Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN UMBI GADUNG (DIOSCOREA HISPIDA DENNST )
SEBAGAI INSECTISIDA DALAM PENGENDALIAN CULEX SP.

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Faza Firda Apsari


Siti Rahma
Hafida Wardati
Ninda Rubi Pramestya
Ganang Pudyastungkara

Diusulkan Oleh :
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota

061311133160
061311133163
061311133168
061311133208
061411133042

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

ii

DAFTAR ISI
Halaman Sampul.....
Halaman Pengesahan .....
Daftar Isi ...
Daftar Gambar ..
Ringkasan ..
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......
1.2. Rumusan Masalah.....
1.3. Tujuan
1.4. Luaran yang Diharapkan ...
1.5. Kegunaan ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Nyamuk Culex sp
2.2. Sifat Nyamuk Culex sp.
2.3. Umbi Gadung (Dioscorea hispida dennst ) ..
2.4. Dioscorin ..
BAB III METODE
3.1. Rancangan Penelitian ...
3.2. Sampel Penelitian .
3.3. Variabel Penelitian ...
3.4. Definisi Operasional .
3.5. Alat dan Bahan .
3.6.Metode Penelitian.
BAB IV BIAYA & JADWAL KEGIATAN
4.1. Biaya
4.2. Jadwal Kegiatan ...
DAFTAR PUSTAKA .
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing yang
Ditandatangani .
Lampiran 2. Justifikasi Anggran Kegiatan....
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan.

i
ii
iii
iv
v
1
2
2
3
3
4
4
4
5
6
6
6
6
6
7
9
9
10

11
19
21
22

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. (Toples Wadah Nyamuk Culex sp.)

iv

RINGKASAN

Berbagai penyakit dapat timbul di daerah tropis yang disebabkan oleh hewan.
Salah satu vektornya adalah nyamuk. Salah satu nyamuk darah yang penting dalam
bidang kesehatan adalah nyamuk Culex.. Culex tarsalis merupakan vektor penyakit
ensefalitis pada manusia, kuda, dan sleeping sickness karena virus. Culex pipiens dan
Culex quinquefasciatus merupakan vektor penyakit filariasis, arbovirus ensefalitis,
dirofilaria. Culex tritaeniorhynchus merupakan vektor penyakit Japanese encephalitis.
Pengendalian nyamuk seringkali menggunakan insektisida sintesis yang
berdampak negatif bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat insectisida
alami dari umbi gadung yang lebih aman bagi kesehatan.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia FKH UNAIR. Penelitian


ini merupakan penelitian laboratorik eksperimental menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif dengan pengulangan 5 kali. Variabel perlakuan
digunakan perasan Umbi Gadung dengan kadar 10 mL, 20 mL, 30 mL, 40 mL, 50 mL,
insektisida baygon 50 mL sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai kontrol negatif.
Variabel respons adalah jumlah nyamuk yang mati setelah 5 jam pemberian bahan uji.

Prosedur kerja meliputi pencucian umbi gadung kemudian menimbang


sebanyak 850 gram umbi gadung kering lalu diparut dan disaring. Perasan umbi
gadung masing-masing kadar tersebut disemprotkan pada nyamuk Culex sp. Metode
analisis data dalam penelitian ini adalah Analisis Sidik Ragam (ANSIRA) untuk
mengetahui kemampuan dari perasan umbi gadung terhadap parameter yang diukur
yaitu jumlah nyamuk Culex sp yang mati setelah pemberian insektisida alami berupa
perasan umbi gadung.

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara tropis terbesar di dunia. Berbagai penyakit
dapat timbul di daerah tropis yang disebabkan oleh hewan. Salah satu vektornya
adalah nyamuk. Nyamuk merupakan penghisap darah yang paling menonjol dari
banyak spesies arthropoda, berjumlah sangat banyak dan mengganggu manusia dan
hewan berdarah panas (Herms.1989). Nyamuk dewasa hidup di udara, telur
diletakkan di air sedangkan larva dan pupa hidup di dalam air (aquatic). Nyamuk
betina mencucuk dan menghisap darah untuk proses pematangan telurnya. Nyamuk
dibagi dalam tiga subfamili, Toxorhynchitinae, Culicinae, dan Anophelinae, nyamuknyamuk penghisap darah yang penting dalam bidang kesehatan adalah nyamuk
Aedes, Culex, Anopheles, dan Mansonia.(Soedarto, 1995)
Famili Culicidae dapat menularkan berbagai macam penyakit. Culex
tarsalis merupakan vektor penyakit ensefalitis pada manusia, kuda, dan sleeping
sickness karena virus. Culex pipiens dan Culex quinquefasciatus merupakan vektor
penyakit filariasis, arbovirus ensefalitis, dirofilaria. Culex tritaeniorhynchus
merupakan vektor penyakit Japanese encephalitis.(Herms, 1989)
Untuk pengendalian penyebaran dapat dilakukan dengan berbagai usaha,
misalnya menghindarkan diri dari cucukan nyamuk vektor dengan menggunakan
kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, mengoleskan
repelan pada kulit, membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan
tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan, atau mengalirkan genangan
air, membersihkan semak-semak di sekitar rumah, atau membasmi nyamuk dewasa
dengan

menggunakan

obat

nyamuk

semprot

atau

obat

nyamuk

bakar

(Rampengan,1997). Selain itu dapat pula memutus daur hidup nyamuk dengan
membasmi jentiknya. Masyarakat sering menggunakan zat kimia untuk mengurangi
populasi jentik nyamuk, misalnya dengan menebarkan bubuk temephos ke dalam air.
Zat-zat

kimia

sintetik

lain

seperti

pyrazophos,

phosmet,

dichlorodiphenyltrichloroethane juga sering digunakan sebagai larvisida dan


insektisida. Penggunaan insektisida sintetis secara kontinyu dapat mengakibatkan
kerusakan pada lingkungan dan gangguan kesehatan (Adriyani, 2006). Gangguan
kesehatan tubuh yang dapat dialami akibat penggunaan insektisida sintetis, yaitu
nyeri pada bagian perut, gangguan pada jantung, ginjal, hati, mata, pencernaan,
bahkan dapat mengakibatkan kematian. Selain itu penggunaan insektisida sintesis

2
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pencemaran pada
tanah, air, tumbuhan, dan rusaknya rantai makanan suatu ekosistem.
Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menanggulangi dan
mengurangi dampak pencemaran oleh insektisida sintesis, antara lain dengan
pencegahan, pengurangan penggunaan insektisida, dan penggunaan insektisida alami.
Insektisida alami dapat berupa predator alami (Kartoharjo, 1988) dari serangga
maupun tanaman. Insektisida berupa predator alami antara lain adalah kepik. Kepik
dapat memakan serangga lain, seperti kutu daun. Selain itu, mudah ditemukan dalam
lingkungan sekitar. Solusi lain dari masalah tersebut adalah insektisida botanikal.
Supaya hidup sehat dan ramah lingkungan sebaiknya menggunakan
bahan-bahan alami untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang
menyerang tanaman, tanpa harus mematikannya, sehingga siklus ekosistem masih
tetap terjaga. Adapun bahan-bahan insektisida alami itu adalah Tembakau, Gadung ,
Sereh dan masih banyak lagi yang dapat dipakai sebagai bahan-bahan pembuat
nsektisida alami. Hasil penelitian umbi gadung mengandung dioskorin yaitu sejenis
alkaloid yang larut dalam air dan dapat menyebabkan muntah darah, sukar bernafas
dan kematian (Ahmad, 2002). Oleh karena senyawa metabolit sekunder yang
terbentuk pada bagian tertentu tumbuhan terdistribusi ke seluruh bagian tumbuhan,
maka diduga umbi gadung juga mengandung senyawa yang bersifat toksik. Melalui
pendekatan etnobotani bahwa umbi gadung dapat digunakan sebagai insektisida
(Rahayu, 2010).

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah Umbi Gadung mempunyai efektivitas sebagai insectisida dalam
pengendalian Culex sp?
2. Kandungan apa saja di dalam umbi gadung yang memepengaruhi sensitifitas
terhadap Culex sp?
1.3.Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui efektivitas Umbi Gadung sebagai insectisida.
2. Mengetahui kandungan dalam Umbi Gadung yang mempunyai sensitifitas
terhadap Culex sp.
3. Membuat insectisida alami dari Umbi Gadung.

3
1.4.Luaran yang diharapkan
Kegiatan ini diharapkan dapat:
1. Memberikan alternatif cara lain dalam memanfaatkan tanaman gadung.
2. Memanfaatkan tanaman dari alam yang dapat digali potensinya
3. Mempublikasikan kepada masyarakat agar menggunakan insektisida alami dari
gadung yang memiliki efek samping lebih rendah daripada insektisida sintesis.
4. Membuat jurnal sebagai media publikasi pemanfaatan umbi gadung sebagai
insektisida.

1.5.Kegunaan
Bagi Mahasiswa :
1.

Mengasah kemampuan mahasiswa untuk berpikir kreatif dan inovatif

dalam merancang sebuah penelitian.


2.

Memperluas pengetahuan mahasiswa tentang penggunaan umbi gadung

sebagai insektisida alami.


3.

Melatih keterampilan mahasiswa dalam melakukan penelitian.

Bagi Masyarakat :
1.

Menginfokan kepada masyarakat untuk beralih dari insektisida sintesis

ke insektisida alami yang lebih kecil efek sampingnya.


2.

Membantu masyarakat dalam menggali potensi alam.

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Nyamuk Culex sp
Kingdo

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Subfilum

: Atelocerata

Ordo

: Diptera

Subordo

: Nematocera

Famili

: Culicidae

Subfamili

: Culicinae

Genus

: Culex

Spesies

: Culex sp.

2.2. Sifat Nyamuk Culex sp.


Nyamuk Culex sp. merupakan golongan serangga penular (vektor). Nyamuk
Culex sp. merupakan jenis nyamuk yang menggigit pada malam hari dan
menjadi pengganggu bagi manusia. Nyamuk ini berkembang biak di dalam air yang
permanen dan tersebar luas di kota maupun di desa.
Nyamuk Culex sp. lebih menyukai air yang kotor seperti genangan air kotor,
limbah pembuangan mandi, got (selokan), dan sungai yang penuh sampah. Nyamuk
Culex sp. yang melakukan kegiatannya di malam hari mampu berkembang biak di segala
musim, tapi jumlahnya menurun saat musim hujan karena jentik-jentiknya terbawa arus
(Maria,2008).
Nyamuk dari genus Culex sp. dapat menyebarkan penyakit Japanese Encephalitis
atau radang otak dan sebagai vektor penyakit Filariasis.

2.3. Umbi Gadung (Dioscorea hispida dennst )


Umbi gadung merupakan salah satu jenis tanaman umbi-umbian yang tumbuh
liar di hutan- hutan, pekarangan, maupun perkebunan ( Harijono dan M, 2008). Gadung
merupakan perdu memanjat yang tingginya dapat mencapai 5-10m. Batangnya bulat,
berbulu dan berduri yang tersebar sepanjang batang dan tangkai daun. Umbinya bulat
diliputi rambut akar yang besar dan kaku, kulit umbi berwarna gading atau coklat muda,
daging umbinya berwarna putih gading atau kuning. Umbinya muncul dekat permukaan
tanah. Dapat dibedakan dari jenis-jenis dioscorea lainnya karena daunnya merupakan
daun majemuk terdiri dari 3 helai daun. Bunga tersusun dalam ketiak daun, berbulit,
berbulu dan jarang sekali dijumpai ( Rukmana, 2001).

5
Umbi gadung merupakan salah satu sumber pangan berkarbohidrat tinggi.
Gadung dapat memenuhi kebutuhan energi tubuh. Karbohidrat dalam gadung didominasi
oleh pati. Selain memiliki kandungan karbohidrat juga mengandung racun sianida yang
dapat menyebabkan keracunan dan mematikan. Sehingga perlu dilakukan beberapa
proses untuk menghilangkan kandungan residu HCN atau meminimalkannya sehingga
umbi gadung menjadi aman dan layak untuk dikonsumsi (Kurnia, 2002). Kandungan
sianida 50 ppm bahan masih aman untuk dikonsumsi (Winarno, 1995). Sifat racun pada

umbi gadung juga disebabkan oleh kandungan dioskorin, diosgenin, dan dioscin yang
dapat menyebabkan gangguan syaraf, sehingga apabila memakannya akan terasa
pusing dan muntah-muntah.
2.4. Dioscorin
Dioscorin adalah protein yang terdapat dalam umbi tanaman tropis dari keluarga
Dioscorea spp. Dioscorin telah dilaporkan memiliki beberapa fungsi penting. Dioscorin
berfungsi sebagai cadangan protein pada umbi yam (Hou, Chen, dan Lin, 2000).
Dioscorin juga menunjukkan adanya aktifitas penghambatan tripsin dan carbonic
anhydrase. Dioscorin yang telah dimurnikan memperlihatkan aktivitas antioksidan
terhadap penangkapan radikal bebas (Hou dan Kruk, 1998). Dioscorin juga berfungsi
sebagai suatu senyawa immunomodulatory (Liu, Shang, Wang, Hsu, dan Hou, 2007).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dioscorin dapat menghambat
angiotensin converting enzyme (ACE) yang akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah. Dioscorin menunjukkan aktivitas antihipertensi secara in vivo. Liu, Liang, Han,
Lin, Chen, dan Houb, 2009). Selain itu, dioscorin memperlihatkan aktivitas penghambat
ACE secara in vitro. Dalam dosis tertentu efektifitas dioscorin dalam menghambat ACE
mencapai 50% jika dibandingkan dengan katropil yang merupakan obat standar untuk
hipertensi. Dioscorin menunjukkan penghambatan non kompetitif terhadap ACE.
Dioscorin yang telah mengalami hidrolisis oleh pepsin mengalami peningkatan aktifitas
penghambatan ACE hingga 75%. Oleh karena itu dioscorin dan hidrolisatnya diduga
berpotensi untuk mengontrol hipertensi (Hsu, Y. H. Lin, M. H. Lee, C. L. Lin, dan W. C.
Hou, 2002).

6
BAB III METODE
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini disusun dalam rancang acak lengkap dengan 5 perlakuan
dan 5 ulangan.
3.2. Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia FKH UNAIR. Sampel


adalah umbi gadung yang masih segar yang diambil di desa Garu Kecamatan
Baron, Nganjuk dan nyamuk Culex sp kami dapatkan di selokan daerah
Mojoklangkru, Surabaya.
3.3. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah perasan Umbi Gadung
(Dioscorea hispida dennst ).
b. Variabel Tergantung
Variabel utama adalah jumlah Culex sp yang mati dalam waktu 3 jam dan kadar
perasan Umbi Gadung

(Dioscorea hispida dennst ) yang disemprotkan dalam tiap

tabung.
c. Variabel Kendali
Wadah nyamuk Culex sp, waktu penyemprotan dan jumlah nyamuk dalam satu
wadah.
3.4.Definisi Operasional
Analisis data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis
varian. Bila terdapat perbedaan yang signifikan dilakukan uji lanjut dengan metode
Duncans Multiple Range Test dengan tingkat signifikan 5 % (Kusriningrum, 2010).
3.5. Alat dan Bahan
Pada peneitian ini alat yang dibutuhkan adalah pisau, parut, kain saring, gelas
kimia, Loyang atau nampan, baskom, gelas ukur neraca digital, serokan atau jaring
penangkap nyamuk, glove, masker, pipet tetes, toples (tempat nyamuk Culex sp), alat
semprot, dan jas laboratorium. Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah Umbi
Gadung yang diperoleh di desa Garu, Insektisida sintetis dan hewan uji ( Nyamuk Culex
sp).

Gambar 1. Toples wadah nyamuk Culex sp.


3.6. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia FKH Unair. Sampel


adalah umbi gadung yang berumur sekitar 1 tahun diambil di desa Garu. Semakin tua
umur umbi gadung maka kadar racunnya juga akan semakin pekat dan warnanya akan
berubah menjadi hijau, umbi gadung dapat menyebabkan keracunan, pusing dan dapat
juga menyebabkan kematian ( Mutiara dan Novalia, 2010). Semakin banyak atau pekat
konsentrasi insektisida nabati yang diberikan maka akan semakin besar dampaknya
terhadap kematian organisme sasaran yang dikarenakan oleh akumulasi racun yang
ditimbulkan oleh insektisida tersebut Prijono (1988). Objek penelitian adalah nyamuk

Culex sp yang diperoleh di sepanjang kali daerah Mojoklangru, Surabaya.


Penelitian ini merupakan penelitian laboratorik eksperimental menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Pada penelitian ini sebagai
variabel perlakuan digunakan perasan Umbi Gadung dengan kadar 10 mL, 20 mL, 30
mL, 40 mL, 50 mL, insektisida baygon 50 mL sebagai kontrol positif, dan akuades
sebagai kontrol negatif. Pengulangan masing-masing 5 kali. Variabel respons adalah
jumlah nyamuk yang mati setelah 5 jam pemberian bahan uji.
Prosedur kerja penelitian ini meliputi tahapan pembuatan infusa untuk umbi
gadung, hal yang pertama dilakukan adalah mencuci Umbi gadung kemudian menimbang
sebanyak 850 gram umbi gadung kering lalu diparut dan disaring. (Sutardi, 2010).
Perasan umbi gadung masing-masing kadar tersebut disemprotkan pada nyamuk Culex sp
yang tersedia pada wadah untuk masing-masing kadar dan melakukan 5 kali pengulangan
untuk tiap-tiap kadar. Setalah itu mengamati kemampuan masing-masing kadar dalam
membunuh nyamuk Culex sp dengan melihat jumlah nyamuk Culex sp yang mati dan
sebagai pembanding digunakan insektisida sintetis dan aquades.

8
Perlakuan Sampel penelitian dibagi dalam 5 kelompok berdasarkan kombinasi
jumlah dengan cara sebagai berikut : Kelompok A dengan kadar perasan umbi gadung
sebanyak 10 mL. Kelompok B dengan kadar perasan umbi gadung sebanyak 20 mL.
Kelompok C dengan kadar perasan umbi gadung sebanyak 30 mL. Kelompok D dengan
kadar perasan umbi gadung sebanyak 40 mL. Kelompok E dengan kadar perasan umbi
gadung sebanyak 50 mL. Kelompok + sebagai control positif yaitu insektisida sintetis.
Kelompok (-) sebagai control negatif (10 ml) aquades.
Adapun parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Culex sp yang mati setelah
pemberian insektisida alami yaitu kombinasi umbi gadung dantembakau.
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah Analisis Sidik Ragam
(ANSIRA) untuk mengetahui kemampuan dari perasan umbi gadung terhadap parameter
yang diukur yaitu jumlah nyamuk Culex sp yang mati setelah pemberian insektisida alami
berupa perasan umbi gadung.
Hipotesis statistik :
Ho = 1 = 2 = 3 = 4 = 5
H1 = Ada perbedaan yang signifikan antara perlakuan kombinasi insektisida
tersebut. Hipotesis nol H0 ditolak pada taraf nyata bila Fhitung>F tabel (Hasanah,
Tangkas, dan Sakung, 2012).

9
BAB IV BIAYA & JADWAL KEGIATAN

4.1. Biaya
Rincian biaya penelitian yang diusulkan :
Jenis Pengeluaran

Rincian Anggaran Yang Diusulkan

Peralatan

8.059.000,-

Bahan Habis Pakai

375.000,-

Perjalanan

1.250.000,-

Lain lain

2.665.000,-

Total anggaran

12.349.000,-

4.2. Jadwal kegiatan :


No.

Kegiatan

Bulan ke1

1.

Penyediaan alat dan bahan

2.

Penelitian dan analisis data

3.

Penyusunan dan seminar hasil

10
DAFTAR PUSTAKA

Maria. Culex quinquefasciatus, penyebar penyakit kaki gajah. 2008 [cited 2009
September 18]. Available from: http://kesehatankeluarga.wordpress. com/.
Harijono, S, T. A. dan M, Erryana. 2008. Detoksifikasi Umbi Gadung (Dioscorea
hispida Dennst) dengan Pemanasan Terbatas Dalam Pengolahan Tepung Gadung, Jurnal
Teknologi Pertanian, Vol. 9 No. 2, 75-82. Malang.
Rukmana, R. 2001. Aneka Kripik Umbi. Kanisius. Yogyakarta.
Kurnia,

K.

2002.

Cara

Aman

mengkonsumsi

Gadung.

http://www.pikiranrakyat.com/cekt/1202/22/2002/. Tanggal akses : 22/07/2013


Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia. Jakarta.
Hou, G. and Kruk, M. 1998. Asian Noodle Technology, Technical Bulletin, 20
(12), 1-10.
Kusriningrum R.S. 2010. Perancangan percobaan. Airlangga University Press.
Surabaya. Varelipsoideus
Herms WB, James MT. Medical entomology. New York: Macmillan Publisher;
1989.
Ahmad.

2002.

Berobat

Dengan

Tumbuhan.

Available

online

at:

http://pkukmweb.ukm.my/ahmad/tugas/s2_99/aa72858.htm (sitasi 1 Mei 2013).


Rampengan TH. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta: EGC; 1997.
Adriyani, R. (2006). Usaha pengendalian pencemaran lingkungan akibat
penggunaan pestisida pertanian. Surabaya: Universitas Airlangga. Jurnal Kesehatan
Lingkungan, 3(1), 2006, 95 106.
Rahayu, S. (2010). Senyawa aktif anti makan dari umbi gadung (dioscorea
hispida dennts). Jurnal Kimia 4(1), 71-78.
Prijono. 1988. Pengujian Insektisida (Penuntun Praktikum) Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan. IPB. Bogor.
Mutiara, D dan Novalia, N. 2010. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Umbi Gadung
(Dioscorea hispida dennst) Terhadap Kematian Larva Spodoptera Litura F. FMIPA
Universitas PGRI Palembang. Palembang.
Hasanah, M., Tangkas, I.M. dan Sakung, J. 2012. Daya Insektisida Alami
Kombinasi Perasan Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Dennst ) Dan Ekstrak Tembakau (
Nicotiana Tabacum L). Pendidikan Kimia/FKIP University of Tadulako. Palu.

11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing yang
Ditandatangani
Lampiran Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
Faza Firda Apsari
2 Jenis Kelamin
Perempuan
3 Program Studi
S1 Pendidikan Dokter Hewan
4 NIM
061311133160
5 Tempat dan Tanggal Lahir Nganjuk, 25 September 1996
6 E-mail
firdafaza@gmail.com
7 Nomer Telepon/HP
085790749087
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SDN Garu 3
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus 2001-2007

SMP
SMPN 1 Kertosono
2007-2010

SMA
SMAN 1 Jombang
IPA
2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
No
Waktu dan Tempat
Seminar
Ilmiah
1
2
3

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No.
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1.
2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah.

12

Surabaya, tgl-bln- 2015


Pengusul,

(Faza Firda Apsari)

13
Lampiran Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6
7

E-mail
Nomer Telepon / HP

Hafida Wardati
Perempuan
S1 Pendidikan Dokter Hewan
061311133168
Gresik, 20 juli 1995
wardahafida@gmail.com
085708192473

B. Riwayat Pendidikan
SD
MI
Munawaroh
2001-2007

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SMP
SMP YIMI Gresik
full day school
2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
No
Seminar
Ilmiah
1
2
3

SMA
SMA U BPPT
AL Fattah
IPA
2010-2013

Waktu dan Tempat


-

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No.
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah.
Surabaya, 06-10- 2015
Pengusul,

(Hafida Wardati)

14

Lampiran Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
Ninda Rubi Pramestya
2 Jenis Kelamin
Perempuan
3 Program Studi
Pendidikan Dokter Hewan
4 NIM
061311133208
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 11 september 1995
6 E-mail
nindarubi@yahoo.com
7 Nomer Telepon / HP
085730323333
B. Riwayat Pendidikan
SD
SDN Kebraon
I/436
2001-2007

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SMP
SMP N 24 Surabaya
2007-2010

SMA
SMA N 13
Surabaya
IPA
2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
No
Waktu dan Tempat
Seminar
Ilmiah
-

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No.
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
-

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah.
Surabaya, tgl-bln- 2015
Pengusul,

(Ninda Rubi Pramestya)

15

Lampiran Anggota
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomer Telepon/HP

Siti Rahma
Perempuan
S1 Pendidikan Dokter Hewan
061311133163
Pasar Baru, 22 Februari 1995
rahmaafan@ymail.com
085658126864

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

Nama Institusi

SDN
106205

SMP Laks. Martadinata

Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

2001-2007

2007-2010

SMA
SMA
Unggulan
CT Foundation
IPA
2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


No
1
2

Nama Pertemuan Ilmiah /


Seminar

Judul Artikel
Ilmiah

Waktu dan Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)

No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah.
Surabaya, tgl-bln- 2015
Pengusul,

(Siti Rahma)

16
Lampiran Anggota
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomer Telepon/HP

Ganang Pusdyatungkara
Laki-laki
S1 Pendidikan Dokter Hewan
061411133042
Mojokerto, 31 Juli 1996
ganangpus96@gmail.com
082139419242

B. Riwayat Pendidikan
SD
SDN Kumitir
2002-2008

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SMP
SMPN 1 Jatirejo
2008-2011

SMA
SMAN 1 Sooko
IPA
2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


No

Nama Pertemuan Ilmiah /


Seminar

Judul Artikel
Ilmiah

Waktu dan Tempat

1
2
3

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah.
Surabaya, tgl-bln- 2015
Pengusul,

(Ganang Pusdyatungkara)

17
Lampiran Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3
4
5
6
7

Program Studi
NIP
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomer Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan

Nama Perguruan Tinggi


Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus

No
1

Prof. Dr. Lucia Tri Suwanti. drh,


Perempuan
Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran
Hewan, Universitas Airlangga
196208281989032001
Klaten, 28 Agustus 1962
tswant@yahoo.com
0817310284
S-1

S-2

S-3

UGM

UGM

Unair

Kedokteran Hewan

Sains Veteriner

Ilmu Kedokteran

1987

1996

2005

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel Ilmiah
Seminar
Seminar International
Amebic Liver
Management strategies on
Abscesses Due to
Animal Health and Production
Entamoeba Histolytica
Control in the Anicipation of
in Whale: Case Report
Global Warming for the
and Review of The
achivement of Millenium
Literature
Development Goals
International Conference
Weight Reduction of
Animal Health and Human
Fetuses of Toxoplasma
Safety UPM Malaysia
gondii-infected Mice.
International Seminar Strategy to Production of
manage bio ecohealth system for imunoglobulin Y antistabilizing animal healt and
Toxoplasma gondii
productivit to suport public
health
Kongres Nasional Perhimpunan
Hambatan
Peneliti Penyakit Tropik Infeksi
Perkembangan Embrio
Indonesia (PETRI) XIX
sebgai efek
teratogenik
Toxoplasmosis
Kongenital
Seminar Nasional Hasil
Hambatan
Penelitian Fundamental
Pembentukan Vesikel
otak embrio sebagai

Waktu dan Tempat


Juni 2008, Surabaya
Indonesia

Desember 2009 Malaysia

Juni 2012 Surabaya,


Indonesia

Juni 2013 Makasar


Indonesia

Juni 2013 Surabaya


Indonesia

18

19

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan PenunjangPeralatan Penunjang

Pisau
Timbangan
Oven
Loyang
Sendok
Garpu
Panci
Tempat Semprotan
Kertas Saring
Baju Lapangan
Toples
Pinset
Saringan Teh

Justifikasi Pemakaian
Pengupas umbi
Penimbang Bahan
Pengering umbi
Alas Pengeringan
Alat Pengaduk
Alat Penciduk
Wadah Umbi
Tempat Perasan Umbi
Penyaring Umbi
PDL
Tempat Nyamuk
Pengambil Nyamuk
Pengambil Nyamuk

Harga Satuan
Kuantitas
(Rp)
10
10000
1
250000
1
279000
10
25000
10
5000
10
5000
2
25000
10
15000
20
5000
5
150000
40
10000
3
15000
5
15000

Baskom Stainless

Wadah Perasan Umbi

Material

Jumlah (Rp)
100000
250000
279000
250000
50000
50000
50000
150000
100000
750000
400000
45000
75000

25000
125000

Jaring Besar

Penangkap Nyamuk

150000

Jaring Kecil

Penangkap Nyamuk

15000

Lampu

Penerangan
Penangkap Nyamuk

5
2

20000
1000000

150000
75000
100000

Aspirator

2000000
Penangkap Nyamuk

Flagging

30000

60000

500000

1500000
1500000
8059000

Penangkap Nyamuk
Black Light Trap
Saringan Corong

Perangkap nyamuk

1500000

SUB TOTAL (RP)


1. Bahan Habis
Pakai
Material
Umbi gadung
Aquades
Insektisida sintesis

Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Bahan Utama
5 kg
Bahan pelarut
5 liter
Kontrol
4 botol
SUB TOTAL (RP)

Harga Satuan
(Rp)
25000
30000
25000

Jumlah (Rp)
125000
150000
100000
375000

20
2. Perjalanan
Material
Transportasi dan
akomodasi

3. Lain-lain
Material
Masker
Glove
Alcohol
Peminjaman
Laboratorium
Parasitologi FKH
Unair
Pembayaran
penjaga lab FKH
Peminjaman alat
labolatorium FKH

Justifikasi Pemakaian

Kuantitas

HargaSatuan (Rp)

Biaya Perjalanan
10 x
SUB TOTAL (RP)

1250000

Jumlah (Rp)
1250000
1250000

Justifikasi Pemakaian
Keamanan Kerja
Keamanan Kerja
Sterilisasi alat

Kuantitas
2 box
2 box
5 botol

HargaSatuan (Rp) Jumlah (Rp)


50000
100000
50000
100000
25000
125000

Pengerjaan Percobaan

4 kali

500000

2000000

Menjaga Lab

4 kali

35000

140000

Penunjang Percobaan

4 kali

50000
SUB TOTAL (RP)
TOTAL KESELURUHAN

200000
2665000
12349000

21

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No.

Nama / NIM

Program
Studi

Bidang Ilmu

Alokasi
Waktu
(jam/minggu)

Uraian Tugas

1.

Faza Firda Apsari


061311133160

S1
Pendidikan
Dokter
Hewan

Kedokteran
Hewan

15

Ketua Pelaksana
dan Penanggung
jawab

2.

Ninda Rubi
Pramestya
061311133208

S1
Pendidikan
Dokter
Hewan

Kedokteran
Hewan

15

Mengolah data

S1
Pendidikan
Dokter
Hewan

Kedokteran
Hewan

15

Mencari Bahan

S1
Pendidikan
Dokter
Hewan

Kedokteran
Hewan

15

Sekertaris dan
Bendahara
Kegiatan

S1
Pendidikan
Dokter
Hewan

Kedokteran
Hewan

Siti Rahma
3.
061311133163
Hafida Wardati
4.
061311133168

5.

Ganang
Pusdyatungkara
061411133042

15

Penyedia
Kelengkapan

22

Anda mungkin juga menyukai