Anda di halaman 1dari 15

BAB 4

PELAKSANAAN
Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Case Methode Nursing yang dilaksanakan dalam Praktika Senior di Ruang
ICU RSU Dr Soetomo Surabaya pada tanggal 3 Agustus 2009 sampai dengan 28
Agustus 2009. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu: (1)
Penetapan Tenaga Keperawatan (2) Sistem MAKP (3) Discharge Planning (4) Ronde
Keperawatan (5) Dokumentasi Asuhan Keperawatan (6) Timbang Terima (7)
Supervisi Keperawatan (8) Sentralisasi Obat dan (9) Penerimaan Pasien Baru.
4.1 Penetapan Tenaga Keperawatan
A. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut :
a.

Menyiapkan catatan harian mengenai jumlah pasien setiap hari serta


tingkat ketergantungannya.

b.

Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan


penderita berdasarkan teori Douglas.

c.

Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan


Jumlah pasien yang menggunakan ventilator dan tidak menggunakan.

B. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien serta tingkat ketergantungannya
dan jumlah yang menggunakan ventilator pada pagi, siang, malam mulai
minggu pertama sampai minggu kelima.
b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah kebutuhan
tenaga berdasarkan jumlah pasien yang menggunakan ventilator dan tidak
c. Melakukan penghitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari pada shift
pagi, siang dan malam mulai tgl 3-28 Agustus 2009:
Shift pagi

= 4 orang

Shift sore

= 3 orang

Shift malam

= 3 orang

Libur

= 1 orang +

Jumlah

= 11 orang

C. Hambatan
Kelompok tidak menemui hambatan dalam pelaksanaan perhitungan
tenaga salama Praktika Senior berlangsung.
D. Dukungan
Kepala ruangan, pembimbing ruangan dan perawat memfasilitasi
kebutuhan yang diperlukan serta memberikan masukan, saran yang bersifat
positif saat mahasiswa melakukan Praktika Senior dan pemberian asuhan
keperawatan pada klien.
E. Rencana Tindak Lanjut
Mengusulkan untuk penambahan jumlah tenaga keperawatan.
4.2 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
4.2.1 Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Case Methode Nursing
A. Pelaksanaan MAKP Manajemen Kasus
Pelaksanaan peran MAKP Manajemen Kasus (Case Methode Nursing)
dilaksanakan pada minggu kedua sampai minggu kelima (3 - 28 Agustus 2009)
praktika senior di Intensive Care Unit (ICU). Setiap anggota berperan sebagai
kepala ruangan dan case manager pada masing-masing pasien yang ditentukan
oleh kepala ruangan. Namun pada minggu keempat (24 28 Agustus 2009)
MAKP Manajemen Kasus hanya dilaksanakan pada shift pagi dikarenakan oleh
persiapan diseminasi akhir dan penyusunan laporan.
B. Pembagian Peran
Semua anggota kelompok pernah berperan sebagai kepala ruangan dan
case manager dengan pembagian yang merata. Case manager dibagi pada
seluruh shift baik pagi, sore, dan malam. Pembagian tugas per shift tercantum
dalam daftar dinas (terlampir).
C. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Peran
Deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing peran telah
terlaksana dengan baik. Pembagian tugas sesuai peran, tergambar dalam diagram
berikut:

Kepala Ruang

Shift pagi

Case
Manager
(CM)
Klien

Shift sore

CM

Klien

Shift malam

CM

CM

CM

CM

Klien

Klien

Klien

Klien

Dalam setiap jadwal tugasnya, masing-masing case manager (CM)


bertanggung jawab terhadap satu pasien, kecuali pasien tanpa ventilator maka
satu perawat dapat bertanggung jawab terhadap 2 pasien. Perhitungan jumlah
tenaga perawat yang bertugas setiap hari terbagi dalam 3 shift yaitu pagi, sore,
dan malam disesuaikan pula dengan jumlah klien/pasien kelolaan dan tingkat
ketergantungannya.
D. Hambatan dan Dukungan
Selama pelaksanaan MAKP Manajemen Kasus kelompok mengalami
beberapa hambatan. Jumlah mahasiswa yang tidak mencukupi pada setiap
shiftnya bila dibandingkan dengan jumlah pasien kelolaan, khususnya pada shift
sore dan malam. Pasien kelolaan sebanyak 4 orang dengan tingkat
ketergantungan tinggi cukup menghambat pelaksanaan metode kasus secara
optimal. Kepala ruangan juga merangkap sebagai case manager, sehingga kepala
ruangan juga ikut melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien/klien. Hal ini
dapat diatasi karena tidak lepas dari kerja sama yang baik antar kelompok,
maupun antara kelompok dengan staf di ICU dan pembimbing. Dalam proses
pelaksanaan keperawatan pada pasien, mahasiswa juga mendapat bantuan dari
staf ruangan ICU.
E. Rencana Tindak Lanjut
Sosialisasi kepada perawat ruangan mengenai pelaksanaan MAKP
Manajemen Kasus di ruang ICU terutama mengenai mekanisme kerja,
pembagian peran, keunggulan dan kelemahan metode tersebut.

4.2.2

Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

A. Persiapan
Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan 6 hari sebelum kegiatan dimulai,
dari pembuatan proposal. Persiapan yang dilakukan antara lain materi, peralatan
dan tempat penyuluhan.
B. Pelaksanaan
Hari / Tanggal

: Selasa, 4 Agustus 2009

Jam

: 15.30 16.00 WIB

Tempat

: Ruang Pertemuan ICU RSU Dr. Soetomo Surabaya

Acara

: Penyuluhan Tetanus

Proses pelaksanaan penyuluhan dihadiri oleh:


1) Pembimbing dari Ruang ICU sebanyak 1 orang
2) Mahasiswa Praktika Senior sebanyak 11 orang
3) Keluarga pasien sebagai peserta sebanyak 4 orang
C. Hambatan
Hambatan selama pelaksanaan penyuluhan tidak ada karena adanya
komunikasi yang baik antara mahasiswa, perawat dan peserta penyuluhan serta
tersedianya fasilitas dari Ruang ICU serta dari Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
D. Dukungan
Pembimbing klinik dan akademik memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan dengan memberikan
masukan dan saran tentang kegiatan penyuluhan.
E. Rencana Tindak Lanjut
Mengusulkan kepada ruangan untuk menjadikan PKRS sebagai kegiatan
rutin sebagai upaya untuk peningkatan pelayanan RS.
4.3 Discharge Planning
A. Persiapan
Persiapan

Discharge Planning

mulai direncanakan pada minggu kedua.

Persiapan yang dilakukan antara lain:


1. Membentuk penangung jawab Discharge Planning
2. Menyusun proposal Discharge Planning
3. Menyusun skenario pelaksanaan Discharge Planning
4. Menyiapkan kasus yang akan dilaksanakan Discharge Planning
5. Menyiapkan formulir dan kartu discharge planning

6. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai discharge


planning.
7. Menyiapkan booklet yang berisi tentang materi yang akan disampaikan
8. Menyiapkan pelaksanaan Discharge Planning
9. Konsultasi proposal Discharge Planning kepada pembimbing akademik dan
pembimbing klinik.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilaksanakan pada minggu ke-3 hari kamis
tanggal 13 Agustus 2009 yang dilakukan oleh CaseManager, yang dihadiri oleh
para supervisor. Adapun uraian pelaksanaan sebagai berikut :
1.

CM menyiapkan berkas yang diperlukan untuk pelaksanaan discharge


planning

2.

CM melapor kepada karu bahwa akan melaksanakan discharge


planning

3.

Karu dan CM menemui keluarga pasien yang akan dilaksanakan


discharge planning

4.

Karu membuka acara pelaksanaan discharge planning

5.

CM menjelaskan tentang penyakit pasien kepada keluarga :


-

Case manager memberikan HE (Health Education) pada pasien


selama perawatan di ICU yang akan pulang atau yang direncanakan pulang
meliputi :

progress (perkembangan pasien), pengobatan yang sedang

dilakukan dan rencana pengobatan kedepan, aktivitas dirumah, diet, jadwal


control, apa saja yang akan dibawa pulang dan yang dibawa kontrol serta halhal yang harus diperhatikan.
6.

Selain memberikan penjelasan secara lisan keluarga juga diberikan


kartu perencanaan pindah atau keluar ICU dan booklet sesuai dengan diagnosa
penyakit pasien.

7.

Setelah pasien mendapatkan discharge planning, maka keluarga pasien


menandatangani format discharge planning.

8.

CM memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya

9.

Karu menutup acara discharge planning


Kegiatan discharge planning yang dihadiri oleh pembimbing klinik dan

akademik berlangsung pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2009 jam 13.00 WIB.
Discharge Planning diberikan kepada keluarga pasien An S. dengan diagnosa
medis GBS.

C. Hambatan
Hambatan yang ditemukan pada kegiatan discharge planning adalah :
1.

CM kurang menjelaskan tentang perkembangan kondisi pasien


(masalah perkembangan psikologis )

2.

CM hanya berfokus pada penyakit pasien

3.

CM belum menjelaskan tentang resiko kekambuhan pasien.

D. Dukungan
Adanya dukungan dari pembimbing klinik dan pembimbing akademik
yang memberikan masukan kepada mahasiswa saat acara discharge planning
E. Rencana Tindak Lanjut
CM sebaiknya menjelaskan cara memberikan makanan lewat sonde dan
cara melakukan suction, perawatan klien setelah pindah ke ruangan, perawatan
klien di rumah dan menjelaskan apa yang harus dilakukan keluarga saat pasien
pulang maupun pindah ruangan.
4.4 Dokumentasi Asuhan Keperawatan
A. Persiapan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan pada minggu kedua
yaitu pada tanggal 3 s/d 28 Agustus 2009. Dengan mempersiapkan kelengkapan
format asuhan keperawatan yang terdiri dari format penerimaan pasien baru,
pengkajian dengan pendekatan Body of System (dari ruangan) dan catatan
keperawatan

dengan

model

PIE

(Problem,

Intervensi,

Evaluasi)

yang

pengisiannya disesuaikan dengan juknis. Format observasi, format hasil


laboratorium, format obat, format discharge planning, dan resume keperawatan.
B. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pengisian dokumen mulai tahap pengisian format
lembar pasien masuk, format pengkajian menggunakan ROS, lembar observasi,
intervensi dan evaluasi pada lembar asuhan keperawatan SOAP yang berupa SAK
sampai discharge planning dilaksanakan oleh case manager. Format timbang
terima digunakan pada awal proses keperawatan yang pada akhirnya digantikan
dengan work sheet sebagai catatan kerja yang digunakan oleh semua perawat baik
kepala ruang maupun case manager. Jumlah dokumentasi yang berhasil kami
lengkapi sebanyak 8 pasien mulai tanggal 3 s/d 28 Agustus 2009.
C. Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1.

Kurang pemahaman anggota kelompok terhadap cara pengisian format


pada awal pelaksanaan praktika senior.

2.

Pengisian pendokumentasian kadang kurang lengkap dikarenakan


pendokumentasian yang banyak dan beban kerja perawat yang tinggi

3.

Selain format pengisian yang dibuat oleh kelompok, kelompok juga harus
mengisi lembar observasi pada status pasien

4.

Pencatatan yang dilakukan banyak duplikasi.

5.

Kesulitan mengisi format dokumentasi keperawatan karena ada beberapa


diagnosa yang belum tersedia dalam bentuk SAK.

D. Dukungan
Staf ruangan memberikan dukungan terhadap pelaksanaan dokumentasi
keperawatan yang dilakukan mahasiswa dengan membantu mendokumentasikan
semua tindakan ke status pasien dan pembimbing serta supervisor memberikan
masukan untuk kelompok selama proses pelaksanaan dokumentasi keperawatan,
model format yang disertai dengan SAK memudahkan cara mengisi.
E. Rencana tindak lanjut
Mengusulkan catatan keperawatan dengan model PIE (Problem,
Intervensi, Evaluasi) dengan menggunakan SAK.
4.5 Supervisi Keperawatan
A. Persiapan
a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
b. Menentukan kegiatan yang akan dilakukan supervisi.
c. Menetapkan waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervisi.
d. Menyusun instrumen supervisi pemasangan infus dan format laporan supervisi

B. Pelaksanaan
Kegiatan Supervisi keperawatan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18
Agustus 2009, jam 11.15 12.00 WIB dengan fokus kegiatan suction pada Tn. Sudibyo.
Kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala ruangan dan perawat. Kegiatan yang
dilakukan meliputi:

1.

Karu memanggil perawat yang akan disupervisi

untuk pelaksanaan

supervisi

2.

Menjelaskan kepada perawat yang akan disupervisi mengenai hal-hal


yang akan disupervisi

3.

Menilai kelengkapan persiapan tindakan suction

4.

Melakukan pengawasan tindakan suction

5.

Melakukan penilaian jika ditemukan hal-hal yang perlu didiskusikan


bersama perawat yang disupervisi

6.

Memberikan masukan berupa saran atau pembetulan dari proses


pelaksanaan tindakan suction

7.

Melakukan pendokumentasian tindakan suction

8.

Melakukan evaluasi tindakan suction

9.

Memberikan feed back dan follow up


Pelaksanaan supervisi dilaksanakan pada asuhan keperawatan yang berfokus

pada tindakan suction berlangsung lancar dan sesuai rencana. Hasil supervisi didapatkan
beberapa kekurangan dalam proses pelaksanaan supervise, yaitu supervisor hanya
berfokus pada kegiatan tindakan suction.

C. Hambatan
Dalam kegiatan supervisi kelompok mengalami hambatan berupa keadaan di
ruangan yang masih sibuk, sehingga pelaksanaan supervisi terlambat 15 menit, selain itu
persiapan perlengkapan suction belum sesuai dengan SOP serta kurang terampilnya
perawat dalam fisioterapi nafas dan pendokumentasian kegiatan.

D. Dukungan
Dukungan pembimbing selama kegiatan supervisi sangat baik dengan
memberikan SOP suction, mengajarkan teknik-teknik fisioterapi nafas dan

pentingnya selalu menjaga kesterilan alat untuk meminimalkan resiko infeksi.


E. Rencana Tindak Lanjut
Kepala ruangan sebaiknya menggunakan lembar observasi supervise dan
melakukan dokumentasi untuk mengetahui kemajuan kinerja perawat.
4.6 Timbang Terima Keperawatan
A. Persiapan
Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu pertama.
Persiapan yang dilakukan antara lain :
a. Menunjuk penanggung jawab timbang terima.
b. Menyusun format timbang terima pasien serta petunjuk teknis pengisiannya.
c. Menyiapkan

kasus

kelolaan

yang

akan

dilakukan

timbang

terima

keperawatan.
d. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan secara penuh dilaksanakan pada minggu ke-2 sampai dengan
ke5. Timbang terima dilaksanakan jam 07.30 dinas malam ke dinas pagi, jam
13.30 dari dinas pagi ke dinas sore dan jam 20.30 dari dinas sore ke dinas malam.
Adapun uraian pelaksanaan timbang terima sebagai berikut:
1.

Kedua kelompok shift dalam keadaan siap

2.

Timbang terima dilaksanakan dan di buka di


ners station

3.

Shift

yang

akan

menyerahkan

dan

mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang akan disampaikan


4.

Setelah dibuka oleh karu lalu langsung


menuju ke masing-masing bed pasien.

5.

Timbang

terima

dilakukan

dengan

menyampaikan nomor tempat tidur, identitas pasien (nama dan usia klien),
diagnosa medis, masalah keperawatan pasien, intervensi yang sudah dan
belum dilaksanakan, kondisi pasien terakhir (evaluasi) dan pesanan khusus.
6.

Penyampaian timbang terima diatas harus


dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru

7.

Setelah semua pasien ditimbang terimakan


perawat kembali ke ruang ners station.
Kegiatan timbang terima yang dihadiri supervisor dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 20 Agustus 2009 jam 12.00 WIB dengan jumlah pasien 4 orang
dengan tingkat ketergantungan pasien pada total care. Kegiatan timbang terima
dilaksanakan di ruang ners station ICU, dibuka oleh kepala ruangan, lalu
langsung menuju ke masing-masing bed pasien. timbang terima berjalan lancar
masing-masing anggota kelompok berperan sesuai perannya.
Evaluasi dari supervisor adalah secara proses timbang terima yang telah
dilakukan sudah baik. Dalam timbang terima telah dijelaskan nomor tempat tidur,
identitas pasien (nama dan usia klien), diagnosa medis, masalah keperawatan
pasien, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan, kondisi pasien terakhir,
dan pesanan khusus. Beberapa masukan yang diberikan oleh supervisor
diantaranya yaitu pada awal timbang terima sebaiknya diawali dengan doa,
klarifikasi tentang jumlah obat pasien juga harus di utarakan di setiap timbang
terima. Juga harus diperhatikan etiket pada alat-alat yang terpasang pada pasien,
sepert: NGT, infus, catteter, dll. Kepala ruangan dan perawat shift selanjutnya
harus lebih aktif saat validasi di bed pasien.
C. Hambatan
Selama pelaksanaan tidak terdapat hambatan yang berarti karena
kerjasama yang baik antara anggota kelompok.
D. Dukungan
Perawat dan pembimbing ruangan bekerja sama dalam kegiatan timbang
terima pasien sehari-hari.
E. Rencana Tindak Lanjut

Mensosialisasikan kembali tentang timbang terima sesuai dengan teori


dengan memberikan bahan bacaan, format timbang terima dan diagram alur yang
mudah dipahami kepada perawat ruangan.

4.7 Ronde Keperawatan


4.7.1 Ronde Keperawatan I
A. Persiapan
1. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
2. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan pasien
yang akan dirondekan.
3. Menyiapkan resume keperawatan pasien selama dirawat.
B. Pelaksanaan
Ronde keperawatan dilaksanakan dan dihadiri para supervisor pada hari
Senin, tanggal 10 Agustus 2009 jam 10.00 WIB. Ronde keperawatan
dilaksanakan pada pasien Tn.Ronika dengan Diagnosa medis Miastenia Gravis
dengan masalah keperawatan yang belum dapat diatasi adalah Bersihan Jalan
Nafas inefektif, Kerusakan Integritas Kulit, dan Ansietas. Ronde ini
menghadirkan CM1, CM2, Dokter, Ahli Gizi, dan Konselor keperawatan. Dari
hasil ronde dapat disimpulkan intervensi untuk mengatasi masalah pasien adalah
dengan :
1. Bersihan Jalan Nafas Inefektif
-

Sering mengganti kasa trakeostomi yang basah

Pertahankan prinsip steril saat suctioning

Clapping tidak kontraindikasi dengan massa mediastinum sehingga


klepping tetap dapat dilakukan.

Memberikan postural drainage

Kolaborasi pemberhentian Nebulizer jika sekret sudah terlalu encer,


banyak dan mengalir terus

2. Kerusakan Integritas Kulit


-

Mobilisasi mika-miki harus lebih diefektifkan lagi, dan dilakukan tiap


2 jam

Saat miring punggung pasien dikeringkan agar tidak terlalu lembab

Kolaborasi pemberian Sufratul dan salep topikal untuk rawat luka.

Rawat luka tiap 2 hari sekali.

Kolaborasi pemberian vitamin B dan C untuk perbaikan status keadaan


umum

3. Ansietas
-

Memberikan motivasi

Menyarankan keluarga untuk membawakan walkman yang berisi doadoa atau lagu2 kesayangannya.

Menyarankan keluarga untuk sesekali membawa rohaniwan untuk


mengunjunginya.

Evaluasi yang diberikan oleh supervisor antara lain adalah, agar pada slide
ditampilkan grafik perkembangan luka decubitus dan agar karu lebih menguasai
forum.
C. Hambatan
Ronde keperawatan tidak dapat dilaksanakan diruang pertemuan karena
ruangan tersebut digunakan untuk rapat bayi kembar siam, tetapi hal tersebut
telah diantisipasi sebelumnya dan ronde keperawatan tetap dapat dilaksanakan
secara lancar.
D. Dukungan
Dukungan kepala ruangan, perawat dan pembimbing sangat baik, dengan
memberi keleluasan kelompok dalam menentukan pasien dan masukan-masukan
yang membangun, serta respon positif dari dokter dan tim gizi dalam memberikan
saran kepada kelompok.
E. Rencana Tindak Lanjut
Mengusulkan kepada ruangan untuk pembentukan penanggung jawab
pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan ronde keperawatan secara berkala di Ruang
ICU.
4.7.2

Ronde Keperawatan II

A. Persiapan
1. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
2. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan pasien
yang akan dirondekan.
3. Menyiapkan resume keperawatan pasien selama dirawat.
B. Pelaksanaan
Ronde keperawatan dilaksanakan dan dihadiri para supervisor pada hari
Senin, tanggal 19 Agustus 2009 jam 10.00 WIB. Ronde keperawatan
dilaksanakan pada pasien Tn.Sudibyo dengan Diagnosa medis Post CABG a.i
Triple Vessels Disease dengan masalah keperawatan yang belum dapat diatasi
adalah Bersihan Jalan Nafas inefektif, Perubahan perfusi jaringan serebral ini

menghadirkan CM1, CM2, Dokter, Ahli Gizi, dan Konselor keperawatan. Dari
hasil ronde dapat disimpulkan intervensi untuk mengatasi masalah pasien adalah
dengan :
1. Bersihan Jalan Nafas Inefektif
-

Kolaborasi pemberian Mukolitik dan Nebulizer

Selalu perhatikan sterilitas saat Suctioning

Sekali-kali harus di bagging untuk mencegah atelektasis.

Berikan Postural Drainage saat melakukan Ftx.Nafas

2. Perubahan Perfusi Jaringan Serebral


-

Mempertahankan kondisi dan memenuhi KDM

Kolaborasi pemberian Vitamin Otak

Di berikan rangsangan (ex.Nyeri)

Evaluasi lama pemberian obat

Kolaborasi Konsul ke Neuro

Pertahankan perawatan optimal

Evaluasi yang diberikan oleh supervisor antara lain adalah Riwayat


penyakit sekarang harus lebih detail., Ralat data pernafasan (data O2 masker),
Tuliskan tidak ada dekubitus, Jika ada kriteria hasil yang ingin di tambahkan ,
dituliskan., Evaluasi mengacu pada kriteria hasil yg ditetapkan., Balance cairan
harus tetap diperhatikan, Masalah keperawatan yang lain harus juga dicantumkan.
Pemeriksaan laborat dan radiologis harus dicantumkan dan lebih Fokus pada
Pemeliharaan selama rawat inap ICU
C. Hambatan
Ronde keperawatan tidak dapat dilaksanakan diruang pertemuan karena
ruangan tersebut digunakan untuk rapat bayi kembar siam, tetapi hal tersebut
telah diantisipasi sebelumnya dan ronde keperawatan tetap dapat dilaksanakan
secara lancar. Selain itu beberapa undangan terlambat datang sehingga acara
dimulai tidak tepat pada waktu sesuai jadwal. Ahli gizi dan fisioterapi tidak dapat
hadir karena kepentingan profesi masinh-masing.
D. Dukungan
Dukungan kepala ruangan, perawat dan pembimbing sangat baik, dengan
memberi keleluasan kelompok dalam menentukan pasien dan masukan-masukan
yang membangun, serta respon positif dari dokter dan tim gizi dalam memberikan
saran kepada kelompok.
E. Rencana Tindak Lanjut

Mengusulkan kepada ruangan untuk pembentukan penanggung jawab


pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan ronde keperawatan secara berkala di Ruang
ICU.
4.8 Sentralisasi Obat
A. Persiapan
1.

Menentukan penanggung jawab kegiatan ODDD baik dari


mahasiswa maupun ruangan.

2.

Menyusun proposal ODDD (one day dose dispensing).

3.

Menyiapkan sarana dan prasarana pengelolaan obat yaitu lembar


infomed consent, lembar serah terima obat, format pemberian obat, lembar
daftar obat (consumable sheet) dan lemari obat pasien.

4.

Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai


rencana pelaksanaan pengelolaan/sentralisasi obat, menjelaskan tujuan dan
manfaatnya kepada keluarga, dan meminta persetujuan dalam informed
consent.

B. Pelaksanaan
Pelaksanaan ODDD dimulai pada minggu kedua sampai minggu keempat
dan yang dihadiri pembimbing yaitu pada tanggal 20 Agustus 2009 pada An. S
(13 tahun), namun pelaksanaan pada minggu kelima saat pagi dilaksanakan oleh
mahasiswa, sedangkan sore dan malam oleh perawat ruangan. Hal ini terjadi
karena pada minggu tersebut tidak ada shift sore dan malam.
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a.

CM meminta persetujuan keluarga dengan menandatangani informed


consent pengelolaan / sentralisasi obat.

b.

CM yang bertugas menerima obat pasien yang diambil dari depo


farmasi dan mendokumentasikan pada lembar serah terima obat serta
penandatanganan oleh kedua belah pihak (perawat yang menerima dan
keluarga yang mengantar obat).

c.

CM melakukan pencatatan pada format pemberian obat sesuai dengan


obat apa saja yang diberikan hari itu, serta menyimpan obat di lemari obat
dekat masing-masing pasien.

d.

CM melakukan crosscheck kepada CM yang lain sebelum melakukan


pemberian obat kepada pasien dan kemudian mendokumentasikan pada
format pemberian obat.

C. Hambatan
Hambatan yang dialami selama pelaksanaan sentralisasi obat adalah :

1. Banyaknya tugas perawat sehingga terkadang lupa untuk melakukan


dokumentasi pada format pemberian obat dan hanya didokumentasikan pada
lembar observasi saja.
2. Minggu kelima mahasiswa dinas pagi semua sehingga sisa obat baru dapat
dicek setelah paginya sehingga pelaksanaannya kurang kontinyu.
3. Koordinasi dengan pihak farmasi kurang dalam mengelola sisa obat pasien
karena keterbatasan tenaga farmasi.
4. Belum terdapat system cross check di setiap shift sehingga kurang dapat
mengidentifikasi sisa obat di setiap shift.
D. Dukungan
Kepala ruangan, pembimbing ruangan, dan perawat ruangan ICU GBPT
memberikan kebebasan untuk melaksanakan pengelolaan obat dengan ODDD
yang dikelola oleh mahasiswa praktika senior.
E. Rencana tindak lanjut
Untuk pelaksanaan selanjutnya lebih menekankan pada perbaikan system
manajemen obat dengan mengarahkan petugas farmasi yang menjadi penanggung
jawab pengelolaan obat di ruangan dan perawat yang membagikan ke pasien
sesuai jadwal.
4.9 Penerimaan Pasien baru
A. Persiapan
Penerimaan pasien baru sebenarnya bagian dari discharge planning,
penerimaan pasien baru ini merupakan kegiatan tambahan. Persiapan penerimaan
pasien baru meliputi :
1. Menunjuk penanggung jawab kegiatan penerimaan pasien baru.
2. Menyusun proposal kegiatan dan membuat format penerimaan pasien masuk,
lembar serah terima pasien baru, format pengkajian, informed consent tentang
sentralisasi obat, lembar serah terima obat, dan lembar tata tertib ruangan
3. Mengidentifikasi pasien baru setiap pergantian shift jaga.
B. Pelaksanaan
Penerimaan pasien baru dilaksanakan mulai tanggal 27 Juli - 28 Agustus
2009. Penerimaan pasien baru dilaksanakan pada pasien yang masuk kelolaan
kelompok, yaitu pada ruangan ICU ; bed nomor 1,2,13, dan 14. Penerimaan
pasien baru dilaksanakan hari Rabu, 05 Agustus 2009 pukul 10.00-10.55 WIB
pada pasien An. Betta dengan diagnosis Post EVD a.i COB. Penerimaan pasien
baru dilaksanakan oleh Case Manager setelah diberi infomasi oleh Kepala

Ruangan. Kepala ruangan dan CM kemudian menuju ke kamar pasien dan


memperkenalkan diri. CM memberikan penjelasan tentang:
1. Penjelasan tentang penyakit yang diderita, Terapi yang akan diberikan dan
persiapannya
2. Penjelasan tentang aturan Rumah sakit meliputi:
Perkenalan keluarga terhadap ruangan/lingkungan (Dapur, Ruang Perawat, Ruang
dokter, Kamar mandi)
Jam berkunjung : Senin s/d Sabtu pukul 16.00-17.00 WIB

Hari Minggu dan Hari Libur


Pagi pukul 10.30 - 11.30 WIB
Sore pukul 16.00 - 17.00 WIB
Prosedur di ruangan yang perlu diketahui :

Sentralisasi obat

Tata tertib ruangan, Perkenalkan dokter yang bertanggung jawab dan tenaga
non keperawatan (administrasi, ahli gizi, dll)

Tunjukkan alat-alat yang digunakan pasien (ventilator, trakeostomi, dll)

C. Hambatan
Pasien bisa datang setiap saat, sehingga Karu dan CM harus senantiasa
siap akan adanya pasien baru
D. Dukungan
1. Perawat ruangan ICU segera memberikan informasi saat akan ada pasien baru.
2. Perawat pengantar pasien memberikan bantuan dalam memindahkan pasien
ke tempat tidur pasien.
E. Rencana Tindak Lanjut
Untuk pelaksanaan selanjutnya penerimaan pasien baru dilaksanakan
dengan memberikan informasi kepada keluarga pasien secara menyeluruh dan
diharapkan perawat dapat melaksanakan kapan pun pasien dating di R. ICU.

Anda mungkin juga menyukai