Bab II Filsafat Pancasila
Bab II Filsafat Pancasila
SISTEM FILSAFAT
OLEH:
I GUSTI BAGUS WIRYA AGUNG, S.Psi., MBA
Page 2
KOMPETENSI CAPAIAN
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan
pengertian filsafat dan filsafat Pancasila
2. Mahasiswa dapat menganalisis sila-sila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
3. Mahasiswa dapat menguraikan aspek
ontologis, epistemologis dan aksiologis
Pancasila
Page 3
Page 4
Bidang-Bidang Filsafat
Metafisika
Mengkaji hakikat segala yang ada. hakikat yang ada dan keberadaan
(eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun
hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.
Epistemologi
Mengkaji hakikat dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah
berarti pengetahuan). Epistemologi membahas berbagai hal tentang
pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
Page 5
Bidang-Bidang Filsafat-2
Aksiologi
Mengkaji masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan
manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas
aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika.
Etika/filsafat moral
Mengkaji tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan
mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat
diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan,
kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.
Estetika
Mengkaji mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari
estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek
seni dari berbagai macam hasil budaya.
Page 6
Page 7
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari
Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang
terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah
guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah Komentarkomentar karya Plato belaka. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang
sangat besar pada sejarah filsafat.
Buku karangan plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi,
phaedo, dan krito".
Page 8
Manusia
dlm
hidupnya
tak
bisa
Manusia
dlm
hidupnya
tak
bisa
terhindar
dari
kegiatan
terhindar
dari
kegiatan
berfilsafat
berfilsafat
Kenap
a?
Berfilsafat
Materialisme
Berfilsafat
Rasionalisme
Berfilsafat Hedonisme
Berfilsafat
Individualisme/liberalisme
Makna Filsafat
a. Apakah anda harus menjadi seseorang untuk mengetahui seseorang?
b. Apakah kita perlu menjadikan orang lain seperti diri kita?
c. Apakah masyarakat atau kebudayaan yang membentuk Kita
sebagaimana adanya?
d. Apakah orang yang berbeda budaya hidup di dunia yang berbeda pula?
e. Haruskan Kita berasumsi bahwa orang lain bersikap rasional?
f. Haruskah kita memahami orang lain menurut sudut pandang Nya?
g. Apakah pemahaman kita pada orang lain pada dasarnya bersifat historis
?
h. Apakah kita menghidupak cerita atau menceritakannya?
i. Dapatkah kita memahami orang lain secara obyektif?
j. Hikmah apa yang kita petik dari filsafat Multikultural?
Page 10
PENGERTIAN FILSAFAT
& FILSAFAT PANCASILA
Pengertian Filsafat
Istilah filsafat secara etimologis merupakan padanan kata
falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari
bahasa Yunani (philosophia).
Kata philosophia merupakan kata majemuk yang
terususun dari kata philos atau philein yang berarti
kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti
kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.
Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti
mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai
pengetahuan.
Page 11
Pengertian Filsafat-2
Cinta mempunyai pengertian yang luas.
Sedangkan kebijaksanaan mempunyai arti yang
bermacam-macam yang berbeda satu dari yang
lainnya.
Istilah philosophos pertama kali digunakan oleh
Pythagoras. Ketika beliau ditanya, apakah engkau
seorang yang bijaksana? Pythagoras menjawab:
saya hanyalah philosophos, yakni orang yang
mencintai pengetahuan
Page 12
Pengertian Filsafat-3
Filsafat mengandung dua pemaknaan, yaitu:
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai
pandangan hidup
Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti
produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.
Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari,
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi
bangsa Indonesia.
Page 13
Page 14
Page 15
Page 16
Page 17
17
Page 19
19
20
Page 21
Page 23
Page 24
Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu atau
science of science.
Page 25
1.
2.
3.
Page 28
31Page 31
32Page 32
Page 33
Page 34
mula
dari
pelbagai
bentuk
7)
8)
Nilai-nilai keagamaan
Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam,, yaitu:
1)
2)
Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
melaksanakana kegiatan atau aktivitas.
3)
Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani yang dapat
dibedakan menjadi empat macam:
a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia.
b) Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan
(aesthetis, rasa) manusia.
c)
Page 36
Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak
(will, karsa) manusia.
Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat
mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.
Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma
hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan
mekanisme lembaga-lembaga negara.
Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam
kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai
instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat.
Page 37
Page 38
TERIMAKASIH
ATAS PERHATIAN ANDA