Anda di halaman 1dari 4

Asal mula

Pemakaian
huruf
A. Huruf
j

B. Huruf
oe

C. Huruf
vokal
yang
diberi
titik
dua
diatas
nya

Ejaan van Ophuijsen

Ejaan Soewandi

Ejaan ini ditetapkan pada


tahun 1901 sebagai ejaan
bahasa Melayu dengan Huruf
Latin dan disebut juga Ejaan
Balai Pustaka. Van Ophuijsen
merancang ejaan ini yang
dibantu oleh Engku Nawawi
Gelar Soetan mamoer dan
Moehammad Taib Soetan
Ibrahim.

Ejaan ini
diresmikan
pada tahun
1947 untuk
menggantikan
Ejaan van
Ophuijsen dan
dijuluki Ejaan
Republik.

Huruf j dipakai untuk


menuliskan kata-kata :
jang, pajah, sajang.

Huruf j masih
sama cara
pemakaiannya
dengan Ejaan
van Ophuijsen,
misalnya :
jang, pajung,
laju.

Huruf oe dipakai untuk


menuliskan kata-kata :
goeroe, itoe, akoe, oemoer.

Huruf vokal yang diberi titik


dua diatasnya
seperti , , dan ,
menandai bahwa huruf
tersebut dibaca sebagai satu
suku kata, bukan diftong,
sama seperti ejaan Bahasa
Belanda sampai saat ini.
Contoh : Huruf untuk
membedakan antara

Huruf oe diganti
dengan u,
seperti pada
guru, itu, aku,
umur.
Huruf vokal
yang diberi titik
dua diatasnya
sudah tidak
digunakan.

Ejaan Bahasa
Indonesia yang
Disempurnaka
n (EYD)
Ejaan ini
diresmikan
pemakaiannya
pada tanggal
16 Agustus
1972
berdasarkan
Putusan
Presiden No.57
Tahun 1972.

Huruf j sudah
berbeda cara
pemakaiannya.
Misalnya :
kata jang,
pajung, laju
menjadi yang,
payung, layu.
Sedangkan
contoh
penggunaan
huruf j :
jalan, jauh,
jujur.
Huruf oe
diganti dengan
u, seperti pada
guru, itu, aku,
umur.
Huruf vokal
yang diberi
titik dua
diatasnya
sudah tidak
digunakan.

huruf i sebagai akhiran dan


karenanya harus disuarakan
tersendiri
dengan diftong seperti mula
dengan ramai. Juga
digunakan untuk menulis
huruf y seperti
dalam Soerabaa.
D. Huruf
ch

Huruh ch yang dieja kh,


seperti chusus, achir,
machloe, tarich.

Huruh ch yang
dieja kh, seperti
chusus, achir,
tarich.

E. Huruf
dj

Huruf dj dipakai untuk


menuliskan kata-kata :
djalan, djauh, djatuh.

Huruf dj dipakai
untuk
menuliskan
kata-kata :
djalan, djauh,
djatuh.

F. Huruf
tj

Huruf tj dipakai untuk


menuliskan kata-kata:
Tjikini, tjara, pertjaya.

Huruf tj dipakai
untuk
menuliskan
kata-kata:
Tjikini, tjara,
pertjaya.

G. Huruf
nj

Huruf nj dipakai untuk


menuliskan kata-kata :
njonja, boenji, njata.

Huruf nj dipakai
untuk
menuliskan
kata-kata :
njonja, bunji,
njata.

H. Huruf
sj

Huruf sj dipakai untuk


menuliskan kata-kata :
isjarat, masjarakat, Isjana.

Huruf sj dipakai
untuk
menuliskan
kata-kata :
isjarat,

Huruf ch
berubah
menjadi kh.
Kata-kata
chusus, achir,
machloe,
tarich menjadi
khusus, akhir,
makhluk,
tarikh.
Huruf dj
diganti dengan
huruf j. Katakata
djalan, djauh,
djatuh diganti
menjadi jalan,
jauh, jatuh.
Huruf tj diganti
dengan huruf
c. Kata-kata:
Tjikini, tjara,
pertjaya
menjadi
Cikini, cara,
percaya.
Huruf nj
berubah
menjadi ny.
Kata-kata
njonja, bunji,
njata menjadi
nyonya, bunyi,
nyata.
Huruf sj
berubah
menjadi sy.
Kata-kata :
isjarat,

Pemakaian
Tanda Baca
A. Tanda
diakrit
ik

Penulisan
Kata
A. Kata
ulang

B. Awala
n dan
kata
depan

masjarakat,
Isjana.

masjarakat,
Isjana berubah
menjadi
isyarat,
masyarakat,
Isyana.

Tanda diakritik, seperti koma,


ain dan tanda trema, dipakai
untuk menuliskan kata-kata
mamoer, akal, ta, pa,
dinamai.

Tanda diakritik
yang dipakai
untuk bunyi
hamzah dan
bunyi sentak
ditulis dengan
k, seperti pada
kata-kata tak,
pak, makmur,
maklum, rakjat.

Tanda diakritik
yang dipakai
untuk bunyi
hamzah dan
bunyi sentak
ditulis dengan
k, seperti pada
kata-kata tak,
pak, makmur,
maklum,
rakjat.

Kata ulang boleh ditulis


dengan angka-2, seperti
anak2, berjalan2, ke-barat2an.

Kata ulang
boleh ditulis
dengan angka2, seperti
anak2,
berjalan2, kebarat2-an.

Kata ulang
ditulis penuh
dengan huruf,
tidak boleh
dengan angka
2. Kata-kata
anak2,
berjalan2, kebarat2-an
menjadi anakanak, berjalanjalan, kebaratbaratan.
Penulisan diatau kesebagai
awalan ditulis
serangkai
dengan kata
yang
mengikutinya,
sedangkan di
atau ke
sebagai kata
depan ditulis
terpisah
dengan kata

Awalan di- dan


kata depan di
keduakeduanya
ditulis
serangkai
dengan
kata
yang
mengikutinya,
seperti
kata
depan di pada
dirumah,

yang
dikebun,
mengikutinya.
disamakan
Contoh :
dengan
a. diimbuhan
di(awalan)
pada
ditulis,
: ditulis,
dikarang.

C. Kata
majem
uk

Kata majemuk dirangkai


ditulis dengan 3 cara :
a. Dirangkai menjadi satu,
misalnya hoeloebalang
b. Dengan menggunakan
tanda penghubung,
misalnya rumah-sakit
c. Dipisahkan, misalnya
anak negeri

Penulisan kata
majemuk dapat
dilakukan
dengan tiga
cara,
contohnya:
a. Tatalaksa
na
b. Tatalaksana
c. Tata
laksana

dibakar,
dilempar
b. di (kata
depan):
di
kampus,
di
rumah,
di hotel
Penulisan kata
majemuk
harus
dipisahkan dan
tidak perlu
menggunakan
tanda hubung,
contohnya :
a. Dutabes
ar
menjadi
duta
besar
b. Kayaraya
menjadi
kaya
raya
c. Tata
usaha

Anda mungkin juga menyukai