dan informasi yang didapatkan, dilakukan secara deskriptif kualitatif
dan kuantitatif.
Secara substansi output Buku Putih Sanitasi mencakup 2 (dua) hal yaitu penentuan area risiko sanitasi
dan posisi sanitasi. Penentuan area risiko sanitasi dilakukan berdasarkan analisa pembobotan, sedangkan
penentuan posisi sanitasi kabupaten dilakukan dengan analisa SWOT. Analisa SWOT dilakukan dengan
mengidentifikasi Strength, Weakness, Opportunity dan Threat. Adapun bagan alir penyusunan Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut.
Kesepahaman
pentingnya buku putih
Ruang Lingkup
2
Penyiapan profil wilayah
Pengumpulan data
sekunder
Penyusunan profil wilayah
Persepsi SKPD
Analisis data sekunder
Analisis Studi EHRA
4
Penetapan Prioritas
Pengembangan Sanitasi
Analisis SWOT
5
Finalisasi Buku Putih
Konsultasi publik
Gambar 1.1 Bagan alir penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Trenggalek
5
1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
Adapun dasar hukum dan dokumen perencanaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman.
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
10. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sisitem Penyediaan Air Minum.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
16. Kesepakatan Internasional Millenium Development Goals (MDGs).
17. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 4 Thun 2010 tentang Sampah Regional.
18. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur.
19. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Rumah
Sakit.
20. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 29 Tahun 2000 tentang Tata Cara Permohonan Izin
Pembuangan Limbah Cair ke Sumber-Sumber Air di Provinsi Jawa Timur
21. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 14 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2005-2025.
22. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 19 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015.
23. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 15 Tahun 2009 tentang Strategi Sanitasi Berbasis Masyarakat
(STBM) di Kabupaten Trenggalek.
24. Keputusan Bupati Trenggalek Nomor 188.45/973/406.013/2011 tentang Pengesahan Penyelarasan
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-1015 terhadap
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015.
25. Keputusan Bupati Trenggalek Nomor 188.45/259/406.004/2012 tentang Kelompok Kerja Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Kabupaten Trenggalek Tahun 2012.
26. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2032
27. RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2011-2015
RPJP Kabupaten Trenggalek Tahun 2011-2031 terdiri atas visi dan misi Kabupaten Trenggalek 20 tahun
mendatang. Visi Pembangunan Kabupaten Trenggalek adalah Terwujudnya Kabupaten Trenggalek Sejahtera
dan Berakhlak. Visi tersebut diterjemahkan dengan 7 (tujuh) misi antara lain mengembangkan infrastruktur yang
bermanfaat bagi masyarakat dan mempunyai nilai tambah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015
telah menetapkan 16 (enam belas) program prioritas pembangunan yang salah satunya adalah pembangunan
dan pemeliharaan infrastruktur. Kebijakan umum pembangunan Kabupaten Trenggalek tahun 2010-2015 untuk
meningkatkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur jalan dan jembatan khususnya jalan perdesaan, sentra-sentra
produksi pertanian dan wilayah tujuan wisata sesuai dengan tata ruang dicapai dengan peningkatan sarana dan
prasarana dasar permukiman melalui penyediaan akses air bersih, drainase dan jalan lingkungan dengan
mendorong swadaya masyarakat.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Trenggalek Tahun 2011-2015
sebagai operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015 memuat strategi
6
pembangunan kabupaten Trenggalek, strategi pembangunan per kawasan dan strategi pembangunan sektoral
serta rencana program investasi Infrastruktur. RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2011-2015 Bidang
Infrastruktur dijabarkan menjadi dua bidang yaitu Bidang Infrastruktur Keciptakaryaan dan Bidang Bina Marga.
Rencana Investasi Bidang Keciptakaryaan mencakup kelayakan dari sektor pengembangan permukiman,
penataan bangunan dan lingkungan, penyehatan lingkungan permukiman serta pengembangan air minum.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2032 memberikan arahan untuk
pengembangan permukiman ke depan serta bagaimana pengembangan infrastruktur penunjangnya. Beberapa
infrastruktur penunjangnya seperti saluran drainase, air bersih dan sistem pengelolaan sampah kabupaten diatur
dalam dokumen ini.
Posisi Buku Putih Sanitasi adalah sebagai baseline data tentang kondisi sanitasi saat ini (existing) untuk
penyusunan SSK dan mekanisme monitoring dan evaluasinya. Sedangkan makna buku putih sanitasi adalah
sebagai dokumen yang menggambarkan karakteristik dan kondisi sanitasi Kabupaten Trenggalek termasuk
didalamnya prioritas/ arah pengembangan pembangunan sanitasi. Dengan demikian Buku Putih Sanitasi
diharapkan dapat berperan menjadi dokumen yang mampu mengintegrasikan data dan informasi terkait sanitasi
secara komprehensif dari dokumen-dokumen perencanaan lainnya. Adapun data dan informasi komprehensif
dalam Buku Putih Sanitasi setidaknya mencakup bagaimana teknis dan operasional sanitasi, kelembagaan
sanitasi, keuangan sanitasi, komunikasi sanitasi dan bagaimana pengembangan sumber daya manusia dalam
sektor sanitasi.
6
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Kabupaten Trenggalek merupakan satu dari 38 (tiga puluh delapan) kabupaten/kota di Propinsi Jawa
Timur, yang terletak di Kawasan Selatan Jawa Timur (KSJT) yaitu 181 km sebelah barat daya dari Kota
Surabaya, dengan luas wilayah 1.261,40 km2 atau 126.140 Ha. Secara geografis terletak pada koordinat
11124 - 11211 Bujur Timur dan 753 - 834 Lintang Selatan, yang memiliki batas-batas administratif,
sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo
Sebelah Timur : Kabupaten Tulungagung
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Barat
: Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan, 555 dusun/lingkungan,
1.287 rukun warga dan 4.490 rukun tetangga. Karakteristik geografis di Kabupaten Trenggalek dapat dibagi
dalam beberapa tipologi kawasan. Dari 14 kecamatan hanya 4 kecamatan yang mayoritas desanya berupa
dataran, yaitu Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Durenan.
Sedangkan 10 kecamatan lainnya mayoritas desanya berupa pegunungan. Kawasan pegunungan terletak pada
kabupaten sebelah utara dan tengah yaitu Kecamatan Bendungan, Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak dan
Kecamatan Dongko. Kawasan pesisir terletak di Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan
Panggul.
Air tanah atau juga disebut air artesis merupakan air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, diantara
dua lapisan kedap air. Air tanah dimanfaatkan penduduk sebagai sumber air bersih melalui pengeboran ataupun
sumur di permukiman penduduk. Keberadaan air tanah sangat tergantung pada curah hujan dan kemampuan
peresapan air ke dalam tanah. Kondisi air tanah di Kabupaten Trenggalek cukup bervariasi. Potensi air tanah
terbesar terdapat di Kecamatan Bendungan. Sedangkan produktifitas air tanah sedang terletak di kawasan
dataran. Selain air tanah dalam, Kabupaten Trenggalek juga memiliki air permukaan. Air permukaan sebagian
besar berupa sungai besar dan anak sungai. Setiap sungai tentunya memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS)
dimana kondisi lingkungan DAS akan mempengaruhi debit sungai. Luas DAS di Kabupaten Trenggalek dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 DAS Kabupaten Trenggalek
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Nama DAS
Bagong
Cengkrong
Damas
Dawuhan
Gede
Gobo
Gurang
Jabung
Jati
Karang Tuao
Konang
Kuteng
Mujing
Ngasinan
Ngasinanlama
Ngemplak
Ngeongan
Ngepeh
Luas (ha)
8.548,55
2.404,74
2.505,35
5,42
22.941,73
953,21
819,87
1.870,86
4.169,92
2.636,94
6.720,75
1.635,77
1.051,48
4.691,98
1.650,98
2.719,46
5.780,66
2.190,82
Debit m3/detik
2,518
2,214
0,705
4,793
4,793
-
7
No
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Nama DAS
Luas (ha)
Debit m3/detik
Ngulung
2.145,66
Padan
598,01
Perahuremak
2.689,89
Pinggir
6.963,57
Prambon
3.617,2
1,353
Salam
477,33
Tawing
17.790,91
1,086
Tembawur
1.310,75
Timpak Nongko
7.974,41
Werahan
1.294,22
Weru
515,01
Sumber : Dinas PU Pengairan dan Binamarga Kabupaten Trenggalek, 2012
Secara klimatologis, Kabupaten Trenggalek berada di sekitar garis Katulistiwa, maka seperti
Kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Timur yang mempunyai perubahan iklim sebanyak dua jenis setiap
tahunnya yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bulan September April merupakan musim penghujan,
sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan MeiAgustus. Namun akhir-akhir ini dengan perubahan anomali
cuaca maka siklus hujan menjadi tidak menentu. Jumlah hari hujan di Kabupaten Trenggalek rata-rata 212 hari
hujan pada tahun 2010 dengan rata-rata curah hujan sebanyak 20 mm.
Wilayah yang dipengaruhi pasang surut (rob) mencakup tiga kecamatan yang berada pada kawasan
pesisir yaitu meliputi Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Panggul. Adapun tabel
wilayah Kabupaten Trenggalek per kecamatan dan peta administrasi Kabupaten Trenggalek adalah sebagai
berikut.
Tabel 2.2 Nama Luas Wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Jumlah
kelurahan/desa
1. Panggul
17
2. Munjungan
11
3. Watulimo
12
4. Kampak
7
5. Dongko
10
6. Pule
10
7. Karangan
12
8. Suruh
7
9. Gandusari
11
10. Durenan
14
11. Pogalan
10
12. Trenggalek
13
13. Tugu
15
14. Bendungan
8
Jumlah
157
Sumber: Kabupaten Trenggalek dalam Angka 2011,
No
Nama Kecamatan
Luas wilayah
Ha
% thd total
13.156
10,43
15.480
12,27
15.444
12,24
7.900
6,26
14.120
11,19
11.812
9,36
5.092
4,04
5.072
4,02
5.496
4,36
5.716
4,53
4.180
3,31
6.116
4,85
7.472
5,92
9.084
7,2
126.140
100
8
Peta 2.1 Peta administrasi Kabupaten Trenggalek
9
2.2. Demografi
Menurut data BPS hasil dari registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Trenggalek pada akhir tahun
2009 sebesar 796.966 jiwa. Jumlah penduduk ini naik sebesar 0,99 % bila dibandingkan dengan keadaan akhir
tahun 2008. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama 1 dasawarsa terakhir sebesar 2,09 %. Pertumbuhan
yang cukup tinggi tersebut dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang besar pada tahun 2008 sebesar 14,79 %
dari tahun 2007. Dari jumlah penduduk tahun 2009, sebanyak 402.412 jiwa atau 50,49 % merupakan penduduk
laki-laki dan 394.554 jiwa atau 49,51 % merupakan penduduk perempuan. Pada tahun 2009, sex ratio yang
dihasilkan sebesar 102.
Untuk proyeksi jumlah penduduk di masa yang akan datang menggunakan metode model bunga berganda.
Penggunaan model bunga berganda didasarkan pada asumsi, tingkat pertumbuhan penduduk tiap tahun selalu
proporsional dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Model bunga berganda adalah sebagai berikut:
Pt = P0 ( 1 + r ) t
Dimana :
Pt
P0
r
Proyeksi ini dipilih dikarenakan jumlah penduduk di Kabupaten Trenggalek mengalami peningkatan setiap
tahunnya dengan laju perkembangan penduduk relatif. Adapun hasil proyeksi penduduk Kabupaten Trenggalek
dengan menggunakan metode bunga berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
No
Kecamatan
Jumlah
penduduk
1. Panggul
88455
2. Munjungan
55693
3. Watulimo
76454
4. Kampak
40285
5. Dongko
72655
6. Pule
60623
7. Karangan
54920
8. Suruh
28686
9. Gandusari
57221
10. Durenan
59744
11. Pogalan
59316
12. Trenggalek
74072
13. Tugu
56171
14. Bendungan
29407
Jumlah
813702
Sumber: Hasil analisa, 2012
Kepadatan
penduduk
(jiwa/ha)
2011
7
4
5
5
5
5
12
5
11
12
12
12
8
3
107
Jumlah
KK
16369
12545
19464
10175
17750
13277
11912
8016
13694
10721
14745
18128
14225
7823
188844
2013
93256
59482
82911
42210
76465
64389
60062
16691
61300
64867
50077
106031
101128
31322
871843
2014
95522
61176
85877
43022
78311
66117
62358
14850
63102
67356
48944
116403
117417
32078
910191
2015
97842
62919
88948
43851
80202
67890
64742
13211
64957
69940
47836
127789
136331
32852
952533
2016
100219
64711
92130
44695
82139
69712
67216
11754
66866
72623
46754
140290
158290
33644
999310
10
jasa-jasa dan perdagangan, hotel serta restoran karena dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tersebut, tidak
terdapat pergeseran struktur ekonomi. Sedangkan sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terkecil
bagi perekonomian Kabupaten renggalek adalah sektor lapangan usaha listrik, gas dan air bersih sebesar 0,43%
Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi APBD 5 tahun terakhir (dalam jutaan)
No
A
1
2
3
Anggaran
2007
2008
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
30.982
35.188
Dana Perimbangan (Transfer)
565.140
635.050
Lain-lain pendapatan yang sah
47
134
Jumlah pendapatan
596.169
670.372
B Belanja
1 Belanja tidak langsung
317.707
407.951
2 Belanja langsung
212.038
293.384
Jumlah belanja
529.744
701.336
Surplus/defisit anggaran
Sumber: Studi Keuangan PPSP Kabupaten Trenggalek, 2012
2009
2010
2011
40.436
653.649
20.501
714.586
53.545
716.126
24.843
794.514
63.084
862.302
22.832
948.218
514.398
217.312
731.710
598.947
203.153
802.100
935.917
Anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi Kabupaten Trenggalek 5 tahun terakhir mengalami
peningkatan, meskipun pada tahun 2008 sub sektor persampahan tidak ada anggaran dan belanja modal.
Belanja modal sanitasi per penduduk di Kabupaten Trenggalek mengalami peningkatan yang signifikan mulai
tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, kemudian setelah tahun 2009 sampai sekarang mengalami penurunan.
Berikut tabel ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasiKabupaten Trenggalek.
Tabel 2.5 Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir
No
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Sub sektor/SKPD
2007
2008
2009
Air Limbah
744,853,800
2,422,484
3,202,358,000
Persampahan
442,640,000
0
289,366,000
Drainase
879,405,000
3,763,350,000
5,474,970,302
Aspek PHBS
(pelatihan, sosialisasi,
0
0
0
komunikasi,
pendampingan)
Total belanja modal
2,066,898,800
3,765,772,484
8,966,694,302
sanitasi (A-D)
Total belanja modal
sanitasi dari APBD
0
0
0
murni (bukan
pendamping)
Total belanja APBD
529,754,000,000 701,336,000,000 731,710,000,000
Proporsi belanja modal
sanitasi terhadap
0.39
0.54
1.23
belanja total
Jumlah penduduk
687477
789172
796966
Belanja modal sanitasi
3,006
4,772
11,251
per penduduk
Sumber: Studi Keuangan PPSP Kabupaten Trenggalek, 2012
2010
2,192,548,500
1,941,153,750
2,686,295,800
2011
2,304,140,600
323,638,000
3,572,146,200
6,819,998,050
6,199,924,800
802,100,000,000
935,917,000,000
0.85
0.66
805057
813702
8,471
7,619
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Trenggalek mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami
peningkatan yaitu mulai 5,45 % sampai dengan 6,46%. Berikut tabel ruang fiskal daerah dan tabel data
perekonomian umum daerah Kabupaten Trenggalek.
11
Tabel 2.6 Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Trenggalek 5 tahun terakhir
No
1.
2.
3.
4,
5.
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Deskripsi
2007
2008
PDRB harga konstan (struktur 2.590.162,55 2.735.499,23
perekonomian) *
Pendapatan perkapita
4.423.295,52 3.686.873,79
Upah Minimum Regional
Inflasi (%)
7,27
9,87
Pertumbuhan Ekonomi (%)
5,45
5,61
Sumber: Kabupaten Trenggalek dalam Angka, 2012
2009
2.889.713,4
2010
2011
3.066.362,52 3.264.436,75
3.959.353,72
4.195.373.64 4.452.722,36
6,31
5,64
6,45
6,11
6,35
6.46
12
Peta 2.2 Rencana Pusat Layanan Kabupaten Trenggalek
13
Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Trenggalek
14
Persampahan merupakan isu penting di lingkungan perkotaan yang terus menerus dihadapi sejalan
dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas pembangunan. Dalam skala Kabupaten
Trenggalek sampah ditangani oeh Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan pengangkutan secara
komunal yaitu dimana sampah dari tiap rumah tangga diangkut oleh petugas kebersihan ke TPS (Tempat
Pemprosesan Sementara) dengan gerobak, dari TPS lalu diteruskan diangkut ke TPA (Tempat Pemprosesan
Akhir) oleh truk-truk sampah. Dalam skala kabupaten atau di wilayah pedesaan, sistem pembuangan sampah
dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dengan menimbun sampah di pekarangan rumah masing-masing.
Sampah dalam kawasan dikumpulkan oleh masing-masing rumah (daerah terbangun) dan kotoran sampah
tersebut banyak yang dibakar oleh penduduk. Timbulan sampah diwilayah Kabupaten Trenggalek yang
ditangani adalah sebesar sekitar 705 M3/hari, Sampah terangkut 63,546 M3/hari
Di pedesaan dan beberapa lingkungan permukiman terdapat sistem persampahan yang dikelola oleh
tenaga persampahan yang kelola mandiri oleh masyarakat setempat. Sistem ini disebut dengan istilah
rayoneering, yang merupakan upaya masyarakat untuk dapat mengelola persampahannya secara mandiri. Di
beberapa lingkungan permukiman, tenaga pengumpul sampah dan sarana prasarana persampahan diupayakan
oleh masyarakat hingga lokasi transer depo, yang selanjutnya diangkut oleh truk sampah ke TPA. Adapun
sarana pendukung jaringan persampahan yang terdapat di Kabupaten Trenggalek yang masih dalam kondisi
baik (75%).
Adapun arahan pengelolaan persampahan di wilayah perkotaan Kabupaten Trenggalek adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan prasarana pengelolaan lingkungan untuk mendukung kegiatan permukiman dan sistem
aktivitas pada sentra-sentra produksi melalui kebijakan pengembangan prasarana lingkungan.
2. Mengembangkan prasarana lingkungan dengan cara:
a. Pengembangan TPA untuk melayani kawasan perkotaan.
b. Pengelolaan limbah rumah tangga dengan sistem terpadu.
c. Pengelolaan limbah industri dan pertambangan dengan memperhatikan kualitas lingkungan.
3. Mengoptimalkan TPS (Tempat Pemrossesan Sementara) dan TPST (TPS Terpadu) pada bagianbagian lingkungan di masingmasing kecamatan, guna mengurangi beban TPA Regional,
mengoptimalkan pemrosessan sampah mendekati sumbernya, serta mengurangi proses angkut
sampah yang beresiko limbah.
4. Mengoptimalkan sampah yang dapat bernilai ekonomi diantaranya pengubahan bentuk dan
karakteristiknya menjadi kompos (pupuk organik) skala kecil, pengubahan sampah menjadi biogas,
ataupun pemanfaatan sampah kembali/metode daur ulang yang mengubah karakteristik sampah
menjadi bahan/material, menyesuaikan kondisi keterbatasan lahan yang ada.
5. Pengembangan pengawasan terhadap pengelolaan limbah industri dan pertambangan.
6. Penegakan hukum yang tegas bagi pengelolaan limbah industri dan pertambangan yang tidak sesuai
dengan standar dan ketentuan yang berlaku.
Mengingat kawasan perdesaan kecenderungannya masih tersedia cukup luas lahan pekarangan dan
sampah organik cenderung lebih dominan maka arahan rencana pengelolaan sampah di kawasan perdesaan
Wilayah Kabupaten Trenggalek antara lain meliputi:
1. Mengoptimalkan upaya untuk penanganan yaitu dengan pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan
pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah, pengumpulan dalam bentuk
pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau
tempat pengolahan sampah terpadu, serta pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
menuju ke tempat pemrosesan akhir;
2. Mengoptimalkan sampah yang dapat bernilai ekonomi diantaranya pengubahan menjadi kompos
(pupuk organik) sksla sedang, pengubahan sampah menjadi biogas, ataupun pemanfaatan sampah
kembali/metode daur ulang yang mengubah karakteristik sampah menjadi bahan/material;
3. Mengurangi pengolahan sampah dengan metode pembakaran.
Rencana Penanganan Air Limbah dalam RTRW Kabupaten Trenggalek mencakup 2 hal yaitu Rencana
Pengembangan Sistem Pengolahan Limbah Non Domestik dan Rencana Pengembangan Sistem Pengolahan
Limbah Domestik. Rencana Pengembangan Sistem Pengolahan Limbah Non Domistik meliputi :
1. Pengembangan fasilitas pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun),
15
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
16
Fasilitas pendidikan mengalami peningkatan dan makin merata penyebarannya yang meliputi jumlah
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
dalam 10 tahun terakhir sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.8 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Trenggalek
No
Kecamatan
SD
SLTP
Panggul
47
7
Munjungan
34
3
Watulimo
31
3
Kampak
17
3
Dongko
30
5
Pule
22
6
Karangan
28
4
Suruh
19
2
Gandusari
29
3
Durenan
32
4
Pogalan
25
2
Trenggalek
28
6
Tugu
27
3
Bendungan
24
2
Jumlah
393
54
Sumber: Hasil analisis peta RBI Bakosurtanal, 2011
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
SMA
1
2
1
1
1
1
2
3
1
9
1
1
24
Rasio murid per sekolah yang tinggi terdapat di Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Watulimo,
Kecamatan Panggul, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Durenan dan Kecamatan Kampak. Sedangkan rasio guru
per sekolah terbesar terdapat pada Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak, Kecamatan Gandusari dan
Kecamatan Trenggalek. Selain pendidikan formal dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan
diselenggarakan juga melalui pendidikan luar sekolah (PLS) antara lain Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan
Keaksaraan Fungsional (Kejar Paket A, Kejar Paket B dan Kejar Paket C).
Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Trenggalek berdasarkan pendataan PPLS 2008 sebanyak
57.406 dengan rincian rumah tangga sangat miskin (RTSM) berjumlah 10.664, rumah tangga miskin (RTM)
32.008 dan rumah tangga hampir miskin (RTHM) 14.734. Kecamatan yang banyak terdapat rumah tangga
miskin adalah Kecamatan Dongko 8.051, kemudian Kecamatan Panggul 6.521 dan Kecamatan Pule 6.039.
Kecamatan yang banyak terdapat rumah tangga sangat miskin adalah Kecamatan Dongko 3.050, kemudian
disusul Kecamatan Bendungan 1.376 dan Kecamatan Panggul 1.093.
Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Trenggalek menunjukkan penurunan selama beberapa
tahun terakhir, berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2006 jumlah RTM adalah sebesar
79.003 RTM dan turun menjadi 57.406 pada tahun 2009. Jika dilihat dari tiap sektor adalah pertanian 62,21
persen, perkebunan/kehutanan 5,52 persen, perdagangan dan jasa 5,46 persen, peternakan 0,60 persen,
perikanan 0,44 persen, pertambangan/galian 0,31 persen, industri/kerajinan 3,76 persen, bangunan 2,64 persen,
angkutan 0,73 persen, lainnya 6,56 persen dan tidak diketahui 11,7 persen.
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kecamatan
Panggul
Munjungan
Watulimo
Kampak
Dongko
Sangat Miskin
1.067
791
819
505
2.603
Jumlah
5.723
3.246
2.991
2.517
8.091
17
Jumlah Rumah Tangga
Sangat Miskin
Miskin
Hampir miskin
6. Pule
320
2.425
1.926
7. Karangan
460
1.960
433
8. Suruh
597
1.769
1.026
9. Gandusari
568
2.463
607
10. Durenan
626
2.195
771
11. Pogalan
408
2.224
1.232
12. Trenggalek
365
1.889
1.007
13. Tugu
721
2.012
1.163
14. Bendungan
1.150
1.807
514
Jumlah
11.000
30.768
13.438
Sumber: Kabupaten Trenggalek dalam Angka, 2011
No
Kecamatan
Jumlah
4.671
2.853
3.392
3.638
3.592
3.864
3.261
3.896
3.471
55.206
Sebagian besar rumah yang ditempati penduduk Kabupaten Trenggalek berupa rumah permanen yaitu
sekitar 163.959 unit, sisanya penduduk menempati rumah semi permanen sekitar 87.206 unit. Kedua jenis
rumah ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Trenggalek, baik yang ada di perkotaan maupun yang ada di
perdesaan. Adapun tabel jumlah rumah per kecamatan dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 2.10 Jumlah Rumah per Kecamatan
Jumlah Rumah
Jumlah rumah semi
Permanen
permanen
1. Panggul
18.798
8.806
2. Munjungan
10.806
1.248
3. Watulimo
18.695
1.210
4. Kampak
7.871
5.776
5. Dongko
9.423
5.829
6. Pule
8.778
9.514
7. Karangan
10.957
7.473
8. Suruh
4.872
5.092
9. Gandusari
13.900
7.012
10. Durenan
14.564
6.719
11. Pogalan
13.462
7.019
12. Trenggalek
16.913
8.181
13. Tugu
10.579
8.189
14. Bendungan
4.331
5.138
Jumlah
163.959
87.206
Sumber: Kabupaten Trenggalek dalam Angka, 2011
No
Kecamatan
Total
27.604
12.054
19.905
13.647
15.252
18.302
18.430
9.954
20.912
21.283
20.481
25.094
18.768
9.469
251.165
Kawasan kumuh di Kabupaten Trenggalek diindikasikan berupa perkampungan nelayan yang tersebar
di beberapa kecamatan, khususnya di kawasan pesisir yaitu Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan
Kecamatan Panggul. Kawasan kumuh ini identik dengan kepadatan bangunan yang tinggi dengan dominasi
rumah non permanen, sanitasi rumah yang buruk, perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah serta masalah
sosial yang tinggi.
2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah
Struktur organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek diatur dalam Peraturan Daerah Nomor
22 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Trenggalek. Berikut bagan
struktur organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek.
18
19
Adapun stuktur organisasi dan tata kerja SKPD yang terkait sektor sanitasi di Kabupaten Trenggalek
diatur melalui Peraturan Bupati, adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 104 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Sekretariat Daerah Kabupaten Trenggalek.
2. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 107 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Trenggalek.
3. Peraturan Bupati Trenggaleknomor 120 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek.
4. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 130 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan, Permukiman Dan Kebersihan Kabupaten Trenggalek.
5. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 122 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Trenggalek.
6. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 118 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pendapatan Kabupaten Trenggalek.
7. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 109 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Trenggalek.
8. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 113 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek.
20
BAB 3
PROFIL SANITASI WILAYAH
3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
3.1.1. Tatanan Rumah Tangga
Berdasarkan Studi EHRA perilaku higiene / sehat dikaitkan dengan pemakaian sabun. Pemakaian
sabun penting untuk dikaji karena sabun adalah salah satu desinfektan yang dapat mencegah masuk dan
berkembangnya kuman patogen ke dalam tubuh. Dalam Kuesioner EHRA menanyakan kepada responden
tentang pemakaian sabun hari ini atau kemarin. Kemudian juga penggunaan sabun untuk keperluan apa saja
serta bagaimana tempat cuci tangan dan waktu mencuci tangan bagi anggota keluarga. Berikut hasil identifikasi
perilaku higiene dalam tatanan rumah tangga berdasarkan Studi EHRA di kabupaten Trenggalek.
- Sebagian besar responden yaitu 3447 responden (99%) pada saat dilakukan survey menjawab
memakai sabun pada hari tersebut.
- Sebagian besar responden menggunakan sabun untuk keperluan mandi, mencuci peralatan makan
minum juga masak dan mencuci pakaian. Demikian juga untuk higiene anak sudah bagu karena dari
responden yang punya anak sebanyak 100% memandikan anak dengan sabun, menceboki pantat
anak, dan mencuci tangan anak
- Sebagian besar kondisi warga Kabupaten Trenggalek biasa mencuci tangan di kamar mandi dan dapur
Permasalahan kesehatan yang terkait dengan perilaku yang tidak mencerminkan hidup bersih dan
sehat adalah terjadinya penyakit diare. Cuci tangan pakai sabun adalah pencegahan cemaran yang sangat
efektif dan efisien khususnya untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Waktu-waktu cuci tangan pakai
sabun yang perlu dilakukan seorang ibu/pengasuh untuk mengurangi risiko balita terkena penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni, 1) sesudah buang air besar (BAB), 2)
sesudah menceboki pantat anak, 3) sebelum menyantap makanan, 4) sebelum menyuapi anak, dan terakhir
adalah 5) sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga.
Berdasarkan hasil studi EHRA, diketahui bahwa dari 3480 responden yang disurvey, 1459 responden
pernah terkena sakit diare atau sebesar 41,9 % dan sisanya yaitu 2021 responden tidak pernah sakit diare.
Penderita yang terkena diare terbanyak adalah orang perempuan dewasa sejumlah 414 responden, kemudian
Orang dewasa laki-lak sebesar 343 responden, dan selanjutnya anak-anak balita sebesar 228 responden.
3.1.2. Tatanan Sekolah
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang
sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4. Olahraga yang teratur dan terukur.
5. Memberantas jentik nyamuk.
6. Tidak merokok di sekolah.
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.
8. Membuang sampah pada tempatnya.
21
Tabel 3.1 Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK)
Jumlah
Siswa
Jumlah
Guru
Nama Sekolah
PDAM
L
SPT
T
Jml Tempat
Kencing
Jml Toilet/WC
Fas. Cuci
Tangan
Persediaan
Sabun
SGL
T
Guru
Guru
Siswa
Guru
Pesuruh
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA/SMK
Jumlah
22
Tabel 3.2 Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK)
Apakah pengetahuan ttg Higiene dan
Sanitasi diberikan
Nama Sekolah
Ya, saat
pertemuan /
penyuluhan
tertentu
Ya, saat
mata
pelajaran
PenJas di
kelas
Apakah ada
dana utk air
bersih / sanitasi
/ pend. Higiene
Tidak
pernah
Dikumpulkan
Ya
Dipisahkan
Dibuat
kompos
Tidak
Dari
Toliet
Dari
Kamar
Mandi
SMAN 1 Trenggalek
SMAN 2 Trenggalek
SMPN 1 Trenggalek
SMPN 2 Trenggalek
SMPN 5 Trenggalek
Kapan Tangki
Septik
Dikosongkan
Kondisi
Higiene
Sekolah
23
3.2. Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kesehatan lingkungan dapat dilihat dari penggunaan jamban/WC oleh rumah tangga. Kesadaran
masyarakat Kabupaten Trenggalek terhadap kesehatan lingkungan belumlah tinggi. Salah satu indikasinya
ditandai dengan penggunaan tangki septik untuk penampungan kotoran akhir yang dipakai masih kurang dari 50
% meskipun terjadi peningkatan pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sekitar 50,48
%.
Kondisi eksisting juga menunjukkan bahwa pengelolaan limbah di Kabupaten Trenggalek baik limbah
rumah tangga dan limbah industri sangatlah minim. Sebagian besar industri belum memiliki Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL). Limbah cair rumah tangga maupun industri yang dihasilkan pada umumnya langsung dibuang
pada saluran pembuangan yang biasanya merupakan saluran drainase. Kegiatan seperti ini berdampak pada
pencemaran air permukaan.
24
3.2.1. Kelembagaan
Tabel 3.3 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota
Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka
pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik)
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja)
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa
kolektor)
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
Mengelola IPLT dan atau IPAL
Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air
limbah domestik
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan
saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan,
personil, peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah
domestik
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
V
V
V
V
V
V
25
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah
domestik skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana
pengelolaan air limbah domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah
domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah
domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
Pemerintah
Kabupaten/Kota
V
V
V
Swasta
Masyarakat
26
Tabel 3.4 Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Trenggalek
Ketersediaan
Peraturan
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan
Tidak
Ada
Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterangan
27
Ketersediaan
Peraturan
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan
Tidak
Ada
V
Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterangan
28
3.2.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan
29
Peta 3.1 Peta cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik
(peta belum tersedia karena Kabupaten Trenggalek belum memiliki pengelolaan air limbah domestik)
30
Peta 3.2 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik
(peta belum tersedia karena Kabupaten Trenggalek belum memiliki pengelolaan air limbah domestik)
31
Tabel 3.5 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Input
User Interface
Penampungan
Awal
Pengaliran
/pengangkutan
Pengolahan
Akhir
Pembuangan
Daur Ulang
Grey Water
Air cucian
pakaian
Saluran terbuka
dan tertutup
Air cucian
dapur
Saluran terbuka
dan tertutup
Air mandi
Saluran terbuka
dan tertutup
Sungai/saluran
drainase, jalan,
halaman, kebun
Black Water
WC duduk
Tinja dan
urine
Tangki septik
Lubang galian
Cemplung/
lubang
Sungai/pantai/laut
Sungai/pantai/
laut
Truk tinja/sedot
WC dan tenaga
manusia/tukang
Sungai/saluran
drainase dan air
tanah
Tabel 3.6 Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kabupaten Trenggalek
Kelompok Fungsi
Unser Interface
Penampungan awal
Pembuangan/
daur ulang
Teknologi yang
digunakan
Jenis Data
Sekunder
(Perkiraan)
Nilai Data
Jamban pribadi
Lubang galian
Sungai/saluran drainase
Tangki septik
Cemplung/lubang
Sungai/pantai/laut
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
3.536 KK
467 KK
402 KK
1.678 KK
1.259 KK
351 KK
Sungai
Nama Sungai
Tersebar
Sumber Data
Studi EHRA Dinas Kesehatan
Studi EHRA Dinas Kesehatan
Studi EHRA Dinas Kesehatan
Studi EHRA Dinas Kesehatan
Studi EHRA Dinas Kesehatan
Studi EHRA Dinas Kesehatan
Dinas PU Bina Marga dan
Pengairan
32
Tabel 3.7 Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat
Jumlah
Kecamatan
RT
Kec. Bendungan
Kec. Dongko
Kec. Durenan
Kec. Gandusari
Kec. Kampak
Kec. Karangan
Kec. Munjungan
Kec. Panggul
Kec. Pogalan
Kec. Pule
Kec. Suruh
Kec. Trenggalek
Kec. Tugu
Kec. Watulimo
RW
Pddk
miskin
Tahun
MCK
Jumlah MCK
Jamban
Keluarga
Dikelola
RT
Dikelola
RW
Dikelola
CBO
Dikelola
Lainnya
dibangun
Tahun
Sanimas
Jumlah Sanimas
Dikelola
RT
Dikelola
RW
Dikelola
CBO
Dikelola
Lainnya
dibangun
33
Tabel 3.8 Kondisi sarana MCK
Lokasi
MCK
Jumlah Pemakai
Kecamatan
MCK
RT
RW
PDAM
S
SPT
T
Jml
Toilet/WC
Jml kmr
mandi
Fas. Cuci
Tangan
Ada biaya
pemakaian
MCK
Tempat buangan
air kotor
SGL
T
Kec. Bendungan
Kec. Dongko
Kec. Durenan
Kec. Gandusari
Kec. Kampak
Kec. Karangan
Kec. Munjungan
Kec. Panggul
Kec. Pogalan
Kec. Pule
Kec. Suruh
Kec. Trenggalek
Kec. Tugu
Kec. Watulimo
Persediaan
Sabun
Y = ya
T = tidak
Tangki
Septik
Cubluk
Kapan tangki
septik
dikosongkan
34
Tabel 3.9 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
No
1.
Sub Sektor
P2KP
Pelaksana/PJ
Masyarakat
Tahun
Mulai
Fungsi
2010
Tidak
Fungsi
Aspek PMJK
Rusak
PM
V
JDR
V
MBR
V
35
3.2.4. Pemetaan Media
Tabel 3.10 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Trenggalek
No
1.
2.
3.
Kegiatan
Tahun
Akselerasi
pencapaian
ODF
(pemicuan
30 desa)
Akselerasi
pencapaian
ODF
(pemicuan
127 desa)
Pertemuan
dan monev
program
SToPS
2007
Dinas pelaksana
Tujuan
kegiatan
Dinas kesehatan
Mengurangi
masyarakat
yang BAB
sembarangan
Masyarakat
pelaku BAB
sembarangan
Mengurangi
masyarakat
yang BAB
sembarangan
Masyarakat
pelaku BAB
sembarangan
Mengurangi
masyarakat
yang BAB
sembarangan
Masyarakat
pelaku BAB
sembarangan
Dinas kesehatan
2008
Dinas kesehatan
2009
Khalayak
sasaran
Pesan
kunci
Pembelajaran
Menjaga
sanitasi
lingkungan
Menjaga
sanitasi
lingkungan
Menjaga
sanitasi
lingkungan
Nama Media
Jenis Acara
Pesan Kunci
Pendapat Media
Catatan: Saat ini belum ada media komunikasi terkait air limbah di Kabupaten Trenggalek
Tabel 3.12 Kerjasama terkait Sanitasi di Kabupaten Trenggalek
No
Nama Kegiatan
Jenis Kegiatan
Sanitasi
PHBS
Bentuk Kerjasama
In Kind
Nama Mitra
Bentuk Kerjasama
Unilever
PHBS
In Kind
Operator seluler
In Kind
36
3.2.5. Partisipasi Dunia Usaha
Tabel 3.14 Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Trenggalek
No
Nama Provider
Tahun mulai
operasi
Jenis kegiatan
1.
2008
Sedot tinja
2.
2007
Sedot tinja
Subsektor/SKPD
2007
Air limbah
Pembangunan
MCK
Pembangunan
jaringan sanitasi
Program
Percepatan
Pembangunan
Sanitasi (PPSP)
744.853.800
2
3
4
2008
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
Fluktuatif
2009
2010
2011
2.422.484
3.202.358.000
2.192.548.500
2.304.140.600
1.689.264.676
200.000.000
400.000.000
90.000.000
230.000.000
Fluktuatif
3.131.450.000
1.735.536.000
981.000.250
1.097.640.500
1.736.406.688
Fluktuatif
75.000.000
75.000.000
37
3.3. Pengelolaan Persampahan
Jelaskan detail mengenai kondisi riil pengelolaan persampahan di kabupaten/kota saat ini, baik yang terkait
dengan kualitas dan kuantitas infrastruktur maupun aspek non-infrastruktur lainnya.
Jelaskan permasalahan prioritas yang dihadapi terkait dengan pengelolaan persampahan.
3.3.1. Kelembagaan
Jelaskan mengenai aspek legal formal (peraturan maupun kebijakan yang ada mengenai persampahan di
tingkat kabupaten/kota)
Jelaskan institusi yang berwenang dalam pengelolaan persampahan (baik operator maupun regulator).
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-03: Kajian
Kelembagaan dan Kebijakan dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
38
Tabel 3.16 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
FUNGSI
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota,
Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah
Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS)
Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Membangun sarana TPA
Menyediakan sarana komposting
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS
Mengelola sampah di TPS
Mengangkut sampah dari TPS ke TPA
Mengelola TPA
Melakukan pemilahan sampah*
Melakukan penarikan retribusi sampah
Memberikan izin usaha pengelolaan sampah
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala
kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan
persampahan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau
menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
Pemerintah Kabupaten/Kota
PEMANGKU KEPENTINGAN
Swasta
Masyarakat
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
39
Tabel 3.17 Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Trenggalek
Ketersediaan
Peraturan
Ada (Sebutkan)
Ada
Target 50 %
Pelaksanaan
Tidak
Ada
Efektif
Dilaksanakan
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Ada
- Sampah rumah tangga diambil
gerobak RT mulai pukul 14.00-04.00
- Gerobak Sampah RT & warga boleh
membuang ke TPS mulai pukul
14.00-04.00
- Pengangkutan dari TPS ke TPA
mulai pukul 04.00-10.00
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keteranga
n
40
Ketersediaan
Peraturan
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan
Tidak
Ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keteranga
n
41
3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan
Jelaskan mengenai sistem pengelolaan persampahan yang ada, baik untuk sistem pengangkutan, penyimpanan
sementara, dan pemrosesan akhir, serta kegiatan 3R.
Penjelasan ini perlu memuat mengenai teknologi yang dipergunakan di setiap sistem yang ada.
Tuliskan informasi mengenai jumlah masyarakat penerima manfaat masing-masing sistem untuk mengetahui
tingkat layanan dari sistem pengelolaan persampahan yang ada.
42
Peta 3.3 Peta cakupan layanan persampahan
43
Peta 3.4 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan
44
Tabel 3.18 Diagram sistem sanitasi pengelolaan Persampahan
Input
Sampah
organik
Sampah
anorganik
Pengumpulan
setempat
User Interface
Penampungan
sementara
Pengangkutan
Pengolahan
semi akhir
Pembuangan
akhir
TPS, container
Truk sampah
TPA
TPS, container
Truk sampah
Daur ulang
TPA
Kelompok Fungsi
User Interface
Jenis Data
Sekunder
Dinas PU Perkimsih
Jumlah
Jumlah
Dinas PU Perkimsih
Dinas PU Perkimsih
Jumlah
Dinas PU Perkimsih
Jumlah
Jumlah
Penampungan sementara
TPS, container
Jumlah
Pengangkutan
Pengolahan semi akhir
Truk sampah
Tempat daur ulang
Jumlah
Jumlah
Pembuangan akhir
TPA
Volume
sampah
Sumber Data
Jumlah
Pengumpulan setempat
(Perkiraan) Nilai
Data
Gerobak
sampah: 21
unit. Motor
sampah: 3 unit
TPS : 7 unit,
container: 12
unit
10 unit
1 unit
TPA Srabah:
50,022 m3/hari
TPA Bengkorok:
13, 524 m3/hari
Dinas PU Perkimsih
Dinas PU Perkimsih
Dinas PU Perkimsih
Dinas PU Perkimsih
Dinas PU Perkimsih
Dinas PU Perkimsih
45
3.3.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Jelaskan tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan, informasi mengenai keterlibatan
masyarakat (laki-laki dan perempuan) dalam pengelolaan persampahan, serta informasi mengenai akses,
pengaruh, dan manfaat yang diperoleh oleh rumah tangga miskin.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-06: Kajian
PMJK, Promosi Higiene, dan Sanitasi Sekolah dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.20 Pengelolaan persampahan di tingkat kecamatan
Dikelola oleh
Sektor
Formal di
tingkat
Kelurahan/Ke
camatan
Dikelola
Pihak
Swasta
Keterangan
RW
L
V
V
V
P
V
V
V
L
V
V
V
P
V
V
V
Dikelola oleh
Kabupaten/Kota
Jenis Kegiatan
V
V
V
V
V
V
Dikelola oleh
Masyarakat
L
V
V
V
P
V
V
V
Dikelola
oleh
Sektor
Formal di
Tingkat
L
P
Dikelola
Pihak
Swasta
L
No
Sub Sektor
Nama
Program /
Proyek /
Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun
Mulai
-
Aspek PMJK
Fungsi
Tidak
Fungsi
Rusak
PM
JDR
MBR
Catatan: Saat ini belum ada proyek layanan terkait persampahan yang berbasis masyarakat di Kabupaten
Trenggalek
46
3.3.4. Pemetaan Media
Jelaskan mengenai penggunaan berbagai media komunikasi untuk menunjang pengelolaan air limbah domestik.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-05: Kajian
Komunikasi dan Pemetaan Media dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini
Tabel 3.23 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Trenggalek
No
Kegiatan
Tahun
Dinas
pelaksana
-
Tujuan
kegiatan
-
Khalayak
sasaran
-
Pesan
kunci
-
Pembelajaran
-
Catatan: Saat ini belum ada kegiatan komunikasi terkait persampahan di Kabupaten Trenggalek
Tabel 3.24 Media komunikasi yang ada di Kabupaten Trenggalek
No
Nama Media
Jenis
Acara
-
Pesan Kunci
Pendapat Media
Catatan: Saat ini belum ada media komunikasi terkait persampahan di Kabupaten Trenggalek
Tabel 3.25 Kerjasama terkait Sanitasi
No
Nama Kegiatan
Jenis Kegiatan
Sanitasi
-
Bentuk Kerjasama
Catatan: Saat ini belum ada kerjasama terkait persampahan di Kabupaten Trenggalek
Tabel 3.26 Daftar Mitra Potensial
No
Nama Mitra
Bentuk Kerjasama
Catatan: Saat ini belum ada mitra potensial terkait persampahan di Kabupaten Trenggalek
Nama Provider
Tahun mulai
operasi
-
Jenis kegiatan
-
Catatan: Saat ini belum ada penyedia layanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Trenggalek
47
3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan
Berikan informasi terkait dengan pendapatan dan belanja (baik belanja investasi maupun untuk operasi dan
pemeliharaan) yang dilakukan pemerintah (SKPD terkait) maupun institusi lain yang berwenang dalam
pengelolaan persampahan.
Berikan informasi mengenai besaran retribusi serta penerimaan dari retribusi.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-04: Profil
Keuangan dan Perekonomian Daerah dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.28 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan persampahan
No
1
Subsektor/SKPD
n-4
n-3
Belanja Pengelolaan
Persampahan
Retribusl Sampah
n-2
n-1
850
juta
-
350
juta
-
1,8
milyar
-
Ratarata
-
Pertumbuhan
(%)
-
48
Tabel 3.29 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan
FUNGSI
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota
Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase lingkungan
Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan)
dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk
penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun
Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase
sekunder dan primer
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase
lingkungan skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan
drainase lingkungan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan
atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota
PEMANGKU KEPENTINGAN
Swasta
Masyarakat
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
49
Tabel 3.30 Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Trenggalek
Ketersediaan
Peraturan
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan
Tidak Ada
DRAINASE LINGKUNGAN
V
V
V
V
Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterangan
50
3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan
Jelaskan sistem pengelolaan drainase lingkungan yang ada di kabupaten/kota. Penjelasan ini perlu memuat
mengenai teknologi yang digunakan.
Informasikan jumlah masyarakat penerima manfaat untuk mengetahui tingkat layanan dari sistem pengelolaan
drainase lingkungan tersebut.
51
Peta 3.5 Peta jaringan drainase Kabupaten Trenggalek
52
Tabel 3.31 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan
User
Interface
Air cucian dari Tempat cuci
dapur
piring
Lubang
Air mandi
Pembuangan
Air cucian
Pembuangan
pakaian
Air Cucian
Air hujan
Talang
Input
Penampungan
Awal
Sumur resapan
Pengaliran
Saluran
terbuka/tertutup
Saluran
terbuka/tertutup
Saluran
terbuka/tertutup
Saluran
terbuka/tertutup
Pengolahan
Akhir
Pembuangan/
Daur Ulang
Kode/Nama
Aliran
Saluran
drainase/
sungai
Penampungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuangan/Daur
Ulang
Kode/Nama Aliran
Teknologi yang
digunakan
Tempat Cuci Piring
Lubang Pembuangan
Pembuangan air cucian
Talang
Sumur resapan
Saluran terbuka/tertutup
Jenis Data
Sekunder
(Perkiraan)
Nilai Data
Sumber Data
Saluran drainase/sungai
53
Tabel 3.33 Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan
Jumlah
Kondisi Drainase
Saat Ini
Pembersihan Drainase
Kelurahan/Desa
RT
RW
Lancar
Rutin
Mampet
L
Kec. Bendungan
Kec. Dongko
Kec. Durenan
Kec. Gandusari
Kec. Kampak
Kec. Karangan
Kec. Munjungan
Kec. Panggul
Kec. Pogalan
Kec. Pule
Kec. Suruh
Kec. Trenggalek
Kec. Tugu
Kec. Watulimo
Pengelola oleh
Tidak Rutin
P
Pemerintah
Kota
Kelurahan
Masyarakat
(RT /RW)
L
Swasta
Ada
Tidak Ada
54
Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
Kondisi Sarana Saat ini
No
Sub Sektor
Nama Program /
Proyek / Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun
Mulai
Fungsi
Tidak
Fungsi
-
Catatan : Saat ini belum ada proyek layanan yang berbasis masyarakat terkait drainase lingkungan di Kabupaten Trenggalek
Keterangan:
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Aspek PMJK
Rusak
PM
JDR
MBR
55
3.4.4. Pemetaan Media
Berikan informasi mengenai penggunaan berbagai media komunikasi untuk menunjang pengelolaan drainase.
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-05: Kajian
Komunikasi dan Pemetaan Media dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Trenggalek
No
Kegiatan
Tahun
Dinas
pelaksana
-
Tujuan
kegiatan
-
Khalayak
sasaran
-
Pesan
kunci
-
Pembelajaran
Catatan : Saat ini belum ada kegiatan komunikasi terkait drainase lingkungan di Kabupaten Trenggalek
Nama Media
Jenis
Acara
-
Pesan Kunci
Pendapat Media
Catatan : Saat ini belum ada media komunikasi terkait drainase lingkungan di Kabupaten Trenggalek
Tabel 3.37 Kerjasama terkait Sanitasi
No
1.
Nama Kegiatan
Drainase Lingkungan
Jenis Kegiatan
Sanitasi
Pembangunan
Saluran Drainase
Bentuk Kerjasama
Perusahaan Rokok
Hibah UangTunai
Nama Mitra
Perusahaan Rokok
Bentuk Kerjasama
Hibah Uang Tunai
Nama Provider
Tahun mulai
operasi
-
Jenis kegiatan
-
Catatan : Saat ini belum ada penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Trenggalek
56
3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan
Berikan informasi terkait dengan pendapatan dan belanja (baik belanja investasi maupun untuk operasi dan
pemeliharaan) yang dilakukan pemerintah (SKPD terkait) maupun institusi lain yang berwenang dalam
pengelolaan drainase.
Berikan informasi mengenai besaran retribusi serta penerimaan dari retribusi (sekiranya ada).
Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-04: Profil
Keuangan dan Perekonomian Daerah dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Tabel 3.40 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan drainase
No
Subsektor/SKPD
Drainase
2007
2008
2009
2010
2011
Rata-rata
879,405,000
3,763,350,000
5,474,970,302
2,686,295,800
3,572,146,200
3,275,233,460
Pertumbuhan
(%)
Fluktuatif
57
Peta 3.6 Peta cakupan layanan air bersih
58
Tabel 3.41 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten
No
Uraian
Satuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pengelola
Tingkat Pelayanan
Kapasitas Produksi
Kapasitas Terpasang
Jumlah Sambungan Rumah (Total)
Jumlah Kran Air
Kehilangan Air (UFW)
Retribusi/Tarif (rumah tangga)
Jumlah pelanggan per kecamatan
Kec. Bendungan
Kec. Dongko
Kec. Durenan
Kec. Gandusari
Kec. Kampak
Kec. Karangan
Kec. Munjungan
Kec. Panggul
Kec. Pogalan
Kec. Pule
Kec. Suruh
Kec. Trenggalek
Kec. Tugu
Kec. Watulimo
%
Lt/detik
Lt/detik
Unit
Unit
%
M3
Sistem Perpipaan
Keterangan
PDAM/ BPAM
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Industri Tempe
Indusri Tahu
Lokasi
Pogalan, Depok,
Sumberdadi, Ngares,
Dawuhan, Jatiprahu,
Prambon dan
Ngelinggis
Kelutan, Nglebeng,
Kertosono, Jambu,
Karanganyar,
Gamping, Tamanan,
Ngentrong,
Sukowetan dan
Sambirejo
Nglongsor dan
Gondang
Jumlah industri RT
Jenis
Pengolahan
Kapasitas
(m3/hari)
203
Sentra IPAL
Komunal
1 m3/Jam
157
47
59
Lokasi
Tawang, Kampung
baru, Gares,
Bengkorok, Prigi dan
Margomulyo
Jajar, Karangrejo,
Gemaharjo, Dukuh
dan Prigapus
Jumlah industri RT
Jenis
Pengolahan
Kapasitas
(m3/hari)
48
Sentra IPAL
Komunal
1 m3/Jam
175
Lokasi
RSUD dr. Sudomo
Kapasitas (m3/hari)
3 m3/Jam
59
BAB 4
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI
DAN YANG AKAN DIRENCANAKAN
4.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higien
Masyarakat di Kabupaten Trenggalek belum seluruhnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Di mana indikator yang termasuk di dalam PHBS ini adalah pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, menimbang bayi dan balita, Asi ekslusif, mencuci tangan pakai sabun, menggunakan air bersih,
menggunakan jamban, melakukan pemberantasan sarang nyamuk, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktifitas fisik setiap dan tidak merokok di dalam rumah. Hasil pemantauan pada tahun 2010 dari
2.755 rumah tangga yang disurvei terdapat 986 (35,79%) rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan di dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2009 2014 diharapkan pada tahun 2014
persentase rumah tangga yang melaksanakan PHBS sebesar 70%. Adapun untuk indikator PHBS yang lain
seperti penggunaan jamban, dari 157 desa yang ada di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2010 masih 49 desa
( 31,21%) yang sudah Open Defecation Free (ODF).
Pada tahun 2012, Kabupaten Trenggalek berkomitmen untuk mendukung program PPSP dengan
melaksanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Berdasarkan
SKPD Dinas Kesehatan, terdapat 3 program diantaranya program upaya kesehatan masyarakat, program
pengawasan obat dan makanan serta program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Semua
program tersebut dialokasikan melalui APBD II. Indikasi biaya untuk ketiga program tersebut sebesar 1,5 M. Di
dalam program upaya kesehatan masyarakat terdapat kegiatan penyusunan studi EHRA yang merupakan
dokumen pendukung Buku Putih Sanitasi (BPS). Selain Dinas Kesehatan, Bappeda juga mendukung program
PPSP dengan melaksanakan kegiatan penyusunan Master Plan Kesehatan, fasilitasi kegiatan tim
kabupaten/kota sehat, studi keuangan PPSP, studi kelembagaan PPSP dan fasilitasi penyusunan Buku Putih
Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten. Indikasi biaya kegiatan PPSP di Bappeda sebesar 600 juta.
Tabel 4.1 Rencana program dan kegiatan PHBS dan promosi higiene tahun n+1
Rencana program dan kegiatan PHBS dan promosi higiene tahun 2013 (n+1)
No
Nama program/kegiatan
satuan
volume
Indikasi
biaya (Rp.)
(juta)
Sumber
pendanaan/p
embiayaan
SKPD
penanggungjawab
Sumber
dokumen
perencanaan
9,448.05
DAU
Dinas Kesehatan
Renstra Dinkes
2010-2015
18.70
DAU
Dinas Kesehatan
Renstra Dinkes
2010-2015
500
DAU
Dinas Kesehatan
Renstra Dinkes
2010-2015
Sebagai tindak lanjut dari program dan kegiatan PHBS tahun 2012, maka Dinas Kesehatan
juga merencanakan berbagai program di tahun 2013. Berdasarkan Renstra Dinas kesehatan tahun
2010-2015, terdapat 3 program yaitu program upaya kesehatan masyarakat dengan estimasi biaya
60
sebesar 9,4 M. Program pengawasan obat dan makanan sebesar 18,7 M dan program promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sebesar 500 juta.
Tabel 4.2 Kegiatan PHBS dan promosi higiene yang sedang berjalan
Kegiatan PHBS dan promosi higiene tahun 2012 (n)
No
Biaya
(Rp.)(juta)
Sumber
dana
satuan
volume
1. Penyelengaraan
Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
menular dan wabah
paket
200
APBD II
Puskesmas dan
Dinkes
Dinas Kesehatan
2. Peningkatan Kesehatan
masyarakat
paket
250
APBD II
Puskesmas dan
Dinkes
Dinas Kesehatan
3. Penyelenggaraan
Penyehatan Lingkungan
paket
100
APBD II
Dinkes , 22
Puskesmas dan 12
Kecamatan
Dinas Kesehatan
4. Peningkatan pelayanan
Kesehatan Ibu, Bayi, Balita,
Anak Usia sekolah, Remaja
dan Usila.
paket
500
APBD II
Dinkes dan
Puskesmas
Dinas Kesehatan
paket
83.333
APBD II
Dinkes
Dinas Kesehatan
paket
75
APBD II
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
paket
300
APBD II
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
4.
Kegiatan Koordinasi
Penyusunan Masterplan
Kesehatan
paket
275
APBD II
Bappeda
Bappeda
5.
paket
75
APBD II
Bappeda
Bappeda
6.
paket
50
APBD II
Bappeda
Bappeda
7.
paket
50
APBD II
Bappeda
Bappeda
8.
FasilitasiPPSP
paket
100
APBD II
Bappeda
Bappeda
9.
Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
1.
Nama program/kegiatan
Lokasi kegiatan
Pelaksana kegiatan
61
Kegiatan PHBS dan promosi higiene tahun 2012 (n)
No
Nama program/kegiatan
1. Koordinasi Penilaian Kota
sehat adipura
satuan
volume
paket
Biaya
(Rp.)(juta)
50
Sumber
dana
APBD II
Lokasi kegiatan
Kota Trenggalek
Pelaksana kegiatan
KLH
Pengelolaan air limbah juga mendapat perhatian serius dari pemerintah Kabupaten
Trenggalek. Dokumen perencanaan yang mengalokasikan program terkait pengelolaan air limbah
diantaranya Renstra Dinas Perkimsih tahun 2010-2015, Rencana Pembangunan Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) bidang keciptakaryaan tahun 2010-2015 dan Renstra Kantor Lingkungan Hidup
tahun 2010-2015. Pada tahun 2013, pembangunan MCK tetap dilaksanakan oleh Dinas PU Perkimsih
Kabupaten Trenggalek sebesar 30 unit melalui dana APBD II. Kegiatan Dinas PU Perkimsih di tahun
2013 yang juga menggunakan dana APBD II diantaranya pembangunan sanitasi lingkungan sepanjang
6.000 m dengan estimasi biaya sebesar 1,5 M. Bantuan dana pusat juga membantu pemerintah
kabupaten melalui DAK dan APBN dengan estimasi biaya 5,445 M. Selain itu dalam upaya mengurangi
dan memanfaatkan limbah kotoran hewan maka Kantor Lingkungan Hidup merencanakan kegiatan
pembangunan biogas sebesar 5 unit.
Tabel 4.3 Rencana program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun n+1
Rencana program dan kegiatan Pengelolaan air limbah domestik tahun 2013 (n+1)
No
1.
Nama
program/kegiatan
Sumber
pendanaan/p
embiayaan
SKPD
penanggungjawab
Sumber
dokumen
perencanaan
Unit
30
2,250
APBD II
Din PU Perkimsih
Renstra Din PU
Perkimsih 20102015
Meter
6000
1,500
APBD II
Din PU Perkimsih
Renstra Din PU
Perkimsih 20102015
Program
Pengembangan
Jaringan Irigasi, rawa
dan jaringan lainnya
1. Kegiatan
Pembangunan Sanitasi
Lingkungan
Indikasi
biaya
(Rp.)(Juta)
Program Peningkatan
Sarana Prasarana
Penyehatan
Lingkungan dan
Permukiman
1. Kegiatan
Pembangunan MCK
2.
volume
satuan
Pemantauan Kualitas
62
Rencana program dan kegiatan Pengelolaan air limbah domestik tahun 2013 (n+1)
No
volume
Indikasi
biaya
(Rp.)(Juta)
Sumber
pendanaan/p
embiayaan
SKPD
penanggungjawab
Unit
250
APBD II
Kantor LH
Renstra KLH
2010-2015
1. Kegiatan Infrastruktur
sanitasi lingkungan
(DAK)
paket
2,500
DAK
Din PU Perkimsih
RPIJM Bidang
Cipta Karya
2010-2015
2. Pembangunan
infrastruktur air limbah
dengan sistem onsite/sanimas
Kawasan
2,945
APBN
Din PU Perkimsih
RPIJM Bidang
Cipta Karya
2010-2015
Nama
program/kegiatan
satuan
Sumber
dokumen
perencanaan
Lingkungan
1. Kegiatan
Pembangunan Biogas
Pengelolaan air limbah domestik ditekankan pada upaya mencegah pencemaran lingkungan.
Upaya untuk mengurangi dan mengolah air limbah domestik baik grey water maupun black water
dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan. Pada tahun 2012, dilakukan pembangunan MCK
sebesar 5 unit yang menggunakan dana APBD II dan Bantuan Keuangan provinsi. Pembangunan
sarana dan prasarana sanitasi juga dibantu melalui dana DAK. Selain kegiatan yang bersifat
pembangunan, pemerintah Kabupaten Trenggalek juga melakukan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan yang dilakukan Kantor Lingkungan Hidup.
Tabel 4.4 Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan air limbah domestik tahun 2012 (n)
satuan
volume
Biaya
(Rp.)(Juta)
unit
90
APBD II
tersebar
Dinas PU
Perkimsih
2.
unit
1,049.917
DAK
tersebar
Dinas PU
Perkimsih
3.
200
BK Provinsi
tersebar
Dinas PU
No
1.
Nama program/kegiatan
Sumber
dana
Lokasi
kegiatan
Pelaksana
kegiatan
1. Pengadaan MCK
63
Kegiatan Pengelolaan air limbah domestik tahun 2012 (n)
No
Nama program/kegiatan
satuan
volume
Biaya
(Rp.)(Juta)
Sumber
dana
Lokasi
kegiatan
Pelaksana
kegiatan
Perkimsih
4.
paket
50
APBD II
tersebar
KLH
paket
1,148.206
DAK
Kabupaten
Trenggalek
KLH
Nama
program/kegiatan
satuan
volume
Indikasi
biaya
(Rp.)(Juta)
Sumber
pendanaan/p
embiayaan
SKPD
penanggungjawab
Sumber
dokumen
perencanaan
Program Kinerja
Pengelolaan
Persampahan
1. Kegiatan
Pembuatan TPS
rehab rumah
Jaga+pagar
Unit
350
APBD II
Dinas PU Perkinsih
Rensrta Din PU
Perkimsih 20102015
2. Renovasi TPS
Unit
500
APBD II
Dinas PU Perkinsih
Rensrta Din PU
Perkimsih 20102015
3. Pembelian
Bulldozer
Unit
1,500
APBD II
Dinas PU Perkinsih
Rensrta Din PU
Perkimsih 20102015
4. Pengulahan
limbah air mindi
Meter3
25x20x1,5
250
APBD II
Dinas PU Perkinsih
Rensrta Din PU
Perkimsih 20102015
64
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat perekonomian masyarakat maka
timbulan sampah juga akan semakin besar. Pengembangan sarana dan prasarana persampahan di
Kabupaten Trenggalek diprioritaskan pada kawasan perkotaan. Pada tahun 2012, pengelolaan
persampahan diprioritaskan pada pengembangan TPS yang mendapatkan bantuan pendanaan dari BK
provinsi dengan volume 100 unit. Pengadaan sarana dan prasarana persampahan yang dialokasikan
Dinas PU Perkimsih melalui dana APBD II sebesar 975.000.000.
Tabel 4.6 Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan persampahan tahun 2012 (n)
No
1
Nama
program/kegiatan
volume
Biaya
(Rp.)(juta)
Sumber dana
Lokasi
kegiatan
Institusi Pelaksana
Program
pengembangan kinerja
pengelolaan
persampahan
1. Kegiatan Penyediaan
Prasarana dan Sarana
Pengelolaan
Persampahan
(pengadaan alat
angkutan darat
bermotor/tidak bermotor,
alat-alat Bengkel,
pengadaan konstruksi
jaringan air, pengadaan
sarana prasarana)
2.
satuan
paket
975
APBD
Dinas PU
Perkimsih
Dinas PU Perkimsih
unit
100
500
BK Provinsi
tersebar
Dinas PU Perkimsih
Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur Perumahan
dan Permukiman
1. Pengadaan tempat
Pembuangan Sampah
Pada tahun 2013, terjadi peningkatan anggaran pengelolaan drainase. Terjadi kenaikan
anggaran yang sangat signifikan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Bertambahnya anggaran
pembiayaan drainase lingkungan juga seiring dengan jumlah satuan drainase yang dibangun. Selain
menampung dan mengalirkan limpasan air hujan maka upaya yang dilakukan adalah meresapkan ke
dalam tanah melalui kegiatan pembangunan biopori. Biopori direncanakan tersebar di 33 titik dengan
estimasi biaya sebesar 100 juta.
65
Tabel 4.7 Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase saat ini (tahun n+1)
Rencana program dan kegiatan Pengelolaan drainase tahun 2013 (n+1)
No
volume
Indikasi
biaya
(Rp.)
(Juta)
Sumber
pendanaan/p
embiayaan
Unit
30
2,500
APBD II
Dinas PU perkimsih
Renstra Din PU
Perkimsih 20102015
1. Kegiatan
Pembangunan Biopori
Unit/ titik
33
100
APBD II
Kantor LH
Infrastruktur drainase
perkotaan/
Meter
8,000
APBN, APBD
Dinas PU perkimsih
Nama
program/kegiatan
satuan
SKPD
penanggungjawab
Sumber dokumen
perencanaan
Program Peningkatan
Sarana Prasarana
Penyehatan Lingkungan
dan Permukiman
1. Kegiatan
Pembangunan
Drainase lingkungan
2.
3.
Pemantauan Kualitas
Lingkungan
Pembangunan drainase
Nama
program/kegiatan
volume
Biaya
(Rp.)(juta)
Sumber dana
Lokasi
kegiatan
Pelaksana
kegiatan
Program Lingkungan
sehat Perumahan
1. Pengadaan
Konstruksi
Saluran/drainase
2.
satuan
meter
2400
1,035
APBD II
tersebar
Dinas Pu Perkimsih
meter
2500
1,250
BK Provinsi
tersebar
Dinas Pu Perkimsih
Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur Perumahan
dan Permukiman
1. Pengadaan
Konstruksi
66
Kegiatan Pengelolaan drainse tahun 2012 (n)
No
Nama
program/kegiatan
satuan
volume
Biaya
(Rp.)(juta)
Sumber dana
Lokasi
kegiatan
Pelaksana
kegiatan
Saluran/drainase
No
1.
Nama
program/kegiatan
satuan
volume
Indikasi
biaya
(Rp.)
(Juta)
Sumber
pendanaan/p
embiayaan
SKPD
penanggungjawab
Sumber
dokumen
perencanaan
Program
pengembangan
Jaringan Irigasi, rawa
dan jaringan lainnya
1. Kegiatan
Pembangunan Jaringan
Air bersih/air minum dan
perpipaan
Unit / titik
34
4,500
APBD II
Din PU Perkimsih
Renstra Din PU
Perkimsih 20102015
67
Tabel 4.10 Kegiatan yang sedang berjalan
Kegiatan Sanitasi sub sektor Air Bersih tahun 2012 (n)
No
1.
Nama
program/kegiatan
satuan
volume
Biaya (Rp.)(juta)
Sumber dana
Lokasi
kegiatan
Pelaksana
kegiatan
Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur Perumahan
dan Permukiman
1. Pengadaan
Konstruksi jaringan air
bersih/ air minum
unit
3051
750
BK Provinsi
tersebar
Dinas PU
Perkimsih
1. Pembangunan
prasarana dan sarana
Air minum
unit
16
1,895.188.5
DAK
tersebar
Dinas PU
Perkimsih
2. Pembangunan
jaringan air bersih/ air
minum
unit
250
APBD II
tersebar
Dinas PU
Perkimsih
3.
Program Pembangunan
Sanitasi Permukiman
(PPSP)
paket
75
APBD II
Dinas PU
Perkimsih
Dinas PU
Perkimsih
4.
Program Penyediaan
dan Pengelolaan Air
Baku
Paket/
500
200
APBD II
tersebar
Dinas PU
Perkimsih
2.
Program
Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan
Irigasi, Rawa, dan
jaringan pengairan
lainnya
tangki
68
BAB 5
INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
5.1. Area Berisiko Sanitasi
Pengelolaan sanitasi meliputi antara lain pengelolaan air bersih, sampah, limbah dan drainase
lingkungan yang berkaitan langsung dengan kualitas lingkungan hidup dan kualitas kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, mengelola sanitasi secara baik sama dengan menjaga kelestrasian lingkungan hidup, memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat. Selanjutnya untuk membangun keseimbangan hak dan kewajiban antara negara
dan masyarakatnya, maka pengelolaan sanitasi harus didasarkan prinsip pembangunan partisipatif yakni
pembangunan yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
Penentuan area beresiko dilakukan melalui penilaian dengan metode pemberian skor berdasarkan data
sekunder yang telah tersedia.Indikator-indikator yang digunakan untuk menentukan prioritas skoring merupakan
juga hasil kesepakatan yang diambil antar SKPD dan studi EHRA. Beberapa indikator yang digunakan untuk
skoring dari data sekunder adalah:
a. Kepadatan Penduduk;
b. Angka Kemiskinan;
c. Daerah yang dialiri sungai;
d. Rawan banjir.
Peta area beresiko Kabupaten Trenggalek dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai skoring 1-4 dengan
rincian sebagai-berikut :
Skor 4 : Resiko Sangat Tinggi berwarna merah.
Skor 3 : Resiko Tinggi berwarna kuning.
Skor 2 : Berisiko Sedang berwarna biru.
Skor 1 : Kurang Berisiko berwarna hijau.
Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Trenggalek telah ditetapkan oleh
kelompok kerja Sanitasi Kabupaten Trenggalek berdasarkan skor penilaian terhadap data sekunder, data EHRA,
dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait Sektor Sanitasi. Hasil analisis data sekunder,
persepsi SKPD dan EHRA juga hasil kesepakatan kelompok kerja sanitasi Kabupaten Trenggalek menunjukkan
area berisiko pada tingkat desa dan kelurahan sebagaimana terlihat pada peta dan tabel berikut ini.
69
Peta 5.1 Peta area berisiko sanitasi berdasarkan data sekunder
70
Peta 5.2 Peta area berisiko sanitasi berdasarkan Studi EHRA
71
Peta 5.3 Peta area berisiko sanitasi berdasarkan persepsi SKPD
72
Peta 5.1 Peta area berisiko sanitasi
73
Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi dan penyebab utamanya
No
1.
Area Berisiko*)
Risiko Sangat Tinggi
Wilayah Prioritas
Desa Dawuhan, Kec. Trenggalek
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
74
No
26.
Area Berisiko*)
Risiko Sangat Tinggi
Wilayah Prioritas
Desa Ngulung Kulon, Kec. Munjungan
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Risiko Tinggi
36.
Risiko Tinggi
37.
Risiko Tinggi
38.
Risiko Tinggi
39.
Risiko Tinggi
40.
Risiko Tinggi
41.
Risiko Tinggi
42.
Risiko Tinggi
43.
Risiko Tinggi
44.
Risiko Tinggi
45.
Risiko Tinggi
46.
Risiko Tinggi
47.
Risiko Tinggi
48.
Risiko Tinggi
49.
Risiko Tinggi
50.
Risiko Tinggi
75
No
51.
Area Berisiko*)
Risiko Tinggi
Wilayah Prioritas
Desa Sumbergayam, Kec. Durenan
52.
Risiko Tinggi
53.
Risiko Tinggi
54.
Risiko Tinggi
55.
Risiko Tinggi
56.
Risiko Tinggi
57.
Risiko Tinggi
58.
Risiko Tinggi
59.
Risiko Tinggi
60.
Risiko Tinggi
61.
Risiko Tinggi
62.
Risiko Tinggi
63.
Risiko Tinggi
64.
Risiko Tinggi
65.
Risiko Tinggi
66.
Risiko Tinggi
67.
Risiko Tinggi
68.
Risiko Tinggi
69.
Risiko Tinggi
70.
Risiko Tinggi
71.
Risiko Tinggi
72.
Risiko Tinggi
73.
Risiko Tinggi
74.
Risiko Tinggi
75.
Risiko Tinggi
76.
Risiko Tinggi
76
No
77.
Area Berisiko*)
Risiko Tinggi
Wilayah Prioritas
Desa Karanggandu, Kec. Watulimo
78.
Risiko Tinggi
79.
Risiko Tinggi
80.
Risiko Tinggi
81.
Risiko Tinggi
82.
Risiko Tinggi
83.
Risiko Tinggi
77
5.2.2. Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah Kabupaten Trenggalek
78
5.2.4. Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan Kabupaten Trenggalek
79
5.2.5. Posisi Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Kabupaten Trenggalek