Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

PADA IBU AKSEPTOR SUNTIK KOMBINASI


DENGAN RIWAYAT SUNTIK DEPO PROGESTIN
2,5 TAHUN DENGAN AMENORHEA
DI BPM DEWI ARIYANI S.Si.T
TAHUN 2016
Pembimbing : Darmayanti, S.Si.T, M.Kes

Oleh :

Dewi Sulistiyo Rini


P07124113124
SEMESTER V

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2016

LEMBAR PERSETUJUAN
PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima pengambilan kasus Asuhan Kebidanan dengan Judul
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan pada Ibu Akseptor Suntik Kombinasi dengan
Riwayat Suntik Depo Progestin 2,5 Tahun dengan Amenorhea di Bpm Dewi Ariyani
S.Si.T Tahun 2016
Nama

Ny. S

Umur

29 tahun

Alamat

Jl. Golf, Landasan Ulin

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan Asuhan
Kebidanan pada mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan II bagi mahasiswi jurusan
kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banjarmasin Semester V
Jalur Umum

Banjarbaru,

Februari 2016

Pembimbing Lahan Praktik

Mahasiswa

Dewi Ariyani, S.Si.T

Dewi Sulistiyo Rini

NIP. 198401262006042006

NIM. PO7124113124

LEMBAR PERSETUJUAN
BIMBINGAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN


PADA IBU AKSEPTOR SUNTIK KOMBINASI
DENGAN RIWAYAT SUNTIK DEPO PROGESTIN
2,5 TAHUN DENGAN AMENORHEA
DI BPM DEWI ARIYANI S.Si.T
TAHUN 2016
OLEH :
NAMA : DEWI SULISTIYO RINI
NIM : P07124113124

Telah di konsultasikan dan disetujui oleh pembimbing Asuhan kebidanan untuk


diajukan sebagai salah satu tugas bagi Mahasiswa Politeknik Kesehatan Banjarmasin
Jurusan Kebidanan
Semester V Jalur Umum

Pembimbing

Mahasiswa

Darmayanti, S.Si.T, M.Kes

Dewi Sulistiyo Rini

NIP. 19731002199322001

NIM. PO7124113124

KONSEP DASAR
A. Suntikan Progestin
1. Suntikan Progestin
Saat ini suntikan progestin yang beredar di pasaran adalah yang mengandung
Depo medroksiprogeteron asetat (DMPA) ) yang mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap tiga bulan atau 12 minggu sekali pada bokong
yaitu muskulus gluteus maximus (dalam). (Meilani, dkk, 2010)
2.
Cara Kerja
Menurut Arum, dkk (2009) cara kerja suntikan progestin adalah:
a. Mencegah ovulasi
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan penetrasi sperma
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan strofi
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
3. Keuntungan
Menurut Arum, dkk (2009) keuntungan suntikan progestin adalah:
a. Sangat efektif karena angka kegagalannya kurang dari 1% (hampir sama
b.
c.
d.
e.

dengan pil KB).


Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Pencegahan kehamilan jangka panjang
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap

f.
g.
h.
i.
j.
k.

penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah


Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
Sedikit efek samping
Mencegah beberapa penyakit radang panggul dan juga menurunkan krisis
anemia bulan sabit

4. Kekurangan
Menurut Arum, dkk (2009) kekurangan suntikan progestin adalah:
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang
2) Perdarahan yang banyak atau sedikit

3) Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting)


4) Tidak haid sama sekali.
b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan)
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g. Terlambatnya
kembali
kesuburan
bukan
karena
terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
h. Terjadi perubahan lipid serum pada penggunaan jangka panjang
i. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan tulang
(densitas)
j. Pada penggunaan jangka panjang akan menyebabkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.
5. Indikasi
Menurut Arum, dkk (2009) indikasi kontrasepsi KB suntik Depo Progestin :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Usia reproduksi (20-30 tahun)


Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
Pasca persalian dan tidak menyusui
Anemia
Nyeri haid hebat
Haid teratur
Riwayat kehamilan ektopik
Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

6. Kontra Indikasi
Menurut Arum, dkk (2009) kontra indikasi kontrasepsi KB suntik Depo
Progestin:
a. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran)
b. Ibu menginginkan haid teratur
c. Ibu menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
d. Ibu yang menderita sakit kuning (liver),

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Kelainan jantung,
Varises (urat kaki keluar),
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Kanker payudara atau organ reproduksi,
Menderita kencing manis (DM).
Sakit kepala sebelah (migrain).
Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini.
Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang

bukan disebabkan oleh estrogen.


n. Adanya penyakit kanker hati.
o. Depresi berat.
7.
Waktu Mulai Penggunaan (Arum, dkk, 2009)
Menurut Arum, dkk (2009) waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin adalah:
a. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
b. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual atau dapat menggunakan metode
kontrasepsi lain.
c. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi (estrogen dan
progesteron) yang ingin mengganti dengan kontrasepsi suntik depo
progestin, diberikan pada saat jadwal suntik sebelumnya.
e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan,
asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu
haid berikutnya datang.
f. Bila pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
g. Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.

h. Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam


waktu 7 hari.
8.
Cara Pemberian
Menurut Arum, dkk (2009) cara pemberian kontrasepsi suntikan progestin
adalah:
1. Kontrasepsi suntik depo progestin diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskuler di daerah bokong.
2. Kontrasepsi suntik depo nonsterat diberikan setiap 2 bulan.
3. Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol, biarkan
kulit kering sebelum disuntik.
4. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih
pada

dasar

vial,

upayakan

menghilangkannya

dengan

cara

menghangatkannya.
9. Efek Samping
Menurut Arum, dkk (2009) efek samping kontrasepsi suntikan progestin
adalah:
a. Gangguan haid:
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang.
2) Perdarahan yang banyak.
3) Perdarahan sedikit-sedikit dan tidak teratur atau bercak (spotting).
4) Tidak haid sama sekali atau amenorhoe.
b. Berat badan bertambah, umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu
besar, bervariasi dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Pertambahan
berat badan terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, disebabkan hormon
merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya.
c. Kesuburan terlambat kembali setelah penghentian pemakaian bukan
karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan
karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat
suntikan).
d. Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun dapat:

1)
2)
3)
e.

Menurunkan kepadatan tulang.


Menimbulkan kekeringan pada vagina.
Menurunkan libido.
Keluhan-keluhan lain berupa mual, muntah, sakit kepala, panas dingin,
pegal-pegal,dan nyeri perut.

10. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)


Menurut Arum, dkk (2009) KIE yang diberikan untuk klien yang
menggunakan kontrasepsi suntikan progestin adalah:
a. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid
(Amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit
sekali menganggu kesehatan.
b. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala,
dan nyeri pada payudara namun hal ini jarang terjadi, tidak berbahaya dan
cepat hilang.
c. Karena terlambat kembalinya kesuburan, maka perlu diberikan kepada ibu
berusia muda yang ingin menunda kehamilan atau bagi ibu yang
merencanakan kehamilannya dalam waktu dekat.
d. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang, haid baru datang
kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat
saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid. Klien harus
kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk di cari
penyebab tidak haid tersebut.
e. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan
dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga diberikan 2 minggu
setelah jadwal ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak
dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari. Bila perlu dapat
juga menggunakan kontrasepsi darurat.
f. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja
diyakini bahwa ibu tidak hamil

11. Menginformasikan kepada akseptor hal-hal yang harus diwaspadai

Menurut Arum, dkk (2009) informasi yang perlu disampaikan kepada


akseptor mengenai hal-hal yang harus diwaspasai ketika menggunakan
kontrasepsi suntikan progestin adalah:
a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
b. Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan
ektopik.
c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
d. Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya
penglihatan.
e. Perdarahan yang 2 kali lebih panjang dari masa haid.
f. Perdarahan 2 kali lebih banyak dalam waktu 1 periode masa haid.
12. Penanganan Gangguan Haid
Menurut Arum, dkk (2009) penanganan gangguan haid pada akseptor
kontrasepsi suntikan progestin adalah:
a. Amenorea
1) Tidak perlu dilakukan tindakan apapun, cukup konseling saja
2) Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, anjurkan untuk
menggunakan kontrasepsi jenis lain.
b. Pendarahan
1) Pendarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tapi tidak berbahaya.
2) Bila pendarahan/spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun
kemudian terjadi pendarahan, maka perlu dicari penyebab pendarahan
tersebut. Obatilah penyebab pendarahan tersebut dengan cara yang
sesuai. Bila tidak ditemukan penyebab terjadinya pendarahan,
tanyakan apakah klien masih ingin tidak melanjutkan suntikan dan bila
tidak suntikan jangan dianjurkan lagi, dan carikan kontrasepsi jenis
lain.
3) Bila ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit hubungan
seksual klien perlu diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat
terus dilanjutkan.
4) Bila pendarahan banyak atau memanjang (lebih dari 8 hari) atau 2 kali
lebih banyak dari pendarahan biasanya dialami pada siklus haid
normal, jelaskan bahwa hal tersebut biasa terjadi pada bulan pertama
suntikan.

5)

Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebab dan bila

ditemukan kelainan ginekologik, klien perlu diobati atau dirujuk.


6) Bila pendarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien
tidak dapat menerima hal tersebut, suntikan jangan dilanjutkan lagi.
Pilihkan jenis kontrasepsi yang lain. Untuk mencegah anemia perlu
diberikan preparat besi dan anjurakn mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi.
13. Kontraindikasi
Menurut Arum, dkk (2009) waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin adalah:
Keadaan
Penyakit hati akut

Anjuran
Sebaiknya jangan mengunakan kontrasepsi suntikan

Penyakit jantung

Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan

Stroke

Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan

14.
Intruksi Bagi Klien
Klien harus kembali ke tempat pelayanan kesehatan atau klinik untuk
mendapatkan suntikan kembali setiap 12 minggu untuk DMPA atau setiap 8
minggu untuk Noristerat. (Arum, dkk, 2009)

B. Suntikan Kombinasi
1. Pengertian
Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi hormon sintetis
estrogen dan progesterone (Handayani, 2010).
2. Mekanisme Kerja
Menurut Handayani (2010) mekanisme kerja suntikan kombinasi adalah:
a. Menekan ovulasi
b. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
c. Mempertebal mucus serviks (mencegas penetrasi sperma)
d. Mengganggu pertumbuhan endometrium

3. Keuntungan/ Manfaat
Menurut Handayani (2010) keuntungan/manfaat suntikan kombinasi adalah:
a. Keuntungan/manfaat kontrasepsi:
1) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
2) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
3) Klien tidak perlu menyimpan obat
4) Resiko terhadap kesehatan kecil
5) Efek samping sangat kecil
6) Jangka panjang
b. Keuntungan/manfaat non kontrasepsi
1)
Mengurangi jumlah perdarahan sehingga mengurangi anemia
2)
Mengurangi pennyakit payudara jinak dan kista ovarium
3)
Dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause
4)
Mencegah kanker ovarium dan kanker endometrium
5)
Melindungi klien dari penyakit radang panggul
6)
Mencegah kanker ovarium dan endometrium
7)
Mencegah kehamilan ektopik
8)
Mengurang nyeri haid
4. Kerugian
Menurut Handayani (2010) kerugian menggunakan suntikan kombinasi
adalah:
a. Perubahan pola haid: tidak teratur, perdarahan bercak, perdarahan sela
sampai 10 hari
b. Awal pemakaian: mual, pusing, nyeri payudara dan keluhan ini akan
menghilang setelah suntikan kedua atau ketiga
c. Ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan. Klien harus kembali
setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
d. Efektivitas turun jika interaksi dengan obat; epilepsy, fenitoin, barbiturate
dan rifampisin
e. Dapat terjadi efek samping yang serius; stroke, serangan jantung,
thrombosis paru
f. Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah berhenti
g. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual
h. Kemungkinan terlambatnnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian
i. Penambahan berat badan
5. Siapa yang boleh menggunakan

Menurut Handayani (2010) yang boleh menggunakan suntikan kombinasi


adalah:
a. Anemia
b. Haid teratur
c. Usia reproduksi
d. Nyeri haid hebat
e. Pemberian ASI > 6 bulan
f. Riwayat kehamilan ektopik
g. Pasca persalinan dan tidak menyusui
h. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
i. Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak
j. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektiviitas tinggi
6. Siapa yang tidak boleh menggunakan
Menurut Handayani (2010) yang tidak boleh menggunakan suntikan
kombinasi adalah:
a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervaginam tak jelas penyebabnya
c. Perokok usia > 35 tahun yang merokok
d. Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi (>180/110)
e. Riwayat tromboemboli atau DM > 20 tahun
f. Penyakit hati akut
g. Keganasan payudara
h. Penyusui dibawah 6 minngu pasca persalinan
i. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
7. Kapan mulai suntikan
Menurut Handayani (2010) mulai disuntikannya kontrasepsi kombinasi ini
adalah:
a. Suntikan pertama diberi dalam waktu 7 hari siklus haid
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah 7 hari siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain
c. Bila klien tidak haid maka pastikan tidak hamil, suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual
untuk 7 hari lamanya atau gunakan kontrasepsi lain
d. Pasca salin 6 bulan, menyusui dan belum haid maka harus pastikan tidak
haid suntikan dapat diberikan
e. Pasca persalinan < 6 bulan, menyusui serta telah mendapatkan haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7

f. Pasca persaalinan < 6 bulan dan menyusui dan menyusui, jangan


diberikan suntikan kombinasi
g. Pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntian kombinasi dapat
diberikan
h. Pasca keguguran suntikan kombinasi dapat segera diberikan dalam waktu
7 hari
i. Ganti cara:
1) Suntikan lain, sesuai jadwal
2) Hormonal kombinasi lain, gunakan benar, segera berikan, jika ragu tes
kehamilan
3) Non hormonal, segera berikan asal tidak hamil, bila diberikan hari 1-7
siklus tidak perlu kontrasepsi lain
8. Perlu perhatian khusus
Menurut Handayani (2010) yang memerlukan perhatian khusus pada akseptor
suntikan kombinasi adalah:
a. Tekanan darah tinggi < 180/110 dapat diberikan tetapi perlu pengawasan
b. Kencing manis (DM), dapat diberikan jika tidak ada komplikasi dan
terjadi < 20 tahun
c. Migrain, jika tidak ada keluhan neurologic dapat diberikan
d. Gunakan rifempisin/obat epilepsy, pilih dosis etinil estradiol 50 ug atau
pilih kontraspsi lain
e. Anemia bulan sabit (sickle cell), jangan diberikan
9. Efek samping dan penanganan
Menurut Handayani (2010) efek samping serta penanganan dari suntikan
kombinasi adalah:
a. Amenorea
Singkirkan kehamilan, jika hamil lakukan konseling. Bila tidak hamil,
sampaikan konseling bahwa darah tidak terkumpul di rahim
b. Mual / pusing / muntah
Pastikan tidak hamil. Informasikan hal tersebut bisa terjadi, jika hamil
lakukan konseling/rujuk
c. Spotting
Jelaskan merupakan hal biasa tapi juga bisa berlanjut maka anjurkan ganti
cara
10. Intruksi untuk klien

Menurut Handayani (2010) instruksi yang perlu diberikan untuk klien


kontrasepsi suntikan kombinasi adalah:
a. Harus kembali untuk suntik ulang tiap 4 minggu
b. Tidak haid selama 2 bulan maka pastikan tidak hamil
c. Harus menyampaikan obat lain yang sedang diminum
d. ESO; mual, sakit kepala, nyeri ringan payudara dan spoting sering
ditemukan pada 2-3 kali suntikan pertama

DAFTAR PUSTAKA

Arum, Dyah Noviawati Setya, dkk. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
Yogjakarta: Mitra Cendikia
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama
Meilani, Niken, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Fitramaya

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN


PADA IBU AKSEPTOR SUNTIK KOMBINASI
DENGAN RIWAYAT SUNTIK DEPO PROGESTIN
2,5 TAHUN DENGAN AMENORHEA
DI BPM DEWI ARIYANI S.Si.T
TAHUN 2016

Pengkajian
Hari/ Tanggal : Minggu, 27 Maret 2016
Jam

: 20.00 Wita

Identitas
Isteri
Nama
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pendidkan
Pekerjaan
Alamat

Suami

Ny. S
Tn. H
29 tahun
33 tahun
Islam
Islam
Banjar/Indonesia
Banjar/Indonesia
S1
SMA
IRT
Swasta
Jl. Kasturi 2, Landasan Ulin

Prolog
Ibu menggunakan suntik 3 bulan (depo progesterone) selama 2,5 tahun sejak tahun
2013. Ibu memiliki 3 anak, anak pertama lahir tahun 2009, anak kedua lahir tahun
2011, anak ketiga lahir tahun 2013, ibu tidak pernah mengalami keguguran. Berat
badan sebelum memakai kb suntik 3 bulan 45 kg. Ibu tidak

memiliki riwayat

penyakit degeneratif dan tidak memiliki riwayat penyakit ginekologi.

Data Subjektif
Ibu ingin melakukan suntik KB 3 bulan (Depo Progestin) sesuai jadwal yang telah
ditentukan sebelumnya dengan keluhan tidak haid selama 2 tahun dan ibu ingin
ganti suntik KB 1 bulan. Ibu tidak sedang menyusui selama 1,5 tahun dan ibu tidak
hamil.
Data Objektif
K/U baik. TD : 120/70

mmHg, N : 72 x/m, R : 20 x/m, T : 37 o C. BB : 50 kg.

Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. Tidak ada benjolan yang abnormal
pada payudara, tidak ada pembesaran dan tidak ada luka bekas operasi pada
abdomen.
Analisa
P3A0 akseptor kontrasepsi suntik depo progestin dengan amenorhea

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu tentang kondisi kesehatan ibu
bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti
2. Memberitahukan ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan merupakan salah satu efek
samping hormonal dari pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan (Depo Progestin).
Hormon yang terdapat dalam obat kontrasepsi itu menyebabkan ibu tidak haid
dan bukan merupakan penyakit dan tanda bahaya. Jadi ibu tidak perlu khawatir.
Ibu mengerti, namun ibu tetap ingin mengganti kontrasepsi dengan suntikan 1
bulan.
3. Menjelaskan alternative kontrasepsi yang dapat ibu pakai selain suntik 1 bulan,
yaitu pil, implant, dan IUD. Ibu tetap memilih kontasepsi 1 bulan
4. Menjelaskan mengenai keuntungan serta kerugian apabila ibu menggunakan
kontrasepsi suntik 1 bulan (kombinasi). Ibu mengerti dan ingin memakai
kontrasepsi suntik 1 bulan
5. Memberitahukan bahwa ibu tidak akan langsung mendapatkan haid pada suntikan
yang pertama, umumnya haid akan datang kembali setelah 6 bulan. Ibu mengerti
CATATAN PERKEMBANGAN
No
1

Hari/Tanggal
Minggu, 27 Maret 2016
Pukul 20.05 WITA

Catatan Perkembangan
Subjektif
Ibu mengatakan tetap ingin menggunakan
kontrasepsi suntik 1 bulan setelah diberi
konseling
Objektif

Analisa
P3A0 calon
kombinasi
Penatalaksanaan

akseptor

kontrasepsi

suntik

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa


keadaan ibu baik dan dapat diberikan
kontrasepsi suntik 1 bulan. Ibu mengerti
2. Menyiapkan suntikan kombinasi
a. Menyiapkan alat
Spuit 3 cc
Kontrasepsi suntik kombinasi
Kapas alcohol
b. Kocok obat dengan baik namun tidak
sampai ada gelembung di dalamnya
c. Masukkan obat dari vial ke dalam spuit 3
cc
d. Menyiapkan

akseptor

pada

posisi

tengkurap. Pada posisi ini akseptor


diminta

untuk

membuka

sedikit

celananya pada bagian bokong yang akan


disuntik

supaya

penyuntikan
e. Bersihkan bagian

mudah

melakukan

area

penyuntikan

dengan kapas alcohol sebagai desinfeksi


untuk mencegah terjadinya infeksi
f. Setelah alcohol pada area penyuntikan
mengering, lakukan penyuntikan
g. Melakukan penyuntikan kontrasepsi
suntik kombinasi pada daerah bokong
1
3

bagian antara SIAS

dan

os

coocygis. Aspirasi dan masukan obat


secara intramuskular
h. Merapikan akseptor
Ibu telah menjadi akseptor kontrasepsi suntik
kombinasi.
3. Menjelaskan

tentang

efek

samping

kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu dapat


menyebabkan

peningkatan

berat

badan,

mual, pusing, nyeri payudara pada beberapa


orang, namun keluhan ini akan menghilang
setelah suntikan kedua atau ketiga. Ibu
mengerti penjelasan yang diberikan
4. Menyepakati kunjungan ulang yaitu tanggal
24 03 2016.
5. Mencatat hasil pemeriksaan dan tindakan
yang dilakukan pada kartu KB milik pasien
dan buku register KB.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 4780516 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id,kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781133 ;Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511)
4772517 ;Gizi (0511) 4368621 ; Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ;
Analis Kesehatan (0511) 4772718

LEMBAR KONSULTASI DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


Nama Mahasiswa
NIM
Program Studi

: Dewi Sulistiyo Rini


: PO7124113124
: D III Program Reguler

Judul Asbid

: Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan pada Ibu Akseptor


Suntik Kombinasi dengan Riwayat Suntik Depo Progestin
2,5 Tahun dengan Amenorhea di Bpm Dewi Ariyani S.Si.T
Tahun 2016

Lokasi Praktik
No

Hari/Tanggal

: BPM Dewi Ariyani S.Si.T


Materi
Konsultasi

Saran Pembimbing

Tanda tangan
Pembimbing Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai