Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al Ilmiyyah, Komisi Fatwa Saudi Arabia ditanya,
Barangsiapa mendapati tasyahud akhir sebelum imam salam, apakah ia dianggap mendapatkan
keutamaan shalat jamaah atau ia terhitung mendapatkan pahala shalat sendiri? Mana yang
afdhol ketika seseorang masuk masjid dan imam berada di tasyahud akhir, apakah ia
menyempurnakan tasyahud atau afdholnya ia menunggu orang lain datang dan ia shalat
bersamanya?
Jawaban para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah,
Barangsiapa yang mendapati imam tasyahud akhir dalam shalat, maka ia tidak dianggap
mendapatkan shalat jamaah. Akah tetapi ia mendapati pahala sesuai dengan kadar yang ia dapati
imam saat itu. Seseorang baru dikatakan mendapatkan jamaah ketika ia mendapatkan minimal
satu rakaat. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa mendapati satu rakaat dari shalat, maka ia berarti mendapati shalat. (HR.
Bukhari, Muslim, Ahmad, dll). Namun yang afdhol baginya, ketika ia telat, ia tetap ikuti imam.
Hal ini berdasarkan keumuman hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
Apa saja gerakan imam yang kalian dapati, maka ikutilah (shalatlah). Sedangkan yang luput
bagi kalian, maka sempurnakanlah. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dll)
Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah
manusia bersifat tergesa-gesa. (QS. Al Isra': 11).
Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka
untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. (QS. Yunus: 11) (Majmuatul
Fatawa, 14: 33-34).
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa -pertama- taat pada Allah dalam ibadah dan meminta padaNya, juga -kedua- beriman pada rububiyah dan uluhiyah-Nya, yaitu Allah diyakini sebagai Rabb
dan ilah (sesembahan), itulah yang disyaratkan dalam terkabulnya doa.