Anda di halaman 1dari 21

Kloning : Sebuah Realita Antara Perkembangan IPTEK Kesehatan

dan Pandangannya Dalam Islam


Makalah Ini di Buat Untuk Memenuhi Tugas Agama
Dosen Pembimbing
Ibu Nur Chanifah
Oleh

Arif Dika Mahendra

NIM. 115070207131006

Anisah Puspita Sari

NIM. 115070201131019

Feronicha Gadis Maharani

NIM. 115070201131012

Farida Laksitarini

NIM. 115070207131005

Nurul Amborowati

NIM. 115070205131001

Masita Widiyani

NIM. 115070201131006

Moh. Kholil

NIM. 115070207131015

Siti Sulaicha

NIM. 115070213131001

Universitas Brawijaya
Fakultas Kedokteran Jurusan Pendidikan Sarjana Ilmu Keperawatan
Malang

2011

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kloning : Realita Antara
Perkembangan IPTEK Kesehatan dan Pandangan Dalam Islam dengan baik. Tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nur Chanifah selaku dosen pembimbing yang bersedia membimbing penulis
untuk menyusun makalah ini.
2. Semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian karya tulis ini.
Karya tulis ini membahas tentang teknologi rekayasa genetika yang saat ini
sedang booming yaitu kloning. Dimana, dalam makalah ini akan di bahas mengenai
kloning dari dua bidang yaitu agama Islam dan IPTEK. Isi dari makalah ini juga
mengkaji dampak-dampak dari kloning itu sendiri.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Malang, Oktober 2011

Tim Penulis

i
Daftar Isi
1. Kata Pengantar

2. Bab I
2.1 Latar Belakang

1-2

2.2 Rumusan Masalah

2.3 Tujuan

3. Bab II
3.1 Pengertian dan Proses Kloning

3-5

3.2 Contoh- contoh hasil kloning yang berhasil


di kembangkan para ilmuwan
3.3 Dampak Positif dan Negatif Kloning

6-8
8-9

3.4 Pandangan Islam Terhadap Teknologi


Rekayasa Genetika (Kloning)

10 14

4. Bab III
4.1 Kesimpulan
5. Daftar Pustaka

15
16

ii
BAB 1
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tidak mungkin seseorang menentang kehendak Allah. Bagaimana mungkin,
sedangkan akal yang menjadi sandaran para ilmuwan merupakan makhluk ciptaan
allah? Allah lah yang mewujudkan dan menjadikan untuknya kemampuan terbatas,
tak mungkin bisa melampauinya. Ungkapan orang bahwa ilmu pengetahuan
menundukkan alam adalah perkataan yang hampa dari makna. Sebab ilmu
pengetahuan hanya mengenal sebagaian saja, dari hukum hukum Allah untuk alam
ini.
Belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang mampu memduplikasi
makhluk hidup dengan sama persis, teknologi ini dikenal dengan nama teknologi
kloning. Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama
dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan,
maupun manusia. Kloning telah berhasil dilakukan pada tanaman sebagaimana pada
hewan belakangan ini. Bahkan, dewasa ini para ilmuwan sedang mengusahakan
pengklonan kepada manusia. Tujuan kloning pada tanaman dan hewan pada dasarnya
adalah

untuk

memperbaiki

kualitas

tanaman

dan

hewan,

meningkatkan

produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia terutama
penyakit-penyakit kronis guna menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat
menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
Walaupun tujuan tersebut tedengar baik, namun masalah hukum tentang cloning
muncul di tengah-tengan masyarakat saat ini. Terutama dalam pandangan islam.
Banyak para ulama ataupun pemuka agama lainnya yang memperdebatkan masalah
hokum kloningg tersebut. Terutamanya adalah kloningg pada manusia. Karena pada
dasarnya kloningg sama saja dengan memanipulasi ciptaan Allah SWT.

1
Namun di sisi lain, tidak bisa dipungkiri juga jika kebutuhan teknologi paling
canggih juga di butuhkan pada abad ke 21 ini, terutama teknologi kloningg, demi
terwujudnya perbaikan kualitas makhluk hidup.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah kloning itu ?
2. Bagaimana proses kloning berlangsung ?
3. Apa saja contoh bukti kloning yang berhasil di buat oleh para ilmuwan ?
4. Apa saja dampak dari kloning ?
5. Bagaimana pandangan Islam terhadap kloning ?
3. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam mengenai
kloning dalam dua pandangan yaitu IPTEK dan agama Islam. Selain itu juga
untuk membagi informasi kepada masyarakat mengenai perkembangan teknologi
kloning saat ini.

2
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian dan Macam-macam Kloning
Kloning berasal dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani
klon yang artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman
Pengertian sederhanya adalah cangkok, yaitu penggabungan unsur-unsur hayati dua
atau lebih untuk memperoleh manfaat tertentu. Di bidang biologi molekuler,
pengertian kloning ini sering dikonotasikan dengan teknologi penggabungan fragment
(potongan) DNA, sehingga pengertiannya identik dengan teknologi rekombinan DNA
atau rekayasa genetic. Kloning adalah teknik membuat keturunan derngan kode
genetik yang sama dengan induknya, pada manusia kloning dilakukan dengan
mempersiapkan sel telur yang sudah di ambil intinya lalu disatukan dengan sel
somatic dari suatu organ tubuh, kemudian hasilnya ditanamkan dalam rahim seperti
halnya pada bayi tabung. Kloning juga bias di artikan sebagai penciptaan sebuah
organisme yang merupakan salinan genetik sama dengan yang lain, yang bearti setiap
bit tunggal DNA adalah sama antara kedua
Ada dua cara untuk melakukan kloning, yaitu twinning embrio buatan dan
Transfer Sel Somatik Nuklir atau Somatic Cell Nuclear Transfer. (SCNT).
1. Twinning Embrio Buatan
Embrio kembar buatan adalah versi relatif rendah berteknologi kloning.
Seperti namanya, teknologi ini meniru proses alami penciptaan kembar identik. Di
alam, kembar terjadi hanya setelah pembuahan dari sel telur oleh sel sperma.
Dalam kasus yang jarang terjadi, ketika dibuahi telur yang dihasilkan, disebut
zigot, mencoba untuk membagi menjadi embrio dua bersel, dua sel terpisah.

3
Setiap sel terus membagi sendiri, akhirnya berkembang menjadi individu
yang terpisah dalam ibu. Karena dua sel berasal dari zigot yang sama, individuindividu yang dihasilkan secara genetic identik.
Embrio kembar buatan menggunakan pendekatan yang sama, tetapi terjadi
dalam cawan Petri dan bukan di dalam tubuh ibu. Hal ini dilakukan dengan
manual memisahkan embrio sangat awal ke dalam sel individu, dan kemudian
memungkinkan setiap sel untuk membagi dan mengembangkan sendiri. Embrio
yang dihasilkan ditempatkan menjadi seorang ibu pengganti, di mana mereka
dibawa dan disampaikan, karena semua embrio berasal dari zigot yang sama,
mereka secara genetik identik.
2. Transfer Sel Somatik Nuklir atau Somatic Cell Nuclear Transfer. (SCNT
Sel somatik transfer nuklir, (SCNT) menggunakan pendekatan yang
berbeda dari embrio kembar buatan, tapi menghasilkan hasil yang sama: sebuah
klon yang tepat, atau copy genetik, dari individu. Ini adalah metode yang
digunakan untuk membuat Domba Dolly. Sel somatik adalah setiap sel dalam
tubuh selain dua jenis sel reproduksi, sperma dan telur. Sperma dan telur juga
disebut sel kuman. Pada mamalia, setiap sel somatik memiliki dua set lengkap
kromosom, sedangkan sel germinal hanya memiliki satu set lengkap. Nuklir
adalah inti seperti otak sel. Ini adalah wadah tertutup yang berisi semua informasi
yang sel perlukan untuk membentuk suatu organisme. Informasi ini datang dalam
bentuk DNA. Ini adalah perbedaan dalam DNA kita yang membuat masingmasing individu adalah unik.
Tahapan-tahapan dalam mengkloning suatu gen adalah Suatu fragmen
DNA yang mengandung gen yang akan dikloning pertama-tama diinsersikan dulu
pada molekul DNA sirkular yang disebut sector untuk menghasilkan molekul
DNA rekombinan atau chimoera. Vektor kemudian bertindak sebagai pembawa

4
DNA rekombinan tersebut untuk masuk ke dalam tuan rumah biasanya
berupa bakteri, maupun sel-sel jenis lainnya yang bisa digunakan. Kemudian
vector mengadakan replikasi dalam sel tuan rumah yang menghasilkan banyak
turunan-turunan identik, baik vektornya sendiri, maupun gen yang dia bawa
.Ketika sel tuan rumah membelah, kopi molekul DNA rekombinan diwariskan
pada progeny dan terjadi replikasi vektro selanjutnya. Setelah terjadi sejumlah
besar pembelahan sel, maka dihasilkan koloni atau sel kloningan yang identik.
Tiap-tiap sel dalam klon mengandung satu atau lebih kopian molekul DNA
rekombinasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, gen yang dibawa oleh
molekul rekombinasi telah diklon.

Gambar 1.1 Proses Kloning hewan

5
B. Contoh- contoh hasil kloning yang berhasil di kembangkan para ilmuwan
1. Noto and Kaga (Cows) Sapi diklon pada tahun 1998 dan digandakan
beberapa ribu kali. Sapi tersebut berasal dari Jepang. Pengklonan Noto dan
Kaga tersbeut membuka jalan bagi klon lainnya direkayasa untuk
memproduksi daging dan susu yang lebih baik
2. Copy Cat (CC) Kucing ini dikloning pada tahun 2001. Dia adalah senjata
awal untuk proses kloning hewan peliharaan yang akhirnya dapat menjadi
suatu industri.
3. Libby and Lilly, Ferrets (Kucing) Ferrets telah diklon pada tahun 2004.
Ternyata ferrets sangat berguna untuk studi penyakit pernapasan manusia dan
beberapa jenis yang terancam punah.
4. Snuppy the Dog Para ilmuwan di Korea Selatan menyelesaikan tugas
sangat sulit, yakni kloning anjing di tahun 2005. Pendahulu dari Snuppy dapat
digunakan untuk mempelajari penyakit manusia
5. Tetra the Rhesus Monkey Laboratorium monyet menerima klon pertama di
dunia pada tahun 2000. Tetra berbasis di Amerika Serikat adalah yang pertama
dalam serangkaian monyet kloning bahwa para ilmuwan bisa menggunakannya
sebagai subjek percobaan untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyakit
tertentu seperti diabetes
Dari dunia manusia sendiri juga ada manusia hasil pengklonan. Dia adalah Eve.
Eve adalah seorang anak yang hadir di dunia ini melalui hasil rekayasa genetika
(kloning). Eve lahir pada 26 Desember 2002. Proses pengklonan Eve diciptakan oleh
Clonaid. Clonaid adalah perusahaan bioteknologi terbesar di Bahama. Clonaid adalah
sebuah perusahaan yang didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997. Mereka
mempercayai kehidupan di bumi diciptakan mahluk angkasa luar melalui rekayasa
genetika.

Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan
Clonaid. Dari 10 implan, lima gagal. Empat bayi cloning lainnya akan dilahirkan di tahun
berikutnya. Kini Eve, berusia 6 tahun, sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman
Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama.
Menurut Antinori saat ini ada dua wanita lain yang juga sedang mengandung bayi
hasil kloning, dengan usia kandungan 27 dan 28 minggu. Namun ia menolak
bertanggungjawab atas proses pengklonan terhadap kedua wanita tersebut, walaupun ia
bertindak sebagai penasehat. Antinori adalah ahli kesuburan yang piawai. Ia telah
mendeklarasikan keberhasilannya mengklon babi dan primata dan berhasil menerobos
prosedur fertilitas konvensional dengan membuat seorang wanita hamil pada usia 62
tahun pada 1994. Walau dikatakan berhasil, prosedur kloning ini tidaklah sempurna.
Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Kloning pada manusia lebih
rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi kesalahan. Para ilmuwan
khawatir, penggunaan teknik ini pada manusia akan memunculkan malformasi. National
Bioethics Advisory Commission mengemukakan, penggunaan binatang guna memahami
proses-proses biologi seperti dalam kasus Dolly, memberikan harapan besar bagi
kemajuan dunia medis di masa depan. Namun tidak ada pembenaran untuk riset dengan
tujuan menghasilkan anak manusia melalui teknik ini. Para ilmuwan juga amat risau
dengan risiko medik dan ketidakpastian yang berhubungan dengan kloning manusia.
Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di klon, maka kromosomnya akan
cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil kloning yang berusia 5 tahun akan
tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun ,
dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker

Gambar 1.2 Eve, manusia klon pertama


C. Dampak Positif dan Negatif Kloning
Dampak positif kloning adalah :
1. Kloning dilakukan pada tumbuhan dapat memberikan keuntungan yang
lebih banyak. Akan diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar dalam
waktu yang singkat dan dengan sifat yang identik atau sama dengan
induknya.
2. Upaya kloning pada tumbuhan juga dapat kita gunakan sebagai upaya
konservasi tumbuhan langka. Adanya teknologi kloning pada tumbuhan
dapat meningkatkan agrobisnis.
3. Dapat menumbuhkan janin yang bebas penyakit keturunan dan dapat
menghasilkan sel, organ atau jaringan yang sesuai untuk pengobatan
penyakit.
4. Meningkatkan gizi masyarakat.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan keinginan
manusia.

6. Membantu pasangan yang kesulitan mendapatkan anak dengan jalan


pintas yaitu bayi tabung.
7. Mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia-terutama penyakitpenyakit kronis-guna menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat
menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
8. Untuk memperoleh hormone pertumbuhan, insulin, interferon, vaksin,
terapi gen dan diagnosis penyakit genetic
Dampak negative kloning adalah :
1. Kloning pada tanaman akan menghasilkan keturunan yang sama dengan
induknya. Hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang
dihasilkan, demikian juga pada hewan.
2. Kloning pada hewan dan manusia masih banyak dipertentangkan sebab
banyak akibat yang ditimbulkan. Contohnya adalah resiko kesehatan terhadap
individu hasil kloning.
3. Kalangan yang menentang berpendapat bahwa kloning manusia dapat
disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan yang
bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
4. Akan terjadi kekacauan kekerabatan dan identitas diri dari klona maupun
induknya.
5. Kloning pada manusia akan menghilangkan nasab.
6. Kloning pada perempuan saja tidak akan mempunyai ayah.

7. Menyulitkan pelaksanaan hukum-hukum syara. Seperti, hokum pernikahan,


nasab, nafkah, waris, hubungan kemahraman, hubungan ashabah, dan lainlain.

D. Pandangan Islam Terhadap Teknologi Rekayasa Genetika (Kloning)


Permasalahan kloning adalah merupakan kejadian kontemporer (kekinian). Dalam
kajian literatur klasik belum pernah persoalan kloning dibahas oleh para ulama. Oleh
karenanya, rujukan yang penulis kemukakan berkenaan dengan masalah kloning ini
adalah menurut beberapa pandangan ulama kontemporer. Abul Fadl Mohsin Ebrahim
berpendapat dengan mengutip sebuah ayat yang menampakkan paradigma al-Quran
tentang penciptan manusia mencegah tindakan-tindakan yang mengarah pada kloning.
Dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan Tuhan. Segala
bentuk peniruan atas tindakan-Nya dianggap sebagai perbuatan yang melampaui batas.
Kendati Allah menciptakan sistem sebab-akibat di alam semesta ini, kita tidak boleh lupa
bahwa Dia juga telah menetapkan pengecualian-pengecualian bagi sistem umum tersebut,
seperti pada kasus penciptaan Adam As. dan Isa As. Jika kloning manusia benar-benar
menjadi kenyataan, maka itu adalah atas kehendak Allah SWT. Semua itu, jika
manipulasi bioteknologi ini berhasil dilakukan, maka hal itu sama sekali tidak
mengurangi keimanan kita kepada Allah SWT sebagai Pencipta, karena bahan-bahan
utama yang digunakan, yakni sel somatis dan sel telur yang belum dibuahi adalah benda
ciptaan Allah SWT.
Islam sangat menghargai hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan
lebih jauh manusia diperintahkan untuk memikirkan, menggali dan mengupayakan

seoptimal mungkin tentang semua ciptaan tuhan. Dan bagi manusia sendiri, memikirkan
dan memahami bagaimana ia diciptakan amatlah dianjurkan. Hal ini tercermin dalam
surat Al-alaq ayat 1-5. Namun, persoalan kehidupan manusia dari waktu kewaktu
semakin kompleks dengan dihadapkan dengan tantangan modernitas, yang tidak bisa
menutup mata islam harus dapat memberikan kontribusi pertimbangan dan pemikiran
yang relistis dan etis.

10

Tetapi kembali pada tujuan penciptaan manusia oleh sang kholiq, bukan tanpa tujuan,
sehingga apapun aktivitas kemanusiaan dengan berbagai alasan yang muncul harus
dikembalikan kepada tujuan yang melatarbelakanginya.
Islam mengakui hubungan suami isteri melalui perkawinan sebagai landasan bagi
pembentukan masyarakat yang diatur berdasarkan tuntunan Tuhan. Anak-anak yang lahir
dalam ikatan perkawinan membawa komponen-komponen genetis dari kedua orang
tuanya, dan kombinasi genetis inilah yang memberi mereka identitas. Karena itu,
kegelisahan umat Islam dalam hal ini adalah bahwa replikasi genetis semacam ini akan
berakibat negatif pada hubungan suami-isteri dan hubungan anak-orang tua, dan akan
berujung pada kehancuran institusi keluarga Islam. Lebih jauh, kloning manusia akan
merenggut anak-anak dari akar (nenek moyang) mereka serta merusak aturan hukum
Islam tentang waris yang didasarkan pada pertalian darah
Dalam menanggapi masalah kloning ini misalnya, mungkin ulama fiqihlah yang
paling pertama akan menolak kloning manusia. Persoalan pertama yang akan muncul
ialah bagaimana nasab manusia kloning tersebut? Dia anak siapa? Hak waris dan
perwakilannya darimana? Siapa muhrimnya? Bagaimana konsep persusuan (mushaharah)
terhadap dirinya? Siapa yang bertanggung jawab terhadap nafkah dan kehidupannya?.
Hukum-hukum yang hidup di masyarakat

juga akan menimbulkan masalah.latar

belakang dari garis keturunan itu, tetaplah seorang bapak menjadi unsur penting dalam
berbagai pertimbangan. Disinilah qiyas berperan, apakah kloning hanya perlu di-qiyaskan
dari segi nasabnya saja, tanpa memperhatikan nilai manfaat yang berkisar pada kualitas
manusia yang dilahirkan. Inilah yang perlu para ahli rumuskan tentang reinterpretasi
kloning manusia dari tinjauan kemaslahatannya, dengan mengesampingkan rumusanrumusan lama yang menghambat kemaslahatan tersebut.

11
Perspektif Agama Islam
Kloning dan hukumnya secara tersurat tidak didapatkan dari kitab-kitab maraji
islam, baik dari Al-Quran, Hadits, maupun kitab-kitab ulama klasik. Penentuan hukum
kloning murni merupakan ijtihad kaum muslim sekarang dan ini merupakan tantangan
bagi kaum muslim dalam menanggapi realitas yang terjadi disekitarnya. Oleh karena itu,
salah satu cara yang mungkin dilakukan adalah dengan melihat metode yang dilakukan
ulama terdahulu dalam memutuskan hukum terhadap suatu realitas yang tidak pernah
dijumpai sebelumnya (pendekatan ushul fiqh). Pada dasarnya, kloning merupakan suatu
ide ilmiah hasil pemikiran kreativitas manusia. Ide ini merupakan realisasi dari
pembacaan manusia terhadap alam yang sebenarnya juga dianjurkan oleh islam (iqra
dalam artian ayat-ayat kauniyah). Menurut Syekh Muhammad Taufiq Miqdad setiap ide
ilmiah yang dikemukakan tidak keluar dari tiga katagori. Pertama, ia berkaitan dengan
sesuatu yang telah pasti diharamkan agama, seperti eutanasia. Ini jelas ditolak oleh agama
karena berkaitan langsung dengan kehidupan manusia yang merupakan anugerah Ilahi
tanpa sedikitpun campur tangan manusia.
Kedua, ide tersebut berkaitan dengan sesuatu yang jelas didukung oleh agana dan
juga pertimbangan akal, seperti penciptaan aneka obat untuk penyembuhan manusia. Ini
termasuk bagian dari kebutuhan pokok manusia. Islam mendukung setiap usaha ke arah
sana, dan menilainya sebagai sesuatu yang amat terpuji. Ketiga, suatu ide ilmiah yang
belum terbukti hasil dan dampaknya baik positif maupun negatif. Ide semacam ini baru

dalam proses pembentukan atau tahap awal. Kita belum dapat memperoleh gambaran
jelas dan utuh yang dapat menyingkirkan segala ketidakjelasan yang berkaitan
dengannya.

12

Ide semacam ini, tidak dapat ditetapkan atasnya hukum haram atau halal secara
pasti, karena ia baru berbentuk ide atau baru dalam bentuk kekuatiran adanya sisi
mudharat dan negatif yang juga baru dalam benak dan teori. Menetapkah hukum (halal
maupun haram) menyangkut hal semacam ini adalah ketergesa-gesaan yang bukan pada
tempatnya dan tidak sejalan dengan tuntunan akal dalam berpikir atau menarik
kesimpulan.
Disini

terdapat sudut pandang yang harus diperhatikan dalam masalah

kloning.antara lain:
1. Kloning dapat melawan kodrat
Proses kejadian manusia tanpa proses pembuahan sperma laki-laki merupakan
tanda dari tuhan, apabila dicermati dari kebiasaan yang terjadi merupakan hal yang
mustahil. Namun apabila ditinjau dari hukum logika bukan yang mustahil bagi akal dan
amt mungkin sesuai dengannya. Yang jadi masalah sekarang adalah apakah hasil
teknologi kloning merupakan anugrah atau ujian. Konsekuensi logis dari kloning manusia
adalah manusia dengan segala kelebihannya, namun sebenatnya memungkinkan banyak
menambah kekurangan padanya berupa kesombongan . Dengan tanpa laki-laki, seorang
wanita sudah bisa mengandung dan melahirkan anak dari ibu kandungnya sendiri yang
berarti akan melegitimasi keluarga lesbian, bahkan tidak mustahil menyuburkan rumah
tangga gay. Bahkan apabila sudah diciptakan rahim buatan, maka kloning manusia tidak
memerlukan wanita untuk masa kehamilannya, institusi perkawinan sudah tidak
diperlukan lagi. Anak hasil cloning tidak mengenal orang tuanya, orang tua dan anak ada

hubungan kasih saying sebagaimana mestinya. Kehidupan semakin galau, yang


semuanya itu sangat bertentangan dengan etika dan moral isla. Secara implicit dalam AlQuran surat An-nisa ayat 118-119 yang memperkuat ayat sebelumnya yakni ayat 115,
Allah menggambarkan bahwa merubah fitrah yang dilakukan adalah perilaku yang
menyimpang.

13

2. Kloning dapat melahirkan dominasi manusia tertentu


Hal yang jauh mengerikan jika cloning manusia bertujuan untuk melahirkan
dominasi ras manusia berkarakter tertentu, seperti cerdas, cantik,kuat, perkasa, kejam,
atau sifat-sifat lain yang bias merusak tatanan social. Sperti kecemburuan social,
penjajahan, perbudakan, wanita lacur dan sebagainya, tentu akan sangat membahayakan
bagi kehidupan manusia.
3. Peranan agama semakin berkurang
Hal ini disebabkan karena kodrat manusia sudah dilanggar, orang tidak lagi
menggantungkan nasib pada tuhan pencipta, tetapi pada badan itu sendiri. Fisik maupun
mental bias direkayasa atau di renovasi. Pada akhirnya, manusia lupa akan dirinya dan
tujuan hidupnya. Yakni hanya mengabdi, menyembah dan tunduk kepada ALLAH SWT.
Dengan demikian, potensi keburukan yang terkandung dalam teknologi kloning
manusia jauh lebih besar daripada kebaikan yang bisa diperoleh darinya, dan karenanya
umat Islam tidak dibenarkan mengambil manfaat terapeutik dari kloning manusia.

14

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Perkembangan IPTEK semakin hari semakin maju di abad millennium ini. Para
ilmuwan semakin tergerak untuk menemukan hal-hal yang modern dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Salah satunya dalam aspek rekayasa genetika, yaitu kloning makhluk
hidup. Pada dasarnya kloning boleh dilakukan pada tumbuhan dan hewan karena
bertujuan untuk menciptakan bibit-bibit unggul yang dapat memberikan hasil panen dan
ternak yang akan lebih baik. Para ilmuwan pun juga menyetujui hal tersebut. Al-Quran
pun juga menyuruh manusia untuk dapat menggali dan megembangkan semua ciptaan
Allah di sekitarnya untuk hal-hal positif. Mengenai kloning, para ulama berpendapat
bahwa kloning tidak diperbolehkan karena dapat melawan kodrat, melahirkan dominasi
manusia tertentu, dan dapat menyebabkan peranan agama semakin berkurang.

15

Daftar Pustaka
1. Yusuf, Muhammad dkk. 2009. Kematian Medis. Yogyakarta : Teras Yogyakarta.
2. Mustofa, Aziz., Imam, Musbikin. 2001. Kloning Manusia Abad XXI. Yogyakarta :
Forum Studi Mahasiswa Himanda .
3. Alkaf, Halid. 2003.Kloning dan Bayi Tabung Masalah dan Implikasinya, PB UIN:
Jakarta.
4. Radhite (2011). Lima Hewan Hasil Kloning yang Memicu Kontroversi.
http://www.apakabardunia.com/2011/03/5-hewan-hasil-kloning-yangmemicu.html. Diakses pada 23 October 2011
5. Harini. (2011). Manfaat dan Dampak dari Kloning.
http://hariini.org/2011/02/20/manfaat-dan-dampak-dari-kloning/ , 28 September
2011
6. Adrian (2010). Pengertian Kloning Pada Makhluk Hidup.
http://funkynetter.com/febuari-2011_pengertian-kloning-pada-makhluk.php.
Diakses pada 23 October 2011.
7. Luxboy (2009). Manusia Klon Pertama Bernama Eve Kini Berusia 5 Tahun.
http://gugling.com/2009/03/19/manusia-kloning-pertama-bernama-eve-kiniberusia-5-tahun/. Diakses pada 23 October 2011

16

Anda mungkin juga menyukai