Pemakaian
huruf
A. Huruf
j
B. Huruf
oe
C. Huruf
vokal
yang
diberi
titik
dua
diatas
nya
Ejaan Soewandi
Ejaan ini
diresmikan
pada tahun
1947 untuk
menggantikan
Ejaan van
Ophuijsen dan
dijuluki Ejaan
Republik.
Huruf j masih
sama cara
pemakaiannya
dengan Ejaan
van Ophuijsen,
misalnya :
jang, pajung,
laju.
Huruf oe diganti
dengan u,
seperti pada
guru, itu, aku,
umur.
Huruf vokal
yang diberi titik
dua diatasnya
sudah tidak
digunakan.
Ejaan Bahasa
Indonesia yang
Disempurnaka
n (EYD)
Ejaan ini
diresmikan
pemakaiannya
pada tanggal
16 Agustus
1972
berdasarkan
Putusan
Presiden No.57
Tahun 1972.
Huruf j sudah
berbeda cara
pemakaiannya.
Misalnya :
kata jang,
pajung, laju
menjadi yang,
payung, layu.
Sedangkan
contoh
penggunaan
huruf j :
jalan, jauh,
jujur.
Huruf oe
diganti dengan
u, seperti pada
guru, itu, aku,
umur.
Huruf vokal
yang diberi
titik dua
diatasnya
sudah tidak
digunakan.
Huruh ch yang
dieja kh, seperti
chusus, achir,
tarich.
E. Huruf
dj
Huruf dj dipakai
untuk
menuliskan
kata-kata :
djalan, djauh,
djatuh.
F. Huruf
tj
Huruf tj dipakai
untuk
menuliskan
kata-kata:
Tjikini, tjara,
pertjaya.
G. Huruf
nj
Huruf nj dipakai
untuk
menuliskan
kata-kata :
njonja, bunji,
njata.
H. Huruf
sj
Huruf sj dipakai
untuk
menuliskan
kata-kata :
isjarat,
Huruf ch
berubah
menjadi kh.
Kata-kata
chusus, achir,
machloe,
tarich menjadi
khusus, akhir,
makhluk,
tarikh.
Huruf dj
diganti dengan
huruf j. Katakata
djalan, djauh,
djatuh diganti
menjadi jalan,
jauh, jatuh.
Huruf tj diganti
dengan huruf
c. Kata-kata:
Tjikini, tjara,
pertjaya
menjadi
Cikini, cara,
percaya.
Huruf nj
berubah
menjadi ny.
Kata-kata
njonja, bunji,
njata menjadi
nyonya, bunyi,
nyata.
Huruf sj
berubah
menjadi sy.
Kata-kata :
isjarat,
Pemakaian
Tanda Baca
A. Tanda
diakrit
ik
Penulisan
Kata
A. Kata
ulang
B. Awala
n dan
kata
depan
masjarakat,
Isjana.
masjarakat,
Isjana berubah
menjadi
isyarat,
masyarakat,
Isyana.
Tanda diakritik
yang dipakai
untuk bunyi
hamzah dan
bunyi sentak
ditulis dengan
k, seperti pada
kata-kata tak,
pak, makmur,
maklum, rakjat.
Tanda diakritik
yang dipakai
untuk bunyi
hamzah dan
bunyi sentak
ditulis dengan
k, seperti pada
kata-kata tak,
pak, makmur,
maklum,
rakjat.
Kata ulang
boleh ditulis
dengan angka2, seperti
anak2,
berjalan2, kebarat2-an.
Kata ulang
ditulis penuh
dengan huruf,
tidak boleh
dengan angka
2. Kata-kata
anak2,
berjalan2, kebarat2-an
menjadi anakanak, berjalanjalan, kebaratbaratan.
Penulisan diatau kesebagai
awalan ditulis
serangkai
dengan kata
yang
mengikutinya,
sedangkan di
atau ke
sebagai kata
depan ditulis
terpisah
dengan kata
yang
dikebun,
mengikutinya.
disamakan
Contoh :
dengan
a. diimbuhan
di(awalan)
pada
ditulis,
: ditulis,
dikarang.
C. Kata
majem
uk
Penulisan kata
majemuk dapat
dilakukan
dengan tiga
cara,
contohnya:
a. Tatalaksa
na
b. Tatalaksana
c. Tata
laksana
dibakar,
dilempar
b. di (kata
depan):
di
kampus,
di
rumah,
di hotel
Penulisan kata
majemuk
harus
dipisahkan dan
tidak perlu
menggunakan
tanda hubung,
contohnya :
a. Dutabes
ar
menjadi
duta
besar
b. Kayaraya
menjadi
kaya
raya
c. Tata
usaha