Anestesi
Lokal
Pembedah
an minor
Perawatan
gigi
Pembedah
an
Blok Saraf
Prawatan
gigi
Prosedur
diagnosis
Pengontrol
an Rasa
Sakit
Indikasi
Ekstraksi gigi
Apikoektomi
Gingivektomi
Gingivoplasti
Bedah Periodontal
Pulpektomi
Pulpotomi
Alveoplasti
Bone grafting
Implant
Perawatan fraktur
rahang
Reimplantasi avulsi
Kontraindikasi
Adanya infeksi /
inflamasi akut pada
daerah injeksi, bila
melakukan anestesi
secara injeksi.
Hindari bloking
saraf inferior gigi
pada dasar mulut
atau area
retromolar
Penderita
hemophilia,
Christmas Disease,
Von Willebrand
Disease
Alergi kandungan
dari anestesi lokal
Persiapan pasien
Pencegahan kerusakan
jarum
membengkoknya
sebelum di insersi
dalam mulut pasien,
dapat juga terjadi
karena pergerakan
pasien yang berlebihan
secara tiba-tiba
sehingga jarum
penetrasi ke dalam otot.
Tidak menggunakan
jarum yang terlalu
pendek untuk blok saraf
inferior alveolar pada
orang dewasa
Tidak menggunakan
jarum berukuran 30
untuk blok saraf inferior
alveolar pada orang
dewasa atau anak-anak
Tidak membengkokan
jarum ketika
memasukan dalam
jaringan lunak
Tidak memasukan
jarum kedalam jaringan
lunak sampai ke
pusatnya, kecuali jika
benar-benar diperlukan
untuk penyuntikan
Berikan perhatian lebih
jika memasukan jarum
pada anak kecil atau
Parast
esi
Paralisi
s
Nervus
Fasial
Trism
us
Luka
Jaring
an
Lunak
Hemato
ma
Nyeri
Rasa
Terbak
ar
Infeksi
kontaminasi jarum
sebelum administrasi
anestesi.
Kontaminasi terjadi
saat jarum
bersentuhan dengan
membran mukosa.
Edema
Pengelupas
an Jaringan
Lesi
intraoral
post
anestesi
Nadia Amanda N
(Malamed, 2013)
Area teranestesi
geligi mandibular
sampai midline,
corpus mandibula,
ramus inferior,
mukoperiosteum
bukal, mukus
membrane anterior
pada mandibula
gigi molar pertama,
dua pertiga anterior
lidah dan dasar
mulut, serta
jaringan lunak
lingual dan
periosteum
Indikasi
prosedur pada gigi rahang bawah multiple
pada satu region,
anestesi jaringan lunak buccal,
anestesi jaringan lunak lingual.
kontraindikasi
infeksi atau inflamasi akut pada area injeksi,
pasien dengan kemungkinan untuk menggigit
jaringan lunak yang teranestesi
(Malamed, 2013)
Keuntungan
injeksi anestesi di satu tempat memberikan
anestesi pada area yang luas pada satu region
Kerugian
persentase anesthesia yang tidak cukup,
intraoral landmark tidak terlihat,
kadang terjadi aspirasi positif anestesi lingual
dan bibir bawah menimbulkan
ketidaknyamanan bagi pasien
(Malamed, 2013)
TEKNIK:
Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi
molar ketiga digeser ke lateral untuk
mencari linea oblique eksterna digeser
ke median untuk mencari linea oblique
interna melalui trigonum retromolar
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Indikasi
prosedur dental pada region gigi molar
rahang bawah
Kontraindikasi
infeksi atau terdapat inflamasi akut
pada area injeksi
(Malamed, 2013)
TEKNIK:
25- atau 27-gauge jarum panjang.
Sebuah jarum panjang dianjurkan
situs deposisi posterior, bukan
kedalaman penyisipan jaringan (yang
minimal).
Lokasi penyisipan: membran mukosa
distal dan bukal untuk gigi molar
paling distal di lengkungan
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
spukul 8 langsung
saraf bukal kanan
menghadap pasien
saraf bukal kiri pukul 10 menghadap
diarah yang sama dengan pasien
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Aspirasi
Negatif 0,3 mL (sekitar
seperdelapan dari cartridge) lebih
dari 10 detik.
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Indikasi
Prosedure multiple pada gigi mandibular
anestesi jaringan lunak bukal dari molar
ketiga hingga ke midline,
anestesi jaringan lunak lingual
kegagalan dengan blok saraf alveolar
inferior konvensional.
(Malamed, 2013)
TEKNIK:
jarum panjang 25-gauge
Area insersi : membrane mukosa pada mesial ramus
mandibular, diatas garis dari intertragic notch menuju
ke sudut mulut, lebih distal ke molar kedua maksila
Area target : bagian lateral dari leher kondilus,
dibawah insersi otot pterygoid lateral.
(Malamed, 2013)
4. Landmark
Extraoral
(Malamed, 2013)
Intraoral
(1) Tinggi injeksi
ditetapkan
dengan
menempatkan
ujung jarum
dibawah
mesiolingual
(mesiopalatal)
cusp molar kedua
maksila
(2) Penetrasi
jaringan lunak
yang lebih distal
dari molar kedua
maksila
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Posisi pasien
terlentang (direkomendasikan) /semi
terlentang.
Minta pasien untuk memperpanjang
lehernya & membuka mulut lebar
selama teknik.
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Area teranestesi
1. Gigi mandibular hingga ke midline
2. Badan mandibula, bagian inferior ramus
3. Mucoperiosteum bukal dan membrane
mukosa didepan foramenmental
4. 2/3 anterios lidah dan dasar kavitas oral
(saraf linual)
5. Jarigan lunak lingual dan periosteum
Indikasi
1. Pembukaanmandibula terbatas
2. Multiple prosedur pada gigi mandibular
3. Ketidakmampuan memvisualisasikan landmarks untuk IANB
Kontraindikasi
1. Infeksi atau inflamasi akut pada area injeksi
2. Pasien dnegankebiasaan menggigit bibir atau lidah, seperti
anak kecil atau orang dewasa yang cacat mental atau fisiknya
(handicapped)
3. Ketidakmampuan memvisualisasikan atau mendapatkan
akses ke aspek lingual ramus
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
TAHAPAN
Posisi operator yang benar : untuk Vazirani-Akinosi
kiri dan kanan, untuk administrator tangankanan,
duduk pada posisi jam 8 menghadap ke pasien.
Posisi pasien telentang (direkomendasikan) atau
semi terlentang
Letakan index finger kiri atau ibu jari pada
coronoid notch , mencerminkan jaringan pada
aspek medial ramus kelateral. Mencerminkan
jarikan lunak membentuk dalam visualisasi area
injeksi dan menurunkan trauma selama insersi
jarum
(Malamed, 2013)
Visualisasi landamark
(1) Mocogingival junction molar ketga atau
kedua
(2) Tuberositas maksilaris
Persiapjan jaringan pada area penetrasi
(1) Keringkan dengan gauze steril
(2) Aplikasikan topical antiseptic (optional)
(3) Aplikasikan topical anestesi
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Aspirasi
Negative alirkan 1,5-1,8ml larutan anestesi ,
dalam durasi kira-kira 60 dekit
Tarik suntikan perlahan dan segera amankan
jarum.
Setelah injeksi, kembalikan posisi pasien tegak
lurus atau semi tegak lurus
Paralisis saraf motoric akan berkembang secepat
atau lebih cepat daripada anestesi sensoris.
Anestesi bibir dan lidah akan disadari dalam 4090 detik; prosedur dental dapat dimulai setelah 5
menit
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
PROSEDUR
Siapkan jaringan yang mau diinjeksi.
Jaringan tersebut dibersihkan dengan
antiseptik topikal dan anestesi topikal.
Arahkan jarum sedemikian rupa
sehingga bevel menghadap tulang
Angkat bibir, tarik jaringan
Tahan syringe paralel dari long axis
gigi dan diinsersikan pada mucobuccal
fold
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Indikasi
anestesi pulpa gigi RA & RB ketika perawatan
dibatasi hanya pada satu atau dua gigi
anestesi jaringan lunak untuk prosedur bedah
untuk area yang terbatas
Kontraindikasi
infeksi atau inflamasi akut pada area injeksi
tulang yang padat yang ditutupi oleh apeks gigi.
(Malamed, 2013)
2)
3)
4)
5)
(Malamed, 2013)
TAHAP
1) Muccobuccal fold diulas dengan yodium.
2) Jarum masukkan dengan sudut 45 pada Muccobuccal
fold atau 1 1 mm dari leher gigi, bevel jarum
menghadap tulang, sampai menyentuh tulang.
3) Tarik 1-2 mm, kemudian jarum sejajarkan, sampai
menyentuh tulang dekat regio periapikal gigi yang
bersangkutan.
4) Keluarkan anastetikum 2cc pada sulkus bukal
5) Sambil jarum ditarik deponir kembali anastestikum
0,2 cc untuk memperoleh matirasa maksimum
6) Bukal infiltrasi 0,5 1,0 cc cukup untuk
menganastesi jaringan lunak sekitar gigi yang akan
dicabut
(Malamed, 2013)
GREATER PALATINE
NERVE
anestesi bagian
posterior dari
palatum keras
NERVUS
NASOPALATINUS
anestesi dari
palatum keras
anterior
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Gambar 2. Area yang dianestesi dengan greater palatine nerve block (Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Gambar 2. Area target untuk blok greater palatine nerve (Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
TAHAPAN
Asumsikan posisi yang benar
(1) greater palatine nerve kanan administrator
menghadap pasien pada posisi jam 7 atau 8
(2) greater palatine nerve kiri administrator menghadap
dalam arah yang sama dengan pasien pada posisi jam 11.
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
teknik
Teknik
penetrasi
satu jarum
ke palatum
Multiple
needle
penetration
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
injeksi pertama
bersihkan area injeksi
tarik bibir bagian atas untuk
merenggang jaringan dan membuat
operator lebih mudah melihat.
Secara perlahan masukan jarum ke arah
frenulum dan injeksikan 0,3 ml anestesi
dalam waktu sekitar 15 detik.
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
(Malamed, 2013)
Inhalasi
Gas
NO2
O2
Cairan volatile
Siklop
ropan
Ethyl
ether
halot
an
isoflu
ran
desflu
ran
Enflur
an
sevofl
uran
intraven
a
Propofol
Barbitur
at
Etomida
t
Ketamin
Obat
yang
digunaka
n untuk
membant
u
anastesi
benzodi
azepin
opioid
Cairan Volatile
Ethyl ether
Zat ini sensitive terhadap cahaya, jika terkena cahaya
terjadi pembentukan peroksida dan aldehid. Ethyl ether ini
mudah meledak dan terbakal
Absorbsi, metabolism, ekskresi
Ethyl ether diabsorbsi oleh epitel pulmo dan dieksresi
melalui ekspirasi dan urin, dan didstribusi plasama dan
sel
Kontraindikasi
Pada pulmonary edema, penyakit ginjal kronis.
Efek farmakologi
Ethyl ether ini menyebabkan depresi system saraf pusat yang efektif
memblok formasi retrikular. Ethyl ether menghasilkan zat yang memblok
neuromuscular (aktivitas curariform yaitu yang menyebabkan neuromuscular
lumpuh tanpa menghilangkan kesadaran) yang mengurangi respon otot
skeletal terhadap stimulasi.
Ethyl etherini menyebabkan iritan local terhadap jalur pernapasan yang
menyebakan sekresi bronchial meningkat. Konsentrasi tinggi menekan pusat
respirasi
Ethyl ether meneyebabkan detak jantung meningkat karena pelepasan
epineprin. Ethyl ethermenyebabkan meningkatnya tekanan darah kemudian
menjadi normal karena vasodilatasi peripheral. Pada konsentrasi tinggi ether
menekan miokardium secara langsung.
Ethyl ether menyebabkan nausea dann vormet. Pada saat postoperative
terjadi depresi pada pergerakan lambung dengan ga.
Ethyl ether menyebabakan produksi urin berkurang karena berkurangnya
filtasi glomerular dan pelasan ADH.
Ethyl ether menyebabkab gangguan pada fungsi hati yang bersifat reversible.
Halotan
anestetik
golongan
hidrokarbon
yang
berhalogen.
Halotan
merupakan
anestetik
yang kuat
dengan efek
anagesik
yang lemah.
Secara
langsung
halotan
menghambat
kerja otot
jantung dan
otot polos
pembuluh
darah serta
menurunkan
aktivitas saraf
simpatis.
Enfluran
anestetik
eter
berhalogen
tidak
mudah
.
terbakar.
Enfluran
Enfluran
dalam kadar
tinggi dapat
menyebabka
n depresi
kardiovaskul
ar dan
perangsanga
n sistem
saraf pusat
enfluran
diberikan
dengan kadar
rendah
bersama N2O
untuk
menghindari
efek samping
Enfluran
menyebabkan
relaksasi otot
rangka lebih
baik daripada
halotan,
sehingga
dosis obat
harus
diturunkan
Isofluran adalah
eter berhalogen
yang tidak
mudah
terbakar.
Isofluran
berbau tajam
kadar obat
yang tinggi
dalam udara
inspirasi
membuat
pasien
menahan napas
dan terbatuk.
Pada anestesi
yang dalam
dengan
isofluran tidak
terjadi
perangsangan
sistem saraf
pusat seperti
pada enfluran
Isofluran
Isofluran
Isofluran
meningkatkan
aliran darah
otak sementara
metabolisme
otak hanya
menurun sedikit.
Sirkulasi otak
tetap responsif
terhadap CO2
Oleh karena itu,
isofluran
merupakan
anestesi pilihan
dalam bedah
saraf.
Desfluran
Desfluran lebih sulit menguap
dibandung dengan kelompoknya.
Desfluran umumnya banyak digunakan
pada bedah singkat atau pada bedah
rawat jalan.
Desfluran bersifat iritatif sehingga
menimbulkan batuk, sesak napas, atau
bahkan spasme laring
Sudah jarang digunakan
Sevofluran
Sevofluran merupakan anestetik
inhalasi baru yang memberilan
induksi dan pemulihan yang lebih
cepat.
Metabolismenya di hati dan
menghasilkan ion fluor yang juga
dapat merusak ginjal.
merupakan gas
yang tidak
bewarna, tidak
berbau, tidak
berasa, dan lebih
berat daripada
udara.
N2O sukar larut
dalam darah dan
merupakan
anestesi yang
kurang kuat
sehingga kini
hanya digunakan
sebagai bantuan.
Pada anestesi
yang lama, N2O
dapat
menyebabkan
rasa mual,
muntah, dan
lambat sadar.
N2O memiliki efek
analgesik yang
baik, dengan
inhalasi 20% N2O
dalam oksigen
efeknya seperti
efek 15 mg
morfin.
Siklopropan
Siklopropan
merupakan
anestesi inhalasi
yang kuat,
berbentuk gas,
berbau spesifik,
tidak bewarna,
dan disimpan
dalam bentuk
cairan
bertekanan
tinggi.
Siklopropan
relatif tidak larut
dalam darah
sehingga dalam
2-3 menit induksi
dilalui.
Siklopropan
menimbulkan
relaksasi otot
cukup baik dan
sedikit sekali
mengiritasi
saluran napas.
Siklopropan tidak
menghambat
kontraktilitas otot
jantung; curah
jantung dan
tekanan arteri
tidak meningkat
sehingga
merupakan
anestetik yang
dipilih pada
pasien syok.
Perdarahan dapat
terjadi saat
dilakukan perasi
karena
siklopropan
meningkatkan
aliran darah.
adalah
anestesi yang
cepat
Kriteria ini sulit menghasilkan
dicapai oleh satu
hipnosis
obat, maka
umumnya digunakan
kombinasi beberapa
obat atau digunakan
kombinasi beberapa
obat atau dengan
cara lainnya.
pengaruh
farmakokinet
iknya tidak
bergantung
pada
disfungsi
organ.
cepat
dieleminasi
oleh tubuh,
tidak atau
sedikit
mendepresi
fungsi respirasi
dan
kardiovaskular,
efek analgesia,
menimbulkan
amnesia pascaanestesia
mempunyai,
dampak
buruknya mudah
dihilangkan oleh
antagonisnya
Barbiturat
barbiturat kerja sangat
singkat yaitu tiopental,
metoheksital,
dan
tiamilal yang diberikan
secara bolus intravena
atau secara infus.
Penyuntikan
intravena
harus dilakukan secara
hati-hati karena dapat
terjadi ekstravasasi atau
penyuntikkan ke dalam
arteri.
Dengan
dosis
yang
memadai untuk induksi,
pasien akan merasakan
rasa bawang putih di
lidahnya
Ketamin
Ketamin merupakan
larutan
tidak
berwarna, stabil pada
suhu
kamar
dan
relatif aman.
Ketamin
memiliki
sifat
analgesik,
anestesi,
dengan
kerja
singkat.
Ketamin
tidak
menyebabkan
relaksasi otot lurik
bahkan
kadangkadang
tonusnya
sedikit meninggi.
Ketamin merupakan
satu-satunya
anestesi
intravena
yang
merangsang
kardiovaskular
karena
efek
perangsangnya pada
pusat saraf simpatis.
Propofol
Propofol
berupa
minyak pada suhu
kamar
sebagai
emulsi 1%.
Propofol
intravena
1,5-2,5
mg/kgBB
menimbulkan induksi
anestesi
secepat
tiopental,
tetapi
dengan
pemulihan
yang lebih cepat dan
pasien
segera
merasa lebih baik
dibanding
setelah
penggunaan
anestetik
lain.
Kelebihan
propofol
adalah bekerja lebih
cepat
daripada
tiopental,
konfusi
pascabedah minimal,
dan
kurang
menyebabkan mualmuntah pasca bedah
Benzodiazepin
Benzodiazepin yang digunakan adalah diazepam,
lorazepam, dan midazolam.
Dengan dosis untuk anestesi, kelompok obat ini
menyebabkan tidur, mengurangi cemas, dan
menimbulkan amnesia anterograd, tetapi tidak berefek
analgesik.
Efek pada sistem saraf pusat dapat diatasi dengan
antagonisnya. Anestesi ini sering digunakan pada
penderita jantung karena obat inI tidak mendepresikan
sistem kardiovaskular.
Dosis diazepam untuk induksi adalah 0,1-0,5 mg/kgBB
sedangkan pada orang sehat, dosisnya adalan 0.2
mg/kgBB diberikan bersama narkotik analgesik.
Macam-Macam Teknik
Anestesi Umum
Anestesi
Umum
Anestesi
Intravena
Anestesi
Inhalasi
(gas)
Anestesi Umum di
kedokteran Gigi
Outpatient
General
Anesthesia
Inpatient
General
Anesthesia
Outpatient General
Anesthesia
Pasien ASA I, ASA II, beberapa ASA III
1. IV barbiturate/propofol (kurang dari 30 menit)
.prosedur bedah oral dan maksilofasial yang
singkat (impaksi M3)
.Methohexital (barbiturate yang sering dipakai),
propofol (non barbiturate)
.Tambahan obat: nitrous oxide-oxygen,
benzodiazepin (durasi anestesi), opioid,
anestesi lokal (mencegah stimulus rasa sakit
mencapai otak, dosis barbiturat, kontrol nyeri
post operatif)
Outpatient General
Outpatient
General
Anesthesia
Anesthesia
2. Conventional operating theater
(lebih dari 30 menit, kurang dari 4
jam)
Mirip anestesi inpatient
Anestesi short-acting, pasien pulih
dengan cepat
ASA I atau ASA II
Pasien melakukan tes laboratoirum
dan fisik 48 jam sebelum prosedur
Outpatient General
Outpatient
General
Anesthesia
Anesthesia
Instruksi preoperative:
Puasa 6-8 jam
Hasil lab diterima dan diperiksa, hasil harus
dalam batas normal
Rekam medis lengkap
Telah menandatangani inform consent
Sebelum operasi: melepaskan lensa
kontak/protesa, tidak menggunakan obat
premedikasi IM
Pasien duduk di dental chair/ meja operasi,
anesthesiologist memasang alat monitoring
(ECG, precordial stethoscope, blood pressure
cuff, pulse oximeter)
Outpatient General
Outpatient
General
Anesthesia
Anesthesia
Memberikan ifus IV dengan 5% dextrose
dan air / lactated ringers solution.
Mukosa disemprot 4% kokain atau 0,5%
phenylephrine
Anestesi dengan short-acting barbiturate
Anestesi lanjutan (maintenance)
Setelah prosedur berakhir, paisen
diberikan 100% O2. setelah refleks
protektifnya kembali, pasien dibawa ke
area recovery sampai diizinkan pulang
Inpatient General
Anesthesia
Pasien ASA IV, beberapa kasus ASA III, pasien
yang kontraindikasi dengan prosedur outpatient
Pasien datang ke RS 1 hari sebelum prosedur
bedah, melakukan evaluasi preoperatif
Sore hari, anesthesiologist melakukan
preanesthetic visit untuk mengevaluasi pasien
Pasien diintubasi nasoendotracheal, bukan
oroendotrecheal
Pasien diminta berpuasa sebelum operasi dan
pemberian premedikasi IM satu jam sebelum
prosedur
Inpatient General
Inpatient General Anesthesia
Anesthesia
Sebelum pasien ke kamar operasi,
anesthesiologist menyiapkan obat-obatan dan
peralatan yang diperlukan
Perawat mempersiapkan pasien, menempatkan
pada meja operasi dan memasang monitor
fisiologi.
infus IV dipasang
Tanda vital dimonitor dan direkam
Ketika tim bedah datang, induksi anestesi
dengan cara IV
Topikal anestesi pada lubang hidung pasien
Inpatient General
Inpatient General Anesthesia
Anesthesia
Masker full face dipasang pada pasien dan diberi O2
Setelah pasien hilang kesadaran, memastikan jalan
napas baik kemudian diberi muscle relaxant.
Maintenance anestesi (sevoflurane, meperidine
IV)juga diberi gas N2O 3L/menit dan O2 2L/menit.
Paisen siap menjalani prosedur pembedahan
Anesthesiologist mengontrol tanda vital dan
memberi tambahan dosis obat maintenance
Setelah pembedahan selesai, anestesi inhalasi
dihentikan, kemudian memberikan 100% O2.
diperlukan obat tambahan untuk mencegah
bradikardi
Inpatient General
Inpatient General Anesthesia
Anesthesia
Bila gerakan respirasi pasien adekuat,
lakukan ekstubasi
Pasien dipindah ke ruang recovery
Pasien menerima oksigen melalui nasal
cannula dan tanda vital tetap dimonitor
sampai stabil dan pasien bangun
Pada ASA I dan II biasanya pasien
tinggal di RS 1-3 malam, namun pada
ASA III dan IV dapat lebih lama
INTRAVENA
Keuntungan: lebih diterima pasien,
kurang perasaan klaustofobik, tahap
tidak sadar lebih cepat
Kekurangan: induksi cepat dan depresi
cerebrum yang jelas terlihat seperti pada
gangguan pernapasan dan hemodinamik.
Agen IV digunakan bersama N2O atau
anestesi inhalasi lainnya
INHALASI
Gas padat (argon dan xenon), hidrokarbon
halogenasi (halotan, efluran)
Keuntungan: dapat diserap secara terkontrol dan
cepat
Faktor yang menentukan kecepatan transfer di
jaringan otak: kelarutan zat anestesi, kadar zat
anestesi dalam udara (tekanan parsial), ventilasi
paru, aliran darah paru, perbedaan tekanan
parsial anestesi di arteri dan vena
Klasifikasi ASA
Contoh
Pasien bugar
II
Pasien
dengan
penyakit
ringan
III
sampai berat
(incapacitating)
IV
Pasien dengan penyakit sistemik yang Penyakit paru stadium lanjut, gagal
melemahkan dan merupakan ancaman jantung
konstan terhadap kehidupan
Pasien sekarat yang diperkirakan tidak Ruptur aneurisma aorta, emboli paru
bertahan selama 24 jam dengan atau massif
tanpa operasi
Ditambahakan
operasi darurat
pada
akhir