CASE 1 ANEMIA
Nabilah Armalia I
Grace Fidia
Amri Muzzammil
Faiza Supraini
Desti Pratiwi
Ilham Henintyo
Iin Intansari
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
KATA PENGANTAR
20 SEPTEMBER 2014
Penyusun
BAGIAN 2
Selanjutnya hasil pemeriksaan fisik dari Aldi adalah sebagai berikut:
KU
Kesadaran
: composmentis
BB
: 24 Kg
TB : 129cm
TD
: 90/60mmHg
RR
: 18x/menit
Suhu : 36,8
Mata
: konjugtiva anemis
Mulut
Jantung
Paru
: dbn
Abdomen
Ekstremitas
BAGIAN 3
Berikut adalah hasil pemeriksaan laboratorium dari Aldi :
Variable
Eritrosit
Hematokrit (%)
Hemoglobin (g/dL)
Leukosit (per mm3)
Hitung jenis/ Diff count (%)
Basofil
Eosinofil
Nutrofil batang
Neutrofil segmen
Limfosit
Monosit
Jumlah trombosit
Mean corpuscular volume
Rentang normal
4,0 5,2
37-43
12,0-16,0
4000-11.000
0-1
1-3
2-6
50-70
20-40
2-8
150,000-350.000
80-100
0
7
2
60
28
3
250.000
60
(um3)
Mean corpuscular hemoglobin
25,4-34,6
20
(pg/cell)
Mean corpuscular hemoglobin
31-37
31
concentration (g/dL)
Red cell distribution Width
11,5-14,5
20
(%)
Serum iron (ug/dL)
TIBC (ug/dL)
Serum Feritin (ug/L)
Reticulocyte
Transferin saturation
50-150
300-360
50-200
1-5
30-50
28
400
10
1
7
Hasil pemeriksaan feses : terdapat telur dan larva Ascaris lumbrocoides, Trichuris trichiura, dan
Ancylostoma duodenale, tidak ditemukan adanya eritrosit di urin.
BAGIAN 4
Aldi di diagnosis mengalami anemia defisiensi besi karena infestasi parasit cacing dan gizi
kurang. Selanjutnya Aldi mendapat anti helmintik berupa mebendazol 100mg/kgbb/hari serta
makan makanan yang mengandung bahan makanan yang bergizi seimbang. Selanjutnya Aldi
harus kembali control 1 minggu mendatang untuk menilai perkembangannya untuk menilai
kadae Hb dan kadar feritin serum. Terapi Fe dilanjutkan sampai 2 bulan setelah kadar Hb
tercapai.
AlloAnamnesis :
Kel.Ut : An. A, laki-laki 10 tahu datang ke IGD dibawa ibunya dengan keluhan pusing dan cepat
lelah
RPS :
3 bulan belakangan pucat dan lesu. Sukar konsentrasi, sering pusing, cepat lelah saat
mengikuti kegiatan sehingga nilai-nilai menurun.
An. A anak ke 4 dari 4 bersaudara, dari keluarga sederhana, tinggal di desa terpencil,
tinggal di rumah dengan sanitasi dan kondisi yang buruk karena dekat dengan
pembuangan sampah
Ayahnya buruh tani, kerja serabutan, ibunya ibu rumah tangga
RSos:
Hipotesis
1.
2.
3.
4.
5.
Anemia defisiensi fe
Anemia penyakit kronik
Anemia sindroblastik
Anemia akibat parasit
hepatitis
Pemeriksaan Fisik:
KU
Kesadaran
: composmentis
BB
: 24 Kg
TB : 129cm
TD
: 90/60mmHg
RR
: 18x/menit
Suhu : 36,8
Mata
: konjugtiva anemis
Mulut
Jantung
Paru
: dbn
Abdomen
Ekstremitas
Pemeriksaan laboratorium
Variable
Eritrosit
Hematokrit (%)
Hemoglobin (g/dL)
Leukosit (per mm3)
Hitung jenis/ Diff count (%)
Basofil
Eosinofil
Nutrofil batang
Neutrofil segmen
Limfosit
Monosit
Jumlah trombosit
Mean corpuscular volume
Rentang normal
4,0 5,2
37-43
12,0-16,0
4000-11.000
0-1
1-3
2-6
50-70
20-40
2-8
150,000-350.000
80-100
0
7
2
60
28
3
250.000
60
(um3)
Mean corpuscular hemoglobin
25,4-34,6
20
(pg/cell)
Mean corpuscular hemoglobin
31-37
31
concentration (g/dL)
Red cell distribution Width
11,5-14,5
20
(%)
Serum iron (ug/dL)
TIBC (ug/dL)
Serum Feritin (ug/L)
Reticulocyte
Transferin saturation
50-150
300-360
50-200
1-5
30-50
28
400
10
1
7
Diagnosis :
anemia defisiensi besi karena infestasi parasit cacing dan gizi kurang.
Penatalaksanaan :
1. DARAH
Hematopiesis adalah proses pembentukan darah yang berbeda lokasi antara sebelum lahir dan
sesudah lahir
Janin
bayi
dewasa
Tahap-tahap hematopoiesis:
0-2 bulan
2-7 bulan
5-9 bulan
Yolk sac
Hati, limpa
Sumsum tulang
Sumsum tulang
Tulang pipih
mikrosirkulasi
sumsum
tulang
sel stroma (terdiiri dari sel endotel, sel lemak, fibroblast, makrofag, sel reikulum
matriks ekstraseluler (seperti fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan
proteoglikan)fungsi lingkungan mikro: untuk menyediakan nutrisis dan bahan
pengatur hemopoiesis.
3. Bahan pembentuk darah asam folat dan vit B12, merupakan bahan terpenting karena
keduanya berguna untuk sintesis DNA.. kurangnya kedua bahan tersebut penurunan
DNA kegaagalan pematangan dan pembelahan inti sel eritroblastik di sumsum tulang
sel darah menjadi lebih besar dari normal ; berbentuk tidak teraatur, oval dan besar
kerapuhannya membuat masa hidup eritrosit tersebut menjadii lebih pendek besi,
penting untuk pembentukan hemoglobin cobalt, magnesium, cu, zn asam amino
vit C, B, dll
4. Mekanisme regulasi
ialah untuk mengatur arah dan kualitas pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah
yang matang dari sumsum tulang ke sara tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon
kebutuhan tubbuh dengan tepat. Zat yang mempengaruhinya adalah: faktor
pertumbuhan
sitokin (IL-3, IL-4, IL-5, IL-6, IL-7, IIL-8, IL-9, IIL-10, IL-11) yang bersifat
ada yang merangasang pertumbuhan sel induk adapula yang menekan pertumbuhan sel
induk hormon hematopoetik spesifik ex: eritropoietin, terdiri dari 165 asam amino
yang dimana khusus dibentuk oleh ginjal (90%) dan hati (10%) untuk merangsang
prekursor eritroid. Sstimulusnya adalah tekanan oksigen dalam ginjal, jjika tekanan
oksigen menurun maka eritropoietin meningkat. hormon non spesifik ex: androgen
menstimulasi eritropoiesis estrogen inhibisi eritropoiesis.
Darah memiliki peran untuk menjaga tubuh tetap dalam keadaan homeostasis.
Selain meregulasi pH, temperatur, serta mengatur transport zat-zat dari dan ke jaringan,
darah juga melakukan perlindungan dengan cara melawan penyakit. Fungsi-fungsi ini
dikerjakan secara terbagi-bagi oleh komponenkomponen darah, yaitu plasma dan sel-sel
darah.Plasma darah adalah cairan yang berada di kompartemen ekstraselular di dalam
pembuluh darah yang berperan sebagai pelarut terhadap sel-sel darah dan substans
lainnya.Sedangkan sel darah merupakan unit yang mempunyai tugas tertentu. Sel-sel
darah yang terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit dibentuk melalui suatu mekanisme
yang sama, yaitu hemopoiesis.
progenitor dan sebagian sel myeloid yang belum berdiferensiasi akan menjadi sel-sel prekursor
yang dikenal sebagai blast. Sel-sel ini akan berkembang menjadi sel darah yang sebenarnya.
Pada tahap ini sel-sel prekursor sudah dapat dibedakan berdasarkan tampilan
mikroskopiknya, sedangkan sel-sel di tahap sebelumnya yaitu stem cell dan sel progenitor hanya
bisa dibedakan melalui marker yang terdapat di membran plasmanya. Beberapa hormon yang
disebut hemopoietic growth factors bertugas dalam meregulasi proses diferensiasi dan proliferasi
dari sel-sel progenitor tertentu.
Berikut beberapa contoh :
1. Erythropoietin atau EPO meningkatkan jumlah prekursor sel darah merah atau eritrosit.
EPO diproduksi oleh sel-sel khusus yang terdapat di ginjal yaitu peritubular interstitial cells.
2. Thrombopoietin atau TPO merupakan hormon yang diproduksi oleh hati yang
menstimulasi pembentukan platelet atau trombosit.
3. Sitokin adalah glikoprotein yang dibentuk oleh sel, seperti sel sumsum tulang, sel darah, dan
lainnya. Biasanya sitokin bekerja sebagai hormon lokal, namun disini sitokin bekerja dalam
menstimulasi proliferasi selsel progenitor di sumsum tulang. Dua kelompok sitokin yang
berperan adalah colony-stimulating factors dan interleukin.
Selain contoh diatas masih banyak growth factor lainnya yang mempengaruhi proses
hemopoiesis yang berbeda-beda fungsi dan lokasi kerjanya.
HEMOGLOBIN
Ialah pigmen pembawa oksigen eritrositdengan setiap gram Hb mampu berikatan dengan
1,39 mililiter oksigen.Komponennya dibagi menjadi 2, yaitu Heme dan Globiin. Dimana Heme
merupakan bentukan gabungan dari protoporfirin sedangan Globin ialah protein yang terdiri dari
4 rantai yaitu rantai alfa dan beta.
Pigmen merah pembawa oksigen didalam eritrosit vertebrata merupakanhemoglobin, suatu
protein dengan berat molekul 64.450.Hemoglobin suatumolekul globin yang dibentuk 4 subunit.
Tiap subunit mengandung suatu gugushem yang dikonjugasi ke suatu poplipeptida. Hem
merupakan turunan porfirinyang mengandung besi.
Polipeptida
dinamai
secara
bersama-sama
sebagai
bagianglobin
dari
molekul
satu jenis polipeptida dan 2 mengandunglainnya. Pada hemoglobin manusia dewasa normal
(hemoglobin A), 2 jenispolipeptida dinamai rantai , masing-masingnya mengandung 141
gugusan asamamino dan rantai , yang masing-masingnya mengandung 146 gugusan
asamamino. Sehingga hemoglobin A dinamai 22. Tidak semua hemoglobin dalamdarah
dewasa normal merupakan hemoglobin A. sekitar 2,5% hemoglobinmerupakan hemoglobin A2,
tempat rantai digantikan oleh (22).
Hemoglobin mengikat O2 untuk membentuk oksihemoglobin, O2 yangmelekat ke Fe 2+
didalam hem. Afinitas hemoglobin bagi O2 dipengaruhi oleh pH,suhu, dan konsentrasi 2,3difosfogliserat (2,3-DPG). 2,3-DPG dan H+bersaing denganO2 dalam pengikatan ke hemoglobin
di deoksigenasi, yangmenurunkan afinitas hemoglobin bagi O2 dengan memindahkan posisi 4
rantai polipeptida (struktur kuatener). Bila darah terpapar ke berbagai obat dan zat pengoksidasi
lain in vitro atauin vivo, maka besi fero (Fe2+) dalam molekul diubah ke ion feri (Fe3+),
yangmembentuk methemoglobin. Methemoglobin berwarna gelap dan bila ia adadidalam jumlah
besar didalam sirkulasi, maka ia akan menyebabkan pewarnaankulit berwarna kehitaman yang
menyerupai sianosis. Normalnya timbul sejumlahoksidasi hemoglobin ke methemoglobin, tetapi
system
enzim
didalam
eritrosit,sistem
NADH-methemoglobin
reduktase,
mengubah
ERITROSIT
Eritropoiesis
Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) merupakan suatu mekanisme umpan balik.Ia
dihambat oleh peningkatan kadar eritrosir bersirkulasi dan dirangsang oleh anemia. Ia juga
dirangsang oleh hipoksia dan peningkan aklimatisasi ke tempat tinggi. Eritropoiesis dikendalikan
oleh suatu hormon glikoprotein bersirkulasi yang dinamai eritropoietin yang terutama
disekresikan oleh ginjal.
Setiap orang memproduksi sekitar 1012 eritrosit baru tiap hari melalui proses eritropoiesis
yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis berjalan dari sel induk menjadi prekursor
eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang, yaitu pronormoblas.Pronormoblas
adalah sel besar dengan sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah dan nucleoli, serta kromatin
yang sedikit menggumpal. Pronormoblas menyebabkan terbentuknya suatu rangkaian normoblas
yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel. Normoblas ini juga mengandung sejunlah
hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna merah muda) dalam sitoplasma, warna
sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan hilangnya RNA dan apparatus yang mensintesis
protein, sedangkan kromatin inti menjadi makin padat.
Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas lanjut di dalam sumsum tulang dan menghasilkan
stadium retikulosit yang masih mengandung sedikit RNA ribosom dan masih mampu mensintesis
hemoglobin.Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 haridalam
sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelummenjadi matur, terutama
berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur berwarna merah muda seluruhnya,
adlah cakram bikonkaf tak berinti.Satupronormoblas biasanya menghasilkan 16 eritrosit
matur.Sel darah merah berinti (normoblas) tampak dalam darah apabila eritropoiesis terjadi
diluar sumsumtulang (eritropoiesis ekstramedular) dan juga terdapat pada beberapa
penyakitsumsum tulang.Normoblas tidak ditemukan dalam darah tepi manusia yangnormal.
Membran Eritrosit
Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), proteinmembran integral, dan
suatu rangka membrane.Sekitar 50% membran adalah protein, 40% lemak, dan 10 %
karbohidrat.Karbohidrat hanya terdapat padapermukaan luar sedangkan protein dapat diperifer
atau integral, menembus lipid dua lapis.
Berfungsi untuk mengangkut Hb dimana Hb berguna untuk mengangkut oksigen dari
paru-paru kejaringan, dan juga mengandung karbonik anhidrase yang mengkatalisis reaksi antar
oksigen dan air sehingga reaksi tersebut menjadi berkali-kali lipat lebih cepat karena bantuan
karbon anhidrase tersebut.
Strukturnya sendiri merupakan lempeng bikonkaf, diameter 8 m, paling tebal 2,5 m
dan bagian tengh 1m atau kurang. Volume rata-rata 90-95 fl. Bentuk eritrosit dapat berubahubah ketika sel berjalan, dengan umur 120 hari. Dan membrannya terdiri dari 50% protein, 40%
lemak, 10% karbohidrat.
Tahap-tahaperitropoiesis:
Metabolisme eritrosit selama bersirkulasi 120 hari, eritrosit juga memerlukan energi.
Walaupun eritrosit tidak mempunyai inti, mitokondria dan lainnya, namun ia masih mempunyai
enzim-enzim yang tersisa yang penting untuk memenuhi energi kebutuhannya dengan memlalui
2 cara.
Jalur Embden Meyerhoff (glikolisis anaerob)
Jalur Pentosa Fosfat
Kedua jalur ini dapat menghasilkan sedikit ATP dan NADPH yang penting untuk menjaga
kelenturan dan lainnya.
Destruksi:
Eritrosit yang siap didestruksi baik hemolisis ataupun karena penuaan difagosit oleh
makrofag
globin
hemoglobin
asam
amino
yang
dikandung
pool
protein
akan
terbagi
disimpan/digunakan
2
lagi
heme Fe pool besi aliran darah diangkut oleh transferin disimpan di hati atau
jaringan lain dalam bentuk feritin atau digunakan lagi di sumsum tulang protoporfirin dalam
heme oleh makrofag diubah bilirubin indirek bilirubin direk disekresikan oleh hati
masuk dalam empedu keluar lewat fese dalam bentuk sterkobilinogen atau urin dalam bentuk
urobilinogen.
Morfologi :
Fungsi :
Mengangkut Hb angkut O2
Karbonikanhidrase mengkatalisis air dan CO2
Eritropoiesis
Proeritroblas
Eritroblas Basofilik
Eritroblas Polikromatofilik
Erotroblas Ortokromatofilik
Retikulosit
Eritrosit
Proeritroblas :
Hukleus berbentuk bulat, merah, kromatin halus, memiliki 2 atau 3 anak inti.
Eritroblas basofilik :
pembentukan Hb
Nukleus bulat, kromatin kasar, tidak terlihat anak inti
Eritroblas Polikromatik :
Ukuran 11 15 mikron
Sitoplasma berwarna biru kemerahan
Nukleus kecil, bulat, kromatin kasar mulai memadat
Rasio inti : sitoplasma = 1 : 1
Eritroblas Ortokromatik :
Ukuran 8 12 mikron
Sitoplasma berwarna merah kebiruan
Inti bulat, kecil, kromatin memadat berwarna biru tua. Inti akan kelua meninggalkan sisa
sisa berupa reticulum.
Retikulosit :
Eritrosit :
Ukuran 6 8 mikron
Bentuk bulat dengan tepi rata
Sitoplasma berwarna merah
Nukleus tidak ada.
Destruksi Eritrosit
Heme
Asam Amino
Fe
CO
Pool Protein
Pool Besi
Bilirubin Indirek*
Disimpan/
digunakan kembali
Protoporfirin
HATI
Feses :
Urine:
Sterkobilinogen
Urobilinogen
EMPED
BESI
Zat besi diagi menjadi 2 jenis :
1. Besi heme : berasal dari daging merah dan ikan, proporsi absorpsinya tinggi, tidak
dihambat oleh bahan penghambat sehingga bioavailabilitasnya tinggi
2. Besi non-heme : berasal dari tumbuh-tumbuhan, proporsi absorpsinya rendah, dipengaruhi
oleh bahan pemacu atau penghambat sehingga bioavailabilitasnya rendah.
Tergolong sebagai bahan pemacu absorpsi adalah meat factor dan citamin C,
sedangkan yang tergolong sebagai bahan penghambat adalah phytat, tanat, dan serat.
Fungsi dari zat besi adalah membawa oksigen keseluruh tubuh, membantu pembentukan
hemoglobin, membantu fungsi otak, membantu sintesis neurotransmitter membantu metabolism,
dan untuk pertumbuhan.
Besi fungsional :
hemoglobin, mioglobin, dan berbagai enzim (sitokrom, katalase, dan peroksidase)
Besi transportasi :
transferrin
Besi cadangan :
ferritin dan hemosiderin
Kehamilan
Pertumbuhan
feses
Pria dewasa
0,5-1mg/hr
Wanita pasca 0,5-1mg/hr
total
0,5-1 mg/hr
0,5-1 mg/hr
menopause
Wanita yang 0,5-1mg/hr
0,5-1mg/hr
menstruasi
Wanita hamil 0,5-1mg/hr
Anak (rata- 0,5 mg/hr
rata)
Wanita
15th)
(12- 0,5-1mg/hr
1-2 mg/hr
1-2 mg/hari
0,5-1mg/hr
0,6 mg/hr
1,5-3 mg/hr
1,1 mg/hr
0,6 mg/hr
1,6-2,6 mg/hr
PRESENTASE
Hemoglobin
2g-2.5g
130 mg
80mg-90mg
ABSORPSI BESI
Absorpsi besi terjadi paling banyak pada bagian proksimal duodenum, sebab pH dari asam
lambung dan kepadatan protein tertentu yang diperlukan dalam absorpsi besi pada epitel usus.
Proses absorpsi besi dibagi menjadi 3 :
1. Fase luminal : besi yang dimakan diolah di dalam lambung dan siap diserap di duodenum
2. Fase mucosal : proses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan suatu proses aktif
3. Fase korpreal : proses transportasi besi dalam sirkulasi, utilisasi dalam sel-sel yang
diperlukan, dan penyimpanan besi oleh tubuh.
Banyaknya absorpsi besi tergantung pada :
Besi dalam sistem pencernaan pertama melewati lambung. Di lambung terdapat asam
lambung yang memisahkan ferri (besi makanan) dari senyawa lainnya. Besi yang mudah diserap
oleh usus yaitu besi heme (daging, ikan, hewani) disbanding besi non heme (sayur, kacangkacangan, dan buah). Besi paling banyak diserap di duodenum dan bagian proksimal jejunum.
Besi diserap mikrovilli usus dalam bentuk fero namun besi yang ada dalammakanan berada
dalam bentuk feri, sehingga ferri harus direduktase terlebih dahulu dengan ferri reduktase pada
permukaan enterosit dibantu dengan vitamin C, kemudian ferro masuk melalui protein pembawa
yaitu DMT1. Setelah memasuki enterosit (epitel usus) ferro ada yang disimpan dalam bentuk
ferritin, ada juga yang dimasukkan dalam peredarah darah. Namun sebelumnya, ferro harus
diubah menjadi ferri oleh ferro oksidase. Ferri keluar dari epitel usus melalui ferroportin. Kerja
ferroportin dapat dihambat oleh hephaestin. Ferri kemudian diangkut oleh transferin dan beredar
di peredaran darah.
Transferin akan berkatan pada sel yang bagian permukaannya terdapat reseptor transferin.
Setelah bergabung komplek transferin-reseptor transferin mengalami endositosis membentuk
vesikel. Di dalam sel, reseptor transferin akan mengalami penurunan pH menjadi asam dan
menyebabkan besi terlepas dari reseptor transferin. Ferro masuk ke mitokondria untuk
membentuk heme sedangan reseptor transferin kembali ke permukaan sel dan apotransferin
beredar di sirkulasi darah. Sel yang memiliki reseptor transferin terbanyak yaitu pada sel
rubriblas dan sel CFUe.
Besi di ekskresi melalui eksfoliasi epitel (pengelupasan epitel) usus, kuku, dan kulit.
YANG
MENDUKUNG FAKTOR
YANG
ABSORBSI
Besi an organik
MENGHAMBAT
Bentuk ferro
Bentuk ferri
Eritropoiesis inefektif
Eritropoiesis menurun
kehamilan
Peradangan
Peningkatan DMT 1
2. ANEMIA
Definisi Anemia
Suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya massa eritrosit dalam tubuh
yang mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin
Prasekolah
Anak
Wanitahamil
3 bln postpartum
Wanitadewasa
Priadewasa
11
12
11
12
12
13
WHO
0.5 5 th
5 12
12 15
W.> 15
W hamil> 15
Pria> 15
11.0
11.5
12.0
12.0
11.0
13
Klasifikasi Anemia
-
Etiologi
Morfologi
3-4
jam
pascaperdarahanmasif
24 jam)
Pada perdarahan akut dapat terjadi
kadarHbdanjumlah
RBC
masih
normal,
Hipofibrinogenemia(Defisiensi fibrinogen)
Trombositosis(Peningkatan jumlah trombosit)
Leukositosis (peningkatan jumlah leukosit)
Hiperplasiasumsumtulangaktivitaseritropoisismeningkat : retikulositosismulaipadahari
Hbmulaimeningkat.
(Bilacadanganbesirendah/sedikitperlambatanpeningkatankadarHb).
2. Anemia yang disebabkan karena perdarahan kronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit -sedikit sehingga tidak diketahui pasien.
Perdarahan saluran pencernaan (GI) :
menometroragi.
Dapat menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi
Insufficienterythropoisis (nutritional),
Eritropoisistidakmencukupikarenakelangkaanbahanbakupembuat RBC
def. Fe, defasamfolat-vit B12, def.protein
Def. Fe
Kekuranganfolatdalam diet
Obatantagonisthdfolat.
Alkoholism
Def. B12
Ineffectiveerythropoesis
10-15%
sumsumtulangsebelummasukkesirkulasidarahsebagairetikulositdaneritrositmatang
Penyebab : gangguanpembentukanHb (Hbpati), anemia megaloblastik, mielodisplasia,
ataulebih
precursor
mielofibrosis, dsb)
Defekgangguan pembentukanHb,(Hbpati)
Defisiensienzim G6PD, pyruvat kinase
Defek membrane eritrosit :
Sferositosisherediter
Eliptositosisherediter
eritrositmengalamidestruksi
di
Kelainanimunologik
Sindromafragmentasieritrosit
Hipersplenisme
Paroksismal nocturnal Hb-uria (PNH)
anemia padapenyakitginjal
Kelainaninimenimbulkanhemolisisekstravaskuler
ANEMIA MIKROSITIK
dan kehamilan.
Gangguan absorbsi besi : gastrektomi
Klasifikasi :
Deplesi Besi : cadangan besi menurun, tetapi penyediaan besi untuk eritropoiesis
belum terganggu.
Eritropoiesis defisiensi besi : cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk
eritropoiesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara laboratorik.
Anemia defisiensi besi : cadangan besi kosong disertai defisiensi besi.
Patogenesis
Perdarahanmenahun
KehilanganBesi
Cadanganbesimenurun ( deplesibesi)
Terusterpakaicadanganbesijadikosong
Penyediaanbesiuntukeritropoiesisberkurang
Gangguanpadabentukeritrosit,
ttpianemia secaraklinisbelumterjadi
( Eritropoesisdefisiensibesi)
jmlbesimakinmenurun
eritropoiesismakinterganggu
Tanda dan
Gejala :
1. Gejala Umum
kadarhemoglobin
menurun
lemah,
lesu, cepat lelah
2.
3.
mata berkunang-kunang
Telinga mendenging
Anemia
HipokromikMikrositer (anemia
Gejala
Khas
koilonychia
defisiensibesi)
Atrofi papil lidah
Stomatis angularis
Disfagia
Atrofi mukosa gaster
Gejala akibat penyakit dasar
akibat cacing tambang : dispepsia, parotis membengkak, kulit telapak kanan berwana
Pemeriksaan Laboratorium :
2.
Etiologi :
Protoporfin meningkat
Feritin serum normal/ meningkat
Reseptor transferin normal
3.
ANEMIA SIDEROBLASTIK
Akibat Alkohol
4. THALASSEMIA
Asia.
Thalassemia sering dijumpai di Asia Tenggara, lebih sering dari Thalassemia
beta.
Thalassemia
Disebabkan oleh delesi gen.
Secara normal terdapat empat buah gen gen globin .
Tidak adanya keempat gen akan menekan sintesis rantai seluruhnya.
Delesi tiga gen menyebabkan anemia mikrositik hipokrom yang cukup berat
Thalassemia
Thalassemia mayor :
Rata-rata terjadi pd 1 dari 4 anak bila orangtuanya pembawa sifat thalassemia
.
Mayoritas lesi genetik ini adalah mutasi titik.
Mutasinya dapat terjadi dlm kompleks gen itu sendiri/ pada regio promotor/
penyakit.
Merupakan akibat diturunkannya dua mutasi yang berbeda, mengenai sintesis
Thalassemia intermedia :
Suatu sindrom klinis yang dapat disebabkan oleh berbagai cacat genetik.
(thalassemia homozigot). dasar genetiknya bervariasi dengan gambaran klinik
Gejala klinis :
deformitas tulang
pembesaran hati dan limpa
eritropoiesis ekstrameduler
absorbsi besi yg meningkat
Thalassemia minor :
Mikrositik hipokrom
MCV dan MCH sangat rendah
Jumlah eritrosit tinggi (> 5,5 x 1012/l)
Anemia ringan (Hb 10-15 g/dl)
Kadar Hb A2 tinggi
Diagnosis Thalassemia :
Gejala klinik
Asal etnis
Riwayat keluarga
Pemeriksaan Laboratorium
Anemia makrositik
Definisi :
Anemia makrositik dimana sel eritrosit berukuran besar abnormal (volume eritrosit ratarata, MCV >95 fl)
Anemia makrositik dibagi secara luas berdasarkan gambaran eritoblas yang berkembang
dalam sumsum tulang menjadi megaloblastik dan non-megaloblastik.
1. Anemia Megaloblastik
Definisi
:
Adalah anemia yg khas ditandai dgn adanya sel megaloblast dalam sumsum
tulang.
Sel megaloblast adalah sel prekursor eritrosit dengan bentuk yang besar disertai adanya
kesenjangan pematangan sitoplasma dan inti, dimana maturasi sitoplasma nya normal
tetapi inti besar dengan susunan kromosom nya yang longgar.
Insidensi :
- Anemia defisiensi vitamin B12 relatif jarang dijumpai di indonesia
- Anemia asam folat cukup sering dijumpai terutama pada wanita hamil.
Patogenesis :
Anemia megaloblastik disebabkan oleh terjadinya defisiensi vitamin B12 dan
asam folat, dimana vitamin B12 dan asam folat berfungsi :
- Berfungsi dalam pembentukan DNA inti sel
- Khusus untuk vitamin B12 penting dalam pembentukan myelin
Akibat gangguan sintesis DNA pada inti eritoblas ini maka,
- Maturasi inti lebih lambat sehingga kromatin lebih longgar
- Sel menjadi lebih besar karena pembelahan sel lambat.
Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta susunan kromatin yang lebih
longgar disebut sebagai sel megaloblast.Sel megaloblast ini fungsinya tidak normal,
dihancurkan semasih didalam sumsum tulang (hemolisis intrameduler) sehingga terjadi
eritropoiesis inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek, yang berujung pada
terjadinya anemia. Kelainan yang sama, tetapi pada tingkat yang lebih ringan juga terjadi
pada sistem mieloid dan megakariosit sehingga pada anemia megaloblastik sering disertai
leukopenia dan trombositopenia ringan.
Etiologi :
Defisiensi Besi
Anemia pernisiosa (Addisonian)
Diet (vegetarian)
Tropical sprue
Gastrektomi
Defisiensi Folat
Gizi (nutritional)
Penyakit coeliac
Tropical sprue
Kehamilan
Gambaran klinik :
Gambaran umum :
- Anemia timbul perlahan dan progesif
- Kadang-kadang disertai ikterus ringan
- Gloasitis dengan lidah berwarna merah, seperti daging (buffy tongue)
Gambaran khusus defisiensi vitamin B12 :
- Neuritis perifer: mati rasa, rasa terbakar pada jari
- Kerusakan kolumna posterior : gangguan posisim vibrasi dan tes romberg positif
- Kerusakan kolumna lateralis: spastisitas dengan deep reflek hiperaktif dan gangguan
serebrasi.
Glositis
Gambaran Laboratorium :
a. Pada pemeriksaan darah tepi
Makrositosis (MCV > 100 fL).
RBC : oval makrosit (dibedakan dengan makrosit pada retikulositosis (bulat,
kebiruan, polichromatophilic RBC), makrosit pada liver disease, alkoholisme :
bulat, kemerahan.
Pada defisiensi berat : anisopoikilositosis : oval makrosit, target sel, schistosit,
sferosit, tear drop cells. RDW (red cell distribution width) meningkat.
Benda inklusi di RBC : Howell-Jolly body, basophilic stippling.
Granulosit : hipersegmentasi inti netrofil segmen (lobus > 5 sebanyak > 5%)
Ada triad : MCV > 100, oval makrosit, hipersegmentasi neutrofil
megaloblastik.
Pansitopenia (anemia, leukopenia, trombositopenia)
Hitung retikulosit rendah.
Umur RBC lebih pendek, ineffective erythropoisis, tanda2 hemolisis.
Diagnosis :
Pemeriksaan serum dan asam folat di RBC, serum B12, test absorpsi B12 radioaktif
Penatalaksanaan :
Terapi utama pada defisiensi B12 dan asam folat adalah terapi ganti dengan
vitamin B12 atau asam folat meskipun demikian terapi kausal dengan perbaikan gizi pun
tetap harus dilakukan.
1. Untuk defisiensi vitamin B12 :Hydroxycobalamin intramuskular 200 m/\g/hari, atau
1000 mg diberikan tiap minggu selama 7 minggu. Dosis pemeliharaan 200 mg tiap
bulan atau 1000 mg tiap 3 bulan.
2. Untuk defisiensi folat berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan
3. Respon terhadap terapi: retikulosit mulai naik hari 2-3 dengan puncak hari pada hari
7-8. Hb harus naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu.
Neuropati biasanya dapat membaik tetapi kerusakan medulla spinalis biasanya
ireversibel.
2. Anemia non-megaloblastik
Ada banyak penyebab anemia makrositik non megaloblastik :
a. Alkohol
b. Penyakit hati
c. Miksedema
d. Sindrom mielodisplastik
e. Obat sitotoksik
f. Anemia aplastik
g.
h.
i.
j.
k.
Kehamilan
Merokok
Retikulositosis
Mieloma
Neonatus
Mekanisme pasti yang menghasilkan sel eritrosit yang besar pada tiap kondisi
tersebut belum jelas walaupun mungkin terdapat peningkatan deposisi lipid pada membran
eritrosit atau perubahan waktu maturasi eritoblas dalam sumsum tulang.
Alkohol
adalah
penyebab
tersering
meningkatnya
MCV
tanpa
adanya
anemia.Retikulosit berukuran lebih besar dari pada eritrosit matur dan dengan demikian,
anemia hemolitik merupakan penyebab anemia makrositik yang terpenting. Penyakit
mendasari lain yang tercantum biasanya mudah didiagnosis asal dipikirkan, dan dilakukan
pemeriksaan yang sesuai untuk menyingkirkan defisiensi vitamin B12 atau folat.
Anamnesis klinis dan pemeriksaan fisik dapat mengarah pada defisiensi folat atau
yang penting.
Gambaran klinis yang sangat penting adalah bentuk makrosit (oval pada anemia
megaloblastik),
adanya
netrofil
dengan
hipersegmentasi,
leukopenia
dan
Kelainan laboratorik :
-
Terapi :
-