Anda di halaman 1dari 105

HUKUM PERIKATAN

Definisi Perikatan
Menurut Hofmann :
Suatu hubungan hukum antara sejumlah
terbatas subyek-subyek hukum
sehubungan dengan itu dengan
seseorang atau beberapa orang
daripadanya mengikatkan dirinya untuk
bersikap menurut cara-cara tertentu
terhadap pihak lain, yang berhak atas
sikap yang demikian itu

Menurut Pitlo :
Perikatan adalah suatu hubungan hukum
yang bersifat harta kekayaan antara 2
orang atau lebih, atas dasar mana pihak
yang satu berhak (kreditur) dan pihak lain
berkewajiban (debitur) atas sesuatu
prestasi

Perikatan adalah suatu hubungan hukum


antara 2 pihak, yang mana pihak yang
satu berhak menuntut sesuatu dari pihak
yang lainnya yang berkewajiban
memenuhi tuntutan itu

Unsur-Unsur Perikatan
1. Hubungan Hukum
Hubungan hukum ialah hubungan yang
terhadapnya hukum meletakkan hak
pada 1 pihak dan melekatkan
kewajiban pada pihak lainnya.

Perhatikanlah contoh sebagai berikut :


1. A menitipkan sepedanya dengan CumaCuma kepada B, maka terjadilah
perikatan antara A dan B yang
menimbulkan hak pada A untuk
menerima kembali sepeda tersebut dan
kewajiban pada B untuk menyerahkan
sepeda tersebut.
2. X menjual mobil kepada Y, apakah yang
timbul dari perikatan antara X dan Y?

2. Para Pihak
Para pihak dalam suatu perikatan disebut
dengan subjek perikatan
Harus terjadi antara 2 orang atau lebih
Pertama,pihak yang berhak atas prestasi,atau
pihak yang berpiutang disebut dengan
KREDITUR
Kedua,pihak yang berkewajiban memenuhi
atas prestasi, atau pihak yang berutang
disebut dengan DEBITUR

Debitur memiliki 2 unsur yaitu schuld


dan haftung
Schuld adalah utang debitur kepada
kreditur
Haftung adalah harta kekayaan debitur
yang dipertanggungjawabkan bagi
pelunasan utang debitur tersebut

3. Objek
Yang menjadi objek perikatan adalah
prestasi, yaitu hal pemenuhan perikatan
Pasal 1234 KUHPerdata, menyatakan :
tiap-tiap perikatan adalah untuk
memberikan sesuatu, untuk berbuat
sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu

Memberikan sesuatu, yaitu menyerahkan


kekuasaan nyata atas benda dari debitur
kepada kreditur, termasuk pemberian
sejumlah uang, penyerahan hak milik atas
benda bergerak dan tidak bergerak

Prestasi dengan berbuat sesuatuadalah


perikatan untuk melakukan sesuatu
misalnya membangun rumah
Prestasi dengan tidak melakukan
sesuatu misalnya x membuat perjanjian
dengan y ketika menjual butiknya, untuk
tidak menjalankan usaha butik dalam
daerah yang sama

Sifat Prestasi
1.
2.
3.

Harus sudah tertentu atau dapat ditentukan. Jika


prestasi itu tidak tertentu atau tidak dapat ditentukan
mengakibatkan perikatan batal (nietig)
Harus mungkin, artinya prestasi itu dapat dipenuhi oleh
debitur secara wajar dengan segala usahanya. Jika
tidak demikian perikatan menjadi batal
Harus diperbolehkan (halal), artinya tidak dilarang oleh
UU, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan
ketertiban umum. Jika prestasi tidak halal, maka
perikatan batal

4. Harus ada manfaat bgai kreditur, artinya


kreditur menggunakan, menikmati, dan
mengambil hasilnya. Jika tidak demikian,
perikatan dapat dibatalkan.
5. Terdiri dari satu perbuatan atau
serentetan perbuatan. Jika prestasi itu
berupa satu kali perbuatan dilakukan
lebih dari satu kali dapat mengakibatkan
pembatalan perikatan.

4. Kekayaan
Pasal 1131 BW menyatakan bahwa : segala
kebendaan si berutang, baik yang bergerak
maupun yang tak bergerak, baik yang sudah
ada maupu yg akan ada dikemudian hari,
menjadi tanggungan untuk segala perikatan
perserorangan

Ingkar Janji (wanprestasi)

Para debitur terletak kewajiban untuk


memenuhi prestasi. Dan jika ia tidak
melaksanakan kewajibannya tersebut bukan
karena keadaan memaksa maka debitur
dianggap melakukan inkar janji (wanprestasi)
Ada 3 bentuk wanprestasi, yaitu :
a) Tidak memenuhi prestasi sama sekali
b) Terlambat memenuhi prestasi
c) Memenuhi prestasi secara tidak baik

Akibat hukum bagi debitur yang wanprestasi


adalah :
a) Debitur diwajibkan membayar ganti kerugian
yang telah diderita oleh kreditur (pasal 1243
BW)
b) Apabila perikatan itu timbal balik, kreditur
dapat menuntut pemutusan/pembatalan
melalui hakim (pasal 1266 BW)
c) Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu,
resiko beralih kepada debitur sejak terjadi
wanprestasi (pasal 1237 BW)

d. Debitur diwajibkan memenuhi perikatan


jika masih dapat dilakukan, atau
pembatalan disertai pembayaran ganti
kerugian (pasal 1267 BW)
e. Debitur wajib membayar biaya perkara
jika diperkarakan di muka pengadilan
negeri, dan debitur dinyatakan bersalah

Tidak terpenuhinya kewajiban oleh


debitur disebabkan oleh dua alasan,
yaitu :
a) Karena kesalahan debitur, baik dengan
sengaja maupun lalai
b) Karena keadaan memaksa (Overmacht /
Force Majure )

Adanya kesalahan harus dipenuhi unsur-unsur


sebagai berikut :
a) Perbuatan yang dihindarkan harus dapat
dihindarkan
b) Perbuatan tersebut dapat dipersalahkan
kepada si pembuat, yaitu bahwa ia dapat
menduga tentang akibatnya
Apakah suatu akibat itu dapat diduga atau
tidak, haruslah diukur secara obyektif dan
subyektif
Obyektif, yaitu apabila menurut manusia
normal akibat tsbt dapat diduga
Subyektif, jika akibat tersebut menurut
keahlian seseorang dapat diduga

Kesengajaan adalah perbuatan yang


diketahui dan dikehendaki
Kelalaian adalah perbuatan yang mana si
pembuatnya mengetahui akan
kemungkinan terjadinya akibat yang
merugikan orang lain

Keadaan memaksa (overmacht / force


majure )

Keadaan memaksa ialah keadaan tidak


dipenuhinya prestasi oleh debitur karena terjadi
peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak
dapat diduga akan terjadi ketika membuat
perikatan.
Unsur-unsur keadaan memaksa :
1. Tidak dipenuhi prestasi karena terjadi peristiwa
yang membinasakan/memusnahkan objek
perikatan
2. Tidak dipenuhi prestasi karena terjadi peristiwa
yang menghalangi debitur u/ berprestasi
3. Peristiwa itu tidak dapat diketahui atau diduga
akan terjadi pada waktu membuat perikatan

SOMASI

1.
2.
3.

Adalah teguran dari si kreditur kepada debitur agar


dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi
perjanjian yang telah disepakati
Ketentuan somasi dalam pasal 1238 dan pasal
1243 BW
Ada 3 cara terjadinya somasi :
Debitur melaksanakan prestasi yang keliru
Debitur terlambat memenuhi prestasi
Prestasi yg dilaksanakan tidak berguna


a.
b.
c.

a.
b.
c.
d.
e.

Isi yang harus dimuat dalam surat somasi


adalah :
Dasar Tuntutan
Apa yang dituntut
Tanggal paling lambat memnuhi prestasi
Somasi tidak diperlukan apabila :
Kreditur menolak pemenuhan
Debitur mengakui kelalaian
Pemenuhan prestasi tidak mungkin
dilakukan
Pemenuhan prestasi tidak berarti lagi
Debitur telah melaksanakan prestasi
sebagaimana mestinya

Ganti rugi dalam Wanprestasi


Menurut

pasal 1244, 1245 dan 1246


BW,ganti rugi menggunakan istilah biaya,
rugi dan bunga
Rugi adalah kerugian nyata yang dapat
diduga atau dapat diperkirakan pada saat
perikatan itu diadakan, yang timbul akibat
wanprestasi

Syarat-syarat ganti rugi


Kerugian

yang dapat diduga atau sepatutnya


diduga pada saat waktu perikatan dibuat
Kerugian yang merupakan akibat langsung
wanprestasi (mempunyai hubungan kausal)

Jenis Jenis Perikatan


A.
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Perikatan Menurut isi prestasinya :


Perikatan Positif dan Negatif
Perikatan sepintas lalu dan berkelanjutan
Perikatan alternatif
Perikatan fakultatif
Perikatan generik dan spesifik
Perikatan yang dapat dibagi dan yang tidak dapat
dibagi

B.
1)
2)
3)
C.
1)
2)

Perikatan Menurut subjeknya


Perikatan tanggung renteng
Perikatan pokok (principle)
Perikatan Tambahan (accesoire)
Perikatan menurut mulai dan berakhirnya
perikatan
Perikatan bersyarat
Perikatan dengan ketentuan waktu

Perikatan

Positif adalah perikatan yang


prestasinya berupa perbuatan nyata, misalnya
memberi atau berbuat sesuatu
Perikatan Negatif adalah perikatan yang
prestasinya tidak berbuat sesuatu
Perikatan sepintas lalu adalah pemenuhan
prestasi cukup dengan satu perbuatan saja.
Misalnya perikatan untuk menyerahkan
barang yang dijual dan membayarnya

Perikatan

berkelanjutan adalah perikatan


dimana prestasinya bersifat terus menerus
dalam jangka waktu tertentu,misalnya
perikatan yang timbul dari sewa menyewa
atau persetujuan kerja
Perikatan alternatif adalah perikatan dimana
debitur berkewajiban melaksanakan satu dari
dua atau lebih prestasi yang dipilih

Perikatan

Fakultatif adalah suatu perikatan


yang obyeknya hanya berupa satu prestasi,
dimana debitur dapat menggantikan dengan
prestasi yang lainnya
Perikatan generik adalah perikatan, dimana
obyeknya ditentukan menurut jenis dan
jumlahnya
Perikatan specifik adalah perikatan yang
obyeknya ditentukan secara terperinci

Perikatan bersyarat
Perikatan

bersyarat

a/ perikatan yg pemenuhn prestasiny dikaitkan pd


syarat tertentu.
Apa yg dimaksud dgn syarat?
a/

peristiwa yg akan datang dan blm pasti terjadi


(P.1253)

31

Syarat

dibedakan atas 2 macam:

Syarat yang menangguhkan


Artinya

apabila syarat tsb dipenuhi, maka perikatanny


menjadi berlaku
A akan menjual rumahnya kpd B, kalo A jadi dipindah o/
perusahaanny ke Jakart. Yg menentukan apakah A jadi
dipindah o/ perusahaanny ato tdk tergantung
perusahaanny. Jadi blum pasti terjadi.
Kalo A betul dipindah ke Jakarta, maka perikatanny
berlaku, yakni A hrs menjual rumahny kpd B

32

Syarat yg memutuskn atau membatalkn


Artinya

apabila syarat tersebut dipenuhi, maka


perikatannya menjadi putus atau batal.

A akan menyewakan rumahny kpd B asal tdk dipakai utk


gudang. Jika B menggunakan rumah tsb utk gudang,
maka syarat itu tlah terpenuhi dan perikatan menjadi
putus ato batal dan pemulihan dlm keadaan semula
seperti tdk pernah terjadi perikatan.

33

Perikatan

yg bertujuan melakukan sesuatu yg


tdk mungkin dilaksanakan, bertentangan dg
kesusilaan dan dilarang UU a/ batal hukumny.
Dg demikian perikatan yg dikaitkan dg syaratsyarat tertentu di atas jadi batal.
Syarat yg tdk mungkin terlaksana, artinya
scara obyektif syarat itu tdk mungkin dipenuhi.

34

A akan memberikan hadiah senilai 1 juta rupiah kepada B,


dgn syarat B dpt menempuh perjalanan Semarang Jakarta
dlm waktu satu hari.

Ukuran bertentangan dg kesusilaan ato UU?


UU sendiri tidak mengatur lebih lanjut.
Ukuran yg dipakai biasanya a/ manusia bebas utk
mengambil keputusan mengenai dirinya sendiri, tapi
apabila ada paksaan ato tekanan batin sehingga ia
tidak bebas lg, maka ini dianggap bertentangan dg
kesusilaan.
35

A akan memberi B hadiah sebuah mobil dg syarat, B


tdk blh menikah dg C. Di sini hibahnya akan batal.
Demikian jg halnya ketika A akan menaikkan upah
B, jika B mau menikah dgn C. Ini bertentangan dg
kesusilaan.

Syarat

05/07/16

dibedakan menurut isinya:

Syarat potestatif
Syarat kebetulan
Syarat campuran
36

Syarat potestatif

Syarat kebetulan

a/ syarat yg pemenuhannya tergantung dari kekuasaan salah


satu pihak
a/ syarat yg pemenuhannya tdk tergantung dari kekuasaan
kedua belah pihak

Syarat campuran

a/ syarat yg pemenuhanny tergantung dari kemauan salah satu


pihak jg bergantung dari kemauan pihak ketiga bersama-sama.

A akan memberi rumah kpd B, jika B mau menikah dgn keponakanny.


Jadi syarat ini tergantung dari B dan jg keponakanny.

37

Dalam

perikatan yang bersyarat, debitur tdk


berkewajiban utk berprestasi sbelum syarat
itu dipenuhi.
Jika debitur tlh berprestasi sbelum syarat itu
dipenuhi, maka debitur dpt minta kembali
prestasiny sampai syarat itu dipenuhi. Jadi
merupakan pembayaran tdk terutang.
38

2.Perikatan dengan ketetapan waktu


Perikatan

dgn ketetapan waktu

a/ perikatan yg pemenuhn prestasinya dikaitkan


pd waktu yg tertentu ato dg peristiwa tertentu yg
pasti terjadi.

Ketetapan

waktu dibedakn atas dua:

Ketetapan waktu yang menangguhkan (P.12681271)


Ketetapan

waktu yg menangguhkan tdk menangguhkan


perikatannya tapi menangguhkan pelaksanaanya.

05/07/16

39

Ketetapn waktu yg memutuskan ato membatalkn


Perjanjian

kerja utk waktu satu tahun, atau sampai


meninggalny buruh

Perikatan

dpt sekaligus ditentukan mulainy


dan berakhirny, yaitu sewa menyewa dimulai
desember yg akan datang sampai satu tahn
lamany. Jika tdk ditentukn mulainy kapan,
maka perikatn sgera berlaku dan kreditur
sgera minta pemenuhanny.
40

Perbedaan perikatan dgn ketetapan waktu dgn


perikatan bersyarat a/ adany kepastian waktu itu akan
datang.
Ketetapan waktu dapat tetap.

Ketetapan waktu dapat tidak tetap.

penyerahan barang dilakukan tanggal 20 April yg akan akan


datang atau 4 hari lg.
A akan memberikan rumah kpd B kalo A mati. Kematian A a/
pasti, tapi kapan itu terjadi a/ tdk dpt ditetapkn.

Soal:

A dan B berjanji akan memberikan rumahnya masing-masing


41
kpd yg lain berdasarkn siapa yg meninggal duluan

Akibat

hukum dari perikatan ini bermacam-macam.


UU menentukan bahwa ketetapan waktu a/ utk
keuntungan dari debitur, kecuali ditentukan lain
(P.1270).

Pada umumnya, pembayaran sbelum waktunya dari


debitur tdk dpt dituntut o/ kreditur jg tdk akan ditolak o/
kreditur.
Tapi apabila ketentuan waktu itu utk keuntungan
kreditur, maka pembayaran sbelum waktunya akan
merugikan kreditur.
42

Hutang piutang dgn bunga.


Debitur behak utk tdk digugat sbelum waktunya dan kreditur
jg berhak utk tdk dibayar sbelum waktuny.

Dalam perikatan dengan ketetapan waktu,


pembayaran sbelum waktunya tdk dpt diminta
kembali.dan ini berbeda dgn perikatan bersyarat.
Ketetapan waktu menangguhkan disebut terme de
droit. Harus dibedakan dgn terme de grace dlm pasal
1266. yg pertama menagguhkan pelaksanaan
prestasi, yg kedua debitur minta penangguhan
pemenuhan prestasi krn tlah ditagih oleh kreditur.
43

Kehilangan hak untuk


memanfaatkan ketetapan waktu.

Debitur tidak lg dpt menarik manfaat dari suatu


ketetapan waktu jika ia telah dinyatakan pailit
(dinyatakan tidak mampu lagi) ato krn kesalahan debitur
jaminan yg diberikn kpd kreditur tlah berkurang ato
merosot nilainy.

Artinya, meskipun batas ketetapan waktu yg ditentukn itu belum


tiba, namun kreditur sdh dpt menagih krn debitur dinyatakan
pailit ato krn kesalahan debitur jaminan yg diberikn kpd kreditur
tlah berkurang ato merosot nilainy.
44

Perbedaan perikatan bersyarat dan


perikatan dengan ketetapan waktu

Debitur yg blum waktuny datang telah memenuhi


prestasi. Dalam perikatan bersyarat prestasinya dpt
dimintakan lg dan merupakan pembayaran tdk
terutang
Berlakunya pemenuhan prestasi.

Dlm perikatan bersyarat pemenuhan prestasi itu berlaku surut


sejak perjanjian itu dibuat krn syaratnya belum pasti terjadi.
Dlm perikatan dgn ketetapan waktu pemenuhan prestasi itu
tdk berlaku surut. Ketetapan waktu tdk menangguhkan
perikatan melainkan menangguhkan pelaksanaan.
45

Perikatan tanggung menanggung atau


tanggung renteng

Perikatan tanggung menanggung atau tanggung


renteng

Pada umumnya para pihak dlm perjanjian terdiri dari satu


orang pihak yg satu dan satu orang pihak yg lain. Tapi
sering terjadi salah satu pihak atau kedua belah pihak
terdiri dari lebih dari satu orang.

Jika A dan B bersama-sama mempunyai piutang Rp.1000,00 utk


X. Artinya, A dan B masing-masing dapat menuntut kepada X
Rp.500,00.
Sebaliknya, X dan Y hutang kepada A, sehingga A dpt menuntut
kpd X dan Y masing-masing setengah bagian dari hutang itu.
46

Artinya, tiap-tiap kreditur dpt menuntut prestasi


seluruhny dgn ketentuan masing-masing debitur
dpt dipertanggung gugatkan utk sluruh prestasi.
Ini dimaksudkan dgn sekali pemenuhan prestasi,
maka hubunganny menjadi lenyap.

Karena A dan B bersama-sama mempunyai Hak atas


Rp.1000,00. Jika X tlah melunasi kpd A maka tuntutn B
kepada X jg akan lenyap. Demikian jg sebaliknya, jika X dan
Y bersama-sama hutang kpd A Rp.1000,00 maka A tlah
dibayar lunas kalo X telah membayar hutang itu seluruhny.
47

Umumnya

X dan Y mengadakan perhitungan


intern diantara mereka sendiri. Perhitungan
inter inilah yang dinamakan perikatan yg
tanggung menanggung atau tanggung renteng.
Perikatan tanggung renteng dapat terjadi
karena:
Perjanjian
Ketentuan UU
48

Tanggung renteng
Aktif (Pasal 1278,1279)
Pasif (Pasal 130)

Artinya, adakalanya terdapat lebih dari seorang kreditur ato


terdapat lebih dari seorang debitur. Mungkin jg terjadi kombinasi,
yaitu lebih dari seorang kreditur di pihak yg satu dan lebih dari
seorang debitur di pihak yg lain

Tanggung renteng aktif dlm praktek jarang terjadi.


Tanggung renteng aktif yg timbul dari UU jg tdk ada
Tiap-tiap kreditur dlm tanggung renteng aktif berhak
menuntut pemenuhan sluruh prestasi, dgn pengertian
pelunasan kpd salah satu kreditur membebaskn debitur
dari kewajibanny thd kreditur-kreditur lainny (P.1278). 49

Tanggung

renteng pasif dlm banyak hal


timbul dari UU.

Mereka yg merampas dan orang yg menyuruh,


bertanggung jawab utk seluruhny secara
tanggung renteng.
Orang yg bersama-sama menerima suatu barang
sbg pinjaman, maka masing-masing mereka utk
seluruhny bertanggungjawab thd orang yg
memberi pinjaman (P.1479).
50

Tanggung renteng pasif biasanya terdiri dari unsur:

Dua orang debitur atau lebih


Kewajiban debitur utk prestasi yg sama
Pelunasan salah seorang debitur akan membebaskan
debitur lainny
Perikatanny mempunyai dasar ato sebab yg sama.

Dlm tanggung renteng pasif, kreditur dpt menuntut


pemenuhan prestasi kpd setiap debitur, dlm
pengertian pelunasan dari seorang debitur
membebaskan debitur-debitur lainny (P.1280)
51

Daya berlaku tanggung renteng


Dlm

perikatan tanggung renteng terjadi dua


pola hubungan:
Hubungan intern (1278-1291)

A/ hubungan antara para kreditur atau debitur


tanggung renteng itu sendiri.
Artinya,

setelah satu debitur melunasi utk seluruhny,


mereka dpt memperhitungkn bagianny masing-masing
kpd debitur yg dilunasiny itu.

Hubungan

ekstren (1292-1295)

A/ hubungan antara para kreditur tanggung


renteng dgn debitur

52

Dlm

hubungan ekstern ini, debitur tanggung


renteng tdk mempunyai hak utama

utk diganti. Artinya, kalo ditagih tdk blh minta


debitur lainny sj ditagih
Utk dibagi. Artinya kalo ditagih tdk blh minta
supaya hutangny dibagi-bagi sj di antara debitur
lainny.

53

Kadang kala terjadi prestasi itu harus dipenuhi o/ dua


ato lebih debitur ato dpt ditagih o/ dua ato lebih kreditur.
Hal ini dpt terjadi sejak semula dari perikatan ato akibat
dari suatu peristiwa yg kemudian terjadi. Misal
pewarisan

A, B dan C secara tanggung renteng berkewajiban membayar


Rp.500,- dan ternyata A wafat dgn meninggalkn 5 orang ahli
waris. Maka kreditur dpt menagih B ato C masing-masing
Rp.500,- akan tetapi terhadap ahli waris A kreditur hanya dpt
menagih masing-masing Rp.500,-

Kalo prestasi tdk dpt dibagi, maka para debitur harus


memenuhi sluruh prestasi sekaligus
54

Perbedaan antara tanggung renteng


dan perikatan tak dapat dibagi:

Tanggung renteng slalu dikehendaki, baik o/


perjanjian maupun UU

Tak dpt dibagi a/ mengenai prestasinya, prestasiny


yg tak dpt dibagi. Jadi tanggung renteng terletak
pd subyekny, tak dpt dibagi terletak pd
obyeknya/prestasiny.

Tanggung renteng a/ akibat perjanjian ato


akibat dari ketentuan UU

tak dpt dibagi a/ berdasarkan atas sifat ato maksud


dari perikatan.
55

4.Perikatan yang dapat dibagi


Perikatan

yg dpt dibagi a/ perikatan yg prestasiny


dpt dibagi-bagi
Jika terdapat satu kreditur dan satu debitur, maka
perikatan yg dpt dibagi harus dilaksanakn seperti
perikatan yg tdk dpt dibagi.
Jika terdapat lebih dari satu kreditur dan lebih dari
satu debitur, maka tiap-tiap kreditur tdk blh
menagih lebih dari bagiannya. Demikian pula tiaptiap debitur tdk perlu memenuhi prestasi lebih dari
bagiannya
56

5.Perikatan yang tidak dapat dibagi

Perikatan yg tdk dpt dibagi a/ perikatan yg prestasiny


tdk dpt dibagi-bagi
Menurut UU tak dpt dibagi mempunyai akibat:

Kalo debiturnya banyak, tiap-tiap debitur dpt dipertanggung


gugatkn sluruh prestasinya (berlakunya tak dpt dibagi yg
pasif)
Kalo krediturnya banyak, tiap-tiap kreditur dpt menagih
prestasi (berlakunya tak dpt dibagi yg aktif)

57

Pembayaran

o/ seorang debitur ato kpd salah


seorang kreditur melenyapkn perikatan.
Pd umumny,debitur yg tlah melunasi
hutangny mempunyai hak utk menagih kpd
sesama debitur yg lain, jg kalo kreditur yg tlah
menerima hutang seluruhny dari debitur
berkewajibn utk memperhitungkn dgn
kreditur-kreditur lain.
58

Sumber Perikatan
Perikatan
1233

Undang-Undang
1352

Perjanjian
1313
Perbuatan manusia
1353

Perbuatan Menurut
Hukum
1354 & 1359
Perbuatan Melawan
Hukum
1365

Ditentukan UU

Perikatan yang terjadi karena


perjanjian
Perjanjian adalah suatu
perbuatan, dimana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih

Rumusan ps 1313 BW
memiliki kelemahan
Yang Dimaksud dengan
Perbuatan tidak jelas
Tidak tampak asas
konsensualisme

Definisi persetujuan
yang baru :
Suatu persetujuan dengan dua orang
atau lebih yang saling mengikatkan
dirinya pada lapangan harta
kekayaan ( Abdulkadir Muhammad)
Suatu perbuatan hukum, dimana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya
atau saling mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih
( setiawan )

Unsur Unsur Perjanjian


1.
2.
3.
4.

Para Pihak ( Subjek)


Ada persetujuan yang bersifat tetap
Ada tujuan yang hendak dicapai
Ada prestasi yang dapat
dilaksanakan
5. Ada bentuk tertentu ( Tulis/Lesan)
6. Ada Syarat-syarat tertentu sebagai
isi perjanjian

Syarat Sah perjanjian


Ps. 1320 BW :
1. Sepakat Mereka yang
mengikatkan dirinya
2. Kecakapan Untuk membuat
Suatu persetujuan
3. Suatu Hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal

Sepakat mereka yg
mengikatkan dirinya
Kedua belah pihak harus mempunyai
kemauan yg bebas untuk
mengikatkan diri dan kemauan itu
harus dinyatakan
Kemauan yg bebas dianggap tidak
terjadi ketika perjanjian itu terjadi
karena paksaan(Dwang),
kekhilafan(dwaling) atau penipuan
(bedrof)

kekhilafan
Periksa ps 1321 dan ps 1322
Dibedakan menjadi 2 yaitu
kekhilafan mengenai orangnya
(error in persona) dan
kekhilafan mengenai hakikat
barangnya (error in subtansia)

Paksaan
Periksa ps 1323, ps 1324
Yang dimaksud dengan paksaan
adalah kekerasan jasmani tau
ancaman dgn sesuatu yg
diperbolehkan hukum yang
menimbulkan ketakutan kpd
sesorang sehingga ia membuat
perjanjian
Bandingkan dgn ps 1326 dan 1327

penipuan
Lihat ps 1328
Penipuan mensyaratkan adanya
tipu muslihat
Penipuan tidak dipersangkakan,
tetapi harus dibuktikan

Kecakapan u/ membuat
persetujuan
Kedua belah pihak harus cakap
menurut hukum u/ bertindak
sendiri
UU telah menetapkan tidak
cakap untuk melakukan
perbuatan hukum

Suatu Hal tertentu


Yang diperjanjikan dlm suatu
perjanjian haruslah suatu hal
atau suatu barang yg cukup
jelas atau tertentu
Kejelasan mengenai objek
perjanjian ialah untuk
memungkinkan pelaksanaan
hak dan kewajiban

Suatu Sebab(Causa)
Yang Halal
Causa diartikan bahwa isi
perjanjian itu yang
menggambarkan tujuan yang
akan dicapai para pihak
Jadi isi dari perjanjian tsb tidak
boleh melanggar UU, ketertiban
umum dan kesusilaan

Akibat Hukum jika tidak


terpenuhi syarat sah
perjanjian

1. Syarat 1 dan Syarat 2 disebut


sebagai syarat subyektif, jika
syarat ini tidak terpenuhi maka
perjanjian itu dapat dimintakan
pembatalannya kepada hakim.
Pembatalan dapat dimintakan
dalam tenggang waktu 5 tahun
(ps.1454)

2. Syarat 3 dan 4 disebut syarat


Obyektif, jika syarat ini tidak
terpenuhi perjanjian batal.
Perjanjian dianggap tidak
pernah ada

Azas-Azas Umum
perjanjian
1. Azas Kebebasan Berkontrak
Azas ini mrpkan perwujudan
ps.1338
Azas ini memberikan kebebasan
untuk :
a) Berbuat/tidak berbuat
b) Mengadakan perjanjian dgn
siapapun
c) Menentukan isi dan bentuk perjanj.

2. Azas Konsesualisme
Azas ini mrpkn perwujudan
ps.1320 (1)
Suatu perikatan terjadi sejak
saat tercapainya kata sepakat
antara para pihak

3. Azas Kekuatan mengikat


Ps 1338 : semua persetujuan
yg dibuat secara sah berlaku
sebagai UU bg mereka yang
membuatnya

4. Azas Pelengkap
Pasal-pasal yang terdapat dlm UU
(BW) dpt dikesampaingkan, apabila
para pihak menghendaki dan
membuat ketentuan yg berbeda
dari UU
5. Azas Kepatutan
Azas ini dituangkan dalam pasal
1339 BW

Jenis-jenis Perjanjian
1. Perjanjian Timbal Balik
Adalah perjanjian yang
mewajibkan kedua belah pihak
berprestasi secara timbal balik
Contoh; jual beli, sewa
menyewa, tukar menukar

2. Perjanjian sepihak
Adalah perjanjian yang
mewajibkan pihak yang satu
berprestasi dan memberi hak
kepada pihak yang lain untuk
menerima prestasi
Contoh; perjanjian hibah,
hadiah

3. Perjanjian Bernama
Adalah perjanjian yg sudah
mempunyai nama sendiri,yg
dikelompokkan sbg perjanjian
khusus karena ditentukan
sedemikan oleh UU
Misal : jual beli, sewa
menyewa, tukar menukar

4. Perjanjian Tak Bernama


Adalah perjanjian yg tidak diatur
dlm UU tetapi terdapat dalam
masyarakat. Jumlah perjanjian ini
tidak terbatas dan nama yg
disesuaikan dgn kebutuhan para
pihak
Misal : perjanjian kerjasama,
perjanjian pemasaran, perjanjian
pengelolahan

5. Perjanjian Atas Beban


Adalah perjanjian di mana terhadap
prestasi dari pihak yg satu selalu
terdapat kontraprestasi dari pihak
lain, dan antara kedua prestasi itu
ada hubungannya menurut hukum
Misalnya; X menyanggupi
memberikan Y sejumlah uang, jika Y
menyerah-lepaskan suatu barang
tertentu kpd X

6. Perjanjian Kebendaan (zakelijk


overenkomst)
Adalah perjanjian u/
memindahkan hak milik dlm
perjanjian jual beli. Perjanjian
kebendaan ini sebagai
pelaksanaan perjanjian
obligator

Bagian-bagian
Perjanjian
a) Esensialia
Bagian ini mrpkan sifat yg
harus ada dlm perjanjian
Sifat yg menetukan atau
menyebabkan perjanjian itu
tercipta
Misalnya persetujuannya ttg
apa, objeknya

b) Naturalia
Bagian ini mrpkan (sifat)
bawaan perjanjian sehingga
secara diam-diam melekat
pada perjanjian
Misalnya menjamin tidak ada
cacat dalam benda yang dijual

c) Aksidentialia
Bagian ini mrpkan sifat yang
melekat pada perjanjian dalam
hal secara tegas diperjanjikan
oleh para pihak
Misal ketentuan mengenai
domisili para pihak

Akibat Hukum Perjanjian


Sah

Berlaku sebagai UU
Tidak dapat ditarik kembali secara
sepihak
Pelaksanaan dengan itikad baik

Pelaksanaan Perjanjian

Pembayaran
Alat bayar yg digunakan pada umumnya
adalah mata uang. Pembayaran harus
dilakukan ditempat yg telah ditentukan
Penyerahan benda
dalam setiap perjanjian yang mengandung
tujuan memindahkan penguasaan dan atau
hak milik perlu dilakukan penyerahan
bendanya. Penyerahan ada 2 macam yaitu
penyerahan hak milik dan penyerahan
penguasaan benda
Pelayanan Jasa
Adalah memberikan pelayanan dengan
melakukan perbuatan tertentu. Misalnya
servis, pengangkutan, perkerjaan buruh, dsb

ACTIO PAULIANA

1.
2.

3.

4.

Berasal dari hukum Romawi


Actio paulina adalah perwujudan pasal 1341
BW
Adalah hak kreditur u/ membatalkan perjanjian
yang diadakan debiturnya dgn pihak ketiga
karena merugikannya
Syarat actio pauliana :
Harus merupakan perbuatan hukum
Bukan merupakan perbuatan hukum yang
diwajibkan
Hanya kreditur yg dirugikan berhak
mengajukan pembatalan
Debitur dan pihak ketiga harus mengetahui
bahwa perbuatannya merugikan kreditur

Perikatan yang lahir dari


UU

Perikatan ini diatur dalam ps 1352


1380 BW
Perikatan ini timbul karena telah
ditentukan oleh UU sendiri
Perikatan ini dibagi menjadi 2 yaitu :
Perikatan yang lahir dari UU
Perikatan yang lahir dari UU karena
perbuatan manusia

Perikatan yang lahir dari


UU

Yaitu perikatan yang timbul karena


hubungan kekeluargaan
Misalnya; suami istri berkewajiban mendidik
atau memelihara anak-anak mereka, anak
wajib memberikan nafkah kepada orang tua
yg sudah tidak bekerja (alimentasi) (UU
No.1 Tahun 1974), pemilik pekarangan yg
berdampingan menurut pasal 625 berlaku
beberapa hak dan kewajiban

Perikatan yg lahir dari UU


karena perbuatan manusia
1.

2.

Perbuatan manusia yang


diperbolehkan oleh Hukum
Perbuatan Manusia yang Melawan
Hukum

1. Perbuatan Manusia yg
diperbolehkan o/
Hukum
Perwakilan sukarela (ZaakWaar-Neming)
A.

Adalah suatu perbuatan, dimana


seseorang secara sukarela menyediakan
dirinya dengan maksud mengurus
kepentingan orang lain, dengan
perhitungan dan resiko orang tersebut
Perwakilan sukarela diatur dalam pasal
1354 1358 BW

Syarat perwakilan sukarela


1.

2.

3.

4.

Yang diurus adalah kepentingan orang


lain
Harus mengurus kepentingan orang
diwakilinya secara sukarela
Harus mengetahui dan menghendaki
dalam mengurus kepentingan orang lain
Harus terdapat keadaan yg sedemikian
rupa yg membenarkan inisiatifnya
untuk bertindak sebagai wakil sukarela

Hak dan kewajiban


perwakilan sukarela
1.

2.

3.

Bertindak sbg bpk rumah yg baik dan


mengurus dengan layak kepentingan
orang yg diwakili (ps 1356 jo.psl 1357)
Secara diam-diam mengikatkan dirinya
u/ meneruskan pekerjaannya,
sehingga orang yg diwakili dpt
mengurus kepentingannya (1354)
Meneruskan pengurusannya jika orang
yang diwakili meninggal dunia (1355)

4.

5.

6.

7.

Memberikan laporan, dan perhitungan


mengenai apa yg diterima
Bertanggung jawab atas kerugian yg
diderita oleh orang yg diwakili, karena
pelaksanaan tugas kurang baik
Berhak mendapat penggantian biayabiaya
Mempunyai hak retensi

2. Pembayaran Tak
terutang

Pasal 1359 menyatakan bahwa seseorang


yg membayar tanpa adanya utang, berhak
menuntut kembali apa yang telah
dibayarkan. Dan yang menerima tanpa
hak wajib mengembalikan
Pembayarn ini diartikan setipa pemenuhan
prestasi. Jadi tidak hanya pembayarn uang
saja melainkan penyerahan barang,
memebrikan kenikmatan dan mengerjakan
sesuatu pekerjaan

3. Perikatan Alam
(Naturlijke Verbintenis)

Pasal 1359 menentukan bahwa perikatan


alam yang secara sukarela dipenuhi,
tidak dapat dituntut pengembaliannya
Istilah sukarela menunjukkan bahwa
pemenuhan prestasi dilakukan debitur
adalah karena kewajiban moral bukan
karena kewajiban hukum
Misalnya Pembayaran bunga yang tidak
diperjanjikan

Perbuatan Melanggar
Hukum (onrechmatige
daad)(1365)
1.
2.
3.

4.

Perbuatan yang melawan hukum


Harus ada kesalahan
Harus ada kerugian yg
ditimbulkan
Adanya hubungan kausal antara
perbuatan dan kerugian

Perbuatan melawan
hukum

PMH dalam arti sempit :


suatu perbuatan yang melanggar hak orang
lain atau jika orang berbuat bertentangan
dgn kewajiban hukumnya sendiri
PMH dalam arti luas :
berbuat atau tidak berbuat yang melanggar
hak orang lain atau bertentangan dengan
kewajiban hukum orang yang berbuat itu
sendiri, atau bertentangan dengan
kesusilaan atau norma kesopanan

Kesalahan

Syarat kesalahan dapat diukur secara


subyektif maupun obyektif
Secara subyektif bila manusia normal dapat
menduga kemungkinan timbulnya akibat
dan kemungkinan ini dapat dicegah
Secara obyektif, perlu diadakan pembuktian
apakah orang tsb berdasarkan keahlian yang
dimiliki dapat menduga akibat
perbuatannya. Misalnya didorong oleh
keadaan memaksa

Kerugian

Kerugian materiil adalah kerugian


yang nyata-nyata diderita dan
keuntungan yang seharusnya
diperoleh
Kerugian immateriil misalnya
ketakutan, sakit dan kehilangan
kesenangan hidup

Hubungan kausal antara


perbuatan melawan hukum
dengan kerugian

Teori Conditio Sine Qua Non (Van Buri)


Menurut teori ini, orang yang
melakukan perbuatan hukum selalu
bertanggung jawab. Suatu peristiwa
tidak hanya disebabkan oleh satu fakta
saja, namun juga oleh beberapa faktafakta yang lainnya, sehingga
merupakan suatu mata rantai yang
menimbulkan akibat tertentu

Teori Adequate veroorzaking (Von


Kries)
Menurut teori ini si pembuat hanya
bertanggung jawab untuk
kerugian, yang selayaknya dapat
diharapkan sebagai akibat dari
perbuatan melawan hukum

PMH oleh Badan Hukum

Untuk PMH yg dilakukan oleh orgaan


badan hukum, pertanggungjawabnya
didasarkan pada ps 1365
Untuk PMH yg dilakukan oleh
seseorang wakil badan hukum yg
mempunyai hubungan kerja dengan
badan hukum, dapat dipertanggung
jawabkan berdasarkan ps. 1367

Anda mungkin juga menyukai