Oplp
Oplp
4, Juli 2010
206 Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 5, No. 4, Juli 2010, hlm. 205-211
PENDAHULUAN
Terdapat
kecenderungan
bahwa
ketika
seseorang merencanakan kunjungan wisata, ia
akan mencari tempat-tempat yang menarik
untuk disinggahi dan sekaligus juga tempattempat makan yang unik. Hal ini memunculkan
satu istilah baru yaitu wisata kuliner. Wisata
kuliner tidak dapat diartikan hanya sebagai
kegiatan bepergian atau menyinggahi warungwarung makan atau sejenisnya. Seperti kutipan
dari Wikipedia [1], Culinary Tourism is
defined as the pursuit of unique and memorable
eating and drinking experiences, yang
berarti bahwa wisata kuliner merupakan usaha
pencarian pengalaman makan dan minum yang
unik dan sangat berkesan (memorable).
Pencarian kesan dan keunikan menikmati
makanan inilah yang menjadi hal yang menarik
dari wisata kuliner.
Sebagai bagian dari kepariwisataan pada
umumnya, wisata kuliner juga tidak terlepas
dari persoalan penentuan alternatif tujuan dan
tempat singgah yang sesuai dengan harapan.
Dalam wisata kuliner tempat tujuan dan
singgah dapat berupa rumah atau warung
makan. Umumnya, harapan pelancong adalah
rumah makan yang dikunjungi sesuai dengan
selera dan jumlah anggota rombongan yang
dibawanya. Selain itu, batasan waktu dan
efektifitas rute juga merupakan hal yang perlu
diperhatikan.
Pemilihan alternatif dari beberapa kondisi
seperti yang telah disebutkan sebelumnya
merupakan masalah optimasi. Masalah ini
dapat diandaikan sebagai persoalan pemilihan
rute manakah yang memiliki biaya paling
murah untuk dilalui seorang pelancong yang
harus mengunjungi sejumlah m daerah tujuan
wisata (m > 1). Suatu kondisi dimana tiap
daerah harus dikunjungi tepat satu kali dan
kemudian kembali lagi ke tempat semula
disebut sebagai Travelling Salesman Problem
(TSP). Jika pada daerah yang dikunjungi
terdapat kendala waktu buka dan waktu tutup
(time-window/TW) tempat tersebut, maka
permasalahan tersebut menjadi TSP-TW. TSP
merupakan masalah kombinatorial yang solusi
optimumnya hanya dapat diperoleh dengan
mencoba semua kemungkinan sehingga
memerlukan waktu komputasi yang cukup
tinggi. Untuk mengatasi kasus demikian dapat
digunakan metode heuristik, yaitu suatu metode
pencarian yang didasarkan atas intuisi atau
PEMILIHAN RUTE
Penentuan rute perjalanan merupakan salah
satu permasalahan yang sering dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh yaitu
rute manakah yang memiliki biaya paling
murah untuk dilalui seorang salesman ketika
harus mengunjungi sejumlah daerah. Tiap
daerah tersebut harus dikunjungi tepat satu kali
n n
Z min Cij X ij
i1 j 1
n
xij 1 , untuk j = 1, 2, 3, ..., n-1
i1
n
xij 1 untuk i = 1, 2, 3, ..., n-1
j 1
(1)
(2)
(3)
n n
(4)
Kesesuaian
yang
dimaksud
dalam
Persamaan (4) adalah nilai dari kesesuaian
waktu dan selera. Formulasi selera ini
didapatkan dengan cara melakukan evaluasi
hasil GA secara berulang.
208 Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 5, No. 4, Juli 2010, hlm. 205-211
Posisi
Gen
Rata-Rata
c1 m1
814
c1 m2
924
c2 m1
672
c2 m2
696
1
(cost 1)
(5)
fitness c - cost
(6)
(7)
Tujuan Wisata
RM. Joglo
Wisata Sengkaling
RM. Oen
Petik Apel
Jagung Bakar Payung
Waktu Buka
08:00
07.00
09.00
08:00
09:00
Waktu Tutup
22.00
16.00
22.00
16.00
24.00
Waktu Terbaik
15.00
10.00
12.00
09.00
19.00
Lama Kunjungan
60 menit
120 menit
45 menit
60 menit
60 menit
Tujuan Wisata
Petik Apel (4)
Wisata Sengkaling (2)
RM. Oen (3)
RM. Joglo (1)
Jagung Bakar Payung (5)
Tiba di lokasi
09:00
10:50
13:20
14:50
17:10
Waktu Tunggu
0
0
0
0
0
Masuk
09:00
10:50
13:20
14:50
17:10
Keluar
10:00
12:50
14:05
15:50
18:10
800
700
fitness
600
500
400
300
rata-rata
terbaik
200
100
0
1
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
generasi
Beda
0
50
80
10
110
210 Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 5, No. 4, Juli 2010, hlm. 205-211
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonymous. Culinary tourism. 2007.
URL:
http://en.wikipedia.org/wiki/
Culinary_tourism, diakses tanggal 28
Maret 2008.
[2] Taha HA. Operations Research-An
Introduction 6th ed. Upper Saddle River
NJ 07458: Prentice Hall. 2002.
[3] Gen M and Cheng R. Genetic Algorithms
and Engineering Design. New York: John
Wiley & Sons. 1997.
[4] Mahmudy WF. Penerapan Algoritma
Genetika
pada
Optimasi
Model
Penugasan. Jurnal Natural. 10: 197-207.
2006.
[5] Nallamottu UB, Chambers TL, and Simon
WE. Comparison of the Genetic
Algorithm to Simulated Annealing