Anda di halaman 1dari 3

1.

2.

3.

4.

Nilai ideal disebut juga nilai dasar


berkaitan dengan hakikat kelima sila
Pancasila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai dasar tersebut bersifat
universal sehingga di dalamnya
terkandung cita-cita, tujuan, serta nilainilai yang baik dan benar. Nilai dasar
ini bersifat tetap dan terlekat pada
kelangsungan hidup negara.
Hak asasi manusia memiliki ciriciri 3
khusus, yaitu sebagai berikut.
1) Hakiki, artinya hak asasi
manusia adalah hak asasi semua
umat manusia yang sudah ada
sejak lahir.
2) Universal, artinya hak asasi
manusia berlaku untuk semua
orang tanpa memandang status,
suku bangsa, gender atau
perbedaan lainnya.
3) Tidak dapat dicabut, artinya
hak asasi manusia tidak dapat
dicabut atau diserahkan kepada
pihak lain.
4) Tidak dapat dibagi, artinya
semua orang berhak mendapatkan
se mua hak, apakah hak sipil
dan politik, atau hak ekonomi,
sosial dan budaya.
Nilai instrumental merupakan
penjabaran dari nilai-nilai dasar
Pancasila. Nilai instrumental sifatnya
lebih khusus dibandingkan dengan nilai
dasar. Dengan kata lain, nilai
instrumental merupakan pedoman
pelaksanaan kelima sila Pancasila.
Perwujudan nilai instrumental pada
umumnya berbentuk ketentuanketentuan konstitusional mulai dari
Undang-Undang Dasar sampai dengan
peraturan daerah. Hak asasi manusia
juga dijamin oleh nilai-nilai
instrumental Pancasila. Adapun,
peraturan perundang-undangan yang
menjamin hak asasi manusia di
antaranya sebagai berikut.
Pencantuman hak asasi manusia
(Pasal 28 A-28J)
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam
Tap MPR tersebut terdapat Piagam HAM
Indonesia.

Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun


1993 tentang Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia
5.

Nilai praksis merupakan realisasi nilainilai instrumental suatu pengalaman


dalam kehidupan sehari-hari. Nilai
praksis Pancasila senantiasa
berkembang dan selalu dapat
dilakukan perubahan dan perbaikan
sesuai dengan perkembangan zaman
dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut
dikarenakan Pancasila merupakan
ideologi yang terbuka.
Hak asasi manusia dalam nilai praksis
Pancasila dapat terwujud apabila nilainilai dasar dan instrumental Pancasila
itu sendiri dapat dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari oleh seluruh
warga negara. Hal tersebut dapat
diwujudkan apabila setiap warga
negara menunjukkan sikap positif
dalam kehidupan sehari-hari.

6.

Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia
menyatakan bahwa pelanggaran hak
asasi manusia adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara, baik
disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi
dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh undangundang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak
akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
Pelanggaran HAM berat menurut UU
NO 26 THN 2000
a. Kejahatan genosida, yaitu
setiap perbuatan yang dilaku
kan dengan maksud untuk
menghan curkan atau
memusnahkan se luruh atau
sebagian ke lompok bangsa,
ras, kelompok etnis, ke lompok
agama,
b. Kejahatan terhadap
kemanusian, yaitu salah satu
perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan
yang meluas atau sistematik
yang diketahuinya bahwa
serangan tersebut ditujukan
secara langsung terhadap
penduduk sipil, berupa: 1)
Pembunuhan; 2) Pemusnahan;

7.

3) Perbudakan 9) Penghilangan
orang secara paksa; atau 10)
Kejahatan apartheid.
8.

9.

1) membunuh anggota kelompok;


2) mengakibatkan penderitaan
terhadap anggota-anggota kelompok;
3) menciptakan kondisi kehidupan
kelompok yang akan mengakibatkan
4) memaksakan tindakan-tindakan
yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok; atau
5) memindahkan secara paksa anakanak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain.
1) Kejahatan genosida (The crime of
genocide)
2) Kejahatan melawan kemanusian
(Crime againts humanity)
3) Invasi atau agresi suatu negara ke
negara lain (The crime of aggression)
4) Kejahatan perang (War crimes)

10. Negara yang tidak mau menangani


kasus pelanggaran HAM yang terjadi di
negaranya akan disebut sebagai
unwillingness state atau negara yang
tidak mempunyai kemauan
menegakkan HAM.
11. Konsekuensi jika sebuah negara tidak
melakukan upaya pemajuan,
pengormatan dan penegakan HAM di
antaranya sebagai berikut.
a. Memperbesar pengangguran
b. Memperlemah daya beli masyarakat
c. Memperbesar jumlah anggota
masyarakat yang miskin
d. Memperkecil pendapatan nasional
e. Merosotnya tingkat kehidupan
masyarakat
f. Kesulitan memperoleh bantuan dari
negara asing.
g. Kesulitan dalam mencari mitra kerja
sama.
12. Sanksi internasional dijatuhkan kepada
negara yang dinilai melakukan
pelanggaran atau tidak peduli terhadap
pelanggaran hak asasi manusia di
negaranya
1) diberlakukannya travel warning
(peringatan bahaya berkunjung ke
negara tertentu) terhadap warga
negaranya,
2) pengalihan investasi atau
penanaman modal asing,
3) pemutusan hubungan diplomatik,
4) pengurangan bantuan ekonomi,
5) pengurangan tingkat kerja sama,
6) pemboikotan produk ekspor,
7) embargo ekonomi

13. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1


Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2003, keuangan
negara adalah semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu
baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.

14. Pasal 23
2.
Rancangan undang-undang
anggaran pendapatan dan belanja
negara diajukan oleh Presiden
untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah.3)
3.
Apabila Dewan Perwakilan
Rakyat tidak menyetujui rancangan
anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diusulkan oleh
Presiden, Pemerintah menjalankan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara tahun yang lalu.3)
UUD NRI
UUD NRI Tahun 1945 yang
berkaitan dengan keuangan
negara, Badan Pemeriksa
Keuangan, dan Kekuasaan
Kehakiman
Sesuai tuntutan UUD NRI 1945,
saat ini telah berdiri berbagai
lembaga penegak hukum seperti
Mahkamah Agung, Mahkamah
Kostitusi, Komisi Yudisial,
Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi
Pemberantasan Korupsi
15. Sumber keuangan negara Republik
Indonesia meliputi beberapa hal
berikut.
a. Pajak b. Retribusi c. Keuntungan
BUMN/BUMD d. Denda dan Sita e.
Pencetakan Uang f. Pinjaman g.
Sumbangan, Hadiah, dan Hibah h.
Penyelenggaraan Undian Berhadiah
16. Undang Republik Indonesia Nomor

17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara terutama Pasal 6 Ayat (1)
disebutkan bahwa Presiden selaku
Kepala Pemerintahan memegang
kekuasaan pengelolaan keuangan

negara sebagai bagian dari


kekuasaan pemerintahan
17. Untuk mencapai tujuan, Bank
Indonesia mempunyai tugas
sebagai berikut :
a. menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter;
b. mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran;
c. mengatur dan mengawasi bank.
18. Pasal 23E ayat 2(badan keuangan)

(1) Untuk memeriksa pengelolaan


dan tanggung jawab tentang
keuangan negara diadakan satu
Badan Pemeriksa Keuangan yang
bebas dan mandiri.
(2) Hasil pemeriksaan keuangan
negara diserahkan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai
dengan kewenangannya.
(3) Hasil pemeriksaan tersebut
ditindaklanjuti oleh lembaga
perwakilan dan/ atau badan sesuai
dengan undang-undang.

19. Selain diatur oleh Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945, keberadaan BPK juga

diperkuat oleh Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan. Salah satu aspek yang
diatur dalam undang-undang
tersebut adalah tugas dan
kewenangan BPK
20. John Locke memperkenalkan tiga
kekuasaan negara.
1) Kekuasaan legislatif, yaitu fungsi
untuk membuat undangundang
atau peraturan.
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu
fungsi untuk melaksanakan
peraturan, termasuk di dalamnya
fungsi untuk mengadili.
3) Kekuasaan federatif, yaitu
fungsi untuk mengurusi urusan luar
negeri dan urusan perang dan
damai

21. Pasal 24 Ayat (2) menyatakan


Kekuasaan kehakiman dilakukan
oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai