Anda di halaman 1dari 27

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Walet
2.1.1.

Penjelasan Walet
Keberadaan burung walet (Collocalia fushipaga) serta
keistimewaan sarangnya sudah dikenal sejak ratusan tahun silam.
Walet menyukai terbang tinggi dan kurang suka berputar-putar di
tempat yang rendah. Tubuh walet mempunyai panjang badan dari
kepala sampai ekor sekitar 15cm. Panjang sayap walet sekitar 9 cm.
Bentangan sayap walet dari ujung sayap yang satu ke ujung sayap
yang lainnya adalah sekitar 26 cm. Khasiat sarang walet bagi
kesehatan tubuh dipopulerkan oleh orang Cina sejak Dinasti Ming.
Harga sarang burung walet relatif tinggi, selain karena
khasiatnya yang istimewa, tetapi juga karena sulit diperoleh. Pada
awalnya, walet hidup secara alami di gua-gua. Sejalan dengan
perkembangannya, manusia membuat rumah untuk tempat tinggal
walet. Di habitat alaminya, walet tinggal dia gua-gua pantai
berkarang yang terjal atau bukit yang curam mulai dari dataran
rendah sampai ketinggian 600 m dpl.
Di dalam gua, walet jantan dan betina akan membuat sarang
secara bergantian dengan menggunakan air liurnya. Pembuatan
sarang bertujuan agar pasangan walet dapat kawin setelah pembuatan
sarang selesai dibuat. Walet basanya berkembang biak pada bulan
September-April. Bulan-bulan tersebut merupakan musim hujan
sehingga suhu udara rendah dan kelembapannya tinggi, makanan
berupa serangga pun berlimpah. Sarang walet dibuat di langit-langit
gua yang tinggi dan gelap. Keberadaan sarang di langit-langit gua ini
disebabkan

kebiasaan

walet

yang

membuat

sarang

sambil

menggelantung. Selain itu, walet meletakan sarangnya di langit-

7
langit yang tinggi agar terhindar dari binatang pengganggu dan
cahaya.
Memperhatikan factor habitat, kebiasaan hidup, dan kesulitan
memanen sarang walet maka orang mulai memikirkan untuk
membuat rumah sebagai tempat tinggal walet. Kondisi rumah walet,
diupayakan semirip mungkin dengan kondisi gua di alam
sehinggawalet mau tinggal di dalamnya. Bagi pengusaha atau
pengelola rumah walet, upaya memindahkan habitat walet dari gua
ke rumah ini terutama karena tergiur harga sarang walet yang mahal,
pengelolaan yang lebih mudah, dan kualitas sarang yang lebih bagus.
Walet akan memilih tempat bersarang, misalnya, dirumah
penduduk yang kondisi iklim mikro dalam rumah tersebut cocok atau
sesuai dengan habitat mikro walet. Namun, suatu saat karena suatu
hal bisa saja walet-walet tersebut pindah ke rumah lain yang dirasa
lebih baik. Jadi, walet akan dating dan pergi semaunya sendiri. Yang
dapat dilakukan manusia adalah mengupayakan agar burung-burung
walet tersebut mau tinggal didalam gedung dan berkembang biak
didalamnya dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Membangun gedung yang cocok atau sesuai dengan habitat
walet.
2. Mengupayakan secara persuasive agar walet mau masuk dan
bersarang di dalam rumah yang sudah disediakan.
3. Memilih lokasi yang didukung oleh sumber makanan yang
berlimpah.
4. Menjamin keamanan fisik burung dari gangguan binatang
penggangu.
5. Mengupayakan agar walet tetap kerasan tinggal dan berkembang
biak di gedung tersebut, diantaranya dengan menyediakan extra
fooding (makanan tambahan).

Gambar 2.1 Walet

Gambar 2.2 Denah Ruang Walet

2.1.2.

Suhu
Suhu yang ideal dalam sebuah gedung walet berkisar antara
28-29oC. Suhu yang terlalu dingin tidak disukai walet. Berbeda

9
dengan burung seriti yang dapat berkembang biak secara produktif di
daerah dingin.
Di sisi lain, suhu gedung yang terlalu tinggi akan berpengaruh
pula terhadap produktifitas, sarang yang dihasilkan akan berukuran
kecil.

2.1.3.

Kelembapan
Sesuai dengan habitatnya, walet menyukai tempat yang
lembab. Kelembapan yang ideal yang disukai walet adalah 80-90%.
Kelembapan yang terlalu tinggi akan merusak sarang walet, yaitu
warna sarang menjadi kuning atau keruh dan terbentuknya Sarang
Karet (sarang walet yang telah berubah menjadi kenyal mirip
dengan bahan karet). Sarang walet kurang laku dijual karena tidak
dapet dikonsumsi. Kelembapan yang terlalu tinggi juga akan
menyebabkan sirip-sirip akan mengeluarkan jamur kayu.
Disisi lain, kelembapan yang terlau rendah, juga berakibat
buruk, yaitu sarang yang dibuat oleh walet akan cepat kering
sehingga sarang tersebut tidak sempurna bentuknya.

2.1.4.

Cahaya
Walet cenderung memilih tempat bersarang dengan intensitas
cahaya yang sangat rendah. Dihabitat asalnya, yaitu di dalam guagua alam, walet lebih menyukai ruang yang gelap dibandingkan
dengan ruang atau bagian gua yang terang atau remang-remang.
Perlu diketahui, bahwa walet mempunyai echo location, yaitu
kemampuan untuk mendeteksi lokasi atau ruang dan benda-benda
yang berada di depannya dengan menangkap pantulan suara yang
dikeluarkannya. Kemampuan ini memungkinkan walet terbang
dalam kegelapan dan mengenali sarangnnya dengan baik. Sarang
yang dikeluarkan dan ditangkap oleh walet dikeluarkan dari organ
belakang tenggorokannya yang disebut cyrinx.

10
2.1.5.

Keamanan
Walet mempunyai perilaku yang peka, agresif, liar, dan tidak
adaptif. Karena itu, walet akan memilih tempat yang gelap dan
tersembunyi. Hal itu jelas merupakan indikasi bahwa walet
membutuhkan rasa aman, nyaman, dan tenang dalam berkembang
biak. Gedung walet yang ideal haruslah dapat memberikan jaminan
keamanan bagi burung-burung tersebut. Sumber-sumber munculnya
gangguan haruslah diatasi dengan tepat. Sumber gangguan dapat
berupa binatang predator, seperti tikus, tokek, kecoa, elang, burung
hantu, dan kelelawar. Selain itu, gangguan juga dapat muncul dari
datangnya perampok atau pencuri yang masuk ke gedung walet.
Pencurian sarang walet pada malam hari jelas membuat walet
mengalami stress. Jika itu terjadi berulang-ulang, koloni walet akan
kabur, mencari lokasi lain yang lebih aman.

2.1.6.

Tembok
Gedung walet sebaiknya menggunakan dinding tembok. Hal
itu akan menjaga kestabilan suhu dan kelembapan di dalam ruangan.
Ukuran ketebalan antara 25-30 cm. tembok disusun dengan bata
merah membujur. Di dalam bangunan yang menggunakan tembok
setebal 25-30cm, kondisi iklim mikro cenderung lebih sejuk dan
lebih lembab. Tetap, dinding tembok dapat juga dibuat dengan
ketebalan yang lebih pendek, selama kondisi suhu dan kelembapan
dapat diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan habitat walet,
tidak jadi masalah.
Kepentingan menebalkan dinding gedung walet, selain
berkaitan dengan faktor suhu dan kelembapan, juga berkaitan dengan
faktor keamanan. Ini terutama untuk gedung walet yang sudah
berproduksi. Tembok yang tebal sekurang-kurangnya merupakan
sebuah langkah antisipasi dalam mengamankan gedung dari ulah
para pembobol gedung walet.

11
2.1.7.

Lubang Ventilasi
Lubang ventilasi dibuat untuk membuat sirkulasi udara di
dalam gedung dapat berganti secara normal. Lubang ventilasi ini
sangat penting agar sirkulasi udara di dalam gedung senantiasa
lancar. Hal itu akan membuat ruangan-ruangan dalam gedung walet
tidak pengap. Ruang yang berventilasi sedikit akan membuat
sirkulasi menjadi terhambat. Kondisi di dalam ruangan pun menjadi
tidak sehat. Ini akan mempengaruhi kesehatan walet maupun kualitas
sarang.
Kebutuhan lubang ventilasi tergantung dari besar-kecilnya
ruangan di dalam gedung walet tersebut. Setiap gedung walet tidak
sama ukurannya. Dengan demikian, jumlah lubang ventilasi yang
dibutuhkan juga tidak sama. Jumlah lubang ventilasi itu berhubungan
dengan tinggi-rendahnya angka kelembapan. Apabila jumlah lubang
ventilasi terlalu banyak, angka kelembapan menjadi turun. Apabila
lubang ventilasi terlalu sedikit, angka kelembapan akan naik.
Lubang-lubang ventilasi dapat menggunakan pipa PVC atau
paralon. Umumnya ukuran yang digunakan 4 dim. Namun, lubang
ventilasi ini juga berpotensi untuk dilalui binatang pengganggu
seperti tikus atau tokek. Untuk itu biasanya lubang ventilasi ini
ditutup dengan ram kawat.
Lubang ventilasi dengan menggunalan pipa PVC haruslah
disambung dengan pipa lengkung (kni). Tujuan digunakannya kni
adalah agar cahaya yang masuk melalui pipa PVC dapat dibelokkan
ke bawah sehingga ruangan menjadi redup atau gelap. Dengan kata
lain, manfaat digunakannya kni adalah untuk menekan cahaya yang
masuk ke dalam ruangan.

2.1.8.

Lubang Pintu
Lubang pintu adalah tempat walet keluar masuk gedung tiap
harinya. Penentuan arah pintu yang tepat, dan ukuran lebar

12
sempitnya, akan sangat berpengaruh dalam budidaya walet. Lubang
pintu biasanya diletakan di bagian atas tembok gedung. Ada kalanya,
untuk lebih menunjang keberhasilan budi daya, bagian dalam lubang
pintu dilengkapi dengan semacam cerobong untuk menekan
cahaya yang masuk.
Berkaitan

dengan

cahaya,

beberapa

hal

yang

perlu

diperhatikan mengenai pintu walet, yaitu :

Jumlah pintu walet tidak perlu banyak. Pintu masuk yang telalu
banyak tidak hanya membuat ruangan menjadi terlalu terang,
tetapi suhu dan kelembapannya juga menjadi labil, mudah
terpengaruh oleh kondisi di luar rumah walet.

Ukuran pintu walet yang ideal adalah 15 cm x 30 cm. untuk


pemancing awal pintu walet dapat dibuat lebih besar, setelah itu
pintu walet dapat dikecilkan sedikit semi sedikit.

Jika mungkin, sebaiknya pintu walet dibuat menghadap utara


atau selatan agar cahaya matahari tidak banyak masuk ke ruangan
pada pagi hari dan sore hari.

Gambar 2.3 Denah Lubang Pintu Walet

13
Jumlah pintu untuk walet di sebuah gedung dikenal dengan istilah
pintu tunggal dan pintu majemuk. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai
pintu tunggal dan pintu majemuk dapat dilihar dari penjelasan lanjutan
dibawah ini :

2.1.8.1.

Pintu Tunggal
Sebuah gedung walet yang hanya menggunakan satu buah
pintu dinamakan pintu tunggal. Pertimbangan menggunakan pintu
tunggal kemungkinan disebabkan hal-hal berikut :
a. lokasi gedung walet yang sempit atau terjepit diantara gedunggedung walet yang lain sehingga hanya satu bagian depan yang
memungkinkan dibuat pintu burung. Sebagai contoh, bangunan
ruko (rumah toko) yang difungsikan untuk budi daya walet
biasanya menggunakan pintu tuggal.
b. Ukuran gedung walet yang tidak terlalu luas, sehingga lebih baik
menggunakan satu pintu saja. Hal itu dimaksudkan agar cahaya
atau sinar yang masuk ke dalam gedung tidak terlalu banyak.

2.1.8.2.

Pintu Majemuk
Sebuah gedung walet yang menggunakan lebih dari satu pintu
disebut menggunakan pintu majemuk. Pertimbangan menggunakan
pintu majemuk ini disebabkan hal-hal berikut :
a. Bangunan gedung walet masih baru, sehingga masih sedang
dalam proses awal memancing walet agar masuk gedung. Jumlah
pintu yang lebih dari satu memang memiliki kelebihan, yaitu
walet bebas memilih pintu mana saja yang lebih disukai. Dalam
sebuah bangunan beru kadang-kadang terdapat 6-8 buah pintu
masuk. Namun, akibat terlalu banyak pintu, cahaya di dalam
gedung menjadi terang, dan suhu di dalamnya juga relative naik.

14
b. Bangunan walet yang luas dan bertingkat harus menggunakan
lebih dari satu buah pintu masuk walet. Apalagi apabila populasi
walet di gedung tersebut sudah sangat banyak.

2.1.8.3.

Pintu Lebar
Gedung walet yang masih baru biasanya menggunakan pintu
lebar. Pintu lebar ini ada yang menggunakan ukuran lebar 80 cm dan
panjang 100 cm. Ukuran pintu yang lebar di gedung yang masih
kosong membuat walet yang hendak coba-coba untuk masuk ke
dalam gedung tidak memiliki rasa takut sama sekali. Pembuatan
pintu yang lebar ini didasari pada pengalaman bahwa walet yang
bersarang di rumah hunian penduduk melewati pintu utama rumah
atau jendela yang terbuka, yang jelas memiliki ukuran cukup lebar.
Dengan ukuran pintu yang lebar, walet dengan bebas bisa keluar
masuk gedung.

2.1.8.4.

Pintu Sempit
Gedung walet yang populasi waletnya banyak biasanya
menggunakan ukuran pintu yang sempit. Alasannya dengan ukuran
pintu yang sempit, cahaya dan sinar yang masuk dapat ditekan

serendah mungkin. Sinar yang terlalu banyak masuk akan membuat


ruang menjadi terang dan suhu ruangan juga akan naik. Selain itu,
ukuran pintu yang sempit dimaksudkan untuk menyulitkan para
pencuri yang masuk melalui pintu burung. Banyak pencuri yang
berhasil memasuki gedung lewat pintu ini. Karena itu, ukuran pintu
yang sempit, lebar sekitar 14 cm atau 15 cm dan panjang sekitar 40
cm atau 60 cm, dimaksudkan sebagai langkah pencegahan terhadap
pencurian sarang burung walet.

15
2.2. Mikrokontroler AVR
2.2.1.

Penjelasan Mikrokontroler AVR


AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang beredar
di pasaran saat ini. AVR merupakan mikrokontroler RISC (Reduced
Instruction Set Computer) yang berbasiskan arsitektur Harvard
dimana program dan data disimpan secara terpisah. Alat-alat yang
berbasiskan arsitektur Havard menyimpan program pada memori
yang permanent atau semi permanent dan data pada memori yang
volatile. Hal ini sangat cocok untuk diterapkan pada embedded
system (sistem digital), karena memori yang menyimpan program
terlindungi

dari

spike-spike

tegangan

yang

terjadi

karena

ketidakstabilan dan faktor-faktor lingkungan yang mungkin saja


dapat merusak program yang tersimpan.
AVR terdiri dari tiga keluarga, yaitu :

AVR Tiny, ciri-cirinya adalah sebagai berikut :


9 Memiliki memori sebesar 1-8 kB (kilo Byte).
9 Mempunyai pin bervariasi dari 8-20 pin.
9 Jumlah

perangkat

yang

dapat

terhubung

ke

mikrokontroler terbatas.

AVR Mega, ciri-cirinya adalah sebagai berikut :


9 Memiliki memori sebesar 4-256 kB
9 Mempunyai pin bervariasi dari 28-100 pin.
9 Memiliki instruksi-instruksi yang lebih bervariasi dan
lebih banyak.
9 Jumlah

perangkat

yang

dapat

terhubung

ke

mikrokontroler lebih banyak.

AVR yang dirancang secara khusus, merupakan AVR jenis AVR


Mega yang mempunyai fitur-fitur khusus yang tidak dimiliki oleh
AVR jenis lain, seperti USB controller, LCD controller, dan lainlain.

16
2.2.2.

Fitur-fitur AVR

Memiliki On-chip In System Programmable Flash Memory yang


digunakan sebagai program memory. Semua jenis mikrokontroler
AVR memiliki fitur ini. Dengan adanya fitur ini, maka EEPROM
atau RAM eksternal untuk menyimpan program memory tidak
perlu dipasang lagi. Selain itu, fitur ini juga memungkinkan
untuk menuliskan program ke dalam mikrokontroler selagi
mikrokontroler tersebut dipasang di tengah-tengah rangkaian. Hal
ini memungkinkan proses pembaharuan perangkat lunak di dalam
mikrokontroler menjadi lebih mudah dan lebih cepat.

Memiliki 32x8 general purpose register. Kumpulan register yang


banyak berarti veriabel-variabel dapat disimpan di dalam CPU
dari

pada

di

dalam

memory.

Hal

ini

akan

membuat

mikrokontroler lebih jarang mengakses memori, sehingga


menghemat waktu lebih banyak dan program pun akan berjalan
lebih cepat.

Memiliki

EEPROM

dan

RAM

hampir

pada

semua

mikrokontroler. EEPROM dan RAM berfungsi sebagai tempat


menyimpan data.

Mempunyai kecepatan operasi clock 0 MHz sampai 10 MHz.


kebanyakan instruksi bekerja dalam satu siklus clock dan hal ini
merupakan peningkatan kinerja sebesar hampir 10 kali dari
mikrokontroler konvensional yang bekerja pada kecepatan clock
yang sama.

Memiliki rangkaian Power On RESET.

Memiliki On-chip Timer yang dapat diprogram.

Memiliki sumber interrupt baik internal maupun eksternal.

Memiliki watchdog timer yang dapat diprogram dengan osilator


yang independent. Fitur ini digunakan untuk memulihkan
keadaan apabila perangkat lunak mengalami crash.

17

Memiliki mode operasi SLEEP dan POWER DOWN. Hal ini


membuat mikrokontroler menghemat daya listrik apabila dalam
keadaan tidak sedang bekerja.

Memiliki On-chip RC Clock Oscillator. Menggunakan fitur ini


dapat menghemat jumlah komponen yang harus digunakan.

Memiliki jangkauan komponen yang luas (dari mokrokontroler


sederhana dengan hanya 8 pin sampai mikrokontroler yang
memiliki 68 pin). Hal ini dapat membuat user dapat memilih
mikrokontroler yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang ingin
dikembangkan.

2.2.3.

Arsitektur AVR
Mikrokontroler

AVR

menggunakan

arsitektur

Havard,

dimana bus memori data dan program dipisah. Bus memori data
berukuran 8 bit dan menghubungkan hampir semua komponen
peripheral dengan register file. Data yang terdapat dalam program
memori mempunyai ukuran 16 bit dan diteruskan ke Instruction
Register. Hal ini berlaku sama pada semua jenis mikrokontroler
AVR, dan berbeda hanya pada jumlah komponen peripheral yang
dimiliki, juga jumlah program memory dan data memory.
Program memory menggunakan flash memory yang besarnya
bervariasi antara mikrokontroler yang satu dengan mikrokontroler
yang lainnya. Sebagai contoh, AT90S1200 memiliki program
memory yang besarnya 1Kbyte yang disusun sebagai 64 kbit x 16 bit.
Program memory diakses setiap siklus clock dan sebuah instruksi
dimasukan ke Instruction Register, lalu diteruskan ke register file,
memilih register mana yang akan digunakan oleh ALU untuk
melaksanakan perintah. Hasil dari Instruction Register juga didecode oleh Instruction Decoder untuk memutuskan mana signal
pengandali yang akan diaktifkan untuk menyelesaikan instruksi yang
sedang dijalankan.

18
Program

memory,

selain

menyimpan

instruksi,

juga

menyimpan interrupt vector yang dimulai dari alamat $0000.


program yang ingin dijalankan seharusnya dimulai pada lokasi
memory di luar yang telah dimaksudkan untuk interrupt vector.
Jumlah dari interrupt vector ini bervariasi dari mikrokontroler yang
satu dengan mikrokontroler yang lain. Sebagai contoh, AT90S1200
mempunyai 3 vektor dan AT90S8515 mempunyai 13 vector. Namun,
data memory dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Sebuah Register File dengan lebar 8 bit.
b. 64 buah I/O register dengan lebar masing-masing 8 bit. Tidak
semua mikrokontroler memiliki semua 64 register tersebut.
Register-register ini merupakan bagian dari On-chip SRAM dan
bias diakses sebagai SRAM dengan alamat $20h dan $5Fh atau
sebagai I/O register dengan alamat dari $00h sampai $3F.
c. SRAM internal, terdapat hamper disemua mikrokontroler AVR,
kecuali pada mikrokontroler sederhana. Jumlah dari SRAM ini
bervariasi dari 128 Byte sampai 4 kByte. SRAM digunakan untuk
stack dan juga menyimpan variable. Selama interrupt dan
panggilan-panggilan subroutine, nilai program counter pada saat
tersebut akan disimpan pada stack. Ukuran dari stack ini dibatasi
oleh SRAM yang tersedia. Lokasi dari stack yang sedang dipakai
ditunjukan oleh stack pointer. Stack pointer berukuran 1 byte
pada mikrokontroler yang sederhana, seperti AT90S2313 dan 2
byte pada mikrokontroler yang cukup besar, seperti AT80S8515.
Stack pointer harus diinialisasi setelah reset sebelum stack dapat
digunakan. Untuk mikrokontroler yang tidak mempunyai SRAM
di dalamnya, tersedia hardware stack untuk menyimpan alamat
program yang dikembalikan. Namun, hardware stack hanya bisa
menyimpan sampai 3 alamat.
d. SRAM eksternal, hanya tersedia pada mikrokontroler yang cukup
besar dari keluarga mikrokontroler AVR. Mikrokontroler tersebut

19
mempunyai port-port untuk mengakses data eksternal dan
memori eksternal dapat mengakses SRAM-SRAM eksternal yang
tersedia.
e. EEPROM, tersedia hampir di semua mikrokontroler AVR dan
diakses pada pemetaan memori yang berbeda. Alamat awal selalu
dimulai dari $0000. Berbagai mikrokontroler mempunyai
beragam ukuran EEPROM, mulai dari 64 Byte sampai 4 kByte.
EEPROM ini dapat ditulis dan dibaca oleh semua program.
Sebagai informasi, EEPROM dapat ditulis sampai kira-kira
100.000 kali
Hampir semua instruksi pada mikrokontroler berukuran 1
word (2 byte) dan memerlukan 1 lokasi program memory. Banyak
instruksi yang berkerja pada 1 siklus clock dan sedikit yang bekerja
pada 2 atau lebih siklus clock. Pelaksanaan dalam 1 siklus clock ini
dicapai dikarenakan penggunaan pipeline 2 tingkat. Pipeline ini
bekerja dengan mengambil instruksi yang baru sementara instruksi
yang lain sedang dikerjakan. Dengan demikian, proses instruction
fetch dan instruction decode dilakukan secara bersama-sama.

20

Gambar 2.4 Diagram Blok dari Arsitektur AVR

2.2.4.

Register AVR
Semua mikrokontroler AVR memiliki general-purpose
register sebanyak 32 buah. Register-register ini dinamakan R0
sampai R31. Register file dibagi menjadi dua bagian, dimana masingmasing memiliki 16 buah register, R0 sampai R15 dan R16 sampai
R31. Semua instruksi yang bekerja pada register memiliki akses
langsung dan akses yang bersifat single-cycle. Pengecualian terjadi

21
pada instruksi-instruksi SBCI, SUBI, CPI, ANDI, ORI, dan LDI.
Instruksi-instruksi ini hanya bekerja pada R16 sampai R31.
Register R0 dan R26 sampai R31 memiliki fungsi-fungsi
tambahan. R0 digunakan dalam instruksi LPM (load program
memory), sementara R26 sampai R31 digunakan sebagai pointer
register yang sering digunakan dalam instruksi indirect.

2.3. LCD (Liquid Crystal Display)


2.3.1.

Penjelasan dan jenis-jenis LCD


LCD (liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media
tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama.
LCD terdiri dari lapisan-lapisan cairan kristal diantara dua pelat kaca.
Film transparan yang dapat menghantarkan listrik atau back plane,
diletakkan pada lembaran belakang kaca. Bagian trasparan dari film
yang dapat menghantarkan arus listrik pada bagian luar dari karakter
yang diinginkan dilapiskan pada pelat bagian depan. Pada saat
terdapat tegangan antara segmen dan back plane, bagian yang
berarus listrik ini mengubah transmisi cahaya melalui daerah di
bawah segmen film. Berdasarkan jenis tampilan, LCD dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :

Segment LCD
LCD jenis ini terbentuk dari beberapa seven-segment display
atau sixteen segment display, namun ada juga yang menggunakan
gabungan dari keduanya. LCD jenis ini sering dipakai pada jam
digital dan alat ukur digital

Dot Matrix Character LCD


LCD jenis ini terbentuk dari beberapa dot matrix display
berukuran 5x7 atau 5x9, yang membentuk sebuah matriks yang
lebih besar dengan berbagai kombinasi jumlah kolom dan baris.
Kombinasi ini menentukan jumlah karakter yang dapat

22
ditampilkan oleh LCD tersebut, seperti 2 baris x 20 karakter atau
4 baris x 20 karakter.

Graphic LCD
LCD jenis ini masih terus berkembang sampai saat ini.
Resolusi LCD jenis ini bervariasi, diantaranya 128x64, 128x128,
240x64, 240x128. sekarang ini, graphic LCD banyak dipakai
pada

handycam, laptop, telepon selular (cellphone), monitor

komputer, dan lain-lain.

2.3.2.

Register LCD
Register-register yang terdapat dalam LCD adalah sebagai
berikut :

IR (Instruction Register), digunakan untuk menentukan fungsi


yang harus dikerjakan oleh LCD serta pengalamatan DDRAM
atau CGRAM.

DR (data register), digunakan sebagai tempat data DDRAM atau


CGRAM yang akan dituliskan ke atau dibaca oleh komputer atau
sistem minimum. Saat dibaca, DR menyimpan data DDRAM
atau CGRAM, setelah itu data alamat berikutnya secara otomatis
ke DR. Pada waktu menulis, cukup lakukan inisialisasi DDRAM
atau CGRAM sejak alamat awal tersebut.

BF (Busy Flag), digunakan untuk memberi tanda bahwa LCD


dalam keadaan siap atau sibuk. Apabila LCD sedang melakukan
operasi internal, BF di-set menjadi 1, sehingga tidak akan
menerima perintah dari luar. Jadi, BF harus di-cek apakah telah
direset menjadi 0 ketika akan menulis LCD (memberi data pada
LCD). Cara untuk menulis LCD adalah dengan mengeset RS
menjadi 0 dan mengeset R/W menjadi 1.

AC (address counter), digunakan untuk menunjuk alamat pada


DDRAM atau CGRAM dbaca atau ditulis, maka AC secara

23
otomatis menunjukkan alamat berikutnya. Alamat yang disimpan
AC dapat dibaca bersamaan dengan BF.

DDRAM (Display Data Random Access Memory), digunakan


sebagai tempat penyimpanan data sebesar 80 byte. AC
menunjukan alamat karakter yang sedang ditampilkan.

CGROM (Character Generator Read Only Memory), pada LCD


telah terdapat ROM untuk menyimpan karakter-karakter ASCII
(American

Standard

Code

for

Interchange

Information),

sehingga cukup memasukan kode ASCII untuk menampilkannya.

CGRAM (Character Generator Random Access Memory),


sebagai data storage untuk merancang karakter yang dikehendaki.
Untuk CGRAM terletak pada kode ASCII dari 00h sampai 0Fh,
tetapi hanya delapan karakter yang disediakan. Alamat CGRAM
hanya 6 bit, 3 bit untuk mengatur tinggi karakter dan 3 bit tinggi
menjadi 3 bit rendah DDRAM yang menunjukan karakter,
sedangkan 3 bit rendah sebagai posisi data CGRAM untuk
membuat tampilan satu baris dalam dot matrix 5x7 karakter
tersebut, dimulai dari atas. Sehingga karakter untuk kode ASCII
00h sama dengan 09h sampai 07h dengan 0Fh. Dengan demikian,
untuk perancangan satu karakter memerlukan penulisan data ke
CGRAM sampai delapan kali.

Cursor and Blink Control Circuit, merupakan rangkaian yang


menghasilkan tampilan kursor dan kondisi blink (berkedipkedip).

24
Tabel 3.1 Fungsi Pin LCD

Berikut ini adalah blok diagram dari LCD 20x4 yang digunakan,

Gambar 2.5 Blok Diagram LCD

25

2.4. Photodioda
Photodioda merupakan suatu dioda semiconductor yang mempunyai
fungsi sebagai photodetector. Photodioda tersebut satu paket dengan
windows atau koneksi fiber optik untuk menghalangi cahaya yang akan
masuk ke bagian sensitif dari alat tersebut.photodioda ini juga biasanya
digunakan tanpa window untuk deteksi vacuum UV atau X-rays.

Gambar 2.6 Simbol Photodioda


Prinsip dari cara kerja photodioda yang merupakan persimpangan
antara struktur p-n atau struktur n-p. Ketika suatu proton menerima cukup
energi ke dioda maka electron-electron tersebut menciptakan mobile elektron
dan lubang pengisian electron positif. Jika terjadi suatu penyerapan dalam
persimpangan atau terjadi penyebaran didalamnya. Ini akan membawa jalan
elektron tersebut dari persimpangan tersebut.

Gambar 2.7 Respon Photodioda

26
Photodioda

juga

bisa

digunakan

bias

dibawah

nol

(mode

photovoltaic) atau pembiasan balik (mode photoconductive). Dalam bias nol,


cahaya tersebut jatuh ke dioda sebab terdapat jalur lintasan arus dalam alat
tersebut, penting untuk menyerang bias yang mana merupakan penyebab
terjadinya

dark

current

(arus

hitam)

dalam

melawan

langsung

photocurrent. Ini biasanya dikenal dengan efek photovoltaic dan merupakan


basis dari sel solar (solar cell). Dalam faktanya solar cell hanya merupakan
nomor besardari photodioda besar.
Tabel 2.1 Bahan pembuat Photodioda

Gambar 2.8 Photodioda

2.5. Relay

Gambar 2.9 Relay

27
Relay merupakan rangkaian yang bersifat elektronis sederhana dan
tersusun oleh

saklar.

medan elektromagnet (kawat koil).

poros besi.

Gambar 2.10 Blok Diagram Relay


Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik
melalui koil, lalu membuat medan magnet sekitarnya merubah posisi saklar
sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih besar. Disinilah keutamaan
komponen sederhana ini yaitu dengan bentuknya yang minimal bisa
menghasilkan arus yang lebih besar
Komponen sederhana ini dalam perkembangannya digunakan (atau
pernah digunakan) sebagai komponen dasar berbagai perangkat elektronika,
lampu kendaraan bermotor, jaringan elektronik, televisi, radio, bahkan pada
tahun 1930an pernah digunakan sebagai perangkat dasar komputer yang
keberadaannya kini digantikan oleh mikroprosesor seperti IntelCorp. Dan
AMD. Semua itu karena pemakaian relay mempunyai Keuntungan yaitu ;

Dapat mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan

Dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas


maksimalnya

Dapat menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan
dengan kebutuhan

28
2.6. I2C
I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut
dengan I-two-C. I2C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master
serial computer bus yang diciptakan oleh Philips yang digunakan untuk
saling

berkomunikasi

dengan

perangkat

low-speed

lainnya

yang

diaplikasikan pada motherboard, embedded system, atau cellphone. Jalur I2C


bus hanya merupakan 2 jalur yang disebut dengan SDA line atau SCL line,
dimana SCL merupakan jalur untuk clock dan SDA line merupakan jalur
untuk data. Semua peralatan yang akan digunakan dihubungkan seluruhnya
pada jalur SDA line dan SCL line dari I2C bus tersebut. Jenis komunikasi
yang dilakukan antar peralatan dengan menggunakan protokol I2C
mempunyai sifat serial synchronoushalf duplex bidirectional, dimana yang
data ditransmisikan dan diterima hanya melalui satu jalur data SDA line
(bersifat serial), setiap penggunaan jalur data bergantian antar perangkat
(bersifat bidirectional). Sumber clock yang digunakan pada I2C bus hanya
berasal dari satu perangakat master melalui jalur clock SCL line (bersifat
synchronous). Kedua jalur SDA dan SCL merupakan driver yang bersifat
open drain, yang berarti bahwa IC yang digunakan dapat mendrive
outputnya low, tetapi tidak dapat mendrive menjadi high. Untuk dapat
mendapatkan output yang high maka harus disediakan resistor pull-up pada
tegangan power supply sebesar 5 volt terhadap jalur SDA dan SCL tersebut.
Jika resistor-resistor tersebut tidak ada, maka jalur SCL dan SDA akan selalu
mendekati low mendekati 0 volt dan jalur-jalur I2C bus tidak dapat bekerja.
Nilai resistor yang digunakan berkisar antara 1K8 hingga 47K. Biasanya
nilai 1K8, 4K7 dan 10K merupakan nilai-nilai yang umum digunakan tetapi
semua nilai yang berada dalam range nilai di atas dapat digunakan dan
bekerja dengan baik.
Kecepatan transfer dari protokol I2C ditentukan oleh besarnya clock
speed yang digunakan pada jalur SCL line. Kecepatan clock standar yang
diberikan pada jalur SCL line pada I2C sebesar 100 KHz. Philips sebagai
pencipta protocol I2C ini membuat standar kecepatan I2C lainnya yaitu Fast

29
Mode yang mempunyai kecepatan clock sebesar 400 KHz dan High Speed
Mode yang mempunyai kecepatan hingga sebesar 3.4 MHz.
Untuk melakukan transmisi data pada sebuah jalur I2C bus, dimulai
dengan mengirimkan sebuah start sequence dan diakhiri dengan
mengirimkan stop sequence. Start sequence dan stop sequence menandakan
awal dan akhir dari proses trasmisi data dengan perangkat yang lainnya
dalam sebuah jalur I2C bus. Berikut merupakan gambar dari start sequence
dan stop sequence.

Gambar 2.11 Start Sequence dan Stop Sequence


Transmisi data antar perangkat terjadi setelah start sequence dan sebelum
stop sequence. Data yang ditransmisikan sejumlah 8 bit dengan MSB (Most
Significant Bit) yang dikirim terlebih dahulu hingga kepada LSB (Least
Significant Bit) kemudian selalu terdapat tambahan satu bit yang meupakan
Acknowledgement bit (ACK bit). ACK bit digunakan untuk mengetahui
kondisi transmisi data, jika ACK bit berupa kondisi low maka perangkat
yang ada sudah menerima data dan siap untuk menerima data yang
selanjutnya, sedangakan ACK bit berupa kondisi high maka perangkat yang
ada sudah tidak dapat melakukan transmisi data dan master harus
mengirimkan stop sequence untuk menghentikan komunikasi yang sedang
berlangsung. Pada saat berlangsung komunikasi antar perangkat dalam
sebuah jalur I2C bus, bit data dikirimkan pada saat jalur SCL line dalam
kondisi high dan pergantian bit data terjadi pada saat jalur SCL line dalam
kondisi low, yang seperti dilihat pada gambar berikut.

30

Gambar 2.12 Kondisi Pergantian Bit Pada Transmisi Data I2C


Pada sebuah jalur I2C bus ditunjukan untuk mengendalikan beberapa
perangkat slave dengan menggunakan sebuah perangkat master. Setiap
perangkat slave pada jalur I2C bus masing-masing mempunyai alamat I2C
yang berbeda-beda. Jumlah pengalamatan yang umumnya digunakan pada
sebuah protokol I2C sebesar 7 bit alamat, sehingga sebuah jalur I2C bus
dapat digunakan perangkat slave sebanyak 27 perangkat dengan alamat
antara 0 sampai dengan 127. Pada saat mengirimkan 7 bit alamat sebuah
perangkat slave selalu mengirimkan 8 bit data, yaitu 7 bit alamat + 1 bit R/W
(Read/Write). Bit R/W digunakan untuk memberitahukan kepada perangkat
slave yang dipanggil tindakan yang akan dilakukan perangkat master kepada
perangkat slave tersebut, dimana saat Read, perangkat master akan
melakukan pembacaan data dari perangkat slave tersebut dan Write,
perangkat master akan melakukan pengiriman data pada perangkat slave
tersebut. Untuk melakukan Read maka pada bit R/W diberikan kondisi logic
high, sedangkan untuk melakukan Write maka pada bit R/W diberikan
kondisi logic low. Pengiriman alamat perangkat slave pada sebuah sequence
protocol I2C dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.13 Pengiriman Alamat Perangkat Slave Pada Sequence Protokol


I2C

31
Untuk melakukan write pada sebuah perangkat slave maka langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh sebuah perangkat master sebagai berikut:
o Mengirimkan start sequence.
o Mengirimkan alamat perangkat slave dengan bit R/W low.
o Mengirimkan (write) command register yang diinginkan.
o Mengirimkan (write) data byte ke perangkat slave.
o [Optional, mengirimkan (write) data bytes lainnya].
o Mengirimkan stop sequence.

Gambar 2.14 Write Pada Sebuah Perangkat Slave


Untuk melakukan read pada sebuah perangkat slave, pertama kali perangkat
master harus memberitahukan internal address perngakat slave yang ingin
dibaca. Jadi untuk melakukan read dari sebuah slave, sebenarnya dimulai
dengan melakukan write pada perangkat slave tersebut. Untuk melakukan
read pada sebuah perangkat slave maka langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh sebuah perangkat master sebagai berikut:
o Mengirimkan start sequence.
o Mengirimkan alamat perangkat slave dengan bit R/W low.

32
o Mengirimkan (write) commend register yang diinginkan.
o Mengirimkan start sequence kembali (repeated start).
o Mengirimkan alamat perangkat slave dengan bit R/W high.
o Membaca (read) data byte dari perangkat slave
o [Optional, membaca (read) data bytes lainya]
o mengirimkan stop sequence.

Gambar 2.15 Read Pada Sebuah Perangakat Slave

Anda mungkin juga menyukai